Anda di halaman 1dari 38

Boiler/Ketel Uap

Training Boiler 1
Boiler
Prinsip Kerja
 Air dikonversi ke uap dengan pemanasan
 Air umpan ditambahkan ke boiler untuk
menggantikan uap dan air yang “hilang”
 Padatan yang terlarut akan tertinggal di air
boiler saat air menguap dan akan
terkonsentrasi yang dapat menyebabkan kerak
dan deposit di boiler

Training Boiler 2
Boiler

Jenis Boiler:
1.Boiler pipa air (water tube boiler)
biasanya digunakan untuk tekanan sedang
dan tinggi
2.Boiler pipa api (fired tube boiler) biasanya
digunakan untuk tekanan rendah dan
sedang.

Training Boiler 3
Boiler
 Sirkulasi air di boiler disebabkan perbedaan berat
jenis air karena pemanasan
 Di fired tube boiler, air di dekat pipa api akan
bergerak ke atas dan menuju kebawah di bagian
dinding boiler
 Di water tube boiler, air didalam pipa dekat fire
box (riser tube) akan bergerak ke atas, dan akan
bergerak ke bawah pada pipa dimana gas panas
keluar (downcomers)

Training Boiler 4
Boiler
Hal-hal yang harus diperhatikan
 Menjalankan boiler sesuai standar operasi
 Menjaga ketinggian air di drum pada level yang
direkomendasikan
 Mengontrol konsentrasi padatan terlarut dengan
laju blowdown yang tepat
 Mengontrol kualitas air umpan sesuai spesifikasi

Training Boiler 5
PENGOPERASIAN BOILER

1. PEMERIKSAAN SEBELUM PENGOPERASIAN

Sebelum melakukan pengoperasian boiler perlu dilakukan pemeriksaan


dan persiapan sbb :
- Periksa level air pada glass kira-kira 1” diatas level normal dan periksa level tersebut dengan
membukan dan menutup drain cock.
- Periksa bahwa semua kunci-kunci valve blowdown dan valve drain pada posisinya.
- Buka air vent valve upper drum dan drain superheater.
- Test main & auxilary feed water line dengan mengalirkan air kedalam boiler melalui masing-
masing line.
- Periksa access door (pintu pembantu) pada boiler dalam kondisi tertutup
- Periksa steam valve, water valve dan presure gauge cock dapat bekerja
- Periksa pengoperasian fan, dumper harus ditutup sewaktu start fan.

2. START UP BOILER

Apabila periode persiapan telah selesai, maka start up boiler dapat


dilakukan sbb :

- Letakkan bahan bakar diatas grate dan nyalakan dengan tangan. Tidak dibolehkan menambah
dengan sesuatu bahan yang mudah menyala seperti bensin, solar atau minyak lainnya.

- ID Fan damper pada posisi 60 – 90 Training Boilersebaiknya tidak dijalankan pada saat ini karena
deg, terbuka, 6
- Jika nyala sudah cukup stabil, jalankan FD fan dengan damper posisi tertutup pada saat start dan
jalankan feeding bahan bakar seluruhnya.

- Jalankan ID fan setelah api dalam dapur sempurna pembakarannya. ID fan damper harus tertutup
saat start untuk mencegah overload.

- Tutup air vent dan buka perlahan superheater drain dan perhatikan suhu superheater.

- Naikkan tekanan boiler secara perlahan dengan memperhatikan tingkat-tingkat variasi tekanan dan
suhu sbb :

0 – 3 bar = 0,3 bar/min


3 – 10 bar = 1,0 bar/min
10 – 24 bar = 1,5 bar/min

- Check dan test water level gauge.

- Bilamana tekanan pengoperasian telah tercapai, jalankan secondari FD fan. Buka semua steam
traps dan drain valve pada pemipaan uap ke engine room. Buka main stop valve sedikit untuk
memanaskan perpipaan. Setelah cukup panas, buka perlahan-lahan sampai terbuka penuh. Check
level air, jika level air lebih, lakukan blow down untuk mencegah carry over. Superheater air vent dan
drain valve dapat ditutup jika beban steam sudah lebih dari 50%.

- Check level air setelah penyuplaian steam ke proses dan jalankan feed water pump bila level air
turun ke level air normal.

- Superheater drain harus dibuka sedikit jika beban steam lebih kecil dari 50% untuk mencegah
overheating pada superheater. Training Boiler 7
- Dalam keadaan boiler dihubungkan (berbedan), kriteria-kriteria mutlak yang harus diikuti adalah :

max. variasi tekanan : 1 bar


max. variasi beban : 10 %

Kontrol yang dilakukan selama operasi normal adalah sbb:

- Jika konsumsi steam berfluktuasi, pengoperasian dapat dikontrol dengan feeding bahan bakar.

- Jika fluktuasi beban serius, kontrol dilakukan dengan supply udara dari FD fan dan feeding bahan
bakar.

- Level air dalam drum boiler harus selalu diperiksa dan harus dilakukan sebelum adanya bunyi alarm.
Pemeriksaan water gauge level (gauge glass) sangat penting dalam pengoperasian boiler dan jika
ada keraguan ketepatan level dari gauge glass, boiler harus di shut-down.

