steam pump.
Tutup penuh kerangan main steam (kerangan induk)
ada yang terbuka, terutama kerangan blow down dari header dan dari
lower drum
Jaga agar temperatur air pengisi boiler tidak lebih dari 100oC.
Temperatur air pengisi > 100oC, air sudah bercampur dengan uap,
sehingga dapat menyebabkan kevacuman di dalam pompa dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas
pompa.
Periksa kondisi air dalam feed water tank dan peralatan pendukung pada
feed water tank.
Periksa kondisi pompa pengisi air boiler yang di gunakan.
Jika ternyata level air gelas penduga di bawah batas terendah, segera
hentikan pemasukan bahan bakar (matikan rotary feeder), matikan seluruh
blower, tutup kerangan uap utama dan kerangan supplay uap lainnya untuk
memelihara jumlah air yang masih ada dalam boiler.
Cari sebab – sebabnya dengan melakukan pemeriksaan pada bagian –
bagian peralatan seperti :
- Indicator level air pada upper drum
- Regulator level air pada drum
- Meter air pengisi (water flow meter)
- Tekanan pada inlet dan outlet pompa air pengisi boiler
- Level air dalam feed water tank
- Pompa air pengisi (feed water pump)
- Pemipaan air pengisi
Dan lain – lainnya yang mencurigakan.
Apabila telah di dapatkan penyebabnya, dasar level air harus didapat kembali.
Apabila dasar level air pada boiler dalam batas – batas yang di izinkan, maka
alihkan pengisian air dari automatis water regulating control ke sistem by
pass. Selanjutnya boiler dapat dioperasikan kembali sesuai dengan petunjuk
pengoperasian.
Apabila air dalam gelas penduga kondisi kosong sama sekali, sehingga tidak
diketahui sampai dimana titik terendah kondisi air didalam boiler, sementara
boiler full operation maka boiler tidak boleh langsung di isi secara tiba –tiba.
Sebab bila pipa dalam drum telah memperoleh panas yang berlebihan, dan
apabila di isi secara tiba – tiba maka pipa – pipa pada drum yang dipasang
dengan sistem expander (pengerolan) akan terjadi penyusutan yang dapat
mengakibatkan kebocoran pada expander dan pipa – pipa boiler tersebut
berubah bentuk serta drum akan bergeser dari posisinya.
Hal – hal yang harus kita lakukan pada kondisi sepeti ini :
Menutup semua kerangan supply uap untuk menjaga jumlah air yang
ARTIKEL 24 K & 29 K
PENGISIANPHHardness CaCo3Fats 8.0 – 9.50Nearly
Dissolved Oxygen O2 zero
Iron 0.1 ppm or less
Copper 0.1 ppm
Hydrazine -
0.2 ppm or more
KETEL PH ( at 25oC )M- 9.4 – 10.5100 ppm
alkalinity ( CaCo3)P- or less80 ppm or
alkalinity (CaCo3) less
Total Solids -
Electric Conductance 80 ms/m or less
Chlorine CL 100 ppm or less
Phosphate ion (Po4-3) 5 – 15 ppm
Sulphurous acid ion 5 – 10 ppm
(SO4-2) 50 ppm or less
SiO2
These limits above must be maintained by feed water treatment, chemical
dosing and blow down, to protect the boiler drums, header and tube from
corrosion.
Pehatikan kondisi pembakaran di dalam ruang dapur, bahan bakar harus jatuh
di tengah tengah rangka bakar dan menyebar merata.
Pada saat safety valve blow off, harus di catat pada tekanan berapa safety
valve blow off fan pada tekanan berapa safety valve menutup.
Setiap 30 menit :
- Mengoperasikan scrapper pembuang abu dari dust collector
- Memeriksa bahan bakar di balance hopper
- Memeriksa air compressor
Setiap 45 menit :
- Membersihkan dan membuang abu dari box dust collector
- Membersihkan dan membuang abu dari chute dust hopper. Setelah di
bersihkan dust hopper harus di tutup kembali. Bila penutup damper kurang
rapat akan terjadi pembakaran di dalam hopper yang akibatnya akan
membakar secara langsung lower drum dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada hopper.
- Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire
grate (roster)
Setiap 1 jam :
- Mencatat temperatur steam
- Memeriksa mutu air boiler
- Mengoperasikan steam grate blow
- Memeriksa air pada feed water tank dan deaerator
- Mencatat ampere meter dan voltage pada panel
Setiap 1 s/d 4 jam :
- Melaksanakan soot blowing ( pembersihan pipa – pipa )
- Membuang abu dari atas roster
- Membuang abu dari bawah roster.
- Memeriksa meteran – meteran pengukur tekanan & temperatur.
