Anda di halaman 1dari 41

D.

3 Kolom Distilasi I (T-100)


Fungsi : Menghilangkan kandungan H2O yang terdapat pada campuran
Ethanol yang merupakan keluaran Pompa Pump-(103)
Prinsip Kerja : Kolom distilasi merupakan bejana tegak yang berdiri pada skirt
dan pondasi beton. Feed dialirkan kedalam kolom distilasi yang memiliki plate
yang tersusun secara seri. Pada operasi normal uap bergerak keatas melalui
lubang-lubang tray/ plate yang terdispersi oleh liquid yang mengalir
diatasnya. Akibat adanya kontak tersebut sejumlah liquid diuapkan,
kemudian sebagai produk (distilat) dan sebagiannya dikembalikan kedalam
kolom distilasi sebagai refluk. Hasil bawah akan dikeluarkan sebagai bottom
product.

Gambar D.1 Kolom Distilasi I (T-100)

LD-1
LD-2

Tabel D.3.1 Neraca Massa pada Kolom Distilasi I (T-100)


Massa Masuk Massa Keluar
Komponen (Kg/jam) (Kg/jam)
Feed Distillate Bottom
Ethylene 0 0 0
H2O 2.606,5158 441.9160 2.164,5999
Ethanol 8.834,2249 8.396,4153 437.8095
Sub Total 11.440,7407 8.838,3313 2.602,4094
Total 11.440,7407 11.440,7407
(Sumber: BAB III Neraca Massa, 2020)

Tabel D.3.2 Neraca Massa pada Kolom Distilasi I (T-100)


Mol Masuk Massa Keluar
Komponen (Kmol/jam) (Kmol/jam)
Feed Distillate Bottom
Ethylene 0 0 0
H2O 144,6851 24,5110 120,1740
Ethanol 191,7570 182,2619 9,4951
Sub Total 336,4420 206,7729 129,6691
Total 336,4420 336,4420

Tabel D.3.3 Kondisi Operasi pada Kolom Distilasi I (T-100)


Temperatur Tekanan Laju alir
Kondisi
(oC) (Atm) (Kg/jam)
Feed masuk 90 2 11.440,7407
Top 78,11 1 8.838,3313
Bottom 99,67 1,5 2.602,4094

Tabel D.3.4 Viskositas dan Densitas Campuran pada Kolom Distilasi I (T-
100)
Viskositas Densitas, ρ
Bagian
(cP) (Kg/m3)
Feed masuk 0,3853 801,07
Top 0,4343 754,79
Bottom 0,3006 923,28
(Sumber: Hysys, 2019)
LD-3

Tabel D.3.5 Fraksi Mol Campuran pada Kolom Distilasi I (T-100)


Komponen Feed Top Bottom
Ethylene 0 0 0
H2O 0,43 0,1185 0,9268
Ethanol 0,57 0,8815 0,0732
Total 1 1 1

Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui spesifikasi Kolom Distilasi


I (T-100), meliputi:
1. Kondisi operasi
2. Spesifikasi shell (diameter, tinggi dan tebal) dan head menara
3. Spesifikasi tray
4. Spesifikasi alat penunjang Kolom Fraksinasi

D.3.1 Penentuan Tipe Kolom Distilasi I (C-100)


Dalam perancangan menara distilasi ini dipilih jenis Tray dengan
pertimbangan diameter kolom lebih dari 3 ft (0,91 m) (Walas, 1990). Sedangkan
jenis tray yang digunakan adalah sieve tray dengan pertimbangan:
1. Pressure drop rendah dan efesiensi tinggi (tab. 9.22, ludwig, 1980)
2. Lebih ringan, murah karena pembuatannya lebih mudah
3. Biaya perawatan murah karena mudah dibersihkan.

D.3.2 Penentuan Bahan Konstruksi


Dipilih bahan konstruksi jenis Stainless Steel SA-283 grade C dengan
pertimbangan:
1. Mempunyai allowable stress yang besar
2. Struktur kuat
3. Tahan terhadap korosifitas tinggi

D.3.3 Kondisi Operasi


LD-4

Menententukan kondisi operasi dengan menggunakan metode


McCabe- Thiele. Berikut langkah menentukan kondisi operasi sebagai berikut:
1. Pengenalan dan asumsi
Metode grafik-matematika dapat ditentukan dengan nomor tray
teoritis atau stage yang dibutuhkan untuk pemisahan campuran komponen
A dan B digunakan metode McCabe-Thiele. Metode yang digunakan
kesetimbangan massa sekitar bagian tower, yang digunakan untuk garis operasi
kesetimbangan xy. Persamaan kesetimbangan massa total:
F=D+W (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-
3)
Persamaan kesetimbangan massa komponen:
F xF = D xD + W xW (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-
4)

2. Perhitungan bagian entriching (entriching section)


Section enriching merupakan perhitungan pada bagian atas atas
menara distilasi dari umpan masuk.
Persamaan kesetimbangan total:
Vn+1 = Ln + D (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-5)
Persamaan kesetimbangan komponen:
Vn+1 yn+1 = Ln xn + D xD (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-
6)
Persamaan menentukan garis operasi entriching
ln D xD
yn+1 = xn + (Geankoplis, 1993. Pers.
V n+ 1 V n+ 1
11.4-7)
Dengan slope = R/(R+1), dan intersept garis pada x = 0, y = xD/(R+1)
3. Perhitungan bagian stripping (stripping section)
Section stripping merupakan perhitungan pada bagian bawah
menara distilasi dari umpan masuk.
Persamaan kesetimbangan total:
LD-5

Vm+1 = Lm - D (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-9)


Persamaan kesetimbangan komponen:
Vm+1 ym+1 = Lm xm + D xw (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-
10)
Persamaan menentukan garis operasi entriching
Lm W xw
ym+1 = xm + (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-
V m+1 V m+1
11)
Dengan slope = Lm/(Vm+1), dan intersept garis pada x = 0,
y = -Wxw/Vm+1

4. Pengaruh dari kondisi feed


Hv−Hf
q= (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-
Hv−Hl
7)

Berikut gambar garis operasi dari q line:

Gambar D.2 Lokasi dari q line pada berbagai kondisi : cairan dibawah
titik didih (q >1), cairan pada titik didih (q = 1), cairan + uap (0 < q < 1),
saturated vapor (q = 0)
LD-6

D.3.4 Perhitungan kondisi Operasi


Neraca massa total :
Aliran Feed = Aliran Distilat + Aliran Distilat
F =D+W
11.440,7407 kg/jam = 8.838,3313 kg/jam + W
W = 11.440,7407 kg/jam – 8.838,3313 kg/jam
W = 2.602,4094 kg/jam

Neraca massa bagian Top product (enriching section)


xD = 0,95
Pada pinch point
XD
y =
( R❑ + 1 )
0 ,95
0.106 =
( R❑ + 1 )
(0 ,95 - 0,106)
R =
0,106
R = 7,3187
Diketahui bawha Reflux Ratio (R) sama dengan 1,2 – 1,5Rmin, sehingga
R = 1,5 x Rmin
7,3187
Rmin =
1,5
R = 4,8791
Ln
R =
D
Ln = 7,3187 × 8.838,3313 kg/jam
= 64.685,0952 kg/jam

Vn+1 = Ln + D (Geankoplis, 1993)


= 64.685,0952 kg/jam + 8.838,3313 kg/jam
= 73.523,4265 kg/jam

Neraca massa bagian Top product (enriching section)


XD = 0.95
LD-7

XD
y =
R+1
0.9 5
=
7,3187 + 1
= 0.1142

Neraca massa bagian bottom product (stripping section):


W = 2.602,4094 kg/jam
Lm = Ln + qF
= 64.685,0952 kg/jam + 0,57 x 11.440,7407 kg/jam
= 71.206,3175 kg/jam
Vm = Vn + (q-1)F (Geankoplis,1993)
= 73.523,4265 kg/jam + (0,57-1) x 11.440,7407 kg/jam
= 68.603,9080 kg/jam
Dengan slope = Lm/Wm+1 dari intersept garis pada x = 0
Lm
Dengan slope =
(Vm+1)
11.440,7404
=
8.838,3313
= 1,2944
Kemiringan q line = slope Lm/Vm+1
= slope tan α
1,2944 = tan α
Inf. Tan 1,2944 = 52,3128o

Garis operasi dan kesetimbangan dengan metode McCabe-Thiele


dapat dilihat pada gambar D.3
Dari gambar D.3 plate umpan masuk= 13
Jumlah plate + reboiler = 31
Jumlah plate = 31 – 1 = 30
LD-8

Binary Distillation with the McCabe-Thiele Method


1.0
Mole Fraction of Lighter Component in Vapour Phase

0.0
0.0 1.0

Mole Fraction of Lighter Component in Liquid Phase

Gambar D.3 Garis operasi dan kesetimbangan dengan metode McCabe-Thiele


D.3.5 Menentukan Spesifikasi kolom Destilasi
1. Jarak Antar Tray
Tinggi tray spacing pada umumnya antara 0,3 – 0,6 m (Coulson, 1983).
Diambil tray spacing = 0,55 m.
a. Laju alir massa bagian atas
Feed =F = 11.440,7407 kg/jam
Top product =D = 8.838,3313 kg/jam
Vapor rate =V = 75.523,4266 kg/jam
Liquid rate =L = 64.685,0952 kg/jam
b. Laju alir massa bagian bawah
Bottom product =W = 2.602,4094 kg/jam
Vapor rate = V’ = 68.603,9080 kg/jam
Liquid rate = L’ = 71.206,3175 kg/jam
LD-9

2. Perancangan Tray
Tray Spacing = 0,55 m
Diameter tray, (Dc) = 1,5 m = 59,0551 in
Luas tray, (Ac)
Ac = π/4 x Dc2
= 3,14/4 x (1,5)2
= 1,7663 m2
Luas downcomer, (Ad)
Ad = 0,12 Ac
= 0,12 x 1,7663 m2
= 0,2120 m2
Luas netto, (An)
An = Ac- Ad
= 1,7663 m2 - 0,2120 m2
= 1,5543 m2
Luas aktif, (Aa)
Aa = Ac – 2 Ad
= 1,7663 m2 – 2 x 0,2120 m2
= 1,3424 m2
Luas hole, (Ah)
Ah = 0,03 Aa
= 0,03 x 1,3424 m2
= 0,0403 m2
Dari figure 11.31 (Coulson, 1983), untuk Ad/Ac = 0,12, maka:
Lw/Dc = 0,77
Panjang weir, lw = 0,77 x Dc
= 0,77 x 1,5 m
= 1,1550 m
LD-10

Gambar D.4 Grafik penentuan panjang weir

a. Tinggi Weir (hw)


Untuk menara distilasi yang tekanan operasi di atas tekanan atmosfer, tinggi
weir yang digunakan antara 50 - 75 mm (Coulson,1983). Tinggi weir yang
digunakan adalah 50,8 mm (Hysys, 2019)
Tinggi weir yang digunakan (hw) = 50 mm = 0,05 m

b. Diameter Hole (dh)


Diameter hole yang biasa yang digunakan adalah antara 2,5 – 15 mm
(Coulson, 1983).
Diameter hole yang digunakan = 14 mm
= 0,014 m

c. Tebal tray
Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16
in), sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 3
mm. Untuk menara distilasi ini digunakan bahan carbon steel, sehingga tebal
plate yang digunakan = 3 mm = 0,003 m (Coulson, 1983).
LD-11

d. Layout tray
Digunakan cartridge-type construction dengan 50 mm unperforated strip
around tray edge dan 50 mm wide calming zones. Dari fig.11.32
(Coulson, 1983, hal. 465), untuk lw/Dc = 0,77, maka θc = 90o.
Derajat tray edge
(α) = 180o – θc
= 180o – 90o
= 90o
Lh/Dc = 0,2
Panjang rata-rata unperforated edge strips
α
Lav = x π x (Dc – hw)
180
90
= x 3,14 x (1,5 – 0,05)
180
= 2,2765 m
Luas unperforated edge strips
Aup = hw x Lav
= 0,05 x 2,2765 m
= 0,1138 m2
Luas calming zone
Acz = 2 x hw x (lw – (2 x hw))
= 2 x 0,05 x (1,1550 – (2 x 0,05))
= 0,1055 m2
Luas total tersedia untuk perforasi
Ap = Aa – (Aup + Acz)
= 1,3424 – (0,1138 + 0,1055)
= 1,1230 m2
Ah 0,0403
=
Ap 1,1 230
= 0,3853
Dari Fig. 11.33, hal, 466, Coulson, didapatkan nilai:
LD-12

Ip
= 2,65
dh

Hole pitch
Ip
Ip = x dh
dh
= 2,65 x 14
= 37,1 mm
= 0,0371 m
Jumlah holes
Area untuk 1 hole (Aoh)
π
Luas 1 lubang (Aoh) = x dh2
4
3,14
= x (14 mm)2
4
= 153,86 mm2
= 1,53 x 10-4 m2
Ah
Jumlah lubang =
Aoh
0,0403 m 2
=
1,53 x 10-4 m 2
= 261,73
= 262 lubang

e. Spesifikasi Tray
Diameter tray (Dc) = 1,5 m
Diameter lubang (dh) = 0,014 m
Hole pitch (Ip) = 0,0371 m
Jumlah hole = 262
Tray spacing = 0,55 m
Tray thickness = 0,003 m
Panjang weir = 1,1550 m
Tinggi weir = 0,05 m
LD-13

D.3.6 Mechanical Design


1. Head Menara
a. Menentukan Tebal Dinding dan Head Menara

Gambar D.5 Torispherical flanged and dished head


Keterangan :
th = Tebal head (in)
icr = Inside corner radius ( in)
r = Radius of dish ( in)
sf = Straight flange (in)
OD = Diameter luar (in)
ID = Diameter dalam (in)
b = Depth of dish (in)
OA = Tinggi head (in)

b. Menentukan Tebal Shell


Data perhitungan:
Poperasi = 2 Atm = 29,3919 psi
Pdesign = 1,2 x Poperasi
LD-14

= 1,2 x 29,3919 psi


= 35,2703 psi
Material carbon Steel SA-334 Grade C (alasan pemilihan material:
tahan terhadap korosifitas dan memiliki struktur kuat pada tekanan vakum) Data
perhitungan:
P = Tekanan design = 35,2703 psia
ri = Jari-jari design = 29,5276 in
F = Allowable stress = 12.650 psia (Brownel & Young, 1959)
C = Faktor korosi = 0,25 in/tahun (Brownel & Young, 1959)
E = Efisiensi pengelasan = 0,75 (Brownel & Young, 1959)
a =2

P x ri
ts = a x F x E- 0,6 x P + c
35,2703 psia x 29,5276
= 2 x 1 2. 650 psi x 0, 75 - 0,6 x 35,2703 psia + (0,25) in

= 0,3599 in
Digunakan tebal standar untuk shell: 3/8 in (Brownel & Young, 1959)

c. Menentukan Tebal Head


OD = ID + ( 2 x ts)
= 59,0551 + (2 x 0,375)
= 59,8051 in
Dari tabel 5.7 Brownell and Young:
icr = 3,625 in
rc = 60 in
1 rc
w =
4
(3 +

irc
)

1 60
=
4
(3 +

3,625
)

= 1,77 in
LD-15

P x rc x w
th =
2 x f x ɛ - 0,2 x P
35,2703 x 60 x 1,77
=
2 x 1 2.650 x 0, 75 - 0,2 x 35,2703
= 0,4471 in
t head standar = 1/2 in maka tebal yang digunakan:
t head = 1/2 in
Untuk tebal head 1 in, dari tael 5,8 Brownell and Young maka:
sf = 1,5 – 3
Diambil sf = 3 in
2
ID
b

= ( rc-icr )2 - ( 2
-icr )
= 3,7417 in
= 0.0950 m

d. Tinggi Head (OA)


sf = 3 in
OA = th + b + sf
= 0,5 + 3,7417 + 3
= 7,2417 in
= 0,6035 ft
= 0.1839 m
AB = ri – icr
= 29,5276 – 3,625
= 25,9026 in
= 0.6580 m
BC = rc – icr
= 60 – 3,625
= 56,375 in
= 1.4320 m
AC = √ BC2 - AB2
LD-16

= √ ( 56,375 )2 - (2 5,9026 ) 2
= 50,0720 in
= 1.2720 m
e. Head Menara
Dari perhitungan:
Diameter kolom = ID = Dc = 1,5 m = 4,9213
Luas kolom = 19,0118 ft2
Volume head = 0,000049 x Dc3
= 0,000049 x 4,92133
= 0,005840 ft3
Volume head pada sf = π/4 x ID2 x sf
= 3,14/4 x (4,9213)2 x 0,25
= 4,7530 ft3
Volume head total = V head tanpa sf + V head pada sf
= 0,005840 ft3 + 4,7530 ft3
= 4,7588 ft3
Blank diameter = OD + OD/24 + 2.sf + 2/3.icr
= 59,8051 + (59,8051/24) + (2 x 3) + (2/3 x 3,625)
= 70,7140 in
Untuk bagian bottom kolom:
L
Q =
ρl
11440,7407 kg/jam
=
801,0707 kg/ m 3
= 14,28 m3/jam
Waktu tinggal cairan dibawah plate terakhir: 3 – 10 menit (Ulrich, 1984).
Waktu tinggal cairan dipilih = 10 menit = 0,1666 jam
V cairan = Q x waktu tinggal
= 14,28 m3/jam x 0,1666 jam
= 2,38 m3
Tinggi cairan dalam shell (HL):
LD-17

V cairan
HL =
π/4 x Dc^2
2,38
=
3,14/4 x 1,52
= 1,3476 m
2. Tinggi Total Menara
Jarak dari plate teratas = 1 m = 3,28 ft
Jumlah plate = 30 buah
Tinggi head dengan tebal head = OA – sf
= 0,6035 ft – 0,25 ft
= 0,3535 ft
= 0,1075 m
Tinggi dibawah plate terbawah = HL + (OA – sf)
= 1,3476 + (0,1075)
= 1,4551 m
Tinggi total = (jarak dari plate teratas + (jumlah plate-1 x tray spacing) +
tebal
Plate x jumlah plate + tinggi head dengan tebal head + tinggi
dibawah plate terbawah)
= ( 1 + (30 x 0,55) + (0,05 x 30) + 0,1075 + 1,4551)
= 20,5626 m

D.3.7 Menentukan Perpipaan dan Nozzle Produk dan Umpan


1. Pipa Feed Menuju Kolom Distilasi
Diketahui:
G = 11.440,7407 kg/jam
= 7,0062 lb/s
µ = 0,3853 cP
= 0,00026 lb/ft s
ρ = 801,07 kg/m3
= 50,0092 lb/ft3
LD-18

G
Debit Aliran (Q) =
ρ
7,0062 lb / s
=
50,0092 kg/ ft 3
= 0,14 ft3/s
Di, optimum = 3,9 x Q0,45 x ρ0.13
= 3,9 x (0,14) 0,45 x (50,0092)0,13
= 2,6782 in
Dipilih spesifikasi pipa (Geankoplis, 1993)
Nominal pipa standar (NPS) = 3 in
Schedule number = 40 (standar)
ID = 3,068 in
= 0,2557 ft
OD = 8,625 in
A = Phi x (ID/2)2
= 0,1574 ft2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A
0, 14
=
0, 1574
= 0,8899 ft/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
50,0092 x 0,2557 x 0,8899
=
0,00026
= 43.947,8820
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar
untuk pipa feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1
adalah:
Size = 3 in
LD-19

OD of pipe = 3,55 in

2. Pipa Gas Keluaran Atas


Diketahui:
G = 73.523,4266 kg/jam
= 45,0253 lb/s
µ = 0,0073 cP
= 0,0006 lb/ ft s
ρ = 1,4829 kg/m3
= 0,0925 lb/ft3
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
45,0253
=
0,0925
= 486,3670 ft3/s
Di, optimum = 3,9 x Q0,45 x ρ0.13
= 3,9 x (486,3670)0,45 x (45,0253)0,13
= 22,96 in
Dipilih spesifikasi pipa (Nayyar, 2000)
Nominal pipa standar (NPS) = 24 in
Schedule number = STD (standar)
ID = 23,5 in
= 1,95 ft
OD = 24 in
A = Phi x (ID/2)2
= 2,98 ft2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A’
486,3278
=
2,98
= 163,19 ft/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
LD-20

45,0253 x 1,95 x 163,19


=
0,000 6
= 23.879.955,8
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar
untuk pipa feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1
adalah:
Size = 23 in
OD of pipe = 23,2339 in
3. Pipa Keluaran Bawah di Dasar Menara
Diketahui:
G = 71.206,3175 kg/jam
= 43,6063 lb/s
µ = 0,3752 cP
= 0,0002 lb / ft s
ρ = 848,2981 kg/m3
= 52,9575 lb/ft3
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
43,6063
=
52,9575
= 0,8234 ft3/s
Di, optimum = 3,9 x Q0,45 x ρ0.13
= 3,9 x (0,8234)0,45 x (52,9575)0,13
= 5,98 in
Dipilih spesifikasi pipa (Geankoplis, 1993)
Nominal pipa standar (NPS) = 6 in
Schedule number = 40 (standar)
ID = 6,065 in
= 0,5054 ft
OD = 6,625 in
LD-21

A = Phi x (ID/2)2
= 0,2005 ft2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A
0, 8234
=
0, 2005
= 4,1063 m/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
52,9575 x 0, 5054 x 4,1063
=
0,0002
= 435.829,5214
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar
untuk pipa feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1
adalah:
Size = 6 in
OD of pipe = 6,065 in

4. Pipa Destilat Reflux


Diketahui:
G = 64.685,0953 kg/jam
= 39,6128 lb/s
µ = 0,4343 cP
= 0,0003 lb/ ft s
ρ = 754,7931 kg/m3
= 47,1202 lb/ft3
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
39,6128
=
47,1202
= 0,8406 ft3/s
LD-22

Di, optimum = 3,9 x Q0,45 x ρ0.13


= 3,9 x (0,8406)0,45 x (47,1202)0,13
= 5,95 in
Dipilih spesifikasi pipa (Nayyar, 2000)
Nominal pipa standar (NPS) = 6 in
Schedule number = STD (standar)
ID = 6,065 in
= 0,5054 ft
OD = 6,625 in
A = Phi x (ID/2)2
= 0,2005 ft2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A’
0,8406
=
0,2005
= 4,1923 ft/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
47,1202 x 0,5054 x 4,1923
=
0,000 3
= 342.087,3481
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar
untuk pipa feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1
adalah:
Size = 6 in
OD of pipe = 6,625 in

5. Pipa Keluaran Reboiler ke Distilasi


Diketahui:
G = 68.603,9080 kg/jam
= 42,0127 lb/s
LD-23

µ = 0,3752 cP
= 0,0002 lb / ft s
ρ = 848,2981 kg/m3
= 52,9576 lb/ft3
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
42,0127
=
52,957 6
= 0,7933 ft3/s
Di, optimum = 3,9 x Q0,45 x ρ0.13
= 3,9 x (0,7933)0,45 x (52,9576)0,13
= 5,88 in
Dipilih spesifikasi pipa (Geankoplis, 1993)
Nominal pipa standar (NPS) = 6 in
Schedule number = 40 (standar)
ID = 6,065 in
= 0,5054 ft
OD = 6,625 in
A = Phi x (ID/2)2
= 0,2005 ft2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A
0, 7933
=
0, 2005
= 3,9562 m/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
52,9576 x 0,5054 x 3,9562
=
0,0002
= 419.901,0633
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar
untuk pipa feed.
LD-24

Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1
adalah:
Size = 6 in
OD of pipe = 6,065 in

D.3.8 Desain Manhole Access (Shell Manhole)


Manhole merupakan lubang pemeriksaan yang diperlukan pada saat
pembersihan atau peeriksaan pada bagian dalam kolom. Setiap pressure vessel
yang dalam operasinya melibatkan liquid ataupun vessel yang di dalamnya
terdapat alat lain seperti impeler, packing, plate dan lainnya sebaiknya
dilengkapi dengan manhole yang tujuannya untuk pemeriksaan dan perbaikan.
Untuk vessel dengan diameter antara 48 in sampai 96 in, digunakan manhole
dengan diameter dalam minimal 15 in. (Megyesy, 1983). Manhole dipasang
dengan tujuan sebagai tempat untuk perbaikan plate.

Gambar D.6 Detail desain manhole

Direncanakan manhole dipasang pada bagian samping sisi kolom


sebanyak 2 buah dengan ukuran standar 20 in berdasarkan rekomendasi API
standar 12 C. Maka Konstruksi manhole berdasarkan rekomendasi API Standard
12 C (Brownell and Young, appendix F item 3 dan 4 ) dengan spesifikasi:
LD-25

Diameter manhole (ID) = 20 in


Ketebalan cover plate = 5/8 in
Bolting-flange thickness after finishing = ½ in
Dimensi manhole 20 in berdasarkan rekomendasi API standar 12 C:
Ketebalan shell manhole = 0,3125 in
Ukuran Fillet Weld A = 0,1875 in
Ukuran Fillet Weld B = 0,3125 in
Afrox radius (R) = 5/8 in
Lenght of side (L) = 45 in
Width of renforcing plate (W) = 54 in
Max diamter of hole in shell = 24,5 in
Inside diameter of manhole = 20 in
Diameter bolt circle (DB) = 26,25 in
Diameter of cover plate (DC) = 28,75 in
D.3.9 Menghitung Berat Kolom
Berat total kolom = berat vessel + berat material
1. Berat vessel dan perlengkapannya
a. Berat shell
Data perhitungan:
ID shell = 1,5 m
= 59,0551 in
= 4,9213 ft
ts = 0,375 in
= 0.0312ft
OD shell = 59,8051 in
= 4,9733 ft
Hs = 67,4626 ft
ρcarbonstell = 489 lbm/ft3 (Foust, App. D.10)
Volume shell = ¼ π x Hs x (OD – ID)2
= ¼ x 3,14 x 67,4626 x (4,9733 – 4,9213)2
= 27,2899 ft3
LD-26

Berat shell total = Volume shell x ρcarbonstell


= 27,2899 ft3 x 489 lbm/ft3
= 13.334,7613 lb
= 6.053,0770 kg

b. Berat Disk Head


Data perhitungan:
ID head = 1,5 m
= 4,9213 ft
th = 0,5 in
= 0.0417ft
Panjang straight flange = 3 in = 0.25 ft
Inside corner radius = 3,625 in = 0.3021 ft
Blank diameter = 70,7136 in
= 5,8812 ft
ρcarbonstell = 489 lbm/ft3 (Foust, App. D.10)
Volume disk head = ¼ π x th x (bd)2
= ¼ x 3,14 x 0.0417x (5,8812)2
= 1,1316 ft3
Berat head = Volume disk head x ρcarbonstell
= 1,1316 ft3 x 489 lbm/ft3
= 553,3632 lb
= 251,0011 kg
Berat head dan bottom = 2 x berat head
= 2 x 251,0011
= 502,0022 kg
c. Berat Jaket Isolator
ρisolator = 489 lbm/ft3 (Foust, App. D.10)
Volume isolator = π x Dc x Tdis x sf
= 3,14 x 4,9213 x 67,4626 x 0,25
= 260,6207 ft3
LD-27

Berat isolator = Volume isolator x ρisolator


= 260,6207 ft3 x 489 lbm/ft3
= 127.443,5630 lb
= 57.807,3806 kg

d. Berat Opening
Berat manhole
Manhole 20 in = 428 lb (Brownell and Young, 1959)
= 194,1375 kg
Berat tutup = 29,2200 lb (Megyesy, pp 384)
= 13,2539 kg
Berat total manhole = 194,1375 kg + 13,2539 kg
= 207,3914 kg
Total manhole ada 2 = 2 x Berat manhole
= 2 x 207,3914 kg
= 414,7828 kg
Berat nozzle
Ukuran nozzle = nozzle feed + nozzle keluar
= (3) + (23+6+6+6)
= 44 in
Berat nozzle = (7,58) + 3 x ( 18,98 ) + ( 1969 )
= 2033,85 lb
= 922,5381 kg
Berat opening total = 414,7828 + 922,5381
= 1373,3210 Kg

e. Berat fluida dalam kolom


Waktu tinggal cairan dibawah plate terakhir 5-10 menit ( Ulrich, 1984).
Berat Fluida = Mass flow x 10 menit
= 11.440,7407 kg/jam x 0,1666 jam
= 1.906,7901 kg
LD-28

Maka berat total kolom adalah:


Berat total = berat shell + berat dish head and bottom + berat isolator + berat
opening + berat fluida dalam kolom
= 6.053,0770 + 502,0022 + 57.807,3806 + 1373,3210 +
1.906,790
= 67.606,5710 Kg

D.3.10 Wind Loading


Tekanan dinamis angin = ½ x Cd x ρa x Uw2
Untuk smooth cylinder = 0,05 x Uw2
Design 160 km/hr = (0,05)(160)2
= 1.280 N/m2
Sehingga, tekanan angin adalah 1.280 N/m2
Diameter rata-rata, termasuk isolator = 1,5 + 2(3 + 75) x 10-3
= 1,656 m
Loading (per linear meter), Fw = (1280) (1,656)
= 2.119,6800 N/m
Dimana x = Hv
= m (ketinggian menara)
x^2
Mx = Fw ( )
2
20,56262
= 2.119,68 x ( )
2
= 448.122,0986 Nm

D.3.11 Desain Skirt Support Menara Distilasi


Skirt adalah penyangga yang digunakan dan paling aman untuk menjaga
vertikal vessel. Skirt disatukan dengan vessel menggunakan pengelasan kontinyu,
ukuran pengelasan ditentukan berdasarkan ketebalan skirt. Ketebalan dari skirt
harus mampu untuk menahan dead weight dan bending moment dari vessel.
Ketebalan skirt harus lebih dari 6 mm.
LD-29

1. Momen pada base


M = Pw Dis H. hl (Megesy, 1983)
Keterangan:
Pw = wind presure 25 lb/ft2 (Tabel 9.1, Brownel, 1959)
Dis = diameter menara dengan isolator = 5,4331 ft
H = tinggi total menara = 67,4626 ft
hl = level arm = H/2 = 33,7313 ft
Sehingga momen pada base
M = 25 x 5,4331 x 67,4626 x 33,7313
= 309.087,5206 ft.lb

2. Momen pada ketinggian tertentu (batas antara penyambungan skirt)


MT = M-hT(V-0,5Pw DishT) (Megesy, 1983)
V = total shear = 7496,2550 lb
hT = ketinggian skirt =10 ft

Momen pada batas penyambung:


MT = 309.087,5206 – 10 x (7496,2550 – (0,5 x 25 x 5,4331 x 10)
= 210.701,8933 ft.lb

3. Menentukan tebal skirt


12 x M T W
t = 2
+ (Megesy, 1983)
R πSE DπSE
Keterangan:
Do = diameter luar skirt ,skirt dibuat bentuk cylindrical skirt = 67,75 in
E = efisiensi penyambung kolom dan skirt = 0,75 (butt joint welding)
MT =momen pada penyambung skirt & vessel = 160.348,5226 lb ft
R = radius luar skirt = 33,875 in
LD-30

S = Nilai stress dari head, bahan stainless steel = 12500 psi


W = Berat kolom (pada kondisi beroprasi) = 149.072,489 lb
Maka tebal skirt dapat dihitung seperti berikut:
12 x 210.701,8933 149.072,489
t = +
33,875 x 3 ,14 x 12650 x 0,75 67,75 x 3,14 x 12650 x 0,75
2

= 0,14 in (digunakan t = 0,19 in)

Butt Welded

tebal skirt
Gambar D.7 Sketsa Skirt Menara Distilasi

D.3.11 Desain Anchor Bolt


Vertikal vessel harus merekat erat pada concrete fondation, skirt atau
yang lain dengan anchor bolt dan base (bearing) ring. Jumlah anchor bolt harus
4 atau kelipatannya untuk setiap vertikal vessel, pada vessel yang tinggi sebaiknya
LD-31

menggunakan 8 buah anchor bolt. Agar merekat kuat pada concrete fondation,
anchor bolt sebaiknya tidak dipasang terlampau dekat, yakni tidak kurang dari 18
in. Pada vessel dengan diameter kecil agar jarak minimal dari anchor bolt
terpenuhi, sebaiknya menggunakan conical skirt atau wider base ring with
gussets, atau anchor bolt chair.
1. Menentukan Maximum Tension
12M W
T = - (Megesy, 1983)
AB CB
Keterangan:
M = Momen pada base ring berdasarkan tekanan angin = 309.087,5206 ft.lb
W = Berat vessel = 149.072,489 lb
Diameter tempat bolt dipasang diasumsikan sebesar 24 in
Sehingga:
π
AB = x D2
4
3.14
= x (24)2
4
= 452,16 in2
CB =πxD
= 3,14 x 24
= 75,36 in
Sehingga maximum tension pada bolt dapat dihitung sebagai berikut:
12 × 309.087,5206 149.072,489
T = -
452,16 75,36
= 6.224,8216 ft/lin.in

2. Menentukan area bolt


T × CB
BA =
SB × N
(Megesy, 1983)
Keterangan :
T = Maximum tension of bolt = 6.224,8216 ft/lin.in
LD-32

SB = Maximum allowable stress value dari material bolt = 12.650 psi


CB = Circumference pada lingkaran bolt = 75,36 in
N = Jumlah anchor bolt = 8 buah
Sehingga:
6.224,8216 × 75 ,36
BA =
12.650 × 8
= 4,6354 in2
Diperlukan bolt area sebesar 4,6354 in2 yang kemudian ditambahkan
dengan faktor korosi sebesar 0,25 in2 sehingga bolt area digunakan sebesar
4,9025 in2. Berdasarkan Tabel.A (Megesy hal-77, 1983), maka digunakan bolt
berukuran 2,5 in sebanyak 8 buah.
I2 = 3,0625 in
I3 = 2.375 in

3. Desain anchor bolt chair


Pada menara distilasi, anchor bolt didesain dengan menggunakan
chair agar lebih kuat dan mampu untuk menahan menara bermuatan berat,
digunakan bolt dengan ukuran 1,875 in maka dari tabel standar chair anchor
bolt, tabel berdasarkan Scheiman A.D. Shorts Cuts to anchor Bolting and Base
Ring Sizing, Petroleum Refiner, June 1963. (Megesy hal 76, 1983).

A = 3.25 in D = 1 in G = 3 in
B = 6 in E = 2 in
LD-33

C = 4 in F = 2,75 in

Gambar D.8 Sketsa anchor bolt chair

4. Stress pada anchor bolt


T × CB
SB =
BA × N
= 12.002,6631 psi
Jadi stress pada anchor bolt = 12.002,6631 psi < 15.000 psi (memenuhi)
Berikut ini adalah gambar penyangga menara distilasi

Gambar D.9 Sketsa penyangga menara distilasi

D.3.12 Desain Base Ring/Bearing Plate


LD-34

Beban yang ditopang pada skirt dilanjutkan ke pondasi menara melalui


base ring. Base ring harus cukup lebar agar bisa mendistribusikan beban ke
pondasi secara merata sehingga cukup kuat untuk menahan beban menara.
1. Menentukan maksimum kompresi dari base ring
12M W
Pc = +
As Cs
Keterangan :
M = Momen base ring = 309.087,5206 ft.lb
W = Berat vessel = 149.072,489 lb
π
As = x Do2
4
3 ,14
= x (67.75)2
4
= 53,1838 in2
Cs = π x Do
= 3,14 x 67,75
= 212,7350 in
Sehingga,
12 × 309.087,5206 149.072,489
Pc = +
53 ,1838 212,7350
= 70.441,0345 lb/lin.in

2. Menentukan lebar dari base ring


Pc
l =
fb
Keterangan:
fb = Safe bearing load = 750 psi
Pc = Kompresi maksimum pada base ring = 53.761,2619 lb/lin.in
Sehingga,
70.441.0345
l =
750
= 93,9214 in

Dari tabel A (Megesy hal-69, 1983) digunakan bolt dengan ukuran 2,5 in.
I2 = 3,0625 in
LD-35

I3 = 2.375 in
Maka,
li = l2 + l3
= (2.375 + 3,0625) in
= 5,4375 in
3. Menentukan ketebalan base ring
tB = 0,32 x li
tB = 0,32 x 5,4375 in
= 1,7400
Sehingga ketebalan base ring (tB) yang digunakan adalah 1,75 in

D.3.13 Desain Flange Tutup (Head dan Bottom)


1. Sambungan head dengan shell
Sambungan antara tutup bejana dengan bagian shell menggunakan sistem
flange dan baut. Bahan konstruksi yang dipilih berdasarkan pada kondisi operasi.
Data perancangan :
Tekanan desain = 35,2703 psi
Material flange = Carbon steel SA-240 grade C
Bolting steel = Carbon steel SA-193 grade B7
Material gasket = Asbestos composition
Diameter luar shell, B = 59,8051 in
Ketebalan shell = 0,7500 in
Diameter dalam shell = 59,0551 in
Tegangan dari material flange (fa) = 17.000 psi
Tegangan dari bolting material (fb) = 20.000 psi
Tipe flange terlihat pada gambar berikut :
LD-36

Gambar D.10 Tipe flange dan dimensinya

2. Perhitungan lebar gasket


y - P.m
do/di =
√ y - [P ( m+1 ) ]
(Pers. 12.2 Brownell and

Young 1959)
Dimana :
do = diameter luar gasket, in
di = diameter dalam gasket, in
y = yield stress, lb/in2 (fig 12.11)
m = faktor gasket (fig 12.11)
Digunakan material gasket yaitu soft steel, dari Fig 12.11 Brownell and Young
diperoleh :
y = 18.000 dan m = 5,5
Sehingga
y - P.m
do/di =
√ y - [P ( m+1 ) ]

18000 - ( 35 ,2703 x 5,5 )


=
√ 18000 - [35,2703 (5,5 + 1 ) ]
= 1,0204
Asumsi bahwa diameter dalam gasket di sama dengan diameter luar shell 60,8051
in, Sehingga :
Do = 1,0204 x 60,8051 in = 61,0251 in
LD-37

Lebar gasket minimum ( N) :


do-di
N =
2
= 0,51 in
Digunakan gasket dengan lebar 0,5 in
Diameter gasket rata-rata, G = do + lebar gasket
= 61,0251 in + 0,51 in
= 61,5351 in

Wm1 = Hy =bxπxGxy
= 0,2550 x 3,14 x 61,5351 x 18.000
= 886.881,1287 lb
Berat untuk menjaga joint tight saat operasi digunakan persamaan 12.90 Brownell
Hp =2xbxπxGxmxp
= 2 x 0,2550 x 3,14 x 61,5351 x 5,5 x 35,2703
= 19.115,8999 lb
Keterangan :
Hp = beban join tight (lb)
m = faktor gasket (fig 12.11)
b = Effective gasket (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)
P = Tekanan operasi (psi)

Beban dari tekanan internal dihitung dengan persamaan 12.89 Brownell & young
(1959).
π G2
H = P
4
3 ,14 (61,5351)2
H = x 35,2703
4
= 104.839,5073 lb

Beban operasi total dihitung dengan persamaan 12.91 Brownell & young (1959).
LD-38

Wm2 = H + Hp
= 104.839,5073 lb + 19.115,8999 lb
= 123.955,4072 lb

Wm2 lebih besar dari Wm1 sehingga Wm2 sebagai beban pengontrol.
Perhitungan luas baut minimum (minimum bolting area) (Pers. 12.92 Brownell &
Young, 1959).
Wm2
Aml =
fb
Keterangan :
fb = tegangan material bolt = 20.000 psi
123.955,4072
Aml =
20.000
= 6,1978 in2

3. Perhitungan ukuran baut minimum


Dari tabel 10.4, Brownell & Young Digunakan baut berukuran 2 in sebanyak 8
baut. Bolt circle diameter yang digunakan 59,4301 in.
C = 59, 4301 in.

Gambar D.11 Detail ukuran baut


4. Perhitungan diameter flange luar
Flange OD (A) = bolt circle diameter + 2 E
= 59, 4301in.+ (2 x 1,8750)
= 63,1801 in
= 1,6048 m
LD-39

Periksa lebar gasket :


Abactual = 4,9052 x 5
= 24,5258 in2
Lebar gasket minimum :
Ab actual x f allow
Nmin =
2yπG
24,5258 x 17000
=
2 x 18.000 x 3.14 x 61,5351
= 0,0599 in < 0,40 in (memenuhi)

5. Perhitungan momen
Untuk bolting up condition (no internal pressure) persamaan untuk mencari beban
desain
W = ½ (Ab + Am) f (Pers. 12.91, Brownell, 1959)
= ½ (24,5258 in2 + 6,1978 in2) x 17000 psi
= 261.1150,5250 lb

Persamaan untuk mencari hubungan lever arm


hG = ½ (C – G) (Pers. 12.101, Brownell, 1959)
= ½ (59,4301 – 54,4989) in
= 2,4656 in
Untuk kondisi beroperasi, flange moment adalah sebagai berikut:
Ma = W x hG
= 261.1150,5250 lb x 2,4656 in
= 643.892,7235 lb.in

Untuk HD digunakan persamaan 12.96 Brownell & Young.


HD = 0,785 x B2 x p
B adalah diameter luar shell = 59,8051 in
HD = 0,785 x 59,80512 in x 35,2703
LD-40

HD = 99.027,3716 lb
The lever arm, gunakan persamaan 12.10 Brownell & Young.
hD = ½ (C – B)
= ½ (59,4301 - 54,4989)
= 2,4656 in

The moment, MD gunakan persamaan 12.96 Brownell & Young.


MD = HD x hD
= 99.027,3716 lb x 2,4656 in
= 244.161,8875 lb in

HG dicari menggunakan persamaan 12.98 Brownell & Young.


HG = W – H = Wm1 – H
= 782.041,6215 lb
hG = ½ (C – G)
= 2,215 in

Momen dicari dengan persamaan 12.98 Brownell & Young


MG = HG x hG
= 20.972,3953 lb.in
HT dihitung dengan menggunakan persamaan 12.97 Brownell & Young
HT = H - HD
= 5.812,1356 lb

Hubungan lever arm adalah dengan persamaan 12.102 Brownell & Young.
hT = ½ (hD + hG)
= 2,3403 in
The moment dicari dengan persamaan 12.97 Brownell & Young
MT = HT x hT
= 13.602,1410 lb in
Jumlah momen pada kondisi operasi, MO
LD-41

MO = MD + MG + MT (Pers. 12.99, Brownell, 1959)


= (244.161,8875 + 20.972,3953 + 13.602,1410) lb.in
= 278.736,4238 lb.in
Momen operasi adalah momen pengontrol, sehingga Mmax= 278.736,4238 lb.in

6. Perhitungan tebal flange

t =
√ YMmax
fB
Diketahui:
K = A/B = 1,17
Dari fig. 12.22 Brownell didapat nilai Y = 10
Sehingga di dapat ketebalan flange adalah, t = 3,16 in

Gambar D.12 Detail Untuk Flange dan Bolt Pada Head Menara

Anda mungkin juga menyukai