Anda di halaman 1dari 4

Critical Review

Teologi Kapitalistik :
Catatan atas Cara Pandang Masyarakat Modern terhadap Agama
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri
Mata kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen : Fadiah Adlina, M. Pd, i

Disusun Oleh
Nandita Sabella Audrey Putri Dany
NIM. 1804140160

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKARAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
TAHUN 1440 H / 2018 M
Critical Review Jurnal Artikel

A. REVIEW JURNAL ARTIKEL


Jurnal Artikel yang dianalisis untuk di review berjudul “Teologi
Kapitalistik : Catatan atas Cara Pandang Masyarakat Modern terhadap
Agama” yaitu artikel karya dari Khoirul Faizin, mahasiswa Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Jember.
Dalam jurnal artikel ini, penulis mendeskripsikan bagaimana cara
pandang masyarakat modern terhadap agama. Tulisan ini dilatarbelakangi
karena penulis ingin melihat lebih jauh cara pandang masyarakat terhadap
posisi dan peran agama dalam konteks sosio-kulturalnya, yang ternyata
melahirkan apa yang disebut “privatisasi agama”. Dan kecenderungan
privatisasi agama tersebut “dibaca” secara reflektif pada masyarakat yang
hidup dalam budaya dan etos kerja kapitalistik, terkecuali di dunia Muslim.
Permasalahan utama yang ingin ditelusuri adalah bagaimana bisa privatisasi
agama itu bisa terjadi.
Berdasarkan dari paparan penulis dalam jurnal ini, ada beberapa hal yang
menjadi pokok pembahasan yaitu tentang Modernisasi dan Cara Pandang
terhadap Agama, Beragama dan Masyarakat Kapitalistik, Privatisasi Agama
dan Dinamika Kapitalisme, Privatisasi Agama Sebagai Produk Kapitalisme.
Berikut mengenai ringkasan dari beberapa pokok pembahasan jurnal ini :
1. Modernisasi dan Cara Pandang terhadap Agama
Pada bagian ini, penulis menjelaskan bahwa proses modernisasi
sangat berpengaruh terhadap tradisi, cara memandang alam semesta,
dan agama. Manusia melihat sesuatu baik itu tradisi, alam semesta ,
dan agama mengacu pada dirinya sendiri. Hal tersebut membuat
manusia menjadi lebih bebas dalam merealisasikan kehidupannya
tanpa campur tangan kekuatan lain selain dirinya sendiri. Manusia
modern cenderung bebas bahkan dalam hal menolak kepercayaan
yang tidak sesuai dengan suara hatinya.
Muslim di zaman kontemporer juga tidak terlepas dari
kegelisahan karena adanya proses modernisasi ini. Di dunia Islam kini
beberapa kalangan Muslim sangat memperhatikan dua masalah : 1)
Sekularisme, 2) banyak umat Islam yang menginginkan agar
masyarakat mereka diperintah menurut hukum syari’at, hukum Islam.
2. Beragama dan Masyarakat Kapitalistik
Hal yang menjadi penekanan bagi masyarakat kapitalistik
adalah keyakinan agama bukan semata-mata kepercayaan terhadap
doktrin. Keyakinan agama dapat diterima karena agama memiliki
seperangkat aturan rasional yang membebaskan individu. Agama tidak
dipahami sebagai doktrin yang beku, sehingga tidak memungkinkan
adanya kreatifitas atau ijtihad individu dalam memahami realitas
kehidupannya. Di dalam dimensi ini, rasionalisasi agama adalah cirri
yang melekatsecara instrinsik pada masyarakat kapitalistik.
3. Privatisasi Agama dan Dinamika Kapitalisme
Kekuatan kapitalisme global telah mendorong masyarakat agar
melakukan pendefinisian ulang terhadap konsep-konsep kehidupan
yang telah mapan. Kapitalisme telah menggeser nilai-nilai sakral
dalam ajaran agama dan tradisi, sehingga menjadi instrument bagi
pembentukan gaya hidup yang berorientasi pada kesenangan dan
kepuasan. Atas nama rasionalitas modern itulah masyarakat modern
dapat menerima perluasan-perluasan kekuasaan kapitalisme.
Perangkat-perangkat kapitalisme global yang telah mapan seperti
industry media, teknologi komunikasi, transportasi dapat diterima
sebagai tuntutan masyarakat modern.
4. Privatisasi Agama Sebagai Produk Kapitalisme
Melalui kapitalisme, masyarakat bukan saja berhasil
menemukan kebebasannya, melainkan mampu menciptakan
kebebasan-kebebasan lain yang tidak pernah terbayangkan.
Kapitalisme telah menebarkan nilai estetika dalam praktik-praktik
kehidupan, sehingga realitas tidak menjadi lebih penting daripada
representasi. Kualitas estetika menjadi acuan bagi kualitas hidup.
Kekuatan estetika yang ditanamkan kapitalisme tersebut mengancam
nilai-nilai tradisional yang telah mapan. Nilai-nilai sakral didalam
ajaran-ajaran agama tidak menjadi lebih penting dari kepuasan duniawi
yang dijanjikan kapitalisme.

B. Kritik dan Saran


Secara keseluruhan jurnal ini sudah cukup baik dan telah memenuhi
standar penulisan. Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas,
pada bagian abstrak menurut saya sudah baik, karena penulis mampu
menggambarkan secara singkat dan jelas mengenai permasalahan yang akan
dibahas. Permasalahan yang dibahas juga cukup menarik.
Setelah menganalisa secara keseluruhan, menurut saya jurnal ini secara
sistematika sudah cukup bagus karena penulis telah mengikuti aturan
penulisan yang benar, namun dari segi bahasa ada beberapa bagian yang isinya
terlalu menggunakan ungkapan atau tidak langsung ke inti permasalahan yang
dimaksud sehingga pembaca harus memikirkan dua kali maksud dari
ungkapan tersebut. Sayang sekali apabila pemabaca salah menafsirkan makna
dari ungkapan yang dimaksud atau bahkan tidak dapat menafsirkan sehingga
maksud dari permasalahan tidak dapat dipahami oleh pembaca.
Salah satu contoh kalimat yang menggunakan ungkapan ada pada
bagian pendahuluan paragraph pertama yang bunyinya : “Globalisasi, dan
segala thethek bengek yang menyertainya…..”. Menurut saya hanya itu
kekurangannya selebihnya tidak terlalu fatal seperti penggunaan huruf miring
yang bukan untuk bahasa asing, seperti dalam kalimat : pertama, kedua,ketiga.
Namun, itu tidak terlalu fatal, tidak berpengaruh untuk perubahan makna
dalam isi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai