NAMA
: WAHYU JUNAEDI
NID
: 9013011OJT
BIDANG KERJA
: OPERASI
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
DILAKUKAN
JULI
AGUSTUS
pembangkit
Manual book
PLTGU Blok 2
1. Mempelajari
Kandungan Cl-
Ketika air
tinggi pada
kondensat
2. Mempelajari
sample air
terdeteksi Cl-
diagram
siklus air
kondensat
PLTGU Blok 1
PLTGU Blok 1
CC (conduct
CC air
after cation)
kondensat
terdeteksi tinggi
apabila terjadi
Piping line
PID diagram
3. Mempelajari
PLTU
siklus air
Instruksi kerja
PLTGU Blok 2
kenaikan
penggantian
kemungkinan
kation
condenser
conductivity
terjadi
Diskusi
kebocoran dan
air laut masuk.
CC terdeteksi
BULAN
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
DILAKUKAN
tinggi segera
ganti dengan
resin baru dan
lakukan
regenerasi resin
lama, tunggu
apakah terjadi
trend naik atau
turun.
SEPTEMBER
treatment air
pembangkit
Manual book
1. Mempelajari
Ketika
Dilakukan
PLTGU Blok 2
proses
regenerasi
pengecekan pH
Dokumen
desalinasi serta
demin plant
dan conductivity
exspert
mengetahui cara
dengan tahapan
produk demin
Instruksi kerja
pengisian bahan
sehingga dapat
analisa air
kimia dan
prosedur
diketahui apakah
siklus
batasan produk
pengoperasian,
regenerasi perlu
Instruksi kerja
desal
tidak dapat
diflushing
dicapai hasil
(rinse) kembali.
pengoperasian
2. Mempelajari
BULAN
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
SOLUSI YANG
KENDALA
DILAKUKAN
demineralisasi
proses
produk yang
plant
demineralisasi
sesuai dengan
air ketika
Instruksi kerja
serta
karakteristik air
backwash,
preservasi dan
mengetahui cara
demin
konservasi
pengisian bahan
Resin keluar
sering terjadi
kimia regenerasi
ketika back
seperti pada
wash
Resin keluar
4, penggantian
strainer
Sering terjadi
dimungkinkan.
siklus
TUGAS
3. Mempelajari
Rangkuman
sistem internal
OJT
treatment air
Diskusi
pembangkit
Pengaturan flow
dalam keadaan
phosphate high
operasi normal
maupun start up
boiler dianalisa
vessel, standart
Phosphate
terdeteksi
cara treatment
rendah namun
yaitu berada di
air pendingin
pH tinggi
Konsentrasi
air terlalu
dan stop
4. Mengetahui
Cek kembali
BULAN
MATERI YANG
DIPELAJARI
REFERENSI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
hydrazine
banyak maka
rendah atau
keluar.
water
DILAKUKAN
Nilai residual
boiler harus
chlorine pada
dianalisa ulang
out-fall rendah
untuk
atau tinggi.
memastikan
konsentrasi
phosphate, dan
ketika phosphate
tetap tinggi
dilakukan
blowdown.
Sering terjadi
phosphate
hidden pada
sisi-sisi pipa
BULAN
MATERI YANG
DIPELAJARI
REFERENSI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
DILAKUKAN
boiler sehingga
dilakukan
analisa berkala
untuk
memastikan
kondisi air
Lakukan
pengenceran
atau
turun/naikkan
stroke pompa
Request kepada
operator jaga
untuk
menaikkan atau
menurunkan
ampere rectifier
generator
BULAN
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
DILAKUKAN
hypochlorite
OKTOBER
dossing sistem
Manual book
1. Mempelajari
Tidak
Rekomendasi ke
PLTGU Blok 2
cara pengisian
tersedianya
bagian konin
Instruksi kerja
bahan kimia
indicator level
untuk memasang
pengisian bahan
teknis
pada tangki
level indicator
hydrazine
pada tangki
kimia teknis
2. Mempelajari
Rangkuman OJT
line
Diskusi
pengambilan
flushing sample
sample dan
PLTGU sample
monitor kualitas
air
dan terjadi
jernih kembali.
3. Mempelajari
peralatan injeksi
Pada sample
endapan.
Dilakukan
Reset sensor
Sample air
alarm
dan pendingin
boiler PLTU
temperature
sample
pada sample
terdeteksi chiller
table.
temperature high
Hasil analisa
Cek kondisi
pompa dengan
BULAN
MATERI YANG
DIPELAJARI
REFERENSI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
feed water
bypass lewat
hydrazine low
venting
ketika stroke
DILAKUKAN
Periksa (test)
sudah tinggi
tekanan sample
Pada silica
dan reagen,
analizer tekanan
kemudian atur
sample dan
reagen sering
normal kembali,
low
reset alarm
Konsentrasi
Cek apakah
phospat rendah
dossing phospat
dan ph turun
auto/manual,
pada LP/HP
apabila auto
drum
konfirmasi
dengan operator
dan rubah posisi
menjadi manual
dan injeksi
BULAN
MATERI YANG
DIPELAJARI
REFERENSI
TUGAS
KENDALA
SOLUSI YANG
DILAKUKAN
sampai maks 20
menit. Setelah
itu rubah
kembali dalam
posisi auto
NOVEMBER
DESEMBER
BULAN
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
DILAKUKAN
JULI
AGUSTUS
Analisa sample
minyak bulanan
Buku
1. Mempelajari
Sample minyak
Panaskan sample
rangkuman
prosedur cara
MFO terlalu
OJT
analisa sample
suhu sekitar 70
Laporan hasil
bahan baker
dianalisa
C selama 15
analisa minyak
minyak
menit (apabila
Instruksi kerja
bulanan.
masih kental,
analisa BBM
2. Mengetahui
panaskan lagi)
Dokumen
standart
expert
kualitas bahan
bakar minyak
SEPTEMBER
Analisa sample
pelumas internal
Buku
1. Mempelajari
Rekomendasi ke
rangkuman
prosedur cara
PLTU 45
bagian mesin
OJT
analisa sample
mengandung
untuk
Laporan hasil
pelumas.
banyak air
mengambil
BULAN
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
analisa pelumas
TUGAS
SOLUSI YANG
KENDALA
2. Mengetahui
DILAKUKAN
hingga terjadi
Instruksi kerja
standart
dua lapisan
analisa minyak
kualitas
pengambilan
pelumas
minyak
Sample tidak
diperpanjang
Dokumen
pelumas
mempunyai
untuk
pembanding
mnghilangkan
expert
Kroscek dengan
data karasteristik
minyak pada
saat pembelian
apabila tidak ada
labor tidak bisa
memastikan
kualitas pelumas
tersebut
10
BULAN
OKTOBER
MATERI YANG
REFERENSI
DIPELAJARI
Perawatan
Instruksi kerja
TUGAS
1. Mempelajari
SOLUSI YANG
KENDALA
Water content
DILAKUKAN
Ganti larutan
instrument analisa
pembuatan
perawatan
metler Toledo
xylol (xylene)
minyak dan
reagen analisa
instrument
dengan yang
Buku
analis serta
menganalisa
baru
rangkuman
pengisian dan
sample
OJT
pembuatan
Dokumen
reagen analisa
pelumas
expert
Diskusi
2. Mempelajari
metode
penyimpanan
sample dan
reagen analisa
NOVEMBER
DESEMBER
11
12
deaerator dipompa dengan BFP (boiler feed pump) menuju HP Heater yang
berjumlah 2 buah (panas HP Heater dari HP Turbin), sebelum masuk HP heater
diambil sample berupa Feed Water dengan standart conductivity 2-6 s/cm, pH
8.5-9 dan hydrazine 0.02-0.04 ppm. Kandungan hydrazine dalam feed water
tergantung oleh jumlah oksigen dalam air, semakin banyak oksigen semakin kecil
kandungan hydrazine dalam feed water dan sebaliknya. Untuk memenuhi standart
hydrazine dilakukan pengenceran konsentrasi hydrazine (apabila konsentrasi
hydrazine
Cu(NH3)4(OH)2
13
14
yaitu panas setelah memutar turbin, gas yang berkisar 500 C digunakan untuk
mengubah uap menjadi steam pada HRSG (ST 185 MW).
15
dissolve oksigen <20 ppb, pengambilan sample ini dimakudkan untuk mengetahui
keefektifan injeksi kimia bereaksi sempurna, seperti mengetahui efektivitas
hydrazine dengan perbandingan DO pada sample CAC dan CPD. Dari CPD
dialirkan menuju LP economizer dan keluar dibagi dua antara sirkulasi oleh CCP
(condensate circulating pump) yang masuk lagi ke LP eco dan menuju LP drum,
titik sampling diambil dari hasil keluaran LP eco sebelum percabangan dengan
standart pH 9-9.6, Cation Conductivity 0.2 s/cm, hydrazine 0.02-0.04 ppm, DO 5
ppb. Didalam LP drum terjadi 2 fase antara steam dan air, fase steam menuju ke
LP superheater yang langsung menuju HP turbin (sudu terakhir) namun dengan
tekanan yang kecil, standart LP steam ini yaitu pH <10, conductivity <12 s/cm,
CC 0.2, silica 0.02 ppm, chloride 0.1 ppm. Fase air diambil sample dan disirkulasi
oleh LPCP (low pressure circulating pump) dan masuk ke LP evaporator dengan
standart pH 9-9.6, conductivity berkisar <5 s/cm, silica 0.1 ppm, chloride 0.1
ppm. Selain disirkulasi air juga dipompa oleh HP transfer pump menuju HP
economizer yang diinjeksi phosphate untuk menaikkan pH dan turun terpisah fase
didalam HP drum. Fase air dipompa dengan HPCP (HP circulating pump) dan
masuk ke HP evaporator dengan standart pH 9.8-10.2, konductivity <50 s/cm,
phosphate 6 ppm, silica 0.1 ppm, chloride 0.1 ppm. Fase uap dalam HP drum
masuk pada HP superheater 1 dan langsung menuju HP superheater 2 yang
terletak paling bawah HRSG. Steam HP superheater 2 sebelum memutar HP
turbin diampil sample dengan standart pH 8.5-9.3, conductifity 3-5 s/cm, CC
<0.3 s/cm, silica 0.02 ppm, chloride 0.1ppm. Uap dari HP turbin mengalir ke LP
turbin dan kemudian terkondensasi di condenser. Untuk mengkontrol temperature
HP superheater agar tidak terlalu panas ketika masuk HP turbin dilakukan spray
air dari LP drum oleh HP transfer pump. Dari 3 GT terdapat header untuk
menyalurkan steam menuju ST.
16
setelah memutar turbin, gas yang berkisar 500 C digunakan untuk mengubah uap
menjadi steam pada HRSG (ST 3x70 MW).
17
silica 0.02 ppm, chloride 1 ppm, phosphate 10-30 ppm, didalam drum
ditambahkan injeksi phosphate untuk menaikkan pH, fase air masuk ke LP
evaporator dipanaskan dan uapnya kembali ke LP drum (sirkulasi). Fase uap dari
LP drum masuk ke LP superheater yang dipanaskan dan steam yang terbentuk
dengan standart pH 8, conductivity <10 s/cm, Cation Conduct <0.3, silica
0.02ppm, chloride <0.1 ppm (LP steam) langsung memutar LP turbin. HP feed
dari deaerator dipompa oleh HP BFP menuju HP economizer 1 dan turun menuju
HP economizer 2, tidak terjadi perubahan fase di dalam HP eco 1 dan 2. Air dari
HP eco 2 mengalir menuju HP drum dengan standart pH 9.5-10, conductivity <60
s/cm, silica 0.02 ppm, chloride 2 ppm, phosphate 2-10 ppm, didalam HP drum
juga ditambah phospat untuk menaikkan pH air, fase air masuk ke HP evaporator
dan berubah menjasi uap yang kembali ke HP drum (sirkulasi). Sedangkan fase
uap masuk ke HP superheater 1 dan keluar ke HP superheater 2, untuk menjaga
temperature agar tidak terlalu tinggi dilakukan penyemprotan dengan air dari HP
feed water. Steam yang keluar dari HP superheater 2 dengan standart pH 8,
conductivity <10 s/cm, Cation Conduct <0.3, silica 0.02 ppm, chloride 0.1 ppm
(HP steam) langsung memutar HP turbin. PLTGU blok 2 yang terdiri dari 2
HRSG dan 3 ST dapat beroprasi 2:3 atau 1:2, yang berarti 2 GT 3 ST running,
atau 1 GT 2 ST running.
Eksternal Treatment
Desalinasi
Merupakan salah satu proses pemurnian air laut dari kandungan garamnya
dengan cara pemanasan (evaporasi). Air laut dengan kadar garam > 40 ms/cm
dimurnikan menjadi air tawar dengan conductivity sekitar < 20 s/cm. Desalinasi
pada PLTU Muara Karang terdiri dari 2 unit dan mempunyai 2 produk yaitu
kondensat dan destilate desal, kondensat desal berasal dari kondensasi pemanas
auxiliary steam (drum steam) dan dialirkan ke CST (condensate storage tank),
sedangkan destilat desal merupakan produk kondensasi air laut yang apabila
conductivity lebih dari 20 s/cm akan masuk ke SWT (service water tank) dan
produk yang kurang dari 10 s/cm masuk ke MUT (make up tank). Untuk
mencegah kerak dan busa digunakan anti scale berupa basis polimer
18
Desalinasi pada PLTGU Blok 2 terdiri dari 2 unit dengan panas berasal
dari auxiliary steam (auxiliary boiler). Produk desal PLTGU Blok 2 hanya satu
karena kondensate dan destilat digabung, hasil produk desal ini mencapai < 4
s/cm. Untuk mencegah scale dan busa juga ditambahkan anti scale basis polimer
dan anti foam sodium bisulfit.
Demineralisasi
Pada proses demineralisasi merupakan penyempurnaan dari destilasi, yaitu
menghilangkan kandungan garam mencapai < 1 s/cm. Proses demineralisasi
pada UP Muara Karang yaitu berdasarkan prinsip ion exchange, dengan model
konvensional ataupun mix bed.
Demineralisasi Plant 1 PLTU Muara Karang bertipe konvensional, yaitu
resin kation dan anion terpisah berbeda vessel. Resin kation berfungsi mengikat
ion garam positif seperti Ca2+, Mg2+, Na+, sedangkan resin anion berfungsi
mengikat ion garam negative seperti Cl-, CO3-, HCO3-, SO42-. Kelebihan dari tipe
konvensional sendiri yaitu pemakaian chemical untuk regenerasi sedikit, pH
produk keluar demin cenderung tinggi. Namun kerugian dari tipe ini yaitu
19
membutuhkan tempat yang relative lebih besar, produk keluar demin cenderung
>0.5 s/cm, dan proses regenerasi yang cukup lama. Tahapan pengoperasian
demineralisasi plant ini terdiri dari dua macem yaitu proses operasi normal
(service) dan proses regenerasi.
20
21
22
Resin Kation
Waktu
(menit)
Sumber air
Resin Anion
Tahapan
Waktu
(menit)
Fungsi
Sumber air
Menggemburkan
resin dan
30
Make up
Backwash
15
Make up
membuang
film/lumpur dan
resin yang pecah
30
Make up
Chemical
inject
Mengaktifkan
30
Demin
kembali resin
yang telah jenuh
Membilas sisa
30
Make up
Slow rinse
30
Demin
chemical dalam
pipa
Membilas sisa
45
Make up
Fast rinse
120
Make up
chemical dalam
dinding vessel
dan resin
23
Tahapan
Fungsi
Backwash
24
Settle
Acid/caustic injection
Slow rinse
Partial drain
(drain down)
Air mix
Water filling
Fast rinse
Internal Treatment
Pada siklus air pembangkit, selain treatment eksternal berupa desal dan
demin juga dilakukan internal treatment untuk menjaga kualitas air pada sistem
tertutup. Setiap tahapan proses pada pembangkit mempunyai beberapa standart
yang harus dipenuhi, untuk memenuhi standart tersebut setiap pembangkit
menggunakan chemical inject pada air siklus.
PLTU UP Muara Karang menggunakan hydrazine (N2H4) dan TSP (tri
sodium phosphate). Hydrazine berfungsi sebagai oxygen scavenger yaitu senyawa
pengikat oksigen, karena oksigen dapat mengakibatkan korosi. (karat)
Fe + H2O
Fe(OH)2 + H2
Fe(OH)2 + O2 Fe(OH)3
Sedangkat phosphate berfungsi untuk menaikkan pH
Na3PO4 + H2O Na2HPO4 + NaOH
Masalah yang sering timbul yaitu phospat hidden atau konsentrasi phosphate tibatiba rendah ketika dianalisa, namun ketika diinjeksi sebentar konsentrasi
25
phosphate naik tajam sehingga pH naik, conductivity juga naik, hal ini disebabkan
ketika naik atau turun beban menggunakan spray superheater.
Pada PLTGU blok 2 injeksi kimia berupa hydrazine, ammonia dan
phosphate, semua injeksi dilakukan secara auto melalui CCR. Pengkontrolan
stroke pompa injeksi berdasarkan flow kondensate dan conductivity air.
NH3 + H2O
NH4(OH)
Preservasi
Preservasi yaitu kegiatan pengamanan/perawatan bejana atau line air ketika unit
stop atau shut down. Preservasi dilakukan dengan 2 cara, yaitu preservasi kering
dan asah, preservasi kering dilakukan ketika unit stop dengan rentan waktu lama,
bahan untuk preservasi yaitu silica gel. Silica gel berfungsi menyerap kelembapan
udara yang dimungkinkan masih tertinggal dan dapat mengakibatkan korosi.
Sedangkan preservasi basah dilakukan ketika unit stop dengan waktu relative
singkat <1minggu, preservasi dilakukan dengan cara injeksi hydrazine berlebih
(10%)
26
kerang atau teritip pada pipa. Sodium hypochlorite diperoleh dari hypochlorite
generator dengan prinsip elektrolisis
NaCl + H2O H2 + NaOCl
Proses
Na+ + e-
Na
(reduksi)
2Cl-
Cl2 + 2e-
Cl2 + H2O
(oksidasi)
HOCl + HCl
hypochlorite
berfungsi
untuk
menghambat
pertumbuhan
27
karena
telah
melewati
batasan
yang
dimungkinkan
akan
28
Sample
didinginkan dengan air sampai suhu ruangan, air pendingin disirkulasi dalam
chiller untuk didinginkan
reduction yang berfungi mengatur aliran sample dengan pressure gauge sebagai
indicator, untuk mengetahui kecepatan aliran sample dapat juga diatur melalui
valve pada flow meter indicator. Sering terjadi masalah berupa sample tidak
keluar ataupun terjadi endapan pada botol sample, hal ini dimungkinkan line
sample yang mampet serta terjadi akumulasi endapan didalamnya, biasanya
masalah ini dapat diselesaikan dengan flushing sample dengan flow tinggi untuk
membuang kotoran dan melancarkan aliran. Pada sample table juga terdapat
monitor kualitas air siklus digital yang mewakili beberapa parameter dari
beberapa sample.
29
30
LP
dan
HP
Drum
PLTGU
Blok
31
residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang
tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk
pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar
untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang dari segi ekonomi lebih
murah dengan penggunaan minyak bakar. Jenis BBM ini direkomendasikan untuk
mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga
pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga
yang lebih besar. Pemakaian MFO pada PLTU untuk pematik burner.
2.
45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang
umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan
electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor
trasportasi dan mesin industri. HSD dulu digunakan untuk bahan bakar GT blok 1.
3.
berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang
rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri.
32
Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine
Diesel Fuel (MDF).
Minyak Pelumas
Analisa minyak pelumas pada UP Muara Karang dilakukan by request,
baik secara internal maupun eksternal. Minyak pelumas sendiri terdiri dari
berbagai macam merk dan karakteristik penggunaannya.
Ketika melakukan analisa minyak pelumas maupun BBM harus memakai
alat pelindung diri meliputi masker dan sarung tangan, menyalakan blower dalam
lemari asam setelai selesai analisa flash point minyak pelumas untuk membuang
gas-gas hasil pembakaran.
Pelumas terbagi sesuai pemakaian operasionalnya, seperti minyak trafo,
minyak pelumas turbin, minyak hidrolik, dll. Analisa pelumas sebetulnya hampir
sama dengan analisa minyak bahan bakar, namun ada poin tambahan ataupun
yang terkurangi.
Analisa minyak isolasi/trafo mencakup analisa kimia dan fisika dari
minyak isolasi untuk peralatan listrik. Untuk mengetahui kemampuan isolasi,
kadar campuranan yang mempunyai sifat merusak.
Bahan Bakar
Minyak
Minyak
Pelumas
ASTM D-1298-99
ASTM D-445-03
ASTM D-95-99
Metode
Ket
33
ASTM D-6304-03
ASTM D-93-02a
Titik Nyala
Warna
ASTM D-1500-02
ASTM D-974-02
Conradson Carbon
ASTM D-92-02b
ASTM D-189-01
Kadar Abu
ASTM D-482-03
Nilai kalor
ASTM D-240-02
Sediment content
ASTM D-473-02
Residue
Sulfur content
Demulsifikasi
Tegangan tembus
ASTM D-1401-02
Minyak
trafo
34
cair. Makin tinggi viskositas makin besar tahan geser dalamnya. Viskositas ini
diukur dengan mengukur waktu dari mengalirnya suatu minyak yang banyaknya
telah ditentukan melalui lubang suatu viscometer.
Viskositas adalah sifat yang sangat penting dalam bahan bakar, sebab akan
mempermudah lewatnya bahan bakar melalui pipa-pipa. Kekuatan pompa dalam
menahan pipa akan rendah bila minyak kurang kental.
nitrate akan menghasilkan kesalahan yang besar, maka dari itu metode ini hanya
khusus untuk memeriksa minyak tanpa Additives (bahan kimia yang
ditambahkan untuk maksud-maksud tertentu).
