Anda di halaman 1dari 24

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER

Akbarningrum Fatmawati
Perancangan Alat
Gasal 2017-2018
Pendahuluan
• Alat-alat perpindahan panas memulihkan panas antara dua
aliran proses.
• Steam dan air pendingin termasuk utilitas dan tidak dianggap
sebagai aliran proses yang dipulihkan.
• Heater digunakan untuk memanaskan fluida proses dan
steam umumnya digunakan untuk pemanasnya, walaupun
bisa juga digunakan aliran untuk pemanas.
• Cooler digunakan untuk mendinginkan fluida proses dan air
umumnya digunakan sebagai media pendingin.
• Condenser adalah pendingin yang tujuan utamanya adalah
menghilangkan panas laten bukan panas sensibel.
• Reboiler digunakan untuk menyuplai kebutuhan panas pada
kolom distilasi.
• Evaporator digunakan untuk memekatkan larutan dengan
menguapkan air
• Vaporizer digunakan untuk menguapkan fluida selain air.

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGERS


DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGERS
• DPHE pada prinsip nya adalah alat perpindahan panas yang
berupa dua pipa konsentris.
• DPHE tersusun atas: 2 pipa konsentris, 2 Tee, return bend dan
return head.
• Dua pipa dalam dihubungkan oleh satu pipa belok yang tidak
menukarkan panas.
• Dua pipa tersebut disebut dengan 1 unit hairpin.
• Terdapat ukuran standar untuk Tee dan return head
• Panjang standar DPHE : 12, 15 atau 20 ft
• Panjang tersebut merupakan jarak antar 2 kaki
dimana terjadi perpindahan panas.
• Panjang lebih dari 20 ft akan mengganggu
distribusi aliran pada anulus.
• DPHE memiliki kekurangan yaitu heat transfer
area yang kecil dan 14 titik kebocoran yang
mungkin terjadi.
• DPHE akan sangat baik digunakan bila heat
transfer area <= 100-200 ft2.
Koefisien Film dalam Pipa dan Tube
• Persamaan Sieder and Tate untuk Nre <2100 terutama untuk petroleum fluid:
1/ 3 0.14
hi D  DG  c  D    
 1.86     
k    k  L   w 
1/ 3 0.14
 4 wc    
 1.86   
  kL   w 
• Deviasi=  12% untuk Re=100-2100 kecuali air.
• Untuk Aliran Turbulent:
0.8 1/ 3 0.14
hi D  DG   c    
 0.027     
k     k   w 
• Deviasi maksimum 15% dan -10% untuk Nre>10.000.
• Persamaan 6.1 dan 6.2 berlaku untuk cairan organik, larutan aquoeus dan gas.
• Perhitungan film koefisien juga bisa dilakukan secara grafis
dengan memanfaatkan grafik berikut:
Koefisien Film Aliran dalam Annulus

• Digunakan Diameter ekuivalen yang merupakan empat kali


radius hydraulic.
• Radius hydraulic adalah radius pipa yang setara dengan luas
area annulus.

• Diameter ekuivalen (De) untuk pressure drop:


• Koefisien film bagian anulus adalah ho.
• Dengan diperolehnya De, maka ho dapat dihitung
berdasarkan diameter ekuivalen tersebut.
• Walaupun De  Do, tetapi ho efektif untuk Do (diameter luar
dari pipa dalam).
• Maka untuk perhitungan koefisien perpindahan panas overall
(U), hi harus dirujuk menggunakan Do:
Faktor Fouling
• Koefisien perpindahan panas overall dapat dihitung
menggunakan persamaan:

• Operasi perpindahan panas dapat


Membentuk deposit dan kerak pada
Pipa dalam dan luar yang menambah
Hambatan perpindahan panas.
• Akibat dari deposit pada pipa adalah berkurangnya harga U
dan laju perpindahan panas setelah DPHE dioperasikan
selama beberaapa waktu.
• Pengurangan ini harus diperhatikan sejak perancangan
(desain) alat perpindahan panas.
• Hal tersebut diatasi dengan faktor kotoran (Rd) baik pipa
dalam maupun pipa luar dengan persamaan berikut:
• Faktor kotoran (Rd) untuk beberapa proses ditunjukkan pada
Appendix Tabel 12.
• Tabulasi ini digunakan untuk memudahkan proses
maintenance sehingga semua HE dapat dibersihkan pada
waktu yang sama.
• Jika waktu pembersihan dibutuhkan lebih sering, maka desain
selanjutnya harus mengingat harga Rd yang harus digunakan
utnuk ditingkatkan.
• Karena Rd diperhitungkan saat desain, maka saat HE baru
dipasang suhu keluar dari fluida mungkin tidak sesuai desain
karena HE masih bersih sehingga suhu keluar saat HE bersih
bisa diprediksi dengan perhitungan dimana U=Uc.
Pressure Drop dalam Pipa dan Annulus

• Pressure drop yang diijinkan dalam sebuah heat exchanger


adalah tekanan fluida statis yang akan digunakan untuk
menggerakan fluida melalui heat exchanger.
• Pompa yang dipilih untuk sirkulasi fluida adalah pompa yang
menghasilkan head yang cukup pada kapasitas yang tersedia
untuk mengatasi kehilangan friksi karena fitting, pipa,
pengendali, dan pressure drop pada heat exchanger itu
sendiri.
• Pada head pompa itu sendiri harus ditambahkan head statis di
akhir pipa yaitu tekanan tangki penerima aliran keluar HE.
• Pressure drop dalam pipa menggunakan persamaan Fanning:

• Untuk aliran dalam pipa menggunakan diameter dalam


sedangkan untuk aliran dalam annulus menggunakan De’.

• Untuk kecepatan > 3fps, terdapat kehilangan friksi masuk dan


keluar pada annulus sebesar V2/2g yang harus diperhitungkan
Perhitungan DPHE
• Inti nya adalah menghitung hi, hio untuk mendapatkan Uc.
Luas perpindahan panas kemudian dapat dihitung dengan
persamaan Fourier: Q=UD A T setelah memperhitungan
faktor kotoran yang diijinkan.
• Ukuran standar DPHE  Luas digunakan untuk prediksi
peletakan fluida.
• Kondisi proses yang dibutuhkan:

• Proses perhitungan:
1. Hitung Q dari neraca energi
2. Hitung LMTD dengan asumsi counterflow
3. Hitung Tc dan tc: untuk fluida non petroleum hitung dulu Uc
dan Uh kemudian hitung Kc. Setelah diperoleh Kc baru hitung
Fc dari grafik 17. jika miu<=1 cp, range suhu <=50-100oF dan
DT<=50oF, Suhu rata-rata aritmetika dapat digunakan untuk
menggantikan Tc atau tc.
• Pipa dalam:
4. Luas area, ap=pi*D2/4, ft2
5. Laju Massa, Gp= w/ap, lb/ft2.jam
6. Dapatkan miu dari tc atau Tc kemudian hitung bilangan
Reynold.
7. Hitung hi dengan persamaan Sieder and Tate
8. Dapatkan Cp, miu dan k pada Tc atau tc
9. Hitung hi dengan persamaan Sieder and Tate
10. Konversikan hi menjadi hio
• Annulus:
4. Flow area, aa=pi*(D22-D12)/4, ft2.
Hitung Diameter ekuivalen untuk heat transfer
5. Hitung mass velocity
6. Dapatkan miu dari tc atau Tc kemudian hitung bilangan
Reynold dengan De.
7. Hitung ho dengan persamaan Sieder and Tate
8. Dapatkan Cp, miu dan k pada Tc atau tc
9. Hitung ho dengan persamaan Sieder and Tate
• Overall heat transfer:
11. Hitung Uc

12. Hitung UD

13. Hitung luas perpindahan panas  diperoleh panjang dan


jumlah hairpin.
• Perhitungan Pressure Drop:
Pipa dalam:
(1). Dari Nre (Bilangan Reynold) hitunga f dengan persamaan 3.46 dan
3.47 b.
(2). Fp= 4fG2L/2g2D, ft
Pp=Fp*/144, psi

Annulus:
(1). Hitung De untuk perhitungan pressure drop. Hitung Nre dan f
dengan persamaan 3.46 dan 3.47b.
(2). Fa= 4fG2L/2g2De’, ft
(3). Kehilangan energi pada bagian masuk dan keluar:
Fl=V2/2g’, ft/hairpin
Pa = (Fa+Fl)*/144, psi
• Perhitungan Pressure Drop
Contoh 6.1. Double Pipe Benzene-Toluene Exchanger.

Diinginkan untuk memanaskan benzena dingin sebanyak 9820


lb/jam dari 80 sampai 120oF menggunakan toluene panas
yang didinginkan dari 160 sampai 100oF. Specific gravity dari
benzene dn toluene adalah 0,88 dan 0,87. Sifat-sifat yang lain
dapat dicari di Appendix. Faktor fouling sebesar 0,001 harus
disediakan untuk tiap aliran dan pressure drop yang diijinkan
adalah 10 psi. Tersedia beberapa haripin dengan panjang 20 ft
dengan ukuran IPS 2 x 1 1/4 in. Berapa hairpin yang
dibutuhkan?

Anda mungkin juga menyukai