Anda di halaman 1dari 8

BAB II

URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan pada PT Titis Sampurna terdiri dari bahan baku
utama dan bahan pendukung :
2.1.1 Bahan Baku Utama
Gas alam adalah campuran gas yang terdiri dari campuran senyawa
hidrokarbon C1 – C5+ dengan senyawa non hidrokarbon berupa sulfur, oksigen,
nitrogen.
Gas alam merupakan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, seperti
minyak dan batubara. Gas alam terbentuk dari proses pelapukan jasad renik
(mikroorganime) yang terkubur di bawah tanah berjuta-juta tahun lalu. Jasad renik
yang mati lalu membusuk, makin lama makin menumpuk kemudian tertutup oleh
endapan dari sungai atau bebatuan yang berasal dari pergerakan bumi. Akibat
adanya tekanan-tekanan tinggi selama berjuta-buja tahun maka terbentuklah gas
alam.
Gas alam terdapat pada pori-pori batuan sedimen laut. Daerah bernaungnya
gas alam disebut antiklinal (cekungan). Pada cekungan bagian atas terdapat gas
bumi, bagian tengah berupa minyak bumi, dan lapisan paling bawah cekungan
berisi air.
Gas alam memiliki sifat fisik dan kimia dari gas alam sangat bervariasi,
tergantung pada kondisi lingkungan, seperti temperatur, tekanan, dan letak geologis
selama proses pembentukannya. Gas alam memiliki kandungan methane paling
banyak dibanding komponen lainnya.
Tabel 2.1 Komposisi Bahan Baku Gas Alam PT. Titis Sampurna
Parameter Satuan Nilai
Gross Heating Value Btu/cuft 1185,8
C6+ % Mol 0,45
Propane % Mol 6,58
i-Butane % Mol 1,05

21
22

Parameter Satuan Nilai


n-Butane % Mol 1,59
i-Pentane % Mol 0,42
n-Pentane % Mol 0,32
Carbon Dioksida % Mol 9,86
Ethane % Mol 7,82
Nitrogen % Mol 1,28
Methane % Mol 70,63
Total % Mol 100
Sumber : Data Analisis Laboratorium PT.Titis Sampurna Prabumulih tanggal 18 Juli 2018

2.1.2 Bahan Baku Penunjang


Selain bahan baku utama di PT. Titis Sampurna LPG Plant Limau Timur
juga menggunakan bahan-bahan penunjang lain yang mendukung proses
pengolahan bahan baku menjadi produknya. Bahan penunjang proses produksi
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Bahan Penunjang Proses Produksi
Bahan Unit Pengguna Fungsi
Mono Ethylene Glycol DHP System Media penyerap
kandungan air
Propane Refrigerant System Media pendingin
Termia-Oil Hot Oil Heater Media pemanas
Sumber : Manual Book Process PT. Titiis Sampurna

1.2 Deskripsi Proses


PT. Titis Sampurna LPG Plant Limau Timur mengolah gas alam menjadi
Liquid Petroleum Gas (LPG) sebagai produk utama dan condensate sebagai produk
samping serta line gas sebagai bahan baku pembuatan Pupuk Sriwijaya (PUSRI).
Pengolahan gas alam di PT. Titis Sampurna LPG Plant Limau Timur dibagi 2
proses utama, yaitu: Low Temperature Separation Package dan LPG
Recovery/Fractionation Process.
23

1.2.1 Low Temperature Separation Package


Low Temperature Separation Package terdiri dari 3 peralatan utama, yaitu
Low Temperature Separator (V-402), Gas to Gas Exchanger (E-401), Chiller (E-
402).
Sebelum masuk ke proses pengolahan, feed gas masuk ke multi tube slug
catcher (SC-401) berbentuk tabung horizontal yang berfungsi untuk menangkap
slug (komponen pengotor) yang terbawa oleh gas. Pemisahan dilakukan
berdasarkan berat jenisnya. Dari slug catcher, gas masuk ke Inlet Separator (V-
401) untuk dilakukan pemisahan lagi dari komponen pengotor yang masih terikut
pada feed gas serta pemisahan air yang terkandung dalam feed gas tersebut.
Feed gas keluar dari Inlet Separator (V-401) didinginkan didalam Gas to Gas
Exchanger (E-401) menggunakan media Lean Gas keluaran Low Temperature
Separator (V-402) sehingga feed gas mengalami penurunan temperatur yaitu ± 30
o
F, pada aliran feed gas sebelum masuk ke Gas to Gas Exchanger (E-401), di
injeksikan senyawa Mono Ethylene Glycol (C2H6O2) yang berfungsi sebagai zat
anti freeze yang akan menurunkan titik beku air yang masih terdapat pada feed gas
dan mencegah terjadinya plugging.
Kemudian feed gas masuk ke dalam Chiller (E-402). Sebelum masuk Chiller
feed gas juga di injeksikan senyawa Mono Ethylene Glycol (MEG) sebanyak 2 kali
saat masuk ke Chiller (E-402), di Chiller (E-402) dilakukan pendinginan kembali
hingga temperature ± -15 °F, sehingga feed gas terjadi perubahan fase menjadi
Liquid Hydrocarbon, dengan menggunakan media pendingin berupa Refrigerant
Propane.
Setelah keluar dari Chiller (E-402), kemudian masuk ke Low Temperature
Separator (V-402). Low Temperature Separator (V-402) ini merupakan Separator
3 fasa yang didesain untuk memisahkan gas, liquid hydrocarbon, dan Rich Mono
Ethylene Glycol (MEG+air).
Fasa gas hasil pemisahan akan berada di atas, gas keluar dari Low
Temperature Separator (V-402) yaitu Lean Gas, yang selanjutnya digunakan
sebagai media pendingin pada Gas to Gas Exchanger (E-401) sebelum di kirim ke
pusri. Rich Mono Ethylene Glycol (MEG+air) yang keluar dari Low Temperature
Separator (V-402) pada bagian bawah dan dialirkan ke Mono Ethylene Glycole
24

(MEG) Regeneration. Dan fasa liquid berupa liquid hydrocarbon keluar dari Low
Temperature Separator (V-402) dan dialirkan ke LPG Recovery Package.
1.2.2 LPG Recovery/Fractionation Package
LPG Recovery Unit terdiri dari beberapa peralatan, yaitu Sub- Cooler (E-
404), Deethanizer Column (T-403), Deethanizer Reboiler (E-403), Debutanizer
Column (T-421), Debutanizer Reboiler (E-421), Debutanizer Air Cooler (AC-421),
Reflux Accumulator (V-421), Reflux Pumps (P-421 A/B), dan Condensate Cooler
(AC-422).
Liquid hydrocarbon keluaran dari Low Temperature Separator (V-402)
digunakan untuk mendinginkan propane didalam Sub-Cooler. Proses ini sekaligus
menaikan temperature liquid hydrocarbon sebelum dimasukkan ke De-ethanizer
Column (T-403) yang beroperasi pada tekanan 350 psig, dan profil temperatur 250
o
F pada bagian bawah dan 85 oF dibagian atas.
Hydrocarbon liquid yang sudah terbebas dari C1 (methane) akan mengalir
menuju De-Ethanezier Column dari Top De-Ethanizer Column. De-Ethanizer
Column ini terdiri dari 25 tray, hydrocarbon akan turun sampai ke bottom De-
Ethanizer kemudian masuk ke reboiler, hydrocarbon ini akan dipanaskan pada suhu
240-255oF dengan pemanasan sampai temperature tersebut C2 akan terpisah dari
fraksi C3,C4,dan C5+. Karena berat jenis C2 lebih ringan dibanding fraksi lainnya,
maka C2 yang sudah terpisah didalam reboiler akan keluar dari bagian atas reboiler
itu, menuju De-Ethanizer Column kembali pada bagian paling bawah dari tray
nomor 1. Selanjutnya C2 akan naik keatas dalam bentuk vapour dan akan bertemu
dengan hydrocarbon liquid C2, C3,C4,dan C5+ dari sub cooler tadi. Disini C2
keluaran dari reboiler akan mengikat C2 dari sub cooler selanjutnya akan keluar dari
Top De-Ethanizer Column dengan temperatur 60-80 oF dan tekanan 350-375 Psig.
De-ethanizer Reboiler (E-403) ini merupakan sebuah pemanas dengan tipe
ketel, dimana aliran yang keluar dari bawah De-ethanizer Column (T-403) masuk
ke De-ethanizer Reboiler (E-403) akan dipanaskan dengan menggunakan hot oil
sebagai media pemanas yang mengalir dalam tube di De-ethaizer Reboiler (E-403).
Fraksi uap dari hasil pemanasan kemudian dimasukkan kembali ke kolom De-
ethanizer Colomn (T-403), sementara fraksi liquid keluar dari bagian bawah
Deethanizer reboiler (E-403) untuk selanjutnya masuk ke De-butanizer Coloum (T-
25

421). Sedangkan Ethane keluar melalui bagian atas De-ethanizer Colomn (T-421)
dan dikompresi oleh Recycle Gas Compressor untuk digabungkan dengan aliran
Lean Gas dari Overhead Low Temperature Separator (V-402) setelah keluar dari
Gas to Gas Exchanger (E-401).
C2 yang keluar dari Top De-Ethanizer Column akan di alirkan menuju Suction
Ajax Compressor untuk dinaikan lagi pressurenya sampai ±520-550 Psig.
Selanjutnya di alirkan ke Line Pusri. Dan proses ini akan bergabung dengan
keluaran C1 (Methane) dari Top Low Temperature Separator dan disebut dengan
produksi Line Gas.
Untuk menjaga dan mengontrol proses pemisahan C2 (Ethane) ini agar tetap
stabil dan continue, maka hydrocarbon liquid C3, C4 ,C5+ yang akan keluar dari
bagian Bottom Reboiler De-Ethanizer di control oleh LCV 4007 (Level Control
Valve).
Adapun fungsi dan kegunaan LCV 4007 adalah sebagai berikut :
Sebagai alat control level di Reboiler Ethanizer jika level reboiler diatas
setting LCV 4007, maka secara otomatis LCV 4007 akan open untuk mengalirkan
C3, C4, C5+ ke De-Buthanizer Column. Jika level reboiler Ethanizer berada di
bawah setting LCV 4007, maka LCV 4007 akan closed. Hal ini berfungsi agar
jangan sampai level Reboiler Buthanizer kosong volumenya. Jika level Reboiler
Buthanizer kosong dan LCV 4007 terus open, maka C2 akan terikut ke fraksi C3,
C4, C5+ sehingga akan menggangu proses recovery selanjutnya.
Dengan sampainya hydrocarbon ke tahapan De-Ethanizer ini, maka
pemisahan C2 dari kandungan senyawa C3, C4, dan C5 akan di proses lagi di tahapan
De-Buthanizer Column.
Pada tahap ini Hydrocarbon Liquid yang sudah terbebas dari fraksi Methane
(C1) dan Ethane (C2), akan menjadi produk akhir dari serangkaian Process
Recovery LPG sistem. Dan pada tahapan ini akan dibagi menjadi 2 bagian untuk
menjelaskan produk yang dihasilkan dari Process Recovery :
1. Produk LPG (Liquid Petroleum Gas)
Hydrocarbon Liquid yang sudah terbebas dari (C1) Methane dan (C2)
Ethane akan keluar dari bagian bawah Reboiler Ethanizer dan akan masuk ke De-
Buthanizer Column (T-421) Pada tray ke 24 dari 32 total tray De-Buthanizer
26

Column. Hydrocarbon Liquid (C3, C4, dan C5+ ) ini akan turun melalui tray-tray
sampai ke bagian Bottom dari De-Butanizer Column untuk masuk ke Reboiler
Buthanizer, di Reboiler ini Hydrocarbon Liquid di panas kan sampai 300-350 oF
maka C3 dan sedikit C4 akan memisah kan diri dari C5+ , C3 dan C4 akan keluar dari
bagian atas Reboiler dan masuk lagi ke De-Butanizer column, bertemu dengan
Hydrocarbon yang masuk dari tray ke 24. Maka akan terikat C3 dan C4 yang masuk
itu, terikut C3 dan C4 yang hasil dipanaskan di Reboiler menuju Top Buthanizer
column dengan bentuk vapour C3 dan C4, dan temperaturnya 130-140 oF, karena
bentuk dari C3 dan C4 ini vapour atau gas uap, maka untuk menjadikan liquid C3
dan C4 ini masuk ke dalam tube dari Buthanizer Air Cooler (AC-421). Keluar dari
AC Cooler C3 dan C4 sudah berbentuk liquid dengan temperature 90-115 oF.
Selanjutnya C3 dan C4 yang sudah berbentuk liquid ini akan di tampung di Reflux
Accumulator sebagai produk LPG (Liquid Petroleum Gas).
Produk LPG yang sudah di tampung di Reflux Acumulator ini akan di
pompa ± 7,7 FIT3/Min untuk di masukkan ke storage tank dengan kapasitas 335
M3.Dan ± 4,4 FIT3/Min akan di pompakan kembali ke De-Buthanizer Column
sebagai Recycle dengan tujuan agar supaya jika ada C5+ yangterikut ke Reflux
Acumulator dapat di kembalikan lagi untuk di Recovery lagi di Reboiler
Buthanizer. Dengan demikian berakhirlah Recovery LPG dari fraksinasi
hydrocarbon liquid.
2. Produksi Condensate (C5+)
Hydrocarbon Liquid C5+ akan terpisah dengan C3 dan C4 di Reboiler
Buthanizer jika C3 dan C4 keluar dari bagian atas Reboiler, maka C5 akan keluar
dari bagian bawah Reboiler pada temperature 300-350 oF. Fraksi berat ini yang
masih dalam bentuk liquid akan masuk ke AC Cooler (Air Cooler Buthanizer)
didalam tube dari AC Cooler (AC-422) tersebut. Setelah di dinginkan didalam tube
AC Cooler C5+ (kondensat) dalam bentuk liquid dibutuhkan temperature outlet AC
Cooler 90-115 oF.
Agar kedua produksi ini (LPG dan Condensate) ini dapat terjaga kualitas
dan kuantitasnya serta agar proses Recovery hydrocarbon ini dapat berjalan dengan
baik, maka outlet AC Cooler 422 di pasang alat control yang disebut dengan LCV-
4009 (Level Control Valve). LCV 4009 ini berfungsi untuk :
27

1. Menjaga level di Reboiler Buthanizer pada setting tertentu agar jangan sampai
volume Reboiler kosong, jika volume Reboiler kosong C3 akan masuk ke Line
Condensate.
2. Karena letak LCV 4009 berada di outlet AC Cooler Buthanizer LCV 4009 juga
berfungsi sebagai pengatur flow condensate yang masuk ke AC Cooler sehingga
condensate yang keluar dari AC Cooler benar-benar berbentuk liquid.
3. Secara otomatis LCV 4009 akan open jika level di Reboiler De-Buthanizer sudah
berada di atas setting LCV 4009, dan LCV 4009 akan closed. Jika level di
Reboiler sudah di bawah setting LCV 4009.
Parameter temperature pada kolom ini sangat menentukan pemisahan fraksi
ringan dan komposisi produk LPG. Parameter ini merupakan parameter yang harus
selalu dipantau. Temperature pada kolom debutanizer diatur dengan cara mengatur
Reboiler yang dapat dioperasikan pada temperature maksimum 3000F. Debutahizer
reboiler ini merupakan sebuah pemanas dengan tipe ketel. Aliran bawah dari kolom
debutanizer masuk ke reboiler dan dipanaskan oleh tubing yang dialiri oleh hot oil
sebagai media pemanas. Fraksi uap dari hasil pemanasan kemudian dimasukkan
kembali ke kolom debutanizer, sementara fraksi cair yang terdiri dari fraksi berat
keluar dari bagian bawah reboiler dan keluar sebagai Stabilized Condensate dengan
rvp lebih kecil dari 10 psig. (Anonim, 1998).
Aliran overhead dari Debutanizer Column yaitu komponen Propane (C3) dan
Butane (C4) akan menuju Debutanizer Air Cooler (AC-421) untuk proses
kondensasi sehingga komponen gas berubah menjadi liquid yaitu LPG yang akan
ditampung pada Debutanizer Reflux Accumulator.
Berikut merupakan Spesifikasi Produk LPG berdasarkan Reid Vapor
Pressure dan komposisi dalam %volume dilihat pada table 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi LPG
LPG Specification Nilai
Vapor Pressure (RVP) < 120 psig
C2 Content, vol % < 0,2
C3/C4 Content, vol % >97,5
C5 + Content, vol % <2
Sumber : keputusan Dirjen Migas No.25K/36.DDJM/1990
28

Pada bagian atas reflux accumulator terdapat line menuju flare. Line ini
digunakan untuk membuang fraksi metane dan etane yang mungkin terbawa dari
kolom debutanizer. Karena ketidakidealan proses pada debutanizer maka mungkin
saja terdapat fraksi yang lebih berat dari LPG yang terbawa menuju reflux
accumulator. Untuk menanggulangi hal tersebut maka dari reflux accumulator
dibuat aliran bercabang yaitu reflux menuju debutanizer sekitar 60% dengan LPG
Reflux Pump (P-421A/B) dan aliran LPG menuju strorage tank (V-510 A/B/C),
reflux ratio ini juga sangat menentukan kualitas dari LPG yang terbentuk. Besarnya
aliran LPG menuju storage ditentukan oleh besarnya perbedaan tekanan antara
kolom debutanizer dengan reflux accumulator.
Pada reflux accumulator terdapat venting system yang akan membuka apabila
terjadi pada level yang rendah tekanan accumulator tinggi, system ini berfungsi
untuk membuang fraksi ringan C1/C2 yang masih terikut ke aliran bawah
deethanizer. Namun apabila tekanan tinggi pada level yang tinggi, maka aliran
liquid ke storage yang akan membuka (Anonim, 1998).
Selain LPG, pada kolom debutanizer juga terdapat hidrokarbon yang lebih
berat yaitu kondensat berupa pentane (C5+) yang berupa liquid. Fraksi hidrokarbon
ini akan menjadi kondensat pada bagian bawah kolom debutanizer. Kondensat ini
masih memiliki suhu yang cukup tinggi dan bersifat kurang stabil sehingga suhunya
harus diturunkan. Proses penurunan suhu kondensat ini dilakukan pada Air Cooler
(AC-422). Selanjutnya kondensat yang telah stabil dialirkan menuju tanki
penampungan.
PT.Titis Sampurna menggunakan tanki penyimpanan dengan jenis Pressure
Tank berbentuk Cylinder Horizontal dan Fixed Cone Roof. Tanki jenis Sylinder
Horizontal ini digunakan untuk menyimpan produk LPG dengan kapasitas tanki
sebesar 160 ton. Dan tanki jenis Fixed Cone Roof digunakan untuk menyimpan
kondensat dengan kapasitas 480 M3.

Anda mungkin juga menyukai