KESETIMBANGAN REAKSI
KIMIA
[Smith Van Ness 6ed]
1
PENDAHULUAN
INDUSTRI
REAKSI KIMIA
KONVERSI
LAJU REAKSI
KESETIMBANGAN
KOMERSIAL THERMODINAMIKA
2
13.1 KOORDINAT REAKSI
Reaksi kimia umum :
Contoh :
Reaksi : CH4 + H2O CO + 3H2
dst …
4
Hubungan umum antara perubahan diferensial dni dalam jumlah
mol spesies yang bereaksi dan d adalah :
= koordinat reaksi,
menunjukan sejauh mana suatu reaksi berlangsung.
atau
ni = ni0 + vi (i = 1,2, ……..N) (13.4)
5
Penjumlahan untuk semua spesies menghasilkan :
n = I ni = I nio + I vi
atau : n = n0 + v
dimana :
n I ni no I nio v I vi
jadi :
6
Example 13.1
Untuk sistem dengan reaksi kimia : CH4 + H2O CO + 3H2
diasumsi mula-mula terdapat:
2 mol CH4; 1 mol H2O; 1 mol CO dan 4 mol H2.
Tentukan persamaan fraksi mol yi sebagai fungsi dari .
Tugas :
Tentukan persamaan fraksi mol (yi) utk reaksi:
CH4 + 3O2 CO2 + 2H2O
2 mol 3 mol 1 mol 4 mol
Bila dua atau lebih dari reaksi yang tidak saling bergantungan
berlangsung secara simultan, maka digunakan indeks j sebagai indeks
reaksi. Sehingga bilangan stokiometri mempunyai dua indeks untuk
menunjukkan spesies dan reaksi.
Jadi vi,j menunjukkan bilangan stokiometri dari spesies I dalam reaksi
j.
Bila jumlah mol spesies ni dapat berubah karena beberapa reaksi,
persamaan umum analog terhadap pers. (13.3) termasuk penjumlahan :
dni = vi d ……..13.3
dni = j vi,j dj (i=1,2,…………..N)
Dengan demikian :
n = no + j v,j j
10
Example 13.3
Perhatikan sistem dimana reaksi terjadi dibawah ini :
11
Solution :
Bilangan stokiometri vi,j dapat disusun sebagai berikut :
i= CH4 H2O CO CO2 H2
j vj
1 -1 -1 1 0 3 2
2 -1 -2 0 1 4 2
12
13.2 APLIKASI KRITERIA KESETIMBANGAN
TERHADAP REAKSI KIMIA
(dG)T,P = 0 (14.64)
13
T dan P konstan
Gt
(dGt)T,P=0
e
15
13.3 PERUBAHAN ENERGI GIBBS STANDAR
DAN KONSTANTA KESETIMBANGAN
Persamaan (11.2), hubungan property dasar untuk sistem satu fase,
memberikan persamaan untuk diferensial total energy Gibbs :
d(nG)=(nV)dP –(nS)dT + I idni (11.2)
Jika perubahan dalam jumlah mol ni terjadi sebagai akibat dari reaksi
kimia tunggal dalam sistem tertutup, maka Pers. (13.3) setiap dni
dapat digantikan dengan perkalian vi d.Pers. (11.2) akan
menjadi :
d(nG)=(nV)dP –(nS)dT + I i vi d
19
13.4 PENGARUH TEMPERATUR PADA KONSTANTA
KESETIMBANGAN
Menurut Pers.(13.14),
G0 /RT = - ln K
Oleh sebab itu,
d ln K / dT = H0 /RT2 (13.15)
Pers.(13.15) memberikan pengaruh T pada konstanta kesetimbangan.
Jika H0 negatif, yaitu bila reaksinya eksotermis, konstanta
kesetimbangan menurun ketika temperature naik. Sebaliknya untuk
reaksi endotermis. 20
Bila perubahan entalpi (panas) reaksi standar, H0
dianggap tidak bergantung pada T, integrasi Pers (13.15)
dari T tertentu T1 ke T sembarang T akan didapatkan :
ln K/K1 = - H0/R (1/T – 1/T1) (13.16)
Gambar 13.2 Kurva antara K dan 1/T, yaitu kurva
konstanta kesetimbangan sebagai fungsi T.
Untuk mencari pengembangan yang lebih kompleks
pengaruh T terhadap K, maka sebagai titik awal digunakan
persamaan :
G0 = H0 -TS0 (13.17)
Persamaan ini mengikuti defenisi energy Gibbs, G= H-TS,
diaplikasikan kepada masing-masing spesies dari reaksi
kimia dalam keadaan standar pada temperature T, jadi :
G0i = H0i -TS0i
21
Mengalikannya dengan vi dan menjumlahkannya untuk semua
spesies, akan memberikan :
i vi G0i = i vi H0i - Ti vi S0i
Panas reaksi standar berhubungan dengan T melalui persamaan :
H0 = H00 + R
Sedangkan untuk entropi dalam keadaan standar dari spesies I pada
tekanan P0 konstan :
dS0i = Cpi0 dT/T
Mengalikan dengan vi dan menjumlahkan untuk seluruh spesies,
maka :
dS0 =Cp0 dT/T
Integrasi memberikan :
(13.18)
S0 = S00 + R .
dimana S0 dan S00 adalah perubahan entropi reaksi standar
pada temperature T dan temperature reference T0.
22
Pers.(13.17), persamaan panas reaksi standard dan Pers. (13.18)
digabung menjadi :
G0 = H00 + R - TS00 – RT
Tetapi :
dimana,
G0 = H00 - +R – RT /T
- (13.19)
dimana,
ln K = - G0 / RT
23
Integral pertama dari Pers.(13.19) Pers. (4.19),
Integral kedua :
(13.20)
dimana : = T / T0
Jadi :
25
Examples 13.4
Hitunglah konstanta kesetimbangan untuk dehidrasi fase uap
ethylen pada 145o dan 320oC dari data dalam appendix C
Solution
28
Jadi
29
Reaksi fase Cair
30
Untuk liquid Vi tidak banyak berubah pada perubahan P
31
Aplikasi hukum Henry
32
13.7 Konversi Kesetimbangan untuk
Reaksi Tunggal
Jika reaksi tunggal terjadi dalam sistem homogen dan
konstanta kesetimbangan diketahui, maka perhitungan
komposisi fase pada kesetimbangan dapat diselesaikan
dengan Pers. 13.28, 13.27 atau 13.33 (asumsi ideal).
Jika keadaan tidak ideal atau untuk sistem heterogen
maka, maka permasalahan lebih sulit dan harus
memperhatikan superposisi kriteria kesetimbangan
fase.
33
Example 13.5
Diketahui : water-gas shift reaction sbb
Hitung fraksi uap air yang bereaksi pada setiap kondisi berikut (asumsi
gas ideal).
(a) Reaktan: 1 mol H2O dan 1 mol CO. T =1100 K, P = 1 bar.
(b) Sama dengan (a), tetapi P = 10 bar.
(c) Sama dengan (a), tetapi 2 mol H2 termasuk reaktan.
(d) Reaktan terdiri dari 2 mol H2O dan 1 mol CO. Kondisi lain sama
dengan (a).
(e) Reaktan terdiri dari 1 mol H2O dan 2 mol CO. Kondisi lain sama
dengan (a).
(f) Campuran awal terdiri dari 1 mol H2O, 1 mol CO dan 1 mol CO2.
Kondisi lain sama dengan (a).
(g) Sama dengan (a), tetapi T = 1650 K.
34
Solution
(a) Reaktan : 1 mol H2O & 1 mol CO. T =1100 K, P = 1 bar.
