Anda di halaman 1dari 29

Boiler | EPC (Engineering, Procurement, Contruction)

Perawatan (Maintenance) Boiler


Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur
ekonomis yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara perawatan
boiler, bila mana dilakukan lebih sering lebih menjamin amannya
pengoperasian boiler tersebut.
Setiap 1 s/d 2 minggu :
- Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan), air maupun steam.
- Memerika dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari semua
abu dan kerak pembakaran yang melekat di dinding.
- Memeriksa rotor (impeller) blower terutama impeller blower ID Fan
atas kemungkinan abu yang melekat.
Setiap 1 s/d 3 bulan.
- Memeriksa dan membersihkan bagian luar dan dalam boiler.
- Membersihkan bagian dalam semua water tube (pipa) dan semua
header serta drum dari scale (kerak).
- Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah/rusak
- Membersihkan semuam abu dari dalam chimney.
Diatas 1 tahun :
- Periksa dan perawatan pada casing (dinding)
- Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.
- Periksa dan perawatan pada collector, peralatan dan instrument.
- Periksa dan perawatan pada kerangan, cock dan piping.
Setiap 2 tahun :
Setiap 2 tahun di lakukan pemeriksaan berkala yang disaksikan oleh
depnaker setempat.

Pemberhentian Mendadak Pada Boiler (Emergency Stop)


Sumber : Manual Book “Takuma Boiler “
Mati Listrik
 Alihkan secepatnya sistem pengisian air umpan dari electric pump ke

steam pump.
 Tutup penuh kerangan main steam (kerangan induk)

 Buka semua pintu dapur dan pintu abu bagian depan


 Buka damper ID Fan 100% secara normal, dengan jalan menarik Arm
(tuas) pembuka damper ID fan.
 Alihkan pengisian air umpan dari system automatic water regulating
control ke sistem by pass.

Apabila level air terus menerus jatuh :


 Pemeriksa semua kerangan buangan condesate dan blow down apakah

ada yang terbuka, terutama kerangan blow down dari header dan dari
lower drum
 Jaga agar temperatur air pengisi boiler tidak lebih dari 100oC.

Temperatur air pengisi > 100oC, air sudah bercampur dengan uap,
sehingga dapat menyebabkan kevacuman di dalam pompa dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas
pompa.
 Periksa kondisi air dalam feed water tank dan peralatan pendukung pada
feed water tank.
 Periksa kondisi pompa pengisi air boiler yang di gunakan.

Akibat kekurangan airpada boiler.

Jika ternyata level air gelas penduga di bawah batas terendah, segera
hentikan pemasukan bahan bakar (matikan rotary feeder), matikan seluruh
blower, tutup kerangan uap utama dan kerangan supplay uap lainnya untuk
memelihara jumlah air yang masih ada dalam boiler.
Cari sebab – sebabnya dengan melakukan pemeriksaan pada bagian –
bagian peralatan seperti :
- Indicator level air pada upper drum
- Regulator level air pada drum
- Meter air pengisi (water flow meter)
- Tekanan pada inlet dan outlet pompa air pengisi boiler
- Level air dalam feed water tank
- Pompa air pengisi (feed water pump)
- Pemipaan air pengisi
Dan lain – lainnya yang mencurigakan.
Apabila telah di dapatkan penyebabnya, dasar level air harus didapat kembali.
Apabila dasar level air pada boiler dalam batas – batas yang di izinkan, maka
alihkan pengisian air dari automatis water regulating control ke sistem by
pass. Selanjutnya boiler dapat dioperasikan kembali sesuai dengan petunjuk
pengoperasian.
Apabila air dalam gelas penduga kondisi kosong sama sekali, sehingga tidak
diketahui sampai dimana titik terendah kondisi air didalam boiler, sementara
boiler full operation maka boiler tidak boleh langsung di isi secara tiba –tiba.
Sebab bila pipa dalam drum telah memperoleh panas yang berlebihan, dan
apabila di isi secara tiba – tiba maka pipa – pipa pada drum yang dipasang
dengan sistem expander (pengerolan) akan terjadi penyusutan yang dapat
mengakibatkan kebocoran pada expander dan pipa – pipa boiler tersebut
berubah bentuk serta drum akan bergeser dari posisinya.
Hal – hal yang harus kita lakukan pada kondisi sepeti ini :
 Menutup semua kerangan supply uap untuk menjaga jumlah air yang

ada di dalam boiler.


 Hentikan supplay bahan bakar, matikan blower – blower dan double

damper dust collector.


 Tutup penuh semua damper pada ID Fan, FD Fan dan Secondary FD
Fan.
 Secepatnya pembakaran di dalam ruang dapur di matikan dan semua
sisa pembakaran dikeluarkan.
 Seluruh pintu dapur di tutup dengan rapat agar jangan ada udara luar
yang masuk ke ruang dapur pembakaran yang dapat menurunkan
temperatur boiler secara drastis dan juga mengakibatkan penyusutan air
di dalam boiler dengan cepat.
 Perlakukan boiler dengan kondisi tersebut di atas selama +- 3 hari agar
temperatur turun secara alamiah
 Setelah temperatur boiler benar – benar dingin, air dalam boiler di
kosongkan, handhole dan manhole dibuka semua.
 Periksa seluruh pengerolan (expanding) pada pipa (water tube), apakah
terjadi perubahan pengerolan (expanding) dari pipa atau water tube, dan
laporkan ke depnaker setempat untuk mendapat petunjuk.
 Bila tidak terdapat perubahan pastikan dengan melakukan hydrostatic
test sebesar tekanan kerja +- 3 kg/cm2 (P + 3 kg/cm2), seijin depnaker.
 Bila terjadi kebocoran maka laksanakan pengerolan (expanding) sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan bila dilaksanakan hydrotest tidak
terdapat kebocoran maka boiler dapat di operasikan kembali dengan
mengadakan pemanasan awal, seijin depnaker setempat.

Stop Operasi Boiler


Stop operasi boiler dapat dibedakan dalam 2 katageri :
- Stop operasi boiler dalam jangka waktu yang tidak lama
- Stop operasi boiler dalam jangka waktu yang cukup lama.
Stop operasi boiler dalam jangka waktu yang tidak lama
Dalam hal boiler di stop / di berhentikan dalam waktu yang tidak lama, seperti
karena selesai proses pabrik dan beberapa waktu kemudia akan di
operasikan kembali, maka kita harus ikuti prosedur pemberhentian (stop
operasi) seperti di bawah ini :
Matikan peralatan pemasukan bahan bakar, sehingga tidak ada lagi bahan
bakar masuk ke dalam ruang bakar.
Tutup kerangan utama, kerangan supplay uap lainnya dan kerangan vent
(kerangan ventilasi udara).
Matikan FD Fan dan 2nd FD Fan
Keluarkan seluruh abu dan kerak sisa pembakaran dari atas roster (rangka
bakar), hingga benar-benar bersih.
Matikan ID Fan dan damper ID Fan buka 100%
Matikan double dumper Dan buang abu pada dust collector
Bersihkan semua abu yang berada di bawah rangka bakar
Turunkan tekanan hingga < 10 kg/cm2 dengan cara melaksanakan sirkulasi
air ke dalam boiler dan melaksanakan blow down dari masing-masing header
Isi air ke dalam boiler hingga mencapai high water level
Buka pintu dapur dan pintu abu untuk pintu yang lainnya agar tetap tertutup
Periksa apakah kerangan (Valve) blow down dan continuous blow down telah
tertutup dengan baik dan tidak terdapat kebocoran
Posisikan semua breaker peralatan ke posisi “Off” sedang instrument panel
tetap pada posisi ‘On”
Stop Operasi Boiler Dalam Waktu Yang Lama
Apabila boiler tidak akan di operasikan dalam waktu yang lama karena kondisi
stand by atau akan ada recondisi. Boiler harus dilakukan perawatan sebagai
tercantum di bawah ini :
Perawatan kering.
- Air dalam boiler di kosongkan
- Semua manhole, drum. Handhole dan header harus tertutup dengan
baik (pasang blind flange)
- Masukkan gas nitrogen (N2)
Perawatan basah
- Boiler harus tetap dipanaskan hingga tekanan 2 kg/cm2
- Setiap hari air boiler harus di analisa
- Setiap satu (1) bula di adakan penggantian air total

Nilai Limit Standart Untuk Air Pengisi Dan Ketel

ARTIKEL 24 K & 29 K
PENGISIANPHHardness CaCo3Fats 8.0 – 9.50Nearly
Dissolved Oxygen O2 zero
Iron 0.1 ppm or less
Copper 0.1 ppm
Hydrazine -
0.2 ppm or more
KETEL PH ( at 25oC )M- 9.4 – 10.5100 ppm
alkalinity ( CaCo3)P- or less80 ppm or
alkalinity (CaCo3) less
Total Solids -
Electric Conductance 80 ms/m or less
Chlorine CL 100 ppm or less
Phosphate ion (Po4-3) 5 – 15 ppm
Sulphurous acid ion 5 – 10 ppm
(SO4-2) 50 ppm or less
SiO2
These limits above must be maintained by feed water treatment, chemical
dosing and blow down, to protect the boiler drums, header and tube from
corrosion.

