Anda di halaman 1dari 25

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Boiler (ketel uap)

Ketel uap adalah alat yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap air dalam bejana
tertutup dengan menggunakan panas. Selanjutnya panas tersebut dialirkan ke dalam bejana
dan selanjutnya dari bejana akan diteruskan ke air. Setelah air mencapai titik didihnya air
akan berubah menjadi uap air. Bejana terbuka yang memproduksi uap tidak termasuk dalam
ketel uap.
Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa atau bejana, ketel uap sering
diklasifikasikan dalam dua klasifikasi, yaitu ketel uap pipa api dan ketel uap pipa air. Pada
ketel uap pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala dari dari hasil
pembakaran yang membawa energi panas. Sebaliknya dalam ketel uap pipa air, fluida yang
mengalir dalam pipa adalah air ketel, sedangkan pemanasan air tersebut dilakukan oleh gas-
gas asap yang beredar disekitar pipa- pipa itu.
Dari dua klasifikasi tersebut masih banyak klasifikasi yang sering dibuat, yaitu menurut
letak dapur, jumlah lorong, bentuk drum, pabrik pembuat ketel, dan lain-lain.

Gambar 3.1 Boiler(Ketel Uap)

40
3.1.1 Ketel Uap Pipa Api (Fire Tube Boiler)

Ketel uap pipa api adalah dimana yang mengalir dalam pipa adalah gas panas hasil
pembakaran yang membawa energi kalor untuk memindahkan ke air ketel melalui bidang
pemanas. Pada ketel uap pipa api, nyala api dan gas panas yang dihasilkan dari pembakaran,
mengalir melalui pipa-pipa api yang dikelilingi oleh air. Panas kemudian dikonduksikan
melalui dinding pipa dari gas panas ke air di sekeliling pipa tersebut.

Gambar 3.2 Ketel Uap Pipa Api

Keuntungan ketel uap pipa api :

• Tidak membutuhkan air isian ketel dengan kualitas yang tinggi


• Konstruksi sederhana sehingga perawatan lebih mudah
• Endapan lumpur lebih mudah dibersihkan.

Kelemahan ketel uap pipa api :

• Pemanasan awal membutuhkan waktu lama


• Tekanan uap yang dihasilkan rendah
• Kapasitas uap yang dihasilkan kecil.

41
3.1.2 Ketel Uap Pipa Air

Ketel uap pipa air memiliki jenis yang bervariasi. Jenis ketel uap pipa air diantaranya:
Ketel Yarrow, Ketel Tipe – D, Ketel Stirling, Ketel Toe Takuma,Ketel Babcock and Wilcock,
dan lain-lain. Ketel uap pipa air masih bisa diklasifikasikan berdasarkan sistem sirkulasi air
ketel, susunan pipa – pipa ketel, pabrik pembuat ketel, dan lain-lain.

Gambar 3.3 Ketel Uap Pipa Air

Dibandingkan dengan ketel uap pipa api, keuntungan ketel uap pipa air adalah :

1. Sanggup bekerja dengan tekanan tinggi.


2. Berat konstruksi ketel yang relatif ringan dari ketel uap pipa api jika dibandingkan dengan
kapasitas ketel.
3. Kapasitas yang besar.
4. Dapat dioperasikan dengan cepat, jadi dalam waktu singkat telah dapat
memproduksi Uap.

3.2 Fungsi Ketel Uap ( Boiler )

Adapun fungsi ketel uap antara lain :

a. Untuk merubah energi air menjadi energi potensial uap dengan bantuan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar cangkang dan fibre didapur boiler.
b. Menyuplai uap ke stasiun pembangkit tenaga turbin uap untuk menghasilkan
energi listrik.
c. Menyuplai uap untuk keperluan proses di pabrik.

