Anda di halaman 1dari 7

PAPER PRIBADI

ALLAH TRITUNGGAL

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna

memenuhi nilai Teologi I

Oleh

Olivia Fatrin (07120120021)

JURUSAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

KARAWACI

2013
Allah Tritunggal

Salah satu hal yang paling sulit dimengerti dalam iman kekristenan adalah mengenai
istilah Allah Tritunggal. Tritunggal sebenarnya adalah istilah untuk menyebutkan “Allah itu
satu tetapi mempunyai tiga Pribadi”. Doktrin Iman Kristen mengakui Satu Allah Yang Esa,
namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya
adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Pada
abad permulaan, telah hadir berbagai penafsiran yang berbeda-beda serta tidak Alkitabiah
tentang ajaran Allah Tritunggal. Penafsiran ini dikaitkan dengan pengakuan agama Yahudi
yaitu Allah esa adanya dan pengakuan Kristen bahwa Yesus itu Tuhan. Pengakuan ini
menyebabkan munculnya pertanyaan “apakah orang Kristen menyembah Allah lebih dari
satu?”. Sehingga hal ini menghadirkan dua golongan, yakni golongan yang menekankan pada
keesaan Allah sehingga menganggap Bapa, Anak dan Roh hanya menunjukan sifat Allah saja
dan golongan yang menekankan perbedaan Bapa, Anak dan Roh, sehingga ketiganya berdiri
sendiri-sendiri tanpa adanya satu kesatuan.
Melalui dua golongan ini munculah beberapa bidat, yaitu pandangan modalisme yang
menekankan kesesaan Allah yaitu Allah sebagai pemeran tunggal yang mengenakan topeng
yang berbeda-beda. Ajaran ini tidak menjawab fakta pembaptisan Yesus olh Yohanes
pembaptis yang memperdengarkan suara Bapa dan menghadirkan Roh Kudus. Pandangangan
yang kedua adalah pandangan subordinationisme yakni Allah merupakan sumber segala
sesuatu. Allah adalah Roh berelasi dengan dunia materi melalui perantara Logos(Firman).
Logos lebih rendah dari Bapa dan Karya Logos juga lebih rendah dari Bapa. Sedangkan Roh
Kudus ada karena Anak.
Pandangan subordinationisme melahirkan tiga ajaran, yaitu ajaran Gnostik yaitu
ajaran sinkritisme dualistic-pantheistis yang menggabungkan filasafat Barat dengan Timur.
Ajaran ini mengkleim adanya “pengetahuan rahasia” yang hanya dimiliki oleh kaum
spiritualis(pneumatic) yang dipimpin oleh sinar ilahi dari Yang Mahatinggi. Golongan kedua
yang mendapat pengetahuan itu ialah kelompok physic yaitu kelompok seperti para nabi dan
tokoh-tokoh Ibrani. Golongan yang ketiga yaitu golongan hulic, golongan hulic ini terdiri dari
orang-orang yang tunduk dengan materi. Ajaran Gnostik ini mengajarkan bahwa materi ialah
jahat adanya. Ajaran ini mengatakan bahwa Yesus adalah manusia biasa yang diambil dan
dijadikan milik Kristus yang ilahi. Kristus bertindak dalam manusia Yesus namun tidak
inkarnasi. Lalu Kristus kembali kesurga sebelum penyaliban dan Yesus hanya manusia saja
yang mati dikayu salib. Ajaran yang kedua yaitu ajaran Marcion, menurut ajaran ini Allah
yang menciatakan dunia adalah Allah yang sama dengan Allah perjanjian lama dan memiliki
drajat yang rendah. Ajaran yang ketiga yaitu ajaran Adoptisianism yang mengajarkan bahwa
Anak bukan Allah, melainkan manusia tetapi karena pekerjaanNya maka Ia diangkat sebagai
Anak.
Selain padangan gereja ada juga pandangan dari bebapara Bapa gereja, diantaranya
yaitu, Iraeus, Tertulianus, Arius, St. Agustinus, Thomas Aquinas, Karl Barth. Ireus adalah
salah satu bapak gereja yang hidup di lingkungan yang dipengaruhi oleh ajaran Gnostik.
Selain itu juga terdapat ajaran Marcion yang juga merusak kepercayaan Allah Tritunggal.
Pada saat itu Ireus menetang ajaran tersebut dan mengatakan bahwa hanya ada saty Tuhan
yang merupakan Tuhan pencipta dunia. Ireus juga membuktikan bahwa terdapat Bapa, Anak
dan Roh Kudus melalui sejarah manusia. Tetapi ia tidak menjelaskan secara terprinci
hubungan diantara ketiga pribadi itu. Menurut Ireus hanya ada satu Tuhan yang mencipkan
segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada menggunakan firman-Nya.
Tertualianus adalah bapak gereja yang memformulasikan istilah trinitas dan
pengertian Allah Tritunggal. Menurut Tertulianus satu Tuhan memiliki tiga kepribadian yang
berbeda. Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus memiliki perbedaan kepribadian yang berbeda.
Pekerjaan Tertualianus menegakan doktrin Allah Tritunggal secara khusus dikerjakan untuk
melawan Praxeas, bidak yang memegang pikiran Monarkhianisme Dinamis. Tuduhan
Tertualianus bahwa Praxeas melakukan dua aspek pelayanan bagi setan di Roma. Ia telah
mengesampingkan nubuat dan membawa masuk ajaran sesat, ia menyingkirkan Parakletos
dan ia menyalibkan Bapa. Tertualianus lebih suka menyebut Yesus Kristus sebagai Anak,
yang berasal dari Substansi Allah. Anak mewakili Bapa dengan melakukan indakan Bapa dan
menerima semua kekuasaan dari Bapa. Roh Kudus keluar dari Bapa melalui Anak. Anak
yang menerima semua kekuasaan dari Bapa dan mengembalikan seluruhnya kepada Bapa.
Segala sesuatu ditundukan kepada Anak dan Anak tunduk kepada Bapa. Keberadaan Anak
dikaitkan dengan dispensasi Allah sendiri. Allah telah ada sebelum alam semesta ini
diciptakan. Maka tidak ada yang diluar Allah selain Allat itu sendiri. Karena itu tidak ada
segala sesuatu yang ada bersama dengan Allah, kecuali yang didalam diri Allah itu sendiri.
Yaitu Ia memiliki Rasio.
Arius, adalah salah satu orang yang menolak ajaran Allah Tritunggal. Ia mengeritik
dengan beberapa tesis, yakni Allah sudah ada dalam keadaantanpa batas sebelum adanya
Anak, Anak dilahirkan, dengan demikian tidak mengambil bagian di dalam cara apa pun juga
dari yang melahirkan ataupun dari unsur apapun. Anak ada karena kehendak dan
keputusanAllah sebelum adanya waktu dan zaman., tetap diartikan dari waktu kekekalan
yang mendahului waktu penciptaan. Sebelum Anak itu diciptakan, Dia tidak ada karena dia
bukan bagian dari zat ilahi, tidak satu zat dengan Allah. Pandangan Arianisme mirip dengan
ajaran Saksi Yehuwa yaitu, Anak adalah ciptaan, Allah menciptakan Dia dari non-eksistensi.
Dia tidak dihubungkan dengan kodrat atau substansi dengan Allah. Logos terpisah dari
keberadaan ilahi, Ia bukan Allah sejati; Anak oleh kodratnya karena tidak esensial Allah, dapt
berubah, tetapi tidak berubah karena Allah memberikan anugerah-Nya. Anak tidak berdosa,
karena Allah memberikan-Nya sifat itu, karena Allah freaknowledge. Pengetahuan Anak
akan Allah tidak sempurna, seperti halnya pengetahuan semua ciptaan tidak sempurna.
Pengetahuan Anak tentang dirinya sendiri pun tidak sempurna. Anak diciptakan demi kita
sebagai alat untuk menciptakan kita; ada satu Tritunggal yang terdiri dari tiga hipostatis yang
berbeda, tidak sama atau tidak setara substani mereka. Tritunggal mereka bukan zat/hakekat,
tetapi Tritunggal moral (kesucian, keselamatan, morah dan hikmat). Karena Allah tidak
mungkin merendahkan diri-Nya maka Ia menciptakan allah yang dapat merendahkan diri.
Menurut St. Agustinus Allah adalah Allah Tritunggal, setara dala hakekat-Nya. Bapa
tidak lebih besar dari Anak dan Roh Kudus. ketigaNya adalah pribadi yang identik. Karena
itu ketigaNya satu kelompok dalam kehendak, masing-masing, bersama-sama satu di dalam
operasi. Pada saat penciptaan, penebusan, dan pengudusan ketiga pribadi Allah ikut berkarya,
tidak terpisah dalam tanggung jawab atas karya-Nya. Ketiga pribadi Allah itu adalah suatu
subjek dari kegiatan ilahi. Ketiga Pribadi berbeda salm relasi kekal, khususnya dalam sejarah
keselamatan. Bapa mengutus Anak, Anak mengerjakan keselamatan di atas kayu salib dan
kebangkitanNya dan Roh Kudus menggenapkan keselamatan di dalam diri setiap orang yang
ditetapkan Allah.
Thomas Aquinas mengajarkan Allah sebagai “ada yang tak terbatas”. Allah adalah zat
tertinggi, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak
bergerak. Thomas Aquinas tidak membedakan konsep dilahirkan dan diciptakan. Thomas
Aquinas menjelaskan Tritunggal dengan pengertian prosesi. Karl Barth menempatkan
Doktrin Tritunggal bukan didalam doktrin Allah tetapi di dalam Prolegomena dan bersifat
Trinitarian. Baginya Tritunggal adalah Firman Allah dan Diri Allah sendiri dalam
kenyataannya.
Bapa adalah Sumber utama atau Penyebab utama dari a) alam semesta (1 Korintus
8:6; Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17); b) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27;
Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); c) keselamatan (Yohanes 3:16-17); dan d) pekerjaan Yesus
sebagai manusia(Yohanes 5:17; 14:10). Bapa MEMULAI semua ini. Anak adalah agen yang
melaluiNya Bapa melakukan karya-karya sbb: 1) penciptaan dan memelihara alam semesta (1
Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17); 2) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius
11:27; Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); 3) keselamatan (2 Korintus 5:19; Matius 1:21;
Yohanes 4:42). Bapa melakukan semua ini melalui Anak yang berfungsi sebagai Agen Allah.
Roh Kudus adalah alat yang dipakai Bapa untuk melakukan karya-karya berikut ini: 1)
penciptaan dan memelihara alam semesta (Kejadian 1:2; Ayub 26:13; Mazmur 104:30); 2)
pewahyuan illahi (Yohanes 16:12-15; Efesus 3:5; 2 Petrus 1:21); dan 3) keselamatan
(Yohanes 3:6; Titus 3:5; 1 Petrus 1:2); dan pekerjaan-pekerjaan Yesus (Yesaya 61:1; Kisah
Rasul 10:38). Bapa melakukan semua ini dengan kuasa Roh Kudus.
Tidak ada ilustrasi-ilustrasi yang sering dipakai yang dapat dengan akurat
menjelaskan Tritunggal. Telur (atau apel) tidak tepat karena kulit telur, putih telur dan kuning
telur, semua adalah bagian dari telur dan bukan secara sendirinya telur. Bapa, Anak dan Roh
Kudus bukanlah bagian dari Allah namun setiap mereka adalah Allah. Ilustrasi yang
menggunakan air sedikit lebih bagus dalam menjelaskan Tritunggal, namun tetap tidak
cukup. Cairan, uap dan es adalah bentuk-bentuk dari air. Bapa, Anak dan Roh Kudus
bukanlah bentuk-bentuk dari Allah, setiap Pribadi itu adalah Allah. Dengan demikian,
walaupun ilustrasi-ilustrasi ini memberi gambaran mengenai Tritunggal, gambaran yang
diberikan tidak selalu akurat. Allah yang tidak terbatas tidak dapat digambarkan secara penuh
dengan ilustrasi yang terbatas. Daripada menfokuskan diri pada Tritunggal, cobalah fokuskan
diri pada kebesaran Allah dan bahwa Dia jauh lebih agung dari kita. “O, alangkah dalamnya
kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya
dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” (Roma 11:33-34).

Allah Tritunggal adalah hal yang harus beanr-benar dikenal oleh orang Kristen dan
ajaran ini menjadi ajaran inti bagi orang Kristen. Allah yang kita sembah adalah Allah yang
satu. Selain Iad tidak ada Allah lain. Akan tetapi, dalam satu esensi tersebut terdapat tiga
pribadi, yaitu Bapa, Anak, Roh Kudus. Ketiga pribadi tersebut adalah pribadi yang berbeda
tetapi tetap merupakan satu Allah yang Esa. Ketiga pribadi tersebut tidak saling kontradiksi
dan saling setara dalam kualitas keilahianNya. Allah Tritunggal yang kita sembah bersifat
kekal yang memiliki arti bahwa tidak ada awal dan tidak ada akhir. Walaupun Bapa, Anak,
Roh Kudus adalah pribadi yang berbeda tetapi mereka memiliki esensi yang sama dan tidak
memiliki tingkaan yang lebih rendah maupun lebih tinggi. Masing-masing pribadi adalah
setara dan memiliki kualitas yang sama yaitu Esa. Aka tetapi konsep Allah Tritunggal ini
tidak sepenuhnya dimengerti karena Allah melampaui pikiran dan akal budi manusia. Karena
pikiran manusia sangat terbatas tidak seperti pemikiran Allah yang tidak terbatas.
Gambar 1.1. Hubungan Allah Tritunggal