Pengawasan Selama Boiler Beroperasi

Pehatikan kondisi pembakaran di dalam ruang dapur, bahan bakar harus jatuh
di tengah tengah rangka bakar dan menyebar merata.
Pada saat safety valve blow off, harus di catat pada tekanan berapa safety
valve blow off fan pada tekanan berapa safety valve menutup.
Setiap 30 menit :
- Mengoperasikan scrapper pembuang abu dari dust collector
- Memeriksa bahan bakar di balance hopper
- Memeriksa air compressor
Setiap 45 menit :
- Membersihkan dan membuang abu dari box dust collector
- Membersihkan dan membuang abu dari chute dust hopper. Setelah di
bersihkan dust hopper harus di tutup kembali. Bila penutup damper kurang
rapat akan terjadi pembakaran di dalam hopper yang akibatnya akan
membakar secara langsung lower drum dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada hopper.
- Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire
grate (roster)
Setiap 1 jam :
- Mencatat temperatur steam
- Memeriksa mutu air boiler
- Mengoperasikan steam grate blow
- Memeriksa air pada feed water tank dan deaerator
- Mencatat ampere meter dan voltage pada panel
Setiap 1 s/d 4 jam :
- Melaksanakan soot blowing ( pembersihan pipa – pipa )
- Membuang abu dari atas roster
- Membuang abu dari bawah roster.
- Memeriksa meteran – meteran pengukur tekanan & temperatur.
Setiap penggantian shift
Lakukan (Spul) air pada water level kolom dan water level gelas penduga
untuk memastikan alat control level air bekerja dengan baik.
Setiap 24 jam :
Memeriksa bahagian bahagian yang berputar dan bergerak, dan berikan
minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas pada masing-
masing kondisi tempat peralatan tersebut.

Pengapian dan Pengoperasian Boiler

Pengapian

Setelah persiapan pengapian telah terpenuhi,lakukan pengapaian untuk


pemanasan awal dengan tanpa mengoperasikan peralatan-peralatannya
kecuali instrumen panel.
Setelah di dalam dapur panas telah relative merata, dan dari kerangan air
vent keluar steam dan memperoleh tekanan pada ketel min 1 kg/cm2 yang
berarti tidak akan terjadi pemuaian mendasar maka kita dapat melakukan
pengapian dengan mengikuti prosedur-prosedur di bawah ini :
1. Periksa kondisi air dalam water level gauge (gelas penduga)
2. Apabila level air dalam gelas penduga tinggi,melebihi HWL, harus
dilakukan Blow Down sehingga level air berada pada posisi antara NWL
dan HWL
3. Operasikan komponen-komponen seperti :
 Double damper
 Draft control

Pastikan tidak ada kesalahan fungsinya.


1. Operasikan ID Fan dengan damper di tutup sama sekali. Perlu di ketahui
bahwa di dalam boiler panel di lengkapi dengan sistem “Inter Lock”

Pastikan posisi selector switch harus tetap berada di posisi inter lock selama
boiler beroperasi (lihat gambar)

Selector Switch Untuk Realase Dan Interlock

INTERLOCK : FD. Fan tidak dapat dioperasikan sebelum mengoperasikan


draft control & ID Fan.
RELEASE : FD Fan dan ID Fan dapat dioperasikan sendiri-sendiri tanpa ada
hubungannya satu dengan yang lain.
“Jangan mengoperasikan boiler full operasi sebelum dilakukan
pemanasan awal hingga diperoleh tekanan 1 kg/cm2. Hal tersebut dapat
mengakibatkan over heating pada pipa superheater.
Jangan mengoperasikan boiler pada posisi RELEASE. Hal ini sangat
berbahaya sebab apabila ID Fan mati, maka FD Fan tidak turut mati
dapat mengakibatkan terjadinya back fire”.
1. Setelah ID Fan beroperasi normal, posisi handle draft control pada alat
control SEIRITSU ke posisi “Auto”.
2. Operasikan FD Fan dengan damper utama di tutup sama sekali, dalam
damper udara di bawah fire grate tetap buka +- 30 – 40 %.
3. Operasikan sec FD Fan (2nd FD Fan) dengan damper utama di buka 50
– 70 %, damper ke ruang bakar dibuka +- 30% dan damper udara ke
chute bahan bakar disesuaikan pada kebutuhan (agar posisi jatuhnya
bahan bakar di tengah-tengah ruang bakar). Biarkan kondisi seperti ini
selama +- 15 menit untuk menstabilkan sistim balancing draft di dalam
ruang dapur.
4. Perhatikan bila boiler yang menggunakan “Seperheater”. Pada saat start
pengoperasiannya kerangan Blow Down pada superheater dan starting
valve harus terbuka 100%, gunanya agar kandungan air yang tertinggal
di dalam pipa superheater dapat terbuang. Dan uap dapat mengalir
melalui pipa seperheater dan keluar dari starting valve. Kerangan Blow
Down di superheater header dan starting valve dapat di tutup setelah
Main Steam Valve ( kerangan utama ) di buka.
5. Operasikan alat pensupply bahan bakar ( Rotary feeder).
6. Karena pembakaran di dalam ruang dapur belum besar, masukkan
bahan bakar secara perlahan – lahan hingga tekanan furnance
mencapai : -5 s/d -10 mm H2O

Prosedur ini harus di tempuh secepat mungkin setelah tekanan dapur menaik
sebab kemungkinan timbul tekanan balik (back fire). Jangan berdiri tepat di
depan lobang control pengisian ( Feeding Chute)
1. Tutup kerangan buangan udara ( Air Vent ) bila tekanan boiler mencapai
1 kg/cm2.
2. Untuk menaikkan tekanan dapat dilakukan dengan jalan membuka
damper utama FD Fan yang dapat di kontrol melalui instrument panel.
Ikuti prosedur-prosedur menaikkan tekanan di bawah ini :
 Untuk tekanan < 15 kg/cm2 damper utamam FD Fan dapat membuka
60 – 70 %.
 Untuk tekanan > 15 kg/cm2 damper utamam FD Fan membuka +- 20 –
50 %.

