Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Boil-up rate Pressure drop
Daya (kW) Degree of foaming
(mL/10 detik) Overall (cmH2O)
0,5000 25,0000 60,0000 Gently localized
0,7000 47,5000 70,0000 Gently localized
0,9000 42,0000 77,0000 Violent localized
1,1000 46,0000 158,0000 Gently overwhole tray
1,3000 232,000 170,0000 Violent overwhole tray

Tabel 4.1. Data Percobaan


4.2. Grafik Hasil Pengamatan

250
Boil-up rate mL/10s
200

150

100

50

0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Daya (kW)

Grafik 4.1. Kurva Pengaruh Daya terhadap Boil-up rate.

200

150
Pressure drop

100
(cmH2O)

50

0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Daya (kW)

Grafik 4.2. Kurva Pengaruh Daya terhadap Pressure drop


4.3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan proses pemisahan campuran antara etanol
dan air dengan menggunakan proses distilasi. Komposisi campuran yang digunakan
terdiri dari lima liter aquadest dan lima liter etanol. Proses distilasi yang digunakan
pada praktikum kali ini menggunakan batch distillation column, yakni campuran
dimasukkan ke dalam tangki feed yang berada pada bagian bawah distilasi. Proses
batch pada praktikum ini dilakukan karena alat yang digunakan pada laboratorium
merupakan alat batch distillation column armfield.
Jenis tray yang digunakan pada distillation column armfield yakni sieve tray.
Penggunaan sieve tray didasarkan pada pressure drop yang rendah. Pressure drop
yang ada di dalam kolom distilasi harus dijaga, tidak terlalu tinggi maupun terlalu
rendah, agar kolom ditilasi tidak meledak dan mencegah terjadinya floading pada
kolom distilasi. Selain itu, alasan lainya digunakan sieve tray adalah untuk
memperbesar kontak antar komponen campuran, sehingga saat fase uap yang naik ke
atas berdifusi dengan liquid yang menutupi tray pada kolom distilasi.
Komponen utama lainnya yang digunakan pada batch distillation column
adalah reboiler dan kondenser. Penggunaan reboiler digunakan untuk memanaskan
campuran air dan etanol hingga mencapai titik didihnya, sedangkan kondenser
digunakan untuk mengondensasikan uap untuk menjadi fase cair kembali. Pada
bagian dalam kolom distilasti, terdapat down commer yang berfungsi sebagai tempat
liquid mengalir ke bagian bawah kolom distilasi. Setiap tray pada batch distillation
column terdapat termometercouple yang berfungsi untuk mengontrol suhu pada setiap
tray tersebut. Pengontrolan suhu tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa suhu
pada setiap tray tidak …
Proses pemisahan campuran etanol dan air pada proses distilasi didasarkan
pada perbedaan titik didih kedua komponen tersebut. Etanol mempunyai titik didih
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih air, yakni 78 oC untuk air dan
100oC untuk air. Etanol yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dahulu ketika temperatur pemanasan sudah mencapai titik didih etanol.
Proses distilasi menggunakan prinsif batch sehingga tidak ada feed yang
masuk pada saat proses distilasi berlangsung. Campuran etanol dan air yang akan
dipisahkan dipanaskan melalui reboiler pada bagian bawah distilasi. Panas yang
dihasilkan oleh reboiler dihasilkan oleh variasi daya, semakin besar daya yang
diberikan maka akan semakin besar panas reboiler yang dihasilkan. Ketika etanol
telah mencapai titik didihnya, maka etanol akan menguap dan mengalir keatas
melalui tray-tray pada kolom distilasi. Meskipun etanol menguap pada suhu 78oC,
seluruh komponen etanol tidak akan menguap sekaligus dan membutuhkan
pemanasan lebih lanjut. Oleh karena itu, pada praktikum daya yang digunakan akan
terus dinaikkan sehingga akan ada air yang teruapkan bersama uap etanol.

Pada kondisi awal percobaan, daya pertama kali diatur ke 0.5 kW dan ketika
dinaikkan ke daya 0.7 kW dan 0.9 kW tidak terjadi kenaikan yang begitu signifikan
terhadap pressure di grafil 4.2. Hal itu terjadi karena energi yang dihasilkan tidak
cukup besar untuk mendidihkan larutan sehingga aliran uap yang naik ke kolom
distilasi berjalan dengan lambat. Ketika daya diatur pada nilai yang lebih tinggi, yaitu
1.1 kW dan 1.3 kW, pressure drop juga naik. Hal itu dikarenakan energi yang
dibutuhkan untuk menguapkan larutan etanol dan air sudah cukup. Kecepatan aliran
uap meningkat dengan cepet sehingga tekanan di dalam kolom distilasi meningkat
secara signifikan dibanding dengan daya yang sebelumnya. Secara teori, pressure
drop akan meningkat seiring dengan peningkatan daya (Perry dan Green,1984).
Dapat disimpulkan secara teori bahwa pressure drop merupakan fungsi dari daya.
Pressure drop meningkat karena semakin banyak daya yang disuplai ke kolom
distilasi. Hal ini disebabkan oleh adanya kehilangan energi melalui peningkatan
radiasi termal dan gaya gesekan akibat dari peningkatan kecepatan uap yang tinggi
melalui kolom. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1, pressure drop akan
meningkat seiring dengan peningkatan terhadap dayan. Dapat disimpulkan bahwa
secara teori maupun praktiknya. Mengetauhi pressure drop pada operasi distilasi
sangan diperlukan kerena apabila kita tidak dapat mengontrol pressure drop pada
kolom distilasi akan menyebabkan kolom tersebut exploding atau meledak. Pressure
drop juga dapat menjadi acuan kita untuk meninjau boiling-up rate maupun degree of
foaming di dalam kolom distilasi

Boil-up rate adalah jumlah destilat yang berasal dari reflux setelah
dikondensasi dari kondenser menuju ke bagian top coulumn yang dihitung selama 10
detik. Secara teori, boil-up rate akan meningkat seiring dengan peningkatan daya
(McCabe dkk,1993). Pada grafik 4.1 yaitu grafik hubungan antara variasi daya
terhadap boil-up rate, terlihat adanya penurunan trend di percobaan ke-2 di mana
boil-up rate di percobaan ke-2 lebih sedikit dibandingkan percobaan ke-1 dan
meningkat pada percobaan selanjutnya. Terjadinya penurunan trend pada grafik
hubungan daya dengan boil-up rate di percobaan ke-2 dikarenakan adanya kesalahan
konsep dari percobaan distilasi yang kita lakukan. Sesuai dengan praktikum yang kita
lakukan yaitu menggunakan sistem batch distillation, kita harus menyamakan kondisi
feed yang berada di tangki feed saat daya dinaikkan. Tetapi saat kita melakukan
percobaan distilasi di lab, kita tidak menyamakan kondisi saat daya 0.5 kW diubah ke
0.7 kW. Hal ini menyebabkan campuran feed yang memiliki volatilitas sudah
teruapkan sebagian dan ketika di daya 0.7 kW hanya beberapa senyawa volatilitas
saja yang bisa teruapkan.

Perlu adanya penyamaan kondisi feed apabila kita mengganti daya yang akan
kita gunakan. Keterbatasan waktu menyebabkan hal itu terjadi karena apabila kita
harus menyamakan ke kondisi awal akan memakan waktu yang sangt banyak. error.
Keterlambatan saat mengukur waktu selama 10 menit ketika sudah mengganti daya
ke 0.7 dapat menjadi alasan penurunan boill-up rate pada percobaan ke-2. Terjadinya
penurunan trend saat percobaan kedua mungkin dapat disebabkan ketidak ketelitian
saat mengatur waktu maupun kelambatan saat membuka dan menutup katup. Hal ini
biasanya disebut sebagai human error. Human error dapat diatasi dengan
meningkatkan ketelitiaan saat melakukan praktikum di lab dan lebih cekatan saat
membuka-tutup katup.

Secara teori, peningkatan boil-up rate akan sejalan dengan peningkatan


pressure dropnya (McCabe dkk,1993). Hal ini dikarenakan ketika daya yang
diberikan semakin besar, menyebabkan kandungan volatilitas di dalam campuran
akan lebih banyak menguap. Semakin banyak energi yang dipakai untuk menguap
akan menyebabkan perubahan fase liquid menjadi gas akan semakin cepat pula.
Ketika uap naik ke kolom distilasi akan mengalami beberapa hambatan. Tray, dinding
kolom distilasi, perbedaan temperatur yang semakin ke atakan akan semakin rendah,
dan difusi massa dan panas pada cairan yang menutupi tray. Hal itu bertujuan untuk
memisahkan senyawa non-volatil yang terikut menjadi uap sehingga mendapat
destilat dengan kemurnian yang tinggi. Ketika aliran uap naik ke atas akan
menyebabkan friksi antara uap dengan dinding distilasi kolom sehingga semakin
banyak gesekan yang terjadi menyebabkan peningkatan pada pressure drop. Oleh
karena itu, laju alir uap harus dikontrol agar tidak menyebabkan peningkatan
pressure drop yang tinggi.

Degree of foaming merupakan suatu observasi kualitatif yang kita terjadi pada
kolom distilasi. Degree of foaming terjadi karena adanya proses difusi antara cairan
yang ada di tray dengan uap yang berasal dari boiler yang menuju kondensor. Degree
of foaming walaupun memberikan kontak uap-cairan secara baik, namun foaming
yang terjadi secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan dari cairan pada tray
kolom. Degree of foaming yang terbentuk dapat diamati secara langsung yang mana
data yang akan didapatkan nantinya berupa beberapa jenis hasil pengamatan secara
subjektif secara langsung. Degree of foaming dapat dikategorikan kedalam beberapa
kelompok yaitu gentle localized, violent localized, foaming gently over whole tray,
dan foaming violent over whole tray (Smith dkk, 2001).

Data ketika boil-up rate sebesar 25,000 mL/10 detik dan 47,5000 mL/10
detik, degree of foaming yang terlihat masih berupa gentle localized. Data ketiga
yang didapat ketika boil-up rate sebesar 42,0000 mL/10 detik, degree of foaming
yang terlihat berupa violnet localized. Data keempat yang didapat ketika boil-up rate
sebesar 46,0000 mL/10 detik, degree of foaming yang terlihat berupa foaming gently
over whole tray. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika boil-up rate semakin besar
nilainya, maka degree of foaming yang terbentuk akan semakin keras karena pressure
drop dipengaruhi oleh daya yang disuplai (Lowry dan Winkle, 1969). Hal ini
dikarenakan adanya desakan dari uap yang kuat untuk menembus lapisan cairan yang
menutup tray tesebut, sehingga terjadi foaming yang tidak karuan. Foaming yang
tidak karuan dapat mengakibatkan flooding. Flooding adalah suatu daerah dimana
perbedaan tekanan meningkat secara cepat dan bersamaan dengan hilangnya efisiensi
perpindahan massa (Henry, 1992). Apabila flooding terjadi, akan menyebabkan
distilat mempunyai tingkat kemurnian yang rendah.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1) Semakin besar daya yang disuplai, maka semakin besar juga nilai Pressure
drop overall.
2) Semakin besar Boil-up rate, maka Degree of foaming yang terbentuk akan
semakin keras karena Pressure drop dipengaruhi oleh daya yang disuplai.
3)

5.2. Saran
1) Sebaiknya boiler dipanaskan dahulu sebelum memulai praktium, sehingga
lebih efisiensi waktu.
2) Kondisi feed harus disamakan dahulu apabila ingin mengganti daya, sehingga
hasil secara teori dan praktik didapatkan sama
3) Human error dapat dikurangi dengan cara lebih teliti dalam menghitung
waktu, mengambil sampel pada V3, dan mengamati pressure drop.
Uap yang mengalir keatas

CARA KERJA

KEGAGALAN DALAM DISTILASI

ALASAN PENGGUNAAN REFLUKS TOTAL DAN RATIO REFLUKS

DAPUSSS

McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical
Engineering”, McGraw Hill Book, Co., United States of America.

Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, “Perry’s Chemical Engineers Hand Book”,6th.
ed. Mc. Graw Hill Co., International Student edition, Kogakusha, Tokyo

Kister, Henry Z. 1992. Distillation Design. Mcgraw-Hill,inc : California.


Lowry, R. P. dan Winkle, M.V. 1969. Foaming and frothing related to system
physical properties in a small perforated plate distillation column. AIChE
Journal. Vol. 15(5): 665-670.

Anda mungkin juga menyukai