Training Boiler 8
3. SHUT DOWN BOILER

Langkah-langkah utuk shut down boiler dalam keadaan normal adalah sbb :

- Beban instalasi diturunkan sekitar 10% kemudian tutup main stop valve.
- Stop pemasukan bahan bakar dan perhatikan tekanan dan suhu uap
- Tarik bahan bakar dari dapur boiler
- Selama boiler terputus dari jaringan kerja, tekanan boiler dikoreksi dengan jalan membuka boiler
vent sehingga semua panas dari dapur tidak menyebabkan terjadinya pembentukan uap oleh
permukaan pemanas.
- Stop secondary air fan setelah tekanan turun lebih dari 20%.
- Stop FD fan bila tekanan telah 1/2 dari tekanan kerja.
- Pada waktu shutdown, menurunnya suhu serta tekanan secara tajam harus dihindarkan.
- Boiler diisi hingga permukaan air dalam drum + 50 mm diatas permukaan air normal. Tutup feed
water piping dengan menutup feed water gate valve yang terdapat pada boiler.
- Jika tekanan menurun hingga sekitar 5 bar, stop ID fan.

Jangan dinginkan boiler dengan paksa seperti menggunakan fan karena dapat
merusak dinding batu dan pipa-pipa, biarkan boiler dingin secara alami.

Training Boiler 9
4. SHUT DOWN BOILER KETIKA MENGALAMI BAHAYA

1. Jika putaran ID fan berkurang seketika harus diambil tindakan sbb :


- Stop feeding bahan bakar
- Stop FD fan
- Stop Secondary FD fan

2. Level air dalam kondisi bahaya, ambil tindakan sbb :


- Stop feeding bahan bakar
- Stop ID fan, FD fan dan SFD fan

Jika kegagalan / gangguan tersebut masih berlanjut dan permukaan air terus turun sebagai
tindakan tambahan harus dilakukan sbb :
- Tutup primary air damper
- Buang bahan bakar dari dapur
- Tutup main stop valve
- Jaga tekanan melalui boiler vent

3. Bila terjadi kebocoran seperti pada pipa atau drum yang tidak kritis
terhadap operasi boiler, maka ambil tindakan sbb :
- Tutup feeding bahan bakar
- Tarik bahan bakar dari dapur
- Tutup supply udara (stop fan)
- Tutup main stop valve danjaga kondisi air normal
- Ambil tindakan pemeriksaan setelah boiler dingin

4. Bila terjadi tube pecah, harus diambil tindakan sbb :


Training Boiler 10
- Stop feeding udara (stop fan)
5. Jika steam extraction mengalami gangguan serius, maka ambil
tindakan sbb :
- Stop feeding bahan bakar segera
- Stop FD & SFD fan
- Tutup air damper
- Untuk menghindarkan stagnasi uap (suhu uap yang tidak diizinkan
dan kenaikan tekanan uap), hal yang harus dilakukan adalah
membuka superheater drain.

Jika instalasi uap harus ditutup karena suatu kegagalan, harus diperhatikan
variasi temperatur dalam batas yang diizinkan terhadap bagian-bagian dimana
uap mangalir. Pengisian harus dihentikan setelah permukaan air mencapai
50 mm diatas permukaan normal.

Training Boiler 11
MANAGEMENT BOILER

1. JOB FUNCTION BOILERMAN (Tugas Boiler)

Boilerman adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengoperasian boiler yang memiliki
sertifikat dan kemampuan. Boiler harus dapat mengoperasikan dan menjaga boiler secara efektif.
Selama pengoperasian boilerman harus bisa memonitor performans boiler dengan memiliki logsheet
atau logbook dimana parameter-parameter dicatat seperti steam flow, tekanan/temperatur steam,
jumlah dan jenis bahan bakar yang digunakan, konsumsi air. Boilerman juga bertanggung jawab
untuk melaporkan secara tertulis kepada departemen keselamatan dan kesehatan bila ada
kecelakaan atau kerusakan-kerusakan yang serius pada boiler yang dapat menimbulkan
kecelakaan.

2. HAL – HAL PENTING DALAM BOILER ROOM

Ada beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian agar boiler room beroperasi dengan baik
yaitu :

- Log Sheet / Log Book


Boilerman harus menjaga log sheet dengan baik yang mencatat semua
data pengoperasian boiler seperti tekanan dan temperatur, waktu shoot
blowing, waktu column water di blowdown dan blowdown dilakukan dan
data penting lainnya. Data ini secara normal digunakan untuk
menganalisa ketidaksesuaian / kelainan pada boiler.

Training Boiler 12
- Boiler Familiarization (merasa memiliki / “dekat” dengan boiler)
Sangat penting bagi boilerman untuk mengetahui semua system pemipaan pada boiler seperti
pipa masuk, pipa keluar dan pipa-pipa didalam boiler sendiri. Suatu hal yang baik jika boilerman
mempersiapkan / membuat sket dari semua valve dan perlengkapan lain. Hal ini perlu untuk
digunakan pada saat emergency. Tempat untuk komponen-komponen kritis juga sebainya ada
pada boiler room.

- Easy Access to Boiler (mudah untuk dioperasikan)


Untuk boiler yang memiliki alat untuk dioperasikan yang posisinya lebih tinggi dari 8 ft (2,4 mtr)
sebaiknya dibuat platform atau tempat yang permanent seperti pada main stop valve, manhole
pada ujung-ujung drum, water gauge dll.

- Kondisi Ruangan
Setiap boiler room harus memiliki ruangan yang cukup dan kondisi- kondisi sbb :

a. Aman dan tempat kerja yang efisien serta ruang yang cukup untuk
maintenance.
b. Ruangan yang cukup antara boiler dan dinding lain untuk inspeksi
dan repair.
c. Untuk vertical boiler, ruangan antara bagian atas boiler dengan
atap tidak boleh kurang dari 3 ft.
d. Untuk jenis boiler yang lain, ruangan antara platform atau bagian
atas boiler dengan atap tidak boleh kurang dari 7 ft.
e. Lantai dijaga selalu bersih dan bebas dari air dan minyak.
f. Ruangan pada bagian atas atau samping boiler tidak boleh
digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.
g. Pintu pada ruangan boiler (jika ada) tidak boleh arah bukanya
kedalam
h. Ruangan boiler harus cukup cahaya baik cahaya alami maupun dari
Training Boiler 13
lampu yang ada.
PERAWATAN BOILER

1. PEMELIHARAAN HARIAN

- Pembersihan water gauge column dan water gauge glass dengan cara
draining.
- Pengecekan water level alarm dengan blowdown water gauge column
sewaktu pengetesan gauge glass.
- Blowdown mud drum sesuai dengan kwalitas air harian. Jika blowdown
dilakukan sewaktu operasi, air pada drum harus pada posisi high level
dan selain blowdown harus dilihat posisi water gauge level dan berikan
informasi kepada operator valve.
- Blowdown header dilakukan sebelum penyuplaian stem (kondisi steam
tekanan rendah) atau sewaktu boiler shutdown.
- Sootblowing dilakukan setiap 4 jam untuk menyakinkan pengoperasian
boiler effisien.
- Pembersihan kerak dan fire grate dilakukan setiap 3 – 4 jam.
- Pembersihan abu pada buangan dust collector.
- Analisa air dilakukan setiap 4 jam dan hasilnya dibuat sebagai
referensi untuk injeksi chemical boiler dan blowdown.

2. PEMELIHARAAN MINGGUAN

- Periksa oli pelumas dan grease untuk fan, feed water pump (motor dan
steam feed pump), rotary valve dan pendistribusi bahan bakar.
- Periksa belting fan. Training Boiler 14
3. PEMELIHARAAN BULANAN
- Periksa air boiler dan feed water, jika tidak sesuai dengan standard
yang ditentukan, konsultasi dengan ahli.
- Pembersihan saluran udara dan pipa-pipa instrumen.
- Pembersihan abu pada drum bawah, tube bank dan dasar chimney.
- Pengecekan dan perbaikan damper distribusi.

4. PEMELIHARAAN 6 (ENAM) BULANAN


- Pemeriksaan korosi pada bagian dalam drum, header. Jika scale
(kerak) pada drum dan pipa-pipa sudah tebal, harus dibersihkan
dengan tube cleaner atau peralatan lain.
- Periksa korosi bagian luar pipa dan perubahan bentuk pipa.
- Periksa dinding baru dapur, cor-coran dinding, buffle plate dan fire grate
- Pemeriksaan keausan impeler fan serta balancing dan alignmentnya.
- Pembersihan dan pemerksaan instrumentasi, perpipaan udara dan
ducting, dll

4. PEMELIHARAAN TAHUNAN
Pada pemeliharaan tahunan ini dilakukan inspeksi terhadap boiler secara keseluruhan. Inspeksi
boiler yang dilakukan sesuai dengan SOP untuk Bejana Tekan adalah sbb :

A. Prosedur Pencucian Boiler

1. Blank semua main steam line dan buka pipa feed water ke drum.
2. Pastikan packing yang akan diganti serta cat
Training apexior sudah tersedia.
Boiler 15
5. Bersihkan bagian dalam semua pipa dengan menggunakan water
turbine type tube cleaner pada pipa bagian dalam sampai bersih.
6. Bersihkan bagian luar semua pipa, multi cyclone dan furnace
terutama dicelah-celah antara pipa-pipa dan steam drum maupun
mud drum.
7. Pastikan arus yang digunakan untuk lampu penerangan memakai
arus DC.
8. Pastikan waktu yang digunakan untuk bongkar dan pasang kembali
maksimal 3 minggu.
9. Bersihkan plate luar boiler dan cat kembali dengan cat aluminium.

B. Inspeksi dan Maintenance site

1. Semua valve yang sudah dibuka harus disusun rapi pada meja kerja
dan dibuat code atau nomor urutnya untuk memudahkan pada saat
pemasangan kembali.
2. Semua peralatan untuk steam separator yang di upper drum dibuka
dan dibersihkan lalu dibuat codenya.
3. Multi cyclone dan guide valve dichek jangan sampai ada yang sudah
keropos.
4. Furnace dicheck terhadap kelurusan pipa, batu api serta fire grate
dan bila ada kerusakan harus diperbaiki.
5. Check pipa soot blower terhadap gerakan dan lubang spray.
6. Manhole IDF dibuka dan impeler harus diperiksa.
Training Boiler 16
KETEL UAP (STEAM BOILER)
I. A. Setiap Ketel Uap harus mempunyai

1. Dua atau lebih katup pengaman, paling sedikit satu haruslah tipe direct spring loaded .
Setiap ketel uap yang mempunyai luas permukaan pemanasan (heating surface) 100 ft2 atau kurang dari 100 ft2 bisa
mempunyai hanya satu katup pengaman (safety valve), dalam hal ini haruslah dari jenis direct spring-loaded.

2 Dua alat ukur air (water gauge)

3 Satu alat pengukur tekanan (pressure gauge)

4 Satu blow down valve atau cock

5 Dua unit pompa pengumpan (feed pumps), atau boleh juga satu feed pump dan satu
injector :

Setiap steam boiler yang mempunyai heating surface < 150 ft2, atau setiap steam boiler yang diperlengkapi dengan kontrol
pengaman otomatis (fail to safe) bisa diperlengkapi dengan satu unit feed pump.

Lebih lanjut dua atau lebih steam boiler yang dilengkapi dengan sejumlah feed pump atau injector yang dibutuhkan harus
disahkan oleh inspector kepala.

6 Satu katup uap induk (main steam stop valve).

7 Satu feed check valve.

8 Satu isnpector’ test perlengkapan pengukur tekanan.

9 Satu fusible plug pada setiap dapur (furnace) atau ruang bakar (combustion chamber) :
Setiap steam boiler yang menggunakan bahan bakar cair atau gas tidak perlu fusible flug.

10 Sebuah low water alarm; low water alarm tidak diperlukan pada steam boil
a. Yang berbahan bakar padat dan generation steam pada tekanan < 250 psi
b. Yang berbahan bakar cair dan gas dan diperlengkapi dengan low-water fuel cut-out.
Training Boiler 17
11. Satu low-water fuel cut-out jika steam boiler itu dipanasi dengan bahan bakar cair atau gas.
Training Boiler 17
B. Ketentuan-ketentuan diatas tidak berlaku pada economiser atau setiap superheater.

II. A. Semua fittings (benda-benda perlengkapan) untuk steam boiler haruslah memenuhi
ketentuan – ketentuan berikut :

1. Besi tuang (cast iron) jangan digunakan untuk :


a. Setiap fitting pemakaian pada temperatur lebih dari 4000 F atau pada tekanan uap yang
lebih besar dari 150 psi.
b. Setiap fitting blow down.
c. Setiap feed valve atau scum valve yang secara langsung digunakan pada perangkap steam
boiler pada tekanan lebih besar dari 150 psi.

2. Jangan digunakan perunggu (bronze) atau guna-metal untuk setiap fitting pada suhu lebih besar dari 4350 F.

3. Setiap dudukan dan kepala katup (seat and head valve), harus terbuat dari logam yang tidak gampang berkarat dan jangan
sekali – kali menggunakan cat cast iron menjadi dudukan valve.

4. Setiap valve yang berdiameter satu setengah inch atau lebih yang terpasang langsung pada perangkap ketel uap dan
setiap valve yang berdiameter dua setengah inch atau lebih, harus mempunyai tutup yang berbaut screw atau baut studs.

5. Setiap screw-down valve yang dipasang pada screwed cover dan terhubung secara langsung
pada steam boiler harus diperlengkapi dengan alat pengunci yang sesuai.

6. Setiap valve yang digunakan pada super-heated steam dan valve yang berdiameter dua setengah inch atau lebih, ataupun
sat setengah inch atau lebih yang dipasang secara langsung pada perangkap steam boiler haruslah ada screwed spindle
pada bagian luar.

7. Setiap valve yang mempunyai dudukan valve tersendiri haruslah menggunakan / mempunyai pengaman yang sama.

8. Setiap cock yang berdiameter satu inch atau lebih harus dilapisi / dibungkus dengan bahan tahan panas dan harus
mempunyai perlengkapan khusus selain gland demi keamanan plug.

Training Boiler 18
9. Setiap unit dari fitting harus lebih memenuhi pengujian hidrostatik pada tekanan tidak kurang dari dua kali design pressure ;
dan setelah setiap perlengkapan di assembly harus memenuhi pengujian hidrostatik pada tekanan tidak kurang dari satu
setengah kali design pressure.

10. Setiap fitting harus dijamin aman pada steam boiler lengsung atau tidak langsung oleh sambungan flens (flanged joint).

B. Fitting diluar ketentuan-ketentuan diatas haruslah sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi Standart British No. 795 (Valve
and Gauge for Land Installations).

IIII. A. Setiap safety valve yang dipasng pada steam boiler haruslah :

1. Dibuat dan disetel (adjusted) sehingga safety valve tersebut akan membuka pada tekanan kerja maksimal yang diijinkan
(MAWP) telah tercapai. Dalam keadaan valve sedemikian haruslah cukup untuk menjamin bahwa kenaikan tekanan akibat
pembentukan uap pada beban maksimum tidak akan lebih 10% dan Maksimum Allowble Work Pressure (MAWP).

2. Mempunyai diameter yang :


a). Tidak kurang dari ¾” jika permukaan pemanasan (heating surface) < 30 ft2
b). Tidak kurang dari 1” jika permukaan pemanasan (heating surface) > 30 ft2

3. Dibuat sedemikian sehingga kerusakan (breakage) dari komponen tidak akan menghalangi pelepasan uap penuh pada
steam boiler.

4. Mempunyai tutup (lid) dan spindle yang secara efektif memandu dan mempunyai alat yang mencegah lid dan spindle
tersebut terangkat dari pemandu tersebut.

5. Jangan ada stuffing box terpasang pada spindle.

6. Kalau safety valve bertipe lever, sebaiknya mempunyai pin ataupun bush pada setiap bearing yang terbuat dari bahan non-
ferrous atau logam tahan karat.