Automatic Damper Opening

“Jangan membuka damper utama FD Fan melebihi ketentuan, apabila


tekanan Boiler > 15 kg/cm2. Sebab jika terjadi kenaikan tekanan hingga
tekanan maximum, akan sulit untuk menurunkan tekanannya kembali,
sehingga safety valve akan sering sering blow off.
Untuk mengurangi nyala api di dalam dapur, pengaturannya melalui
damper FD fan dan tidak di anjurkan mematikan (stop) blower FD Fan
selama boiler operasi”.
Prosedur Untuk Menaikka Tekanan Dan Temperatur
Untuk menaikkan tekanan harus ikut mempertimbangkan faktor thermal
expansi (pemuaian panas) dari badan, dinding dapur dan bagian – bagian lain
boiler agar tidak terjadi bahaya lanjutan akibat pemuaian paksa. Menaikkan
tekanan dengan tiba-tiba akan mengakibatkan bahaya kebocoran atau retak
pada pasangan batu api.
Pada boiler takuma, waktu standart untuk menaikkan tekanan boiler adalah
seperti yang tercantum pada grafik di baawah ini :

Grafik Tekanan

Pada saat tekanan boiler naik secara perlahan –lahan, hal-hal ynag perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Apabila uap mulai terjadi, setiap kerangan uap harus di operasikan untuk
menjaga agar handle dari masing-masing kerangan itu dapat bergerak
bebas walaupun ada thermal expansi.
2. Untuk boiler baru, apabila tekanan mencapai 2 – 10 kg/cm2 setiap
sambungan dengan mur pada tutup manhole, gelas penduga, kerangan
pembuang, meter tekanan dan peralatan-peralatan lainnya harus di
kencangkan kembali dan periksa kefungsiannya.
3. Apabila telah mencapai tekanan kerja normal, kerangan pengaman
(safety valve) harus dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat
handlenya untuk meyakinkan bahwa kerangan pengaman itu dapat
bekerja dengan baik.
4. Lakukan pemanasan pada steam pump, agar steam pump dapat tetap
“stand by”, untuk menjaga apabila arus listrik putus pada saat boiler
sedang full operation, steam pump dapat langsung dioperasikan.
5. Periksa bagian luar dari dapur dan ducting atas kemungkinan rusak yang
disebabkan oleh thermal ekspansi.
6. Teliti apakah ada kondisi yang kemungkinan upnormal pda setiap bagian
yang berputar atau bergerak. Perhatian khusus diberikan pada
kemungkinan terlalu panasnya pada bearing induced draft fan.
7. Penyaluran uap pada waktu operasi normal dari ketel.

- Setiap kerangan pembuangan (drain valve) pada pemipaan uap harus


di buka.
- Yakinlah bahwa tidak ada terjadi bahaya water hammering, atau bunyi
abnormal serta kebocoran setelah dibukanya keran utama.
- Pembukaan total kerangan uap utama secara tiba-tiba harus
dihindarkan. Yang dikhawatirkan kemungkinan turunnya tekanan secara tiba-
tiba dan kenaikan level air yang menyebabkan carry over.
Saat Operasi Normal
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat boiler beroperasi normal sehingga
timbulnya kerusakan dapat dicegah.
1. Level air pada drum
Ketinggian air dalam gelas penduga harus diperhatikan dan di pertahankan
pada normal water level. Kondisi ini dapat dipertahankan dengan
mengoperasikan “feed Water Regulating Control” yang bekerja secara
Automatic untuk menambah air ke dalam boiler sesuai dengan kebutuhan.
Level air terlalu tinggi akan menyebabkan carry over. Apabila level air terlalu
rendah akan menyebabkan over heating. Untuk itu agar level air tetap di jaga
sesuai dengan yang telah di tentukan.
1. Tekanan uap

Memperhatikan tekanan operasi normal untuk menghindarkan variasi yang


ekstrim pada tekanan. Pengurangan berlebihan atas tekanan uap akan
menyebabkan besarnya volume uap yang dapat menaikkan beban dalam
ruang uap pada drum, yang menyebabkan separator uap kurang berfungsi
dan uap kemungkinan menjadi mengandung air (uap basah). Pengontrol
tekanan bergantung kepada jumalah pemberian bahan bakar.
1. Beban

Guna pencapaian efisiensi ketel yang tinggi serta pemeliharaannya, maka


perlu di kontrol agar beban boiler yang terjadi tidak melebihi kapasitas boiler
seperti yang tercantum dalam spesifikasi design, maka itu perlu
memperhatikan dan mengontrol disribusi pemakaian uap tersebut ke tiap
peralatan atau mesin yang memakai uap.
1. Draft

Boiler dilengkapi dengan sistem balancing draft yaitu suatu alat regulator
tekanan ruang dapur yang dapat bekerja secara automatic untuk memelihara
tekanan ruang dapur relatif constant pada kisaran :
-5 s/d -10 mm H2O
1. Susunan gas asap

Masing masing campuran gas ketel berdasarkan warna api dan asap dan juga
nilai meter gas. Periksa apakah ada bahan bakar yang terbakar di bawah
roster dan teliti apakah masih ada roster yang tidak tertutup dengan bahan
bakar. Keua kondisi dalam dapur ini harus absolute di hilangkan, karena
roster akan menjadi terlalu panas dan rusak pada kondisi demikian.
1. Temperatur pada masing-masing posisi.

Selama operasi normal, temperatur pada masing-masing posisi berbeda


besar sekali berdasarkan kondisi operasi dan temperatur atmosfer. (lihat
gambar 5 – 4).
Temperatur masing-masing posisi dapat dilihat pada gambar 5 – 4.
Temperatur yang terlalu tinggi pada gas pembuangan (exhaust gas)
menyebabkan berkurangnya efisiensi boiler, maka pembersihan abu dengan
semburan uap (soot blowing) harus dilakukan.
Apabila telah dilakukan soot blowing secara berulang-ulang, tetapi temperatur
gas buang tetap tinggi, maka kemungkinan telah terjadi deposit kerak pada
bagian dalam pipa air, atau kerusakan penyangga api dalam ruang
pembakaran (short pass) sehingga perlu dilakukan pemeriksaan.
1. Limit dari air pengisi dan air ketel
Limit dari air pengisi dan air ketel untuk takuma harus berdasarkan nilai
standart yang telah di tentukan. Nilai standart air pengisi dan air ketel dapat
dilihat pada tabel nilai limit standart.
Sampling test harus dilakukan satu kali dalam satu jam untuk menjaga agar
air pengisi dan air ketel tidak melebihi dari nilai limit (batas – batasa).
“jangan sekali-kali memakai air sebagai pengisi ketel uap sebelum
melakukan proses yang telah di tetapkan sesuai tabel”.

Persiapan Pengapian

Persiapan-persiapan oengapian ini harus dipenuhi setiap akan


mengoperasikan boiler antara lain :
Pengisian ketel dengan air
Operasikan electric feed water pump untuk pengisian air boiler dengan
mengikuti prosedur-prosedur di bawah ini :
Periksa banyaknya air yang terkandung didalam tangki air, bukan hanyadi
lihat melalui level penunjuk air (level indicator) tetapi harus juga di lihat
langsung ke dalam tangki.
Periksa semua kerangan, apakah kerangan yang seharusnya terbuka sedah
benar terbuka dan yang seharusnya tertutup sudah benar tertutup periksa
semua handle operasinya apakah sudah mudah di operasikan.
Perhatikan khusus pada kerangan-kerangan di sekitar pompa :

Electric Feed Water Pump

Lihat Gambar
- Kerangan No. 3 (kerangan air balik) harus tetap terbuka.
- Buka kerangan No. 1 (inlet); perhatikan compound gauge “A” untuk
mengetahui ada tidaknya air yang masuk ke pompa.
- Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke nilai bawah
nol (negative), berati tidak ada air masuk ke dalam pompa, pompa tidak boleh
di operasikan.
- Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke angka positif.
- Operasikan pompasetelah elctro motor beroperasi normal. Buka
kerangan No. 2 perlahan-lahn dan amati ampere meter di panel agar jangan
melebihi 70% dari ampere maximum.
Pada saat itu pula periksa pompa tersebut terhadap bunyi-bunyi yang
upnormal, periksa pipa-pipa air pengisi, periksa semua kerangan, periksa
semua handhole serta manhole atas kemungkinan terdapat kebocoran atau
kesalahan fungsi, jika terdapat kebocoran harus segera di perbaiki, sebelum
boiler dioperasikan.
- Operasikan electric feed water pump hingga air dalam gelas penduga
mencapai high water level dan alarm untuk HWL berbunyi serta lampu hijau
pada panel menyala, dan perhatikan apakah kondisi air dalam gelas penduga
berada pada +100 mm diatas normal water level.
- Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam gelas
penduga turun sampai +85 mm diatas normal water level, alarm HWL akan
berhenti dan lampu hijau pada panel mati.

Gelas Penduga High Water Level

Lakukan blow down kembali sehingga air dalam gelas penduga turun sampai
1st low water level, air dalam gelas penduga harus berada pada -60 mm di
bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berbunyi dan bersamaan
lampu kuning menyala.
Operasikan kembai feed water pump sehingga dalam gelas penduga naik
sampai -50 mm di bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berhenti
dan lampu kuning mati.

Gelas Penduga 1st Low Water Level

Lakukan blow down sehingga air dalam gelas penduga turun sampai 1st low
water level pada saat alarm 1st low water level berbunyi, dan lampu kuning
menyala, alarm 1st low water level di reset. Lalu lakukan blow down sehingga
air di dalam gelas penduga harus berada pada -120 mm di bawah NWL dan
alarm untuk 2nd LWL berbunyi dan bersamaan lampu merah menyala.
Operasikan kembali feed water pump, sehingga air dalam gelas penduga
berada pada -105 mm di bawah NWL, dan alarm untuk 2nd low water level
berhenti dan lampu merah mati.
Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL alarm serta lampu indikator bekerja dengan
baik, operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga
tepat pada normal water level.
“jangan mengoperasikan feed water pump dlam keadaan kosong (tanpa
air masuk ke pompa). Hal ini akan mengakibatkan pompa menjadi panas
dan rusak.
Jangan mulai mengoperasikan (start) pompa jika kerangan outlet dalam
keadaan terbuka lebar. Hal ini akan mengakibatkan ampere motor
menjadi sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada
elektro motor maupun komponen listrik yang lainnya.
Setiap akan mengoperasikan boiler, sistim kontrol untuk HWL dan LWL
harus docoba fungsinya sesuai dengan tata cara yang di uraikan di
atas”.
Pengaman untuk low water level
Takuma boiler dilengkapi dengan pengaman untuk kondisi low water level

Selector Switch Untuk Automatic / Manual


Manual : semua blower dan peralatan dapat beroperasi walaupun kondisi air
dalam boiler berada pada atau di bawah low water level dan cutoff sistem
tidak berfungsi.
Automatic : semua blower dan peralatan akan “cut off” (mati) apabila kondisi
air dalam boiler berada pada atau di bawah low water level kecuali electric
feed water pump.
Operasikan feed water pump hingga high water level. Operasikan semua
blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian. Lakukan blow
down secara perlahan-lahan hingga air dalam gelas penduga turun sampai
-60mm di bawah NWL (pada kondisi 1st LWL), maka timer 1 bekerja dan
dalam waktu +- 3 menit semua peralatan dan blower secara automatic akan
mati (Cut Off) kecuali electric feed water pump.
Operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga naik
kembali sampai NWL ( lampu kuning mati). Operasikan kembali semua blower
dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian.
Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam gelas penduga
turun sampai -120 mm di bawah NWL (pada kondisi 2nd LWL), timer 2 bekerja
dalam waktu +- 10 detik semua peralatan dan blower secara automatic akan
mati (cut off ) kecuali electric feed water pump.
“setiap mengoperasikan boiler siste, automatic / cut off pada boiler
tersebut harus terlebih dahulu di uji coba kefungsiannya seperti cara
yang di uraikan sebelumnya. Hal tersebut sangat penting untuk
menghindari kerusakan pada boiler yang di sebabkan oleh kekurangan
air.
Jangan mengoperasikan boiler pada posisi manual.
Key selector switch arus di simpan oleh orang yang berwenang (Mill
manager)”.
Inspeksi dan persiapan pengapian
Yakinkanlah bahwa semua yang berputar dan bergerak / bergeser telah di
beri minyak pelumas secukupnya. Pemberian jenis bahan mutu minyak
pelumas agar disesuaikan dengan standart yang diperlukan.
Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan periksa secara hati-hati kondisi
roster, kondisi dinding dapur dan nozzle-nozzle udara apakah kemungkinan
tersumbat, pastikan tidak ada orang tertinggal di dalam dapur maupun boiler
proper dan gas duct.
Yakinkanlah bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi dengan
sempurna.
Periksalah semua damper pengatur udara untuk dicoba dan di teliti, ratio
(perbandingan) pembukaan alat penyetel dengan posisi damper, buka penuh
damper induced draft fan.
Periksa banyaknya bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk
pengoperasian awal
Periksa banyaknya air dalam feed water tank.
Periksa pemasangan kerangan – kerangan dan apendages apakah sudah
benar sesuai fungsinya.
Buka kerangan air vent pada drum 100% dan kerangan starting valve 100%.
Jika boiler di lengkapi dengan super heater, buka kerangan starting valve
pada seperheater dan flue gas (gas buang)
Operasikan peralatan pengisian bahan bakar dalam keadaan kosong untuk
mengamati operasinya, apabila telah operasi normal masukkan bahan bakar
ke dalam ruang bakar hingga merata diatas rangka bakar.
“khusus untuk boiler yang di lengkapi dengan superheater, pada saat
pemanasan awal kerangan blow down pada seperheater header dan
kerangan starting valve harus terbuka penuh.
Supaya uap dapat mengalir melalui pipa superheatersehingga pipa
tersebut tidak terpanggang.
Kedua kerangan ini boleh di tutup penuh setelah main steam valve
(kerangan utama) di buka dan uap sudah mengalir secara teruys
menerus (kontinu) dan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga agar
pipa superheater tidak terpanggang”.

Artikel Terkait :

Persiapan Pengoperasian Boiler Baru


Semua perlengkapannya harus dioperasikan menurut prosedur yangx
tercantum dalam buku petunjuk. Dengan mentaati buku petunjuk ini adalah
sangat penting untuk menghindari bahaya dalam pengoperasiaan dan
pemeliharaanya.
Baik untuk boiler baru, atau boiler yang telah lama tidak di jalankan, atau
boiler yang terbuka dibersihkan atau di reparasi, boiler harus di start dengan
mengikuti isi buku petunjuk ini. Buku di sini hanya untuk boiler yang sudah
dilakukan pengeringan dengan perlahan-lahan dan di beri tonic soda.
Pemeriksaan upper drum dan lower drum
Buka manhole dan periksa pemasangan packing-packing dan baut-baut
internal upper drum, apakah sudah terpasang secara sempurna.
Periksa apakah nozzle-nozzle pipa di dalam drum sudah terpasang dan
dengan arah yang benar.
Periksa apakah masih ada orang , peralatan kain kotor dan barang asing
lainnya yang tertinggal di dalam, setelah yakin dalam drum telah bersih.
Pintu manhole di tutup.
“Pemasangan internal upper drum sangat memegang peranan penting
untuk menentukan faktor kekeringan produksi uap pada boiler tersebut”.
Pemeriksaan casing
Perhatikan pemasangan baut pada casing yang terletak di bawah upper drum
lubang baut berbentuk panjang (oval) dan pemasangan bautnya harus
mempunyai spasi +- 20 mm. (lihat gambar)

Lobang Oval Pada Fitting Casing


“pemasangan baut casing dengan spasi lobang 20 mm adalah sangat
penting untuk memungkinkan upper drum berekspansi jika boiler
tersebut beroprasi. Pemasangan baut casing tanpa spasi obang yang
cukup akan mengakibatkan baut pengikat putus bila terjadi ekspansi”.
Pemeriksaan kerangan dan flange
Periksa pemasangan kerangan secara cermat dan teliti terutama terhadap
arah aliran masuk dankeluar dan spesifikasi materialnya apakah telah sesuai
untuk setiap jenis pemakaian. Periksa apakah semua packing-packing dan
baut-baut pada sambungan flange sudah terpasang secara sempurna.
Perhatian khusus sangat diperlukan dalam pemeriksaan kerangan dan flange
untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan pada saat
pengoperasian boiler.
“kelalaian pemasangan packing pada sambungan kerangan dan flange
akan sangat berbahaya bagi operator dan orang orang di sekitarnya
pada saat boiler tersebut di operasikan”.
Pemeriksaan switch board dari instrument panel serta electro motor
Periksa apakah semua komponen listrik dan pasangan wiringnya sudah benar
dan dapat berfungsi dengan baik. Check apakah motor pada semua alat satu
persatu. Perlu diperhatikan untuk mengecek arah putaran electro motor,
sebaiknya sambungan coupling dan belting di buka. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan kemungkinan yang tidak diinginkan. Periksa instrument panel
apakah sistem control pada boiler tersebut semuanya sedah bekerja secara
semourna, terutama sekali sistem control pada tinggi rendah air dalam boiler.
“sistem control tinggi/rendah air dalam boiler sangat perlu di perhatikan
untuk mencegah over heating maupun carry over”.
Pemeriksaan draft control
TAKUMA BOILER dengan sistem balancing draft dilengkapi dengan suatu
regulator tekanan dapur yang memelihara tekanan dalam dapur agar lebih
konstan. Kegagalan berfungsinya alat ini akan dapat menyebabkan back fire
di dalam ruang dapur sehingga membahayakan operator serta orang-orang si
sekitarnya. Oleh sebab itu perhatian khusus harus diberikan dan sangat perlu
sekali menjaga tekanan dapur ketel ini pada :
-5 s/d -10 mm H2O
Untuk memperoleh nilai tersebut di atas dapat kita stel melalui setting unit
pada alat tersebut.
Unit pemasangan dan pengaturan

