PENDAHULUAN
Industri gula pada era globalisasi ini merupakan salah satu industri terpenting bagi
indonesia. Dampak arus global sangat dirasakan oleh industri gula beberapa tahun yang lalu
ketika import gula menurun, harga jual dosmetik sangatlah tinggi dan menurunnya keinginan
para petani untuk menanam tebu. Walaupun harga gula saat ini sangat membaik namun
ancaman pasar bebas tidak boleh di abaikan.
Karena kenaikan BBM maka pemakaian BBM akan bertambah tinggi danakan
mempengarui daya saing pabrik gula. Pabrik akhirnya memutuskan beroperasimenggunakan
bahan bakar ampas tebu itu sendiri sehingga mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi.
Tahapan pembuatan gula dilakukan oleh beberapa stasiun antara lain stasiun penggilingan,
stasiun pabrik tengah, stasiun puteren, stasiun ketel, stasiun turbin.
Pabrik gula (PG) Pradjekan adalah salah satu perusahaan pengelola tebu menjadi gula.
Terletak pada Desa Pradjekan kidul, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Pabrik ini
dapat menghasilkan gula 3200TCD = 32000 kwintal. Bahkan PG Pradjekan adalah salah satu
pabrik di PTPN XI yang mengantongi sertifikat ISO pada tahun 2001 : 2008. Sumber energi
untuk proses produksi gula dihasilkan dari ketel uap yang menghasilkan uap panas.
Pabrik ini beroperasi menggunakan tiga buah ketel jenis pipa air. Dimana dengan
kapasitas uap dihasikan keteltakuma= 40 ton/jam, ketel stork = 18 ton/jam, ketel chen – chen
= 20 ton/jam yang nantinya uap keseluruhan ketel akan di tampung menjadi 1 di header
Kemudian uap pada header di salurkan melalui pipa – pipa yang mengarah pada setiap
stasiun – stasiun yang bertugas untuk proses pembuatan gula yang ada pada pabrik tersebut.
Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan teori yang di dapat pada bangku
perkuliahan dengan yang ada di lapangan. Selain itu PKN juga mendapatkan pengalaman
nyata serta permasalahan yang dihadapi di dunia kerja. Dengan PKN dapat mendidik kita
menjadi orang yang bertanggung jawab ketika nanti setelah lulus kuliah terjun langsung
di dalam dunia kerja.
1
1.3. Tujuan Khusus PKN
a. Bagi Mahasiswa
1. Dapat Memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan perusahaan.
2. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh dari kampus dengan praktek
lapangan.
3. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan pekerjaan
atau kegiatan lapangan.
4. Memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna di saat nanti terdun dalan dunia
kerja yang akan dihadapi kelak, setelah menyelesaikan kuliah.
c. Bagi Perusahaan
1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka memajukan
pembangunan di bidang pendidikan dan dalam peningkatan efisiensi.
2. Dapat melihat keadaan dari sudut pandang mahasiswa / pendidikan.
3. Sebagai community developmentbagi perusahaan dalam bidang pendidikan.
4. Sebagai wadah bagi perusahaan untuk menciptakan citra yang positif bagi
masyarakat.
2
BAB II
1. Di dalam manajemen terdapat tujuan yang ingin dicapai yang telah ditetapkan
terlebih dahulu (adanya predetermined objectives).
2. Dalam pencapaian tujuan tersebut manajer tidak selalu mengerjakan sendiri
tetapi melalui pendelegasian wewenang. Kegiatan dilakukan oleh para bawahan
berdasarkan hierarki organisasi dengan mempergunakan orang-orang atau
pegawai (kegiatan dilakukan through the effort of other people).
3. Dalam proses pencapaian tujuan dilakukan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, bimbingan dan pengawasan sehingga
penggunaan faktor-faktor human dan non human dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien (Brantas, 2009).
3
4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.Sedangkan Brantas (2009) membagi fungsi menajemen ke dalam 5
bagian yaitu:
1. Kegiatan pengecekan
2. Meminyaki
3. Perbaikan atau reparasi atas kerusakan – kerusakan yang ada.
4. Penyesuaian penggantian sparepart atau komponen.
4
mesin/peralatan karena mengakibatkan tindakan dan perlakuan yang tidak
seharusnya dilakukan terhadap mesin/peralatan.
