Anda di halaman 1dari 24

Enkapsulasi

MK Satuan Operasi
Ir. I Putu Candra, M.P.
Topik Bahasan

• Prinsip Enkapsulasi
• Tipe Enkapsulasi
• Bentuk Mikrokapsul

2
Referensi

• Singh, R. P. & Heldman, D. R. 2009. Introduction to Food


Engineering. New York: Academic Press
• Toledo, R. T. 2009. Fundamental of Food Process Engineering.
New York: AVI Publication Company

3
Prinsip Enkapsulasi

• Mikrokapsul merupakan partikel berukuran kecil yang


mengandung zat aktif atau zat inti yang dilapisi oleh coating atau
shell.
• Sekarang ini belum ada patokan tertentu untuk ukuran partikel
dari mikrokapsul.
• Ada 2 type yaitu:
o Nanokapsul, yaitu yang memiliki ukuran dibawah 1 mikrometer dan
o Makrokapsul yaitu yang memiliki ukuran lebih besar dari 1000
mikrometer
• Mikrokapsul yang tersedia di pasaran memiliki diameter antara 3-
800 µm dengan persentase berat zat inti antara 10-90 %

4
Prinsip Enkapsulasi

• Sejumlah besar zat inti yang telah alami mikrokapsulasi


diantaranya:
o zat2 adhesif,
o agrokimia,
o live cells,
o enzyme aktif,
o zat pemberi rasa,
o pewangi,
o obat dan tinta
• Sebagian besar pelapis makro kapsul merupakan polimer, lemak
dan wax

5
Bentuk Mikrokapsul

• Continuous core/shell =
mikrokapsul berbentuk
lingkaran dimana zat inti
berupa suatu bagian utuh
yang langsung dilapisi shell
nya
• Multinuclear mikrokapsul =
bentuk mikrokapsul tidak
beraturan, zat aktif terpecah &
lapisan shell melapisi (A) Continuous core/shell Microcapsule
masing2nya & membentuk (B) Multinuclear microcapsule
kesatuan utuh

6
Tipe proses enkapsulasi

• Proses enkapsulasi dapat TIPE A TIPE B


dibedakan menjadi 2 tipe:
Complex Coaservation Spray Drying
• Tipe A = proses enkapsulasi
secara kimia Polimer-polimer Fluidized bed coater
incompatibility
• Tipe B = proses enkapsulasi
Interfacial Centrifugal extrusion
secara mekanis Polymerization

In Situ Polymerization Rotational suspension


Separation

Sentrifugal Force dan


submerged nozzle

7
1. Tipe A Complex Coacervation
• Metoda inilah yang pertama kali • Complex coaservation telah
digunakan dalam banyak diaplikasikan seperti
perkembangan enkapsulasi pada pembuatan tinta, kertas
yang diterapkan pada kertas rendah karbon, bahan penguat
fotocopy rendah karbon. aroma, dan lain-lain.
• Metode ini didasarkan kepada • Metode ini secara rutin dapat
kemampuan dari polimer larut menghasilkan kapsul
air kationik dan anionic untuk berdiameter 20- 800 µm yang
berinteraksi dalam air untuk mengandung core material
membentuk suatu larutan dalam rentang 80-90 %.
berupa fase kaya polimer yang
disebut complex coacervation.
• Polimer kationik yang umum
digunakan adalah gelatin

8
Skema diagram alir Proses enkapsulasi
dengan dasar complex
2. Tipe A Polymer-polymer
incompatibility
• Teknologi ini memanfaatkan • Digunakan pada pelarut organic
sifat pemisahan fase polimer dan mengkapsulkan padatan
berbeda complex coarcevation. yang memiliki kelarutan rendah
dengan air.
• Complex coacervation 2 polimer
berbeda muatan, gelatin & 1 • Sebagian besar kapsul yang
polianion bergabung dihasilkan secara komersial
membentuk complex menggunakan shell etil selulose
coaservate, menjadi kapsul. yang melapisi partikel zat obat
yang berupa padatan dengan
• Polymer incompatibility, terjadi
kelarutan rendah
karena 2 polimer kimia yang
terlarut dalam pelarut bersifat • Dimanfaatkan memperbaiki
incompatible dan tak tercampur rasa obat dan sistim
dalam suatu larutan penghantaran obat lepas
lambat yang di konsumsi secara
oral

10
Skema diagram alir proses enkapsulasi
dasar Polimer-polimer fase pemisahan
3. Tipe A Interfacial polymerization

• Keunikan teknik ini adalah • Kapsul yang dihasilkan


pembentukan pelapis kapsul melalui teknik ini memiliki
terjadi dengan polimerisasi struktur yang continous dan
oleh monomer reaktif pada melingkar, menyebabakan
permukaan tetesan atau permukaan luar kapsul yang
partikel. dihasilkan lebih rata dan
seragam.
• Pendekatan teknologi ini
merupakan teknologi • Namun tak begitu untuk
serbaguna yang telah permukaan bagian dalamnya
digunakan untuk yang tak rata dan berlekuk-
mengkapsulkan sejumlah lekuk
besar zat inti termasuk larutan
air, larutan tak larut air, dan
padatan.

12
Ilustrasi skema frekwensi reaksi interfacial digunakan
Preparat mikrokapsul dengan interfacial polimerisasi
4. Tipe A In situ polymerization
• Teknik ini sangat mirip dengan • Secara khusus teknik ini
teknik sebelumnya. Hanya saja diaplikasikan pada
teknik ini tidak melalui pembentukan kapsul berukuran
penambahan reagent yang sangat kecil dengan diameter
reactive ke zat inti. 3-6 µm pada kertas tinta
rendah karbon, dan pewangi
• Teknik ini terjadi secara khusus pada tisu.
dalam suatu fase yang kontinu
dan sisi fase kontinu dari • Dalam semua pembuatannya
interfase terbentuk karena kapsul yang terbentuk memiliki
proses pendispersian zat inti struktur lapisan luar yang
dan fase kontinu. kontinu.
• Polimerisasi dari reagent yang • Teknologi ini juga di
terjadi didalam fase kontinu adaptasikan dalam proses
menghasilkan prepolimer kapsulasi
dengan berat molekul yang
relative rendah.

14
5. Centrifugal force dan submerged
nozzle processes
• Teknik ini menggunakan tekanan • Proses ini dikembangkan pada tahun
sentrifugal yang terjadi antara 2 1942 untuk menghasilkan kapsul
cairan untuk membentuk suatu yang meningkatkan kestabilan vitamin
mikrokapsul. dan minyak ikan.
• Pada prosesnya pada pembentukan • Kapsul juga bisa diproduksi dengan
emulsi, dimana fase air emulsi melakukan coekxtruksi terhadap
tersebut merupakan larutan cairan gelatin dan minyak untuk
konsentrat dari polimer larut air yang membentuk suatu kapsul dengan
dapat berubah menjadi gel dalam mengalirkannya kedalam pipa yang
proses pendinginan. Contohnya memiliki dua aliran didalamnya.
gelatin.
• Didalam pipa zat aktif dan shellnya
• Dengan pengaturan suhu dari fase bergabung dan saat keluar dari pipa
external dari emulsi akan berubah menjadi tetesan yang berubah mnjadi
menjadi sejenis gel yang bisa diisolasi gel dg bantuan pengontrolan suhu
dan dikeringkan. kemudian dapat di keringkan dan
diisolasi. Teknik ini dikenal dengan
• Saat isolasi berhasil kapsul yang istilah Submerged nozzle processes
didapat memiliki sejumlah tetesan
yang terdispersi ke dalam matriks dari
shell nya

15
6. Tipe B Spray drying
• Proses enkapsulasi tipe B mulai • Umumnya teknik ini digunakan untuk
berkembang pada tahun 1930 dengan zat inti yang bersifat water-immiscible
spray drying sebagai teknik yang oil seperti fragrance, perasa makanan,
pertama dipelajari. dan vitamin yang nantinya akan
teremulsi ke dalam shell nya. Shell
• Teknik ini diawali dengan yang digunakan umumnya merupakan
mengemulsikan atau mendispersikan polimer larut air seperti gom arab atau
zat inti kedalam suatu larutan starch termodifikasi.
konsentrat yang berfungsi sebagai
shell/bahan pelapis yang umumnya • Mampu memproduksi kapsul dalam
memiliki konsentrasi antara 40-60 % jumlah banyak, bahan pelapis yang
cocok untuk pengeringan semprot
• Mikroenkapsulasi metode juga layak sebagai bahan makanan,
pengeringan semprot meliputi 2 dan bahan pelapis yang digunakan
tahapan yaitu emulsifikasi minyak larut dalam air sehingga dapat
dengan larutan polimer dan melepaskan bahan inti tanpa adanya
penghilangan pelarut dengan udara bahan pelapis yang mengendap.
panas.
• Metode pengeringan semprot juga
• Bahan polimer yang digunakan jenis cocok untuk bahan yang mudah
polisakarida dan protein seperti pati, teroksidasi
gum arab, dan kasein

16
Skema diagram dari dua larutan nozzle
digunakan untuk preparat mikrokapsul
7. Tipe B Fluidized bed coater
• Ini merupakan teknik mikrokapsul • Keuntungan dari teknik ini adalah
Tipe B yang khusus digunakan kemampuannya untuk
untuk zat inti berupa partikel yang menyelesaikan sejumlah besar tipe
berbentuk padatan atau zat berpori coating formulation. Banyak
yang telah mengabsorbsi sejumlah digunakan untuk hot melts,
cairan. pendispersian cairan latex,
pembuatan larutan solvent organic,
• Teknik ini lebih sering digunakan dan cairan dari shell material.
untuk partikel padatan dalam dunia
farmasi. • Polimer enteric adalah satu hasil
formulasi yang unik dari tipe ini.
• Teknik ini digunakan dengan
mensuspensikan sejumlah partikel • Diaplikasikan pada pembuatan
padatan kedalam udara yang obat yang tahan terhadap kondisi
mengalir dalam alat. lambung. Obat tersebut tak larut di
lambung namun baru akan larut di
cairan usus yang memiliki pH 7

18
Skema diagram dari dua tipe fludized bed coaters
(A)Unit top spray (B) Bottom-spray atau Unit
Wurster
7. Tipe B Fluidized bed coater

• Terdapat 3 jenis dari teknik ini yang umum digunakan: Top spray,
Tangential spray, Bottom spray
• Top spray agak terbatas, namun teknik ini lebih simple dalam
pelaksanaannya dan bisa menghasilkan lebih banyak partikel
tercoating.
• Bottom spray sudah dijadikan metode dasar untuk mengkapsulasi
zat padatan terutama zat farmasetik.
• Teknik pemisahan dan pengaliran gas (spray) menjadi salah satu
komponen penting yang harus diperhatikan karena langsung
berhubungan ke zat inti yang akan di coating.
• Kekurangan teknik ini adalah waktu yang dibutuhkan lebih lama.

20
8. Tipe B Centrifugal extrusion

• Tipe ini, zat inti & lapisan sell yang akan digunakan dialirkan
bersamaan ke dalam sejenis pipa pencampur yang berputar.
• Di dalam pipa terdapat jalur terpisah antara keduanya yang dalam
prosesnya, zat inti dan shellnya akan bersatu menjadi tetesan
ketika mereka keluar dari mulut pipa.
• Perubahan dari tetesan untuk membentuk kapsul nanti
dipengaruhi oleh sifat dasar . Jika shell material merupakan zat
dengan viskositas rendah yang dapat mengkristal dengan cepat
jika didinginkan maka tetesan yang terbentuk langsung berubah
menjadi partikel solid seketika saat dihembuskan dari dalam pipa
pencampur.
• Zat inti yang cocok digunakan adalah cairan polar seperti air atau
larutan air yang sulit campur dengan shell materialnya seperti
wax.

21
Skema diagram dari dua larutan nozzle
digunakan untuk Produk mikrokapsul
9. Rotational suspension separation
• Pada teknik ini zat inti biasanya • Teknologi ini disebutkan
berupa padatan yang di alirkan sebagai teknik yang cepat, low-
bersamaan dengan shel cost, dan sangat sering
material kedalam alat yang digunakan untuk melapisi
disebut rotating disk. berbagai jenis zat inti yang
berupa padatan sampai yang
• Di dalam alat yang berotasi ukuran diameternya di bawah
terjadi pendispersian zat inti ke 150 µm.
shel nya / terjadi coating.
Setelah itu kapsul yang telah • Untuk mendapatkan hasil yang
jadi mengalir keluar bersama diinginkan, sebaiknya zat inti
dengan pure coating material berupa padatan yang
yang tidak terpakai. strukturnya speris (bentuk bola).
Bentuk spheris ini bisa
dihasilkan dengan proses
granulasi terlebih dahulu dari
zat inti yang bentuknya tak
teratur.

23
Skema diagram dari rotasi suspensi
pada bagian Proses enkapsulasi

Anda mungkin juga menyukai