Training Boiler 19
7. Diperlengkapi dengan spring sehingga :

a). Panjang bagian yang tak berbeban tidak lebih dari empat kali diameter eksternal.
b). Jika jenisnya pegas kompresi (compression spring), kompresi yang dibutuhkan untuk
membebani valve pada tekanan kerja aman yang diijinkan minimal ¼ dari diameter
valve,
dan jarak coil pegas berbeban tersebut satu sama lain bila valve diangkat ¼ dari
diameternya minimal 1/16”.
c). Jika jenisnya pegas tekanan (tension spring), ekstensi yang dibutuhkan untuk
membebani valve pada tekanan kerja aman yang diijinkan minimal ¼ dari diameter
valve dan batasan harus dibuat untuk mencegah ekspansi valve melebihi ¼ dari
diameter valve.

8. Dipasang sedekat mungkin pada posisi steam boiler shell dan pada posisi dimana steam harus mempunyai akses langsung
ke safety valve tanpa melewati valve cock maupun pipa internal.

9. Mempunyai sumbu vertikal.

10. Diperlengkapi dengan alat agar penyetelah (adjustment) valve dapat dikunci atau dilindungi sehingga tidak mungkin
mengubah setting valve kecuali dengan membuka penguncian tersebut atau merusak seal.

11. Disusun sedemikian sehingga valve dapat dilepas dari dudukannya bila tekanan di bawah normal (under pressure)
dengan melepas gear dari posisi yang sesuai.

12. Harus ada nama pembuat (manufacturer), diameter dan daya angkat (dalam satuan inchi) dan tekanan yang telah diset
pada valve tersebut.

B. Semua Safety Valve yang terpasang pada steam boiler bila ditempatkan pada satu tempat (chest) tetapi chest tersebut
harus terpisah dari seluruh tempat valve yang lain maupunsambungan steam.

Bila tuangan cylinder dari overhead engine dipasang secara langsung pada steam boiler shell, safety valve ini harus
dipasang pada tuangan cylinder.
Training Boiler 20
C. Setiap tempat safety valve haruslah :
1. Terpasang pada alas dudukan (seating pad) pada steam boiler dengan cabang kuat.
2. Mempunyai luas penampang pipa (cross-sectional area) tidak kurang dari luas
seluruh safety valve, bila dipasang pipa uap buang (waste steam pipe).
Luas dari pipa uap buang haruslan dua kali luas seluruh safety valve bila safety valve
tersebut dari jenis full-lift.
3. Diperlengkapi dengan sarana pembuatan (drainage) yang tak bisa ditutup.

IV. A. Setiap water gauge yang dipasang pada boiler haruslah :


1. Dipasang diujung plate ataupun pada kerangka boiler. Jika pemasangan ini kurang praktis, sebaiknya dipasang pada
colom dan jangan ada sambungan antara lengan atas dan bawah, kecuali valve atau cock dipasang sedekat dan sepraktis
mungkin antara boiler dan colom tersebut. Jika colom dan boiler dihubungkan dengan pipa pastikan jangan ada belokan
(bend) antara lengan atas colom dan boiler dimana nantinya air bisa berakumulasi dan jangan ada sambungan out let pada
pipa itu, kecuali untuk damper regulator, feed water regulator, drain, pressure gauge dan perangkat lain yang tidak
memungkinkan untuk melepaskan sejumlah air uap.

2. Diatur sehingga bagian terbawah gelas penduga yang masih bisa terlihat tidak lebih rendah dari level terendah kerja yang
diijinkan (aman).

3. Diatur sedemikian sehingga level air bisa terlihat dari lantai pembakaran (firing flour) dan jika perlu sarana penerangan
harus tersedia.

4. Dipasang dengan plug bersih.

5. Jika dari jenis tubular, sebaiknya dipasang dengan glass yang mempunyai diameter luar minimal setengah inch tetapi tidak
lebih dari ¾ inch.

Training Boiler 21
6. Dan juga bila dari jenis tubular, harus ada protector sustansial.

7. Dipasang dengan drain cock dengan pipa buangan yang sesuai. Pipa ini harus ditopang dan harus terdinding dari
tempat yang bisa menyebabkan luka pada orang, dan juga titik pembuangan harus terlihat.

8. Dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri (self-closing) pada lengan bawah.

9. Dipasang dengan cock yang :


a) Dapat diakses dari posisi bebas bahaya jika seandainya gelas penduga pecah atau
rusak.
b) Bila secara langsung dioperasikan maka, susunan handlenya terbentang sejajar
dengan garis pusat longitudonal, juga bila cock pada posisi kerja normalnya. Bila
handle cock bisa dilepas, batang penghubung cock itu harus diberi tanda untuk
menunjukkan posisi dari port plug, susunan ini dibuat untuk mencegah pemasangan
handle yang salah.
c) Mempunyai plug yang ditopang oleh guard atau gland.
d) Bila bekerja pada tekanan 100 psi atau lebih haruslah mempunyai body yang di
bungkus oleh bahan tahan panas.

B. Meskipun diatur pada ketentuan pada paragraph (1), globe-type screw down valve juga bisa dipasang pada pressure
gauge dengan high-duty steam boiler yang terpasang pada pembangkit daya termal.

Training Boiler 22
V. a. Setiap Pressure Gauge yang dipasang pada steam boiler haruslah :

1. Terhubung ke steam boiler diatas level air tertinggi dengan dial gauge pada bidang vertical sehingga dapat dibaca dari
posisi pengapian (tiring position).

2. Dilengkapi dengan siphon pipe dan cock internal, sehingga gauge bisa ditentukan (shut-off) dan dilepas saat steam
boiler sedang berisi uap.Handle dari cock ini haruslah pararel dengan pipa.

3. Mempunyai dial yang :


a. Diameternya tidak kurang dari 6”.
b. Bebas bergerak dari nol sampai paling kecil satu sepertiga tetapi tidak lebih dari dua
kali tekanan kerja aman yang diijinkan.
c. Bertanda merah pada tekanan kerja yang diinginkan.

4. Diperlengkapi dengan pin stop tunggal (single stop pin) pada tanda yang menunjukkan nol.

5. Menunjukkan dengan teliti tekanan dengan batas toleransi = 2% dari tekanan kerja aman yang diijinkan.

B. Meskipun diatur pada ketentuan pada pragraf (1), globe-type screw down valve bisa juga dipasang pada pressure
gauge dengan high-duty steam boiler yang terpasang pada pembangkit daya termal.

VI. A Setiap blow-down valve ataupun cock yang terpasang pada steam boiler harus:

1. Mempunyai lubang (bore) yang diameternya tidak kurang dari 1”.

2. Dipasang dengan alat (device) yang akan menunjukkan dengan jelas posisi open dan close.

B. Setiap blow-down valve haruslah berpenutup berbaut (bulted cover) atau double gland.

Training Boiler 23
C. Setiap blow-down valve atau cock yang terpasang pada steam boiler harus terletak pada shell dari steam boiler
sedekat mungkin pada bagian terendah. Pada steam boiler silinderis vertikal, blow-down valve ini diletatkan pada
cast steel tapered elbow.

D. Bila dua atau lebih pipa blow down stem boiler diarahkan pada bagian utama, suatu jenis valve screw-down non-
return yang berisolasi harus dipasang antara blow-down valve dan cock pada setiap boiler dan common main. Pada
kondisi seperti ini hanya satu kunci operasi (operating key) yang tersedia untuk blow-down valve atau cock.

VII. a. Setiap valve stop utama steam boiler harus dipasang secara langsung pada pad dari steam boiler shell kecuali bila
superheater membentuk bagian integral pada steam boiler, atau untuk tujuan drainage maka adalah perlu
menempatkan suatu stand pipe antara pad dan stop valve, dalam hal ini tinggi stand pipe tidak lebih dari lima kaki
diameternya.
b. Jika dua atau lebih steam boiler dihubungkan ke pipa uap bersama (common steam pipe), setiap valve stop utama
haruslah daru jenis non-return atau self-closing, kecuali kalau self-closing valve ditempatkan antara valve stop
utama dan pipa uap bersama.
c. Setiap valve stop utama harus mencantumkan nama pembuat, tekanan design dan menunjukkan arah alirah dan
arah penutupan dengan hand whell.

VIII. Setiap fusiable plug yang dipasang pada steam boiler haruslah :

1. Tinggi dan tempatnya diatur sedemikian rupa sehingga memberikan proteksi dini pada setiap bagian (part) dari
steam boiler atas kerusakan karena pemakaian langsung dari panas tungku (furnace heat) jika terjadi kekurangan
air.
2. Mempunyai bodi bagian lura (outer body) terbuat dari perunggu (bronze) atau gunmetal yang berjalur conical
central, dimana diameternya tidak lebih dari 3/8”, Untuk tekanan 100 psi atau kurang diameternya adalah ½”.
3. Mempunyai jalur (passage) tertutup oleh plug yang benar-benar tertutup oleh annular jalur lining dari fusiable alloy
yang disusun sedemikian sehingga plug ini akan benar-benar drop bila lining meleleh. Campuran logam pembentuk
fuse ini (fusible alloy) harus sudah meleleh pada suhu tidak lebih dari 1500 F, lebih besar dari suhu uap saturasi
yang dapat disamakan dengan tekanan kerja aman yang diijinkan.

Training Boiler 24
INDIKASI UNTUK PEMBAKARAN
YANG SEMPURNA

1. SUHU API (FLAME TEMPERATURE)

2. ASAP YANG BENING

3. FLAME (API) YANG PENDEK (8” – 10” TINGGI)

4. FLUE GAS ANALYSIS MENUJUKKAN CO2 YANG TINGGI, CO YANG


RENDAH DAN O2 YANG CUKUP (SESUAI EXCESS AIR)

5. BALANCED DRAFT

Training Boiler 25
Internal Boiler Water Treatment (Perawatan Air dalam Boiler)

Pemakaian Bahan Kimia Boiler :

Pada dasarnya tujuan dari program perawatan air boiler adalah :

1. Untuk menghasilkan reaksi dengan beberapa hardness free water


dan mencegahnya dari pembentukan kerak pada metal boiler.

2. Untuk mengkondisikan zat-zat terlarut seperti hardness sludge, iron


oxide, copper oxide dan aluminium oxide pada boiler dan membuat
zat-zat ini tidak lengket pada metal boiler.

3. Untuk menyediakan pelindung anti foam dan membuat konsentrasi


yang diizinkan dari dissolved dan suspended solid dalam air boiler
untuk mencegah foaming atau carry over.

4. Untuk Membatasi kandungan dalam air dan membuat alkalinity yang


sesuai dalam mencegah korosi.

5. Untuk mencegah, mengkondisikan dan memodifikasi adanya silica


dalam boiler yang dapat membuat pembentukan kerak (scale).

