1
PENDAHULUAN
INDUSTRI
REAKSI KIMIA
KONVERSI
LAJU REAKSI
KESETIMBANGAN
KOMERSIAL THERMODINAMIKA
2
13.1 KOORDINAT REAKSI
Reaksi kimia umum :
Contoh :
Reaksi : CH4 + H2O CO + 3H2
dn1 dn2
dn3 dn4
... d 13.2
v1 v2 v3 v4
4
Hubungan umum antara perubahan diferensial dni dalam jumlah
mol spesies yang bereaksi dan d adalah :
= koordinat reaksi,
menunjukan sejauh mana suatu reaksi berlangsung.
d
ni 0
ni vi d
0
atau
ni = ni0 + vi (I = 1,2, ……..N) (13.4)
5
Penjumlahan untuk semua spesies menghasilkan :
n = I ni = I nio + I vi
atau : n = n0 + v
dimana :
n I ni no I nio v I vi
jadi :
ni 0 vi
yi
ni
13.5
n n0 v
6
Example 13.1
Untuk sistem dengan reaksi kimia : CH4 + H2O CO + 3H2
diasumsi mula-mula terdapat:
2 mol CH4; 1 mol H2O; 1 mol CO dan 4 mol H2.
7
Solution :
Dari reaksi diperoleh :
v = I vi = -1-1+1+3 =2
no = I nio = 2 + 1 +1 +4 = 8
Bila dua atau lebih dari reaksi yang tidak saling bergantungan
berlangsung secara simultan, maka digunakan indeks j sebagai indeks
reaksi. Sehingga bilangan stokiometri mempunyai dua indeks untuk
menunjukkan spesies dan reaksi.
Jadi vi,j menunjukkan bilangan stokiometri dari spesies I dalam
reaksi j.
Bila jumlah mol spesies ni dapat berubah karena beberapa
reaksi, persamaan umum analog terhadap pers. (13.3) termasuk
penjumlahan :
dni = vi d ……..13.3
dni = j vi,j dj (i=1,2,…………..N)
11
Solution :
Bilangan stokiometri vi,j dapat disusun sebagai berikut :
i= CH4 H2O CO CO2 H2
j vj
1 -1 -1 1 0 3 2
2 -1 -2 0 1 4 2
ni 0 vi , j j
Aplikasi Pers. 13.7 memberikan : yi
j
i 1,2,..., N
n0 v j j
2 1 2
3 1 2 2
j
yCH 4
5 2 1 2 2 y H 2O
5 2 1 2 2
1
2
3 1 4 2
yCO yCO2 yH 2
5 2 1 2 2 5 2 1 2 2 5 2 1 2 2
12
13.2 APLIKASI KRITERIA KESETIMBANGAN
TERHADAP REAKSI KIMIA
(dG)T,P = 0 (14.64)
13
T dan P konstan
Gt
(dGt)T,P=0
e
15
13.3 PERUBAHAN ENERGI GIBBS STANDAR
DAN KONSTANTA KESETIMBANGAN
Persamaan (11.2), hubungan property dasar untuk sistem satu fase,
memberikan persamaan untuk diferensial total energy Gibbs :
d(nG)=(nV)dP –(nS)dT + I idni (11.2)
Jika perubahan dalam jumlah mol ni terjadi sebagai akibat dari reaksi
kimia tunggal dalam sistem tertutup, maka Pers. (13.3) setiap dni
dapat digantikan dengan perkalian vi d.Pers. (11.2) akan menjadi
:
d(nG)=(nV)dP –(nS)dT + I i vi d
Karena nG adalah fungsi keadaan, maka ruas kanan persamaan di atas
adalah suatu persamaan diferensial eksak, sehingga :
T,P
16
Jadi kuantitas iviI pada umumnya menunjukkan laju
perubahan energy Gibbs total dari sistem dengan koordinat
reaksi pada T dan P konstan. Pada gambar 13.1
menunjukkan bahwa kuantitas ini sama dengan nol pada
keadaan kesetimbangan. Oleh karena itu criteria
kesetimbangan reaksi kimia dapat ditulis :
iviI = 0 (13.8)
Diketahui bahwa defenisi fugasitas suatu spesies dalam
larutan adalah :
I = I (T)+RTln f ^I (11.42)
Lebih lanjut kita dapat menulis Pers. (11.30) untuk spesies
murni dalam keadaan standar pada temperature yang sama :
G0i = I (T)+RTln f0i
Selisih antara persamaan ini adalah :
i - G0i =RTln f ^i/ f0i (13.9)
17
Perbandingan f^i/ f0i disebut aktifitas a^I dari spesies I dalam larutan.