Setting Unit Draft Control


Alatini bekerja dengan sistem hydraulic, oleh sebab itu kondisi olie di dalam
alat tersebut dijaga agar tetap pada batas level yang di tentukan. Perlu
diperhatikan dengan teliti perbandingan (ratio) pembukaan dan penutupan
damper dengan gerakan ‘Arm” (stang) pada alat tersebut.
“jangan mengoperasikan boiler dengan menyetel setting unit ke skala
positif. (lihat gambar ). hal ini sangat berbahaya, sebab akan
menimbulkan tekanan balik (back fire) di dalam ruang dapur)”.

Skema Peralatan Draft Control

Pemeriksaan blower (fan)


Takuma boiler dilengkapi dengan blower-blower (fan) yang effisiensi tinggi
yang terdiri dari :
- Induced draft fan
- Forced draft fan
- Secondary forced draft fan ( sec. FD Fan)
Sebelum blower siap untuk di operasikan bagian-bagian yang harus diperiksa
dan diteliti adalah sebagaiberikut :
- Periksa dengan teliti bagian dalam blower dan pastikan bahwa tidak
ada lagi barang-barang asing yang tertinggal di dalamnya.
- Periksa angker-angker baut mur dan baut-baut sambungan flange sisi
isap dan sisi tolak, centering dari sambugan coupling serta protector untuk
pengaman, apakah telah terpasang dengan sempurna.
- Periksa kondisi pelumasan.
- Periksa kawat proteksi pada inlet udara, yang berfungsi mencegah
bahan-bahan asing terisap ke dalamnya.
- Gerakkan bagian-bagian yang berputar dengan tangan untuk
memeriksa apakah didapat kondisi yang upnormal.
Sebelum blower dioperasikan secara terus menerus (kontinue) operasikan
dahulu untuk selang waktu yang pendek untuk memeriksa apakah ada
kemungkinan terdapatnya bunyi atau vibrasi (getaran) yang kurang normal
Operasikan fan tersebut dengan damper tertutup penuh (tanpa beban) sambil
mengamati amper meter. Yakinkanlah bahwa fan itu sudah mencapai
kecepatan yang di tentukan dan ampere dalam keadaan stabil.
Selama operasi perhatikan casing, ducting, bearing (lahar) dan komponen-
komponen lainnya akan kemungkinan terdapatnya bunyi, vibrasi atau
kepanasan yan kurang normal
Pada waktu operasi dihentikan, periksa setia baut, bearing 9lahar) dan
komponen lainnya akan adanya kemungkinan menjadi longgar
Pergunakan minyak pelumas kwalitas baik dengan jumlah yang memadai
“jangan start operasi fan dengan kondisi damper terbuka (beban penuh)
untuk menghindari start current ataupun over current yang tinggi
sehingga dapat merusak electro motor maupun component listrik
lainnya”.
Hydrostatic Test
Sebelum dioperasikan harus terlebih dahulu dilakukan hydrotest guna
mengetahui apakah sistem expander (pengerolan) pipa –pipa water tube
tersebut tidak terdapat kebocoran-kebocoran.
Ketentuan hydrotest adalah sebagai berikut :
Untuk boiler baru : Tekanan kerja > 10 kg/cm2
Tekanan uji = tekanan kerja x 1 ½
Untuk boiler yang sudah dipakai
Tekanan uji = tekanan kerja + maksimum 3 kg/cm2

Penjelasan Umum “TAKUMA” Boiler


Takuma
Boiler takuma ada beberapa type N & NS dengan bahan bakar sisa kayu,
bagasse, kelapa sawit dll. Ketel ini dirancang dengan sistim balanced draft
dan sirkulasi natural. Ketel ini dalah type dengan konstruksi dinding dapur ng
sama sekali didinginkan dengan air yang dapat menyerap panas radiasi
secara effective dalm dapur pembakaran ( combustion camber), hingga
mempunyai efisiensi yang tinggi dan sangat fleksible terhadap fluktuasi
beban.
Ketel dengan konstruksi sederhana, kokoh dan compact ini menjamin
kemudahan dalam pengoperasian dan pengamanannya, dengan factor
keamanan yang tinggi, sehingga mempunyai umur ekonomis yang relatif
panjang. Perlengkapannya yang berkualitas tinggi menjamin kemudahan
dalam operasi, pemeliharaan dan inspeksinya.
Konstruksi dan perlengkapannya.
Badan ketel dan dapur pembakaran (boiler proper dan combustion chamber)

1. Susunan pipa – pipa air.

Pipa-pipa air (water tube) diklasifikasikan kedalam pipa-pipa air boiler proper,
pipa-pipa air combustion chamber dan pipa pipa air yang tidak dipanasi (pipa
down comer) pipa pipa tersebut terhubung dari drum atas dan drum bawah
dengan pembesaran (expanding)
Kedua ujung pipa pipa air boiler proper yang di susun tegak lurus antara drum
atas dan drum bawah itu di tekuk dan dihubung di kedua drum tersebut. Pipa
pipa itu di susun sedemikian untuk menambah perpindahan panas secara
kontak langsung. Pipa pipa air combustion chamber dibagi kedalam beberapa
dinidng dinding pipa (tube walls).
Pipa pipa air tersebut adalah pada dinding atap , dinding bagian depan,
dinding bagian samping , dinding bagian belakang dan dinding baffle (baffle
wall) yang memisah combustion chamber dengan boiler proper. Pipa pipa
pada dinding samping, dinding belakang dan beberapa pipa di dinding depan
di susun dengan jarak (pitch) yang sesuai, membangun satu dinding air yang
sempurna sebagai satu penutupan / batasan dapur untuk menyerap secara
efektif panas radiasi di dalam combustion chamber dan menghindari
kehilangan panas.

2. Boler supporting structure.

Drum atas dan drum bawah juga beberapa pipa pipa air di dukung oleh
support lower drum yang berbentuk setengah bulatan (cradle), dan beberapa
pipa pipa air didukung oleh setiap header dalam susatu design sehingga
semuanya menjadi fleksibel terhadap pemuaian atau penyusutan akibat
perubahan panas.

3. Konstruksi combustion chamber.

Combustion chamber, seperti terlihat di gambar 2-1 terdiri dari dapur utama
(primary furnace) dan dapur kedua (secondary furnace) pada primary furnace
dipasang dengan roster dan firegrate.

4. Alur gas pembakaran.

Gas pembakaran (combustion gases) masuk ke susunan pipa pipa air di


boiler proper dari dapur utama (primary furnace) dan langsung masuk ke dust
collector (penangkap abu) lalu ke cerobong asap.

5. Sirkulasi dari ketel.


Air pengisi masuk ke dalam drum atas melalui feed water inner tube (pipa air
di dalam drum atas), untuk air pengisian dan akan bersirkulasi menurut sistem
sbb :
Air pengisi pertama di supplay untuk badan ketel (boiler proper) yang
terpasang pada daerah temperatur rendah, kemudian turun ke pipa air untuk
badan ketel yang terpasang pada daerah temperatur tinggi, lalu menyerap
panas melalui permukaan pemanas. Kemudian naik kembali sebagai
campuran air dan uap, lalu turun melalui pipa down commer dan masuk ke
pipa air yang terpasang dalam dapur pembakaran, dimana akan menyerap
panas radiasi secara effective dalam perjalanannya yang naik kembali ke
atas.

6. Pemisah air dan uap.

Dalam drum atas terpasang plat penyangga dari besi dan pemisah air/uap
untuk meningkatkan kekeringan dari uap.

7. Alarm level air tinggi/rendah : meer level & meter tekan.

Sistem alarm level air tinggi/rendah di pasang pada drum atas sekalian
dengan meter level air (gelas penduga). Dan meter tekanan (pressure gauge)
di letakkan pada tempat yang tepat yang dengan mudah dapat di lihat dari
posisi mana ketel itu di operasikan.

8. Frame dan casing

Casing dari besi plat dipasang sebagai protektor untuk badan ketel dan
dinding dapur pembakaran, serta alat pelindung dari udara luar dan
mencegah masuknya air hujan pada bagian tertentu, structur frame di pakai
untuk memperoleh kekuatan yang memadai.

9. Gang way dan operating plat form.

Gang way dan hand rail dipasang untuk mempermudah menuju ketempat
mana, automatic regulator air pengisi, meter level air, kerangan-kerangan
pada drum atas.

Takuma Boile
r

Automatic regular air pengisi

Automatic regular air pengisi terdiri control valve, control unit dan modulating
control head (level sensor) dan pemipaan yang terhubung dengandrum atas
mengatur jumlah aliran air dengan membuka dan menutup control valve
sesuai dengan variasi level air dalam drum atas.

Mechanical soot blower (alat tiup abu mekanik)

Soot blower element (pipa) harus terpasang pada badan soot blower sebelum
soot blower (peniup abu) dilakukan. Soot blowing dioperasikan dengan
semprotan uap dari soot blower yang elemennya berada di susunan pipa pipa
boiler. Soot blower type rotary (diputar) dapat dioperasikandari lantai, soot
blower dirancang dengan spesial design agar masukan udara yang berlebihan
dapat dihindari. Element soot blower yang dipakai untuk daerah temperatur
tinggi di buat dari baja special agar tahan terhadap temperature tinggi.

Forced draft fan dan 2nd FD Fan

Satu unit forced draft fan dan satu unit 2nd FD fan yang dibuat oleh PT SAS
dengan merek Chicago yang mendapat lisensi dari chicago amerika yang
dipasangkan untuk mensupplay udara untuk pembakaran bahan bakar,
pendingin roster dan penyebaran bahan bakar.

Induced draft fan

Induced draft fan yang di buat oleh PT SAS dengan merek chicago dengan
type V belt atau direct coupling (dengan coupling) dipasangkan untuk
menginduksi gas sisa dari bahan bakar kedalam cerobong dan menjaga
tekanan dapur berada pada tekanan semulanya / tekanan yang di
rencanakan.

Peralatan pembakaran

Dalam sistem pembakaran ini dapur primer dipasang dengan rooster yang di
susun sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
Bahan untuk dapur
Badan ketel dan ruang pembakaran di tutup dengan batu tahan api yang
berbentuk khusus batu tahan api biasa, batu insulasi serta lapisan insulasi
lainnya dan di bangun sedemikian rupa untuk menjamin insulasi panas yang
sempurna. Kualitas bahan tahan panas, insulasi dan elasticicty untuk
pemuaian di pilih dan dipergunakan sesuai dengan kondisi tempat dimana
bahan itu di pasang guna menghindari retak dan kerusakan yang mungkin
timbul karena panas.
Dust collector
Gas-gas asap yang membawa jumlah abu ke cerobong asap terdiri dari abu-
abu halus yang akan terbawa oleh gas asap dan akan menimbulkan polusi.
Oleh sebab itu dipasang dust collector dan dilengkapi dengan daun kupu-
kupu yang dapat menangkap abu-abu halus tersebut sehingga gas asap yang
keluar kecerobong asap lebih bersih. Dust collector juga berfungsi untuk
menambah daya tahan dan umur teknis pada blower induced draft fan.

Artikel Terkait :
Persiapan Pengoperasian Boiler Baru
Persiapan Pengapian
Pengapian dan Pengoperasian Boiler
Pengawasan Selama Boiler Beroperasi

PROSES KERJA FIRE TUBE BOILER (MESIN UAP) DENGAN


BERBAHAN BAKAR PADAT

PROSES KERJA FIRE TUBE BOILER (MESIN UAP) DENGAN BERBAHAN BAKAR
PADAT

PROSES KERJA FIRE TUBE BOILER (MESIN UAP) DENGAN BERBAHAN BAKAR PADAT

A. Ketel uap (Boiler)

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media
yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga
boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam
disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang
mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah
diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk
mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan.
Gambar 1 Intalasi pada Boiler Pipa Api Bahan Bakar Padat
Gambar 2 Boiler
Bagian-Bagian Pada Boiler
Gambar 3 Bagian-Bagian Pada Boiler Pipa Api Bahan Bakar Padat
Bagian-Bagian Pada Boiler Batubara :
1. Main Feedwater Check Valve
2. Water Level Gauges
3. Float-operated Level Switch (Single Switch)
4. Float-operated Level Switch (Multiple Switches)
5. Boiler Blowdown Valve
6. Main Steam Stop Valve
7. Isolating Valve for Steam Pressure Gauge
8. Steam Pressure Controller
9. Safety Valves
10. Air Release Valve
11. Manhole
12. Inspector’s Test-cock
13. Inspection Cover
14. Steam Pressure Gauge
15. Control Panel
16. Manufacturer’s Detail Plate
17. Rear Access door
18. Outlet Duct c/w ID Damper
19. Feedpump
20. Lifting Lugs
21. Ladder
22. Soot Blowers
23. Stoker
24. Rear Smoke Box
25. Rear Peephole
B. Menyalakan Boiler
Bahan bakar batubara diangkat dengan menggunakan coal conveyor sebanyak 1 ton
untuk pemakaian bahan bakar rata-rata selama 1 jam (1 ton/jam). Feed Hopper
dipasang lebih tinggi dari boiler itu sendiri. Feed hopper ini berfungsi sebagai tempat
penampungan harian. Dari feed hopper ini batubara akan turun secara gravitasi
menuju stoker. Pada feed hopper ini dipasang 2 buah limit switch yang dipasang
secara seri gunanya untuk kontrol pengisian otomatis. Artinya jika kedua limit switch
atas dan bawah sudah tidak tertutup oleh batubara maka elevator akan berjalan
secara otomatis, apabila level switch yang atas sudah tertutup oleh batubara maka
pengisian akan berhenti.
Sebelum menuju stoker, pengisian batubara pada stoker diatur oleh swinging chute
agar batubara yang lembut/halus dan kasar bisa bercampur baik sehingga mudah
terbakar dengan sempurna. Swinging chute ini digerakan oleh sebuah motor kecil
yang dilengkapi dengan shear pin untuk pengamanan motor penggeraknya bila
terjadi kemacetan.
Pastikan bahwa permukaan air dalam boiler cukup. Sebaiknya sebelum memulai
penyalaan boiler semua alat penunjang pembakaran dicoba, seperti ID Fan, FD Fan,
stoker, pompa-pompa dan lain-lain. Bilamana semua berjalan dengan baik baru kita
boleh memulai menyiapkan penyalaan boiler.
Langkah-langkah penyalaan sebagai berikut :
a. Buka venting valve diatas boiler.
b. Jalankan Stoker secara manual.
c. Atur pembukaan guillotine door 100 mm.
d. Buka coal door beberapa saat dan jatuhkan batubara ke atas chain grate kira-kira
sepanjang 500 – 750 mm.
e. Hentikan putaran stoker apabila batubara sudah berada di belakang guillotine door
+ (300 mm).
f. Naikan guillotine door menjadi 180 mm.
g. Sisipkan potongan-potongan kayu pada batubara.
h. Sisipkan serpihan karton atau tatal diantara potongan-potongan kayu.
i. Nyalakan serpihan karton atau tatal dengan hanya menggunakan korek api.
j. Bilamana potongan kayu sudah ikut menyaka atau membara coal door boleh
dibuka.
k. Turunkan guillotine door menjadi 100 sampai 140 mm.
l. Hidupkan ID Fan dengan posisi ID inverter minimum.
m. Perhatikan apakah batubara menyala dengan baik dan lubang intai di belakang
boiler. Kita juga dapat melihat dari lubang di depan atas stoker.
n. Bilamana batubara sudah terlihat menyala selebar stoker hidupkan FD Fan dengan
posisi hand minimum dan ID Fan sebaliknya pada posisi auto.
o. Perhatikan arah jarum hitam photohelic harus berada pada posisi yang ditentukan.
p. Bilamana api sudah mulai membesar jalankan stoker secara hand minimum.
q. Tingkatkan pembakaran dengan perlahan-lahan dengan menaikkan kecepatan
stoker dan FD Fan. Harap diperhatikan jangan sampai batubara yang menyala
bergerak terlalu cepat menjauhi guillotine door. Apabila terlihat api terlalu jauh dari
guillotine door hentikan sementara stoker motor dan jalankan kembali apabila api
sudah terlihat lagi dekat guillotine door.
r. Bila api terlihat baik naikkan FD Fan speed dan ID Fan speed secara bertahap.
Apabila ID Fan pada posisi auto maka anda hanya tinggal menambah FD Fan speed
saja.
s. Bila keadaan ini bisa bertahan pindahkan switch ID speed dan FD speed keposisi
auto. Naikan ketebalan batubara secara bertahap sampai 150 mm.
t. Tutup Venting valve bila uap terlihat keluar dari valve tersebut.
u. Lakukan blowdown sesekali agar temperatur air dalam boiler merata.
Bila keadaan ini bisa dipertahankan biarkan ID Fan speed,FD Fan speed dan stoker
dalam keadaan auto sampai tekanan boiler naik secara perlahan-lahan. Sebaiknya
tidak menaikan tekanan uap dalam boiler terlalu cepat untuk menghindari material
stress. Buka perlahan-lahan main steam valve bila tekanan yang diinginkan hampir
tercapai.

C. Pembakaran

Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak
sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper
udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan
seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan
batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku.
Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang
diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran
batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna
pada waktu mencapai ujung grate.
Seperti kita ketahui unsur utama yang mempengaruhi pembakaran adalah udara dan
bahan bakar ( batubara ). Sempurna/baik tidaknya suatu pembakaran sangat
dipengaruhi oleh rasio udara dan batubara. Sangat sulit untuk menentukan rasio
tersebut pada bahan bakar padat seperti batubara dimana kandungan dan ukurannya
tidak selalu sama. Jadi kita harus juga menyesuaikan kondisi batubara yang kita bakar.
Berikut adalah uraian dan beberapa patokan untuk mencapai pembakaran yang
sempurna.
Pada keadaan batubara yang cukup baik ( normal )
- Abu yang keluar dari ash conveyor berwarna putih kecoklatan, atau dengan kata lain
carbon habis teroksidasi jadi tidak ada sisa batubara yang tidak terbakar atau arang.
Gambar 4 Abu Sisa Pembakaran
- Kadar Oksigen dalam gas buang biasanya antara 4 – 9 %, sedang pada keadaan
batubara banyak yang halus biasanya oksigen (O2) akan naik karena oksigen (O2)
tidak berkurang banyak untuk beroksidasi dengan karbon yang ada pada batubara
melainkan langsung terbuang/terhisap, biasanya temperatur gas buangnya juga
turun.
Ini menyebabkan juga sisa pembakaran masih hitam, artinya masih banyak karbon
yang seharusnya terbakar tapi langsung jatuh ke ash conveyor. Pada keadaan ini
sebaiknya tidak menaikan guillotine door atau ketebalan batubara. Sebab udara akan
semakin sulit menembus lapisan batubara sehingga bisa berakibat pembakaran jadi
lebih buruk. Jika perlu guillotine door bahkan diturunkan dan kecepatan stoker juga
diturunkan untuk memberi kesempatan batubara terbakar lebih baik.
Pengaturan yang tepat mengenai kecepatan stoker, ketebalan batubara dan jumlah
udara pembakar akan bisa kita capai dengan pengalaman. Pada pembakaran yang
baik biasanya api terlihat agak tegak dengan tidak terlalu banyak batubara yang
meloncat.
Jangan merubah FD speed terlalu besar (bila tidak perlu) karena terlalu banyak udara
pembakar/kelebihan udara akan menurunkan efisiensi boiler. Gejala kurang udara
pembakar bisa ditandai dengan turunnya persentasi oksigen (O2) sampai dibawah 4
% dan rantai stoker terasa lebih panas.
Bila rantai stoker terlalu panas segera turunkan guillotine door. Sebagai pedoman
untuk memperbaiki rasio bahan bakar dan udara adalah dengan merubah
(menaikan/menurunkan) jumlah udara dengan cara menambah atau mengurangi FD
Fan speed, atau bisa juga dengan merubah (menambah/mengurangi) batubara
dengan cara menaikan atau menurunkan ketebalannya atau menambah atau
mengurangi kecepatan stokernya.
Gambar 5 Pembakaran dalam Boiler Batubara Pipa Api
Gambar 6 Tempat pembakaran pada Boiler pipa api
Keadaan batubara juga sangat menentukan hasil pembakaran. Baik kalorinya maupun
ukuran dari batubara itu. Sebaiknya batubara mempunyai kelembaban yang cukup,
artinya tidak terlalu kering tetapi juga tidak terlalu basah. Dengan ini dimaksudkan
agar batubara yang halus bisa menempel pada atau melapisi batubara yang lebih
besar. Jadi pada waktu masuk dan berada diatas stoker tidak mudah terbang tertiup
angin dan sekaligus membantu batubara yang lebih besar jadi mudah terbakar dan
stoker speed bisa lebih tinggi.
Sedapat mungkin pembakaran dilaksanakan dengan ketebalan yang seminimal
mungkin tetapi kecepatan setinggi mungkin. Arti ketebalan setipis mungkin disini
misalnya beban pemakaian cukup dengan 140 mm maka kita tidak perlu membuka
sampai 200 mm, hal ini untuk menghindari agar boiler tidak terlalu sering modulasi
atau bahkan mati karena tekanan sudah tercapai atau terlewati untuk menghindari
timbulnya asap yang tebal.
Sedangkan kecepatan stoker secepat mungkin dimaksudkan untuk menghindari
klingker melekat terlalu banyak di refractoy arch dan juga api yang dihasilkan bisa
lebih panjang sehingga memberi kesempatan asap yang terbentuk dibagian awal
pembakaran terbakar lebih baik sehingga asap yang keluar dari cerobong tipis.
Dengan catatan hasil pembakaran tetap baik atau batubara habis terbakar menjadi
abu.

D. Minimalisasi pembakaran yang tidak sempurna

Pembakaran yang tidak sempurna dapat timbul dari kekurangan udara atau kelebihan
bahan bakar atau buruknya pendistribusian bahan bakar. Hal ini nyata terlihat dari
warna atau asap, dan harus segera diperbaiki.
Pada pembakaran batubara, karbon yang tidak terbakar dapat merupakan kehilangan
yang besar. Hal ini terjadi pada saat dibawa oleh grit atau adanya karbon dalam abu
dan dapat mencapai lebih dari 12 persen dari panas yang dipasok ke boiler. Ukuran
bahan bakar yang tidak seragam dapat juga menjadi penyebab tidak sempurnanya
pembakaran. Pada chain grate stokers, bongkahan besar tidak akan terbakar
sempurna, sementara potongan yang kecil dan halus apat menghambat aliran udara,
sehingga menyebabkan buruknya distribusi udara. Pada sprinkler stokers, kondisi
grate stoker, distributor bahan bakar, pengaturan udara dan sistem pembakaran
berlebihan dapat juga mempengaruhi kehilangan karbon. Meningkatnya partikel
halus pada batubara juga meningkatkan kehilangan karbon.
E. Pengendalian udara berlebih
Udara berlebih diperlukan pada seluruh praktek pembakaran untuk menjamin
pembakaran yang sempurna, untuk memperoleh variasi pembakaran dan untuk
menjamin kondisi cerobong yang memuaskan untuk beberapa bahan bakar. Tingkat
optimal udara berlebih untuk efisiensi boiler yang maksimum terjadi bila jumlah
kehilangan yang diakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan kehilangan yang
disebabkan oleh panas dalam gas buang diminimalkan. Tingkatan ini berbeda-beda
tergantung rancangan tungku, jenis burner, bahan bakar dan variabel proses.
Pengendalian udara berlebih pada tingkat yang optimal selalu mengakibatkan
penurunan dalam kehilangan gas buang, untuk setiap penurunan 1 persen udara
berlebih terdapat kenaikan efisiensi kurang lebih 0,6 persen. Berbagai macam
metode yang tersedia untuk mengendalikan udara berlebih :
• Alat analisis oksigen portable dan draft gauges dapat digunakan untuk membuat
pembacaan berkala untuk menuntun operator menyetel secara manual aliran udara
untuk operasi yang optimum. Penurunan udara berlebih hingga 20 persen adalah
memungkinkan.
• Metode yang paling umum adalah penganalisis oksigen secara sinambung dengan
pembacaan langsung ditempat, dimana operator dapat menyetel aliran udara.
Penurunan lebih lanjut 10 – 15% dapat dicapai melebihi sistem sebelumnya.
• Alat analisis oksigen sinambung yang sama dapat memiliki pneumatic damper
positioner yang dikedalikan dengan alat pengendali jarak jauh, dimana pembacaan
data tersedia di ruang kendali. Hal ini membuat operator mampu mengendalikan
sejumlah sistem pengapian dari jarak jauh secara serentak.

F. Uap Bertekanan (Steam) yang Dihasilkan Boiler

Pertama-tama gas panas hasil pembakaran batubara mengalir dalam lorong api
(furnace) ditiup dengan FD Fan dengan kecepatan motor rata-rata 1050 rpm menuju
kearah ruang pembalik (reversal chamber) dengan dihisap oleh ID Fan dengan
kecepatan motor rata-rata 1440 rpm dengan suhu gas pembakaran 1600°C dengan
kecepatan stoker rata-rata sebesar 10 m/jam. Batubara ini akan habis terbakar
sebanyak 88 – 93% dengan kadar abu antara 7 – 12%. Abu sisa pembakaran batubara
tersebut akan jatuh dari stoker oleh gaya gravitasi menuju bottom ash dengan suhu
sekitar 1200°C. Karena suhu sisa abu pembakaran batubara tersebut sangat panas
untuk diterima langsung oleh bottom ash conveyor, oleh karena itu bottom ash
conveyor tersebut direndam dengan air agar abu bottom ash suhunya menurun dan
bottom ash conveyor tidak cepat rusak karena suhu yag sangat panas tersebut.
Kedua gas panas dari reversal chamber masuk ke dalam pipa-pipa api (laluan kedua)
dengan suhu antara 800 – 850°C menuju k edepan yaitu ke lemari api depan (front
smoke box).
Ketiga dari front smoke box masuk ke dalam pipa-pipa api (laluan ketiga) dengan
suhu 350°C menuju ke belakang yaitu ke rear smoke box yang selanjutnya menuju
cerobong dengan malalui grit arrester dan ID Fan. Di dalam grit arrester gas panas
yang terhisap oleh ID Fan ini mengandung partikel-partikel kecil batubara yang
berterbangan sebesar butiran pasir dan terhisap ke dalam pipa-pipa api dari laluan
pertama sampai dengan laluan ketiga dan kemudian akan terjatuh diruang grit
arrester dan akan ditampung oleh bak penampungan. Dan sisa karbon hasil
pembakaran tersebut yang menuju cerobong asap (Exhaust gas),tetapi tidak langsung
dibuang begitu saja, tetapi sisa hasil karbon tersebut disemprot (spray) dengan air
agar kandungan asap gas buang tidak terlalu pekat dan tidak menimbulkan polusi
udara, dan suhu sisa hasil pembakarannya dalam keadaan normal antara 220 – 230°C
dengan kadar oksigen (O2) antara 4 – 9% dan kadar karbondioksida (CO2) rata-rata
13%. Kemudian uap bertekanan yang dihasilkan boiler batubara tersebut
didistribusikan menuju bagian produksi dengan suhu 210 – 212°C dengan tekanan
steam maksimal 19 bar yang digunakan untuk memasak ban (curing) dan untuk
menggerakan mesin. Total uap bertekanan yang dihasilkan oleh boiler tersebut dalam
1 jam proses kerja maksimal adalah 21000 lbs/jam dengan pemakaian bahan baku air
rata-rata 10 m3 dengan kecepatan rata-rata10 m3/jam, dengan menggunakan bahan
bakar batubara rata-rata 1 ton/jam.
Gambar 7 Perpindahan Panas dan Temperatur yang Melalui Boiler [1]

G. Efisiensi Boiler

Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan
secara efektif pada steam yang dihasilkan. Kehilangan energi dan peluang efisiensi
energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas,
kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat
pembantu, kualitas air dan blowdown. Untuk mengetahui efisiensi boiler batubara
untuk jenis ini dapat dihitung berdasarkan data-data yang terdapat dari boiler
tersebut. Untuk mengetahui efisiensi tersebut dapat dilihat seperti rumus dibawah
ini :
Panas Keluar
Efisiensi Boiler () = x 100
Panas Masuk
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung
adalah:
 Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
 Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
 Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (0C), jika ada
 Suhu air umpan (0C)
 Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan
bakar
Dimana
 hg : Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
 hf : Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
Data yang digunakan untuk menghitung efisiensi boiler batubara adalah sebagai
berikut :
 Jenis boiler : Berbahan bakar batubara
 Jumlah steam (kering) yang dihasilkan : 10 TPJ
 Tekanan steam (gauge) / suhu : 10 kg/cm2 (g)/ 2100CC
 Jumlah pemakaian batubara : 1,1 TPJ
 Suhu air umpan : 850C
 GCV batubara : 6300 kkal/kg
 Entalpi steam pada tekanan 10 kg/cm2 : 665 kkal/kg (jenuh)
 Entalpi air umpan : 85 kkal/kg
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
10 x (665 – 85)
Efisiensi Boiler () = x 100 = 83,694 persen
1,1 x 6300
Persentase kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat
dihindarkan. Persentase kehilangan energi ini merupakan sisa dari persentase
efisiensi boiler itu sendiri. Tujuan dari produksi bersih pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang
diakibatkan oleh:
• Gas cerobong yang kering
• Penguapan air yang terbentuk karena H 2 dalam bahan bakar
• Penguapan kadar air dalam bahan bakar
• Adanya kadar air dalam udara pembakaran
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash
• Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung

H. Blowdown Boiler

Jika air dididihkan dan dihasilkan steam, padatan terlarut yang terdapat dalam air
akan tinggal di boiler. Jika banyak padatan terdapat dalam air umpan, padatan
tersebut akan terpekatkan dan akhirnya akan mencapai suatu tingkat dimana
kelarutannya dalam air akan terlampaui dan akan mengendap dari larutan. Diatas
tingkat konsentrasi tertentu, padatan tersebut mendorong terbentuknya busa dan
menyebabkan terbawanya air ke steam. Endapan juga mengakibatkan terbentuknya
kerak di bagian dalam boiler, mengakibatan pemanasan setempat menjadi berlebih
dan akhirnya menyebabkan kegagalan pada pipa boiler.
Oleh karena itu penting untuk mengendalikan tingkat konsentrasi padatan dalam
suspensi dan yang terlarut dalam air yang dididihkan. Hal ini dicapai oleh proses yang
disebut blowing down, dimana sejumlah tertentu volume air dikeluarkan dan secara
otomatis diganti dengan air umpan. Dengan demikian akan tercapai tingkat optimum
total padatan terlarut (TDS) dalam air boiler dan membuang padatan yang sudah rata
keluar dari larutan dan yang cenderung tinggal pada permukaan boiler. Blowdown
penting untuk melindungi permukaan penukar panas pada boiler. Walau demikian,
blowdown dapat menjadi sumber kehilangan panas yang cukup berarti, jika dilakukan
secara tidak benar.
Pengendalian blowdown boiler yang baik dapat secara signifikan menurunkan biaya
perlakuan dan operasional yang meliputi:
• Biaya perlakuan awal lebih rendah
• Konsumsi air make-up lebih sedikit
• Waktu penghentian untuk perawatan menjadi berkurang
• Umur pakai boiler meningkat
• Pemakaian bahan kimia untuk pengolahan air umpan menjadi lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai