Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

LPG (liquified petroleum gas) merupakan unsur hidrokarbon yang berasal dari gas
alam. LPG tersebut berfasa gas dan dapat dirubah menjadi cair dengan menambah
tekanan atau menurunkan temperaturnya. Komponen LPG didominasi oleh propana
(C3H8) dan butana (C4H10), tetapi juga mengandung sejumlah kecil hidrokarbon
ringan lain, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).

Kebutuhan LPG di Indonesia semakin meningkat, menurut BPPT


diperkirakan akan meningkat mencapai 9 juta ton pada tahun 2030 yang didominasi
untuk rumah tangga (90%) dan dengan kebutuhan itu masih diperlukan sumber LPG
dari impor sebesar 58%. Produsen LPG dalam negeri hanya bisa memproduksi sekitar
hampir 3 juta ton pada tahun 2013.

Menurut SK Dirjen Minyak dan Gas Bumi tahun 2009 tentang standart dan
mutu bahan bakar jenis LPG yang dipasarkan di dalam negeri, komposisi produk
LPG minimal mengandung campuran propane (C3) dan butane (C4) sebesar 97%vol
dan maksimum 2%vol merupakan campuran pentane (C5) dan hidrokarbon yang
lebih berat.
Sebelum membuat system LPG recovery skala besar di industri di perlukannya
pra rancangan untuk menganalisa studi kelayakan dari suatu system LPG yang akan
dibangun. Proses simulasi ini di perlukan dalam membantu membuat model pra
rancangan simulator, diantara software yang ada merupakan aspen hysys yang
berfungsi sebagai model simulator untuk satu atau beberapa rangkaian proses yang
berkaitan dengan bidang ilmu teknik, Oleh karena itu, di perlukan pemahaman dan
pembelajaran dalam membuat perancangan simulasi sistem refrigerasi menggunakan
software aspen hysys.
1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari pecobaan ini yaitu untuk merancang alat pengujian LPG
recovery pada simulasi hysis, mempelajari dan mengetahui prinsip kerja LPG
recovery .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses LPG Recovery dan Teknologi

LPG Recovery berfungsi untuk memisahkan LPG campuran dari Proses


Distilasi Crude di CDU IV dan V sebesar 79.3 % berat, hasil samping dari Platformer
Unit sebesar 7.9 % berat, serta produk dari Hydrocracker Unibon (HCU) sebesar 12.8
% berat. Pada prinsipnya pengolahan LPG dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Pemisahan Gas dari Minyak (Associated Gas), Pemisahan Impurites seperti CO2 dan
H2S (Gas Beracun, Berbau dan Korosif), pengeringan Gas dari Air (yang terkandung
di dalamnya), proses distilasi bertekanan dan refrigerasi (Pendinginan) untuk
mendapatkan Gas cair yang disebut LPG.

1. Tahap Scrubbing dan Kompresi

Tahap Scrubbing yaitu tahap yang bertujuan untuk memisahkan antara Gas dengan
Kondensat dan Air. Agar Gas yang akan masuk ke kompresor tidak ada kandungan
air dan Kondensat dalam jumlah yang banyak, karena dapat menyebabkan kerusakan
pada Kompresor.

Tahap Kompresi yaitu tahap yang bertujuan untuk menaikkan Tekanan dari Gas yang
akan, sehingga sesuai dengan Tekanan Operasi yang diperlukan untuk keperluan
tahap pencairan dan untuk pendistibusian Gas ke Proses selanjutnya.

2. Tahap Pembersihan (Purification)

Proses Pembersihan atau Pemurnian di kilang PLM ada dua yaitu:

a. Proses Pengeringan Gas (Gas Drying Process)


Proses Pengeringan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan
air dalam umpan Gas, sampai batas yang diijinkan yaitu 2 ppm, karena air dapat
membentuk es pada tube selama proses pendinginan Gas, sehingga dapat membentuk
kebuntuan dalam tube. Proses penyerapan uap air menggunakan System Adsorbsi
yaitu System Penyerapan dengan Adsorben padat. Adsorben yang digunakan adalah
jenis DMS (Desicant Molecular Sieve).

b. Proses Penyerapan Merkuri (Mercury Removal)

Proses ini bertujuan untuk mengurangi Kadar Merkuri (Hg) dalam umpan Gas sampai
batas yang diijinkan yaitu 0,1 ppb. Hal itu dilakukan untuk menghindari korosi pada
Peralatan Proses dikilang maupun Peralatan Konsumen pemakai LPG. Proses yang
terjadi dalam Mercury Removal adalah penyerapan kimia. Adsorben yang digunakan
adalah Sulphur Impregnated Activated Carbon.

c. Tahap Pencairan (Liquefection)

Tahap Pencairan adalah tahap dimana umpan sudah di Kompresi, di Cairkan dengan
cara Pendinginan. Pendingin (Refrigerant) yang digunakan adalah Propana (C3),
karena dapat mendinginkan hingga temperatur 42 0C, Proses pendinginan terjadi di
dalam Chiller.

Gas liquefaction adalah salah satu metode Pencairan Gas dimana suatu Feed Gas
sebelum masuk ke Kolom Fraksinasi untuk dipisahkan menjadi fraksi-fraksi tertentu,
terlebih dahulu dicairkan. Karena pencairan merupakan salah satu syarat Gas untuk
dapat dipisahkan dari suatu komponen menjadi fraksi-fraksinya. Berikut merupakan
karakteristik Gas, yaitu :

Pada Kondisi (Suhu dan Tekanan) Atmosferik, atom C1 dan C2 berbentuk Gas
sedangkan C5+ berupa cairan.

Hidrokarbon atom C3 dan C4 dapat dicairkan dengan cara ditekan pada Suhu
atmosferik.
Semua hidrokarbon Gas dapat dicairkan dengan cara didinginkan, ditekan, gabungan
ditekan dan didinginkan, gabungan didinginkan dan ekspansi.

Semakin besar jumlah atom hidrokarbon maka Gas hidrokarbon semakin mudah
dicairkan (C3 akan labih mudah dicairkan daripada C1 dan C2).

Komponen komponen Gas dapat dipisahkan dengan cara proses fraksinasi


(Distilasi) yang akan menghasilkan LPG.

d. Tahap Pemisahan (Fractionation)

Tahap Pemisahan di kilang Produksi LPG Mundu berlangsung pada Tekanan Tinggi
dan terjadi pada dua buah Kolom Pemisahan yaitu:

- Tahap Pemisahan di Kolom Deethanizer

Deethanizer adalah proses pemisahan kandungan Gas etana yang terkandung didalam
umpan yang berasal dari puncak Kolom Stabilizer pada proses Distilasi, dengan
menggunakan prinsip Distilasi bertekanan tinggi. Pada Proses Deethanizer ini akan
beroperasi dengan baik apabila semua etana yang terkandung dapat dipisahkan,
sedang cairan di dasar Kolom yang berupa cairan propana dan butana akan
dipisahkan di Kolom Depropanizer, sedang Gas etana akan keluar dari puncak Kolom
serta dialirkan sebagai Gas sistim atau untuk diproses lebih lanjut. Kolom
Deethanizer yaitu Kolom yang berfungsi yang berfungsi untuk memisahkan Fraksi C1
dan C2 dari fraksi yang lebih berat yaitu C3+, hasil top Kolom Deethanizer adalah
Lean Gas (C1 dan C2) dan Bottom Kolom nya adalah C3+ untuk menjadi umpan di
Kolom Debuthanizer.

- Tahap Pemisahan di Kolom Debuthanizer

Kolom Debuthanizer yaitu Kolom yang berfungsi untuk memisahkan C3 dan C4 dari
fraksi yang lebih berat C5+, hasil Top Kolom di Kolom Debuthanizer adalah LPG
Mix (C3 dan C4), dan di Bottom Kolom adalah Naptha (Minasol). Di Kolom
Depropanizer ini umpannya dari cairan dasar Kolom Deethanizer yang akan
dipisahkan antara Propana dan Butana, Sistim Proses di Depropanizer dan di
deethanizer sama, baik kondisi maupun peralatannya. Adapun Proses Depropanizer
diatur dengan Tekanan Tinggi dan Temperatur Relatif Rendah. Diharapkan fraksi
ringan akan menguap dan keluar dari puncak Kolom sebagai produk Propana, sedang
cairan yang ada didasar Kolom sebagai Produk Butana.

2.2 Flow Diagram

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan LPG Recovery

2.3 Alat Utama


Umpan yang masuk diproses untuk mendapatkan produk LPG yang terdiri
dari propane, i-butane, dan n-butane. Spesifikasi produk ini dipilih berdasarkan
permintaan pasar.
Beberapa peralatan penting yaitu cooler, separator, de-etanizer, dan de-
butanizer. Hal tersebut dijelaskan secara singkat di bawah ini.
1. Cooler
Umpan yang terdiri dari beberapa komposisi memiliki temperatur dan tekanan yaitu
50oC dan 30 bar, serta laju alir molarnya sebesar 1000 kmol/jam. Umpan tersebut
didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk ke separator. Umpan tersebut
didinginkan awal terlebih dahulu dengan menggunakan precooler. Selanjutnya
umpan didinginkan dengan cooler. Pendinginan umpan di cooler tersebut
menggunakan sistem refrigerasi 2 tahap.
2. Separator
Umpan telah mencapai suhu yang diinginkan, selanjutnya dimasukkan ke
dalam separator. Selanjutnya komponen yang keluar separator didapat produk atas
(stream 6) berupa fraksi ringan (etane, metane, CO2, dan nitrogen) dan produk
bawah (stream 7) berupa fraksi berat (propane, i-butane, n-butane, dan lain-lain).
Walaupun ada fraksi ringan yang masih terlarut ke bawah dan fraksi berat yang
terikut ke atas.

3. De-etanizer
Pada kolom de-etanizer ini untuk mengambil etane dan metane yang keluar
sebagai produk atas yang berupa vapour. Kondisi kolom de-etanizer ini diatur
untuk bekerja pada tekanan tinggi, yaitu sekitar 23,69-23,90 bar dan memiliki 24
tray, serta kondenser diatur refluk total sehingga produk atas berupa vapour.
Umpan(stream 9) dimasukkan ke dalam kolom de-etanizer ini melalui tray ke 6.
Sisa dari komponen yang terbentuk menjadi produk bawah (stream 11) yang
nantinya dialirkan ke de-butanizer. Produk atas (stream 10) akan di-recycle
kembali ke precooler1 bersama-sama dengan produk atas separator(stream 6),
untuk dimanfaatkan panas yang masih ada dalam komponen tersebut.

4. De-butanizer
Kolom de-butanizer ini untuk mengambil fraksi ringan yang ada mulai dari n-
butane ke atas(i-butane dan propane) yang diambil sebagai produk LPG. Kondisi
kolom de-etanizer ini diatur untuk bekerja pada tekanan tinggi, yaitu sekitar 13,20-
13,47 bar dan memiliki 34 tray, serta kondenser diatur total condensed sehingga
produk diambil dalam bentuk liquid. Umpan (stream 11) dimasukkan ke dalam
kolom de-butanizer melalui tray ke 16. Sisa dari komponen yang terbentuk
menjadi produk bawah (stream 14).

Anda mungkin juga menyukai