Setiap penggantian shift
Lakukan (Spul) air pada water level kolom dan water level gelas penduga
untuk memastikan alat control level air bekerja dengan baik.
Setiap 24 jam :
Memeriksa bahagian bahagian yang berputar dan bergerak, dan berikan
minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas pada masing-
masing kondisi tempat peralatan tersebut.
Pengapian
Pastikan posisi selector switch harus tetap berada di posisi inter lock selama
boiler beroperasi (lihat gambar)
Prosedur ini harus di tempuh secepat mungkin setelah tekanan dapur menaik
sebab kemungkinan timbul tekanan balik (back fire). Jangan berdiri tepat di
depan lobang control pengisian ( Feeding Chute)
1. Tutup kerangan buangan udara ( Air Vent ) bila tekanan boiler mencapai
1 kg/cm2.
2. Untuk menaikkan tekanan dapat dilakukan dengan jalan membuka
damper utama FD Fan yang dapat di kontrol melalui instrument panel.
Ikuti prosedur-prosedur menaikkan tekanan di bawah ini :
Untuk tekanan < 15 kg/cm2 damper utamam FD Fan dapat membuka
60 – 70 %.
Untuk tekanan > 15 kg/cm2 damper utamam FD Fan membuka +- 20 –
50 %.
Grafik Tekanan
Pada saat tekanan boiler naik secara perlahan –lahan, hal-hal ynag perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Apabila uap mulai terjadi, setiap kerangan uap harus di operasikan untuk
menjaga agar handle dari masing-masing kerangan itu dapat bergerak
bebas walaupun ada thermal expansi.
2. Untuk boiler baru, apabila tekanan mencapai 2 – 10 kg/cm2 setiap
sambungan dengan mur pada tutup manhole, gelas penduga, kerangan
pembuang, meter tekanan dan peralatan-peralatan lainnya harus di
kencangkan kembali dan periksa kefungsiannya.
3. Apabila telah mencapai tekanan kerja normal, kerangan pengaman
(safety valve) harus dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat
handlenya untuk meyakinkan bahwa kerangan pengaman itu dapat
bekerja dengan baik.
4. Lakukan pemanasan pada steam pump, agar steam pump dapat tetap
“stand by”, untuk menjaga apabila arus listrik putus pada saat boiler
sedang full operation, steam pump dapat langsung dioperasikan.
5. Periksa bagian luar dari dapur dan ducting atas kemungkinan rusak yang
disebabkan oleh thermal ekspansi.
6. Teliti apakah ada kondisi yang kemungkinan upnormal pda setiap bagian
yang berputar atau bergerak. Perhatian khusus diberikan pada
kemungkinan terlalu panasnya pada bearing induced draft fan.
7. Penyaluran uap pada waktu operasi normal dari ketel.
Boiler dilengkapi dengan sistem balancing draft yaitu suatu alat regulator
tekanan ruang dapur yang dapat bekerja secara automatic untuk memelihara
tekanan ruang dapur relatif constant pada kisaran :
-5 s/d -10 mm H2O
1. Susunan gas asap
Masing masing campuran gas ketel berdasarkan warna api dan asap dan juga
nilai meter gas. Periksa apakah ada bahan bakar yang terbakar di bawah
roster dan teliti apakah masih ada roster yang tidak tertutup dengan bahan
bakar. Keua kondisi dalam dapur ini harus absolute di hilangkan, karena
roster akan menjadi terlalu panas dan rusak pada kondisi demikian.
1. Temperatur pada masing-masing posisi.
Persiapan Pengapian
Lihat Gambar
- Kerangan No. 3 (kerangan air balik) harus tetap terbuka.
- Buka kerangan No. 1 (inlet); perhatikan compound gauge “A” untuk
mengetahui ada tidaknya air yang masuk ke pompa.
- Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke nilai bawah
nol (negative), berati tidak ada air masuk ke dalam pompa, pompa tidak boleh
di operasikan.
- Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke angka positif.
- Operasikan pompasetelah elctro motor beroperasi normal. Buka
kerangan No. 2 perlahan-lahn dan amati ampere meter di panel agar jangan
melebihi 70% dari ampere maximum.
Pada saat itu pula periksa pompa tersebut terhadap bunyi-bunyi yang
upnormal, periksa pipa-pipa air pengisi, periksa semua kerangan, periksa
semua handhole serta manhole atas kemungkinan terdapat kebocoran atau
kesalahan fungsi, jika terdapat kebocoran harus segera di perbaiki, sebelum
boiler dioperasikan.
- Operasikan electric feed water pump hingga air dalam gelas penduga
mencapai high water level dan alarm untuk HWL berbunyi serta lampu hijau
pada panel menyala, dan perhatikan apakah kondisi air dalam gelas penduga
berada pada +100 mm diatas normal water level.
- Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam gelas
penduga turun sampai +85 mm diatas normal water level, alarm HWL akan
berhenti dan lampu hijau pada panel mati.
Lakukan blow down kembali sehingga air dalam gelas penduga turun sampai
1st low water level, air dalam gelas penduga harus berada pada -60 mm di
bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berbunyi dan bersamaan
lampu kuning menyala.
Operasikan kembai feed water pump sehingga dalam gelas penduga naik
sampai -50 mm di bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berhenti
dan lampu kuning mati.
Lakukan blow down sehingga air dalam gelas penduga turun sampai 1st low
water level pada saat alarm 1st low water level berbunyi, dan lampu kuning
menyala, alarm 1st low water level di reset. Lalu lakukan blow down sehingga
air di dalam gelas penduga harus berada pada -120 mm di bawah NWL dan
alarm untuk 2nd LWL berbunyi dan bersamaan lampu merah menyala.
Operasikan kembali feed water pump, sehingga air dalam gelas penduga
berada pada -105 mm di bawah NWL, dan alarm untuk 2nd low water level
berhenti dan lampu merah mati.
Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL alarm serta lampu indikator bekerja dengan
baik, operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga
tepat pada normal water level.
“jangan mengoperasikan feed water pump dlam keadaan kosong (tanpa
air masuk ke pompa). Hal ini akan mengakibatkan pompa menjadi panas
dan rusak.
Jangan mulai mengoperasikan (start) pompa jika kerangan outlet dalam
keadaan terbuka lebar. Hal ini akan mengakibatkan ampere motor
menjadi sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada
elektro motor maupun komponen listrik yang lainnya.
Setiap akan mengoperasikan boiler, sistim kontrol untuk HWL dan LWL
harus docoba fungsinya sesuai dengan tata cara yang di uraikan di
atas”.
Pengaman untuk low water level
Takuma boiler dilengkapi dengan pengaman untuk kondisi low water level
Artikel Terkait :
Pipa-pipa air (water tube) diklasifikasikan kedalam pipa-pipa air boiler proper,
pipa-pipa air combustion chamber dan pipa pipa air yang tidak dipanasi (pipa
down comer) pipa pipa tersebut terhubung dari drum atas dan drum bawah
dengan pembesaran (expanding)
Kedua ujung pipa pipa air boiler proper yang di susun tegak lurus antara drum
atas dan drum bawah itu di tekuk dan dihubung di kedua drum tersebut. Pipa
pipa itu di susun sedemikian untuk menambah perpindahan panas secara
kontak langsung. Pipa pipa air combustion chamber dibagi kedalam beberapa
dinidng dinding pipa (tube walls).
Pipa pipa air tersebut adalah pada dinding atap , dinding bagian depan,
dinding bagian samping , dinding bagian belakang dan dinding baffle (baffle
wall) yang memisah combustion chamber dengan boiler proper. Pipa pipa
pada dinding samping, dinding belakang dan beberapa pipa di dinding depan
di susun dengan jarak (pitch) yang sesuai, membangun satu dinding air yang
sempurna sebagai satu penutupan / batasan dapur untuk menyerap secara
efektif panas radiasi di dalam combustion chamber dan menghindari
kehilangan panas.
Drum atas dan drum bawah juga beberapa pipa pipa air di dukung oleh
support lower drum yang berbentuk setengah bulatan (cradle), dan beberapa
pipa pipa air didukung oleh setiap header dalam susatu design sehingga
semuanya menjadi fleksibel terhadap pemuaian atau penyusutan akibat
perubahan panas.
Combustion chamber, seperti terlihat di gambar 2-1 terdiri dari dapur utama
(primary furnace) dan dapur kedua (secondary furnace) pada primary furnace
dipasang dengan roster dan firegrate.
Dalam drum atas terpasang plat penyangga dari besi dan pemisah air/uap
untuk meningkatkan kekeringan dari uap.
Sistem alarm level air tinggi/rendah di pasang pada drum atas sekalian
dengan meter level air (gelas penduga). Dan meter tekanan (pressure gauge)
di letakkan pada tempat yang tepat yang dengan mudah dapat di lihat dari
posisi mana ketel itu di operasikan.
Casing dari besi plat dipasang sebagai protektor untuk badan ketel dan
dinding dapur pembakaran, serta alat pelindung dari udara luar dan
mencegah masuknya air hujan pada bagian tertentu, structur frame di pakai
untuk memperoleh kekuatan yang memadai.
Gang way dan hand rail dipasang untuk mempermudah menuju ketempat
mana, automatic regulator air pengisi, meter level air, kerangan-kerangan
pada drum atas.
Takuma Boile
r
Automatic regular air pengisi terdiri control valve, control unit dan modulating
control head (level sensor) dan pemipaan yang terhubung dengandrum atas
mengatur jumlah aliran air dengan membuka dan menutup control valve
sesuai dengan variasi level air dalam drum atas.
Soot blower element (pipa) harus terpasang pada badan soot blower sebelum
soot blower (peniup abu) dilakukan. Soot blowing dioperasikan dengan
semprotan uap dari soot blower yang elemennya berada di susunan pipa pipa
boiler. Soot blower type rotary (diputar) dapat dioperasikandari lantai, soot
blower dirancang dengan spesial design agar masukan udara yang berlebihan
dapat dihindari. Element soot blower yang dipakai untuk daerah temperatur
tinggi di buat dari baja special agar tahan terhadap temperature tinggi.
Satu unit forced draft fan dan satu unit 2nd FD fan yang dibuat oleh PT SAS
dengan merek Chicago yang mendapat lisensi dari chicago amerika yang
dipasangkan untuk mensupplay udara untuk pembakaran bahan bakar,
pendingin roster dan penyebaran bahan bakar.
Induced draft fan yang di buat oleh PT SAS dengan merek chicago dengan
type V belt atau direct coupling (dengan coupling) dipasangkan untuk
menginduksi gas sisa dari bahan bakar kedalam cerobong dan menjaga
tekanan dapur berada pada tekanan semulanya / tekanan yang di
rencanakan.
Peralatan pembakaran
Dalam sistem pembakaran ini dapur primer dipasang dengan rooster yang di
susun sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
Bahan untuk dapur
Badan ketel dan ruang pembakaran di tutup dengan batu tahan api yang
berbentuk khusus batu tahan api biasa, batu insulasi serta lapisan insulasi
lainnya dan di bangun sedemikian rupa untuk menjamin insulasi panas yang
sempurna. Kualitas bahan tahan panas, insulasi dan elasticicty untuk
pemuaian di pilih dan dipergunakan sesuai dengan kondisi tempat dimana
bahan itu di pasang guna menghindari retak dan kerusakan yang mungkin
timbul karena panas.
Dust collector
Gas-gas asap yang membawa jumlah abu ke cerobong asap terdiri dari abu-
abu halus yang akan terbawa oleh gas asap dan akan menimbulkan polusi.
Oleh sebab itu dipasang dust collector dan dilengkapi dengan daun kupu-
kupu yang dapat menangkap abu-abu halus tersebut sehingga gas asap yang
keluar kecerobong asap lebih bersih. Dust collector juga berfungsi untuk
menambah daya tahan dan umur teknis pada blower induced draft fan.
Artikel Terkait :
Persiapan Pengoperasian Boiler Baru
Persiapan Pengapian
Pengapian dan Pengoperasian Boiler
Pengawasan Selama Boiler Beroperasi
PROSES KERJA FIRE TUBE BOILER (MESIN UAP) DENGAN BERBAHAN BAKAR
PADAT
PROSES KERJA FIRE TUBE BOILER (MESIN UAP) DENGAN BERBAHAN BAKAR PADAT
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media
yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga
boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam
disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang
mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah
diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk
mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan.
Gambar 1 Intalasi pada Boiler Pipa Api Bahan Bakar Padat
Gambar 2 Boiler
Bagian-Bagian Pada Boiler
Gambar 3 Bagian-Bagian Pada Boiler Pipa Api Bahan Bakar Padat
Bagian-Bagian Pada Boiler Batubara :
1. Main Feedwater Check Valve
2. Water Level Gauges
3. Float-operated Level Switch (Single Switch)
4. Float-operated Level Switch (Multiple Switches)
5. Boiler Blowdown Valve
6. Main Steam Stop Valve
7. Isolating Valve for Steam Pressure Gauge
8. Steam Pressure Controller
9. Safety Valves
10. Air Release Valve
11. Manhole
12. Inspector’s Test-cock
13. Inspection Cover
14. Steam Pressure Gauge
15. Control Panel
16. Manufacturer’s Detail Plate
17. Rear Access door
18. Outlet Duct c/w ID Damper
19. Feedpump
20. Lifting Lugs
21. Ladder
22. Soot Blowers
23. Stoker
24. Rear Smoke Box
25. Rear Peephole
B. Menyalakan Boiler
Bahan bakar batubara diangkat dengan menggunakan coal conveyor sebanyak 1 ton
untuk pemakaian bahan bakar rata-rata selama 1 jam (1 ton/jam). Feed Hopper
dipasang lebih tinggi dari boiler itu sendiri. Feed hopper ini berfungsi sebagai tempat
penampungan harian. Dari feed hopper ini batubara akan turun secara gravitasi
menuju stoker. Pada feed hopper ini dipasang 2 buah limit switch yang dipasang
secara seri gunanya untuk kontrol pengisian otomatis. Artinya jika kedua limit switch
atas dan bawah sudah tidak tertutup oleh batubara maka elevator akan berjalan
secara otomatis, apabila level switch yang atas sudah tertutup oleh batubara maka
pengisian akan berhenti.