Masing-masing pribadi dalam diri Allah Tritunggal memiliki tugas yang berbeda-
beda tetapi perpaduan dari pekerjaan masing-masing menciptakan sesuatu yang harmonis.
Pekerjaan masing-masing pribadi terlihat dalam keselamatan manusia. Bapa bertugas untuk
mengutus Anak kedunia untuk menebus dosa manusia (Yohanes 3:16; Yohanes 4:10 ; Roma
3: 25). Bapa mencipta memberi anugerah segala sesuatu melalui Anak. Anak menggenapi
rencana keselamatan dengan inkarnasi, keatian dan kebangkitan. Roh Kudus bertugas untuk
membangkitkan Anak dan memimpin oran-orang berdosa menuju jalan keselamatan. Roh
kudus bekerja dalam membantu tercapainya pekerjaan Bapa dan Anak. Pengenalan kita
sebagai manunia terhadap Allah Tritunggal dibutuhkan karya Roh Kudus didalamnya.
Apabila kita mendapatkan karya Roh Kudus untuk mengenal Anak maka lewat hal tersebut
kita dapat mengenal Bapa.

Allah Tritunggal yang kita percaya dapat dipikirkan secara rasional karena masing-
masing adalah personal (pribadi) bukan impersonal. Apabila Allah yang kita percayai bukan
Allah yang personal melainkan Allah yang impersonal, maka Allah tidak dapat menciptakan
makhluk yang personal. Hanya personallah yang dapat melahirkan hal yang personal juga.
Maka dari itu Allah kita adalah Allah yang personal karena Ia dapat menciptakan manusia
sebagai personal.

Hal-hal yang penting tentang Allah tritunggal adalah bahwa ajaran Allah Tritunggal
merupakan pewahyuan Allah yang melampaui segala pengertian manusia. Allah yang sejadi
adalah Allah yang melampaui akal manusia. Sebab pikiran kita terbatas dan akal kita tidak
mampu mencapai pemikiran Allah. Apabila Allah masih dapat dirasionalisasikan maka Ia
bukanlah Allah sejati. Kita tidak dapat meminta segala sesuatu menurut kehendak kita sendiri
kepada Allah karena kita menghormatiNya. Allah berdaulat atas seluruh ciptaanNya yang
mengatur segala sesuatu menurut rencana kehendakNya melalui firman-Nya.
Allah Tritunggal melampaui allah monotheis karena Allah monotheis mengalami
keterhilangan aspek relasi dan aspek karakter relasional, seperti kasih, keadilan dan kebaikan,
dll. Allah Tritunggal melampaui allah politheis karena allah ini saling bertentangan dan
bertingkai satu sama lain, mengalami kehilangan aspek kesatuan, intergritas dan ikatan yang
bersifat setara dan bertingkat sekaligus. Dewa-dewa yang disembah atau dipercaya manusia
tidak memiliki sifat kasih dan kesatuan. Sifat kasih merupakan sifat dasar yang diletakan
Allah pada manusia karena Bapa, Anak dan Roh Kudus saling mengasihi sehingga manusia
pun dapat mengikuti kasih Allah dalam mengasihi sesama. Dewa-dewa yang tidak pernah ada
contoh kasih itu, mereka tidak dapat menegaskan mengenai kasih bagi manusia. Jika manusia
diciptakan menurut dan serupa Allah, maka manusia dicipta menurut sifat Allah untuk
mengikuti model relasi kekal di dalam Allah. Model relasi kekal ini tidak ada di dalam dunia
ciptaan, kecuali hanya ada didalam diriNya, umumnya ajaran sesat menggambarkan
solusinya dengan menciptakan makhluk rohani yang di ajak berdialog untuk menciptakan
manusia. Namun ordonya sangat berbeda karena makhluk itu pun hanya ciptaan yang dicipta
dengan model sebelumnya. Jelaslah bahwa ajaran Allah Tritunggal bukan hasil akal dan
pengalaman manusia, dan bukan hasil rekayasanya. Sifat keegoisan dewa-dewa itu menjadi
contoh sifat keegoisan manusia.

Allah Tritunggal adalah Allah yang memenuhi seluruh kriteria pembenaran dan
kebenaran, mutlak secara obyektif yang terbatas pada ruang dan waktu yang gagal memenuhi
integritas dan kekekalan serta tidak mencapai tingkat moral yang sempurna. Monotheisme
dan politheisme tidak memenuhi kriteria pembenaran dan kebenarandalam moral yang
sempurna. Kasih dan kebenaran tidak terpisahkan dari konsep ajaran Allah Tritunggal,
dimana keduanya ada sebagai natur yang hakiki. Pengertian dan ajaran ini hanya bersumber
dari Alkitab. Hanya Alkitab adalah Firman Allah yang di wahyuhkan Allah pada manusia.

Iman Allah tentang Doktrin Allah Tritunggal adalah, dalam keberadaan ilahi hanya
ada Satu estensi yang tidak terbagi. Allah adalah Satu dalam estensiNya atau dalam natur
konstitusional-Nya. Dalam Keberadaan Ilahi yang satu ini ada tiga pribadi yaitu Allah Bapa,
Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Keseluruhan esensi yang tidak terbagi bagi Allah secara
seimbang dimiliki oleh ketiga pribadi. Hal ini berarti bahwa esensi Allah tidaklah terbagi-
bagi di antara tiga pribadi, tetapi secara penuh dengan segala kesempurnaannya dalam setiap
pribadi, sehingga mereka memiliki kesatuan numerik dalam esensi. Subsistensi dan tindakan
dari ketiga pribadi ditandai oleh satu tingkatan yang jelas dan tertentu. Ada atribu-atribut
personal tertentu yang dengan ya tiga pribadi dibedakan. Gereja mengaku Tritunggal sebagi
materi yang ada diluar jangkauan pikiran manusia. Tritunggal adalah suatu misteri bukan
semata-mata dalam pengertian Alkitabiah bahwa Tritunggal adalah satu kebenaran yang
semula tersembunyi tetapi sekarang diungkapkan. Pengertian tentang Tritunggal ini sulit
dipahami dalam sebagian dari hubungan-hubungan dan cara pengungkapannya, akan mudah
dipahami dalam natur esensialnya.
Refleksi Pribadi mengenai belajar Theology 1 dan mengenai Allah Tritunggal:

Sebelum saya belajar Theology 1 pengenalan saya menenai Kristus belum terlalu
banyak. Padahal sebagai ciptaan-Nya saya harus mengenal Pencipta saya. Setelah saya
belajar theology 1 banyak pengetahuan dan pertanyaan yang ada dalam hati saya terjawab.
Selain itu saya juga menjadi semakin dekat dengan Allah dan semakin merasa tidak ada apa-
apanya dibandingkan Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu. Dulu sebelum belajar theologia
1 saya masih bingung mengenai Allah Tritunggal. Awalnya saya tidak mengerti maksud
Allah Tritunggal itu sendiri dan saya merasa bingung siapakah yang sebenarnya saya sembah
selama ini. Apakah Yesus atau Bapa di surga yang merupakan Allah sang pencipta. Saya
berpikir kalau Tuhan saya adalah Yesus sehingga saya menyembah Yesus sebagai Tuhan dan
menganggap Bapa disurga adalah Bapa. Namun setelah saya belajar theologia 1 dan belajar
mengenai Allah Tritunggal sekarang saya tahu sebenarnya Allah memiliki tiga kepribadian
namun sesungguhnya Allah hanya ada satu dan tidak ada Allah lain selain diriNya. Sehingga
baik Bapa disurga maupun Yesus (Anak) merupakan satu kesatuan yang sama dalam Allah,
namun berbeda kepribadian. Dan saya tidak ragu lagi siapa yang saya sembah karena
sesungguhnya Allah yang saya sembah adalah Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Anak dan Roh
Kudus.

Anda mungkin juga menyukai