Anda di halaman 1dari 5

Chemical Engineering Laboratory, 11 Mei 2020, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

KESETIMBANGAN UAP-CAIR ISOBARIK


VAPOR LIQUID EQUILIBRIUM (VLE)
Ikliliya Zahwa M; Hisam Mansur; Alicia Afirda Y; Rizkiyah Fatikhatul J.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang

1. Tujuan Praktikum pembentukan uap dari larutan juga diikuti dengan


Tujuan dari praktikum VLE adalah untuk mendapatkan proses pendidihan, sehingga dapat dikatakan suhu pada
data VLE sistem biner etanol (1) + air (2) isobarik pada saat destilat pertama kali jatuh merupakan suhu saat
tekanan atmosfir menggunakan peralatan Othmer Still larutan mendidih (dew point).
Modifikasi, serta membandingkan data densitas hasil Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa fraksi mol
praktikum dengan literatur yang diperoleh dari kurva etanol dalam larutan semakin tinggi menyebabkan titik
kalibrasi hubungan fraksi mol etanol dengan densitas. suhu kesetimbangan larutan pada saat destilasi semakin
2. Variabel Praktikum menurun, hal ini disebabkan karena komponen etanol
Variabel bebas pada praktikum ini adalah fraksi umpan bersifat volatile dengan titik didih 78,32°C, karena
etanol dengan nilai 51,7 gram, 59,7 gram dan 67,7 etanol dalam larutan memiliki titik didih yang lebih
gram. Sedangkan variabel tetapnya adalah pengaturan rendah, maka saat berada dalam larutan akan
suhu 95°C dan kecepatan pengadukan yaitu 200 rpm. menurunkan titik didih larutan tersebut. Sebaliknya
3. Hasil dan Pembahasan untuk komponen air yang bersifat non-volatile dengan
Suatu sistem dikatakan setimbang secata titik didih 100°C, semakin besar fraksi mol umpan
termodinamika jika sistem tersebut tidak mengalami ethanol, maka semakin tinggi suhu kesetimbangannya
kecenderungan ke arah perubahan pada skala (Sari, 2012). Pada tabel kesetimbangan X,Y etanol (1)-
makroskopis (Dwimasputra, A. dan Aden, N., 2017). air (2) menunjukkan bahwa pada titik 0,59 (komposisi
Kesetimbangan termodinamika merupakan umpan) fraksi mol hampir mendekati titik azeotrope.
terdistribusinya komponen-komponen dalam semua
fase pada suhu, tekanan dan fugasitas tertentu (Rasmito
et al, 2010). Dua fasa dikatakan berada dalam
kesetimbangan jika temperatur, tekanan, dan potensial
kimia yang terlibat di kedua fasa bernilai sama. Hal-hal
yang berpengaruh dalam sistem kesetimbangan
campuran yaitu tekanan (P), suhu (T), konsentrasi
komponen A dalam fase liquid (x) dan konsentrasi
komponen A dalam fase uap (y) (Sari, Ni Ketut, 2012).
Bentuk dan sumber data kesetimbangan antara fase
liquid dan fase gas diantaranya dapat digambarkan
dalam bentuk kurva kesetimbangan atau diperoleh
dengan cara eksperimen (Sari, Ni Ketut, 2010) Gambar 3. 1 Kurva Kesetimbangan T-xy
Pada operasi pemisahan fasa liquid-liquid ada beberapa
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa suhu
macam teknik pemisahannya, salah satunya yaitu
kesetimbangan yang berbeda menghasilkan fraksi yang
distilasi. Distilasi adalah proses yang digunakan untuk
berbeda pula. Semakin kecil suhu kesetimbangan
memisahkan campuran fluida berdasarkan titik didih
menyebabkan semakin besar juga fraksi distilat
yang diikuti oleh kondensasi. Salah satu alat yang
dikarenakan etanol dalam campuran semakin banyak
digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan
yang teruapkan sehingga massa distilatnya akan
antara fase liquid dan fase gas adalah Glass Othmer
semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan literatur
Still (Sari, Ni Ketut, 2012).
dimana suhu kesetimbangan etanol-air didapatkan pada
suhu 354,15 K (81°C) pada fraksi etanol.
3.1. Hubungan antara Fraksi Mol Etanol dan
Suhu Kesetimbangan 3.2. Hubungan antara fraksi mol etanol dan
Tabel 1. Hubungan antara fraksi mol etanol densitas distillat dan bottom
dan suhu kesetimbangan
Suhu Densitas merupakan massa partikel yang menempati
Fraksi mol
Running kesetimbangan massa unit volume tertentu (Krisnan, Rantan, dkk.
etanol umpan 2009) Dari hasil distilasi akan didapatkan distilat dan
(oC)
1 0,525 81 bottom product. Kemudian Distilat dan bottom product
2 0,560 80,5 ditimbang untuk mengetahui densitasnya menggunakan
3 0.591 80 piknometer.
4 0,618 79
Suhu kesetimbangan etanol-akuades ditentukan dari
suhu saat pertama kali destilat menetes karena
Chemical Engineering Laboratory, 11 Mei 2020, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Tabel 2. hubungan antara fraksi mol etanol


dan densitas distilat dan bottom product KESIMPULAN

Densitas 1. Semakin besar fraksi mol umpan etanol, maka


Fraksi mol Densitas distilat bottom suhu kesetimbangan semakin kecil dikarenakan
etanol umpan (gram/mL) product jumlah etanol dalam campuran semakin banyak
(gram/mL) yang teruapkan sehingga massanya akan semakin
0,70 0,886 0,896 besar
0,72 0,882 0,888 2. Semakin besar fraksi mol etanol umpan maka
0,74 0,880 0,884 semakin rendah densitas yang dihasilkan pada
0,76 0,876 0,880 distilat maupun bottom product karena etanol
memiliki densitas yang lebih rendah dibandingkan
aquades
Dari data di atas dapat dilihat densitas fase cair
cenderung mengalami penurunan seiring bertambahnya
fraksi mol etanol. Sehingga densitas campuran akan
mendekati densitas yang dimiliki etanol murni ketika DAFTAR PUSTAKA
fraksi mol ditingkatkan, yaitu semakin kecil. Dwimasputra, A. dan Aden, N. H. 2017. Pengukuran
Sistem kesetimbangan dua fasa pada tekanan konstan Uap-Cair Sistem Biner Isothermal 2-
dapat dikarakterisasi melalui kurva kalibrasi sebagai Butanol+Dietil Karbonat dan Tert-Butanol-Dietil
fungsi dari komposisi fasa uap-cair (fraksi mol dan Karbonat pada Temperature 303,15-323,15.
densitas). [Skrispi]. ITS, Surabaya.
Krisnan, Rantan, dkk. 2009. Penggunaan Solid Ex-
Decanter Sebagai Perekat Pembuatan Pakon
Komplit Berbentuk Palet : Evaluasi Fisik Pakam
Komplit Berbentuk Palet. Lokasi Penelitian
Kambing Potong. Sumatera Utara.
Rasmito, Agung dan Wulandari, Yustia. 2010. The
Use of Wilson Equation, Nrtl and Uniquac in
Predicting VLE of Ternary Systems. Jurnal
Teknik Kimia: Vol.4, No. 2. ITATS, Surabaya.
Salsabila, U., Mardiana, D., dan Indahyanti, E. 2013.
Kinetika Reaksi Fermentasi Glukosa Hasil
Hidrolisis Pati Biji Durian menjadi Etanol. Kimia
Student Journal:Vol 2 No.1 pp. 331-337.
Sari, Ni Ketut. 2010. Vapor-Liquid Equilibrium (VLE)
Water-Ethanol From Bulrush Fermentation.
Gambar 3. 2 Kurva Kalibrasi Fraksi Mol Etanol dengan Densitas Jurnal Teknik Kimia Vol 5, No 1, September
2010.
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara fraksi mol Sari, Ni Ketut. 2012. Data Kesetimbangan Uap-Air
etanol dengan densitas. Menurut literature semakin besar dan Ethanol-Air dari Hasil Fermentasi Rumput
fraksi mol etanol dalam aquades maka semakin rendah Gajah. Berkala Ilmiah Teknik Kimia Vol 1, No 1,
densitas yang dihasilkan. Hal ini karena etanol memiliki April 2012
densitas yang lebih rendah dibandingkan aquades
(Salsabila, Usyqi. Et al. 2013). Hal ini sudah sesuai dengan
hasil grafik di atas yang didapat dari percobaan ini.
.
Chemical Engineering Laboratory, 11 Mei 2020, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Lampiran

 Perhitungan densitas distilat


Massa piknometer terisi−massa piknometer kosong 19,4−14,97
Densitas Running 1 = = =
volume piknometer 5
0,886 g/mL
Massa piknometer terisi−massa piknometer kosong 19,38−14,97
Densitas Running 2 = =
volume piknometer 5
= 0,882 g/mL
Massa piknometer t erisi−massa piknometer kosong 19,37−14,97
Densitas Running 3 = =
volume piknometer 5
= 0,88 g/mL
Massa piknometer terisi−massa piknometer kosong 19,35−14,97
Densitas Running 4 = =
volume piknometer 5
= 0,876 g/mL

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Densitas Distilat

Volume
T setimbang Massa Massa piknometer Densitas
Perlakuan piknometer
(C) piknometer terisi (gram) (gram/mL)
(mL)
kosong (gram)
Running 1 81 14,97 5 19,4 0,886
Running 2 80,5 14,97 5 19,38 0,882
Running 3 80 14,97 5 19,37 0,88
Running 4 79 14,97 5 19,35 0,876

 Perhitungan densitas bottom


Massa piknometer terisi−massa piknometer kosong 19,45−14,97
Densitas Running 1 = =
volume piknometer 5
= 0,896 g/mL
Massa piknometer terisi−massa piknometer kos ong 19,41−14,97
Densitas Running 2 = =
volume piknometer 5
= 0,888 g/mL
Massa piknometer terisi−massa piknometer kosong 19,39−14,97
Densitas Running 3 = =
volume piknometer 5
= 0,884 g/mL
Massa piknometer terisi−massa piknometer kosong 19,37−14,97
Densitas Running 4 = =
volume piknometer 5
= 0,88 g/mL

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Densitas Buttom

Volume
T setimbang Massa Massa piknometer
Perlakuan piknometer
(C) piknometer terisi (gram) Densitas
(mL)
kosong (gram) (gram/mL)
Running 1 81 14,97 5 19,45 0,896
Running 2 80,5 14,97 5 19,41 0,888
Running 3 80 14,97 5 19,39 0,884
Running 4 79 14,97 5 19,37 0,88
Chemical Engineering Laboratory, 11 Mei 2020, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Tabel V.3 Hasil Perhitungan Fraksi Etanol cair dan uap

T setimbang Data Bottom Data Distilat


Densitas Densitas Densitas Densitas
(◦C) percobaan Fraksi Perhitungan Percobaan Fraksi Perhitungan
81 0,896 0,408563444 0,903419164 0,886 0,451873057 0,89400798
80,5 0,888 0,443049207 0,895925407 0,882 0,469898615 0,89009103
80 0,884 0,460885836 0,892049508 0,88 0,478911394 0,88813255
79 0,88 0,478911394 0,888132554 0,876 0,496936952 0,8842156

Tabel V.4 Data Densitas Produk

T setimbang Densitas
Perlakuan Fraksi Umpan Etanol
(◦C) Distilat Buttom
Running 1 81 0,525 0,886 0,896
Running 2 80,5 0,560 0,882 0,888
Running 3 80 0,591 0,88 0,884
Running 4 79 0,618 0,876 0,88

Grafik Hubungan Fraksi Mol Etanol Fase Uap (y) dengan


Fase Cair (x)

Kurva Kesetimbangan T-xy


Chemical Engineering Laboratory, 11 Mei 2020, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai