Anda di halaman 1dari 4

Resume Teologi Sistematika 2 , 1 Maret 2023

 Kristologi itu apa ? Yesus sejarah/ Sejarah Yesus ?


 Bisa dilihat dalam 2 pendekatan :
1. kemanusian : kematian Yesus dikayu Salib dan kebangkitan (Dia
dibangkitkan dari antara orang mati) , polemik kematian Kristus , muncul
pertanyaan kenapa Yesus mati ? Apakah Yesus berdosa ?
 Kristus dalam kekekalan masa lampau, dalam Yohanes 1:1 Kristus
sudah ada sejak kekekalan, εν αρχη = Allah adalah Allah yang
maha kekal. Masa lalu / masa yang tidak terukur (keulaman).
 Oneness Pentacostalism = Allah adalah 1 Pribadi, bukan 3 Pribadi ,
Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah pribadi yang sama. Bapa,
Anak, dan Roh Kudus penjelmaan dari pribadi yang sama. ( Yesus
adalah Bapa, Yesus adalah Roh Kudus)
 Noetus = 3 Penjelmaan , dalam PL= Bapa, PB=Yesus, Roh Kudus
 Tertualianus mengatakan ada 3 pribadi, Tritunggal Mahakudus
“tres Personae-Una Substansia” Bapa Allah Roh Kudus adalah
setara (Fil 2:6)
 Kenapa disebut Bapa? Buka yang lain ? Bapa adalah wujud Allah,
Bangsa Yahudi memakai sistem Patrialisme memakai silsilah dari
Bapak. Bapa adalah wujud Allah, eksistensi Allah. Putra adalah
kiasan (gambaran, krn Dia adalah gambar Allah(Kol1:15) gambar
Allah yang tidak kelihatan) dari Firman Allah.
 Roh kudus adalah sumber hidup dalam diri Allah. Ketika Kristus
menyatakan diri Allah/Firman Allah. Roh Kudus dinyatakan dalam
diri Kristus.
2. Keilahian Kristus tidak merujuk pada kemanusiaanNya yang
dilahirkan oleh Bunda Maria, tapi bicara tentang Kristus yang sudah ada
sebelum segala sesuatu ada, sebagai Firman Allah yang kekal.
 Firman Allah yang menjadi daging/manusia (Yoh 1:1, 14) tubuh
fisiknya tentu dibedakan dari Allah, jadi Allah tidak bisa mati, yang
mati adalah kemanusiaan yan dikenakan oleh Sang Firman (Bapa)
ketika Dia (Kristus) berada didunia. Tubuh/Daging =
sarana/pembungkus untuk mengenali Yesus.

