HRSG adalah singkatan dari Heat Recovery Steam Generator, adalah peralatan
utama dari Pusat Listrik Tenaga Gas-Uap yang berfungsi untuk memanfaatkan gas buang
turbin gas untuk memproduksi uap bertekanan. Panas yang dipindahkan dari gas buang
tersebut seluruhnya berpindah dengan cara konveksi ke air yang berada dalam pipa. Gas
buang turbin gas mengalir ke HRSG untuk memanasi peralatan HRSG mulai dari
superheater, kemudian menuju ke evaporator, ke economizer dan preheater dan
selanjutnya keluar melalui cerobong pembuangan.
Umumnya, HRSG dan Boiler memiliki prinsip kerja yang sama yaitu peralatan
yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan panas. Perbedaan yang
paling mendasar adalah sumber panas yang dipakai untuk memproduksi uap. Pada HRSG
sumber panas utama yang digunakan untuk memproduksi uap berasal dari gas buang dari
turbin gas yang dialirkan masuk ke dalam HRSG untuk memanaskan pipa-pipa feed
water. Sedangkan boiler sumber panas yang dipakai berasal dari pembakaran bahan bakar
di dalam ruang bakar.
Dasar HRSG umumnya merupakan peralatan yang dimulai dari keluaran turbin
gas dan berakhir pada keluaran cerobong yang melepaskan gas buang ke atmosfer.
Komponen dasar HRSG terdiri dari economizer yang memanaskan air hingga ke titik
jenuhnya, evaporator dan steam drum yang mengubah air dari economizer menjadi uap
dan memisahkan uap dari air, superheater dan reheater yang memanaskan uap hingga ke
titik jenuh, dan stack yang membuang gas buang turbin gas ke atmosfer. Pada HRSG
terdapat Combined Cycle, yaitu merupakan gabungan antara Siklus Rankine dan Siklus
Brayton.
Umumnya pada HRSG menggunakan siklus Combined Cycle yang terdiri dari
Siklus Brayton dan Siklus Rankine. Siklus Brayton umumnya identik dengan turbin gas
modern sekarang ini. Siklus ini diusulkan oleh John Barber pada tahun 1700 dan dinamai
menurut Insinyur George Brayton yang menemukan Mesin Brayton. Siklus Brayton
merupakan gambaran diagram dari hubungan temperatur dan entropi yang terdiri dari
proses reversible adiabatik dan proses dua tekanan konstan.
.
Gambar 1.1 Diagram Siklus Brayton. (Sumber: Eriksen, Vernon L. 2017.Heat Recovery Steam
Generator Technology. Sawston: Woodhead Publishing)
Untuk siklus yang ideal, gas dikompresi secara isentropik dari titik 1 ke titik 2,
diikuti oleh tekanan konstan dengan tambahan panas (titik 2 ke titik 3) meningkatkan
temperature gas. Gas kemudian berkembang secara isentropic dari titik 3 ke titik 4. Untuk
siklus ideal yang tertutup, gas mengalami proses pendinginan dengan tekanan yang
konstan (titik 4 ke titik 1), dan kembali ke titik 1 untuk mengulangi siklus dari
keadaannya yang semula.
Siklus Brayton pada bentuk modernnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu
kompresor aksial multistage, ruang pembakaran, dan turbin untuk mengembangkan gas
yang digunakan untuk memutar turbin.
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja.
Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air
sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia,
William John Maqcuorn Rankine.
Gambar 1.2 Diagram Siklus Rankine. (Sumber: Eriksen, Vernon L. 2017.Heat Recovery Steam
Generator Technology. Sawston: Woodhead Publishing)
Pada titik 1, fluida berkembang secara isentropik hingga ke tekanan yang lebih
rendah pada titik 2 dan pada proses temperatur menurun. Fluida mengalami proses
pendinginan dengan tekanan konstan dari titik 2 ke titik 3. Fasa fluida berubah dari
saturated two-phase substance ke kondisi cair, hal ini disebabkan oleh proses
pendinginan. Titik 3 ke titik 4 terdiri dari kompresi isentropic pada fluida diikuti dengan
penambahan panas dalam tekanan yang konstan dari titik 4 ke titik 1. Siklus Rankine
ideal ini menggambarkan fluida yang mengalami perubahan fasa.
Perlu diingat bahwa gas buang dari turbin gas pada siklus terbuka (simple cycle)
langsung dibuang begitu saja ke udara. Aliran gas buang ini masih dalam keadaan
temperatur yang tinggi walaupun tekanannya rendah. Sisa gas buang dari turbin gas yang
tersisa masih dapat digunakan. Konsep awal beranggapan kita dapat menggunakan gas
buang dari turbin gas pada kombinasi sistem pembangkit dengan penambahan udara
pembakaran untuk membakar sumber bahan bakar di dalam boiler. Proses ini dapat
menghasilkan uap sesuai dengan Siklus Rankine. Namun kemajuan pada suhu
pembakaran turbin gas (titik 3 pada Siklus Brayton) segera menghasilkan gas buang
turbin yang cukup panas (titik 4) untuk langsung menghasilkan uap pada temperatur yang
sesuai untuk turbin uap. Turbin gas (Siklus Brayton) menjadi “topping cycle” dan turbin
uap (Siklus Rankine) menjadi “bottoming cycle”. Oleh karena itu siklus kombinasi
(Combined Cycle) yang modern tercipta, dengan HRSG sebagai alat untuk menangkap
sisa panas dari gas buang turbin gas.
Gambar 1.3 Skema pembangkit listrik dengan siklus kombinasi (combined cycle). (Sumber:
Eriksen, Vernon L. 2017.Heat Recovery Steam Generator Technology. Sawston: Woodhead
Publishing)
Desain ini merupakan desain yang paling sering dijumpai. Gas memasuki
HRSG dari sebelah kiri, mengalir melewati pipa vertikal dimana uap dihasilkan,
dan akhirnya mengalir ke atas melalui stack. Desain ini memanfaatkan tenaga
angkat alami dari campuran uap dan air di dalam pipa vertikal evaporator untuk
mensirkulasikan campuran dan memenuhi persyaratan kebutuhan tekanan uap
3000 psi. Desain ini tidak memerlukan kontrol yang rumit, mudah dioperasikan,
fleksibel, responsif, dan dapat diandalkan.
Gambar 1.4 Skema HRSG tipe horizontal gas flow, vertical tube, natural circulation. (Sumber:
Eriksen, Vernon L. 2017.Heat Recovery Steam Generator Technology. Sawston: Woodhead
Publishing)
Umumnya desain ini hamper sama dengan tipe vertical gas flow,
horizontal tube, forced circulation, yang membedakan adalah letak dari steam
drum pada HRSG ini. Tujuan pengembangan desain ini adalah untuk
menghilangkan pompa sirkulasi, konsumsi daya, dan perawatan yang
berhubungan dengan pompa sirkulasi ini.
Gambar 1.6 Skema HRSG tipe vertical gas flow, horizontal tube, natural circulation. (Sumber:
Eriksen, Vernon L. 2017.Heat Recovery Steam Generator Technology. Sawston: Woodhead
Publishing)
1.4.4 Small once-through design
Desain ini umumnya bisa memiliki aliran gas vertikal atau horizontal dan
pipa-pipanya biasanya horizontal. Pada bagian dalam HRSG tipe ini, evaporator
tidak mengalami sirkulasi campuran air dan gas. Masukan evaporator terdiri dari
100% air dan keluarannya terdiri dari 100% uap. Pemisahan feedwater dari
kotoran benda padat diperlukan.
Gambar 1.7 Skema HRSG tipe small once-through. (Sumber: Eriksen, Vernon L. 2017.Heat
Recovery Steam Generator Technology. Sawston: Woodhead Publishing)
1.4.5 Large once-through design
Desain ini umumnya hamper sama dengan HRSG tipe small once-through
dan memerlukan kembali pemisahan feedwater dari kotoran benda padat. Desain
ini masih dalam tahap pengembangan.
Gambar 1.8 Skema HRSG tipe large once-through tipe vertikal. (Sumber: Eriksen, Vernon L.
2017.Heat Recovery Steam Generator Technology. Sawston: Woodhead Publishing)
1.4.6 Benson Design
HRSG tipe ini adalah HRSG dengan tipe once-through yang memanfaatkan aliran
gas horizontal dan pipa-pipa vertikal. Pada bagian akhir evaporator didesain untuk
memanfaatkan buoyancy di dalam pipa-pipa terpanas untuk meningkatkan aliran
campuran air/uap
Gambar 1.9 Skema HRSG tipe Benson. (Sumber: Eriksen, Vernon L. 2017.Heat Recovery Steam
Generator Technology. Sawston: Woodhead Publishing)
Ketika uap yang lebih banyak dibutuhkan dari gas buang dari gas turbin
yang tersedia, burner diperlukan di dalam HRSG untuk meningkatkan uap
keluarannya. Suhu yang meninggalkan burner biasanya dibatasi sekitar 1600 ⁰F,
hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan pada dinding dalam HRSG.
Terkadang uap keluaran yang lebih banyak dibutuhkan, oleh karena itu water-
cooled walls disediakan disekeliling ruang pembakaran dan beberapa jajaran pipa
pertama. Pembakaran di HRSG dengan burner sangatlah efisien, hal ini
dikarenakan udara pembakaran dipanaskan terlebih dahulu
Dari hasil perencanaan dan penentuan menggunakan gate cycle, maka hasil pertimbangan
dalam rancangan diambil spesifikasi berikut:
1. Jenis HRSG yang direncanakan adalah HRSG sirkulasi alami
2. Sumber panas HRSG berasal dari panas gas buang turbin gas
Spesifikasi HRSG
ll.1.2.1. Preheater
Preheater adalah pemanas awal yang berfungsi untuk memanaskan air kondensat
sehingga meningkatkan efisiensi thermal unit khususnya HRSG. Adapun tujuan dari
penggunaan preheater adalah untuk memanfaatkan gas panas hasil buangan dari Turbin
Gas untuk memanasi air kondensat dari Condenser Hotwell yang dipompa oleh Condensate
Extraction Pump ( CEP ) pada operasi Combined Cycle. Pada PLTGU preheater dapat
meningkatkan efisiensi HRSG karena gas panas dari exhaust gas Turbin gas dapat
dimanfaatkan lebih banyak dan panas yang terbuang ke atmosfer suhunya lebih rendah.
Data teknik preheater ditunjukan pada tabel ll.3 :
ll.1.2.2. Economizer
Konsep untuk perancangan economizer dalam boiler ini adalah perpindahan panas.
Sehingga area perpindahan panas harus diperhitungkan.
Q = U.A.F.LMTD
Keterangan :
𝑇𝑔,𝑖 − 𝑇𝑔,𝑜
𝑃=
𝑇𝑔,𝑖 − 𝑇𝑎,𝑖
𝑇𝑎,𝑜 − 𝑇𝑎,𝑖
𝑅=
𝑇𝑔,𝑖 − 𝑇𝑔,𝑜
Keterangan :
Kesetimbangan energi laju aliran massa uap dapat diperoleh dari hukum
kesetimbangan kalor (Moran & Shapiro, 2012):
Q = 𝑚̇ x ∆ℎ
Keterangan:
Berdasarkan arah aliran fluidanya maka dapat ditentukan nilai Log Mean
Temperatur Different (LMTD) dengan persamaan sebagai berikut (Holman, 2010):
∆𝑇𝑚𝑎𝑥 − ∆𝑇𝑚𝑖𝑛
LMTD =
∆𝑇
𝑙𝑛 ∆𝑇𝑚𝑎𝑥
𝑚𝑖𝑛
Untuk menentukan LMTD tersebut maka dihitung terlebih dahulu untuk nilai ∆𝑇, setelah
itu maka klasifikasikan nilai maksimum dan minimumnya. Maka akan didapatkan nilai
LMTD yang selanjutnya dapat diaplikasikan ke dalam persamaan 1.
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut (Incropera, DeWitt, Bergman, & Lavine, 2006):
1
𝑈=
𝑑
𝑑0 . ln( 0 ) "
do. 𝑅𝑓,𝑖
1 𝑑𝑖 𝑑
"
+ 𝑅𝑓,0 + + 0 +
ℎ𝑜 2. 𝑘 𝑑𝑖 . hi 𝑑𝑖
Keterangan:
ℎ𝑜 2o
: Koefisien perpindahan kalor konveksi di luar pipa, [W/m . C]
"
𝑅𝑓,0 : Faktor pengotor bagian luar pipa, [m2.oC/W]
"
𝑅𝑓,𝑖 : Faktor pengotor bagian dalam pipa, [m2.oC/W]
K : Konduktivitas termal material pipa, [W/m.oC]
𝑑0 : Diameter luar pipa, [m]
𝑑𝑖 : Diameter dalam pipa, [m]
d) Perencanaan Pipa
Untuk merancang boiler yang terdiri atas pipa pipa, diperlukan asumsi dimensi
pipa yang ditentukan terlebih dahulu, seperti diameter luar (d o) diameter dalam (di)
maupun ketebalan (t). Penentuan ini berdasarkan standar pemilihan material yang biasa
digunakan di pembangkit. Selanjutnya untuk menentukan jumlah pipa dalam satu baris
maka digunakan persamaan sebagai berikut (Kuppan, 2013):
n = 𝑙/𝑆𝑇
Keterangan :
Koefisien perpindahan panas dalam pipa dapat ditentukan pada kondisi temperatur
air rata- rata dan tekanan tertentu. Selanjutnya didapat harga µ, k, dan Pr. Kemudian
kecepatan aliran air dihitung melalui persamaan 8 (Hewitt, Shires, & Bott, 2000):
𝑚̇ . v
Vm =
𝑛. 𝐴1
Keterangan :
Keterangan:
Kecepatan aliran air tersebut digunakan untuk menghitung bilangan Reynold pada
persamaan 10. Besarnya koefisien perpindahan panas dalam pipa dianalisa berdasarkan
harga bilangan persamaan bilangan Reynold (Incropera, DeWitt, Bergman, & Lavine,
2006):
𝜌 . 𝑉𝑚 . 𝑑𝑖
𝑅𝑒𝑑 =
𝜇
Keterangan :
Jika aliran yang terjadi adalah turbulen, Re,d > 4000, maka koefisien kalor
konveksi dalam pipa ( hi) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝑁𝑢 . 𝐾
hi =
𝑑𝑖
Keterangan :
hi :Koefisian kalor konveksi dalam pipa, [W/m2.oC]
Bilangan Nusselt dapat dihitung dengan persamaan Petukhov karena kondisi aliran
turbulen dan berkembang penuh sebagai berikut (Holman, 2010):
𝜇𝑐𝑝
𝑃𝑟 =
𝐾
Keterangan:
dan nilai faktor gesekan di dalam air (f) untuk pipa halus didapat dari persamaan
sebelumnya,
Semua sifat fluida ditentukan oleh temperatur rata-rata air. Persamaan yang menyangkut
bilangan Nusselt berlaku untuk 0,5<Pr<2000 dan 104<Re<5.106.
Keterangan :
𝑄̇𝑒𝑐𝑜 𝑡
𝑇𝑠,𝑜 = ( . ) + 𝑇𝑠,𝑖 . . . (2 )
𝑑𝑖 . 𝜋. 𝑛. 𝑍. 𝐿𝑏 𝑘
Keterangan :
Perpindahan kalor di luar pipa economizer terjadi secara konveksi. Selanjutnya, tahapan
untuk menghitung perpindahan panas di luar pipa adalah sebagai berikut:
Dengan vmax merupakan kecepatan maksimum untuk gas buang yang melalui rangkaian
pipa in-line. Maka vmax dihitung sebagai berikut:
𝑆𝑇
𝑣𝑚𝑎𝑥 = 𝑣𝑔 ...(3)
𝑆𝑇 − 𝑑𝑜
dengan,
𝑚̇𝑔𝑎𝑠
𝑣𝑔 = ...(4)
𝜌𝑔 . 𝐴𝑝𝑚𝑖𝑛
Keterangan :
ρg 3
: Massa jenis gas buang pada T gas buang masuk, [kg/m ]
Apmin : Luas penampang minimum economizer, [m 2]
Dimana,
Keterangan :
𝜌𝑔 𝑣𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑜 . . . (6
𝑅𝑒𝑑,𝑚𝑎𝑥 =
𝜇𝑔 )
Keterangan:
𝜇𝑔 . 𝑐𝑝𝑔 . . . (7 )
𝑃𝑟𝑔 =
𝐾𝑔
Keterangan:
𝜇𝑔,𝑠 . 𝑐𝑝𝑔,𝑠
𝑃𝑟𝑠 =
𝐾𝑔,𝑠
. . . ( 8)
Keterangan:
𝑛 0.36
𝑃𝑟 1/4
𝑁𝑢 = 𝐶𝑅𝑒𝑑,𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 [ ] ...(9)
𝑃𝑟𝑠
Keterangan :
𝑁𝑢 𝑘
ℎ𝑜 = . . . ( 10 )
𝑑𝑜
Keterangan :
Untuk mendapatkan jumalah pipa pemanas yang dibutuhkan maka dapat dihitung
dengan persamaan 11 (Kuppan, 2013):
𝑙. 𝑦
Nr = 𝑆 . . . ( 11 )
𝑇 .𝑆𝐿
Keterangan :
Pada pembangkit tenaga uap, diameter luar pipa economizer pada umumnya
memiliki dimensi 38,1; 44,5; dan 50,8 mm. Untuk jarak spasi antar pipa bergantung pada
jenis bahan bakar, sebagai contoh untuk bahan bakar batubara digunakan jarak spasi yang
besar. Pemilihan material sendiri didasarkan pada temperatur dan tegangan yang diizinkan.
Untuk batas tebal minimum pipa pada tekanan operasi kerja dapat ditentukan dengan
persamaan 12. (Babcock & Wilcox, 2005)
𝑃𝑚𝑎𝑥 . 𝑑𝑜
𝑡𝑚𝑖𝑛 = + 0,005𝑑𝑜 . . . ( 12)
2𝑆 + 𝑃𝑜𝑝
Keterangan :
ECONOMIZER
ll.1.2.3. Evaporator
Evaporator dalam HRSG memiliki fungsi untuk merubah fasa air menjadi fasa
uap jenuh. Pada evaporator tidak sepenuhnya air yang mengalir berubah menjadi uap, air
yang tidak berubah fasa menjadi uap kembali mengalir ke steam drum dan akan
bersirkulasi kembali menuju evaporator . Sementara air yang berubah fasa menjadi uap
keluar dari stem drum dan menuju pipa superheater. Steam drum berfungsi memisahkan
antara air dan uap secara natural akibat perbedaan massa jenis dan sebagai penyimpan uap.
Evaporator memiliki dua jenis yaitu evaporator sirkulasi natural dan evaporator
sirkulasi paksa oleh pompa.
Evaporaor dengan sirkulasi natural memanfaatkan perbedaan densitas yang terjadi
akibat pemanasan untuk sirkulasi pada evaporator. Ketika air sudah mulai menjadi uap
maka uap air akan naik ke permukaan dan terjadi pemisahaan antara uap dan air.
Gambar Error! No text of specified style in document..2 Evaporator tipe Sirkulasi Alami
Gambar Error! No text of specified style in document..3 Evaporator tipe Sirkulasi Paksa
Berdasarkan arah aliran fluidanya, pipa evaporator memiliki aliran konveksi searah
yaitu fluida panas (gas buang) dan fluida dingin (air) memiliki arah aliran yang sama daon
output nya menuju ke steam drum. Aliran fluida searah dapat dilihat pada gambar
Gambar Error! No text of specified style in document..4 aliran fluida searah
(Incopera 7th edition)
Konsep yang digunakan untuk perancangan evaporator didasarkan area perpindahan panas
yang dibutuhkan maka untuk mengetahui penyerapan panas yang terjadi dapat dihitung
menggunakan persamaan
𝒒 = 𝑼 𝑨 ∆𝑻𝒎 ( Incopera, 7th edition)
Keterangan :
q = panas yang diserap pipa (kJ/s)
A = Luas perpindahan panas yang dibutuhkan (m2)
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh ( W/m2)
∆𝑇𝑚 = LMTD ( Long Mean Temperature Diferent ) (0C)
Keterangan :
∆𝑇2 = Temperature Minimum (0C)
∆𝑇1 = Temperatur Maksimum (0C)
Table Error! No text of specified style in document..3 data teknik evaporator
Inlet Outlet
Evaporator
Air Gas Uap Air Gas Uap
ll.1.2.4. Superheater
Superheater merupakan alat penukar kalor pada HRSG yang menghasilkan uap
panas lanjut (superheated steam). Superheater dapat terdiri dari satu atau lebih modul
penukar kalor. Pada modul superheater yang banyak biasanya mempunyai kontrol
temperatur uap di antara modul-modulnya untuk mencegah terjadinya temperatur logam
yang berlebih pada bagaian akhir dari modul dan untuk meminimalkan kemungkinan
kandungan air yang masuk ke dalam turbin uap. Laju kalor di superheater dapat
dirumuskan sebagai berikut:
̇ = 𝑚̇. (ℎ4 − ℎ3 )
𝑄𝑠ℎ
Setelah air berubah fasa menjadi uap jenuh, uap kemudian dipanaskan kembali pada
superheater sehingga menjadi uap kering dan nilai energi pada uap bertambah banyak.
a. Primary superheater adalah peralatan pemanas lanjut setelah steam drum. uap jenuh
yang telah dihasilkan dari steam drum mengalir ke primary super heater untuk di
panaskan kembali dengan memanfaatkan panas gas buang. Prinsip kerjanya sama
seperti heat exchanger tetapi fluida yang mengalir untuk memanaskan uap adalah gas
buang hasil pembakaran.
b. Platen superheater adalah peralatan pemanas lanjut setelah primary superheater yang
terletak di ujung paling atas di dalam boiler. Uap keluaran dari primary superheater
mengalir ke platen superheater untuk dipanaskan kembali di dalam boiler dengan hasil
panas pembakaran di furnace.
c. Secondary superheater adalah peralatan pemanas lanjut yang terakhir sehingga uap
yang dihasilkan mencapai superheated steam. Secondary superheater berada diarea by
pass paling atas.
Berikut merupakan rencana rancangan untuk superheater berdasarkan data pada gate cycle :
ll.1.2.5. Reheater
ll.1.2.6. Deaerator
Gambar Error! No text of specified style in document..5 the tray type deaerator
Terdiri dari bagian domed deaeration yang dipasang diatas silinder vessel
horizontal yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air dari boiler. Prinsip kerjanya
adalah, feedwater boiler masuk melalui bagian deaeraetor yang berlubang. Air mengalir
dari atas dan mengalir kebawah melaului lubang-lubang tersebut. Uap deaerasi
bertekanan rendah masuk dibawah tray dan mengalir ke atas melalui pipa-pipa berlubang.
