Anda di halaman 1dari 9

A.

Definisi Boiler
Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air dengan jalan
pemanasan. Steam yang dihasilkan pada tekanan tertentu kemudian digunakan
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Dengan adanya perubahan air menjadi steam. maka
ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air.
2. Air adalah bahan untuk membuat steam sesudah dipanaskan.
3. Panas adalah energi yang digunakan untuk merubah air menjadi steam.
Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut diharapkan akan dihasilkan steam yang
cukup, serta segala permasalahan misalnya masalah air yang akan merusak tempat karena
korosi atau mengurangi effisiensi penyerapan panas akibat timbulnya kerak dapat diatasi
dengan baik. Bahan bakar boiler bermacam-macam dari yang populer seperti batu bara,
bahan bakar minyak, gas, nuklir dan lain-lain. Boiler merupakan bagian terpenting dari
penemuan mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi industri.
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap)
dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran
bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas
tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi
uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang
lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih
tinggi akan turun ke dasar.

Bagian-bagian boiler seperti gambar di atas adalah sebagai berikut :


1. Flame tube yang memiliki diameter besar yang akan menghasilkan pembakaran yang
sempurna. Combustion Chamber memiliki dimensi yang berbeda-beda disesuaikan
dengan jenis boiler.
2. Man Hole dan lubang inspeksi untuk mengetahui kondisi boiler secara cepat seperti
kondisi air.
3. “Wet-back” desain boiler dengan ruangan pembalik air dingin
4. Sight holes untuk mengamati pembakaran boiler dari sisi belakang tabung.
5. Safety flap untuk menghindari kerusakan akibat pembakaran tidak sempurna.
6. Tempat pembersihan cepat
7. Eksploitasi bahan bakar fase 2 dan 3 yang akan mempengaruhi efisiensi pembakaran.
8. Lubang kaca untuk mengamati pembakaran dari sisi depan tabung.
9. Sirkulasi natural air boiler.
10. Steady capacity dan tekanan untuk ruang air dan uap.
11. High grade insulation untuk meminimalkan panas yang terbuang (heat loss).
12. Steam drier, permukaan evaporasi.

B. Fungsi Boiler
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi
kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari dua komponen
utama yaitu :
1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad energi panas.
2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi
energi potensial uap.
Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler
untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :
1. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi secara
efektif.
2. Sistem perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler pipa air
memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api atau gas panas
dengan air boiler.
3. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas air
pengisi boiler berfungsi sebagai alat untuk menaikan efisiensi boiler.
Agar sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka perlu adanya sistem
pengamanan yang disebut apendasi.

C. Prinsip Kerja Boiler


Prinsip kerja boiler secara umum adalah pengubahan dan pemindahan energi
yangdikandung bahan bakar menjadi energi yang dikandung uap air. Proses pelepasan energi
bahan bakar dilakukan dengan cara mereaksikan bahan bakar dengan oksigen yang diambil
dari udara. Pencampuran antara unsur-unsur yang dapat terbakar pada bahan bakar dengan
oksigen akan menyebabkan terlepasnya energi yang dikandung bahan bakar. Energi tersebut
akan menaikkan tingkat energi gas asap sehingga temperatur gas tersebut naik. Kenaikan
temperatur gas yang tinggi menyebabkan terjadinya perpindahan energy panas baik radiasi
maupun konveksi dari gas asap ke dindng air. Air tersebut diperlukan untuk menaikkan
temperatur air menjadi uap.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah
(low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu
pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk
memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik
kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun,
ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-
temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin
dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri
dengan bantuan heat recovery boiler.

D. Komponen – Komponen umum Boiler


Berikut ini merupakan komponen-komponen secara umum boiler antara lain:
1. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari
furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and
discharge door.
2. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam.
Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
3. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
4. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara
luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam
tungku pembakaran.
5. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air
dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.
6. Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan
steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
7. Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di
dalam pipa steam.

E. Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan Tipe Pipa Boiler dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Fire Tube Boiler
Fire tube boiler adalah jenis boiler dimana gas panas melewati pipa-pipa dan air
umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Terdiri dari tangki air yang
dilubangi dan dilalui pipa-pipa, dimana gas panas yang mengalir pada tanki tersebut
digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air yang dipanaskan menghasilkan uap panas
yang dapat digunakan untuk memanaskan air dikamar mandi ataupun laundry. Fire tube
boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam
sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat
menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya.
Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket” boiler
(dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2. Water Tube Boiler
Water tube boiler adalah jenis boiler dimana air umpan boiler mengalir melalui pipa-
pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan
steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler
yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan
tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan
bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas yang dihasilkan
dari pembakaran. Pada boiler water tube, air panas tidak berubah menjadi uap,sehingga bisa
langsung digunakan untuk keperluan seperti air panas di kamar mandi,laundry. Ketika air
dalam pipa-pipa yang didih mendapat pemanasan, air dalam pipa menjadi mendidih sehingga
air mengandung uap dan berat jenis air berkurang, air dan uap mengalir ke atas. Air yang
berat jenisnya lebih besar akan turun dan menggantikan posisi air yang menuju ke atas. Pada
drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh, kemudian uap jenuh disalurkan ke
superheater untuk diubah menjadi uap panas lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari
superheater inilah yang akan dimanfaatkan sebagai penggerak mesin uap.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
- Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
- Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Berdasarkan bahan bakar yang digunakan boiler dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Solid Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya padat memiliki karakteristik: harga bahan baku
pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan
bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan
boiler tipe listrik. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan
bakar padat (batu bara, baggase, rejected product,sampah kota, kayu) dengan oksigen dan
sumber panas.
2. Oil Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya cair memiliki karakteristik: harga bahan baku
pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini
lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik. Pemanasan yang
terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu,
kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
3. Gaseous Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya gas memiliki karakteristik: harga bahan baku
pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe
ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Pemanasan yang terjadi antara pembakaran antara LNG (Liquid Natural Gas) dengan
oksigen dan sumber panas. Harga bahan baku pembakarannya lebih murah diantara semua
boiler yang lain.
4. Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik: harga bahan baku pemanasan relatif lebih murah
dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari
tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan
bakarnya. Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.

Berdasarkan Tekanan kerjanya, boiler dibagi menjadi 2 yaitu:


1. Low Pressure Boiler
Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air dengan tekanan
dibawah 160 psi dan temperatur dibawah 250 F.

2. High Pressure Boiler


Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan air dengan tekanan diatas
160 psi dan temperature di atas 250 F.

F. Permasalahan Pada Boiler Secara Umum

Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang benar
untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler merupakan
bagian dari sistim boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari sistim didepannya.
Kinerja boiler, efisiensi, dan umur layanan merupakan hasil langsung dari pemilihan dan
pengendalian air umpan yang digunakan dalam boiler.
Jika air umpan masuk ke boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan dalam
keadaan terlarut. Walau demikian, dibawah kondisi panas dan tekanan hampir seluruh
komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikuat, kadang-kadang dalam
bentuk Kristal dan pada waktu yang lain sebagai bentuk amorph. Jika kelarutan komponen
spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air boiler
harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang
cepat dan efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler.
Secara umum permasalahan pada boiler adalah korosi dan pengendapan silika atau kotoran.
Korosi sendiri disebabkan bermacam-macam hal seperti terdapat kandungan garam dan
oksigen pada air umpan. Sedangkan silika terbentuk karena adanya air umpan yang tidak
bersih.

1. Endapan Air Umpan


Endapan dalam boiler dapat diakibatkan dari kesadahan air umpan dan hasil korosi
dari sistim kondensat dan air umpan. Kesadahan air umpan dapat terjadi karena kurangnya
sistim pelunakan. Endapan dan korosi menyebabkan kehilangan efisiensi yang dapat
menyebabkan kegagalan dalam pipa boiler dan ketidakmampuan memproduksi steam.
Endapan bertindak sebagai isolator dan memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar
endapan diseluruh boiler dapat mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat
menurunkan efisiensi boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler
secara berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik endapan. Efek
pengisolasian terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu logam boiler dan mungkin dapat
menyebabkan kegagalan pipa karena pemanasan berlebih.
2. Kotoran yang mengakibatkan pengendapan
Bahan kimia yang paling penting dalam air yang mempengaruhi pembentukan
endapan dalam boiler adalah garam kalsium dan magnesium yang dikenal dengan garam
sadah. Kalsium dan magnesium bikarbonat larut dalam air membentuk larutan basa/alkali dan
garam-garam tersebut dikenal dengan kesadahan alkali. Garam-garam tersebut terurai dengan
pemanasan, melepaskan karbon dioksida dan membentuk lumpur lunak, yang kemudian
mengendap. Hal ini disebut dengan kesadahan sementara yaitu kesadahan yang dapat dibuang
dengan pendidihan. Kalsium dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, dll., jika dilarutkan
dalam air secara kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non-alkali.
Bahan tersebut disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk kerak yang keras pada
permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia sadah non-alkali terlepas dari
larutannya karena penurunan daya larut dengan meningkatnya suhu, dengan pemekatan
karena penguapan yang berlangsung dalam boiler, atau dengan perubahan bahan kimia
menjadi senyawa yang kurang larut.

3. Silika
Keberadaan silika dalam air boiler dapat meningkatkan pembentukan kerak silika
yang keras. Silika dapat juga berinteraksi dengan garam kalsium dan magnesium, membentuk
silikat bkalsium dan magnesium dengan daya konduktivitas panas yang rendah. Silika dapat
meningkatkan endapan pada sirip turbin, setelah terbawa dalam bentuk tetesan air dalam
steam, atau dalam bentuk yang mudah menguap dalam steam pada tekanan tinggi. Dua jenis
utama pengolahan air boiler adalah pengolahan air internal dan eksternal.

4. Pengolahan air internal


Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah
pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas,
yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan
mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi
dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak
terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur. Hal tersebut
menjadi tidak ekonomis sehubungan dengan kehilangan air dan panas. Jenis sumber air yang
berbeda memerlukan bahan kimia yang berbeda pula. Senyawa seperti sodium karbonat,
sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan komponen sayuran atau senyawa
inorganik seluruhnya dapat digunakan untuk maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan
bahan kimia tertentu. Harus dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan
bahan kimia yang paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya
dengan pengolahan internal tidak direkomendasikan.

5. Pengolahan Air Eksternal


Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
- Pertukaran ion
- De-aerasi (mekanis dan kimia)
- Osmosis balik
- Penghilangan mineral/ demineralisasi

Teknik pengolahan air boiler adalah :


1. Koagulasi & Flokulasi (penggumpalan)
2. Sedimentasi (pengendapan)
3. Filtrasi (penyaringan)
4. Demineralisasi (penghilangan ion mineral)
5. Softening (pelunakan)
6. Deaerasi (penghilangan gas terlarut)
7. Organik treatment sebagai penghilang gas CO2 seperti Tannin, pemanasan
pendahuluan secara terbuka di BFW
8. Anorganik treatment sebagai pencegah kerak seperti Na3PO4, NaOH

Anda mungkin juga menyukai