Banyaknya sisa karbon yang tidak terbakar membuktikan bahwa terjadi
pembakaran tidak sempurna, hal ini selain mempengaruhi besarnya nilai kalor
yang dihasilkan selama proses pembakaran juga menyebabkan jelaga/endapan
35
d)
Kadar Air
Ikhtisar metode :
Air yang terkandung dalam sample akan terikat oleh solvent (xylol) dan
dengan bantuan alat distilasi (reflux), air akan menguap bersama solvent lalu
terembunkan dan tertampung pada bagian trap penampung yang dilengkapai
dengan penakar volume. Hasil distilasi tersebut, merupakan campuran air dan
solvent dan air akan terpisah dengan sendirinya dari pelarut karena adanya
perbedaan densitas. Air berada di bawah dan pelarut berada di atas. Kelebihan
pelarut dalam trap akan kembali lagi ke labu didih.
Fisher secara potensio. Biasanya metode ini digunakan untuk menganalisa kadar
36
air pada minyak (bahan bakar atau pelumas) yang mempunyai kadar air rendah (<
500 ppm), contohnya minyak bahan bakar untuk jenis HSD (High Speed Diesel).
e) Kadar Abu
Kadar abu adalah sisa-sisa minyak yang tertinggal, setelah semua bagian yang
dapat terbakar dalam minyak, terbakar habis. Dari kadar abu ini dapat diperkiraan
banyaknya logam-logam yang terdapat didalam minyak residu seperti karat besi,
pasir dan lain-lain elemen logam. Kadar abu ini dapat berasal dari minyak bumi
sendiri dan juga dapat bertambah besar selama dalam penyimpanan.
Pada umunya abu dalam bahan bakar minyak (residu) sangat rendah, tetapi
unsur-unsur pembentuk abu seperti Natrium dan Vanadium perlu mendapatkan
perhatian, karena kedua unsur tersebut menyebabkan korosi dan erosi diruang
bakar.
Abu Natrium dan Vanadium (Natrium Vanodat) mempunyai titik leleh yang
O
4 V + 3 O2 2 V2O3
sexqu oxide
37
V + O2 VO2
4 V + 5 O2 2 V2O5
Asam pyrovanadik
Asam metavanadik
Asam orthovanadik
Natrium Pyrovanadik
Natrium Methavanadik
Natrium Orthovanadik
f) Kadar sediment
Untuk menghitung impurities yang ada dalam minyak bahan bakar sehingga
dapat diketahui tingkat kekotoran minyak bahan bakar. Kotoran-kotoran yang
terkandung pada minyak menurut analisa sediment dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Sediment dalam bentuk padat dan bentuk amorf berwarna coklat disebut
asphalteen.
g) Titik Nyala
Titik nyala suatu bahan bakar minyak adalah suhu terendah dari minyak
apabila pada permukaan minyak tersebut didekatkan suatu api. itik nyala ini
diperlukan, sehubungan dengan keamanan penyimpanan dan pengangkutan bahan
bakar minyak terhadap bahaya kebakaran.
38
h) Nilai kalor
Nilai kalor ini adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlah tertentu minyak didalam zat asam. Makin tinggi berat jenis suatu minyak
solar mempunyai nilai kalor lebih besar dari pada minyak diesel.
i) Warna
Warna pada pelumas maupun minyak bakar menenukan banyaknya pengotor
yang terkandung didalamnya, warna tersebut dibandingkan dengan karakteristik
minyak dan pelumas baru. Pengotor sendiri bisa berupa arang/karbon hasil
pemanasan dan pemakaian minyak yang lama, serta logam-logam dari material.
39
j) Sulfur content
Belerang terdapat dalam semua bahan bakar minyak dalam jumlah yang
sangat sedikit. Tapi karena belerang bersifat korosif, maka pembatasan dari
banyaknya belerang adalah sangat penting didalam spesifikasi bahan bakar
minyak
Kandungan belerang dalam bahan bakar biasanya antara 0,2 5 %. Kandungan
belerang yang makin tinggi mempengaruhi:
Kecepatan korosi
40
pada temperatur sekitar 130 C, sehingga mengakibatkan penyumbatan pada tubetube air heater.
l) Demulsibility
Kemampuan minyak atau pelumas untuk memisahkan diri dari air.
41
m) Tegangan tembus
Merupakan karakteristik dalam minyak trafo untuk mengetahui berapa besar
kapasitas partikel pelumas untuk menahan tegangan.
42