Diagram "Perisai Trinitas" atau Scutum Fidei mengenai simbolisme Kristen Barat abad pertengahan menurut
tradisi
I. Definisi
Misteri Tritunggal memang telah membingungkan banyak orang sepanjang
berabad-abad lamanya. Tetapi Alkitab mencatat banyak bukti mengenai Allah
Tritunggal meskipun kata itu tidak muncul di dalam Alkitab. Karena itu saat
mempelajari Tritunggal ini kita perlu memperhatikan hal-hal berikut : (1) Ajaran
tentang Tritunggal sebagaimana beberapa ajaran dasar lainnya (misalnya, seperti
ajaran tentang pemilihan) mengandung misteri. (2) Ajaran Tritunggal ini
bagaimana pun rumitnya adalah ajaran Alkitab. Ajaran ini mungkin sulit dipahami
namun tidak membuatnya menjadi tidak benar. Kesulitan dipahami tidak sama
dengan ketidakbenaran. (3) Karena Allah tidak terbatas dan kita terbatas, tentu saja
kita tidak akan dapat sepenuhnya memahami Allah Tritunggal. Tetapi keterbatasan
pengertian kita tidak berarti ajaran Tritunggal itu tidak benar. (4) Perlu ditegaskan
bahwa Alkitab tidak mencoba untuk menjelaskan sepenuhnya ajaran Tritunggal
ini, tetapi mengajarkannya. Dan karena Alkitab mengajarkannya maka kita
menerimannya
Istilah “tritunggal” merupakan padanan untuk kata Inggris “trinity”. Kata “trinity”
sendiri merupakan singkatan dari kata “triunity”, yaitu gabungan dari kata “tree”
yang berarti “tiga” dan “unity” yang berarti “kesatuan”. Pemunculan pertama kali
dari kata ini harus ditelusuri sampai pada zaman Theophilus dari Antiokhia1 atau
Tertulianus. Keduanya hidup pada waktu yang hampir bersamaan (Theophilus mati
sekitar tahun 181-188 M, sedangkan Tertulianus pada tahun 220 M). Jadi kata ini
digunakan untuk menekankan kesatuan di antara pribadi dalam Trinitas tetapi juga
menekankan keterpisahan dan kesetaraan dari tiga pribadi dalam Tritunggal. Kata
“trinity” sendiri berasal dari bahasa Latin “trinite” yang berarti “keadaan menjadi
tiga”. Sebuah denisi yang baik tentang Trintas menyatakan “Ada satu Allah yang
benar dan satu-satunya, tetapi di dalam keesaan dari Keallahan ini ada tiga Pribadi
yang sama kekal dan setara, sama di dalam hakekat tetapi beda di dalam Pribadi”
Esensial kesatuan dari Allah didasarkan pada Ulangan 6:4, “dengarlah, hai
orang Isreal: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” kata esa berasal dari kata
ibrani “ ekhad” yang berarti “gabungan kesatuan ;satu kesatuan”
( Yakobus 2 :19)
1. Triteisme.
Pandangan ini menolak keesaan Allah dan percaya pada tiga Allah. Dalam
sejarah gereja mula-mula, John Ascunages dan John Philoponus mengajarkan
bahwa ada tiga Allah dan ketiganya berhubungan dalam asosiasi yang bebas.
Ajaran ini serupa dengan hinduisme yang memiliki dewa tiga serangkai yaitu
Brahma, Wisnu dan Syiwa, tetapi pandangan ini sama sekali berbeda dari
pandangan Kristen Alkitabiah tentang Tritunggal. Tritunggal Kristen bukan bahwa
Allah itu tiga dalam pengertian yang sama dengan pengertian keesaanNya. Allah
bukanlah tiga pribadi dan pada pengertian yang sama adalah satu pribadi; juga
Allah bukanlah tiga Allah dan satu Allah pada pengertian yang sama. Ajaran
Tritunggal Kristen mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah yang berdistingsi
dalam tiga pribadi; Ia adalah tiga pribadi dalam satu Allah.
2. Monarkianisme.
3. Sabellianisme.
Sabellius dari Ptolemais (200 AD) menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh
Kudus adalah tiga bentuk eksistensi atau tiga manifestasi dari satu Allah. Menurut
Pandangan ini, Trinitas bukan berkaitan dengan natur Allah, tetapi hanya cara
Allah dalam menyatakan diriNya. Pandangan ini mengajarkan bahwa sebagai
Bapa, Allah adalah Pencipta dan Pemberi Hukum
4. Arianisme.
5. Socinianisme.