Hal ini dilakukan untuk mencampur uap dan feedwater. Uap tersebut melarutkan oksigen
dan gas-gas terlarut lainnya dalam feedwater. Uap yang mengalir terseut kemudian keluar
melalui lubang di bagian atas kubah. Saluran ventilasi biasanya terdiri dari katup yang
membuat hanya uap yang bisa keluar. Feedwater yang telah dideaerasi mengalir kedalam
tangki penyimpanan horisontal yang kemudian dipompakan ke boiler. Uap pemanasan
bertekanan rendah yang memasuki horizontal vessel di bagian bawahnya melalui pipa
sparger ditujukan untuk menjaga feedwater tetap hangat. Isolasi eksternal pada vessel
tersebut biasanya dimaksudkan agar meminimalkan kehilangan panas.
b) The spray-type
Gambar Error! No text of specified style in document..6 the spray type deaerator
Type ini hanya terdiri dari silinder vessel horizontal (atau vertikal) yang berfungsi
sebagai deaerator dan sebagai tangki penyimpanan air. Seperti ditunjukan pada gambar
diatas bahwa deaerator jenis spray ini memiliki bagian pemanasan awal (E) dan bagian
deaerasi (F). Kedua bagian ini dipisahkan oleh penyekat (C). Uap bertekanan rendah
memasuki vessel dengan cara disemprotkan dari bagian bawah vessel. Feedwater juga
disemprotkan ke vessel dan dipanaskan oleh uap yang disemprotkan ke atas oleh steam
sparger. Tujuan dari spray nozzle (A) dan bagian preheater adalah untuk memanaskan
feedwater sampai suhu saturasi untuk memudahkan pengurangan oksigen dan gas-gas
terlarut lainnya pada bagian deaerasi. Feedwater dipanaskan kemudian mengalir ke
bagian deaerasi (F) dimana proses deaerasi dilakukan oleh uap yang naik melalui sistem
spray. Gas terlarut dipisahkan dari air melalui lubang diatas vessel. Sama seperti jenis
tray diatas, lubang untuk mengeluarkan gas berupa suatu katup yang hanya bisa dilewati
oleh uap. Kemudian feedwater yang telah dideaerasi dipompa dari bawah vessel ke
boiler.
Bahan kimia yang bisa mengurangi kadar oksigen sangat sering ditambahkan
kedalam feedwater yang telah dideaerasi untuk mengurangi kadar oksigen yang tidak
dapat dibuang oleh deaerator. Zat pelarut oksigen yang biasa digunakan adalah Natrium
Sulfit (Na2SO3). Hal ini sangat efektif dan cepat bereaksi dengan sisa-sisa oksigen untuk
membentuk Natrium Sulfat (Na2SO4). Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga
sering digunakan adalah Hidrazin (N2H4). Zat pelarut lain yang juga digunakan adalah
1,3 -diaminourea (juga dikenal sebagai carbohydrazide), diethylhidroxylamine (DEHA),
asam nitrioacetic (NTA), hydroquinon dan juga asam ethylendiaminetetraacetic (EDTA).
Water Treatment plant berfungsi untuk memproduksi semua kebutuhan air bagi
operasional PLTGU. Pada dasarnya ada 2 jenis air yang dibutuhkan PLTGU. Yang
pertama adalah demineralized water (demin water) untuk mensuplai boiler dalam
memproduksi uap penggerak turbin. Disebut demineralized water karena air tersebut
sudah dihilangkan kandungan mineralnya.
Yang kedua adalah raw water yang diperlukan untuk pendingin (cooling water)
bagi mesin-mesin PLTGU dan untuk dipergunakan sebagai service water.
Secara umum water treatment system PLTGU terdiri dari desalination plant untuk
memproses air laut atau air payau menjadi raw water, demineralized plant untuk
memproduksi demin water dan tanki-tanki atau kolam penyimpanan air. Uap yang
meninggalkan turbin masuk ke condenser untuk diubah kembali menjadi air. Air tersebut
dipompa kembali masuk ke boiler untuk diproses menjadi superheated steam yang siap
memutar turbin. Di sini terjadi closed-loop system. Air dan uap diolah terus menerus
dalam sistem tertutup untuk menggerakkan turbin uap (steam turbine). Meskipun
demikian tetap ada air atau uap yang hilang sebagai system loses dalam proses tersebut.
Maka selama PLTGU beroperasi selalu diperlukan penambahan demin water baru secara
kontinyu.