Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DANIEL ELLIOT

NIM : S.1/T/190701

MK : TAFSIR PERJANJIAN LAMA (PENTATEUKH)

DOSEN : STEVLY RONALD ONIBALA, M.Th, M. Pdk

SEMESTER : IV

RANGKUMAN BUKU PENGENALAN PENTATEUKH HERBERT WOLF

KITAB KEJADIAN

mempunyai kantong visera di bagian yang sama, tempat seekor ikan mengembangkan insang,
tetapi embrio manusia tidak pernah sungguh sungguh mmepunyai insang atau sesuatu yang
berfungsi sebagai Kemiripan itu hanyalah bersifat umum dan tak berhubungan dengan celah-
celah insang pada ikan dewasa. Sebenarnya, tahap-tahap perkembangan yang dilewati embrio
manusia berbeda dari bentuk-bentuk organisme dewasa, meskipun menurut dugaan manusia
telah berkembang dari organisme-organisme tersebut. Benar, embrio-embrio sangat mirip
pada tahap-tahap yang mula-mula dari perkembangannya, tetapi pada setiap tahap berikutnya
perbedaan-perbedaan mulai meningkat ketika pola-pola melekat di dalam gen-gen mulai
tersusun Kebanyakan ahli biologi modem tidak menerima teori rekapitulas ini dan hukum
biogenesis. Sebaliknya, mereka terus menunjukkan kemiripan-kemiripan di antara embrio-
embrio dari organisme-organisme yang lebih tinggi dengan embrio-embrio dari bentuk-
bentuk yang dianggap nenek moyang mereka. Dalam cara yang lebih moderat ini. mereka
tetap mempertahankan perspektif evolusioner mereka, tetapi tanpa "bukti" yang dahulu
mereka anggap dapat diberikan oleh embriologi

Keturunan. Meskipun dilengkapi doktrinnya mengenai seleksi alam, Darwin toh dihalangi
oleh ketidakmampuannya untuk menjelaskan asal-usul variasi yang berbeda-beda. Dalam
beberapa hal, Darwin dipengaruhi oleh teori Chevalier de Lamarck mengenai "warisan sifat
khas yang diperoleh." Lamarck berpendapat bahwa lingkunganlah yang mempengaruhi "zat
hidup" suatu organisme dan bahwa kemampuan suatu organisme untuk menyesuaikan diri
dapat diwarisi oleh keturunannya. Menurut Darwin pengaruh lingkungan menyebabkan
memproduksi gemoule. yaitu partikel-partikel yang masuk ke dalam darah dan ke dalam
organ-organ seks. Gemmule-genmule ini dianggap memainkan peranan penting di dalam
penentuan sifat-sifat khas turun-temurun. Semua spekulasi ini dihentikan oleh Gregor
Mendel, seorang biarawan Austria, yang mengembangkan teori khusus mengenai ilmu
genetika (ilmu keturunan) tak lama sesudah Darwin. Melalui eksperimen-eksperimen yang
sangat teliti, Mendel menemukan bahwa Partikel-partikel pewarisan (disebut "gen") di dalam
sel-sel pembiakan suatu organisme, itulah yang menentukan bagaimana rupa keturunannya
kelak. Keturunan bukanlah suatu proses serampangan, melainkan diselenggarakan di dalam
batas-batas yang sangat ketat. Semenjak adanya karya Mendel ini, para ilmuwan sudah
menemukan bahwa gen-gen dapat diubah oleh mutasi, yang meliputi perubahan dalam
susunan dasar-dasar dalam suatu untaian DNA" dan Akan tetapi, perubahan semacam itu
mengubah pola-pola keturunan. pada umumnya kecil, dan agaknya tidak menghasilkan
perubahan perubahan radikal yang dibutuhkan untuk terjadinya makroevolusi Masing-masing
organisme mempunyai suatu "pola dasar tubuh", dan walaupun pola ini mungkin mengalami
banyak perubahan, karena sifat hukum genetik yang berlaku, maka perubahan-perubahan itu
terbatas Melalui seleksi buatan manusia, para peternak sudah mampu meningkatkan produksi
telur dari sekawan ayam leghorn putih dari 125,6 telur per ayam betina setiap tahun menjadi
249,1 telur setiap tahun selama satu periode 32 tahun, tetapi mereka tidak mampu mengubah
bentuk telur itu. Mungkin terjadi variasi besar, tetapi selalu dalam batas-batas tertentu.

Ekuilibrium Tersela. Suatu dasar teori Darwinisme adalah konsep evolusi berangsur-angsur
selama periode waktu yang lama, tetapi pada tahun-tahun belakangan ini. para sarjana sudah
menjadi tidak puas dengan penjelasan ini, sebagian karena kekosongan-kekosongan dalam
catatan fosil belum terisi. Profesor Stephen Jay Gould dari Universitas Harvard bersama-
sama dengan Niles Eldridge dari The American Museum of Natural History, mendukung
pandangan yang mengatakan bahwa con-con yang lama berlalu tanpa hampir tidak ada
perubahan lalu tiba-tiba "disela" oleh periode-periode dengan perubahan yang cepat

Jutaan tahun mungkin sudah berlalu sebelum terlihat adanya kemajuan. Jika masa-masa
perubahan ini secara relatif cepat mungkin lebih banyak bentuk-bentuk transisi yang bertahan
dalam catatan fosil. Walaupun teori ekuilibrium tersela dapat memperoleh sedikit dukungan
dari perubahan-perubahan mendadak yang sudah diamati di dalam spesies tumbuh-tumbuhan
tertentu, mekanisme yang menyebutkan perubahan-perubahan itu terjadi dalam organisme-
organisme yang lebih tinggi belum dapat dijelaskan. Lester dan Bohlin mengemukakan
bahwa proses-proses dan pola-pola yang terlibat dalam ekuilibrium tersela kurang dipahami
atau sebenarnya tak dapat diketahui. Seperti parapenganut aliran Neo-Darwinisme, para
pengikut teori ini mestimeramalkan kemungkinan atas dasar proses-proses mikroevolusi
yangdapat diamati kepada makroevolusi yang tidak dapat diamati, yaitu suatu prosedur yang
memerlukan iman sebanyak yang diperlukan untuk percaya penciptaan Hipotesis seperti itu
bergantung pada iman si penganut dan dalam hal ini tidak ada berbeda dari percaya kepada
pencipta

EVOLUSI TEISTIK

Sejumlah orang Kristen sedikit banyak telah berusaha untuk menggabungkan ajaran Alkitab
dengan teori evolusi tanpa menyangkal keabsahan dari keduanya. Walaupun mereka
menerima realitas pribadi Allah yang menciptakan dunia ini, mereka berpendapat bahwa
Allah bisa saja menggunakan mekanisme evolusi untuk menghasilkan keaneragaman
makhluk hidup seperti yang kita ketahui sekarang ini. Penciptaan belum tentu sama sekali
bertentangan dengan evolusi, karena mungkin Allah yang menyebabkan proses evolusioner
itu bekerja. 160 Orang-orang yang menganut evolusi teistik menafsirkan pasal-pasal awal
Kitab Kejadian secara kiasan atau sebagai puisi. Jika kitab Kejadian hanya memberikan
penjelasan yang umum mengenai permulaan segala sesuatu, mungkin itu cukup Meksibel
untuk hidup berdampingan dengan evolusi. Sebab perinciannya diberikan pada waktu Allah
menjadikan manusia, beberapa sarjana mengemukakan bahwa evolusi sudah berakhir
sebelum Adam tampil sebagai suatu ciptaan khusus Allah. Sarjana-sarjana lain percaya
bahwa bagian fisik manusia berkembang dari ordo-ordo binatang yang lebih tinggi, tetapi
pada saat tertentu, Allah mengaruniakan jiwa kepada makhluk ini lalu membubuh gambar-
Nya sendiri padanya.

Akan tetapi, telaahan yang cermat mengenai Kejadian 1 dan 2 sudah menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan serius mengenai kemungkinan pandangan terakhir ini mengenai asal
mula manusia. Kejadian 2:7 secara khusus mengatakan bahwa "Tuhan Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah." Di mana pun juga "debu" tidak pernah berarti "binatang" atau
"hominid" (makhluk mirip manusia). Jika "debu" entah bagaimana dapat ditafsir sebagai
suatu metafora untuk "binatang', orang dapat mengemukakan bahwa klausa "manusia itu
menjadi makhluk yang hidup" mungkin berarti bahwa seekor primata sudah dikaruniai jiwa
yang menunjukkan "gambar Allah" (bdg. 1:27) dan pada saat ini ia diubah menjadi manusia.
Tetapi pandangan semacam itu melanggar Cara pemakaian istilah "makhluk yang hidup"
(nepes hayvá), yang mengacu kepada ternak dan binatang lain dalam 1:24, dan diterjemahkan
"Makhluk yang hidup" (juga bdg. 1:20-21). Rupanya "makhluk yang hidup" menunjuk
kepada kehidupan fisik dan bukan kepada kemampuan mental atau rohani, dan hal yang sama
juga berlaku mengenai acuan penempatan nafas hidup ke dalam lubang hidung seseorang
(bdg. Ayb. 27:3: Yes. 2:22). Adam tidak hidup menurut arti kata harfiah sebelumnya. Allah
membentuknya, dan kemudian, setelah dosa menuntut bayarannya, Adam akan kembali
kepada debu yang darinya ia dibuat (Kej. 2:19). Jelaslah ini menunjuk kepada kematian fisik.
Setelah Allah menciptakan manusia pertama, la mulai membuat seorang wanita dari tulang
rusuk Adam. Sekali lagi di sini bahasa alkitabiah hampir mustahil dicocokkan dengan
hipotesis evolusioner. Nas itu menyatakan bahwa Hawa dibentuk dengan cepat dan bahwa ia
suatu ciptaan yang terpisah dari laki-laki (Kej. 2:22). Dalam suatu artikel yang mengupas soal
penciptaan dan evolusi, Davis Young menjelaskan bahwa prioritas sementara Adam sebelum
Hawa itu merupakan suatu sanggahan yang berlawanan dengan suatu pendekatan evolusioner
kepada asal-usul manusia.

USIA MANUSIA

Jika Adam dan Hawa adalah ciptaan khusus Allah, sudah berapa lama lalu mereka dijadikan
dan bagaimana hubungan mereka dengan fosil-fosil yang mirip manusia menurut analisis
para antropolog? Apakah ada bangsa manusia sebelum Adam, atau apakah beberapa dari
fosil-Fosil itu sudah salah diidentifikasi sebagai manusia? Dan berapa banyak waktu yang
diizinkan Alkitab sejak penciptaan Adam? Tidak satu pun dari pokok-pokok persoalan ini
dapat dipecahkan dengan gampang, apa meningkat di antara aliran injili bahwa manusia
dalam pengertian pun sudut pandang yang dianut. Tampaknya ada konsensus yang alkitabiah
tidak mendahului manusia Neandertal, yaitu Homo Sapiens tetapi orang-orang lain
mengsulkan tanggal yang lebih belakangan, sekitar 10.000 hingga 30.000 tahun yang lalu
Kasus manusia Neandertal bertumpu pada penggunaan sebuah alat dari batu yang dipecahkan
yang sudah disempurnakan, cara-cara penguburannya, dan daya tampung tengkoraknya dan
sikap tubuhnya yang teguk, walaupun susunan kerangka tubuhnya lebih berat dibandingkan
dengan manusia modern. Manusia Cro-Magnon yang hidup dari sepuluh sampai tiga puluh
ribu tahun yang lalu rupanya sangat cerdas dan menggunakan jimat-jimat dan guna-guna
yang menular dalam praktik keagamaannya. Yang disebut manusia Australopithecus dan
Montoerectus (Pithecanthropines) adalah hominid yang lebih primitif dan mungkin paling
baik dianggap sebagai primata submanusia, walaupun ada beberapa dari mereka yang
menggunakan berbagai alat. Beberapa sarjana Alkitab juga mengalihkan "manusia"
Neandertal dan Cro-Magnon ke kategori hominid dan menempatkan Adam dan Hawa setelah
mereka semua. Sebagian alasan untuk berbuat demikian adalah tingkat peradaban maju yang diberi
tahu dalam kejadian 4:17-22. Adanya pertanian dan peternakan hewan lebih banyak termasuk
zaman Neolithik daripada zaman Palaeolithik dan menunjuk kepada suatu tanggal yang lebih
belakangan dibanding dengan tahun 10.000 SM.165 Di pihak lain, ada kemungkinan bahwa
sesudah Kejatuhan dalam dosa, keberadaan kebudayaan manusia memburuk bersama-sama
dengan status rohaninya, dan ia mungkin tidak menemukan kembali tingkat-tingkat
kebudayaan dan peradabannya yang mula-mula itu hingga beberapa millenium kemudian.
Kemerosotan moral tidak tanggung-tanggung sehingga Allah harus membinasakan umat
manusia dengan Air Bah (Kej. 6:5-7). Dan pada waktu yang sama mengakhiri semua hal
yang telah mereka capai di bidang kebudayaan

Pada tahun 1987 para sarjana menggunakan DNA mitokhondrial (mtDNA) untuk
merekonstruksi silsilah keluarga dari manusia modern dan memutuskan bahwa kita semua
adalah keturunan dari seorang wanita yang hidup sekitar 200.000 tahun yang lalu di Afrika
atau Asia Karena mtDNA diwarisi hanya dari pihak ibu, para ahli genetika memberi julukan
"Hawa mitokhondrial kepada wanita tersebut, dan memJika kita memperhitungkan
fleksibilitas di dalam silsilah dari Kejadian pasal 5 dan 11, maka kita pun dapat memberikan
penjelasan merupakan sejarah purbakala bagi Gilgamesy dari Uruk, yang hidup yang lebih
baik tentang tanggal terjadinya Air Bah, yang sudah Suatu penafsiran yang teliti dari sekitar
tahun 2800 atau 2700 SM. Kejadian 11 akan menempatkan tanggal terjadinya Air Bah pada
tahun 2300 SM, bahkan jauh kemudian dibanding dengan permulaan Dinasti Pertama di
Mesir sekitar tahun 3000 SM. Mengingat bahwa mungkin sckali silsilah-silsilah dalam
kejadian 5 dan 11 itu selektif, apakah kedua pasal ini memberi penjelasan mengenai usia
manusia? Beberapa penafsir akan membantah bahwa tidak ada batas-batas sama sekali, dan
seandainya umat manusia sudah menjelajahi bumi ini pada tahun 1.000.000 SM, hal ini pun
tidak akan ber- tentangan dengan Kitab Kejadian. Penafsir-penafsir yang lain memprotes
bahwa hal merenggangkan silsilah seperti itu akan sama sekali memutar-balikkan catatan
Alkitab. Adakah ratusan atau ribuan nama yang tidak tercantum pada daftar-daftar silsilah
itu?71 Menilai dari silsilah-silsilah lain di dalam Alkitab, kita mengetahui bahwa ada nama-
nama yang tidak tercantum, namun tidak secara besar-besaran seperti yang diperlukan untuk
periode waktu yang lama seperti itu. Bahkan, jika kejadian 5 dan 1l diperlakukan sebagai
suatu kasus khusus dengan puluhan nama yang tidak dicantumkan, masih sulit untuk
mendorong Adam dan Hawa ke periode yang lebih awal daripada tahun 50.000 SM.
Untunglah, tanggal semacam itu cocok dengan perkiraan beberapa antropolog dan geolog
yang menggeluti baik data Alkitab maupun data ilmiah. Penetapan tanggal sebelum tahun
50.000 SM agaknya merenggangkan silsilah-silsilah tersebut secara berlebih-lebihan.

