Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 11 GERAKAN PARTIKEL SOLID DI DALAM FLUIDA

Pada saat partikel mau berpisah dengan liquid dalam fase liquid, terdapat 3 gaya : external
force, buoyant force (gaya archimedes) dan drag force sebagai gaya gesek. Jadi, untuk
gaya eksternal, didapatkan dari gaya gravitasi atau gaya sentrifugal. Gaya eksternal
tergantung dengan alat yang kita pakai.

Decanter Sentrifuges
Clarifier Gaya gravitasi Filter berpengaduk Gaya Sentrifugal
Pickner

Teori dasarnya berdasarkan pada konsep gerak bebas bodi


partikel.

Ket :
F adalah gaya resultan yang bekerja pada sembarang bodi partikel
dv/dadalah percepatan bodi partikel
m adalah massa bodi.

Gaya yang bekerja pada partikel yang jatuh di dalam fluida adalah eksternal force, buoyant
force dan drag force yang menyebabkan reaksi pada kecepatan relatif fluida ke partikel,
maka persamaan menjadi :

● External force dinyatakan dalam,

adalah percepatan partikel dari external force.

● Drag force dihasilkan dari persamaan,

Ket :
CD = koefisien drag
Vfs = kecepatan relatif partikel dalam fluida
Rho = densitas fluida (liquid)
S = luas permukaan partikel
● Buoyant force (gaya Archimedes)

Ket :
m = massa
rho s = densitas solid
rho a = densitas liquid

Jika disubstitusi, menjadi :


Persamaan umum untuk gaya total yang bekerja pada bodi partikel

Jika gaya eksternal berasal dari gaya gravitasi, maka merupakan percepatan
gravitasi, sehingga persamaan menjadi :

Jika eksternal berasal dari gaya sentrifugal, maka di mana r adalah jari-jari
dan ω adalah kecepatan angular (radians/sec) persamaan menjadi :

KECEPATAN TERMINAL JATUH BEBAS PARTIKEL

Dimisalkan ada botol diisi dengan air, pada waktu partikel dijatuhkan, sebelum bertemu
dengan air, kecepatan partikel jatuh sangat cepat, karena belum ada gaya Archimedes yang
menghalanginya untuk jatuh. Tapi pada saat partikel sudah berada dalam fase liquid, di
dalam fase liquid ada gaya Archimedes yang menghalanginya untuk jatuh. Kecepatan
terminal jatuh bebas partikel adalah saat gaya eksternal dengan gaya Archimedes seimbang.
Artinya kita harus memasukkan gaya eksternal > kecepatan terminal jatuh bebasnya supaya
mempercepat pemisahan partikel dalam fase fluida atau agar jatuhnya lebih cepat.

Untuk partikel yang bulat, luas partikel dalam aliran adalah dan massa partikel
Persamaan menjadi :

Kecepatan terminal terjadi, bila dv/dθ = 0 sehingga,


Penyelesaian persamaan di atas akan menghasilkan persamaan kecepatan terminal, V=Vt
sehingga,

Persamaan 1.12 dapat digunakan untuk menghitung kecepatan terminal dalam aliran
laminar, transisi, dan turbulen bila CD dapat dihitung dari grafik 1.2.

NOTE DALAM GRAFIK :


Ψ EPSI = FAKTOR SPERISITAS PARTIKEL. JIKA ψ = 1 ADALAH PARTIKEL YANG
BULAT. SEMAKIN KECIL ψ (KE ATAS) SEMAKIN TIDAK BERATURAN BENTUKNYA.

Pada waktu pemisahan partikel dengan fluida, apabila bentuk partikelnya bulat, maka tidak
hanya gaya Archimedes yang berpengaruh, tapi juga drag force-nya, sehingga tidak mudah
tersedimentasi.

Pernyataan untuk kecepatan terminal tidak tergantung pada CD pada aliran laminar. Gaya
resistan menyebabkan friksi fluida pada partikel bulat ketika bergerak relatif membentuk
aliran laminar yang ditunjukkan oleh persamaan berikut ini,

Gaya resistan kita substitusi ke dalam persamaan 1.3 sehingga akan menghasilkan :
Persamaan 1.17 adalah statement hukum Stokes yang dapat dipakai untuk kecepatan
terminal jatuh bebas partikel bulat dalam aliran laminar.

Persamaan ini dapat juga digunakan untuk menghitung viskositas fluida apabila kecepatan
terminal dihitung secara eksperimental, dengan partikel bulat misalnya bola-bola gelas atau
partikel alumina yang bulat, yang diketahui densitas dan diameter partikelnya, yang
dilakukan dalam suatu kolom yang diketahui tingginya.
Bila persamaan 1.17 disubstitusi ke dalam persamaan 1.12, persamaan koefisien drag untuk
aliran laminar dapat ditentukan dengan mengeluarkan CD dari persamaan 1.12 :

Semakin kecil diameter liquid, maka semakin lambat kecepatan terminalnya.


Semakin besar densitas liquid, maka semakin lambat kecepatan terminalnya.
Alat Industri Kimia

Sectum = Screen/Filter(Saringan) merupakan medium penyaring berupa screen


Medium penyaring tidak hanya dalam bentuk screen tpi bisa juga padatan. Misalnya sunfilter
= filter yang disupport medium penyaring berupa pasir yang diletakkan diatas permukaan filter
dan pada bagian bawahnya ada screen. Berfungsi untuk menampung/menahan padatan yang
lebih halus. Jika screen bukan membran, screen menampung padatan terbatas sekitar 100-200
mikron. Namun, jika dikasih pasir dgn ketebalan tertentu sehingga padatan2 halus bisa tertahan
pasir. Pasir itu sendiri disebut medium penyaring. Penyaring yang lebih kecil ukurannya adalah
membran. Membran biasanya dimulai dari ultra filter dan bisa menangani padatan sebesar 0,1
mikronmeter. Diatas 1 mikron dipakai padatan sebagai medium penyaring. Secara umum pori2
medium penyaring lebih besar dri partikel. Medium poros > partikel, karena partikel hrus
dihilangkan. Di industri, biasanya dijalankan secara mekanik. Kinerja filter dapat dilihat dari
gambar 7.1

Filter medium seperti screen


Filter Cake adalah bisa seperti padatan yang dimasukkan diatas screen untuk membantu
menghalangi or menghandle padatan dari umpan yg lebih kecil sehingga padatan tersebut
melapisi medium penyaring. Filter cake hamparan padatan yang memenuhi medium penyaring
yang lama kelamaan memadat yang disebut cake. Jika mulai memadat maka kecepatan filtrasi
akan melambat sehingga ada dibuat pintu untuk mengeluarkan cake yg terakumulasi.
Faktor yang mempengaruhi seleksi peralatan filter
1. Properti dri fluida (sifat fisika dan kimia itu menyangkut apakah bersifat
basa/asam/korosif, jika bersifat asam tidak boleh menggunakan baja(galvanis) dan
gunakan stainless, teflon (yang tidak mudah korosif), Viskositas dari fluida (jika sangat
viskos menggunakan screen dgn diameter cukup tinggi), densitas terlalu besar dan sifat
korosif
2. Nature bersifat solid apakah apakah organik or organik, berlemak, licin, densitasnya
dan ukuran partikel. Distribusi ukuran, dan packing dari padatan
3. Konsentrasi solid dalam suspensi (jika besar tidak boleh menggunakan filter sehingga
dilakukan pengendapan, lalu jika masih ada padatan maka lakukan pengendapan
clarifier, jika konsentrasi sudah sangat sedikit baru gunakan filter).
4. Kuantitas material yg bisa dihandle dan nilainya.
5. Kemudian produk solid yang diambil karena bernilai atau fluidanya. Kalau produk
padatan sangat berharga gunakan thickner, namun jika fluida berharga gunakan
clarifier. Jadi di clarifier banyak diambil fluida.
6. Apakah perlu mencuci padatan yang sudah difilter, jika bernilai biasanya dicuci
sehingga gunakan filter yang bisa mencuci
7. Apakah di fluidanya ada kontaminan, ada volutan yang termasuk di dalamnya.
8. Apakah umpan yang viskos bisa dipanaskan atau tidak. Jika kita menyaring lemak maka
jika dipanaskan penyaringannya lebih cepat atau fluida di filter cake yang semakin lama
semakin tinggi dilakukan pemanasan, supaya filter cake baik membuat pori-pori
terbuka sehingga penyaringan lebih lancar
9. Apakah ada free treatment yang harus dilakukan sebelum di filter. Seperti minyak, agar
tidak tersumbat maka sebaiknya dilakukan pada minyak yang panas.

Pertanyaan: Konsetrasi solid yang terlalu besar tidak bisa langsung di filter maka konsentrasi
yang besar seperti apa?
Bisa jumlah, ukuran padatan, volume, densitas dll. Jika besar sehingga dilakukan pengendapan
Konsentrasi untuk filter, dibawah 10% lebih dri itu tidak bisa dilakukan filtrasi lakukan
sedimentasi terlebih dahulu. Dari neraca massa bandingkan fraksi massa, jadi jika lebih dri
10% gunakan clarifier, jika lebih besar dri 50% gunakan thickner

Filter biasanya bekerja secara mekanik sehingga energi yang digunakan rendah. Faktor yang
penting dalam penyaringan:
1. Kecepatan aliran sangat bergantung pada pressure drop (perbedaan tekanan terhadap
umpan), jika PD kecil maka tekanan luar akan besar sehingga penyaringan lebih cepat
2. Luas permukaan yang lebih besar, kapasitas penyaringan lebih besar
3. Viskositas filtrat, semakin tinggi konsentrasi filtrat sehingga semakin lambat kecepatan
penyaringannya
4. Resistance dari filter cake, semakin besar dan lama proses penyaringan filter cake
semakin tinggi, PD semakin besar akan menyebabkan penyaringan terhalang
5. Resistance dari filter medium dari cake, hanya screen maka resistance seperti
penyaringan teh (kecil), namun jika sunfilter maka medium penyaringan tinggi + filter
cake yang telah menumpuk. Misal sunfilter 10 cm lama-kelamaan penyaringan padatan
bertambah 10 cm maka resistancenya dari 10 cm medium penyaring dan 10 cm cake
yang terakumulasi.
Ada 2 tipe proses penyaringan yang diidentifikasi
1. Cake filtration (Partikel dari suspensi akan terdeposit di atas permukaan screen
kemudian di atas screen akan menghasilkan padatan yang besar (resistance)). Lapisan
awal akan membentuk medium filter yang efektif
2. Deep or depth-bed filtration, pada fungsi waktu partikel tadi akan terakumulasi
sehingga ketebalannya akan tinggi, ketebalan itulah disebut Deep or depth-bed
filtration. Dimana partikel akan masuk pori2 medium filter lalu akan memberikan efek
diantara partikel dan surface medium sehingga partikel itu harus dikeluarkan. Jika
terjadi Deep or depth-bed filtration kecepatan penyaringan tadi akan menjadi lambat.
Bed disini adalah kumpulan padatan yang dalam(tinggi) yang semakin lama semakin
tinggi sehingga akan tidak mampu lagi menyaring karena terlalu banyak partikel yang
masuk. Maka Deep or depth-bed filtration yang digunakan seperti pasir karena tidak
terlalu padat. Karena jika menggunakan tanah liat ia akan susah bergerak.

Teori dari filtrasi


Bagaimana aliran fluida melalui glanular bed dan packed columns

PACKED COLUMNS
Packed Columns adalah kolom yang dipenuhi oleh padatan. Padatan nya berbeda-beda. Jika di
Reaktor maka packednya adalah katalis (Packed bed adalah kumpulan padatan yang berada
pada reaktor yang digunakan sebagai katalis). Namun, jika absorber adalah packing karena
absorber adalah alat yang menyerap kotoran di fluida baik liquid/gas yang diserap padatan.
Selain packing digunakan arang aktif/bola-bola betonik/bola-bola zeolit. Jika di Filter adalah
medium penyaring misalnya pasir.

Apa perbedaan pasir dan tanah liat jika dimasukkan kedalam kolom?
Tanah liat yang berbentuk powder dan sangat kompak maka harus diberi tekanan
Pasir karena berbentuk granular dan tidak kompak maka liquid/gas lebih mudah masuk column
karena voidage/void fraction (fraksi volume yang tidak dipenuhi padatan).
Persamaan hukum darcy dan permeability
Melakukan penelitian dengan pasir dengan berbeda-beda ketebalan dan ketinggian pasir.
Sehingga ditemukan

1 𝑑𝑉
uc = kecepatan rata-rata aliran fluida (𝐴 𝑥 𝑑𝑇 )
- ΔP = Pressure drop accros the bed
l = Ketebalan dari bed
A = Luas penampang dari bed
V = Volume fluida yang melewati filter dalam fungsi waktu
K = Konstanta yang tergantung sifat fisik padatan dan fluida

Semakin tinggi viskositas maka aliran resistance akan semakin tinggi, sehingga

µ = Viskositas fluida
B = Koefisien permabilitias
Datanya dapat dilihat di tabel 4.1

Spesifik surface dan voidage


Secara umum, struktur dari partikel dapat dilihat dari spesifik surface area dari bed (SB) dan
fraksi voidage dari bed e.
SB adalah luas permukaan fluida per satuan volume bed ketika partikel dimasukkan ke kolom
e adalah fraksi volume yang tidak dipenuhi oleh bed (partikel) yang dikenal dengan voidage,
atau porositas. (1 - e)(fraksi volume yang dipenuhi oleh material/padatan)
S adalah spesifik area dari partikel dan spesifik area dari partikel yang dibagi volume

Dapat dilihat jika S dan SB tidak sama, sehingga point contack dari partikel kecil dari surface
area maka akan hilang karena overlapping, sehingga
Pada saat porositas naik, aliran pada bed menjadi lebih mudah. Sehingga voide fraction >
maka aliran yang melewati bed lebih mudah dan koefisien permabilitasnya naik. Lalu jika
partikel dimasukkan secara random maka e = konstan.

General expressions for flow through beds in terms of Carman-Kozzeny equation


Streamline flow-Carman-Kozeny equation

µ = Viskositas fluida
u = Kecepatan aliran
dt = diameter tube
lt = Panjang tube

Jika ada ruang bebas di bed maka asumsikan dengan persamaan

d’m = diameter equivalent dari pori-pori


K’ = diamensi konstan tergantung strukutur bed
l’ = panjang
µ = kecepatan rata-rata dari pori-pori
Persamaan (7.1)

Dimana :
l = ketebalan padatan di atas permukaan katalis dari filter
e = porositas/voidage/void fraction/fraksi volume yang tidak dipenuhi oleh padatan
V = volume filtrat yang melalui filter dalam fungsi waktu
A = cross-sectional area dari filter cake
Uc = kecepatan superficial dari filtrat
S = spesific surface partikel
= viskositas filtrat
P = pressure difference atau biasa disebut pressure drop

Untuk menurunkan persamaan tersebut dibuat asumsi bahwa cake di atas


permukaan filter dianggap merata/homogen. Dengan asumsi tersebut dan void
fraction konstan maka akan membuat persamaan tersebut mudah untuk diselesaikan.
Untuk nilai e tergantung pada asalnya dari mana termasuk bentuk geometrinya ex:
spherical, prisma, segi empat atau bentuk lain yang beraturan. Untuk bentuk yang
tidak beraturan ex: arang, tergantung struktur dari permukaan padatannya serta laju
deposit filter di atas permukaan. Ada beberapa alasan dalam pembentukan lapisan
cake di atas permukaan filter, yaitu:
a. Untuk tekanan dari filter, laju aliran lebih besar pada awal sehingga
resistansinya akan minimum karena lapisan cakenya belum tebal.
b. Jika kecepatan awalnya lebih tinggi daripada penyaringan, maka akan
terbentuk plugging (aliran yang besar-besar) yang akan membuat resistannya
besar sehingga penyaringan tidak efektif.
c. Orientasi partikel pada lapisan awal di atas permukaan filter sangat
dipengaruhi oleh struktur filter cake.
Filter cake dibagi menjadi 2 kelas yaitu incompressible cake (lapisan padatan
seperti pasir) dan compressible cake (lapisan tanah liat) yang sangat tergantung pada
void fraction padatan yang melapisi permukaan filter. Incompressible cake →
resistan aliran akan lebih rendah daripada compressible cake.
 Untuk persamaan 7.1 diambil sebagai sebuah konstanta dimana quantitasnya
yang merupakan sifat partikel yang membentuk cake,
sehingga persamaan 7.1 menjadi:

.... (7.2) → persamaan dasar filtrasi

Dimana ..... (7.3) → r merupakan spesifik resistan (m-2)

Hubungan tebal cake dan volume filtrat


Jika ketebalan cake di atas permukaan filter tinggi maka filtrat yang bisa disaring
jumlahnya sedikit (hubungannya berbanding terbalik). Semakin kecil volume filtrat
yang dapat diambil menunjukkan bahwa void fractionnya sangat kecil sehingga
penyaringannya susah.
 Massa solid didalam filter cake =
Dimana 1-e adalah volume yang ditutupi padatan.
 J = fraksi massa solid di dalam umpan, maka

.... (7.4)

.... (7.5)
 v = volume cake yang terdeposit per satuan volume filtrat, maka

.... (7.6)

.... (7.7)
.... (7.8) → Persamaan dasar hubungan antara
pressure drop volume filtrat dan v
 Pressure drop/pressure difference sangat dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis
dimana tekanan hidrostatis akan semakin besar apabila tinggi dari lapisan
padatan di atas cake semakin tinggi. Tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh gh.
 Kesimpulan untuk persamaan (7.8)
Perubahan volume filtrat yang dapat disaring per fungsi waktu yang tergantung
terhadap A (cross-sectional area filtrat) atau luas permukaan volume filtrat yang
merupakan besaran kapasitas umpan ke dalam filter. Pada saat awal penyaringan
P nilainya kecil maka volume filtrat yang bisa disaring besar, tapi semakin
banyak lapisan di pemukaan filter membuat pressure drop semakin besar dan
menghalangi filtrat yang akan tersaring (volume filtrat kecil).
 Terdapat 2 tipe operasional di dalam filter.
1. Ketika perbedaan tekanan dijaga konstan supaya volume filtratnya akan sama
banyaknya dalam fungsi waktu, maka

.... (7.11)

.... (7.12)
2. Ketika laju filter dijaga konstan, maka

.... (7.9)

.... (7.10)
Dimana P proporsional terhadap V

Anda mungkin juga menyukai