Jadi secara defenisi :
a^I = f^i/ f0i (13.10)
Dari Pers.(13.9) menjadi :
i = G0i +RTln a^i (13.11)
Kombinasi Pers. (13.8) dan (13.11) untuk menghilangkan I
memberikan persamaan pada keadaan kesetimbangan suatu reaksi
kimia :
i vi (G0i +RTln a^i ) = 0
atau :
i vi G0i +RTi ln( a^i )vi = 0
atau :
ln I (a^i )vi = (13.12)
18
dimana I menunjukkan perkalian semua spesies i. Dalam
bentuk eksponensial, Pers.(13.12) menjadi :
19
13.4 PENGARUH TEMPERATUR PADA KONSTANTA
KESETIMBANGAN
Menurut Pers.(13.14),
G0 /RT = - ln K
Oleh sebab itu,
d ln K / dT = H0 /RT2 (13.15)
Pers.(13.15) memberikan pengaruh T pada konstanta kesetimbangan.
Jika H0 negatif, yaitu bila reaksinya eksotermis, konstanta
kesetimbangan menurun ketika temperature naik. Sebaliknya untuk
reaksi endotermis.
20
Bila perubahan entalpi (panas) reaksi standar, H0
dianggap tidak bergantung pada T, integrasi Pers (13.15)
dari T tertentu T1 ke T sembarang T akan didapatkan :
ln K/K1 = - H0/R (1/T – 1/T1) (13.16)
Gambar 13.2 Kurva antara K dan 1/T, yaitu kurva
konstanta kesetimbangan sebagai fungsi T.
Untuk mencari pengembangan yang lebih kompleks
pengaruh T terhadap K, maka sebagai titik awal digunakan
persamaan :
G0 = H0 -TS0 (13.17)
Persamaan ini mengikuti defenisi energy Gibbs, G= H-TS,
diaplikasikan kepada masing-masing spesies dari reaksi
kimia dalam keadaan standar pada temperature T, jadi :
G0i = H0i -TS0i
21
Mengalikannya dengan vi dan menjumlahkannya untuk semua
spesies, akan memberikan :
i vi G0i = i vi H0i - Ti vi S0i
Panas reaksi standar berhubungan dengan T melalui persamaan :
H0 = H00 + R
Tetapi :
dimana,
G0 = H00 - +R – RT /T
- (13.19)
dimana,
ln K = - G0 / RT
23
Integral pertama dari Pers.(13.19) Pers. (4.19),
Integral kedua :
(13.20)
dimana : = T / T0
Jadi :
25
Examples 13.4
Hitunglah konstanta kesetimbangan untuk dehidrasi
fase uap ethylen pada 145o dan 320oC dari data dalam
appendix C
Solution
C2 H 4 ( g ) H 2O( g ) C2 H 5OH ( g )
Menentukan nilai ΔA, ΔB, ΔC, ΔD reaksi di atas:
Δ= C2H5OH - C2H4 - H2O
Data heat capacity dari app C.1
ΔA = 3,1518 - 1,424 – 3,470 = -1,376
ΔB = (20,001 – 14,394 – 1,450) x10-3 = 4,157 x10-3
ΔC = (-6,002 - 4,392 - 0,000) x10-6 = 4,157 x10-6
ΔD = (-0,000 – 0,000 -0,121) x105 = 4,157 x105
26
Nilai ΔHo298 & ΔGo298 didapat dari Tabel C.4
ΔHo298 =-235,100 - 2,510 - (-2,41,818)
=- 45,792 J/mol
ΔGo298 =-168,490 - 68,460 - (-228,572)
= -8,378 J/mol.
Untuk T = 145 + 273,15 = 418,15 K
T C po T C po dT
To R
dT 23.121 dan
To R T
0,06924
28
Jadi
v
P
( yii ) o
ˆ vi
K .........(13.26)
i P
29
o Reaksi fase Cair
fˆi vi
( o ) K .......(13.10)
i f
fio: fugasitas liquid murni pada temperatur sistem dan 1 bar
fˆi i xi fi
fˆi i xi fi f
Jadi rasio fugasitas i xi i .......(13.29)
fo fo fo
fˆi ki mi ...........(13.34)
ˆf k m k 1 k
i i i i i
fˆi
fˆi ki mi o fˆi mi
mi .....(13.35)
i f
32
13.7 Konversi Kesetimbangan untuk
Reaksi Tunggal
Jika reaksi tunggal terjadi dalam sistem
homogen dan konstanta kesetimbangan
diketahui, maka perhitungan komposisi fase
pada kesetimbangan dapat diselesaikan
dengan Pers. 13.28, 13.27 atau 13.33 (asumsi
ideal).
Jika keadaan tidak ideal atau untuk sistem
heterogen maka, maka permasalahan lebih
sulit dan harus memperhatikan superposisi
kriteria kesetimbangan fase.
33
Example 13.5
Diketahui : water-gas shift reaction sbb
CO( g ) H 2O( g ) CO2 ( g ) H 2 ( g )
Hitung fraksi uap air yang bereaksi pada setiap kondisi
berikut (asumsi gas ideal).
(a) Reaktan: 1 mol H2O dan 1 mol CO. T =1100 K, P = 1 bar.
(b) Sama dengan (a), tetapi P = 10 bar.
(c) Sama dengan (a), tetapi 2 mol N2 termasuk reaktan.
(d) Reaktan terdiri dari 2 mol H2O dan 1 mol CO. Kondisi
lain sama dengan (a).
(e) Reaktan terdiri dari 1 mol H2O dan 2 mol CO. Kondisi
lain sama dengan (a).
(f) Campuran awal terdiri dari 1 mol H2O, 1 mol CO dan 1
mol CO2. Kondisi lain sama dengan (a).
(g) Sama dengan (a), tetapi T = 1650 K.
34
Solution
(a) Reaktan : 1 mol H2O & 1 mol CO. T =1100 K, P = 1 bar.
T = 1100 K 104/T = 9.05 Dari Fig. 13.2, ln K = 0 atau K = 1
Untuk reaksi ini : v = Σi vi = 1 + 1 – 1 – 1 = 0
Campuran reaksi adalah gas ideal, maka Pers 13.28 :
yH 2 yCO2
K 1 ( A)
yCO yH 2O
Dengan menggunakan pers. 13.5 :
1 e e
yCO y H 2O yCO2 y H 2
2 2
Substitusi ke pers. (A) :
e2 e 0.5
1
1 e 2
1 e e 2 e e
yCO yCO2 y H 2O yH 2
3 3 3 3
36
Pers. (A) menjadi :
e2 e 0.667
1
1 e 2 e
Fraksi steam yang bereaksi 0.667/2 = 0.333
(e) Reaktan terdiri dari 1 mol H2O dan 2 mol CO. Kondisi
lain sama dengan (a).
Fraksi untuk yCO dan yH2O berubah, tetapi pers. Pada
kesetimbangan sama dengan (d), maka e = 0.667 dan fraksi
steam yang bereaksi = 0.667
37
(g) Sama dengan (a), tetapi T = 1650 K
Pada 1650 K 104/T = 6.06
Dari Fig. 13.2 ln K = -1.15 atau K = 0.316
Pers (A) menjadi :
e2 e 0.36
0.316
1 e 2
38
Example 13.6
Estimasi konversi maksimum ethylen menjadi etanol dengan
hidrasi fase uap pada T = 250 K dan P = 35 bar untuk kondisi
awal rasio perbandingan steam dengan ethylen adalah 5.
Solution
Untuk T = 250 °C = 523.15 K K = 10.02 x 10-3
Pers. 13.26 digunakan untuk mengevaluasi koefisien
fugasitas species dalam campuran kesetimbangan. Pers. Ini
juga diselesaikan dengan pers. 11.61.
vi v
P
y
i
i i
P
K (13.26)
Bkk 2 yi y j 2 ik ij
P
ln k 1 (10.69)
RT i j
39
Asumsi awal : gas ideal, sehingga pers. 13.26 menjadi 13.27
v
P
y
vi
K (13.27)
P
i i
i
v = Σi vi = -1 maka :
y EtOHEtOH
10.02 10 3
P
( A)
yC2 H 4 C2 H 4 y H 2OH 2O P
Perhitungan berdasarkan Pers. 11.65, 3.61 dan 3.62 :
Pr
exp ( B B' ) (10.64)
Tr
0.422
B 0.083 1.6
(3.61)
Tr
0.172
B' 0.139 4.2 (3.62)
Tr 40
Critical properties dan ω dari App. B. dengan T = 523.15 K
dan P = 35 bar.
Substitusi φi dan P/P° ke pers. (A)
y EtOH
yC2 H 4 y H 2O
(0.977)(0.887)
(0.827)
(35) 10.02 103 0.367 ( B)
1 e 5 e e
yC 2 H 4 y H 2O y EtOH
6 e 6 e 6 e
Dengan pers. (13.5)
e 6 e
0.367 e 6 e 1.342 0
2
5 e 1 e
e = 0.233
41
Example 13.7
Dalam investigasi di laboratorium, asetilen
dihidrogenasi menjadi ethylen secara katalitik pada T =
1220 °C dan P = 1 bar. Jika feed adalah campuran
asetilen-hydrogen equimolar, maka hitung komposisi
produk pada kesetimbangan.
Solution
(1) C2 H 2 2C H 2
(2) 2C 2 H 2 C2 H 4
Dari reaksi (1) dan (2) :
C2 H 2 H 2 C2 H 4
G G1 G2
42
Dari per.13.11b
RT ln K RT ln K1 RT ln K2 atau K K1K2
Harga K reaksi 1 dan 2 diperoleh dari Fig. 13.2. Untuk
T = 1120 °C(1393 K), 104/T = 7.18 dan harga K dicari
melalui grafik :
ln K1 12.9 K1 4 105
ln K 2 12.9 K 2 2.5 10 6
K1 K 2 4 105 2.5 10 6 1
1 0.293
y H 2 yC 2 H 2 0.414
2 0.293
0.293
yC 2 H 4 0.172
2 0.293
44
Example 13.8
Asam asetat diesterifikasi dalam fase cair dengan
ethanol pada 100 °C dan tekanan atmosferik
menghasilkan etil asetat dan air.
45
Solution
Data ΔH°f298 dan ΔG°f298 diperoleh dari Tabel C.4.
Pers. 13.11b
G298 4650
ln K 298 1.8759
RT 8.314298.15
K 298 6.5266
46
Untuk perubahan temperature yang kecil (298.15 K –
373.15 K), maka pers.13.15 cukup memperkirakan nilai K.
K 373.15 H 298.15 1 1
ln
K 298.15 R 373.15 298.15
K 373.15 3640 1 1
ln 0.295
6.5266 8.314 373.15 298.15
K 373.15 6.5266 0.7444 4.8586
1 e e
x AcH xEtOH xEtAc xH 2O
2 2
47
Karena P <<, maka pers. 13.32 dapat digunakan.
Karena data koefisien aktivitas dalam sistem ini tidak
ada, maka dapat diasumsikan bahwa spesies yang
bereaksi membentuk larutan ideal.
Dengan menggunakan pers. 13.33 :
2
xEtAc xH 2O e
K 4.8586
x AcH xEtOH 1 e
Hasil perhitungan:
0.6879
e 0.6879 xEtAc 0.344
2
Hasil eksperimen xEtAc = 0.33, berarti asumsi dalam kasus
ini bahwa larutan yang terbentuk ideal memberikan error
yang kecil.
48
Example 13.9
Oksidasi SO2 menjadi SO3 dalam fase gas dilakukan
pada P = 1 bar dengan 20% ekses dalam reaktor
adiabatis. Bila diasumsikan reaktan masuk pada
T=25°C dan kesetimbangan dicapai pada ujung keluar
reaktor, maka tentukan komposisi dan temperature
aliran produk reaktor.
Solution
Reaksi :
SO2 1 2 O2 SO3
Energi balance :
ΔH°298 e + ΔH°P = ΔH = 0 (A)
ni
C p H
i
C p H
50
Pers. (A) dan (B) :
H 298 e C p H
(T 298.15) 0
H 298
T
298.15 (C )
C p H
G0 H 0 H 0 1 C p C p dT
T T
ln K dT (E)
RT0 RT T To R To
R T
51
Tahapan iterasi untuk menyelesaikan persoalan:
(1) Asumsi nilai awal T
(2) Menghitung pers. D dan E
(3) Menghitung [C°p]H dan menyelesaikan pers. C
(4) Mencari T baru berdasarkan T rata-rata dari T awal
dan T hasil perhitungan.
(5) Iterasi (langkah 2) hingga konvergen.
fˆc
fˆco mc
K
ˆf ˆf fˆ
( ˆ o )( ˆ o )
B A ( B xB )( A ˆ o )
fB fA P
53
Example 13.10
Estimasi komposisi fase liquid dan vapor, ketika ethylene
bereaksi dengan air membentuk ethanol pada 200°C dan
34,5 bar,kondisi dimana ada fase uap-cair. Anggap tidak ada
reaksi lain.
Solution
C2 H 4 ( g ) H 2O( g ) C2 H 5OH ( g )
fˆ V fˆL
K eth Po eth P o ...........( B)
fˆ V fˆ V fˆ L fˆ L
C2 H 4 H 2 O C2 H 4 H 2 O
•Fugasitas fase cair dengan koefisien aktivitas :
•Eleminasi fugasitas dalam pers. (B) dengan pers. (C) dan (D):
x eth L o
K
f eth P
eth
........( E )
( y C2H P)( x )
H 2O H 2O f H
l
4 C2H 4 2O
55
fiL: cairan murni i pada T dan P sistem.
P kurang berpengaruh pada fugasitas cairan, dapat didekati:
f iL f isat
Dengan pers (11.38) dan (11.39)
Po = 1 bar
Karena Σi yi = 1
y C H 1 y eth y H 2 O ........( H )
2 4
56
Eleminasi yH2O dan yEtOH dari pers (H) ke dalam xEtOH
dan xH2O dengan hub kesetimbangan uap cair
fˆiV fˆiL
58
Dari hasil perhitungan pada T= 473,15 K, P = 34,5 bar
EtOH 513,9 61,48 0,645 0,921 0,561 0,492 -0,399 -0,104 0,753 0,780
H2O 647,1 220,55 0,345 0,731 0,156 0,071 -0,613 -0,502 0,846 0,926
C2H4 282,3 50,4 0,087 1,676 0,685 - -0,102 0,199 0,963 …..
59
Prosedur perhitungan :
1. asumsi nilai xeth dan hitung xH2O dengan pers. (K)
2. tentukan γH2O dan γeth dari data
3. hitung yC2H4 dengan Pers (M)
4. hitung K dari pers. (L) dan bandingkan nilai 0,0031
dari data reaksi standart
5. jika 2 nilai tersebut sesuai ,asumsi harga awal xeth
sudah betul, jika tidak, asumsi kembali harga xeth
dan ulang prosedur awal.
60
Dengan Pers. (M)
yC2H4 = 1 – (0,907)(3,34)(0,06)-(0,493)(1)(0,94) = 0,355
Nilai K diberikan Pers (L)
(0,0493)(0,06)(3,34)
K 0,0296
(0,355)(0,94)(1)
Hasil ini cukup dekat dengan nilai 0,0310 yang didapat
dari data reaksi standart. Maka xH2O dan xEtOH betul
Xi Yi
ethanol 0,060 0,180
H2O 0,940 0,464
C2H4 0 0,356
61
13.8 PHASE RULE & DUHEM’S THEOREM
FOR REACTING SYSTEMS
Phase rule untuk nonreacting system
F=2- +N [13.35]
63
Solution
(a) System dari dua species saling larut tapi tidak
bereaksi yang berada pada kondisi azeotrop
dalam kesetimbangan vapor liquid.
miscible =2
two species N=2
nonreacting r=0
azeotrop x1 = y1 s=1
maka, F = 2 - + N – r – s
F=2-2+2–0–1=1
Jadi, hanya 1 variable yang ditetapkan
P atau T atau x1 (= y1)
64
(b) Dekomposisi CaCO3 secara parsial.
65
(c) Dekomposisi NH4Cl secara parsial.
66
(d) Sistem yang terdiri dari gas CO, CO2, H2, H2O
dan CH4 dalam kesetimbangan kimia
Reaksi pembentukan :
C 1
2 O2 CO ( A)
C O2 CO2 ( B)
H2 1
2 O2 H 2O (C )
C 2 H 2 CH 4 ( D)
CO 12 O2 CO2 ( E)
Reaksi (B) dan (D) :
CH4 O2 2H 2 CO2 (F )
67
Reaksi (C) dan (E) :
CO2 H 2 CO H 2O (G)
fase gas = 1
chemical species N = 5
reaction r = 2
Tidak ada pers yang berhubungan dengan rule phase s = 0
maka, F = 2 - + N – r – s
F=2-1+5–2–0=4
Jadi, 4 variable yang ditetapkan [P, T dan 2 fraksi mol]
68
13.9 MULTIREACTION
EQUILIBRIA
Jika equilibrium state dalam reacting system
tergantung pada 2 atau lebih reaksi kimia yang
independent, komposisi equilibrium dapat diperoleh
langsung dari pengembangan methode single reaction.
Pertama adalah menentukan 1 reaksi independent,
kemudian dihubungkan dengan koordinat reaksi.
Konstanta equilibrium dievaluasi untuk masing-masing
reaksi, sehingga pers. 13.10 menjadi :
vi , j
f
i Kj (13.38)
i f
i
j = indeks reaksi
69
Untuk reaksi fase gas
vi , j
fi
Kj (13.39)
i P
70
Example 13.12
n-butane di-crack pada 750 K dan 1.2 bar untuk
menghasilkan olefins. Reaksi yang terjadi pada
kondisi ini adalah sbb:
C4 H10 C2 H 4 C2 H 6 (I )
C4 H10 C3 H 6 CH 4 ( II )
71
Solution
Basis: 1 mol n-butane
1 I II I
yC4 H10 yC 2 H 4 yC 2 H 6
1 I II 1 I II
II
yC3 H 6 yCH 4
1 I II
Hubungan kesetimbangan
1
yC 2 H 4 yC 2 H 6 P
KI
yC 4 H 1 0 P
1
yC3 H 6 yCH 4 P
K II
yC 4 H 1 0 P 72
Dari per. fraksi mol dan kesetimbangan diperoleh pers. :
1
I2 P
KI ( A)
1 I II 1 I II P
1
II 2 P
K II ( B)
1 I II 1 I II P
Jika pers. B dibagi dengan pers. A, maka :
II I (C)
1/ 2
K II
( D)
KI
K I P / P
1/ 2
Dari pers. A dan C: I 2
(E)
1 K I P / P 1
73
Hasil dari pers. D, E dan C :
1/ 2
268.4
8.343
3.856
3.8561 / 1.2
1/ 2
I 2
0.1068
1 3.8561 / 1.29.343
II (8.343)(0.1068) 0.8914
Komposisi gas produk :
yC4 H1 0 0.0010
yC2 H 4 yC2 H 6 0.0534
yC3 H 6 yCH 4 0.4461
74
Example 13.13
Lapisan batu bara (asumsi carbon murni) dalam
coal gasifier diumpankan dengan steam dan
udara sehingga menghasilkan aliran gas yang
mengandung H2, CO, O2, H2O, CO2 dan N2. Jika
feed terdiri dari 1 mol steam dan 2.38 mol udara,
hitung komposisi kesetimbangan aliran gas pada
P = 20 bar untuk temperature 1000, 1100, 1200,
1300, 1400 dan 1500 K.
75
Example 13.14
Hitung komposisi kesetimbangan pada 1000 K dan
1 bar dari system fase gas yang terdiri dari CH4,
H2O, CO, CO2 dan H2. Kondisi awal 2 mol CH4 dan
3 mol H2O.
Data ΔG°fi pada 1000 K :
G f CH 4 19720 Jmol 1
G f CO 200240 Jmol 1
G f H 2O 192420 Jmol 1
G f CO2 395790 Jmol 1
76
Solution
• Menentukan Ak dari mol awal dan aik dari rumus molekul
AC = 2 AO = 3 AH = 14
Komponen C O H
CH4 1 0 4
H2O 0 1 2
CO 1 1 0
CO2 1 2 0
H2 0 0 2
G fH 2O nH 2O 2H O
H 2O ln 0
RT n i
i RT RT
nH 2 2H
H 2 ln 0
ni
i RT
78
Persamaan untuk neraca massa (pers. 13.41)
C : nCH4 + nCO + nCO2 = 2
H : 4nCH4 + 2nH2O + 2nN2 = 14
O : nH2O + nCO + 2nCO2 = 3
Σi ni = nCH4 + nH2O + nCO + nCO2 + nN2
RT = 8314 J/mol
maka persamaan untuk 8 persamaan secara simultan
memberikan sbb:
Komponen yi=ni/Σi ni C
0.7635
CH4 0.0196 RT
H2O 0.0980 O
25.068
CO 0.1743 RT
CO2 0.0371 H
H2 0.6711 0.1994
RT
Σ 1.0000
79