Sebelum menuju stoker, pengisian batubara pada stoker diatur oleh swinging chute
agar batubara yang lembut/halus dan kasar bisa bercampur baik sehingga mudah
terbakar dengan sempurna. Swinging chute ini digerakan oleh sebuah motor kecil
yang dilengkapi dengan shear pin untuk pengamanan motor penggeraknya bila
terjadi kemacetan.
Pastikan bahwa permukaan air dalam boiler cukup. Sebaiknya sebelum memulai
penyalaan boiler semua alat penunjang pembakaran dicoba, seperti ID Fan, FD Fan,
stoker, pompa-pompa dan lain-lain. Bilamana semua berjalan dengan baik baru kita
boleh memulai menyiapkan penyalaan boiler.
Langkah-langkah penyalaan sebagai berikut :
a. Buka venting valve diatas boiler.
b. Jalankan Stoker secara manual.
c. Atur pembukaan guillotine door 100 mm.
d. Buka coal door beberapa saat dan jatuhkan batubara ke atas chain grate kira-kira
sepanjang 500 – 750 mm.
e. Hentikan putaran stoker apabila batubara sudah berada di belakang guillotine door
+ (300 mm).
f. Naikan guillotine door menjadi 180 mm.
g. Sisipkan potongan-potongan kayu pada batubara.
h. Sisipkan serpihan karton atau tatal diantara potongan-potongan kayu.
i. Nyalakan serpihan karton atau tatal dengan hanya menggunakan korek api.
j. Bilamana potongan kayu sudah ikut menyaka atau membara coal door boleh
dibuka.
k. Turunkan guillotine door menjadi 100 sampai 140 mm.
l. Hidupkan ID Fan dengan posisi ID inverter minimum.
m. Perhatikan apakah batubara menyala dengan baik dan lubang intai di belakang
boiler. Kita juga dapat melihat dari lubang di depan atas stoker.
n. Bilamana batubara sudah terlihat menyala selebar stoker hidupkan FD Fan dengan
posisi hand minimum dan ID Fan sebaliknya pada posisi auto.
o. Perhatikan arah jarum hitam photohelic harus berada pada posisi yang ditentukan.
p. Bilamana api sudah mulai membesar jalankan stoker secara hand minimum.
q. Tingkatkan pembakaran dengan perlahan-lahan dengan menaikkan kecepatan
stoker dan FD Fan. Harap diperhatikan jangan sampai batubara yang menyala
bergerak terlalu cepat menjauhi guillotine door. Apabila terlihat api terlalu jauh dari
guillotine door hentikan sementara stoker motor dan jalankan kembali apabila api
sudah terlihat lagi dekat guillotine door.
r. Bila api terlihat baik naikkan FD Fan speed dan ID Fan speed secara bertahap.
Apabila ID Fan pada posisi auto maka anda hanya tinggal menambah FD Fan speed
saja.
s. Bila keadaan ini bisa bertahan pindahkan switch ID speed dan FD speed keposisi
auto. Naikan ketebalan batubara secara bertahap sampai 150 mm.
t. Tutup Venting valve bila uap terlihat keluar dari valve tersebut.
u. Lakukan blowdown sesekali agar temperatur air dalam boiler merata.
Bila keadaan ini bisa dipertahankan biarkan ID Fan speed,FD Fan speed dan stoker
dalam keadaan auto sampai tekanan boiler naik secara perlahan-lahan. Sebaiknya
tidak menaikan tekanan uap dalam boiler terlalu cepat untuk menghindari material
stress. Buka perlahan-lahan main steam valve bila tekanan yang diinginkan hampir
tercapai.
C. Pembakaran
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak
sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper
udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan
seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan
batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku.
Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang
diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran
batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna
pada waktu mencapai ujung grate.
Seperti kita ketahui unsur utama yang mempengaruhi pembakaran adalah udara dan
bahan bakar ( batubara ). Sempurna/baik tidaknya suatu pembakaran sangat
dipengaruhi oleh rasio udara dan batubara. Sangat sulit untuk menentukan rasio
tersebut pada bahan bakar padat seperti batubara dimana kandungan dan ukurannya
tidak selalu sama. Jadi kita harus juga menyesuaikan kondisi batubara yang kita bakar.
Berikut adalah uraian dan beberapa patokan untuk mencapai pembakaran yang
sempurna.
Pada keadaan batubara yang cukup baik ( normal )
- Abu yang keluar dari ash conveyor berwarna putih kecoklatan, atau dengan kata lain
carbon habis teroksidasi jadi tidak ada sisa batubara yang tidak terbakar atau arang.
Gambar 4 Abu Sisa Pembakaran
- Kadar Oksigen dalam gas buang biasanya antara 4 – 9 %, sedang pada keadaan
batubara banyak yang halus biasanya oksigen (O2) akan naik karena oksigen (O2)
tidak berkurang banyak untuk beroksidasi dengan karbon yang ada pada batubara
melainkan langsung terbuang/terhisap, biasanya temperatur gas buangnya juga
turun.
Ini menyebabkan juga sisa pembakaran masih hitam, artinya masih banyak karbon
yang seharusnya terbakar tapi langsung jatuh ke ash conveyor. Pada keadaan ini
sebaiknya tidak menaikan guillotine door atau ketebalan batubara. Sebab udara akan
semakin sulit menembus lapisan batubara sehingga bisa berakibat pembakaran jadi
lebih buruk. Jika perlu guillotine door bahkan diturunkan dan kecepatan stoker juga
diturunkan untuk memberi kesempatan batubara terbakar lebih baik.
Pengaturan yang tepat mengenai kecepatan stoker, ketebalan batubara dan jumlah
udara pembakar akan bisa kita capai dengan pengalaman. Pada pembakaran yang
baik biasanya api terlihat agak tegak dengan tidak terlalu banyak batubara yang
meloncat.
Jangan merubah FD speed terlalu besar (bila tidak perlu) karena terlalu banyak udara
pembakar/kelebihan udara akan menurunkan efisiensi boiler. Gejala kurang udara
pembakar bisa ditandai dengan turunnya persentasi oksigen (O2) sampai dibawah 4
% dan rantai stoker terasa lebih panas.
Bila rantai stoker terlalu panas segera turunkan guillotine door. Sebagai pedoman
untuk memperbaiki rasio bahan bakar dan udara adalah dengan merubah
(menaikan/menurunkan) jumlah udara dengan cara menambah atau mengurangi FD
Fan speed, atau bisa juga dengan merubah (menambah/mengurangi) batubara
dengan cara menaikan atau menurunkan ketebalannya atau menambah atau
mengurangi kecepatan stokernya.
Gambar 5 Pembakaran dalam Boiler Batubara Pipa Api
Gambar 6 Tempat pembakaran pada Boiler pipa api
Keadaan batubara juga sangat menentukan hasil pembakaran. Baik kalorinya maupun
ukuran dari batubara itu. Sebaiknya batubara mempunyai kelembaban yang cukup,
artinya tidak terlalu kering tetapi juga tidak terlalu basah. Dengan ini dimaksudkan
agar batubara yang halus bisa menempel pada atau melapisi batubara yang lebih
besar. Jadi pada waktu masuk dan berada diatas stoker tidak mudah terbang tertiup
angin dan sekaligus membantu batubara yang lebih besar jadi mudah terbakar dan
stoker speed bisa lebih tinggi.
Sedapat mungkin pembakaran dilaksanakan dengan ketebalan yang seminimal
mungkin tetapi kecepatan setinggi mungkin. Arti ketebalan setipis mungkin disini
misalnya beban pemakaian cukup dengan 140 mm maka kita tidak perlu membuka
sampai 200 mm, hal ini untuk menghindari agar boiler tidak terlalu sering modulasi
atau bahkan mati karena tekanan sudah tercapai atau terlewati untuk menghindari
timbulnya asap yang tebal.
Sedangkan kecepatan stoker secepat mungkin dimaksudkan untuk menghindari
klingker melekat terlalu banyak di refractoy arch dan juga api yang dihasilkan bisa
lebih panjang sehingga memberi kesempatan asap yang terbentuk dibagian awal
pembakaran terbakar lebih baik sehingga asap yang keluar dari cerobong tipis.
Dengan catatan hasil pembakaran tetap baik atau batubara habis terbakar menjadi
abu.
Pembakaran yang tidak sempurna dapat timbul dari kekurangan udara atau kelebihan
bahan bakar atau buruknya pendistribusian bahan bakar. Hal ini nyata terlihat dari
warna atau asap, dan harus segera diperbaiki.
Pada pembakaran batubara, karbon yang tidak terbakar dapat merupakan kehilangan
yang besar. Hal ini terjadi pada saat dibawa oleh grit atau adanya karbon dalam abu
dan dapat mencapai lebih dari 12 persen dari panas yang dipasok ke boiler. Ukuran
bahan bakar yang tidak seragam dapat juga menjadi penyebab tidak sempurnanya
pembakaran. Pada chain grate stokers, bongkahan besar tidak akan terbakar
sempurna, sementara potongan yang kecil dan halus apat menghambat aliran udara,
sehingga menyebabkan buruknya distribusi udara. Pada sprinkler stokers, kondisi
grate stoker, distributor bahan bakar, pengaturan udara dan sistem pembakaran
berlebihan dapat juga mempengaruhi kehilangan karbon. Meningkatnya partikel
halus pada batubara juga meningkatkan kehilangan karbon.
E. Pengendalian udara berlebih
Udara berlebih diperlukan pada seluruh praktek pembakaran untuk menjamin
pembakaran yang sempurna, untuk memperoleh variasi pembakaran dan untuk
menjamin kondisi cerobong yang memuaskan untuk beberapa bahan bakar. Tingkat
optimal udara berlebih untuk efisiensi boiler yang maksimum terjadi bila jumlah
kehilangan yang diakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan kehilangan yang
disebabkan oleh panas dalam gas buang diminimalkan. Tingkatan ini berbeda-beda
tergantung rancangan tungku, jenis burner, bahan bakar dan variabel proses.
Pengendalian udara berlebih pada tingkat yang optimal selalu mengakibatkan
penurunan dalam kehilangan gas buang, untuk setiap penurunan 1 persen udara
berlebih terdapat kenaikan efisiensi kurang lebih 0,6 persen. Berbagai macam
metode yang tersedia untuk mengendalikan udara berlebih :
• Alat analisis oksigen portable dan draft gauges dapat digunakan untuk membuat
pembacaan berkala untuk menuntun operator menyetel secara manual aliran udara
untuk operasi yang optimum. Penurunan udara berlebih hingga 20 persen adalah
memungkinkan.
• Metode yang paling umum adalah penganalisis oksigen secara sinambung dengan
pembacaan langsung ditempat, dimana operator dapat menyetel aliran udara.
Penurunan lebih lanjut 10 – 15% dapat dicapai melebihi sistem sebelumnya.
• Alat analisis oksigen sinambung yang sama dapat memiliki pneumatic damper
positioner yang dikedalikan dengan alat pengendali jarak jauh, dimana pembacaan
data tersedia di ruang kendali. Hal ini membuat operator mampu mengendalikan
sejumlah sistem pengapian dari jarak jauh secara serentak.
Pertama-tama gas panas hasil pembakaran batubara mengalir dalam lorong api
(furnace) ditiup dengan FD Fan dengan kecepatan motor rata-rata 1050 rpm menuju
kearah ruang pembalik (reversal chamber) dengan dihisap oleh ID Fan dengan
kecepatan motor rata-rata 1440 rpm dengan suhu gas pembakaran 1600°C dengan
kecepatan stoker rata-rata sebesar 10 m/jam. Batubara ini akan habis terbakar
sebanyak 88 – 93% dengan kadar abu antara 7 – 12%. Abu sisa pembakaran batubara
tersebut akan jatuh dari stoker oleh gaya gravitasi menuju bottom ash dengan suhu
sekitar 1200°C. Karena suhu sisa abu pembakaran batubara tersebut sangat panas
untuk diterima langsung oleh bottom ash conveyor, oleh karena itu bottom ash
conveyor tersebut direndam dengan air agar abu bottom ash suhunya menurun dan
bottom ash conveyor tidak cepat rusak karena suhu yag sangat panas tersebut.
Kedua gas panas dari reversal chamber masuk ke dalam pipa-pipa api (laluan kedua)
dengan suhu antara 800 – 850°C menuju k edepan yaitu ke lemari api depan (front
smoke box).
Ketiga dari front smoke box masuk ke dalam pipa-pipa api (laluan ketiga) dengan
suhu 350°C menuju ke belakang yaitu ke rear smoke box yang selanjutnya menuju
cerobong dengan malalui grit arrester dan ID Fan. Di dalam grit arrester gas panas
yang terhisap oleh ID Fan ini mengandung partikel-partikel kecil batubara yang
berterbangan sebesar butiran pasir dan terhisap ke dalam pipa-pipa api dari laluan
pertama sampai dengan laluan ketiga dan kemudian akan terjatuh diruang grit
arrester dan akan ditampung oleh bak penampungan. Dan sisa karbon hasil
pembakaran tersebut yang menuju cerobong asap (Exhaust gas),tetapi tidak langsung
dibuang begitu saja, tetapi sisa hasil karbon tersebut disemprot (spray) dengan air
agar kandungan asap gas buang tidak terlalu pekat dan tidak menimbulkan polusi
udara, dan suhu sisa hasil pembakarannya dalam keadaan normal antara 220 – 230°C
dengan kadar oksigen (O2) antara 4 – 9% dan kadar karbondioksida (CO2) rata-rata
13%. Kemudian uap bertekanan yang dihasilkan boiler batubara tersebut
didistribusikan menuju bagian produksi dengan suhu 210 – 212°C dengan tekanan
steam maksimal 19 bar yang digunakan untuk memasak ban (curing) dan untuk
menggerakan mesin. Total uap bertekanan yang dihasilkan oleh boiler tersebut dalam
1 jam proses kerja maksimal adalah 21000 lbs/jam dengan pemakaian bahan baku air
rata-rata 10 m3 dengan kecepatan rata-rata10 m3/jam, dengan menggunakan bahan
bakar batubara rata-rata 1 ton/jam.
Gambar 7 Perpindahan Panas dan Temperatur yang Melalui Boiler [1]
G. Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan
secara efektif pada steam yang dihasilkan. Kehilangan energi dan peluang efisiensi
energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas,
kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat
pembantu, kualitas air dan blowdown. Untuk mengetahui efisiensi boiler batubara
untuk jenis ini dapat dihitung berdasarkan data-data yang terdapat dari boiler
tersebut. Untuk mengetahui efisiensi tersebut dapat dilihat seperti rumus dibawah
ini :
Panas Keluar
Efisiensi Boiler () = x 100
Panas Masuk
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung
adalah:
Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (0C), jika ada
Suhu air umpan (0C)
Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan
bakar
Dimana
hg : Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
hf : Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
Data yang digunakan untuk menghitung efisiensi boiler batubara adalah sebagai
berikut :
Jenis boiler : Berbahan bakar batubara
Jumlah steam (kering) yang dihasilkan : 10 TPJ
Tekanan steam (gauge) / suhu : 10 kg/cm2 (g)/ 2100CC
Jumlah pemakaian batubara : 1,1 TPJ
Suhu air umpan : 850C
GCV batubara : 6300 kkal/kg
Entalpi steam pada tekanan 10 kg/cm2 : 665 kkal/kg (jenuh)
Entalpi air umpan : 85 kkal/kg
Q x (hg –hf)
Efisiensi Boiler () = x 100
Q x GCV
10 x (665 – 85)
Efisiensi Boiler () = x 100 = 83,694 persen
1,1 x 6300
Persentase kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat
dihindarkan. Persentase kehilangan energi ini merupakan sisa dari persentase
efisiensi boiler itu sendiri. Tujuan dari produksi bersih pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang
diakibatkan oleh:
• Gas cerobong yang kering
• Penguapan air yang terbentuk karena H 2 dalam bahan bakar
• Penguapan kadar air dalam bahan bakar
• Adanya kadar air dalam udara pembakaran
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash
• Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash
• Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
H. Blowdown Boiler
Jika air dididihkan dan dihasilkan steam, padatan terlarut yang terdapat dalam air
akan tinggal di boiler. Jika banyak padatan terdapat dalam air umpan, padatan
tersebut akan terpekatkan dan akhirnya akan mencapai suatu tingkat dimana
kelarutannya dalam air akan terlampaui dan akan mengendap dari larutan. Diatas
tingkat konsentrasi tertentu, padatan tersebut mendorong terbentuknya busa dan
menyebabkan terbawanya air ke steam. Endapan juga mengakibatkan terbentuknya
kerak di bagian dalam boiler, mengakibatan pemanasan setempat menjadi berlebih
dan akhirnya menyebabkan kegagalan pada pipa boiler.
Oleh karena itu penting untuk mengendalikan tingkat konsentrasi padatan dalam
suspensi dan yang terlarut dalam air yang dididihkan. Hal ini dicapai oleh proses yang
disebut blowing down, dimana sejumlah tertentu volume air dikeluarkan dan secara
otomatis diganti dengan air umpan. Dengan demikian akan tercapai tingkat optimum
total padatan terlarut (TDS) dalam air boiler dan membuang padatan yang sudah rata
keluar dari larutan dan yang cenderung tinggal pada permukaan boiler. Blowdown
penting untuk melindungi permukaan penukar panas pada boiler. Walau demikian,
blowdown dapat menjadi sumber kehilangan panas yang cukup berarti, jika dilakukan
secara tidak benar.
Pengendalian blowdown boiler yang baik dapat secara signifikan menurunkan biaya
perlakuan dan operasional yang meliputi:
• Biaya perlakuan awal lebih rendah
• Konsumsi air make-up lebih sedikit
• Waktu penghentian untuk perawatan menjadi berkurang
• Umur pakai boiler meningkat
• Pemakaian bahan kimia untuk pengolahan air umpan menjadi lebih rendah.