5
2.5. Ketel
Ketel adalah Pemanasan air menjadi uap. Dalam suatu pabrik gula ketel
merupakan jantung dari pabrik, dimana tanpa ada ketel maka pabrik gula tersebut
tidak akan berjalan. Cara kerja ketel secara sederhana.
Uap
Air Abu
Cara Kerja :
Air : Air pengisi ketel di ambil dari air bor yang telah di suling, kemudian dipompa ke
tangki penampungan (Tangki 1000m³) dari tangki 1000 air di pompa ke tangki
diarator, pada tangki diarator air di panaskan oleh uap bekas dijadikan
temperatur 105°C -110°C.
Uap : Dari air diarator ditarik FW pump ke Aperdrum, di dalam tangki aperdrum air
di panasi lagi sehingga menjadi uap jenuh dengan temperatur 250°C- 270°C .
Dari uap jenuh di panasi lagi pada superheater sehingga di dapat uap 320°C -
325°C, kemudian uap kering di aliran dan di tampung dalam alat yang bernama
header.
Udara : Udara luar dingin di hisap oleh FDF sehingga dari FDF udara akan melewati
pipa headter yang akan menyebabkan udara menjadi panas dan masuk ke
dalam dapur melalui pori – pori dapur.
BBA : BBA berasal dari stasiun gilingan di angkut melalui bagase konveor, kemudian
dari bagase konveor ke bagase feeder di bantu pakai secenfend untuk
menghembuskan BBA ke dalam dapur dan terjadi pembakaran di dapur
dengan panas 700°C - 800°C.
Gas buang : Gas buang melalui dapur melewati dinding – dinding dan pipa heater
kemudian dihisap oleh IDF dan dari IDF gas akan di alikan ke cerobong
Abu : Abu halus dari ketel di hisap menuju double demper kemudian ke secrow
conveor. Sisa pembakaran abu di dapur di buang melalui dapgreate terus ke
ash conveor.
6
BAB III
Pabrik gula pradjekan di dirikan pada tahun 1883 oleh perusahaan belanda NV
caltuur mij pradjekan – tanggerang yang merupakan investasi dari JW Bernie Anment
dan Co surabaya. Saat didirikan mempunyai luas areal sekitar 950 Ha kapasitas giling
650 Ton/hari. Sejak dari tahun 1909 sampai dengan tahun 1957 PG Pradjekan diambil
alih oleh Cultuur Handel en industri bank yang berkedudukan di surabaya. Pada
zaman kedudukan jepang terpaksa memperhentikan produksinya sampai pecah
perang revolusi. Pada tanggal 10 november 1957 indonesia mengambil alih pabrik
pradjekan sebagai realisasi nasional perusahaan – perusahaan belanda di indonesia.
Pengelolaannya di serahkan pada pusat perkebuanan negara baru (PPN baru ) dalam
rangka pengambil alihan tersebut pemerintah mengeluarkan Undang – undang
Nasionalisasi (UU No 26./1959) pada tahun 1959 dan menetapkan PG. Pradjekan
dibawah PPN Unit Jatim Rayon VIII.Pada tahun 1960 diadakan reorganisasi dalam
tubuh PPN Baru yaitu dengan dibentuknya Pra Unit Rayon Gula A. Untuk
mengukuhkan unit-unit tersebut menjadi Badan Hukum maka dikeluarkan PP. No.
141-175 tahun 1961, sehingga unit-unit diubah menjadi PPN Kesatuan dan PG.
Pradjekan termasuk dalam PPN Kesatuan Jawa Timur IV.
Pada tahun 1963 spesialisasi sehingga PPN Kesatuan menjadi PPN Gula, PPN
Tembakau, PPN Karet, PPN Aneka Tanaman dan sebagainya.Pada tanggal 27 Maret
1968 diadakan reorganisasi. Sesuai dengan PP No. 13 dan 14 tanggal 13 April 1968
tentang pembentukan PPN Gula, PG Pradjekan tergabung dalam PNP XXV dengan
kantor induk di Jl. Jembatan Merah 3-5 Surabaya.Pada tahun 1975 dengan PP No.
