Anda di halaman 1dari 8

Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

KETEL UAP
Ketel uap (boiler) adalah merupakan suatu alat konversi energy yang berfungsi untuk mengubah
air menjadi uap dimana proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air
dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran terus dilakukan
secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi.
Dimana jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan
panas pembakaran yang diberikan.
Boiler banyak digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, menggerakkan mesin kapal laut.
Selain itu, pada industri ketel uap digunakan untuk mengerakkan mesin-mesin produksi yang ada
di industri, misalnya pada industri pengolahan tebu menjadi gula pasir, pabrik pengelolaan
kelapa sawit, pabrik pupuk, pabrik tempe/tahu, dll.

Gambar 1. Skema Diagram PLTU Bahan Bakar Batubara

Fungsi dan Cara Kerja


Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita sedang mendidihkan
air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu diiringi proses perpindahan
panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah air, serta air itu sendiri. Proses
perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Sumber panas didapatkan dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Energi panas ini
sebagian akan terpancar secara radiasi ke pipa-pipa evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa
tersebut. Panas yang terserap oleh permukaan pipa akan secara konduksi berpindah ke sisi
permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir air yang terus-menerus menyerap panas
tersebut. Proses penyebaran panas antar molekul air di dalam aliran ini terjadi secara konveksi.
Perpindahan panas konveksi antar molekul air, seakan-akan menciptakan aliran fluida tersendiri
terlepas dengan aliran air di dalam pipa-pipa boiler.
Institut Teknologi Budi Utomo
Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

Bagian-bagian Ketel Uap


Komponen Utama dari Boiler
1. Ruang Pembakaran (Furnace)
Furnace adalah dapur sebagai penerima panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire
gate di bagian bawah sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel
yang menempel pada dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas dari bahan bakar
secara radiasi, konduksi, dan konveksi.
2. Drum Air dan Drum Uap
Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari tangki kondensat yang dipanaskan dalam
daerator, disamping itu berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran dalam air yang
dikeluarkan melalui proses blowdown. Drum uap terletak pada bagian atas yang berisi uap yang
kemudian disalurkan ke steam header.

Gambar 2. Skema Diagram Boiler Pada Pabrik Kelapa Sawit

3. Pemanas Lanjut (Super Heater)


Super heater adalah bagian-bagian ketel yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated
steam (±250°C) menjadi super heated steam (±360°C).
4. Air Heater
Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar.
5. Dust Collector

Institut Teknologi Budi Utomo


Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada sepanjang aliran gas
pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.
6. Soot blower
Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga atau abu yang menempel pada
pipa-pipa.

Peralatan Bantu Pada Ketel Uap


1. Air pengisi ketel (boiler feed water) didapatkan dari 2 sumber yaitu: air condensate,
didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah digunakan sebagai pemanas pada
evaporator, juice heater dan vacuum pan. Air condensate ini ditampung dan kemudian dialirkan
ke station boiler sebagai air umpan pengisi ketel dengan persyaratan Ph: 8,5, Iron (ppm) : 0,002,
Oxygen (ppm) : 0,02
2. Dearator merupakan pemanas air sebelum dipompa kedalam ketel sebagai air pengisian.
Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1 kg/cm2 dengan suhu ± 150°C, sehingga
didapatkan air pengisian ketel yang bersuhu antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalah
menghilangkan oksigen (O2) dan untuk menghindari terjadinya karat pada dinding ketel.
3. High pressure feed water pump Berfungsi untuk melayani kebutuhan air pengisi ketel yang
dijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel yang maksimum, sehingga ketel uap akan dapat
bekerja dengan aman. Kapasitas pompa harus lebih tinggi dari kapasitas ketel, minimum 1,25
kali, tekanan pompa juga harus lebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat mensupply air
kedalam ketel.
4. Induced Draft Fan (I.D.F) Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar, yang keluar dari ketel.
5. Force Draft Fan (F.D.F) merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghembus
bahan bakar. F.D.F. ini dijalankan apabila I.D.F. sudah dijalankan terlebih dahulu. Udara yang
dihembuskan oleh F.D.F. dilewatkan melalui air heater terlebih dahulu, supaya mendapatkan
udara penghembus bersuhu tinggi antara 250°C-350°C.
6. Secondary Fan merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat penghembus
pembakaran bahan bakar yang kedua sebagai pembantu F.D.F. untuk mendapatkan pembakaran
yang lebih sempurna lagi.
7. Ash Conveyor merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa pembakaran
bahan bakar, baik yang dari rangka bakar (fire grate) ataupun juga dari alat-alat pengumpul abu
(dust collector), untuk dibuang dan diteruskan ke kolam penampungan dan ini biasanya
digunakan sebagai kompos diperkebunan tebu.
8. Cerobong asap (Chimney) berfungsi untuk membuang udara sisa pembakaran. Diameter
cerobong berkisar berukuran 3 m dan tinggi cerobong 40 m, ini berbeda setiap industri.

Sistem Boiler
Dalam ketel uap (boiler) terdapat 3 sistem pengolahan yaitu:
 Sistem air umpan berfungsi untuk menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Dalam system ini berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan. Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut
air umpan yang diperoleh dari air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus
diumpankan dari luar ruang boiler ke plant proses dan kondensat atau steam yang

Institut Teknologi Budi Utomo


Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

mengembun ke proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan
economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas
buang.
 Sistem steam berfungsi untuk mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.
 Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan
bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada system.

Jenis-jenis Ketel Uap


 Berdasarkan mekanisme fluida ketel uap dibedakan atas dua yaitu ketel uap pipa api
(Water Tube Boiler) dan mesin boiler pipa air (Fire Tube Boiler).

1. Fire Tube Boiler


Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk
dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative
kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif
untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube
boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket”
boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

Gambar 3. Skema Diagram Ketel Uap Pipa Api

Institut Teknologi Budi Utomo


Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

2. Water Tube Boiler


Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk ke dalam drum. Air
yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum.
Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas
steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi.

Gambar 3. Skema Diagram Ketel Uap Pipa Air


Prinsip kerja dari boiler pipa api ini adalah gas panas dari hasil pembakaran dialirkan melalui
sebuah pipa dimana disekeliling pipa terdapat air sehingga gas panas tersebut memanaskan air
yang terdapat di dalam boiler secara konduksi panas sehingga terbentuk uap panas. Uap (steam)
yang dihasilkan oleh boiler pipa air ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah.
Sementara itu prinsip kerja dari boiler pipa air adalah air dilewatkan melalui pipa kemudian pipa
tersebut dipanaskan dengan cara dibakar dengan api sehingga air berubah menjadi uap air. Uap
yang dihasilkan boiler pipa air ini memiliki tekanan dan kapasitas yang lebih tinggi.
Boiler pipa api dan boiler pipa air masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Keuntungan boiler pipa api adalah proses pemanasan yang mudah dan cepat dan tidak
membutuhkan setting khusus, investasi awal yang lebih murah karena harga boiler jenis ini lebih
murahj daripada boiler pipa air, bentuknya lebih compact dan portable, dan tidak membutuhkan
area yang besar untuk 1 HP boiler. Namun demikian boiler pipa api memiliki beberapa
kekurangan seperti tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar, kapasitas steam
relative kecil (13.5 TPH) jika dibandingkan dengan boiler pipa air, tempat pembakarannya sulit
dijangkau untuk dibersihkan, diperbaiki, dan diperiksa kondisinya, serta nilai effisiensinya
rendah karena banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack.
Adapun kelebihan penggunaan boiler pipa air yakni kapasitas steam yang besar sampai 450 THP,
tekanan operasi mencapai 100 bar, nilai effisiensi yang relatif besar, dan perawatan yang lebih
mudah karena tungku mudah dijangkau untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan
perbaikan.. Sedangkan kekurangannya yakni proses konstruksi yang lebih detail, investasi awal
relative mahal karena harga boiler pipa air lebih mahal daripada boliler pipa api, lebih sulit
Institut Teknologi Budi Utomo
Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

dalam penangann air yang masuk karena komponen pendukungnya yang sensitif, dan
membutuhkan tempat yang lebuh luas karena kemampuannya dalam menghasilkan kapasitas
steamyang lebih besar (Djokosetyardjo, 1990)
 Berdasarkan tekanan yang dihasilkan boiler dibagi menjkadi 2 jenis yakni boiler tekanan
rendah (Low Preassure) dan boiler tekanan tinggi (High Preassure). Boiler tekanan rendah
memiliki tekanan steam operasi kurang dari 15 psia atau menghasilkan panas dengan
tekanan dibawah 160 psig atau temperature dibawah 2500F. Boiler tekanan tinggi memiliki
tekan steam operasi diatas 15 psia atau menghasilkan air panas dengan tekanan di atas 160
psig atau temperature di atas 2500F.

 Berdasarkan sirkulasi air boiler dibagi menjadi 2 yaitu boiler sirkulasi alami dan boiler
sirkulasi paksa.

Perpindahan Panas Pada Boiler


Secara umum perpindahan panas terbagi atas:
 Konduksi adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat yang suhunya
tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, dengan media penghantar panas tetap.
 Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat dengan fluida
yang mengalir di sekitarnya, dengan menggunakan media penghantar berupa fluida
(cairan/gas)
 Radiasi Adalah perpindahan panas yang terjadi karena pancaran/sinaran/radiasi
gelombang elektromagnetik, tanpa memerlukan media perantara.
Pada ketel uap (boiler), panas yang dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi melalui
proses perpindahan panas secara konveksi akan mengubah air yang mengalir dalam pipa-pipa
yang ada di dalam boiler menjadi uap jenuh (saturated steam). Sementera proses konduksi
terjadi pada saat air yang dipanaskan yang cenderung memiliki berat jenis yang lebih ringan akan
naik ke atas, air dingin dengan berat jenis yang lebih besar bergerak turun ke bawah. Selanjutnya
uap panas yang dihasilkan di panaskan lebih lanjut oleh super heater sampai menjadi uap panas
kering (dry superheated steam) sehingga efisiensi boiler makin tinggi.
Uap panas kering kemudian disalurkan ke turbin bertekanan tinggi dengan bantuan pipa – pipa
tebal bertekanan tinggi dimana steam itu dikeluarkan lewat nozzle – nozzle mengenai baling –
baling turbin. Saat mengenai baling – baling, energi kalor yang dimiliki steam akan berubah
menjadi energi kinetik dan menggerakkan baling – baling turbin dan shaft turbin yang
disambungkan dengan generator ikut berputar.
Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan secara efektif
pada steam yang dihasilkan. Kehilangan energi dan peluang efisiensi energi dalam boiler dapat
dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas, kehilangan yang dapat dihindarkan,
konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat pembantu, kualitas air dan blowdown.
Beberapa penyebab terjadinya kerugian energy (kehilangan panas) dalam boiler terjadi akibat:
 Gas cerobong yang kering
 Penguapan air yang terbentuk karena H 2 dalam bahan bakar
 Penguapan kadar air dalam bahan bakar
 Adanya kadar air dalam udara pembakaran
 Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash
 Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottomash
 Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
Institut Teknologi Budi Utomo
Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

Perawatan Boiler
Jenis-jenis pemeliharaan
1. Pemeliharaan Preventive
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan ( preventive ).
Pemeliharaan preventive dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin - mesin selama beroperasi dapat
terhindar dari kerusakan. Pemeliharaan preventive dilaksanakan sejak awal sebalum terjadi
kerusakan. Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri – industri yang proses produksinya
kontinyu atau memakai sistem otomatis

2. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas
sehingga mencapai standart yang diterima. Pemeliharaan corrective termasuk dalam cara
pemeliharaan yang direncanakan untuk perbaikan. Dalam pemaliharaan corrective ini dapat
mengadakan peningkatan – peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan peralatan agar lebih baik. Menghilangkan problem yang merugikan untuk
mencapai kondisi operasiyang lebih ekonomis.

3. Pemeliharaan Predictive
Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan predictive
dilakukan dengan bantuan pancaindera atau dengan alat – alat monitor yang canggih.
Teknik – teknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor kondisi ini adalah untuk efisiensi
kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan
sistem monitoring sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa
melakukan pembongkaran total untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakokan
pembongkaran total untuk menganalisisnya.

4. Pemeliharaan Breakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan. Pekerjaan pemeliharaan
ini dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang,
material, alat – alat dan tenaga kerjanya. Beberapa peralatan yang beroperasi pada unit tersendiri
atau terpisah dari proses produksi, tidak akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi
apabila terjadi kerusakan. Untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan pemeliharaan, karena

Institut Teknologi Budi Utomo


Mesin Konversi Energi II – Ketel Uap (Boiler)

biaya pemeliharaan lebih besar daripada biaya kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini perlatan
dibiarkan beroperasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk produksi tidak berkurang.
Penerapan sistem pemeliharaan ini dilakukan pada mesin – mesin indusri yang ringan, apabila
terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.

Perencanaan Boiler
Dalam perancangan boiler ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan agar boiler
yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang kebutuhan. Faktor yang
mendasari pemilihan jenis boiler adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas yang digunakan.
b. Kondisi uap yang dibutuhkan.
c. Bahan bakar yang dibutuhkan.
d. Konstruksi yang sederhana.

Institut Teknologi Budi Utomo

Anda mungkin juga menyukai