Kristologi itu apa ? Yesus sejarah/ Sejarah Yesus ?
Bisa dilihat dalam 2 pendekatan : 1. kemanusian : kematian Yesus dikayu Salib dan kebangkitan (Dia dibangkitkan dari antara orang mati) , polemik kematian Kristus , muncul pertanyaan kenapa Yesus mati ? Apakah Yesus berdosa ? Kristus dalam kekekalan masa lampau, dalam Yohanes 1:1 Kristus sudah ada sejak kekekalan, εν αρχη = Allah adalah Allah yang maha kekal. Masa lalu / masa yang tidak terukur (keulaman). Oneness Pentacostalism = Allah adalah 1 Pribadi, bukan 3 Pribadi , Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah pribadi yang sama. Bapa, Anak, dan Roh Kudus penjelmaan dari pribadi yang sama. ( Yesus adalah Bapa, Yesus adalah Roh Kudus) Noetus = 3 Penjelmaan , dalam PL= Bapa, PB=Yesus, Roh Kudus Tertualianus mengatakan ada 3 pribadi, Tritunggal Mahakudus “tres Personae-Una Substansia” Bapa Allah Roh Kudus adalah setara (Fil 2:6) Kenapa disebut Bapa? Buka yang lain ? Bapa adalah wujud Allah, Bangsa Yahudi memakai sistem Patrialisme memakai silsilah dari Bapak. Bapa adalah wujud Allah, eksistensi Allah. Putra adalah kiasan (gambaran, krn Dia adalah gambar Allah(Kol1:15) gambar Allah yang tidak kelihatan) dari Firman Allah. Roh kudus adalah sumber hidup dalam diri Allah. Ketika Kristus menyatakan diri Allah/Firman Allah. Roh Kudus dinyatakan dalam diri Kristus. 2. Keilahian Kristus tidak merujuk pada kemanusiaanNya yang dilahirkan oleh Bunda Maria, tapi bicara tentang Kristus yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada, sebagai Firman Allah yang kekal. Firman Allah yang menjadi daging/manusia (Yoh 1:1, 14) tubuh fisiknya tentu dibedakan dari Allah, jadi Allah tidak bisa mati, yang mati adalah kemanusiaan yan dikenakan oleh Sang Firman (Bapa) ketika Dia (Kristus) berada didunia. Tubuh/Daging = sarana/pembungkus untuk mengenali Yesus.
Kesimpulan : Allah yang Maha Kuasa adalah Allah yang menyatakan
diriNya agar dikenali manusia, membuktikan bahwa Dia Allah yang Maha Ada (Sudah ada sebelum segala sesuatu ada ) 1. Cari Informasi tentang Oneness Pentacostalism, Noetus dan Tertualianus ! a. Oneness Pentacostalism : Gerakan Oneness Pentacostalism dimulai pada tahun 1914, sebagai hasil dari pertikaian besar doktrin ketika ketika munculnya gerakan Pentakosta. Pada tanggal 15 April 1914, Frank Ewart dan Glenn Cook di hadapan umum saling membaptis dalam nama Yesus dan bukan formulasi Trinitas. Peristiwa ini dianggap sebagai titik awal sejarah munculnya oneness pentacostalism sebagai gerakan tersendiri. Frank dan Cook bukanlah pencetus dari Oneness, tapi mereka, terutama Frank, sangat terpengaruh oleh R.E. McAlister penginjil Kanada yang berkhotbah di sebuah retret di Arroyo Seco, LA, pada tahun 1913. McAlister dipengaruhi oleh pemikiran William Durham yang memulai The New Issue yang membuat perpecahan doktrinal pertama dalam kegerakan Pentakosta. Pemikiran Durham dalam “pekerjaan selesai di Kalvari” mengubah fokus dari pemikiran bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam konversi, santifikasi, dan baptisan Roh Kudus kepada “simple Gospel” (Injil Sederhana) yang berfokus kepada kasih karunia dalam pekerjaan penebusan Yesus. Kristologi Durham ini yang menjadi benih “kristologi radikal” yang akhirnya memuridkan McAlister dan Frank Ewart. b. Tertulianus dari Kartago Tertullianus adalah seorang awam dan seorang apologet yang dikatakan memiliki “salah satu pemikiran teologis terbaik untuk muncul di Barat Latin.” Dia dikenal sebagai penulis istilah pertama yaitu “trinitas”, “una substansia thres personae”, yaitu satu substansi, tiga Pribadi. Against Praxeas Bab 2 dalam itu Semua adalah Satu, oleh kesatuan (yaitu) dari substansi; sementara misteri dispensasi masih dijaga, yang mendistribusikan Persatuan ke dalam suatu Tritunggal, menempatkan dalam urutannya tiga Pribadi — Bapa, Putra, dan Roh Kudus: tiga, bagaimanapun, tidak dalam kondisi, tetapi dalam derajat; tidak secara substansi, tetapi dalam bentuk; bukan dalam kekuasaan, tetapi dalam aspek; namun dari satu substansi, dan satu kondisi, dan satu kekuatan, karena Dia adalah satu Allah, dari siapa derajat dan bentuk dan aspek ini diperhitungkan, dengan nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Formula dan pembelaannya yang gigih akan kesatuan dan keunikan Tuhan melawan kaum politeis Gnostik seperti Marcion serta para modalis seperti Praxea. Sebagai seorang apologet, Tertullianus, seperti orang lain yang mengikutinya, dipaksa untuk menghadapi peningkatan penganiayaan dan bidat dengan mengklarifikasi ajaran Alkitab mengenai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan mengembangkan bahasa yang lebih tepat untuk mengungkapkan kebenaran inti Alkitabiah. [6] Dalam debatnya melawan pandangan modalistik Praxeas, Tertullianus berpendapat: Against Praxea Chapter XXV Dengan demikian hubungan Bapa dalam Putra, dan Putra dalam Sang Penolong (Roh Kudus -red), menghasilkan tiga Pribadi yang koheren, yang belum membedakan Satu dari yang Lain. Ketiganya adalah satu esensi, bukan satu Pribadi, sebagaimana dikatakan, “Aku dan Bapaku adalah Satu,” dalam hal kesatuan substansi, bukan singularitas angka. Dalam pembelaannya melawan modalisme Praxeas, maka, Tertullian mengembangkan penjelasan yang lebih jelas tentang bagaimana persatuan Tuhan dapat didamaikan dengan Pribadi yang jamak.[7] Namun Pribadi yang dimaksudkan Tertulianus bukanlah Pribadi yaitu orang yang berbeda dan terpisah, sama seperti Andi berbeda dan terpisah dengan Budi. Tertulianus menegaskan: Sang Penolong, atau Roh Kudus. Dia Berbeda dari Bapa dan Putra sama seperti Keberadaan Pribadi mereka. Tetapi Satu dan Tak Terpisahkan dari Mereka untuk Sifat Ilahi Mereka. — Against Praxeas Chapter 25 Sehingga ungkapan “Trinitas, satu substansi tiga Pribadi, yang bisa dibedakan tetapi tidak terpisahkan” dari Tertulianus ini adalah langkah yang sangat penting dalam pengembangan bahasa yang dapat digunakan untuk menggambarkan seluk-beluk Trinitas. c. Noetus dari Smirna adalah seorang modalis pertama yang mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus merupakan modus-modus (persona) Allah saja, seperti seseorang yang menjabat sebagai Ayah, Suami dan Direktur, namun sebenarnya hanya ada 1 Pribadi saja. Bapa dan Putra itu hanya nama belaka. Nama itu menunjuk kepada satu-satunya oknum yaitu oknum Allah. Menurut Noetus, Allah Bapa juga yang menjadi manusia, menderita dan mati. Sumber :
Hendi. Pandangan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (Kredo Nicea) Tentang
Doktrin Allah Tritunggal. Jurnal Teologi “Cultivation”.2019.
Ongkowijoyo,Eric. Apakah Tritinggal adalah Produk Kekeliruan Bapa Gereja?2019.
diunduh pada :https://medium.com/@erickowijoyo/apakah-tritunggal-adalah- produk-kekeliruan-bapa-gereja-615a6aa50b3a
Setiawan, Hanny.Kajian Historis Teologis Oneness Pentecostalism: Studi Kasus.