Training Boiler 26
Bahan Kimia yang biasa dipakai dalam perawatan air boiler adalah sbb :

I. SULFITE

Fungsi : Untuk menghilangkan oksigen terlarut dari air umpan boiler


Prinsip Kerja : Sodium Sulfite bereaksi secara langsung dengan oksigen terlarut
Reaksi : 2 Na2SO3 + O2 2 Na2SO2

Penghilangan oksigen terlarut dalam air umpan akan mengurangi kemungkinan terjadinya korosi didalam boiler.

Kekurangan dosis: Menyebabkan korosi dalam system boiler


Kelebihan dosis : Kehilangan energi karena blow down boiler harus lebih banyak
untuk menuruhkan kandungan padatan terlarut dalam air boiler
dan dapat menaikkan biaya untuk treatment program.

II. PHOSPHATE dan POLYMER DISPERSANT

Fungsi : - Mengangkat dan mendispersikan hardness (Ca & Mg) atau ion logam lain
(Fe) agar tidak menempel pada pipa dan dinding dalam boiler.

- Mengurangi terjadinya busa pada boiler

Prinsip Kerja : Phospat bereaksi dengan Ca, Mg dan Fe dalam boiler


Reaksi : Ca2 + PO4 3 Ca3(PO4)2

Polymer dispersant akan mendispresikan senyawa phospate yang terjadi, mis. Ca2 (PO4) 2 dan memodifikasi
bentuk kristalnya sehingga tidak menempel pada pipa dan dinding boiler yang dapat membentuk kerak.

Kekurangan dosis : Menyebabkan korosi dalam system boiler


Training Boiler
Kelebihan dosis : Kehilangan energi karena blow down boiler harus lebih banyak
27
III. ALKALINITY BOOSTER

N-214: Campuran dari produk alkali, stabilizer dan antifoam

Caustion Soda (NaOH)

Fungsi : - Menaikkan dan menjaga pH air boiler pada batas 10,5 = 11,5
- Membantu proses pengendapan Mg hardness sebagai Mg (OH)2
yang akan di-dispresikan oleh polymer.
- Membantu proses pengikatan silica (SiO2) dalam air boiler menjadi
MgSiO3 atau Na2SiO3 untuk dikeluarkan melalui blowdown.

Kekurangan dosis : Menyebabkan korosi dan pembentukan kerak pada boiler.

Kelebihan dosis : - Kehilangan energi karena blowdown harus lebih banyak.


- Menaikkan biaya untuk treatment program -
Menyebabkan Cauatic corrosion jika pH air boiler
terlampau tinggi dan terjadi penumpukan caustic pada
bagian tertentu pada boiler.

Training Boiler 28
MASALAH – MASALAH DALAM BOILER

Masalah – masalah yang sering terjadi dalam boiler antara lain


adalah :

1. Pembentukan kerak (scaling)


2. Korosi (corrosion)
3. Deposit
4. Carry Over

AD. 1. KERAK

Kerak dapat terbentuk akibat :


- Pengendapan dari hardness pada air umpan
- Peristiwa lewat jenuh atau kristalisasi dari zat-zat terlarut dalam air
umpan pada permukaan dimana perpindahan panas terjadi
(CaSO4 ; SiO2)

Kerak dapat menyebabkan :


- Menghambat perpindahan panas dari dinding ke air pada boiler
- Menurunkan effisiensi boiler
- Overheating pada metal boiler
- Pecahnya pipa boiler Training Boiler 29
AD. 2. KOROSI

Peristiwa korosi adalah proses elektrokimia dimana logam/metal kembali


ke sifat asalnya sebagai suatu oksida (campuran dengan oksigen).

Penyebab Korosi :
- Oksigen (O2)
- Carbon Dioksida (CO2) / Asam Carbonat (H2CO3)
- Alkalinity (OH-) yang berlebihan pada suatu tempat

Akibat Terjadinya Korosi :


- Penipisan dinding logam pada pipa dan drum boiler
- Pecahnya / bocornya pipa boiler

Pencegahan Korosi :
Menghilangkan / mengurangi jumlah oksigen pada air umpan boiler
secara mekanik (dengan deaerator) dan secara kimiawi (pengikat
oksigen).

Training Boiler 30
AD. 3. DEPOSIT

Deposit merupakan endapan yang menempel pada dinding pipa dan


drum boiler yang berasal dari :
- Oksida metal yang terjadi karena korosi pada sistem aliran air umpan
dan kondensate
- Zat organik yang terikut masuk pada aliran air umpan

Deposit Dapat Menyebabkan :


- Terhambatnya proses perpindahan panas dari dinding ke air dalam
boiler
- Menurunnya effisiensi boiler
- Terjadinya overheating
- Pecahnya pipa boiler

Pencegahan Terjadinya Deposit :


Terjadi korosi dan erosi serta kerusakan mekanis pada pipa superheater
steam valve dan jaringan alat-alat yang menggunakan aliran sistem.

Cara Mencegah Terjadinya Carry-Over :


- Menjaga kondisi operasi boiler secara baik seperti :
* Tidak mengoperasikan pada beban lebih
* Mengontrol tinggi permukaan air pada drum boiler dengan baik
Training
* Menjaga tekanan operasi boiler pada batas yangBoiler
sesuai 31
METODE BLOW DOWN

Pengurangan konsentrasi air dari suspended solid, dissolved solid atau Silica dipengaruhi oleh
blow down. Blow down sebaiknya tidak dilakukanMelalui water wall drain ketika boiler berbeban,
tetapi dilakukan melalui.

Steam drum atau mud drum (jika ada). Pengoperasian blowdown dari water wall header pada
beban penuh akan dapat merusak sirkulasi dan menyebabkan kerusakan.

Continius blow down merupakan suatu pengontrol konsentrasi yang ekonomis yang sering
dipasang pada discharge cyclone separator dalam drum boiler dimana air boiler memiliki
konsentrasi maksimum pada titik ini.
Secara normal tidak boleh lebih 1” pengurangan air dalam drum untuk satu kali blow down.

Untuk prosedur blowdown dapat dilakukan sbb :


1. Buka penuh gate valve
2. Buka Y type globe valve secara perlahan – lahan dan blowdown
3. Tutup Y type globe valve secara perlahan – lahan
4. Tutup gate valve

Blow down dilakukan tergantung dari analisa air boiler dalam drum dan dilakukan kira – kira
selama 2 menit.

Training Boiler 32
Untuk memastikan internal water treatment berfungsi dengan baik,
parameter yang tersebut dibawah ini harus selalu dikontrol sesuai
dengan batas – batas yang direkomendasikan.

Training Boiler 33

Training Boiler 33
PERALATAN PENGONTROL, PENGAMAN DAN
PEMBANTU LAINNYA

Water Level Gauge (Pengukur Level Air)

Water level gauge atau gauge glass adalah alat untuk melihat tinggi air di dalam drum atas boiler.
Gauge glass ini harus selalu dalam keadaan bersih agar level air mudah dilihat. Kebocoran pada
sambungannya dapat mengakibatkan perbedaan level antara level gauge glass dengan level air di
dalam drum.
Gauge glass harus ditest setiap akan dioperasi atau penggantian shift
untuk memastikan tidak ada penyumbatan pada saluran steam dan air.
1. Tutup steam inlet cock dan water cock
2. Buka drain cock secara perlahan dan pastikan air sudah habis dalam
gauge glass
3. Buka water cock dan pastikan air mengalir dengan baik dan kemudian
tutup.
4. Buka steam cock dan pastikan steam mengalir dengan baik.
5. Tutup drain cock dan buka water cock.

Training Boiler 34
ALARM UNTUK LEVEL AIR

Alarm level berfungsi untuk memberikan peringatan apabila level air


dalam boiler pada posisi tidak aman yaitu terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Cara Kerja dari Peralatan ini adalah sbb :


1. Untuk Mengontrol Feed Water

Keperluan air feeding ke boiler disensor pada perubahan level air pada boiler. Pelambung
dalam chamber membawa actuator yang terbuat dari besi naik turun yang terletak pada
bagian atas pelampung. Hal ini menyebabkan output signal yang bervariasi dari modulating coil
dimana modulating control box membandingkannya dengan signal fed back posisi dari electric
motor. Kedua signal dibuat kedalam kondisi balance dengan pengaturan posisi motor sehingga
menghasilkan perputaran pada orifice disc pada dudukan valve modulating. Perubahan bukaan
valve akan menambah / mengurangi aliran feed water ke boiler apabila level air turun / naik
pada boiler.

2. Alarm Level Air

Naik turunnya actuator pada modulating control chamber juga akan mengakibatkan output
signal dari alarm coil. Apabila actuator mencapai suatu titik level yang telah di-adjust
sebelumnya, maka relay dalam modulating control box alarm unit akan beroperasi.

Training Boiler 35
Terima Kasih

Training Boiler 36
1. Jelaskan 13 Alat yang harus dimiliki Boiler ?

2. Apakah itu Boiler ? Terangkan bagaimana Sirkulasinya ?

3. Jelaskan Peralatan Pendukung Boiler (4 buah alat) dan fungsinya !

4. Bagaimana cara kerja softener ?


a. Operasi
b. Backwash
c. Regenerasi

5. Hal-hal apakah yang mempengaruhi efisiensi boiler, jelaskan dengan rumus efisiensi boiler !

6. Jelaskan cara pengoperasian boiler


a. Pemeriksaan sebelum pengoperasian
b. Start up
c. Shut down

5. Jika terjadi emergency, misalnya pipa pecah, Tindakan apa yang harus diambil ?

6. Jelaskan secara singkat perawatan rutin Boiler Harian, Mingguan, Bulana dan Tahunan ?

7. Buat skets gauge glass dan bagaimana test glass dilakukan ?

8. Jelaskan pengertian degree of superheated ?

Training Boiler 37
9. Jelaskan tujuan penggunaan chemical pada internal boiler treatment ?

10. Apa yang dimaksud dengan carry over dan bagaimana cara mencegahnya ?

11. Jelaskan persyaratan pressure gauge ?

12. Sebutkan minimal 5 parameter air boiler ?

13. Jelaskan cara soot blowing ?

14. Apa itu hydrostatic test pressure dan berapa angkanya untuk boiler lama dan baru ?

15. Apa indikasi pembakaran sempurna pada boiler ?

16. Jelaskan penyebab kerusakan batu api yang cepat ?

13. Jelaskan minimal 5 masalah yang sering dijumpai pada boiler ?

14. Jelaskan kondisi boiler di pabrik anda saat ini dari segi :
a. Peralatan
b. Maintenance
c. Operational Training Boiler 38

Anda mungkin juga menyukai