disusun oleh
Kelompok 1
Andika Surya Kilana 171411036
Kelas 3B
Sama seperti pompa, kompresor dan peralatan pabrik lainnya yang tersusun dari
berbagai komponen sehingga alat tersebut dapat beroperasi dan menjalankan
perannya. Boiler juga tersusun dari berbagai macam komponen dengan fungsinya
masing-masing. Di bawah ini adalah fungsi dari masing-masing komponen pada
boiler, yaitu:
1. Tungku Pengapian (Furnace)
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan
menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui
pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran.
Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara:
● Perpindahan panas secara radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api atau
gas yang akan menempel pada dinding tube sehingga panas tersebut akan diserap
oleh fluida yang mengalir di dalamnya.
● Perpindahan panas secara konduksi, panas mengalir melalui hantaran dari sisi pipa
yang menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi panas pada air.
● Perpindahan panas secara konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan
molekul-molekul air sehingga panas akan menyebar ke setiap aliran air.
Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang pertama dan
ruang kedua. Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi pemanasan langsung dari
sumber panas yang diterima oleh tube (pipa), sedangkan pada ruang kedua yang
terdapat pada bagian atas, panas yang diterima berasal dari udara panas hasil
pembakaran dari ruang pertama. Jadi, fungsi dari ruang pemanas kedua ini yakni untuk
menyerap panas yang terbuang dari ruang pemanasan pertama, agar energi panas yang
terbuang secara cuma-cuma tidak terlalu besar, dan untuk mengontrol panas fluida yang
telah dipanaskan pada ruang pertama agar tidak mengalami penurunan panas secara
berlebihan.
2. Steam Drum
Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat
terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air
dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap. untuk menghindari agar air tidak
terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu rendah akan
turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.
3. Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam
drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses
pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu
260°C sampai 350°C. Dengan suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.
4. Air Heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang
digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna.
Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama
dengan suhu udara normal (suhu luar) yaitu 38°C. Namun, setelah melalui air heater,
suhunya udara tersebut akan meningkat menjadi 230°C sehingga sudah dapat
digunakan untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung di dalamnya karena
uap air dapat mengganggu proses pembakaran.
Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang berada
pada aliran pembakaran hingga debu yang terikut dalam gas buang. Keuntungan
menggunakan alat ini adalah gas hasil pembakaran yang dibuang ke udara bebas dari
kandungan debu. Alasannya tidak lain karena debu dapat mencemari udara di
lingkungan sekitar, serta bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan pada alat akibat adanya gesekan abu maupun pasir.
Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (Induced Draft Fan)
melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap. Damper
pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai kebutuhan sebelum IDF dinyalakan,
karena semakin besar damper dibuka maka akan semakin besar isapan yang akan
terjadi dari dalam tungku.
Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi batas
yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu katup pengaman uap basah
dan katup pengaman uap kering. Safety valve ini dapat diatur sesuai dengan aspek
maksimum yang telah ditentukan. Pada uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg
per cm kuadrat, sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan 20,5
kg per cm kuadrat.
Gelas penduga dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi untuk mengetahui
ketinggian air di dalam drum. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengontrolan
ketinggian air dalam ketel selama boiler sedang beroperasi. Gelas penduga ini harus
dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya penyumbatan yang membuat level
air tidak dapat dibaca.
Komponen boiler ini berfungsi untuk membuang air dalam drum bagian atas.
Pembuangan air dilakukan bila terdapat zat-zat yang tidak dapat terlarut, contoh
sederhananya ialah munculnya busa yang dapat mengganggu pengamatan terhadap
gelas penduga. Untuk mengeluarkan air dari dalam drum, digunakan blowdown valve
yang terpasang pada drum atas, katup ini bekerja bila jumlah busa sudah melewati
batas yang telah ditentukan.
Prinsip kerja dari boiler pipa api ini adalah gas panas dari hasil pembakaran
dialirkan melalui sebuah pipa dimana disekeliling pipa terdapat air sehingga gas panas
tersebut memanaskan air yang terdapat di dalam boiler secara konduksi panas sehingga
terbentuk uap panas. Uap (steam) yang dihasilkan oleh boiler pipa air ini memiliki
tekanan dan kapasitas yang rendah. Prinsip kerja dari boiler pipa air ini adalah air
dilewatkan melalui pipa kemudian pipa tersebut dipanaskan dengan cara dibakar
dengan api sehingga air berubah menjadi uap air. Uap yang dihasilkan boiler pipa air
ini memiliki tekanan dan kapasitas yang lebih tinggi.
Boiler pipa api dan boiler pipa air masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Keuntungan boiler pipa api adalah proses pemanasan yang mudah dan
cepat dan tidak membutuhkan setting khusus, investasi awal yang lebih murah karena
harga boiler jenis ini lebih murah daripada boiler pipa air, bentuknya lebih compact
dan portable, dan tidak membutuhkan area yang besar untuk 1 HP boiler. Namun
demikian boiler pipa api memiliki beberapa kekurangan seperti tekanan operasi steam
terbatas untuk tekanan rendah 18 bar, kapasitas steam relative kecil (13.5 TPH) jika
dibandingkan dengan boiler pipa air, tempat pembakarannya sulit dijangkau untuk
dibersihkan, diperbaiki, dan diperiksa kondisinya, serta nilai efisiensinya rendah karena
banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack.
- Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai efisiensi dari tipe ini lebih baik
jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik. Cara kerja : pemanasan
yang terjadi akibat pembakaran antara pencampuran bahan bakar cair (solar, IDO,
residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
- Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai efisiensi dari tipe ini lebih
baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar. Cara kerja :
pembakaran yang terjadi akibat pencampuran bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen
dan sumber panas.
- Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan relatif lebih
murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai efisiensi
dari tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan
bahan bakarnya. Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang
menyuplai sumber panas.
2.4 Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar dan Jenis Tube
Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian Boiler berdasarkan Jenis Bahan Bakar dan Jenis
Tube
2.5 Neraca panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram
alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi
masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan
dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan
jumlah energi yang dikandung dalam aliran masing-masing
(Hendaryati,2012)
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang
meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Kehilangan energi dapat dibagi
kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih
dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan
meningkatkan efisiensi energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
● Kehilangan gas cerobong:
- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung dari teknologi
burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan).
- Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan (pembersihan),
beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler).
● Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik).
● Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)
● Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
● Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik)
2.6 Efisiensi Boiler
Efisiensi termal boiler didefinisikan sebagai “persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.”
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
◆ Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
◆ Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi yang masuk.
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung
adalah:
⮚ Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
⮚ Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
⮚ Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (oC), jika ada
⮚ Suhu air umpan (oC)
⮚ Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan
bakar
Dimana:
■ hg –Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
■ hf –Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
Keuntungan metode langsung
-Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler
-Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
-Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
-Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark
BAB 4
METODOLOGI
4.1 Alat dan bahan
Boiler yang dioperasikan di pilot plan Jurusan teknik Kimia Polban menurut US
Department of Energi termasuk golongan kecil karena tekanan operasi maksimal di
bawah 15 Bar dan kapasitas produksi dibawah 1 ton kukus per jam. Boiler berbahan
bakar gas dan gas yang dipakai elpiji dari Pertamina dalam kemasan tabung 50 kg.
Konstruksi boiler seperti gambar adalah jenis pipa air vertikal.
Bahan yang digunakan adalah:
1. Hanya untuk Pengamatan Pertukaran Kalor
a. Air baku
b. Bahan bakar elpiji
Alat tambahan yang seharusnya tersedia
a. Gas Analyzer
b. b. TDS Meter
Media pemanas yang digunakan adalah air panas bertekanan, dimana air dingin
dicampur secara langsung dengan steam bertekanan sehingga air panas yang ada dalam
sistem pemanas bisa mencapai tekanan tinggi dengan suhu yang lebih tinggi dari 100oC.
Kukus yang dihasilkan dari Boiler yang ada di Laboratorium Pilot Plant Jurusan Teknik
Kimia didistribusikan ke beberapa alat, yaitu; Unit Distilasi; Unit Ekstraksi padat-cair
(Leaching); Unit Falling Film Evaporator, dan Unit Reaktor Tangki Berpengaduk.
Kondensat yang dihasilkan dari alat alat tersebut dikembalikan lagi ke Boiler melalui
pipa condensate return line sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.
5.2 Pembahasan
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah
air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang
berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan
bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap
superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung
pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang
diberikan.
