Anda di halaman 1dari 17

Allah dalam Kepercayaan Kristen

KELOMPOK 2
Valentino Zakaria Siagian 03031281924049
Rendi Berlin 04031281924039
Yollanda Graciela Sitepu 04031281924039
Gracya Ruth YSP 10011281924052
Naffazh Maria Thenggi Kusuma 03031281914060

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
DEFINISI TRINITAS

AJARAN TRINITAS

PANDANGAN KELIRU TENTANG


TRINITAS

PANDANGAN YANG BENAR


CONTENTS TENTANG TRINITAS

KESIMPULAN
Definisi Trinitas

Doktrin Kristen atau Kristiani tentang Tritunggal atau Trinitas (kata Latin yang
secara harfiah berarti "tiga serangkai", dari kata trinus, "rangkap tiga") menyatakan
bahwa Allah adalah tiga pribadi atau hipostasis yang sehakikat (konsubstansial)
Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus—sebagai "satu Allah dalam tiga
Pribadi Ilahi". Ketiga pribadi ini berbeda, tetapi merupakan satu "substansi, esensi,
atau kodrat" (homoousios).
Ajaran Trinitas

Pertama, Allah orang Kristen adalah Allah yang hanya mau dikenal dan
disembah sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus. Allah memang esa, tetapi
mengenak keesaanNya saja tidaklah menyelamatkan. Seluruh rencana
keselamatan Allah hanya daat dipahami dan diimani dalam hubungan dengan
keunikan diri Allah, penyingkapan diriNya yang progresif, rencana dan cara
kerjaNya. Allah ingin kita mempercayai dan mengimani Dia bukan hanya
sebagai Allah yang esa, yang mengingatkan dan mengajarkan jalan
keselamatan
I S O M E R
dan kehidupan yang diperkenanNya, tetapi ia menginginkan kita
mengenalNya
GEOMETRI sebagaimana Dia ada, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus dengan
keunikanNya masing-masing. Alkitab menegaskan bahwa bahwa Allah tidak
mungkin dapat dikenali diluar dari apa yang Dia sendiri singkapkan (Matius
16:17; Bandingkan Yohanes 14:6; 15:16).
Ajaran Trinitas

Kedua, iman kepada Allah Trinitas adalah salah satu keunikan iman Kristen
yang membedakannya dari iman semua agama-agama lain. Tanpa pengenalan
akan Ketrinitasan Allah, perbedaan antara iman Kristen dengan iman agama-
agama lain akan menjadi kabur. Demi membangun jembatan komunikasi dan
semangat kesatuan serta toleransi, kita tidak boleh mengorbankan ajaran
essensial Allah Trinitas ini hanya supaya kita bisa diterima oleh pemeluk
kepercayaan agama-agama lainnya. Alkitab menegaskan bahwa diluar
kepercayaan
I S O M E R
kepada Allah Trinitas tidak ada keselamatan (1 Yohanes 4:2-3).
GEOMETRI
Ajaran Trinitas

Ketiga, pengenalan tentang Allah Trinitas bukanlah pengenalan rasional tetapi


pengenalan iman yang lahir kebenaran Alkitab. Penalaran manusia tidak dapat
memahami Trinitas dengan tuntas, demikian pula logika tidak dapat
menjelaskannya dengan tuntas. Tetapi karena Alkitab menyatakannya maka kita
menerimanya.

I S O M E R
GEOMETRI
Pandangan Keliru Tentang Trinitas
Triteisme. Pandangan ini menolak keesaan Allah dan percaya pada tiga Allah. Dalam
sejarah gereja mula-mula, John Ascunages dan John Philoponus mengajarkan
bahwa ata tiga Allah dan ketiganya berhubungan dalam asosiasi yang bebas.
Kesalahan dari pengajaran ini karena meninggalkan kesatuan di antara trinitas
sebagai akibatnya mereka mengajarkan tiga Allah bukan tiga pribadi diantara para
Allah. Pandangan ini sama dengan Hinduisme yang memiliki dewa tiga serangkai
yaitu: Brahma, Wusnu dan Syiwa, tetapi pandangan ini sama sekali berbeda dari
pandangan Kristen Alkitabiah tentang Trinitas. Trinitas Kristen bukan bahwa Allah itu
tiga dalam pengertian yang sama dengan pengertian keesaanNya. Allah bukanlah
I S O M E R
tiga
G Epribadi
O M E T R dan
I pada pengertian yang sama adalah satu pribadi; juga Allah bukanlah
tiga Allah dan satu Allah pada pengertian yang sama. Ajaran Trinitas Kristen
mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah yang berdistingsi dalam tiga pribadi; Ia
adalah tiga pribadi dalam satu Allah.
Pandangan Keliru Tentang Trinitas
Monarkianisme. Monarkianisme adalah pendahulu dari Sabellianisme.
Monarkianisme mengajarkan bahwa Allah Anak hanyalah merupakan mode lain dari
pernyataan Allah Bapa. Ada dua bentuk dari Monarkianisme, yaitu Adopsionisme dan
Modalisme. Dalam bentuk adopsianistiknya, Monarkianisme yang diajarkan oleh
Theodotos dari Byzantium (210 AD) memandang Yesus sebagai manusia yang
diberikan kekuatan oleh Roh Kudus pada saat baptisanNya. Dalam bentuk
modalistiknya, Monarkianisme mengajarkan bahwa satu Allah yang secara beragam
memanifestasikan dirinya dalam tiga bentuk atau mode keberadaan (Modalisme). Di
Gereja Barat, Monarkianisme yang modalistik dikenal sebagai Patri-passianisme.
I S O M E R
Nuetus
G E O M dan
E T R IPraxeas adalah pemimpin-pemimpin dalam gerakan ini yang
mengajarkan Patripassianisme, yaitu Allah Bapa yang berinkarnasi di dalam Anak
juga menderita di dalam Anak, di saat penyaliban. Di Gereja Timur, Monarkianisme
yang modalistik dikenal dengan Sabellianisme.
Pandangan Keliru Tentang Trinitas
Sabellianisme. Sabellius dari Ptolemais (200 AD) menyatakan bahwa Bapa, Anak
dan Roh Kudus adalah tiga bentuk eksistensi atau tiga manifestasi dari satu Allah.
Menurut Pandangan ini, Trinitas bukan berkaitan dengan natur Allah, tetapi hanya
cara Allah dalam menyatakan diriNya. Pandangan ini mengajarkan bahwa sebagai
Bapa, Allah adalah Pencipta dan Pemberi Hukum; sebagai Anak, Allah adalah
Penyelamat; sebagai Roh Kudus, Allah melahirkan kembali dan menguduskan. Atau
dengan cara lainnya, Sebellianisme mengajarkan bahwa Allah dikenal sebagai Bapa
dalam Perjanjian Lama, sebagai Anak dalam kitab-kitab Injil; dan sebagai Roh Kudus
untuk zaman ini. Sabellianisme dalam setiap kasus, percaya pada satu Pribadi saja
yang mewujudkan diri dengan tiga cara. Pandangan ini juga dikenal sebagai trinitas
I S O M E R
ekonomi,
G E O M E T Ryaitu:
I satu Allah yang mewujudkan diriNya dalam jabatan-jabatan berbeda
pada ekonomi (administrasi/dispensasi) yang berbeda. Di Gereja Timur,
Sabellianisme juga dikenal sebagai Monarkianisme yang modalistik. Sabellius ini
diikuti oleh Abelard (1079-1142 AD) yang menyatakan bahwa nama Bapa untuk
menyatakan kuasa; Putra untuk menyatakan hikmat; Roh Kudus untuk menyatakan
kebaikan.
Pandangan Keliru Tentang Trinitas
Arianisme. Arius, seorang Penetua yang anti trinitarian dari Alexadria mengajarkan
Allah yang kekal yang esa dari Anak yang diperanakkan oleh Bapa, dan karena itu,
Anak memiliki permulaan (diciptakan). Jadi Arius mengsubordinasikan Anak pada
Bapa. Ia juga mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah yang pertama diciptakan oleh
Anak, karena segala sesuatu dijadikan oleh Anak. Arius beranggapan bahwa Allah
Bapa adalh satu-satunya yang sama sekali tidak mempunyai permulaan. Bapa
menciptakan Anak dan Roh Kudus dari ketiadaan sebagai tindakan penciptaan wal.
Anak disebut Allah karena Ia datang langsung dari Allah dan sudah diberi kusa untuk
menciptakan. Arius dan ajarannya dinyatakan sesat pada konsili Nicea tahun 325 AD.
I S O M E R
GEOMETRI
Pandangan Keliru Tentang Trinitas
Socinianisme. Socinus, pada abad keenam belas mengajarkan pandangan yang
mirip dengan Arianisme. Socinianisme mengajarkan bahwa adalah keliru untuk
mempercayai Pribadi-Pribadi dari Trinitas memiliki satu hakikat yang esa. Paham ini
mengajarkan bahwa hanya ada satu zat ilahi yang terdiri hanya satu Pribadi. Walau
mengikuti Arius, tetapi Socinus melampaui Arianisme dalam penyangkalannya
tentang pra eksistensi Anak dan menganggap Anak hanya seorang manusia. Socinus
mendefinisikan Roh Kudus sebagai kebajikan atau tenaga (energi) yang mengalir
(keluarg) dari Allah kepada Manusia. Charles C. Ryrie, menyatakan “Pandangan
Socianisme ini mempengaruhi Unitarianisme Inggris dan Deisme Inggris.
I S O M E R
Kebanyakan
G E O M E T R I penganut Unitarianisme bukan penganut Deisme, tetapi semua
penganut Deisme mempunyai konsep Unitarian tentang Allah. Garis bidat adalah
Arianisme ke Socianisme ke Unitarianisme ke Deisme. Unitarianisme Amerika adalah
turunan langsung dari Unitarianisme Inggris”.
Pandangan yang Benar Tentang Trinitas

Pertama, Allah adalah satu dalam esensi. Esensial kesatuan dari Allah
didasarkan pada Ulangan 6:4, “dengarlah, hai orang Isreal: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu esa!” Kata “esa” adalah kata Ibrani “echad” yang berarti “gabungan
kesatuan; satu kesatuan”. Pernyataan ini menekankan bukan hanya keunikan dari
Allah tetapi juga kesatuan dari Allah (Bandingkan Yakobus 2:19). Ini berarti bahwa
ketiga Pribadi secara esensi tidak terbagi. Kesatuan dari esensi ini juga
menekankan bahwa ketiga Pribadi dari Trinitas tidak berarti bertindak secara
mandiri dan terpisah. Pernyataan ini penting dalam menangkal ajaran sesat
Arianisme dan Socianisme yang menolak kesatuan esensi Anak dan Roh Kudus
dengan Bapa.
Pandangan yang Benar Tentang Trinitas
Kedua, Allah adalah tiga dalam dalam pribadi. Walau istilah “Pribadi” cenderung
menimbulkan pemahaman keliru tentang kesatuan dalam Trinitas, tetapi kata ini
terus dipertahankan karena tidak ada kata lain yang lebih mendekati kebenaran
yang disingkapkan Alkitab tentang Allah Trinitas ini. Istilah “Pribadi” banyak
menolong dalam menjelaskan Trinitas, karena kata itu menekankan bukan hanya
suatu manifestasi tetapi juga pribadi sebagai persona (individu). Dengan
menyatakan bahwa Allah adalah tiga dalam kaitan dengan pribadi hal ini
menekankan bahwa (1) adanya distingsi persona dalam Keallahan; (2) setiap
Pribadi memiliki esensi yang sama dengan Allah; dan (3) setiap Pribadi memiliki
kepenihan Allah. Jadi, Dalam Allah tidak ada tiga pribadi bersama dan terpisah
satu sama lain, tetapi hanya perbedaan pribadi diantara esensi Ilahi. Pernyataan
tersebut merupkan suatu perbedaan yang penting dari Modalisme atau
Sabellianisme, yang mengajarkan bahwa satu Allah hanya memanifestasikan
diriNya dalam tiga cara yang berbeda.
Pandangan yang Benar Tentang Trinitas

Ketiga, Ketiga Pribadi memiliki relasi yang berbeda. Diantara Trinitas ada suatu
relasi yang diekspresikan dalam arti subsistensi. Bapak tidak dilahirkan dan tidak
berasal dari Pribadi manapun; Anak secara kekal berasal dari Bapa (Yohanes
1:18; 3:16,18; 1 Yohanes 4:9). Istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan
relasi diatara Trinitas adalah “generatio” dan “prosesi”. Istilah “generation”
digunakan untuk menjelaskan bahwa dalam relasi Trinitas Anak secara kekal lahir
dari Bapa, Roh Kudus secara kekal berasal dari Bapa dan Anak (Yohanes 14:26;
16:7). Istilah “prosesi” digunakan untuk menjelaskan relasi Trinitarian Bapa dan
Anak mengutus Roh Kudus. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa istilah-istilah ini
digunakan untuk menjelaskan relasi di antara Trinitas dan tidak untuk
menunjukkan bahwa salah satu pribadi lebih rendah dari pribadi-pribadi lainnya.
Pandangan yang Benar Tentang Trinitas

Keempat, Ketiga Pribadi setara dalam kekekalan dan otoritas. Meskipun istilah
“generatio” dan “prosesi” dapat digunakan dalam hubungan dengan fungsi di
antara Trinitas, adalah penting untuk menyadari bahwa ketiga Pribadi adalah
secara dalam kekekalan dan otoritas. Bapa diakui sebagai kekal dan berotoritas
paling tinggi (1 Korintus 8:6); Anak juga diakui setara dengan Bapa dalam segala
hal (Yohanes 5:21-23); Demikian juga Roh Kudus diakui setara dengan Bapa dan
Anak (Matius 12:31).
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dibahas didalam makalah ini Allah


dalam kepercayaan Kristen adalah tiga pribadi atau hipostasis yang sehakikat
Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus sebagai "satu Allah dalam tiga
Pribadi Ilahi". Ketiga Pribadi di dalam Trinitas dibedakan melalui karya yang
dilakukan oleh Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Terdapat juga pandangan-
pandangan yang salah atau keliru tentang Trinitas yaitu : Triteisme,
Monarkianisme, Sabellianisme, Arianisme, dan Socinianisme. Pandangan modern
yang keliru tentang Trinitas bervariasi. Tetapi tidak ada hal yang baru lagi. Semua
kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah pernah terjadi
sebelumnya. Sehingga sebagai umat kristiani kita jangan pernah meragukan Allah
karena Allah adalah terang bagi umatnya dan kita selalu mengenal Allah dan
hakekatnya.
T H A N K S

Anda mungkin juga menyukai