42
Ketel uap atau boiler merupakan bejana yang bertekanan uap, dalam suatu pabrik
penyimpanan minyak tangki timbun, boiler sendiri digunakan untuk menghasilkan uap panas
untuk dialirkan ketangki yang akan melakukan pemanasan terhadap minyak. Hal ini
disebabkan untuk menaikkan suhu minyak guna menurunkan densitas minyak.
Bila tekanan uap yang dihasilkan boiler tidak normal, maka dapat dipastikan :

 Proses pemanasan terhadap minyak menjadi lebih lama


 Pemakaian cangkang atau bahan bakar akan menjadi lebih banyak .
Sebaliknya bila produksi uap mencukupi, maka operasional pabrik dipastikan akan
lancar dan kinerja pabrik akan normal.
Pada garis besarnya ketel uap terdiri dari :

1. Ruang pembakar ( dapur )


2. Drum Ketel
3. Pipa uap pemanas lanjut (Superheater )
4. Pipa - pipa air ( heater )
5. Pembuangan abu ( ash hopper )
6. Pembuangan gas bekas
7. Dan lain-lain

1. Ruang Pembakar ( Dapur )

Ruang bakar dalam boiler memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan
pembakaran untuk menghasilkan energi panas yang digunakan untuk merebus air di dalam
pipa. Dengan kapasitas uap 15 ton uap/jam tekanan 20 bar dengan menggunakan
bahan bakar ampas atau serabut dari kelapa Sawit

Gambar 3.4 Ruang Bakar

43
2. Drum Ketel

Drum Ketel, berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat
terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air dengan
perbandingan antara 50% air dan 50% uap.

Gambar 3.5 Drum Ketel

3. Pipa Uap Pemanas Lanjut (Superheater)

Superheater, merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari
drum ketel masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses pemanasan
lanjutan menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C.
Dengan suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan
turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.
Boiler berskala besar dibentuk oleh pipa-pipa (tubin) berukuran antara 25 mm hingga
100 mm. Pipa-pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan terhadap
perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air / uap air yang mengalir di
dalamnya. Selain itu material pipa haruslah bersifat konduktor panas yang baik, sehingga
perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke air / uap air bisa efektif.
Ada desain khusus pada pipa-pipa boiler besar yang cukup unik. Pipa-pipa tersebut
berkontur ulir di dalamnya, sehingga menciptakan aliran turbulen pada saat air atau uap air
mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Tujuan diciptakannya aliran turbulen adalah untuk
mengurangi efek gesekan antara air atau uap air dengan permukaan pipa, sehingga
mengurangi resiko kemungkinan adanya aliran yang mengganggu (turbulensi) pada lekukan
pipa. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan efisiensi perpindahan energi panas dari proses
pembakaran ke air.

44
Gambar 3.6 Pipa-Pipa Air (Heater)

4. Pembuangan Abu ( Ash Hopper )

Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang berada pada aliran
pembakaran hingga debu yang terikut dalam gas buang. Keuntungan menggunakan alat
ini adalah gas hasil pembakaran yang dibuang ke udara bebas dari kandungan debu.
Alasannya tidak lain karena debu dapat mencemari udara di lingkungan sekitar, serta
bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat akibat adanya
gesekan abu maupun pasir.

Gambar 3.7 Ash Hopper

45
5. Pembuangan Gas Bekas

Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (Induced Draft Fan) melalui dust
collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap. Damper pengatur gas asap diatur
terlebih dahulu sesuai kebutuhan sebelum IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka
maka akan semakin besar isapan yang akan terjadi dari dalam tungku.

Gambar 3.8 Pembuangan Gas Bekas

46
3.3 Data Ketel Uap
Adapun Ketel Uap yang digunakan dipabrik PT. SOCFIN INDONESIA SEI LIPUT
adalah jenis Ketel Uap Pipa Air (water-tube boiler) dengan bahan bakar ampas atau serabut.
Jumlah ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit PT. SOCFIN INDONESIA SEI
LIPUT adalah 2 unit dengan spesifikasi sebagai berikut :

A.Boiler 1
Buatan : INDONESIA
Tahun Pembuatan : 2003
Tahun Pemakaian : 2004
Merk/Type : ATMINDO BOILER
Kapasitas : 15 ton uap/ jam
Max Heat Capacity : 10.35MW
Max Temperatur : 260o C
Jenis Ketel : Pipa Air (Water Tube)

Gambar 3.9 Data Boiler 1

47
B. Boiler 2
Buatan : INDONESIA
Tahun Pembuatan : 2020
Tahun Pemakaian : 2020
Merk/Type : ATMINDO BOILER
Kapasitas : 15 ton uap/ jam
Max Heat Capacity : 10.58 MW
Max Temperatur : 260o C
Jenis Ketel : Pipa Air (Water Tube)

Gambar 3.10 Data Boiler 2

48
Gambar 3.11 Boiler Mimic Diagram

Secara umum air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk
kerak pada boiler dan air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi
boiler.

49
3.4 .Alat-alat Ketel Uap

Mengingat bahwa tekanan kerja dan temperaur ketel yang tinggi, maka ketel harus
dilengkapi dengan alat-alat pengaman sebagai berikut:

a. Katup pengaman ( safety valve )


Alat ini bekerja membuang uap apabila tekanan melebihi dari tekanan yang telah
ditentukan sesuai dengan penyetelan katup alat ini.
b. Gelas penduga ( sight glass )
Alat ini untuk melihat tinggi air didalam drum atas, untuk memudahkan pengontrolan
air dalam ketel selama operasi.
c. Pengukur tekanan ( manometer )
Manometer adalah alat pengukur tekanan uap di dalam ketel yang dipasang satu buah
untuk tekanan uap panas lanjut dan satu untuk tekanan uap basah.
d. Kran uap induk
Berfungsi sebagai alat untuk membuka dan menutup aliran uap ketel yang terpasang
pada pipa uap induk.
e. Kran pemasukan air
f. Kran pemasukan air dua buah yaitu satu kran ulir dan lainnya kran satu arah ( non
return valve ).
Perlengkapan lain yang diperlukan untuk ketel uap adalah:
 Alat penghembus debu pada pipa air ketel ( mechanical soot blower )
 Pemasukan air ketel otomatis ( automatic feed regulator )
 Panel-panel listrik komplit dengan alat-alat ukur
 Meter pencatat tekanan dan temperature ( manometer dan temperatur recorder)
 Kran-kran buangan udara, air kondensat, header

50
3.5 Uraian Instruksi Kerja Pengoperasian Boiler

1. Fire Up
 Gunakan helm, sepatu, sarung tangan anti panas dan masker
 Periksa isi/volume air di dalam drum ketel melalui pail glass, jika volume
berkurang, tambahkan air melalui pompa, dan jika volume air lebih dari yang
ditetapkan buang air dari dalam drum ketel dengan cara di afblas/blowdown.
 Buka pintu dapur sebelah bawah dan bersihkan dengan cara
mengorek/menyogok seluruh pinggiran dapur terutama di area
pinggiran/samping dapur dengan menggunakan besi penyogok.
 Setelah selesai tutup separuh pintu bagian atas.
 Buka pintu bagian atas isi dapur baguan atas dengan sampah dan cangkang
sampai penuh 2/3 isian dapur.
 Bakar tumpukan sampah di dalam dapur atas dengan cara mengambil sebagian
sampah dan cangkang yang telah kering, kemudian dibakar dan masukkan ke
dalam dapur.
 Tutup rapat pintu dapur.
 Tunggu sampai seluruh sampah terbakar.
 Isi kembali sampah dan cangkang sebanyak 2/3 volume dapur dan tutup pintu
dapur.
 Tunggu sampai tekanan steam di manometer menunjukkan 5 kg/cm2.
 Kran induk steam dibuka untuk mendistribusikan steam ke rebusan/sterilizer,
klarifikasi, pressan, silo biji, dan silo inti.

51
2. Saat Operasi
 Jalankan conveyor sampah dan cangkang untuk umpan bahan bakar ketel.
 Mengontrol dan mengisi dapur pembakaran dengan bahan bakar sampah dan
cangkang agar tekanan tetap dipertahankan 5 kg/cm2.
 Mengontrol kapasitas air di drum melalui pail glass, Melakukan blowdown 2
jam sekali.
 Menarik atau mengorek abu di dapur bagian bawah (pada roster) setiap 1 (satu)
jam sekali.
 Semprotkan air ke abu ketel yang masih panas kemudian masukkan abu ketel
ke dalam lori untuk dibuang ke lapangan/afdeling
 Monitoring dan catat tekanan steam, isian/volume air di dalam drum dan yang
lainnya pada from yang ada SOC-POM/From/02-04.

3. Stop operational
 Sebelum stop pengolahan (2 jam sebelumnya), bahan bakar (sampah dan
cangkang) tidak ditambahkan lagi ke dapur bagian atas.
 Pastikan tekanan steam pada manometer tetap5 kg/cm2 sampai stop
pengolahan.
 Sisa sampah dan cangkang dikumpulkan di depan dapur untuk persediaan
umpan bahan bakar pada hari berikutnya.
 Setelah stop pengolahan, tutup tutup kran steam induk dan kontrol isian air di
drum dan stop conveyor sampah.
 Sisa abu ketel dari bagian bawah dapur disiram dengan air dan dikumpulkan ke
dalam lori.
 Jika terjadi kerusakan atau potensi bahaya pada waktu pengolahan /
operasional dilaporkan langsung kepada Tekniker jaga dan juga mandor pabrik.
 Perbaikan yang tidak langsung , dicatatkan pada card log.

52
4. Tindakan pada kondisi Abnormal
 Jika terjadi Over pressure atau tekanan berlebih lakukan sebagai berikut:
- Buka kran induk steam sampai habis dan distribusikan ke unit pengolahan
yaitu sterilizer, klarifkasi kernellery dan storage tank.
- Stop pengisian bahan bakar rangka dan sampah press ke boiler
- Isi air ke drum boiler dengan menjalakan Feed Water Pump
- Pertahankan level air dalam batas normal
- Korek abu dari dapur boiler sampail habis
 Jika terjadi kekurangan air akibat kerusakan instlasi maka dilakukan:
- Tutup kran steam yang keluar dari boiler
- Isi air ke drum boiler dengan menjalankan Feed Water Pump
- Stop pengisian bahan bakar cangkang dan sampah press ke boiler
- Korek abu dari dapur boiler sampai habis

5. Perawatan Chimney

 Buka manhole bawah, siram dengan air secukupnya korek abu dengan
menggunakan garuk atau sekop, kemudian tutup manholenya.
 Pembersihan Chimney dilakukan seminggu sekali.

53
Tabel 3.1 Tabel Pengendalian Air Umpan Boiler

Tindak Lanjut
No Parameter Standar Dibawah
Diatas standar
standar
Regenerasi di Demint
1 pH 7.0-9.0 -
Plant
2 Conductivity Max 140 µ mhos - Backwash Sand Filter
3 TDS Max. 80 ppm - Backwash Sand Filter
Max. 2 ppm
4 Total Hardness - Regenerasi Kation
CaCO3
5 Silika Max. 5 ppm - Regenerasi Anion
Regenerasi Demint
6 Iron Max. 0,2 ppm -
Plant

54
3.6 Mesin/Peralatan

1. Feed water tank


2. Water meters
3. Deaerator
4. Boiler
5. Testing of Glass (glas penduga)

3.6.1 Feed Water Tank

Feed water tank adalah tangki air yang berasal demin plant yang digunakan untuk air
umpan Boiler. Pemanasan air di feed water tank menggunakanpipa injeksi uap langsung.
Semakin tinggi temperatur air umpan semakin hemat pemakaian bahan bakar.Temperatur air
umpan minimal 80ocelcius.
jika air dari Feed water tank/Deaerator harus dinaikkan menjadi 8,5-9,2pH dengan
menambahkan BWT 2200/2041/2430 atau Aquaringht TS 125/P 311/A 055 di pipa air masuk
ke boiler. Selain untuk menaikkan pH, BWT juga berfungsi untuk mengangkat Ca, Mg dan
S1Q2 agar tidak menimbulkan kerak dan korosi didalam ketel agar demin flant berfungsi
menghasilkan air yang berkualitas baik, maka kapasitas demin flant harus dihitung dengan
benar.

Sebelum mulai

a) Sebelum dijalankan, patikan tangki sudah diisi penuh.


b) Pastikan suplai air mencukupi dari demin plant ke tangki Feed Water Tank.

Mulai

a) Bila uap sudah tersediaair pada feed water tank harus dipanasi sampai temperatur” 70-
80ocelcius sebelum dimasukkan ke Deaerator.
b) Pada hari senin pagi atau sudah lama pabrik tidak mengolah,air yang belum panas
dapat digunakan untuk mengisi Deaerator. Panas air di Deaerator hingga temperatur
mencapai 90-95oc.

55
Pengoperasian

a) Pastikan bahwa temperatur dapat tercapai selama pabrik beroprasi.


b) Pertahankan posisi air pada Feed Water Tank selalu maksimum, jangan ada gangguan
dalam mensuplai air.Jika ada masalah dalam suplai air agar segera dilakukan
pemeriksaan.

Penghentian

Tutup kran uap yang masuk ke Feedwater tank setelah kran induk boiler ditutup.

3.6.2 Water Meter

a) Meteran air untuk mengukur aliran air ke atau dari pabrik dengan mengguankan
flowmeter. Sehinggaselalu terpasang sebelum meteran air.
b) Saringan harus dibersihkan secara teratur, sedikitnya sekali dalam sebulan. Penutup
harus dibuka dan saringan didalam harus dibersihkan.

3.6.3 Deaerator

Deaerator adalah alat untuk menaikkan temperatur dan mengurangi kadar oksigen
dalam air umpan sehingga mengurangi proses oksidasi terhadap pipa-pipa di dalam boiler.
Proses oksidasi dapat menyebabkan korosi terhadap dinding pipa yang bersentuhan dengan
air.

Mulai

a) Pastikan air yang cukup masuk ke deaerator.


b) Kran uap masuk ke dearator dibuka untuk memasukkan uap.
c) Deaerator membutuhkan beberapa saat untuk mencapai temperatur 95 ocelcius.

Pengoperasian

Periksa dan pastikan level air pada Deaerator dijaga pada 3/4 penuh selama
beroprasi.begitu juga dengan temperatur harus dijaga pada angka yang telah ditetapkan.

Penghentian

Deaerator hanya dapat dihentikan bila feed pump dihentikan. Pastikan level air pada
Deaerator minimal tetap3/4 penuh an tutup kran memasukkan uap dan air.

56
3.6.4 Boiler

Boiler adalah sebuah bejana tertutup, yang dapat membentuk uap dengan tekanan
lebih dari 1 atmosfir, yaitu dengan jalan memanaskan air ketel yang berada di dalamnya
dengan gas-gas steam dari hasl pembakaran.

Cara Mengoperasikan Boiler

Sebelum mulai

a) Periksa dari bagian atas boiler, periksa semua kran pada boiler dan pastikan
semuanya tertutup.
b) Periksa IDF ( Induce Draft Fan ), FDF ( Forced Draft Fan ), bearing motor, baut
pengikat elektro motorketerangan v-belt blower dan baut-baut yang longgar.
c) Periksa ketinggian air dalam gelas penduga dan keluarkan air dalam gelas penduga
untuk memastikan bahwa tingkat air minimal setengah gelas. Terutama bersihkan
gelas penduga dan pengamanannya.
d) Periksa pengukur tekanan (manometer) dan catat apakah ada tekanan atau tidak.
e) Periksa bagian dalam dapur boiler ( roaster, fire grate, lorong api, batu api) dengan
menggunakan lampu/senter untuk memastikan boiler telah dibersihkan dan pastikan
tidak ada batu api yang jatuh.
f) Periksa semua kran blowdown danpastikan tertutup dengan baik.
g) Periksa tangki feed water, isi tangki sesuai kebutuhan.
h) Periksa dan pastikan pintu damperdapat bekerja dengan baik. Pintu damper dapat
digerakkandengan bebas, jika tidak lakukan pelumasan dan perbaikan.
i) Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap cerobong asap dari karat yang berlebihan
dan kemiringan. Juga penting untuk memeriksa secara visual baut pondasi.
j) Lakukan pemeriksaan dust collector. Periksa secara berkala pengutipan dan Boiler
dan pastikan abu Boiler dibuang pada tempatnya.
k) Periksa panel listrik boiler dan pastikan arus sudah tersedia. Periksa juga kerusakan
pada panel listrik. Lakukan perbaikan bila perlu.

57
Mulai

a) Berlaku untuk ketel yang berhenti semalaman dan masih ada tekanan uap pada alat
penunjuk tekanan (manometer)
 Buka kran blowdown dan lakukan 2 sampai 3 kali penyemburan pendek.
 Periksa ketinggian air dalam gelas penduga, minimal 1/2 penuh dari gelas
penduga.
 Masukkan bahan bakar dan serakkan secara merata bahan bakar didalam roaster.
Nyalakan api.
 Pada saat api menyala, operasikan IDF dengan damper 1/4 terbuka.
 Perlahan-lahan tekanan uap akan naik sampai dicapai tekanan kerja boiler.
Perhatikan dengan jelas ketinggian air pada gelas penduga tidak melebihi/dibawah
upper/lower control valve.
 Jika tidak ada tekanan terbaca dimanometer, maka penyalaan dilakukan secara
perlahan-lahan sehingga diperoleh panas yang merata didalam boiler dalam hal ini
tidak perlu menggunakan blower sampai dengan 1-2 kg/cm2. Jika manometer
menunjukkan tekanan 1-2 kg/cm2blower dapat dioperasikan unttuk mencapai
tekanan yang diinginkan. Waktu yang diperoleh untuk mencapai tekanan kerja
yang di inginkan tergantung pada temperatur air dalam boiler dan pengaturan
umpan bahan bakar.
b) Bila boiler tidak digunakan dalam 24 jam air tetap penuh, maka diperlukan minimum
12 jam untuk menyalakan boiler tanpa blower sebelum tekanan terbaca dinamometer
dan tekanan kerja dicapai setelah pemanasan 18 jam, dan tekanan penuh akan dicapai
setelah 24 jam
c) Pada saatboiler sudah mencapai tekanan kerja, periksa kran safety dan pastikan kran
safety bekerja dengan baik dan tidak lengket atau rusak
d) Buka kran shoot blower dan uap akan keluar dari kran. Satu kali pembukaan, kran
akan membersihkan pipa-pipa boiler.urutan pengoperasian shoot blower dimulai dari
depan sampai belakang dapur boiler. Sekarang boiler telah siap untuk mensuplai uap
kekamar mesin. Ada baiknya pembukaan kran uap secara pelan-pelan pada pembukan
pertama, lalu tunggu beberapa saat sebelum membuka penuh.

58
Pengoperasian.

a) Pastikan bahan bakar tersedia terus menerus.


b) Pastikan persediaan air yang cukup dari sumber air yang cukup.
c) Pastikan air untuk boiler harus melalui proses demin ( softener ) dan tidakdi by pass.
Kesediaan air dan silika ( SIO2 ) harus dikurangi sampai dengan tingkat yang serendah
mungkin.
d) Pastikan alat pengukur tekanan dan temperatur ( manometer dan termometer ) dapat
bekerja dengan baik.
e) Abu boiler dibawa ke roaster dan kerak boiler yng berada diatas roaster harus
dikeluarkan secara bertahap 3-4 jam. Abu dan kerak boilerharus dibuang pada tempat
yang telah ditentukan. Untuk boiler yang mempunyai tekanan pada tungku blower
FDF harus dihentikan terlebih dahulu.
f) Lakukan pembersihan jelaga ( shoot blowing ) pipa jika temperatur gas buang
cerobong asap ( chimney ) > 3800C.
g) Pastikan semua blower bekerja dengan baik selama boiler beroperasi.
h) Sebelum melakukan blowdown harus dilihat ketinggian air pada drum ketel melalui
gelas penduga.
i) Blowdown secara bertahap sangat diperlukan. Bila tidak memiliki sistem blowdown
secara otomatis maka secara blowdown manual harus dilakukan.blowdown
dilakukanbila hasil analisa air boiler nilai TDS mencapai > 1500 ppm. Jumlah dan
lamanya blowdown ditetapkan asisten pengolahan.
Contoh perhitungan jumlah air yang diblowdown.
E = A ( B – D )/ ( B – C )
= 20 ( 1800 – 1500 )/ ( 1800 – 100 )
= 3,53 m3
A = Kapasitas boiler
B = TDS air boiler ( ppm )
C = TDS air umpan ( ppm )
D = TDS air yang didinginkan ( ppm ).

59
Asisten pengolahan harus memberi penjelasan dan mengintrusikan kepada operator
boiler dan petugas laboratorium tentang prosedur blowdown.
Semakin tinggi tekanan dalam drum/boiler.Semakin rendah persyaratan TDS.Besar
tekanan dapat dilihat dari manometer yang terpasang di boiler.Contoh boiler yang
mempunyai tekanan 20 kg/cm, TDSnya 1.000 ppm sudah harus di blowdown.Bila water
treatment dan perlakuan di boiler sesuai dengan standar, maka pipa bisa bertahan sampai 10
tahun tanpa ada masalah.
Tujuan dari Blowdown adalah untuk menjaga agar proporsi dari bahan yang larut
maupun yang tidak larut dalam air umpan dala boiler tetap berbeda dalam batas yang
direkomendasikan.

Kontrol atas blowdown dapat dilakukan dengan 3 cara :


 Blowdown yang kontinu
 Blowdown otomatis pada saat-saat tertentu yang biasanya digunakan timer dan kran
selenoid
 Blowdown berkala secara manual, biaanya dilakukan setiap 4 atau 8 jam

Konsentrasi solid yang ada dalam Boiler harus dimonitor secara teratur.
Pemeriksaan yang teraturharus dilakukan oleh operator dan petugas laboratorium untuk
mencapai jadwal blowdown yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pemberhentian

a) Boiler dapat dihentikan setelah turbin uap dihentikan. Bila Boiler yang digunakan
lebih dari satu, boiler dapat dihentikan satu persatu sesuai kebutuhan uap.
b) Sekitar seperempat hingga setengah jam sebelum boiler dihentikan, pengisian bahan
bakar harus dihentikan.
c) Pompa air ke dalam drum hingga ¾ bagian penuh. Kemudian turtutup kran pengisian.
d) Setelah boiler dihentikan masih dalam keadaan panas dan bertekanan, maka harus
diberi tenaga operator untuk stand by, menjaga kemungkinan terjadi kebocoran
uap/air atau kebakaran.

60
Pemberhentian Darurat

a. Menghentikan Boiler dalam keadaan darurat dilaksanakan apabila pada saat operasi
terjadi keadaan emergensi sebagai contoh permukaan air di boiler sangat rendah dari
yang disyaratkan atau pipa boiler pecah.
1. Segera tutup kran uap induk dan hentikan bahan bakar ke dapur boiler.
2. Hentikan semua blower secara beurutan dimulai dari force draft fan,
secondary draft fun dan fuel feeder. Untuk menghindari lidah api berbalik,
maka IDF dimatikan paling akhir.
3. Pompa jangan dijalankan jika telah trip terkena air di Boiler terlanjur kosong.
Hal ini untuk menghindari kejutan karena dingin mendadak, sampai
pengamatan dilakukan.
4. Tarik api keluar dari dalam dapur (ruang bakar) dan biarkan dapur terbuka
untuk pendinginan
5. Periksa gelas penduga untuk mengetahui permukaan air di dalam drum Boiler.
 Jika pada pengamatan ada uap keluar dari pipa buang pada saaat kran
dibuka, matikan boiler selanjutnya dilakukan pemeriksaan seperti
langkah (2).
 Jika air masih keluar dari pipa drain, ikuti langkah (3).

6. Biarkan Boiler dingin perlaha sampai tekanan turun mencapailebih kurang


7,14kg/cm2(7bar).
 Bila tekanan telah turun sampai 7 bar, Boiler dapat di umpan dengan
air secara perlahan dengan mengatur kran by-pass pada pompa. Hal ini
menghindarkan benturan air dingin dengan uap didalam pipa-pipa.
 Pompa air umpan sampai permukaan air di boiler normal dan lakukan
pemeriksaan visual dengan teliti seperti pada ruang ash hopper,side
header dan front header. Jika tidak ditemukan kebocoran, maka boiler
aman untuk dioperasikan kembali.

61
7. Hentikan Boiler secara keseluruhan untuk pemeriksaan.
 Bila boiler telah benar-benar dingin, lakukan pemeriksan visual
terhadap kondisi Boilerdan periksa apakah terjadi overheating atau
distorsibengkok pada pipa.Jika tidak ada ditemui tanda-tanda
kerusakan pada pipa, lakukan hydro test dengan menghubungi
 pembuatboiler dan IPNKK untuk memastikan boiler aman untuk
dioperasikan.
 Bila hydro test gagal, lakukan pemeriksaan untuk mengetahui besarnya
kerusakan dan perbaikan yang diperlukan.
b. Bila pipa boiler pecah saat operasi,lakukan langkah ( 1 ) sampai ( 4 ) pada bagian (a).
Hentikan boiler sampai benar-benar dingin untuk pemeriksaan kondisi boiler.

3.6.5 Testing of Gauge Glass ( Gelas Penduga )

Gelas penduga adalah alat untuk melihat ketinggian air dalam drum atas boiler. Gelas
penduga boiler harus diuji/ditest pada pada saat beroprasi atau keadaan darurat. Banyak cara
dari pengetesan,tetapi untuk menjaga gelas ukur mengalami thermal shock ( panas kejut ).

Gambar 3.12 Gelas Penduga

62
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Sei Liput adalah salah satu unit Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit yang dikelola PT. Socfin Indonesia (Socfindo).
PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri pengolahan pabrik kelapa sawit yang mengolah TBS ( Tandan Buah Segar ) menjadi
minyak sawit (CPO).

 Ketel uap yang digunakan di pabrik PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput adalah
ketel uap jenis pipa air dengan kapasitas 16 Ton/Jam dan 15 Ton/Jam.
 Unit- unit yang membutuhkan uap hasil dari pengoperasian ketel uap pada PT. Socfin
Indonesia Kebun Sei Liput adalah :
1. Tangki Timbung (Bak Penampungan)
2. Sterilizer (Tanki Perebusan)
3. Turbin Uap

4.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada PT. Socfin Indonesia Kebun Sei
Liput adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan untuk melakukan pemeriksaan serta perawatan secara berkala
terhadap kondisi setiap peralatan yang ada agar tetap terjaga keefisienan
peralatan.
2. Perusahaan mengadakan konseling secara berkala dari SMK3 untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Untuk menggantikan komponen-komponen alat yang sudah rusak agar dapat
memaksimalkan kinerja di PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput.
4. Diharapkan untuk melakukan pernggantian tools secara berkala pada bagian
Teknik agar dapat memaksimalkan pengerjaan pada bagian Teknik maupun
Maintenance.

63
DAFTAR PUSTAKA

64

Anda mungkin juga menyukai