15/1975 PNP XXV mulai berstatus sebagai Perseroan Terbatas dan tergabung dengan
PNP XXIV menjadi PTP. XXIV –XXV yang berkantor induk di Jl. Merak No. 1
Surabaya. Akte pendirian perusahaan dibuat tanggal 30 Juni 1975 dihadapan notaris
GHS. Loemban Tobing, SH.Pada tanggal 13 September 1994 berubah menjadi PTP
Jatim yang berkedudukan di Jl. Merak 1 Surabaya yang merupakan gabungan dari
PTP XX, PTP XXIII, PTP XXIV-XXV, PTP XXVI dan PTP XXIX.Berdasarkan
peraturan pemerintah No. 16 tanggal 14 Februari 1996 dan Lembaran Negara No. 22
tahun 1996 tentang peleburan perusahaan perseroan maka PT. Perkebunan XX dan
PT. Perkebunan XXIV-XXV menjadi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang
berkedudukan di Jl. Merak No. 1 Surabaya.
7
3.2. Lokasi PG Pradjekan
8
3.5. Alat pelindung diri meliputi:
a. Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh diatas pekerja maka
pekerjadiwajibkan menggunakan helem
b. Untuk melindungi badan pekerja dari panas sebaiknya menggunakan pakaian
khusus yang tahan panas.
c. Untuk melindungi tangan pekerja dari benda tajam, panas atau sengatan listrik,
maka pekerja harus menggunakan sarung tangan.
d. Untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja yang disebabkan oleh benda berat
menimpa kaki atau benda tajam menimpa kaki, maka sebaiknya menggunakan
sepatu safety.
9
BAB IV
Bahan utama pabrik gula adalah tebu yang dimana tebu akan di proses di dalam
pabrik pememisahsan ampas tebu, nira tebu. Di dalam ampas tebu terdapat pol ampas
dan zat kering. Untuk tebu yang akan di proses menjadi gula terlebih dahalu harus
memiliki kriteria yaitu tebu sudah masak, manis, bersih dan segar (MBS)sesuai
dengan syarat yang siap giling.
Manis artinya tebu dalam kondisi mengandung banyak sukrosa. Sukrosa dalam
tebu biasanya dinyatakan dalam bentuk % pol. Nilai pol dalam nira berkualitas
baik adalah lebih dari 10%.
Bersih artinya tebu bebas dari trash(daun, sogolan, pucukan, dll), tanah dan
kotoran lainnya. Kadar trasdan kotoran pada tebu giling harus dibawah 5%.
Tebu segar mengambarkan bahwa tebu yang digiling dalam rentang waktu
kurang dari 24 jam setelah ditebang.
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses produksi selama
proses. Bahan tambahan berfungsi untuk memudahkan dan menyempurnakan
produk. Bahan tambahan antara lain :
Susu kapur dibuat dari pembakaran batu kapur sehingga berubah menjadi kapur
tohor, baru kemudian disiram dengan air panas, sehinga menghasilkan susu
kapur. Pemberian susu kapur untuk memurnikan air nira dan juga untuk
menaikkan PH nira menjadi 9,0 - 9,5
Gas sulfit diperoleh dengan cara membakar belerang ditabung belerang, dimana
awalnya memasukkan belerang yang sengaja dinyalakan, kemudian selanjutnya
secara terus menerus dialirkan ke udara kering.
Tujuan pengunaan gas sulfit adalah :
10
3. Phospat
5. Floculant
Penambahan flokulat adalah dengan membentuk flok dari partikel kotoran terlarut
yang terdapat pada nira sehingga lebih mudah disaring.
11
1. Tebu yang baru datang dari truk akan di angkut oleh crane, dan diletakkan di
meja tebu. Meja tebu ini akan menggerakkan tebu tersebut ke cane cutter, cane
cutter ini berfungsi untuk memotong dan menyayat tebu hingga sel-sel tebu
tersebut terbuka.
2. Setelah tebu melewati cane cutter, tebu tersebut menuju unigrator yang berfungsi
mencacah tebu, agar hasil sayatan tebu menjadi ampas halus, sehingga kerja dari
gilingan tebu tidak terlalu berat, dan hasil perasan nira menjadi lebih maksimal.
3. Setelah melewati unigrator, cacahan tebu tersebut menuju ke gilingan 1 yang di
bawa oleh cane elevator, Pada gilingan pertama berfungsi untuk memisahkan
ampas dengan nira. Setelah ampas dari gilingan 1 keluar, ampas tersebut tidak
langsung dibuang, tetapi masuk intermedit 1 dan di bawa ke gilingan 2 setelah
pemerasan pada gilingan 2 ampas di bawa ke intermesdit 2 untuk menuju
gilingan 3. Pada gilingan 3 dan gilingan empat di alirkan air ambibisi yang
berfungsi untuk meminimalisir kehilangan nira. setelah gilingan 3 ampas masuk
intermedit 3 untuk dibawa ke gilingan no 4. Dari gilingan 4 ampas di bawa ke
intermedit 4 dan masuk gilingan 5.
4. Nira mentah yang berada di peti nira mentah akan dipompa menuju DSM screen,
DSM screen berguna untuk menyaring ampas halus yang tercampur di nira
mentah. Ampas halus tersebut akan jatuh ke gilingan. Dan nira tersebut akan
dipompa menuju stasiun pemurnian
5. Ampas yang keluar pada gilingan 5 akan dibawa ke ketel untuk bahan bakar
dengan menggunakan bagasse carrier. Kandungan yang terdapat pada ampas
hasil gilingan 5 Idealnya pol ampas bernilai rendah (2 – 3%) dan zat kering
bernilai tinggi (>50%) sebab ampas tebu yang dihasilkan akan menjadi bahan
bakar ketel sehingga diharapkan memiliki nilai bakar yang tinggi.
MEJA TEBU .
Pembuat / tahun : S T I / 1983
Electromotor :
Merk : Yaskawa Electric
Type : V BOZN 04
Volt / Ampere : 380 / 40
H z / Rpm : 60 / 1800
Gerbox :
Output : 1000
Rpm / Hz : 1000 / 50
Type rantai : DID. 200
Jumlah / baris : 60 bh / 2 baris
Panjang meja : 10000 mm
Lebar meja : 7200 mm
12
Sudut kemiringan : 9
Roda gigi : Z1 = 17 , Z2 = 22
roda gigi : 40 mm
CANE KNIFE .
Panjang : 1730 mm + as = 3630 mm
Diameter : 930 mm + pisau = 1690 mm
Jumlah pisau : 44 bh
Penggerak : Elektromotor
Kw / n1 / n2 : 250 / 1450 / 611
UNIGRATOR .
Panjang : 1720 mm + as = 3295 mm
Diameter : 1092 mm + pisau = 1702 mm
Penggerak : Elektromotor
Merk / type : Siemens LS.4456 4M – 10Z
Kw / n1 / n2 : 450 / 1450 / 611
Ukuran pisau : P 490 mm ; L 153 ; T 19
Lubang baut / jumlah : 25 / 3 bh
Jumlah pisau : 40 bh / 8 deret
13
4.3.3. Stasiun Pemurnian
Tujuan stasiun pemurnian adalah untuk memisahkan hasil perasan tebu atau nira
dengan kotoran yang ada pada nira, agar kotoran tersebut tudak mengganggu proses
kristalisasi gula dan agar gula yang didapat lebih murni (bebas kotoran). Proses yang
terjadi di stasiun pemurnian adalah :
1. Nira dari peti nira mentah akan masuk ke juice scale. Juice scale ini adalah alat
untuk mencampur nira mentah hasil gilingan dengan Nira Tapis yaitu nira kotor
yang telah disaring uyang masih bisa diolah lagi melalui stasiun pemurnian
2. Lalu Nira tersebut dipanaskan di juice heater 1, suhu yang harus dicapai nira
adalah 750C. tujuan pemanasan ini adalah mempercepat pencampuran nira dengan
susu kapur.
3. Nira yang telah dipanaskan akan dipompa menuju Defecator. Di defecator terjadi
pencampuran antara nira dengan susu kapur dan gas belerang. Di proses ini
terdapat 2 defekator, sebelum masuk defekator 1 nira di campur susu kapur agar
ph atau tingkat keasaman Nira menjadi 7,0. Setelah tercampur rata nira yang telah
keluar defecator 1 akan menuju defecator 2, pada defecator 2 nira tidak di
tambahkan susu kapur lagi melainkan agar Ph nira mencapai 7,2
4. Setelah dari defecator nira akan menuju Tangki sulfitasi berfungsi untuk
mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung
belerang. Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami
penurunan pH menjadi 7.0 – 7,2 pada suhu 70ºC – 75ºC dengan waktu lima (5)
14
menit. Pada tangki sulfitasi ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan
bereaksi dengan gas SO2.Dengan terbentuknya CaSO3, yang terbentuk endapan
yang berfungsi untuk menyerap koloid-koloid yang terkandung dalam nira,
dimana endapan yang terbentuk menyerap kotoran-kotoran lain yang lebih halus,
hal inilah yang disebut dengan efek pemurnian.
5. Setelah dari tangki sulfitasi nira akan dipompa menuju juice heater 2. nira
dipanaskan di juice heater 2 hinga suhunya menjadi 1050C. tujuan pemanasan ini
adalah agar mempercepat proses pengendapan.
6. Setelah dari juice heater 2, Nira akan masuk ke Flash tank, Flashtank ini berfungsi
untuk memisahkan nira dengan udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira. Udara
dan gas-gas terlarut ini dipisahkan dari nira karena dapat menggangu proses
pemisahan kotoran yang terkandung pada nira di tangki pengendapan.
7. Setelah dari Flashtank nira akan menuju Single Tray Clarifier atau tangki
pengendapan. Clarifier ini bertujuan untuk memisahkan Nira jernih dengan nira
kotor, nira bersih dan nira kotor terpisah dikarenakan adanya perbedaan berat
jenis. Yang disebabkan oleh penambahan floculant, penambahan fluculant ini
bertujuan untuk mengikat kotoran yang terkandung dalam nira.
8. Nira jernih yang terbentuk pada Single Tray Clarifier akan menuju Juice Heater 3,
hingga suhunya menjadi 105-1100C. Tujuannya adalah untuk menaikkan suhu nira
mendekati titik didih
9. Nira Kotor yang terbentuk di Single Tray Clarifier akan menuju Rotary Vacuum
Filter (RVF). Alat ini bertujuan memisahkan kandungan nira yang terdapat pada
nirakotor dengan kotoran. Sebelum masuk RVF nira kotor akan dicampur dengan
bagacilo atau ampas halus di mud mixer, nira yang tercampur bagacilo akan
dialirkan menuju RFV, pada alat ini kotoran akan melekat pada dinding RVF dan
akan menjadi blotong. Dan nira tapis yang terpisah akan dipompa menuju juice
scale yang akan diolah lagi pada stasiun pemurnian.
DEFIKATOR II ( 1 bh )
Pembuat / tahun : Buatan sendiri
dalam badan / tinggi : 1500 mm / 2400 mm
15
Panjang pengaduk : 200 mm
Elektromotor .
Bentuk : Cylinder
16
4.3.5. Stasiun Penguapan
17
Gambar bagan evaporator
18
Diameter pipa Panjangpipa Jumlah pipa Bahan pipa
No Luas pemanas
pemanas pemanas pemanas pemanas
Kuningan
2 1766 m2 33/36 mm 1650 mm 3631 buah
Stainlesssteel
a. Stasiun Masakan
b. Proses Kristalisasi
a. Larutan encer
Larutan dimana masih dapat melarutkan kristal sukrosa.
b. Larutan jenuh
Larutan yang sudah tidak dapat melarutkan sukrosa.
c. Daerah meta stabil
Daerah pembesaran Kristal namun tidak dapat membentuk kristal baru.
d. Daerah pertengahan (Intermediate)
Daerah dimana molekul sukrosa dalam larutan telah membentuk kristal baru,
asalkan dalam larutan sudah terdapat kristal-kristal gula.
e. Daerah goyah/labil
Daerah dimana sukrosa dalam larutan telah mampu membentuk inti kristal baru
dengan serentak tanpa hadirnya inti kristal yang lain.
19
Proses kristalisasi dilakukan dengan dua cara yaitu :
c. Pan Kristalisasi
Pan masakan ini memiliki kontruksi yang sama dengan evaporator, hanya
ukuran pipanya lebih pendek dan diameter yang lebih besar. Dalam pan ini terjadi
sirkulasi yang disebabkan adanya perbedaan berat jenis larutan antara masakan yang
dimasak dan masakan yang melepaskan panasnya pada proses badan pemanas dan
penguapan. Artinya masakan bergerak naik melewati badan pemanas dan penguapan
air pada bagian atasnya dan kemudian turun melewati pipa jiwa.
Tahap kristalisasi menggunakan system A C D.
20
Gambar 3.24 Pan Masakan type Calendria
No Pan Panjang
Volume Diameter tube Type Produk gula
Masak tube
21
Fungsi palung pendingin adalah untuk menampung gula yang turun dari masakan dan
sekaligus mendinginkan serta tempat terjadinya proses kristalisali lanjut.
22
Alat Pengering Gula
Fungsi alat pengering gula (Sugar dryer)adalah untuk mengeringkan
gula.Gula yang telah berada dalam talang akan berloncatan maju karena
getaran. Ketika berloncatan, ¾ bagian sugar dryer diberi hembusan udara
kering dan panas. Sehingga kering dan gula debu beterbangan. Disaat
beterbangan gula debu akan dihisap dan ditangkap oleh cyclone sehingga
jatuh pada penampung debu.
Saringan Gula
Fungsi saringan gula (Vibrating screen) untuk memisahkan gula
kasar/krikilan dan gula halus dari produk yang standart.
23
FIRST LOW GRADE CENTRIFUGALS / PUTERAN D1 ( 5 pcs )
PUTERAN HL ( 3 pcs ) .
Oil seal 70 x 60 x 10 = 1 pc
25
SECOND LOW GRADE CENTRIFUGALS / PUTERAN D II ( 3 pcs ) .
26
dikirim ke pabrik tengah untuk memanaskan nira. Turbin uap ini menggunakan
pelumas berupa oli. oli ini menggunakan oil cooler sebagai pendingin dengan
mekanisme kerja heat exchanger dengan fluida pendingin berupa air.
Output : 2400 kW
Direction : CW
REDUCTION GEAR
Manufacturer : Toyo Turbine MFG. Co., Ltd.
27
Output shaft speed : 1500 rpm
Gear Data :
Pinion Wheel
Number of teeth 38 150
Normal module 4 Mm
Press. Angle 20o
Helix angle 8 19’ 14.4”
o
YNCRONOUS GENERATOR
Type : Brushless
No. of poles :4
Voltage : 400/231 V
Frequensi (Hz) : 50
Class of insulation
Stator winding :F
Rotor winding :F
28
MAIN OIL PUMP MODIFIKASI
Merk : Shimadzu
Capasity : 15 m3/hr
Output : 11 kW
Driven : elektromotor
OIL COOLER
Maker : Chugokuseikisenpaku Co., Ltd.
Cooling surface : 12 m2 x 2
Stasiun ini menunjang kelancaran giling, yaitu bengkel manufaktur yang berguna
untuk pembuatan spare parts mesin pabrik gula, perbaikan maintenance juga
pemasangan assembly.Pada stasiun ini memiliki tiga tugas umum, yaitu pembuatan
peralatan diluar masa giling, perbaikan selama masa giling, dan pembuatan cadangan
peralatan pada masa giling.
29
BAB V
TUGAS KHUSUS
Ketel adalah suatu alat yang berkerja mengubah air menjadi uap. Pada PG Pradjekan
ketel ini merupakan jantung pabrik karena uap yang dihasilkan oleh ketel digunakan
stasiun - stasiun lain untuk beroperasi dalam proses pembuatan tebu menjadi gula.
ketel di pabrik ini ada 3 yaitu ketel takuma, ketel stork, dan ketel chen - chen. Dari
ketiga ketel ini uap di jadikan satu dalam header yang nantinya uap dalam header
akan di salurkan ke stasiun - stasiun lain sesuai dengan kebutuhan uap yang
digunakan setiap stasiun.
