Anda di halaman 1dari 26

DOUBLE PIPE HEAT

EXCHANGER
KELOMPOK 3

ANIS WAHYU NINGSIH


JEKASYAH PERMADI
M. BAGAS PRATAMA
RAHMAD FAJAR
NADIA ZAKY FADILLAH
RORO RIZQI RAMADHANI AZIZAH
PENGERTIAN HEAT
EXCHANGER

Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun
sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang
dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin
(cooling water). Heat Exchanger dapat berfungsi sebagai heater,
cooler, condensor, reboiler, maupun chiller.
TUJUAN DARI
PERPINDAHAN PANAS

1. Memanaskan

 Menaikkan suhu

 Merubah fase ( Menguapkan, melarutkan, melelehkan)

 Mempertahan suhu proses (memberi panas proses yang

membutuhkan- endoterm)
TUJUAN DARI
PERPINDAHAN PANAS

2. Mendinginkan

 Menurunkan suhu

 Merubah fase ( Mengembunkan, membekukan,dsb)

 Mempertahan suhu proses (mengambil panas proses

yang menghasilkan panas – eksoterm)


Double pipe heat
exchanger

Susunan pipa ganda atau double pipe adalah Salah satu jenis
penukar panas. Dalam jenis alat penukar panas dapat digunakan
aliran berlawanan arah atau searah, baik dengan cairan panas atau
dingin.

Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida


kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa
dalam. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedangkan proses konduksi terjadi pada dinding pipa.
Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida
bertemperatur rendah.
Desain utama Double Pipe Heat
Exchanger
KONSTRUKSI DOUBLE PIPE HEAT
EXCHANGER

1. Hairpin : Penyatuan dua kaki, konstruksi hairpin lebih disukai karena


membutuhkan ruang yang tidak begitu besar
2. Packing & glad: Packing dan glad menyediakan penyegelan untuk anulus dan
mendukung pada inner pipa
3. Return Bend: Ujung-ujung berlawanan bergabung membentuk huruf U
melalui sambungan las
4. Support lugs: Support lugs dapat dilengkapi pada ujung innner pipa
5. Flange: Pipa-pipa luar dihubungakan dengan flange pada akhir sambungan
agar mudah dibuka atau dibongkar guna pembersihan dan pemeliharaan
6. Union Join: Untuk pemasangan inner tube dengan U-bend
7. Nozzles: Bagian kecil dari pipa yang di hubungkan ke shell atau ke saluran
yang bertindak sebagai inlet atau outlet dari cairan
8. Gasket: Packing diletakkan diantara dua buah flange agar aliran dapat
bergerak bebas.
Prinsip kerja DOUBLE PIPE HEAT
EXCHANGER
Cairan dari tangki pertama dipanaskan dengan uap yang mengembun di

anulus dan kemudian didinginkan oleh empat pendingin air. Setelah didinginkan

cairan ini kemudian dikembalikan ke tangki.

Ada enam termokopel yang mengukur suhu pada enam poin yang berbeda :

- Pengukuran pertama mengukur suhu fluida proses inlet

- Pengukuran kedua suhu proses cairan setelah pemanasan dengan uap

- pengukuran ketiga suhu setelah pendinginan dengan air

- Pengukuran keempat suhu pendingin-air pada inlet

- pengukuran kelima di stopkontak dan

- pengukuran keenam suhu uap pada inlet.


Kelebihan Double pipe heat
exchanger

 mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, karena tidak ada


sambungan
 resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil
 mudah dibersihkan pada bagian fitting
 fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa
 dapat dipasang secara seri ataupun paralel
 dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop
dan LMTD sesuai dengan keperluan
 mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi
design mudah dibuat dan akurat
Kekurangan Double pipe
heat exchanger

 kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil

 Mahal

 terbatas untuk fluida yang membutuhkan area


perpindahan kalor kecil (< 50 m2)

 Biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang


akan dipanaskan atau dikondensasikan.
Koefisien film fluida pada pipa
• Untuk Aliran Laminar
koefisien film fluida dapat dinyatakan
dengan :

• Untuk Aliran Turbulen


Koefisien film fluida dapat dinyatakan
dengan :
hiD 𝐷𝐺 𝑐𝜇
= 0,027 ቊ
𝑘 𝜇 𝑘
Aliran fluida pada anullus : Diameter ekivalen
Diameter ekivalen adalah rasio antara area
aliran dengan dinding yang terbasahi. Pada
fluida yang mengalir di anullus diameter
ekivalen (De) dinyatakan dengan :
De = ( 𝜋/4 ) (D22 – D12)

Sedangkan untuk keperluan


perhitungan perpindahan panas,
diameter ekivalen dihitung dengan
persamaan :
4 𝑥 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 4𝜋(D22 – D12) D22 – D12
De = 4rh = 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 = =
𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ𝑖 4𝜋D1 D1

Sedangkan untuk perhitungan


pressure drop, De dihitung dengan
persamaan :
4𝜋(D22 – D12)
De = = D2 – D1
4𝜋(D2 + D1)
KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS PADA
ANULUS

Koefisien perpindahan panas pada anulus dapat


dinyatakan dengan persamaan :
FOULING FACTOR

Para meter : A, ∆t, q

Jika parameter diatas diketahui, maka koefisien perpindahan


panas :
U = q/A. ∆t

Jika parameter tersebut diatas tidak diketahui :


FOULING FACTOR

Lokasi dari Fouling Faktor :


FOULING FACTOR

Persamaan Ud dan Uc :
Pressure Drop pada
Pipa dan Annulus

Pressure drop pada aliran fluida dalam pipa bisa


diperoleh melalu modifikasi dari persamaan fanning

4𝑓𝐺 2 𝐿
∆𝐹 =
2𝑔𝜌2 𝐷

Pada inner pipe dari suatu DPE, gesekan pada bagian


masuk dapat diabaikan, tetapi pada annulus tidak demikian.

𝑉2 𝐺
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒 𝐷𝑟𝑜𝑝 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑖𝑟𝑝𝑖𝑛 ∶ V = 3600 .𝜌
2𝑔
Pressure Drop pada
Pipa dan Annulus

Inner Pipe

1. Melalui bilangan Reynold didapatkan nilai f


16
f= 𝐷𝐺
𝜇

4𝑓𝐺 2 𝐿
2. ∆𝐹𝑝 = dimana f diambildarirumusdiatas
2𝑔𝜌2 𝐷

∆𝐹𝑝 𝑥 𝜌
3. ∆𝑃𝑝 = 144
Pressure Drop pada
Pipa dan Annulus

Annulus
4𝜋 (𝐷22 − 𝐷12 )
1. De = = D2-D1
4𝜋 (𝐷2 +𝐷1)

2. Menentukanbilanganreynold
𝐷𝑒 𝐺𝑎
Nre = 𝜇 , lalumenentukan f

4𝑓𝐺𝑎2 𝐿
3. ∆𝐹𝑎 = 2𝑔𝜌2 𝐷𝑒

4. Menentukankehilangantekananpada entrance dan exit


𝑉2
∆𝐹𝑒 =
2𝑔
𝜌
5. ∆𝑃𝑎 = (∆𝐹𝑎 + n ∆𝐹𝑒) x 144
PERHITUNGAN DOUBLE
PIPE HEAT EXCHANGER
Cara-cara Menghitung
• Kondisi proses yang perlu diketahui:
• Fluida Panas: T1, T2, W, C, S atau ρ, μ, k, ∆P,
Rdo atau Rdi.
• Fluida Dingin: t1, t2, w, c, s atau ρ, μ, k, ∆p, rdo
atau rdi.
• Ukuran pipa atau exchanger harus diketahui
atau diasumsikan.
Tahap Perhitungan
1. Hitung neraca panas dengan persamaan:
Q = W C (T1- T2) = w c (t2-t1)
• Kehilangan panas karena radiasi biasanya diabaikan.
2. Hitung (∆t)LMTD dengan menganggap aliran fluida-fluidanya
berlawanan arah (counter flow).

3. Taksir suhu-suhu kalorik Tc dan tc.


Untuk bagian pipa dalam (Inner pipe)
1. Luas penampang pipa

2. Kecepatan massa

3. Tentukan viskositas (μ) pada suhu Tc atau tc tergantung


pada fluida panas atau fluida dingin yang lewat pipa dalam.
(μ dalam lb/ ft jam = μ dalam cps x 2,42)
4. Hitung juga bil Reynold
(NRe,p) = D.GP/μ
dimana: D=diameter dalam pipa(ft)
A. Koefisien film fluida pada pipa

Untuk aliran laminer :

Anda mungkin juga menyukai