Kesimpulan : Allah yang Maha Kuasa adalah Allah yang menyatakan


diriNya agar dikenali manusia, membuktikan bahwa Dia Allah yang
Maha Ada (Sudah ada sebelum segala sesuatu ada )
1. Cari Informasi tentang Oneness Pentacostalism, Noetus dan
Tertualianus !
a. Oneness Pentacostalism : Gerakan Oneness Pentacostalism
dimulai pada tahun 1914, sebagai hasil dari pertikaian besar doktrin
ketika ketika munculnya gerakan Pentakosta. Pada tanggal 15 April
1914, Frank Ewart dan Glenn Cook di hadapan umum saling
membaptis dalam nama Yesus dan bukan formulasi Trinitas.
Peristiwa ini dianggap sebagai titik awal sejarah munculnya
oneness pentacostalism sebagai gerakan tersendiri. Frank dan
Cook bukanlah pencetus dari Oneness, tapi mereka, terutama
Frank, sangat terpengaruh oleh R.E. McAlister penginjil Kanada
yang berkhotbah di sebuah retret di Arroyo Seco, LA, pada tahun
1913. McAlister dipengaruhi oleh pemikiran William Durham
yang memulai The New Issue yang membuat perpecahan doktrinal
pertama dalam kegerakan Pentakosta. Pemikiran Durham dalam
“pekerjaan selesai di Kalvari” mengubah fokus dari pemikiran
bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam konversi, santifikasi, dan
baptisan Roh Kudus kepada “simple Gospel” (Injil Sederhana)
yang berfokus kepada kasih karunia dalam pekerjaan
penebusan Yesus. Kristologi Durham ini yang menjadi benih
“kristologi radikal” yang akhirnya memuridkan McAlister dan Frank
Ewart.
b. Tertulianus dari Kartago
Tertullianus adalah seorang awam dan seorang apologet yang
dikatakan memiliki “salah satu pemikiran teologis terbaik untuk
muncul di Barat Latin.” Dia dikenal sebagai penulis istilah pertama
yaitu “trinitas”, “una substansia thres personae”, yaitu satu
substansi, tiga Pribadi.
Against Praxeas Bab 2
dalam itu Semua adalah Satu, oleh kesatuan (yaitu) dari substansi;
sementara misteri dispensasi masih dijaga, yang mendistribusikan
Persatuan ke dalam suatu Tritunggal, menempatkan dalam
urutannya tiga Pribadi — Bapa, Putra, dan Roh Kudus: tiga,
bagaimanapun, tidak dalam kondisi, tetapi dalam derajat; tidak
secara substansi, tetapi dalam bentuk; bukan dalam kekuasaan,
tetapi dalam aspek; namun dari satu substansi, dan satu kondisi,
dan satu kekuatan, karena Dia adalah satu Allah, dari siapa derajat
dan bentuk dan aspek ini diperhitungkan, dengan nama Bapa, dan
Putra, dan Roh Kudus. Formula dan pembelaannya yang gigih
akan kesatuan dan keunikan Tuhan melawan kaum politeis Gnostik
seperti Marcion serta para modalis seperti Praxea. Sebagai
seorang apologet, Tertullianus, seperti orang lain yang
mengikutinya, dipaksa untuk menghadapi peningkatan
penganiayaan dan bidat dengan mengklarifikasi ajaran Alkitab
mengenai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan mengembangkan
bahasa yang lebih tepat untuk mengungkapkan kebenaran inti
Alkitabiah. [6]
Dalam debatnya melawan pandangan modalistik Praxeas,
Tertullianus berpendapat:
Against Praxea Chapter XXV
Dengan demikian hubungan Bapa dalam Putra, dan Putra dalam
Sang Penolong (Roh Kudus -red), menghasilkan tiga Pribadi yang
koheren, yang belum membedakan Satu dari yang Lain. Ketiganya
adalah satu esensi, bukan satu Pribadi, sebagaimana dikatakan,
“Aku dan Bapaku adalah Satu,” dalam hal kesatuan substansi,
bukan singularitas angka.
Dalam pembelaannya melawan modalisme Praxeas, maka,
Tertullian mengembangkan penjelasan yang lebih jelas tentang
bagaimana persatuan Tuhan dapat didamaikan dengan Pribadi
yang jamak.[7] Namun Pribadi yang dimaksudkan Tertulianus
bukanlah Pribadi yaitu orang yang berbeda dan terpisah, sama
seperti Andi berbeda dan terpisah dengan Budi. Tertulianus
menegaskan: Sang Penolong, atau Roh Kudus. Dia Berbeda dari
Bapa dan Putra sama seperti Keberadaan Pribadi mereka. Tetapi
Satu dan Tak Terpisahkan dari Mereka untuk Sifat Ilahi Mereka. —
Against Praxeas Chapter 25
Sehingga ungkapan “Trinitas, satu substansi tiga Pribadi, yang bisa
dibedakan tetapi tidak terpisahkan” dari Tertulianus ini adalah
langkah yang sangat penting dalam pengembangan bahasa yang
dapat digunakan untuk menggambarkan seluk-beluk Trinitas.
c. Noetus dari Smirna adalah seorang modalis pertama yang
mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus merupakan
modus-modus (persona) Allah saja, seperti seseorang yang
menjabat sebagai Ayah, Suami dan Direktur, namun sebenarnya
hanya ada 1 Pribadi saja. Bapa dan Putra itu hanya nama belaka.
Nama itu menunjuk kepada satu-satunya oknum yaitu oknum Allah.
Menurut Noetus, Allah Bapa juga yang menjadi manusia, menderita
dan mati.
Sumber :

Hendi. Pandangan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (Kredo Nicea) Tentang


Doktrin Allah Tritunggal. Jurnal Teologi “Cultivation”.2019.

Ongkowijoyo,Eric. Apakah Tritinggal adalah Produk Kekeliruan Bapa Gereja?2019.


diunduh pada :https://medium.com/@erickowijoyo/apakah-tritunggal-adalah-
produk-kekeliruan-bapa-gereja-615a6aa50b3a

Setiawan, Hanny.Kajian Historis Teologis Oneness Pentecostalism: Studi Kasus.


Magnum Opus.2020

Soesilo, Yushak. “Doktrin Oneness Pentacostalism.” Jurnal Antusias (2012).

Https://media.neliti.com/media/publications/500028-none-b591e6da.pdf

Anda mungkin juga menyukai