250
Boil-up rate mL/10s
200
150
100
50
0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Daya (kW)
200
150
Pressure drop
100
(cmH2O)
50
0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Daya (kW)
Pada kondisi awal percobaan, daya pertama kali diatur ke 0.5 kW dan ketika
dinaikkan ke daya 0.7 kW dan 0.9 kW tidak terjadi kenaikan yang begitu signifikan
terhadap pressure di grafil 4.2. Hal itu terjadi karena energi yang dihasilkan tidak
cukup besar untuk mendidihkan larutan sehingga aliran uap yang naik ke kolom
distilasi berjalan dengan lambat. Ketika daya diatur pada nilai yang lebih tinggi, yaitu
1.1 kW dan 1.3 kW, pressure drop juga naik. Hal itu dikarenakan energi yang
dibutuhkan untuk menguapkan larutan etanol dan air sudah cukup. Kecepatan aliran
uap meningkat dengan cepet sehingga tekanan di dalam kolom distilasi meningkat
secara signifikan dibanding dengan daya yang sebelumnya. Secara teori, pressure
drop akan meningkat seiring dengan peningkatan daya (Perry dan Green,1984).
Dapat disimpulkan secara teori bahwa pressure drop merupakan fungsi dari daya.
Pressure drop meningkat karena semakin banyak daya yang disuplai ke kolom
distilasi. Hal ini disebabkan oleh adanya kehilangan energi melalui peningkatan
radiasi termal dan gaya gesekan akibat dari peningkatan kecepatan uap yang tinggi
melalui kolom. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1, pressure drop akan
meningkat seiring dengan peningkatan terhadap dayan. Dapat disimpulkan bahwa
secara teori maupun praktiknya. Mengetauhi pressure drop pada operasi distilasi
sangan diperlukan kerena apabila kita tidak dapat mengontrol pressure drop pada
kolom distilasi akan menyebabkan kolom tersebut exploding atau meledak. Pressure
drop juga dapat menjadi acuan kita untuk meninjau boiling-up rate maupun degree of
foaming di dalam kolom distilasi
Boil-up rate adalah jumlah destilat yang berasal dari reflux setelah
dikondensasi dari kondenser menuju ke bagian top coulumn yang dihitung selama 10
detik. Secara teori, boil-up rate akan meningkat seiring dengan peningkatan daya
(McCabe dkk,1993). Pada grafik 4.1 yaitu grafik hubungan antara variasi daya
terhadap boil-up rate, terlihat adanya penurunan trend di percobaan ke-2 di mana
boil-up rate di percobaan ke-2 lebih sedikit dibandingkan percobaan ke-1 dan
meningkat pada percobaan selanjutnya. Terjadinya penurunan trend pada grafik
hubungan daya dengan boil-up rate di percobaan ke-2 dikarenakan adanya kesalahan
konsep dari percobaan distilasi yang kita lakukan. Sesuai dengan praktikum yang kita
lakukan yaitu menggunakan sistem batch distillation, kita harus menyamakan kondisi
feed yang berada di tangki feed saat daya dinaikkan. Tetapi saat kita melakukan
percobaan distilasi di lab, kita tidak menyamakan kondisi saat daya 0.5 kW diubah ke
0.7 kW. Hal ini menyebabkan campuran feed yang memiliki volatilitas sudah
teruapkan sebagian dan ketika di daya 0.7 kW hanya beberapa senyawa volatilitas
saja yang bisa teruapkan.
Perlu adanya penyamaan kondisi feed apabila kita mengganti daya yang akan
kita gunakan. Keterbatasan waktu menyebabkan hal itu terjadi karena apabila kita
harus menyamakan ke kondisi awal akan memakan waktu yang sangt banyak. error.
Keterlambatan saat mengukur waktu selama 10 menit ketika sudah mengganti daya
ke 0.7 dapat menjadi alasan penurunan boill-up rate pada percobaan ke-2. Terjadinya
penurunan trend saat percobaan kedua mungkin dapat disebabkan ketidak ketelitian
saat mengatur waktu maupun kelambatan saat membuka dan menutup katup. Hal ini
biasanya disebut sebagai human error. Human error dapat diatasi dengan
meningkatkan ketelitiaan saat melakukan praktikum di lab dan lebih cekatan saat
membuka-tutup katup.
Degree of foaming merupakan suatu observasi kualitatif yang kita terjadi pada
kolom distilasi. Degree of foaming terjadi karena adanya proses difusi antara cairan
yang ada di tray dengan uap yang berasal dari boiler yang menuju kondensor. Degree
of foaming walaupun memberikan kontak uap-cairan secara baik, namun foaming
yang terjadi secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan dari cairan pada tray
kolom. Degree of foaming yang terbentuk dapat diamati secara langsung yang mana
data yang akan didapatkan nantinya berupa beberapa jenis hasil pengamatan secara
subjektif secara langsung. Degree of foaming dapat dikategorikan kedalam beberapa
kelompok yaitu gentle localized, violent localized, foaming gently over whole tray,
dan foaming violent over whole tray (Smith dkk, 2001).
Data ketika boil-up rate sebesar 25,000 mL/10 detik dan 47,5000 mL/10
detik, degree of foaming yang terlihat masih berupa gentle localized. Data ketiga
yang didapat ketika boil-up rate sebesar 42,0000 mL/10 detik, degree of foaming
yang terlihat berupa violnet localized. Data keempat yang didapat ketika boil-up rate
sebesar 46,0000 mL/10 detik, degree of foaming yang terlihat berupa foaming gently
over whole tray. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika boil-up rate semakin besar
nilainya, maka degree of foaming yang terbentuk akan semakin keras karena pressure
drop dipengaruhi oleh daya yang disuplai (Lowry dan Winkle, 1969). Hal ini
dikarenakan adanya desakan dari uap yang kuat untuk menembus lapisan cairan yang
menutup tray tesebut, sehingga terjadi foaming yang tidak karuan. Foaming yang
tidak karuan dapat mengakibatkan flooding. Flooding adalah suatu daerah dimana
perbedaan tekanan meningkat secara cepat dan bersamaan dengan hilangnya efisiensi
perpindahan massa (Henry, 1992). Apabila flooding terjadi, akan menyebabkan
distilat mempunyai tingkat kemurnian yang rendah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1) Semakin besar daya yang disuplai, maka semakin besar juga nilai Pressure
drop overall.
2) Semakin besar Boil-up rate, maka Degree of foaming yang terbentuk akan
semakin keras karena Pressure drop dipengaruhi oleh daya yang disuplai.
3)
5.2. Saran
1) Sebaiknya boiler dipanaskan dahulu sebelum memulai praktium, sehingga
lebih efisiensi waktu.
2) Kondisi feed harus disamakan dahulu apabila ingin mengganti daya, sehingga
hasil secara teori dan praktik didapatkan sama
3) Human error dapat dikurangi dengan cara lebih teliti dalam menghitung
waktu, mengambil sampel pada V3, dan mengamati pressure drop.
Uap yang mengalir keatas
CARA KERJA
DAPUSSS
McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical
Engineering”, McGraw Hill Book, Co., United States of America.
Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, “Perry’s Chemical Engineers Hand Book”,6th.
ed. Mc. Graw Hill Co., International Student edition, Kogakusha, Tokyo