Ruang pembakar
Drum atas
Pipa uap pemanas lanjut (Superheater)
Drum Bawah
Pipa-pipa air (Header)
Pembuangan abu (Ash Hopper)
Pembuangan gas bekas
Alat-alat pengaman
dll
RUANG PEMBAKAR (DAPUR)
Ruang bakar terbagi 2 (dua) bagian, yaitu :
Ruang pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran, se-bagai
pemanas yg dihasilkan diterima langsung oleh pipa-pipa air yg
berada di dlm ruangan dapur tsb (pipa-pipa air) dari drum ke
header samping kanan/kiri
Ruang kedua merupakan ruang gas panas yg diterima dari
hasil pembakaran dlm ruang pertama. Dlm ruang ke dua ini
sebagian besar panas dari gas diterima oleh pipa-pipa air drum
atas ke drum bawah. Dlm ruang pembakaran pertama udara
pembakaran ditiupkan oleh blower Forced Draft Fan (FDF)
melalui lubang-lubang kecil sekeliling dinding ruang
pembakaran dan melalui kisi-kisi bagian bawah dapur (Fire
Grates)
Jumlah udara yg diperlukan diatur melalui klep (Air Draft
Controller) yg dikendalikan dari panel saklar ketel. Sedangkan
dlm ruang kedua , gas panas dihisap Blower (Induced Draft
Fan) sehingga terjadi aliran panas dari ruangan pertama ke
Di dlm ruang kedua dipasang sekat-sekat sedemikian
rupa yg dapat memperpanjang permukaan yg dilalui
gas panas, supaya gas panas tersebut dapat
memanasi seluruh pipa air, sebagian permukaan luar
drum atas dan seluruh bagian luar drum bawah.
DRUM ATAS
Drum atas berfungsi sebagai tempat pem-bentukan
uap yang dilengkapi dengan sekat-sekat penahan
butir-butir air untuk mem-perkecil kemungkinan air
terbawa uap
DRUM BAWAH
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel
yang di dalamnya di pasang plat-plat pengumpul endapan
lumpur untuk memudahkan pembuangan keluar (Blow Down)
PIPA UAP PEMANAS LANJUT
Uap asal penguapan di dalam drum atas belum dapat dipergunakan
untuk Turbin Uap, oleh karenanya harus dilakukan pemanasan uap
lanjut melalui pipa uap pema-nas lanjut (Superheater Pipe), hingga
uap benar-benar kering dengan temperatur 260 – 280 [oC]
Pipa-pipa pemanas uap lanjut dipasang di dlm ruang pembakaran
kedua, hal ini mengakibatkan uap basah yang dialirkan melalui pipa
tersebut akan mengalami panas lebih lanjut.
PIPA AIR (HEADER)
Pipa-pipa air berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yg
dibuat sebanyak mungkin hingga penyerapan panas lebih merata
dengan efisiensi tinggi, pipa-pipa ini terbagi dalam :
Pipa air yg menghubungkan drum atas dgn header muka atau
belakang
Pipa air yg menghubungkan drum dengan header samping
kanan atau samping kiri
PEMBUANGAN ABU (Ash Hopper)
Abu yg terbawa gas panas dari ruang pembakaran pertama
terbuang/jatuh di dlm pembuangan abu yg berbentuk kerucut
PEMBUANGAN GAS BEKAS
Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh blower
isap (Induce Draft Fan) melalui saringan abu (Dast Colector)
kemudian dibuang ke udara bebas melalui cerobong asap
(Chimney)
Pengaturan tekanan di dlm dapur dilakukan pada corong keluar
blower (Exhaust) dengan katup yg diatur secara otomatis oleh
alat hidrolis (Furnace Draft Control)
ALAT PENGAMAN
Mengingat bahwa tekanan kerja dan temperatur ketel yg tinggi,
maka ketel harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman sebagai
berikut :
Katup Pengaman (Safety Valve)
Alat ini bekerja membuang uap apabila tekanan melebihi dari
tekanan yg telah ditentukan sesuai dengan penyetelan katup alat ini.
Umumnya pada katup pengaman tekanan uap basah (Saturated
Steam) diatur pada tekanan 21 [kg/cm2], sedang pada katup
pengaman uap kering tekanannya 20,5 [kg/cm2]
Penyetelan hanya dilakukan bersama dengan petugas IPNKK
setelah adanya pemeriksaan berkala.
Gelas Penduga (Sight Glass)
Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air di dlm drum atas,
untuk memudahkan pengontrolan air dalam ketel selama operasi.
Agar tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan pada kran-kran uap
dan air pada alat ini, maka perlu diadakan penyepuan air dan uap
secara periodik pada semua kran minimal setiap 3 (tiga) [jam]
Gelas penduga ini dilengkapi dengan alat pengontrolan air otomatis
yg akan berbunyi Bellnya dan lampu merah akan menyala pada
waktu kekurangan air. Pada waktu kelebihan air juga akan berbunyi
dan lampu hijau yg akan menyala.
Kran Spei air (Blow Down Valve)
Kran spei air ini dipasang 2 (dua) tingkat, satu buah kran buka
cepat (Quick Action Valve) dan satu buah lagi kran ulir. Bahan
dari kedua kran ini dibuat dari bahan yg tahan tekanan dan
temperatur tinggi
Pengukur Tekanan (Manometer)
Manometer adalah alat pengukur tekanan uap di dlm ketel yg
dipasang satu buah untuk tekanan uap panas lanjut dan satu
untuk tekanan uap basah.
Untuk menguji kebenaran penunjukan alat ini, pada setiap
manometer dipasang kran cabang tiga yg digunakan untuk
memasang manometer penara (Manometer Tera)
Kran Uap Induk
Lain-lain
Perlengkapan lain yg diperlukan untuk ketel
uap adalah :
Alat penghembus debu pada pipa air ketel (Mechanical
Soot Blower)
Pemasukan air ketel otomatis (Automatic Feed Regulator)
Panel-panel listrik komplit dengan alat-alat ukur
Meter pencatat tekanan dan temperatur (manometer &
Temperatur Recorder)
Kran-kran buangan udara, air kondensat, Header
Hal-hal yg perlu diperhatikan pd saat operasi :
Untuk memperoleh pembakaran yg baik, pemasukan bahan
bakar harus diatur dengan merata.
Bahan bakar harus cukup kering dan perbandingan bahan
bakar cangkang dan ampas diatur 1 : 3
Tinggi air dlm ketel uap diatur agar berada pada perte-ngahan
gelas penduga dan diusahakan tetap stabil
Hindarkan udara dingin masuk dlm ruang pembakaran
melalui pintu depan
Pintu-pintu dapur ketel tertutup
Panas air umpan dijaga agar minimal 80 [oC]
Pemakaian bahan kimia dlm ketel (Internal Water Treatment)
secara terus menerus selama ketel beroperasi dilakukan
dengan dosis yg telah ditentukan
Lalukan peniupan abu setiap 3 [jam] sekali
Lakukan spei air ketel (Blow Down) sesuai dengan analisa TDS air
ketel dengan ketentuan sebagai berikut :
TDS 2500 ppm, spei setiap 3 [jam]
TDS 2000 ppm, spei setiap 4 [jam]
TDS 1500 ppm, spei setiap 6 [jam]
TDS 1000 ppm, spei setiap 8 [jam]
Jika pada pengoperasian ketel dijumpai uap basah karena
kelebihan air, maka :
Kran-kran air kondensat pada pipa uap dibuka
Kurangi air dalam ketel dengan cara spei
Uap basah karena membusa (Foaming), Maka :
Buka kran air kondensat pada pipa induk
Tutup kran uap ke Turbin
Adakan spei air (Blow Down) tetapi sebanding dgn
penambahan air dalam ketel
Jika air yg membusa ini berkelanjutan dlm waktu lama, maka ketel
harus dihentikan, diadakan penggantian air dan dicari penyebab
pembusaannya, atau besar kemungkinan air bercampur minyak.
Dalam hal ketel kekurangan air, sedangkan pompa air ketel
tidak dapat beroperasi, lakukan tindakan pengaman-an
sebagai berikut :
Turbin reaksi
Desain turbin reaksi setiap sudunya berfungsi sebagai nosel. Sudu
bergerak di desain sedemikian rupa sehingga pada saat uap mengalir
akan mengalami penurunan kecepatan uap saat menggerakkan
rotor, sehingga rotor berputar dengan kecepatan tinggi. Turbin jenis
ini jarang dijumpai di PKS.
Turbin uap merupakan energi utama
pada PKS, putaran turbin uap digunakan
untuk memutar genset sebagai
pembangkit listrik. Rangkaian
pembangkit listrik tenaga uap ini terdiri
dari :
1 (satu) unit turbin uap
1 (satu) unit roda gigi (gear box)
1 (satu) unit generator (alternator 3-
Gambar Turbin Uap phase)
Sumber uap dari ketel bahasan
terdahulu
Back Pressure Vessel (BPV)
Bejana uap bertekanan ini digunakan untuk pengumpulan
uap bekas dari turbin dan membaginya kepada peralatan yang
memerlukan uap. Alat ini dilengkapi dengan katup pengaman
tekanan uap (safety valve) dan keran uap pembagi. Pada
beberapa PKS alat ini dilengkapi dengan pompa yang dapat
mengenjeksikan air ke dalam bejana untuk memperbesar
produksi uap. Tinggi air dapat diketahui dari gelas penduga
(sight glass) yang terpasang pada bejana ini. Ada alat lain yang
gunanya untuk penambah uap yaitu reducer ventil yang dapat
mengatur pemasukan uap secara otomatis dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah dan dipasang pada pipa uap yang
tersambung langsung pada pipa induk (main pipe line). Pada
bagian bawah bejana dipasang keran spei yang dapat
digunakan bila perlu.
Hal-hal yang perlu diperha-tikan saat pengoperasian antara lain :
•Tekanan uap pada bejana 3 - 3,2 kg/cm2
•Safety valve membuka pada tekanan 3 - 3,2 kg/cm2
•Bila safety valve tidak mampu mengatasi dan tekanan berlanjut
naik, maka keran darurat dibuka perlahan-lahan secara manual.
•Pemeriksaan menyeluruh setiap 6 (enam) bulan
•Pemeriksaan PNKK setiap 3 - 4 tahun