Bahan bakar ampas tebu dari stasiun gilingan masuk bagase konveor dibawa menuju
bagase feeder dibantu secenfeent untuk menghembuskan BBA ke dapur dan
terjadilah pembakaran di dapur dengan panas 700 - 800 untuk memanaskan pipa -
pipa yang berisi air di dalam ketel. Air pengisi pipa ketel setelah berjalan
menggunakan air condesat dengan suhu 80. jika ketel baru dinyalakan menggunakan
air bor yang telah, disuling, di pompa oleh water menuju tangki penampungan
(tangki 1000). Ditarik pompa diarator ke tangki dirator dipanasi uap bekas menjadi
105 - 110. Ditarik FW pump ke aperdrum, di dalam aperdrum air di panaskan
menjadi uap jenuh dengan temperatur 250 - 270. kemudian uap jenuh di teruskan
melalui pipa menuju superheater yang akan dijadikan uap kering. Gas buang melalui
dapur melewati dinding trus gas melewati pipa heater dan di tarik oleh IDF. Setelah
gas melewati IDF ke cerobong. Udara dingin dari luar dihisap masuk melalui FDF
berjalan melewati pipa Air header yang menyebabkan udara berubah menjadi panas
dan masuk ke dapur melalui pori" dapur. Abu halus dari ketel di tampung pada
double demper kemudian ke secro conveor. sisa pembakaran abu pada dapur dibuang
melalui dapgreate terus ke ash conveor.
2.Perawatan Mecanichal
Perawatan mecanichal adalah perawatan yang dilakukan dengan cara menggunakan
alat bor ( tol heat ) dan pembersi menyerupai sikat (flaxibel shap) untuk
membersihkan kerak pada dalam pipa dan mengeluarkan kerak secara langsung.
30
5.4. Spesifikasi Ketel
KETEL CHENG-CHEN .
KETEL STORK .
Pembuat : Stork
Tahun : 1972
Luas pemanas : 1296 m2
Tekanan uap : 22 kg/cm2
Tekanan uap normal : 17 kg/cm2
31
pipa spui : 2”
KETEL TAKUMA .
Type : Model N – 1350
Water Tube Boiler Filld Erected In Door
Kapasitas : 40.000 kg/jam
VO , RO : 1350 m2 , 190 m2
Steam pressure / design : 22 kg / cm2
Tekanan kerja : 17 kg/cm2
32
Apperdrum
Cerobong
IDF
Secondfend
Dapur
Rongga udara
FDF
Lowerdrum
Headher kecil
Headher Besar Apperdrum
Pompa
Diairator
33
5.5. PERHITUNGAN EFISIENSI PADA KETEL UAP
34
= 0,5558 . 100%
= 55,58 %
= 1,5
Jadi 1,5 kg bahan bakar akan menghasilkan uap sebesar 3 kg
5.6. Perhitungan energi untuk memanaskan air ketel dari 30° C ke 270° C dan dari
90° Cke 270° C
15 300 3037
19 270 X
20 250 3024
35
Diketahui = H1 = 3024
= H2 = 3037
= B1 = 300 - 270 = 30
= B2 = 300-250 = 50
X = 3024 – (30/50) x (3024 – 3037)
= 3024 – ( 0,6 ) x ( -13 )
= 3031,8
15 300 2925
19 270 X
20 250 2906
Diketahui = H1 = 2906
= H2 = 2925
= B1 = 300 - 270 = 30
= B2 = 300-250 = 50
X = 2906 – (30/50) x (2906 – 2925)
= 2906 – ( 0,6 ) x ( -19 )
= 2917,4
36
5.6.2. Entalpi Air
W30 = 30 x 4,187 = 125,61 Kj/kg (30 Kcal/kg)
W90 = 90 x 4,187 = 376,83 Kj/kg (90 Kcal/kg)
= 89 %
37
5.6.6.Contoh ujicoba untuk mengetahui kenaikan dan penurunan efisiensi dengan
menaikan pol dan zat kering pada bahan bakar ampas tebu
1.5
1 Pol dan Zat Kering
0.5
0
49 49 49 49 49 49
Zat Kering
Pada grafik ini kita dapat melihat jika kita menaikan pol dengan zat kering yang sama
nilainya.
38
5.6.8. Grafik Perbandingan NCV dan Pol
1774
1772 NCV dan Pol
1770
1768
1766
2 2.2 2.4 2.6 2.8 3
Pol
Pada grafik di atas kita akan mengetahui nilai kalor (NCV) pada tebu akan menurun jika
nilai pol pada ampas tebu kita naikan dengan zat kering yang sama nilainya.
49.55
49.50
49.45 Efisiensi dan NCV
49.40
49.35
49.30
49.25
1782 1780 1778 1776 1774 1772
NCV
Pada gambar grafik di atas kita akan mengetahui dari nilai NCV yang menurun akan nilai
efisiensi akan naik
39
5.6.10 Perbandingan jika kita menaikan Zat kering dengan nilai Pol yang sama
49
48
47 Zat Kering dan Pol
46
45
44
2 2 2 2 2 2
Pol
Dengan grafik di atas kita dapat melihat jika kita menaikan nilai zat kering dengan nilai
pol yang sama
1750
1700 NCV dan ZAT KERING
1650
1600
1550
47 48 49 50 51 52
Zat Kering
Pada grafik di atas kita dapat mengetahui NCV akan naik jika kita menaikan nilai zat
kering dengan nilai pol yang sama.
40
5.6.12 Perbandingan Efisiensi dan NCV
52.00
50.00
Efisiensi
48.00
44.00
42.00
1686 1734 1782 1830 1878 1926
NCV
Pada grafik diatas kita dapat mengetahui jika nilai kalor (NCV) semakin naik, maka akan
mendapatkan nilai efesiensi yang akan menurun.
41
BAB VI
6.1. KESIMPULAN
Proses produksi gula yang ada di pabrik gula pradjekan terbagi menjadi 5 stasiun
yaituStasiun Gilingan, Stasiun pemurnian, Stasiun Penguapan, Stasiun Masakan, dan
Stasiun Puteran.
Maintenance yang digunakan oleh pabrik gula pradjekan adalah system perawatan
preventif dan perawatan breakdown
Energi bahan bakar untuk memanaskan air ketel pada suhu 30° C ke 270° C dan dari
90° C ke 270° C. Lebih effisien memanaskan air pada suhu 90º C ke 270° C, karena
bisa menghemat energi bahan bakarsebesar 89% dari hasil analisa.
Jika kita menaikan pol pada ampas tebu dengan nilai zat kering yang sama maka
nilai kalor (NCV) akan menurun dan nilai efisiensi akan naik itu semua dapat kita
lihat pada tabel di atas.
Jika kita menaikan nilai zat kering dengan nilai pol yang sama, maka akan mendapat
kan nilai kalor yang semakin meninggi dan nilai efesiensi pun akan menurun seperti
pada grafik di atas.
6.2. SARAN
Keamanan karyawan pabrik harus lebih di perhatikan dengan diberi alat keamanan
saat bekerja agar dapat mencegah kecelakaan saat bekerja, selain itu perlu juga
memberi pembinaan K3 pada karyawan pabrik.
Diperlukan analisa terhadap kinerja alat pada saat operasi meliputi efisiensi dan umur
mesin, agar menghasilkan rendemen gula yang maksimal.
Diperlukannya pembersihan pipa ketel dan penggantian komponen yang rusak agar
ketel bisa bekerja maksimal.
Dari analisa tentang efisiensi ketel kita dapat mengitung efisiensi keseluruhan ketel
dan mengetahui berapa energi yang dapat di hemat untuk memanaskan air menjadi
uap dalam waktu 1 jam.
Perlunya pembersihan pada lingkungan sekitar ketel sebelum ketel beroperasi dan
setelah ketel beroperasi.
42
DAFTAR PUSAKA
http://qc-pgpradjekan.blogspot.co.id/2011/06/profil-pg-pradjekan.html
http://eko-winn.blogspot.co.id/2011/07/tujuan-pemeliharaan-fasilitas-adalah.html
https://herugan.com/pengertian-defenisi-dan-fungsi-fungsi-manajemen
\https://books.google.co.id/books?id=9wA6DAAAQBAJ&pg=PA86&lpg=PA86&dq=perawatan+chemi
cal+itu+apa+pada+ketel+itu+apa+/&source=bl&ots=xMpkJSx_Cc&sig=D0FbNP6Pi4wK7DJ3CgQ8yahd
x_U&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=perawatan%20chemical%20itu%20apa%20pada%20k
etel%20itu%20apa%20%2F&f=false
43