Boiler yang berada di laboratorium pilot plant bertipe water tube boiler
berkapasitas steam hingga 12000 kg/jam. Pada water tube boiler air akan masuk ke
bagian tube sehingga terjadi pembakaran atau pemanasan secara tidak langsung yang
dapat mengubah fasa cair menjadi fasa gas. Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)
merupakan tipe boiler yang pembakaran terjadi di luar pipa dimana api dari luar pipa
memanaskan air di dalam pipa. Cara kerja tipe water tube boiler yaitu: proses pengapian
terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air
dan sebelumnya air tersebut dikondensasikan terlebih dahulu melalui economizer,
kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam
drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary superheater dan
primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi. Di dalam pipa air,
air mengalir harus dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di
dalam air tersebut. Hal ini merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap
tipe ini.
Karakteristik water tube boiler sebagai berikut:
● Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran
● Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
● Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang benar
untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler merupakan
bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari sistem
didepannya. Kinerja boiler, efisiensi, dan umur layanan merupakan hasil langsung dari
pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam boiler.
Jika air umpan masuk ke boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan
dalam keadaan terlarut. Walau demikian, dibawah kondisi panas dan tekanan hampir
seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikulat, kadang-
kadang dalam bentuk kristal dan pada waktu yang lain sebagai bentuk amorph. Jika
kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan kerak
dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat supaya
terjadi perpindahan panas yang cepat dan efisien dan harus tidak korosif terhadap logam
boiler.
Bahan kimia yang paling penting dalam air yang dapat memengaruhi pembentukan
endapan dalam boiler adalah garam Ca dan Mg yang dikenal dengan garam sadah. Ca
dan Mg bikarbonat larut dalam air membentuk larutan basa/alkali dan garam-garam
tersebut dikenal dengan kesadahan alkali. Garam-garam tersebut terurai dengan
pemanasan, melepaskan karbon dioksida dan membentuk lumpur lunak, yang
kemudian mengendap. Hal ini disebut dengan kesadahan sementara –kesadahan yang
dapat dibuang dengan pendidihan. Ca dan Mg sulfat, klorida dan nitrat, dll., jika
dilarutkan dalam air secara kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan
non-alkali. Bahan tersebut disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk kerak
yang keras pada permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia sadah non-alkali
terlepas dari larutannya karena penurunan daya larut dengan meningkatnya suhu,
dengan pemekatan karena penguapan yang berlangsung dalam boiler, atau dengan
perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang kurang larut.
6.1 Kalor yang disuplai oleh bahan bakar pada run 1 & 2 berturut-turut sebesar
1247280240 J/kg & 592295120 J/kg
6.2 Kalor yang diterima oleh steam pada run 1 & 2 berturut-turut sebesar 593625635
J/kg & 333914419,7 J/kg.
6.3 Efisiensi pembakaran pada run 1 & 2 berturut-turut sebesar 47,59% & 56,37%.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 2006. “Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia: Boiler & Pemanas
Fluida Termis”. United Nations Environment Programme (UNEP) :
energyefficiensyasia.org
Bahrudin, Imam. 2014. “Peningkatan EFisiensi Boiler dengan menggunakan
Economizer”. Kalimantan Timur: Rea Kaltim Plantations PT
Ghritlahre, H dan Singh. 2014. Effect of Excess Air on 30 TPH AFBC Boiler on Dry
Flue Gas Losses and its Efficiency. International Journal of Research in Advent
Technology, Vol.2, No.6, June 2014 E-ISSN: 2321-9637
Gavhane, Ka. 2012. “Introduction to Process Calculations Stoichiometry”. Satara:
Nirali Prakashan
Hendaryati, H., Analisis Efisiensi Termal pada Ketel Uap di Pabrik Gula Kebonagung Malang,
Jurnal Gamma, ISSN: 2086-3071, Volume 8 Nomor 1, September 2012, hal 148-153,
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/239/showToc
Shoelarta, Shoerya. 2017. “Petunjuk Praktikum Pembangkit Uap Air” – Laboratorium
Pilot Plant. Politeknik Negeri Bandung
Tan, Zhongchao. 2014. “ Air Pollution and Greenhouse Gases: From Basic Concepts
to Engineering Applications for Air Emission Control”. Kanada: Warloo
University
Yang AG, Esa. 2009. “Ghritlahre, H dan Singh. 2014. Effect of Excess Air on 30 TPH
AFBC Boiler on Dry Flue Gas Losses and its Efficiency. International Journal
of Research in Advent Technology, Vol.2, No.6, June 2014 E-ISSN: 2321-
9637”. Depok: Universitas Indonesia