IDENTITAS "ANAK-ANAK ALLAH" DALAM KEJADIAN 6:2

Sebagai bagian dari dosa dan kebabrokan yang mengakibatkan Air Bah pada zaman Nuh,
Kejadian 6:1-4 mengacu kepada perkawinan antara anak-anak Allah dengan anak-anak
perempuan manusia. Jelaslah bahwa hubungan ini sangat tidak menyenangkan hati Tuhan,
namun ada kontroversi yang mengelilingi identifikasi "anak-anak Allah" itu. Apakah kita
harus mengartikannya sebagai semacam penyerbuan para malaikat ke bumi, ataukah ini
perkawinan campuran antara orang-orang percaya dengan orang-orang tidak percaya atau
mungkin ini suatu peningkatan poligami yang dimulai dalam kejadian 4:19? Masing-masing
pandangan di atas memiliki pendukung atau penganut yang kuat.

Penafsiran bahwa "anak Allah" adalah malaikat. Salah satu pandangan yang paling tua
mengidentifikasi "anak-anak Allah" itu sebagai para malaikat yang sudah jatuh, yang berahi
melihat perempuan-perempuan cantik lalu tinggal bersama mereka sebagai suami istri.
Penafsiran ini ditemukan di dalam kitab Enokh, yaitu sebuah karya pseudepigrala yang
mungkin ditulis pada abad-abad menjelang kelahiran Kristus. Karya lain dari periode yang
sama adalah. "The Genesis Apocryphon." yaitu sebuah midrasy bahasa Aram yang ditemukan
di antara Naskah-naskah Laut Mati di Qumran. Dalam kolom Il disebutkan bahwa ayah Nuh,
yaitu Lamekh, mencurigai istrinya dihamili oleh scorang malaikat, seorang "Pengawas"
langit, dan ia harus diyakinkan bahwa hal itu tidak demikian Filo, Yosefus, dan sejumlah
bapak-bapak gereja juga menganut pandangan ini.

Mungkin alasan yang paling kuat bagi hipotesis malaikat ini adalah bahwa ungkapan bene
elohim (anak-anak Allah) secara khusus mengacu kepada malaikat di Perjanjian Lama,
walaupun ungkapan tersebut juga muncul dalam kitab Ayub (1:6; 2:1: 38:7). Akan tetapi
dalam dua kejadian yang pertama, Iblis datang bersama-sama dengan anak-anak Allah" untuk
melaporkan perihal Ayub, jadi hubungan dengan malaikat-malaikat yang sudah jatuh itu jelas
kelihatan - "anak-anak Allah" berarti "makhluk-makhluk adikodrati". sama seperti ungkapan
"anak nabi" berarti "para anggota dari serikat kerja kenabian." bukan anak-anak kandung dari
para nabi (bdg. I Sam. 10:5: 1 Raj. 20:35. TL). Dalam Perjanjian Baru, ungkapan anak-anak
Allah" adalah orang percaya secara perorangan (bdg. 1 Yoh. 3:1-2), tetapi ini berbeda sekali
dengan pengertian di Perjanjian Lama. Demikian juga perbedaan dalam kejadian 6:2 di antara
"anak-anak Allah" dengan anak-anak perempuan manusia" menunjuk kepada dua lingkungan
- yang satu dari surga dan yang lain dari bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai