Anda di halaman 1dari 28

D.

2 Kolom Distilasi I (C-100) (Eri Priyana/ 150140098)


Fungsi : Memisahkan Benzena dengan toleune
Prinsip Kerja : Kolom distilasi merupakan bejana tegak yang berdiri pada skirt dan
pondasi beton. Feed dialirkan kedalam kolom distilasi yang memiliki plate yang tersusun
secara seri. Pada operasi normal uap bergerak keatas melalui lubang-lubang tray/ plate
yang terdispersi oleh liquid yang mengalir diatasnya. Akibat adanya kontak tersebut
sejumlah liquid diuapkan, kemudian sebagai produk (distilat) dan sebagiannya
dikembalikan kedalam kolom distilasi sebagai refluk. Hasil bawah akan dikeluarkan sebagai
bottom product.

Gambar D.1 Kolom Destilasi I (C-100)


Tabel D.2.1 Neraca Massa pada Kolom Distilasi I (C-100)
Massa Masuk Massa Keluar
Komponen (Kg/jam) (Kg/jam)
Feed Distillate Bottom
C7H8 3516,5730 128,3566 3385,8061
C6H6 51695,9158 51498,9328 64,9320
CH4 379,38201 379,3819 -
Sub Total 55457,4097 52006,6713 3450,7381
Total 55457,4097 55457,4097
(Sumber: BAB III Neraca Massa, 2020)

Tabel D.2.2 Kondisi Operasi pada Kolom Distilasi I (C-101)


Temperatur Tekanan Laju alir
Kondisi
(oC) (KPa) (Kg/jam)
Feed masuk -10 1013,25 55457,4097
Top -40,16 810,6 52006,6713
Bottom 203,2 810,6 3450,7381

Tabel D.2.3 Viskositas dan Densitas Campuran pada Kolom Distilasi I (C-100)
Viskositas Densitas, ρ
Bagian
(cP) (Kg/m3)
Feed masuk 0,9648 898,3473
Top 1,7716 928,3795
Bottom 0,1195 671,7433
(Sumber: Hysys, 2020)

Tabel D.2.4 Faksi Mol Campuran pada Kolom Distilasi I (C-100)


Komponen Feed Top Bottom
C7H8 0,0528 0,0020 0,9779
C6H6 0,9144 0,9634 0,0221
CH4 0,0328 0,0346 0,000
Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui spesifikasi Kolom Distilasi I (C-101),
meliputi:
1. Kondisi operasi
2. Spesifikasi shell (diameter, tinggi dan tebal) dan head menara
3. Spesifikasi tray
4. Spesifikasi alat penunjang Kolom Fraksinasi
D.2.1 Penentuan Tipe Kolom Distilasi I (C-100)
Dalam perancangan menara distilasi ini dipilih jenis Tray dengan pertimbangan
diameter kolom lebih dari 3 ft (0,91 m) (Walas, 1990). Sedangkan jenis tray yang
digunakan adalah sieve tray dengan pertimbangan:
1. Pressure drop rendah dan efesiensi tinggi (tab. 9.22, ludwig, 1980)
2. Lebih ringan, murah karena pembuatannya lebih mudah
3. Biaya perawatan murah karena mudah dibersihkan.

D.2.2 Penentuan Bahan Konstruksi


Dipilih bahan konstruksi jenis Carbon Steel SA-283 grade C dengan pertimbangan:
1. Mempunyai allowable stress yang besar
2. Struktur kuat
3. Tahan terhadap korosifitas tinggi

D.2.3 Kondisi Operasi


Menententukan kondisi operasi dengan menggunakan metode McCabe- Thiele.
Berikut langkah menentukan kondisi operasi sebagai berikut:
1. Pengenalan dan asumsi
Metode grafik-matematika dapat ditentukan dengan nomor tray teoritis atau
stage yang dibutuhkan untuk pemisahan campuran komponen A dan B digunakan
metode McCabe-Thiele. Metode yang digunakan kesetimbangan massa sekitar bagian
tower, yang digunakan untuk garis operasi kesetimbangan xy. Persamaan kesetimbangan
massa total:
F=D+W (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-3) (G.1)
Persamaan kesetimbangan massa komponen:
F xF = D xD + W xW (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-4) (G.2)

2. Perhitungan bagian entriching (section entriching)


Section enriching merupakan perhitungan pada bagian atas atas tower distilasi
dari umpan masuk.
Persamaan kesetimbangan total:
Vn+1 = Ln + D (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-5) (G.3)
Persamaan kesetimbangan komponen:
Vn+1 yn+1 = Ln xn + D xD (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-6) (G.4)
Persamaan menentukan garis operasi entriching
ln D xD
yn+1 = xn + (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-7) (G.4)
V n+ 1 V n+ 1
Dengan slope = R/(R+1), dan intersept garis pada x = 0, y = xD/(R+1)

3. Perhitungan bagian stripping (section stripping)


Section stripping merupakan perhitungan pada bagian bawah tower distilasi
dari umpan masuk.
Persamaan kesetimbangan total:
Vm+1 = Lm - D (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-9) (G.5) Persamaan
kesetimbangan komponen:
Vm+1 ym+1 = Lm xm + D xw (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-10) (G.6)
Persamaan menentukan garis operasi entriching
Lm W xw
ym+1 = xm + (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-11) (G.7)
V m+1 V m+1
Dengan slope = Lm/(Vm+1), dan intersept garis pada x = 0,
y = -Wxw/Vm+1

4. Pengaruh dari kondisi feed


Hv−Hf
q= (Geankoplis, 1993. Pers. 11.4-7) (G.4)
Hv−Hl

Berikut gambar garis operasi dari q line:

Gambar D.2 Lokasi dari q line pada berbagai kondisi : cairan dibawah
titik didih (q >1), cairan pada titik didih (q = 1), cairan + uap (0 < q < 1), saturated vapor (q
= 0)

D.2.4 Perhitungan kondisi Operasi


Neraca massa total:
Aliran Feed = Aliran destilat + aliran bottom
55457,4097 kg/jam = 52006,6713 Kg/jam + W
W = 55457,4097 Kg/jam - 52006,6713 Kg/jam
W = 3450,7381 Kg/jam
Neraca massa bagian Top product (section enriching):
Rasio reflux (R) = 1
R = Ln/D
Ln =1xD
= 1 x 52006,6713 Kg/jam
= 52006,6713 Kg/jam
Vn = Ln + D (Geankoplis,1993)
= 52006,6713 Kg/jam + 52006,6713 Kg/jam
= 104013,3426 Kg/jam
Neraca massa bagian top product (entriching section):
xD = 0,94
XD
y =
(R+1)
0,94
=
(1+1)
= 0,47
Neraca massa bagian bottom product (section stripping):
W = 3450,7381 Kg/jam
Lm =F
= 55457,4097 kg/jam
Vm+1 = Lm – W (Geankoplis,1993)
= 55457,4097 kg/jam - 3450,7381 Kg/jam
= 52006,6716 Kg/jam
Dengan slope = Lm/Wm+1 dari intersept garis pada x = 0
Lm
Dengan slope =
(Vm+1)
55457,4097
=
52006,6716
= 1,07
Kemiringan q line = slope Lm/Vm+1
= slope tan α
1,07 = tan α
Inf. Tan 1,07 = 46,94o

Garis operasi dan kesetimbangan dengan metode McCabe-Thiele dapat dilihat


pada gambar D.3
Dari gambar D.3 plate umpan masuk= 4
Jumlah plate + reboiler =9
Jumlah plate =9–1=8

Gambar D.3 Garis operasi dan kesetimbangan dengan metode McCabe-Thiele

D.2.5 Menentukan Spesifikasi kolom Fraksinasi


A. Jarak Antar Tray
Tinggi tray spacing pada umumnya antara 0,3 – 0,6 m (Coulson, 1983). Diambil tray
spacing = 0,60 m.
 Laju alir massa bagian atas
Feed =F = 55457,4097 Kg/jam
Top product =D = 52006,6716 Kg/jam
Vapor rate =V = 0 Kg/jam
Liquid rate =L = 52006,6716 Kg/jam

 Laju alir massa bagian bawah


Bottom product =B = 3450,7381 Kg/jam
Vapor rate = V’ = 0 Kg/jam
Liquid rate = L’ = 3450,7381 Kg/jam

B. Perancangan Tray
Tray Spacing = 0,6 m (Hysys,2020)
Diameter tray, (Dc) = 1,5 m (Hysys,2020)
Luas tray, (Ac)
Ac = π/4 x Dc2
= π/4 x (1,5)2
= 1,768 m2
Luas downcomer, (Ad)
Ad = 0,12 Ac
= 0,12 x 1,768 m2
= 0,212 m2
Luas netto, (An)
An = Ac- Ad
= 1,768 m2 - 0,212 m2
= 1,556 m2
Luas aktif, (Aa)
Aa = Ac – 2 Ad
= 1,768 m2 – 2 x 0,212 m2
= 1,344 m2
Luas hole, (Ah)
Ah = 0,03 Aa
= 0,03 x 1,344 m2
= 0,040 m2
Dari figure 11.31 (Coulson, 1983), untuk Ad/Ac = 0,12, maka:
Lw/Dc = 0,76
Panjang weir, lw = 0,76 x Dc
= 0,76 x 1,5 m
= 1,14 m

Gambar D.4 Grafik penentuan panjang weir

Tinggi Weir (hw)


Untuk menara distilasi yang tekanan operasi di atas tekanan atmosfer, tinggi weir yang
digunakan antara 50 - 75 mm (Coulson,1983). Tinggi weir yang digunakan adalah 50,08
mm (Hysys, 2020)
Tinggi weir yang digunakan (hw) = 50,80 mm = 0,0508 m

Diameter Hole (dh)


Diameter hole yang biasa yang digunakan adalah antara 2,5 – 15 mm (Coulson, 1983).
Diameter hole yang digunakan = 6,35 mm (Hysys, 2020)

Tebal tray
Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in),
sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 3 mm. Untuk
menara fraksinasi ini digunakan bahan carbon steel, sehingga tebal plate yang digunakan
= 5 mm. (Coulson vol 6 1ed p465, 1983).
Layout tray
Digunakan cartridge-type construction dengan 50 mm unperforated strip around tray
edge dan 50 mm wide calming zones. Dari fig.11.32 (Coulson, 1983, hal. 465), untuk
lw/Dc = 0,76, maka θc = 93o.
 Derajat tray edge
(α) = 180o – 93o
= 180o – 93o
= 87o
Lh/Dc = 0,18
 Panjang rata-rata unperforated edge strips
α
Lav = x π x (Dc– hw)
180
87 22
= x x (1,5 – 0,0508)
180 7
= 1,5069 m
 Luas unperforated edge strips
(Aup) = hw x Lav
= 0,0508 x 1,5069 m
= 0,766 m
 Luas calming zone
(Acz) = 2 x hw x (lw – (2 x hw))
= 2 x 0,0508 x (1,14 – (2 x 0,0508))
= 0,0142 m2
 Luas total tersedia untuk perforasi
Ap = Aa – (Aup + Acz)
= 1,344 – (0,766 + 0,0142)
= 0,5638 m2
Ah 0,040
=
Ap 0,5638
= 0,071
Dari Fig. 11.33, hal, 466, Coulson, didapatkan nilai:
Ip
= 2,8
dh
 Hole pitch
Ip
Ip = x dh
dh
= 2,8 x 6,35
= 17,78 mm
= 0,0178 m
 Jumlah holes
Area untuk 1 hole (Aoh)
π
Luas 1 lubang (Aoh) = x dh2
4
22 1
= x x (6,35 mm)2
7 4
= 31,68 mm2
= 0,3168 x 10-4 m2
Ah
Jumlah lubang =
Aoh
0,040 m 2
=
0,3168 x 10(−4) m2
= 1262 lubang

C. Spesifikasi Tray
Diameter tray (Dc) = 1,5 m (Hysys, 2020)
Diameter lubang (dh) = 0,00635 m (Hysys, 2020)
Hole pitch (Ip) = 0,0178 m
Jumlah hole = 1262
Tray spacing = 0,6 m (Hysys, 2020)
Tray thickness = 0,003 m (Hysys, 2020)
Panjang weir = 1,14 m
Tinggi weir = 0,0508 m (Hysys, 2020)

D.2.6 Mechanical Design


A. Head Menara
 Menentukan Tebal Dinding dan Head Menara
Gambar D.5 Torispherical flanged and dished head

Keterangan :
th = Tebal head (in)
icr = Inside corner radius ( in)
r = Radius of dish ( in)
sf = Straight flange (in)
OD = Diameter luar (in)
ID = Diameter dalam (in)
b = Depth of dish (in)
OA = Tinggi head (in)

 Menentukan Tebal Shell


Data perhitungan:
Poperasi = 810,6 KPa (Hysys, 2020)
Pdesign = 1,2 Poperasi
= 1,2 * 810,6 KPa
= 972,72 KPa
= 141,08 Psia
Material carbon Steel SA-285 Grade C (alasan pemilihan material: tahan
terhadap korosifitas dan memiliki struktur kuat pada tekanan vakum) Data perhitungan:
P = Tekanan design = 141,08 psia
ri = Jari-jari design = 29,5275 in
F = Allowable stress = 13.300 psia (Brownel & Young, 1959)
C = Faktor korosi = 0,02 in/tahun (Brownel & Young, 1959)
N = Umur alat = 20 tahun
E = Efisiensi pengelasan = 0,85 (Brownel & Young, 1959)
a =2

P x ri
ts = a x F x E−1,2 x P + n.c
141,08 psia x 29,53
= 2 x 13.300 psia x 0,85−1,2 x 141,08 psia + 20 (0,02) in

= 0,597 in
Digunakan tebal standar untuk shell: ½ in (Brownel, 1959)

 Menentukan Tebal Head


OD = ID + ( 2 x ts)
= 59,055 + (2 x 0,597)
= 60, 249 in
Dari tabel 5.7 Brownell and Young:
icr = 3,63 in
rc = 54 in
1 rc
w =
4
(3 +

irc
)

1 3,63
=
4
(3 +

54
)

= 0,814
P x rc x w
th =
2 x f x ɛ−0,2 x P
141,08 x 54 x 0,814
=
2 x 13.300 x 0,85−0,2 x 141,08
= 0,275 in
t head standar = 1,75 in maka tebal yang digunakan:
t head = 1,75 in
Untuk tebal head 1,75 in, dari tael 5,8 Brownell and Young maka:
sf = 4,5 – 1,5
Diambil sf = 3 in
b

= ( rc−icr ) 2− ( ID2 −icr ) 2
= 43,20 in
= 1,09 m

 Tinggi Head (OA)


sf = 3 in
OA = th + b + sf
= 0,275 + 43,20 + 3
= 46,475 in
= 1,028 m
AB = ri – icr
= 29,528–3,63
= 25,898 in
= 0,658 m
BC = rc – icr
= 54 – 3,63
= 50,37 in
= 1,279 m
AC = √ BC 2− AB 2
= √ 50,372−25,37 2
= 43,514 in
= 1,105 m
 Head Menara
Dari perhitungan:
Diameter kolom = ID = Dc = 1,5 m (Hysys, 2020)
Luas kolom = 1,264 m
Volume head = 0,000049 x Dc3
= 0,000049 x 1,53
= 1,654 x 10-4 m3
Volume head pada sf = π/4 x ID2 x sf
= 3,14/4 x 1,5 x 0,0762
= 0,135 m3
Volume head total = V head tanpa sf + V head pada sf
= 1,654 x 10-4 m3 + 0,315 m3
= 0,3151 m3
Blank diameter = OD + OD/24 + 2.sf + 2/3.icr
= 60, 249 + 60, 249/24 + 2.3 + 2/3.3,63
= 67,479 in
Untuk bagian bottom kolom:
L
Q =
ρl
3450,7381
=
671,74
= 5,137 m3/jam
= 0,0856 m3/menit

Waktu tinggal cairan dibawah plate terakhir: 5 - 10 menit (Ulrich, 1984).


Waktu tinggal cairan dipilih = 5 menit
Vcairan = Q x waktu tinggal
= 0,0856 m3/menit x 5 menit
V cairan = 0,43 m3

Tinggi cairan dalam shell (HL):


V cairan
HL =
π /4 x Dc 2
0,43
=
3,14/4 x 1,52
= 0,24 m

B. Tinggi Total Menara


Jarak dari plate teratas =1m
Jumlah plate = 35 buah (hysys, 2020)
Tebal plate (th) = 0,003175 m
Tinggi head dengan tebal head = OA – sf
= 46,475 in – 3 in
= 43,475 in
= 1,104 m
Tinggi dibawah plate terbawah = HL + (OA – sf)
= 0,24 + 1,104
= 1,344 m
Tinggi total = (jarak dari plate teratas + (jumlah plate-1 x tray spacing) + tebal
Plate + tinggi head dengan tebal head + tinggi
dibawah plate terbawah)
= ( 1 + (35 x 0,6) +0,0032 +1,104 + 1,344)
= 24,4521 m
= 80,22 ft

D.1.7 Menentukan Perpipaan dan Nozzle Produk dan Umpan


a) Pipa Feed
Diketahui:
G = 55457,4097 Kg/jam
= 15457,4048 Kg/s
µ = 0,965 cP (hysys,2020)
= 0,965 x 10-3 Pa.s
ρ = 898,35 kg/m3 (hysys,2020)
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
55457,4097
=
898,35
= 61,73 m3/jam
= 0,017 m3/s
Di, optimum = 352,8 G0,52 x µ0,03 x ρ-0,37
= 352,8 x 15457,40480,52 x (0,965 x 10-3)0,03 x 898,35 -0,37
= 99,84 mm
= 3,93 in
Dipilih spesifikasi pipa (Kern, 1965, Tabel 11, hal. 844)
Nominal pipa standar (NPS) = 4 in
Schedule number = 40 (standar)
ID = 4,026 in
= 0,102 m
OD = 4,5 in
A’ = 12,7 in2
= 0,323 m2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A’
0,017
=
0,323
= 0,053 m/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
898,35 x 0,102 x 0,053
=
0,965 x 10−3
= 3848,48
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar untuk pipa
feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1 adalah:
Size = 4 in
OD of pipe = 4,5 in

b) Pipa Cairan Reflux Keluar dari Puncak Menara


Diketahui:
G = 52006,6713 Kg/jam
= 14,446 Kg/s
µ = 1,771 cP (hysys,2020)
= 1,771 x 10-3 Pa.s
ρ = 928,37 kg/m3 (hysys,2020)
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
52006,6713
=
928,37
= 56,019 m3/jam
= 0,0156 m3/s
Di, optimum = 352,8 G0,52 x µ0,03 x ρ-0,37
= 352,8 x 14,446 0,52 x (1,771 x 10-3)0,03 x 928,37 -0,37
= 87,002 mm
= 4,43 in
Dipilih spesifikasi pipa (Kern, 1965, Tabel 11, hal. 844)
Nominal pipa standar (NPS) = 4 in
Schedule number = 40 (standar)
ID = 4,026 in
= 0,102 m
OD = 4,5 in
A’ = 12,7 in2
= 0,323 m2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A’
0,0156
=
0,323
= 0,048 m/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
928,37 x 0,0266 x 27,86
=
1,771 x 10−3
= 402334,93
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar untuk pipa
feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1 adalah:
Size = 1 in
OD of pipe = 1,32 in

c) Pipa Cairan Keluar dari Dasar Menara


Diketahui:
G = 3450,7381 Kg/jam (hysys,2020)
= 0,959 Kg/s
µ = 0,12 cP (hysys,2020)
= 0,12 x 10-3 Pa.s
ρ = 671,74 kg/m3
G
Debit Aliran (Q) =
ρ
3450,7381
=
671,74
= 5,137 m3/jam
= 0,00014 m3/s
Di, optimum = 352,8 G0,52 x µ0,03 x ρ-0,37
= 352,8 x 0,9590,52 x (0,12 x 10-3)0,03 x 671,74 -0,37
= 23,68 mm
= 0,93 in
Dipilih spesifikasi pipa (Kern, 1965, Tabel 11, hal. 844)
Nominal pipa standar (NPS) = 1 in
Schedule number = 40 (standar)
ID = 0,864 in
= 0,021 m
OD = 1,32 in
A’ = 0,344 in2
= 0,0087 m2
Kecepatan aliran feed (V) = Q/A’
0,00014
=
0,0087
= 0,016 m/s
ρ x ID x V
Nre =
µ
671,74 x 0,021 x 0,016
=
0,12 x 10−3
= 188,09
Sehingga aliran adalah turbulen.
Berdasarkan spesifikasi pipa standat diatas, ditentukan spesifikasi nozzle standar untuk pipa
feed.
Spesifikasi nozzle standar dari Brownell and Young, 1959. Appendix. F item 1 adalah:
Size = 3 in
OD of pipe = 3,5 in

D.2.8 Desain Manhole Access (Shell Manhole)


Manhole merupakan lubang pemeriksaan yang diperlukan pada saat pembersihan
atau peeriksaan pada bagian dalam kolom. Setiap pressure vessel yang dalam operasinya
melibatkan liquid ataupun vessel yang di dalamnya terdapat alat lain seperti impeler,
packing, plate dan lainnya sebaiknya dilengkapi dengan manhole yang tujuannya untuk
pemeriksaan dan perbaikan. Untuk vessel dengan diameter antara 48 in sampai 96 in,
digunakan manhole dengan diameter dalam minimal 15 in. (Megyesy, 1983). Manhole
dipasang dengan tujuan sebagai tempat untuk perbaikan plate.

Gambar D.6 Detail desain manhole

Direncanakan manhole dipasang pada bagian samping sisi kolom sebanyak 2 buah
dengan ukuran standar 20 in berdasarkan rekomendasi API standar 12 C. Maka
Konstruksi manhole berdasarkan rekomendasi API Standard 12 C (Brownell and Young,
appendix F item 3 dan 4 ) dengan spesifikasi:
Diameter manhole (ID) = 20 in
Ketebalan cover plate = 5/8 in
Bolting-flange thickness after finishing = ½ in
Dimensi manhole 20 in berdasarkan rekomendasi API standar 12 C:
Ketebalan shell manhole = 0,3125 in
Ukuran Fillet Weld A = 0,1875 in
Ukuran Fillet Weld B = 0,3125 in
Afrox radius (R) = 5/8 in
Lenght of side (L) = 45 in
Width of renforcing plate (W) = 54 in
Max diamter of hole in shell = 24,5 in
Inside diameter of manhole = 20 in
Diameter bolt circle (DB) = 26,25 in
Diameter of cover plate (DC) = 28,75 in

D.2.9 Menghitung Berat Kolom


Berat total kolom = berat vessel + berat material
1. Berat vessel dan perlengkapannya
a. Berat shell
Data perhitungan:
ID shell = 1,5 m
= 59,0551 in
= 4,92 ft
ts = 0,597 in
= 0,0223 ft
OD shell = 59,293 in
= 4,966 ft
Hs = 80,22 ft
ρcarbonstell = 489 lbm/ft3 (Foust, App. D.10)
Volume shell = ¼ π x Hs x (OD2 – ID2)
= ¼ x 3,14 x 80,22 x (4,962 – 4,922)
= 24,89 ft3
Berat shell total = Volume shell x ρcarbonstell
= 24,89 ft3 x 489 lbm/ft3
= 12170,72 lb
= 5520,21 Kg

b. Berat Disk Head


Data perhitungan:
ID head = 1,5 m
= 59,0551 in
= 4,92 ft
th = 1,75 in
= 0,1458 ft
Panjang straight flange(sf) = 3 in
Inside corner radius(icr) = 3,63 in
Blank diameter = 67,479 in
= 5,623 ft
ρcarbonstell = 489 lbm/ft3 (Foust, App. D.10)
Volume disk head = ¼ π x th x (bd)2
= ¼ x 3,14 x 0,1458 x (5,623)2
= 3,619 ft3
Berat head = Volume disk head x ρcarbonstell
= 3,619 ft3 x 489 lbm/ft3
= 1769,59 lb
= 802,67 Kg
Berat head dan bottom = 2 x berat head
= 2 x 3.462,26
= 1605,34 kg

c. Berat Jaket Isolator


ρisolator = 489 lbm/ft3 (Foust, App. D.10)
Volume isolator = π x Dc x Tdis x sf
= 3,14 x 1,5 x 24,4521 x 0,0762
= 8,78 m3
= 310,06 ft3
Berat isolator = Volume isolator x ρisolator
= 310,06 ft3 x 489 lbm/ft3
= 154409,88 lb
= 70039,14 Kg

d. Berat Opening
Berat manhole
Manhole 20 in = 428 lb (Brownell and Young, 1959)
= 194,1375 Kg
Berat tutup = 29,22 lb (Megyesy, pp 384)
= 13,25 Kg
Berat total manhole = 428 lb + 29,22 lb
= 457,22 lb
= 207,39 Kg
Total manhole ada 2 = 2 x Berat manhole
= 2 x 207,39 Kg
= 414,78 Kg
= 914,43 lb

Berat nozzle
Ukuran nozzle = nozzle feed + nozzle masuk
= (4) + (4 +1 )
= 9 in
Berat nozzle = (10,8) + (10,8 + 1,68) (Kern, 1965, Tabel 11, hal. 844)
= 23,28 lb
= 10,56 Kg
Berat opening total = 914,43 lb + 23,28 lb
= 937,81 lb
= 425,38 Kg
c. Berat fluida dalam kolom
Berat bahan baku:
Volume feed = 61,733 m3
Densitas feed dalam kolom = 898,3473Kg/m3
Berat fluida dalam kolom = Volume feed x densitas feed
= 61,733 m3 x 898,3473 Kg/m3
= 55457,41 Kg

Maka berat total kolom adalah:


Berat total = berat shell + berat dish head and bottom + berat isolator + berat
opening + berat fluida dalam kolom
= 5520,21 +1605,34 + 70039,14 + 425,38 + 55457,41
= 133047,48 Kg
= 293319,48 lb

D.2.10 Wind Loading


Tekanan dinamis angin = ½ x Cd x ρa x Uw2
Untuk smooth cylinder = 0,05 x Uw2
Design 160 km/hr = (0,05)(160)2
= 1.280 N/m2
Sehingga, tekanan angin adalah 1.280 N/m2
Diameter rata-rata, termasuk isolator = 1,5 + 2(3 + 75) x 10-3
= 1,656 m
Loading (per linear meter), Fw = (1280) (1,656)
= 2.119,68 N/m
Dimana x = Hv
= 24,4521 m (ketinggian menara)
x2
Mx = Fw ( )
2
24,45212
= 2.119,68 x ( )
2
= 298,95 Nm
D.2.11 Desain Sistem Penyangga
Kolom distilasi I disangga dengan 4 kaki penyangga dilas ditengah- tengah
ketinggian (50% dari tinggi total kolom)

Gambar D.7 Sketsa Desain Penyangga

a. Leg Planning
Digunakan kaki (leg) tipe I-Beam dengan pondasi dari cor atau beton.
Gambar D.8 Kaki Penyangga Tipe I-Beam

1. Menghitung Ketinggi Kaki (Hleg)


Karena kaki dilas pada pertengahan ketinggian kolom, maka ketinggian kaki adalah:
Hleg = ½ Hv + L
Keterangan:
Hv = Tinggi total kolom (ft)
L = Jarak antara bottom kolom ke pondasi (digunakan 10 ft)
Hleg = ½ Hv + L
= ½ x 80,22 + 10
= 51,11 ft

2. Pemilihan Ukuran Beam


Digunakan I-Beam 10 in (App. G, item 2, Brownell and Young)
Dimensi I-Beam:
Kedalam beam = 10 in
Lebar flange (B) = 4,944 in
Web thickness = 0,5940 in
Ketebalan rata-rata flange = 0,4910 in
Area of section (A) = 10,22 in2
Berat/ ft = 35 lb
Petelakkan dengan bebam eksentrik (axis 1-1)
l = 145,8 in4
S = 29,2 in3
r = 3,78 in
peletakkan tanpa beban eksentrik (axis 2-2)
l = 8,5 in4
S = 3,3 in3
r = 0,91 in

3. Cek terhadap peletakkan sumbu axis 1-1 maupun 2-2


Axis 1-1
l/r = 145,8 in4 / 3,78 in
= 64,58 (l/r < 120, memenuhi) (Brownell and Young, 1959)
 Stress Kompresif yang Dizinkan (fc)
P
fc =
a
141,08 psia
= I2
1+( x r 2)
141,08
141,08 psia
= 145,82
1+( x 3,782 )
141,08
= 0,0655 psia
fc < 15.000 psia, sehingga memenuhi (Brownell and Young, hal 201)
 Beban Kompresi Total Maksimum Tiap Leg (P)
Berat untuk perancangan = 1,2 x berat total kolom
= 1,2 x 133047,48 Kg
= 159656,976 Kg
= 351983,38 lb
Umumnya vessel dengan penyangga lug atau lug supported memiliki ketinggian
yang lebih rendah dibandingkan skirt supported, sehingga wind load sangat minor
pengaruhnya. Wind load cenderung mempengaruhi vessel jika vessel dalam keadaan
kosong. Berat vessel dalam keadaan terisi oleh cairan cenderung stabil (Hal. 197,
Brownell & Young, 1956). Jadi nilai Pw = 0, Kemudian persamaan diatas menjadi:
∑W
P =
ƞ
351983,38
=
4
= 87995,845 lb

b. Lug Planning
1. Menentukan Ukuran Baut
Masing-masing penyangga memiliki 4 baut (bolt)
Beban maksimum tiap baut:
Pbolt = P/ƞb
= 87995,845 /4
= 21998,9613 lb
Luas lubang baut adalah:
Abolt = Pbolt/fbolt
Keterangan:
fbolt = stress maksimum yang dapat ditahan oleh setiap baut
= 12.000 psi
Abolt = 21998,9613 /12.000
= 1,83 in2
Digunakan baut standar dengan diameter 1,75 in2 (Brownell and Young, tabel 10.4)

c. Base Plat Planning


Base plat planning direncanakan berbentuk persegi empat panjang dengan bahan baku
konstruksi carbon steel yang ditempatkan diatas beton.
Menghitung base plat area (Abp):
Abp = Pb/f (pers. 10.35, Brownell and Young)
Pb = berat 1 leg + P
Digunakan I-Beam dengan ukuran 10 in dan 35 lb
Panjang kaki (Hleg) = 51,11 ft
= 15,58 m
Jadi berat 1 leg = 51,11 x 35
= 1778,85 lb
Pb (base plat loading) = 1778,85lb/4
= 444,71 lb
= 201,72 kg
Abp = 444,71 lb/ 12.000 lb/in2
= 0,037 in2
Dengan tebal base plat diasumsikan 1,6175 in (digunakan plat standar 2 in)

D.2.12 Perancangan Pondasi


Perancangan pondasi dengan sistem konstruksi pondasi beton terdiri dari, semen :
kerikil : pasir, dengan perbandingan 1:2:3. Direncanakan pondasi berbentuk limas
terpancung, dianggap hanya gaya vertikal dari berat kolom yang bekerja pada pondasi.
Asumsi tanah pondasi adalah clay dengan safe bearing maksimal 10 ton/ft 3 (Tabel 12.2
Hess & Rushton). Pondasi dibuat dari beton dengan spesifik gravitasi 2,65 dan densitas
140 lb/ft 3 .
a. Menentukan volume pondasi
Volume pondasi (V) = 1/3 x tinggi pondasi x [(a+b) + (a x b)1/2]
Keterangan:
a = luas bagian atas
b = luas bagian bawah
Digunakan tanah dengan
Luas bagian atas (a) = 9025 in2 (95 in x 95 in)
Luas bagian bawah (b) = 10000 in2 (100 in x 100 in)
Tinggi pondasi = 30 in
Volume pondasi = 1/3 x 30 in x [(9025+10000)+(9025x10000)1/2)]
= 285.250 in3
= 165,0752 ft3

b. Menentukan berat pondasi


Berat pondasi (W) = V x densitas beton
= 165,0752 ft3 x 140 lb/ft3
= 23.110,53 lb

c. Menentukan berat total yang diterima tanah


 Berat yang diterima pondasi
Berat yang diterima pondasi = berat kolom + berat 1 beton
Berat kolom = 108.112,87 lb
Berat I-Beam plat = 32.433,86 lb
Berat yang diterima pondasi = berat kolom + berat 1 beton
= 293319,48 lb + 32.433,86 lb
= 325753,34 lb

 Berat yang diterima tanah


Berat yang diterima tanah = berat yang diterima pondasi+berat pondasi
= 325753,34 lb + 23.110,53 lb
= 348853,87

d. Menentukan tegangan karena beban


Tegangan tanah karena beban
Tegangan tanah karena beban (τ) = P/F < 10 ton/ft2
Keterangan:
P = Beban yang diterima tanah (lb)
F = Luas alas (ft2)
τ = P/F
= 348853,87lb / 10.000 in2
= 34,8853,87 lb/in2
= 0,017 ton/in2

Anda mungkin juga menyukai