NIM : 1902092
KELAS : TPHP 3 B
KOMPONEN-KOMPONEN BOILER
1. Furnace (Ruang Bakar) sebagai tempat pembakaran bahan bakar ( fibre dan
cangkang) untuk menghasilkan gas panas.
2. Concrete Floor Hearder аdаlаh salah satu bagian boiler уаng berfungsi untuk
memanaskan kembali uap air keluaran turbin uap tingkat pertama, sehingga
kembali menjadi uap superheat.
3. Super heater Hearder Digunakan untuk mengubah uap basah menjadi uap
kering dengan temperatur 325oC karena uap yang mengandung air akan
berbahaya bagi turbin.
4. Super heater Digunakan untuk mengubah uap basah menjadi uap kering
dengan temperatur 325oC karena uap yang mengandung air akan berbahaya
bagi turbin.
6. Force draft fan (FDF) Berfungsi sebagai penghembus campuran uap bahan
bakar dan gas-gas dan udara di dalam ruang bakar.
7. Induce draft fan (IDF) Berfungsi untuk membuang atau menghisap gas-gas
berikut campuran uap bahan bakar dan udara yang terdapat di dalam ruang bakar.
8. Upper Drum Berfungsi untuk menampung air umpan yang berasal dari
deaerator kemudian mendistribusikannya ke pipa-pipa pembangkit steam.
9. Super Heater Hearder adalah salah satu komponen pada Boiler yang berfungsi
untuk memanaskan lanjut uap sehingga menghasilkan uap ( steam ) yang
memenuhi persyaratan untuk memutar Turbin ( Turbine ).
10. Soot Blower adalah suatu alat yang berfungsi untuk membersihkan permukaan
pipa-pipa pemanas pada Boiler dari kotoran atau debu yang menempel pada
permukaan pipa-pipa pemanas tersebut.
12. Safety Valve berfungsi sebagai alat keamanan pada boiler. Mengurangi
tekanan pada drum agar tidak melebihi tekanan kerja yang diizinkan/telah
diseting.
13. Header Air Umpan merupakan bejana baja berbentuk silinder dipasang di
sekeliling dapur dan dibawah fire grade pada dinding depan boiler.
14.Header Uap berfungsi sebagai penampung uap dari pipa air pembangkit uap
dan selanjutnya mendistribusikan ke drum uap.
15.
SEBELUM MULAI
a. Periksa dari bagian atas boiler, periksa semua kran pada boiler dan
pastikan semuanya tertutup.
b. Periksa IDF (Induce Draft Fan), FDF (Forced Draft Fan), bearing motor,
baut pengikat elektro motor, ketegangan v-belt blower dan baut – baut yang
longgar.
c. Periksa ketinggian air dalam gelas penduga dan keluarkan air dalam gelas
penduga untuk memastikan bahwa tingkat air minimal setengah gelas. Terutama
bersihkan gelas penduga dan pengamannya.
d. Periksa pengukur tekanan (manometer) dan catat apakah ada tekanan atau
tidak.
e. Periksa bagian dalam dapur Boiler (roaster, fire grate, lorong api, batu api)
dengan menggunakan lampu/senter untuk memastikan Boiler telah dibersihkan
dan pastikan tidak ada batu api yang jatuh.
h. Periksa dan pastikan pintu damper dapat bekerja dengan baik. Pintu
damper
dapat digerakkan dengan bebas, jika tidak lakukan pelumasan dan perbaikan.
k. Periksa panel listrik Boiler dan pastikan arus sudah tersedia. Periksa juga
kerusakan pada panel listrik. Lakukan perbaikan bila perlu.
MULAI
a. Berlaku untuk ketel yang berhenti semalaman dan masih ada tekanan uap
pada alat penunjuk tekanan (manometer)
- Periksa ketinggian air dalam gelas penduga, minimal ½ penuh dari gelas
penduga.
- Masukkan bahan bakar dan serakkan secara merata bahan bakar didalam
roaster. Nyalakan api.
- Perlahan – lahan tekanan uap akan naik sampai dicapai tekanan kerja
boiler. Perhatikan dengan jelas ketinggian air pada gelas penduga tidak
melebihi/dibawah upper/lower control valve.
b. Bila boiler tidak digunakan dalam 24 jam air tetap penuh, maka diperlukan
minimum 12 jam untuk menyalakan Boiler tanpa blower sebelum tekanan terbaca
di manometer dan tekanan kerja dicapai setelah pemanasan 18 jam.
c. Pada saat Boiler sudah mencapai tekanan kerja, periksa kran safety dan
pastikan kran safety bekerja dengan baik dan tidak lengket atau rusak.
d. Buka kran shoot blower dan uap akan keluar dari kran. Satu kali
pembukaan kran akan membersihkan pipa-pipa Boiler.Urutan pengoperasian
shoot blower dimulai dari depan sampai belakang dapur Boiler.Sekarang Boiler
telah siap untuk mensuplai uap kekamar mesin. Ada baiknya pembukaan kran uap
secara pelan-pelan pada pembukaan pertama, lalu tunggu beberapa saat sebelum
membuka penuh.
PENGOPERASIAN
b. Pastikan persediaan air yang cukup dari sumber air yang cukup sepanjang
waktu dan tanki air bersih selalu penuh.
c. Pastikan air untuk boiler harus melalui proses demin ( atau softener) dan
tidak di-by pass. Kesadahaan airdan silika (SIO2) harus dikurangi sampai tingkat
tingkat yang serendah mungkin.
e. Abu boiler dibawah roaster dan kerak boiler yang berada diatas roaster
harus dikeluarkan secara bertahap setiap 3-4 jam. Abu dan kerak boiler harus
dibuang pada tempat yang telah ditentukan. Untuk boiler yang mempunyai
tekanan pada tungku, blower FDF harus dihentikan terlebih dahulu sebelum
pengorekan abu dibawah roaster.
= 3,53 m3
A = kapasitas boiler
1.000 ppm sudah harus di blowdown. Bila water treatment dan perlakuan di
Boiler sesuai dengan standard, maka pipa bisa bertahan sampai 10 tahun tanpa ada
masalah.
Tujuan dari blowdown adalah untuk menjaga agar proporsi dari bahan yang larut
maupun yang tidak larut dalam air umpan dalam Boiler tetap berada dalam batas
yang direkomendasikan.
a. Boiler dapat dihentikan setelah turbin uap dihentikan. Bila boiler yang
digunakan lebih dari satu, boiler dapat dihentikan satu persatu sesuai kebutuhan
uap.
e. Lantai tempat bahan bakar, lantai depan Boiler, konveyor bahan bakar
harus dirapikan setelah Boiler dihentikan
f. Setelah boiler diberhentikan masih dalam keadaan panas dan ber tekanan,
maka harus diberi tenaga operator untuk stand by, menjaga kemungkinan terjadi
kebocoran uap/air atau kebakaran.
PEMBERHENTIAN DARURAT
• Segera tutup krangan uap induk dan hentikan bahan bakar ke dapur Boiler.
• Hentikan semua blower secara berurutan dimulai dari Force Draft Fan,
Secondary Draft Fan dan Fuel Feeder. Untuk menghindari lidah api berbalik,
maka IDF dimatikan paling akhir.
• Pompa jangan dijalankan jika telah trip karena air di Boiler terlanjur
kosong. Hal ini untuk menghindari kejutan karena dingin mendadak, sampai
pengamatan dilakukan.
• Tarik api keluar dari dalam dapur (ruang bakar) dan biarkan pintu dapur
terbuka untuk pendinginan.
Jika pada pengamatan ada uap keluar dari pipa buang pada saat kran
dibuka, matikan Boiler selanjutnya dilakukan pemeriksaan seperti langkah (ii).
Jika air masih keluar dari pipa drain, ikuti langkah (iii). Biarkan Boiler
dingin perlahan sampai tekanan turun mencapai lebih kurang 7,14 kg/cm2 (= 7
bar).
Bila tekanan telah turun sampai 7 bar, Boiler dapat di umpan dengan air
secara perlahan dengan mengatur kran bypass pada pompa. Hal ini
menghindarkan benturan air dingin dengan uap didalam pipa-pipa.
Pompakan air umpan sampai permukaan air di Boiler normal dan lakukan
pemeriksaan visual dengan teliti seperti pada ruang ash Hopper, side header dan
front header. Jika tidak ditemukan kebocoran, maka Boiler aman untuk
dioperasikan kembali.
b. Bila pipa Boiler pecah pada saat operasi, lakukan langkah (i) sampai (iv)
pada bagian (a). Hentikan Boiler sampai benar-benar dingin untuk pemeriksaan
kondisi Boiler. Laporkan ke Direksi dan IPNKK-Depnaker untuk mendapat
persetujuan melakukan perbaikan.
TROUBLE SHOOTING
• Pembersihan dapur ketel yang dilakukan pada saat tekanan <19 kg/cm2
• Soot blowing tidak dilakukan setiap 4 jam (pada saat Boiler beroperasi)
• Kondisi bahan bakar basah (kadar air cangkang >25% dan fibre >50%)
d. Posisi air di drum (dilihat di gelas penduga) tidak konstan (dibawah lower
atau diatas upper)