T = 1100 K 104/T = 9.05 Dari Fig. 13.2, ln K = 0 atau K = 1
Untuk reaksi ini : v = Σi vi = 1 + 1 – 1 – 1 = 0
Campuran reaksi adalah gas ideal, maka Pers 13.28 :
(d) Reaktan terdiri dari 2 mol H2O dan 1 mol CO. Kondisi lain
sama dengan (a)
Fraksi mol pada keadaan setimbang :
36
Pers. (A) menjadi :
(e) Reaktan terdiri dari 1 mol H2O dan 2 mol CO. Kondisi lain sama
dengan (a).
Fraksi untuk yCO dan yH2O berubah, tetapi pers. Pada kesetimbangan
sama dengan (d), maka e = 0.667 dan fraksi steam yang bereaksi =
0.667
(f) Campuran awal terdiri dari 1 mol H2O, 1 mol CO dan 1 mol CO2.
Kondisi lain sama dengan (a).
Pada kasus ini, pers. (A) menjadi
Fraksi steam yang
bereaksi 0.333
37
(g) Sama dengan (a), tetapi T = 1650 K
Pada 1650 K 104/T = 6.06
Dari Fig. 13.2 ln K = -1.15 atau K = 0.316
Pers (A) menjadi :
38
Example 13.6
Estimasi konversi maksimum ethylen menjadi etanol dengan hidrasi
fase uap pada T = 250 K dan P = 35 bar untuk kondisi awal rasio
perbandingan steam dengan ethylen adalah 5.
Solution
Untuk T = 250 °C = 523.15 K K = 10.02 x 10-3
Pers. 13.26 digunakan untuk mengevaluasi koefisien fugasitas species
dalam campuran kesetimbangan. Pers. Ini juga diselesaikan dengan
pers. 11.61.
39
Asumsi awal : gas ideal, sehingga pers. 13.26 menjadi 13.27
v = Σi vi = -1 maka :
40
Critical properties dan ω dari App. B. dengan T = 523.15 K
dan P = 35 bar.
Substitusi φi dan P/P° ke pers. (A)
e = 0.233
41
Example 13.7
Dalam investigasi di laboratorium, asetilen dihidrogenasi
menjadi ethylen secara katalitik pada T = 1220 °C dan P = 1 bar.
Jika feed adalah campuran asetilen-hydrogen equimolar, maka
hitung komposisi produk pada kesetimbangan.
Solution
42
Dari per.13.11b
43
Basis 1 mol masing-masing reaktan, pers. 13.5
44
Example 13.8
Asam asetat diesterifikasi dalam fase cair dengan ethanol pada
100 °C dan tekanan atmosferik menghasilkan etil asetat dan air.
Jika kondisi awal 1 mol asam asetat dan 1 mol ethanol, maka
estimasi fraksi mol etil asetat dalam campuran reaksi pada
kesetimbangan.
45
Solution
Data ΔH°f298 dan ΔG°f298 diperoleh dari Tabel C.4.
Pers. 13.11b
46
Untuk perubahan temperature yang kecil (298.15 K – 373.15 K),
maka pers.13.15 cukup memperkirakan nilai K.
47
Karena P <<, maka pers. 13.32 dapat digunakan.
Karena data koefisien aktivitas dalam sistem ini tidak ada, maka
dapat diasumsikan bahwa spesies yang bereaksi membentuk larutan
ideal.
Dengan menggunakan pers. 13.33 :
Hasil perhitungan:
Hasil eksperimen xEtAc = 0.33, berarti asumsi dalam kasus ini bahwa
larutan yang terbentuk ideal memberikan error yang kecil.
48
Example 13.9
Oksidasi SO2 menjadi SO3 dalam fase gas dilakukan pada P = 1
bar dengan 20% ekses dalam reaktor adiabatis. Bila
diasumsikan reaktan masuk pada T=25°C dan kesetimbangan
dicapai pada ujung keluar reaktor, maka tentukan komposisi dan
temperature aliran produk reaktor.
Solution
Reaksi :
Energi balance :
ΔH°298 e + ΔH°P = ΔH = 0 (A)
50
Pers. (A) dan (B) :
(E)
51
Tahapan iterasi untuk menyelesaikan persoalan:
(1) Asumsi nilai awal T
(2) Menghitung pers. D dan E
(3) Menghitung [C°p]H dan menyelesaikan pers. C
(4) Mencari T baru berdasarkan T rata-rata dari T awal dan T
hasil perhitungan.
(5) Iterasi (langkah 2) hingga konvergen.
52
Reaksi dalam Sistem Heterogen
53
Example 13.10
Estimasi komposisi fase liquid dan vapor, ketika ethylene bereaksi
dengan air membentuk ethanol pada 200°C dan 34,5 bar,kondisi
dimana ada fase uap-cair. Anggap tidak ada reaksi lain.
Solution
P° = 1 bar, persamaan umum untuk lnK sebagai fungsi suhu di berikan oleh
contoh 13.4, untuk T = 200°C didapat harga
ln K = -3,473 K = 0,0310 54
Pers kesetimbangan fase : masukan ke pers (A)
Eleminasi fugasitas dalam pers. (B) dengan pers. (C) dan (D):
55
fiL: cairan murni i pada T dan P sistem.
P kurang berpengaruh pada fugasitas cairan, dapat didekati:
Po = 1 bar
Karena Σi yi = 1
56
Eleminasi yH2O dan yEtOH dari pers (H) ke dalam xEtOH dan xH2O
dengan hub kesetimbangan uap cair
Asumsi fase uap adalah larutan ideal, maka Pers (H) dan (I):
57
Ethylene lebih mudah menguap dari pada ethanol atau air, maka
diasumsikan xC2H4 = 0 jadi
xH2O = 1- xEtOH .........(K)
Tiga variable utama xH2O, xEtOH dan yC2H4 ditentukan dari data korelasi.
58
Dari hasil perhitungan pada T= 473,15 K, P = 34,5 bar
EtOH 513,9 61,48 0,645 0,921 0,561 0,492 -0,399 -0,104 0,753 0,780
H2O 647,1 220,55 0,345 0,731 0,156 0,071 -0,613 -0,502 0,846 0,926
C2H4 282,3 50,4 0,087 1,676 0,685 - -0,102 0,199 0,963 …..
59
Prosedur perhitungan :
1. asumsi nilai xeth dan hitung xH2O dengan pers. (K)
2. tentukan γH2O dan γeth dari data
3. hitung yC2H4 dengan Pers (M)
4. hitung K dari pers. (L) dan bandingkan nilai 0,0031 dari
data reaksi standart
5. jika 2 nilai tersebut sesuai ,asumsi harga awal xeth sudah
betul, jika tidak, asumsi kembali harga xeth dan ulang
prosedur awal.
60
Dengan Pers. (M)
yC2H4 = 1 – (0,907)(3,34)(0,06)-(0,493)(1)(0,94) = 0,355
Nilai K diberikan Pers (L)
Hasil ini cukup dekat dengan nilai 0,0310 yang didapat dari data
reaksi standart. Maka xH2O dan xEtOH betul
Xi Yi
ethanol 0,060 0,180
H2O 0,940 0,464
C2H4 0 0,356
61
13.8 PHASE RULE & DUHEM’S THEOREM
FOR REACTING SYSTEMS
Phase rule untuk nonreacting system
F=2-+N [13.35]
F=2-+N–r–s [13.37]
62
Example 13.11
Tentukan jumlah degrees of freedom F system berikut.
(a) System dari dua species saling larut tapi tidak bereaksi yang
berada pada kondisi azeotrop dalam kesetimbangan vapor
liquid.
(b) Dekomposisi CaCO3 secara parsial
(c) Dekomposisi NH4Cl secara parsial
(d) Sistem yang terdiri dari gas CO, CO2, H2, H2O dan CH4
dalam kesetimbangan kimia.
63
Solution
(a) System dari dua species saling larut tapi tidak bereaksi
yang berada pada kondisi azeotrop dalam kesetimbangan
vapor liquid.
miscible =2
two species N=2
nonreacting r=0
azeotrop x1 = y1 s=1
maka, F = 2 - + N – r – s
F=2-2+2–0–1=1
Jadi, hanya 1 variable yang ditetapkan
P atau T atau x1 (= y1)
64
(b) Dekomposisi CaCO3 secara parsial.
65
(c) Dekomposisi NH4Cl secara parsial.
66
(d) Sistem yang terdiri dari gas CO, CO2, H2, H2O dan CH4
dalam kesetimbangan kimia
Reaksi pembentukan :
67
Reaksi (C) dan (E) :
fase gas = 1
chemical species N = 5
reaction r = 2
Tidak ada pers yang berhubungan dengan rule phase s = 0
maka, F = 2 - + N – r – s
F=2-1+5–2–0=4
Jadi, 4 variable yang ditetapkan [P, T dan 2 fraksi mol]
68
13.9 MULTIREACTION
EQUILIBRIA
Jika equilibrium state dalam reacting system tergantung pada 2
atau lebih reaksi kimia yang independent, komposisi equilibrium
dapat diperoleh langsung dari pengembangan methode single
reaction.
Pertama adalah menentukan 1 reaksi independent, kemudian
dihubungkan dengan koordinat reaksi.
Konstanta equilibrium dievaluasi untuk masing-masing reaksi,
sehingga pers. 13.10 menjadi :
j = indeks reaksi 69
Untuk reaksi fase gas
70
Example 13.12
n-butane di-crack pada 750 K dan 1.2 bar untuk menghasilkan
olefins. Reaksi yang terjadi pada kondisi ini adalah sbb:
71
Solution
Basis: 1 mol n-butane
Hubungan kesetimbangan
72
Dari per. fraksi mol dan kesetimbangan diperoleh pers. :
73
Hasil dari pers. D, E dan C :
74
Example 13.13
Lapisan batu bara (asumsi carbon murni) dalam coal
gasifier diumpankan dengan steam dan udara sehingga
menghasilkan aliran gas yang mengandung H2, CO, O2,
H2O, CO2 dan N2. Jika feed terdiri dari 1 mol steam dan
2.38 mol udara, hitung komposisi kesetimbangan aliran
gas pada P = 20 bar untuk temperature 1000, 1100, 1200,
1300, 1400 dan 1500 K.
75
Example 13.14
Hitung komposisi kesetimbangan pada 1000 K dan 1 bar
dari system fase gas yang terdiri dari CH4, H2O, CO, CO2
dan H2. Kondisi awal 2 mol CH4 dan 3 mol H2O.
Data ΔG°fi pada 1000 K :
76
Solution
Menentukan Ak dari mol awal dan aik dari rumus molekul
A carbon = 2, A Oksigen = 3, A Hidrogen= 14
Komponen C O H
CH4 1 0 4
H2 O 0 1 2
CO 1 1 0
CO2 1 2 0
H2 0 0 2
77
Persamaan untuk masing-masing spesies
78
Persamaan untuk neraca massa (pers. 13.41)
C : nCH4 + nCO + nCO2 = 2
H : 4nCH4 + 2nH2O + 2nN2 = 14
O : nH2O + nCO + 2nCO2 = 3
Σi ni = nCH4 + nH2O + nCO + nCO2 + nN2
RT = 8314 J/mol
maka persamaan untuk 8 persamaan secara simultan
memberikan sbb:
Komponen yi=ni/Σi ni
CH4 0.0196
H2O 0.0980
CO 0.1743
CO2 0.0371
H2 0.6711
Σ 1.0000 79