Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MENJELANG

REFORMASI

Presentasi Kelompok 3
Natalia .M. Purba
Kristina Panjaitan
Amelia Tampubolon
A. Lingkungan Luas Masyarakat Eropa Barat
Dengan penemuan serbuk mesiu beserta penggunaanya dalam peperangan
di Eropa Barat, dasar kekuatan militer yang berproses pada tatanan keksatriaan
tersebut akan di hancurkan.

Dengan penghancuran benteng-benteng milik kaum bangsawan nampaklah


perkembangan struktur baru dalam masyarakat, yaitu kota-kota merdeka,
khususnya di Eropa Utara, umpamanya, Bruges,
Antwerp, dan Ghent di Belanda dan kota Hamburg, Lubeck, Koln, Mainz, dan
Strassburg di Jerman.

Pada zaman yang sama, khususnya di Spanyol, Portugal, Belanda, Inggris, dan
Perancis, para penghuni negeri itu mulai menganggap diri warga negara negeri
masing-masing dan bukan lagi warga negara dan salah satu kota atau bagian
Tepat pada saat mengembuskan nafas terakhir, pada tanggal 24 Mei 1543,
penerbit mengirimkan bukunya yang revolusioner kepadanya. Meskipun secara
teknis penemuan itu belum diterbitkan sebelum api Reformasi berkobar,
namun gaya aberpikir yang Nampak dalam diri Kopernikus sudah merupakan
awal bagian dari suasana intelektualyang turut memungkinkan terjadinya
Reformasi pada abad ke-16 dan bukan sebelumnya.

Reformasi disiapkan juga oleh Gerakan humanism yang berkembang pada


abad ke-15 di Italia dan disambut baik di tempat lainnya, khususnya di
Belanda.
Sebelum Gerakan humanisme timbul, karena
ketidakpuasan sejumlah sarjana atas penyelewengan
yang nampak dalam Gereja, antara lain, sudah ada
Gerakan yang bermaksud memperbarui Gereja
melalui pendirianm sejumlah orde biarawan dan
biarawati, misalnya ordo-ordo seperti Fransiskan,
Dominian, Augustinian, Sistercienser, Karthusianer.
Semua ini ingin memperbarui Gereja dari dalam
tanpa mempersoalkan kekuasaan Paus.
Selak-beluk masa kanak-kanak Erasmus masih kabur.
Rupanya dia lahir pada tanggal 27 Oktober tahun
1466 di kota Rotterdam. Orang tuanya tidak
kunjung menikahi ibunya karena ayahnya
seorang imam. Meskipun ayah dan ibunya sudah hidup Bersama.

Pada tahun 1492, Erasmus ditahbiskan menjadi seorang imam,


walaupun dia tidak pernah bermaksud melayani jemaat setempat.
Dia pergi ke Paris dengan tujuan menyempurnakan pengentahuan
tentang teologi.
Dengan judul moriae itu dikatakan
Bagaimana erasmus sedang bermain
dengan nama teman Inggris yang mulia
Thomas Moore yang disebut di atas sebagai
pendidik oikumenis, erasmus mengarang
karya penting lainnya pula yang pertama
ialah enciridion nitis Kristiani.
Pada saat nasionalisme semakin mengklaim
kesetiaan kebanyakan warga Eropa barat erasmus
ingin menjauhkan diri dari setiap macam belenggu
yang cenderung membatasi kemerdekaannya
secara pribadi ataupun merendahkan status setiap
orang entah yang kuat atau lemah secara praktis
keyakinan tersebut menjadikannya suara yang
berseru seru di padang gurun
1. erasmus, pendidik oikumenis

Sesungguhnya namanya tidak termasyhur karena


kuliah yang dibawakannya pada Universitas seperti
Thomas Aquino,. Namun dia berhak dinamakan
pendidik. Dinding ruang kelasnya seluas jangkauan
kerang anus yang mencakup pendahuluan pada naskah
kuno yang dieditnya dan di buku artikel-artikel dan
surat-menyurat.
Sebagai pendidik oikumenis, erasmus menjembatani
dunia klasik Yunani-Romawi dan dunia Kristen. Peranan
tersebut tidak dikunjungi lebih nampak daripada ketika
dia membicarakan kebajikan yang seyogianya diamalkan
warga Kristen. Mereka ini hendaknya meniru kelakuan
Yesus. Khususnya kebajikannya seperti rendah hati
lemah lembut murah hati kasih damai crelan
mengampuni serta berkorban demi keselamatan
sesamanya.
Sejajar dengan itu, tanda pengenal seorang Kristen ialah
salib, mahkota duri, paku dan luka yang dialami sebagai akibat
memihak pada kebutuhan kaum melarat dan bukan sejumlah
benda yang dicium dan sakramen yang diterima. Pengertian
tersebut agak selaras dengan gaya hidup yang dialaminya sebagai
penghuni rumah persaudaraan hidup bersama dulu. Dia
senantiasa bersedia pula memperkaya pengalaman Kristiani
dengan pikiran para pengarang kuno termasuk Plato.
Erasmus mendidik kaum Kristen baik iman
maupun awam agar mengingat bahwa segala upacara
gerejawi bukanlah hal-hal yang maknanya mutlak
melainkan melalui sarana menuju penerimaan
kenyataan abadi titik kepada siapa saja yang
mempercayai kekuatan air suci dia bertanya apakah
gunanya diperciki dengan air suci kalau sifat batiniah
tetap najis?... Orang-orang menghormati sebuah
patung Kristus berupa kayu atau batu yang dihiasi
dengan warna-warna tetapi jauh lebih baik
menghormati pikiran Yesus yang tertulis melalui roh
Kudus pada halaman-halaman ke-4 Injil
Memang kadang-kadang benda tertentu yang dianggap keramat mungkin
berfaedah bagi warga yang masih lemah imannya tetapi di dalamnya masih ada
bahaya ketahayulan jadi nasihatnya ialah jangan bersandar pada ritus dan
kegiatan apapun yang dinamakan "suci oleh Gereja. Sebab yang diperlukan
tidak lain daripada usaha hidup dalam roh sambil menyatakan buahnya dalam
diri pribadi setiap warga.
Lagi pula pendidik oikumenis itu menentang masyarakat/gereja mengubah
pandangannya terhadap pernikahan, hak memperoleh pendidikan, perceraian
dan hidup membujang atau selibat meskipun erasmus tidak pernah menikah
namun dia sangat prihatin terhadap kebiasaan sosial dan peraturan gereja yang
merendahkan diri pribadi seorang wanita.
Dimensi lain lagi dari keprihatinannya terhadap
perempuan nampak dalam usaha mendukung hak
mereka memperluas pikiran melalui pendidikan.
Gagasan demikian dikemukakan dalam berbagai karya
termasuk colloquiorum.
Erasmu sendiri amat menghargai persekutuan
dengan perempuan cerdas salah satunya yaitu Margaret
istri Conrad beutinger yang ternama karena
menerbitkan peta jalan kerajaan Romawi kuno amat
pasif dalam bahasa Yunani latin dan Jerman.
Demikianlah Erasmus menentang keras semua kebiasaan dalam
masyarakat yang memaksa perempuan menikah dengan siapa saja yang
dipilih orangtuanya. Pernikahan yang bahagia harus dibangun atas
persetujuan bebas antara kedua pihak laki-laki dan perempuan, meskipun
memang sebaiknya pandangan orangtua jangan ditolak sama sekali.

 Dia cenderung me- manfaatkan keempat langkah yang lazim dikenal


oleh para penafsir seza- mannya.
a) Penafsir wajib memahami arti historis yang dimaksudkan pe- ngarang
dan yang ditangkap oleh para pendengar/pembaca pertama;
b) lantas dia bertanya diri tentang dampak moral dari isi ayat/perikop
atas kelakuan orang;
c) Dia mencari arti yang menghiburkan, dan d) Dia menggali di bawah
arti lahiriahnya untuk memperoleh arti rohani.
2. Eramus Sebagai Pendidik
Khusus
Terdapat tiga landasan pokok bagi pikirannya di bidang pendidikan atau
pendidikan agama Kristen:

a) Pengalaman pahit di sekolah "dasar" dan


"SMP/SMA" dulu,
b) Pikiran Yunani-Romawi klasik seperti Plato.
Aristoteles, Quintilianes dan Plutarchus, dan
c) Sumber tertulis Kristen termasuk Alkitab dan karya
bapa-bapa Gereja Purba.
Semuanya itu mendorong kelakuan dalam diri para anak didik
sesuai dengan Injil Dalam bahasa pedagogis, keprihatinan tersebut
boleh dijabarkan dalam tujuan berikut:
 
Tujuan umum pendidikan bagi warga yang hidup dalam
perseku tuan Kristen ialah mengembangkan bakat alamiah dalam
diri setiap anak didik yang belajar dalam lingkungan luas kasih
yang berdi. plin agar ia mampu berpikir sedalam dan sebebas
mungkin, mem peroleh keterampilan mengungkapkan pikirannya
sejelas mungkin baik yang lisan maupun yang tertulis serta
mengamalkan gaya hidup yang sesuai dengan Injil dalam semua
peranannya sebagai warga Kristen dalam masyarakat
Pengalaman pendidikan formal, entah yang berlangsung di
sekolah negeri/swasta atau pendidikan di kalangan jemaat,
hendaknya mengen bangkan karunia apa saja dalam diri setiap
pelajar dalam suasana yang menghargai kebebasan berpikir dan
hak memelopori jalan dan gagasan yang berbeda dalam terang
Injil, dalam arti tidak bergantung secara buta pada kebiasaan
yang diterima secara umum. Yang tidak kalah pentingnya ialah
tujuan memperlengkapi anak didik untuk mengkomunikasikan
pikirannya sejelas mungkin.
Erasmus tidak pernah menggunakan istilah kurikulum, tetapi dia
mengarang tentang ruang lingkup pelajaran yang perlu diajarkan. Untuk anak
didik muda. Erasmus mengumpulkan kalimat singkat dan terarah dari buku-
buku klasik. Dengan itu dua harapannya dipenuhi sekaligus. Pertama-tama,
isi yang baik dari kebijaksanaan kebudayaan klasik akan masuk ke dalam
pengalaman anak didik, dan kedua, gaya ungkapan yang nampak dalam
buku-buku klasik tersebut akan menjadi kepunyaan setiap pelajar melalui
latihan meniru gaya ungkapan tersebut. Seperti yang dibahas di atas, dia
mengarang beberapa buku berupa dialog tentang pokok-pokok serius tetapi
dengan gaya ucapan yang jenaka (lih kutipan dari Percakapan di atas)
Melalui semua sumber itu si anak memperoleh pengetahuan tata bahasa Latin
dan keterampilan mewujud kannya dalam tulisan tertentu.
Secara nisbi, masyarakat Eropa Barat pada Abad Pertengahan statis
sifatnya Di dalamnya setiap warga mempunyai tempat yang tetap karena
lahir dalam kelas sosial tertentu, dan amat sukar baginya untuk keluar dari
kelas tersebut.Tetapi sekitar abad ke-15. dunia itu tergoncang oleh
sejumlah perkembangan dan penemuan yang mengubah gaya berpikir
begitu banyakwarga dan cara mereka bertindak. Antara lain dapat
disebutkan penemuanserbuk mesiu dengan dampaknya dapat
menghancurkan sistem feodalisme.
Proses memperlemah kekuasaan feodalisme itu diiringi oleh
pertumbuhan kota-kota dagang merdeka dengan warga-warga yang berminat
terhadap perdagangan dan pengolahan. Dalam sistem itu kreatifitas dan
prakarsa perseorangan dan gaya berpikirnya secara bebas dihargai lebih
tinggi ke- timbang nilai-nilai yang sama dalam masyarakat feodalisme.
Di Eropa Selatan, khususnya di negeri Portugal. Spanyol dan Itaha,
penjelajah yang amat berani melayarkan kapal-kapal kecil ke tempat-
tempat yang jauh sekali dari tanah air mereka. Lebih penting lagi, mereka
para mampu kembali lagi tetapi bukan dengan ufuk pemikiran terbatas
seperti dulu. Mereka telah menjumpai negeri, bangsa dan kebudayaan yang
ber beda sekali ketimbang pengalaman mereka sebelumnya. Planit bumi
betul- betul bundar dan bukan datar seperti yang sudah lama diajarkan
gereja. Sebagai akibatnya, kekuasaan gereja mulai dirongrong karena dunia
ini pun perlu diperhatikan dan bukan hanya dunia yang di seberang saja.
Dengan kehancuran feodalisme, kekuasaan politis semakin mengalir
ke dalam tangan pemimpin yang membentuk kerajaan yang
berporoskan bangsa tertentu. Dalam prosesnya, khususnya di
Portugal, Spanyol. Peran- cis dan Inggeris, para warganya mulai
mengidentifikasikan diri sebagai warga negeri masing-masing dan
bukan lagi warga daerah tempat lahirnya saja. Dengan kata lain,
nasionalisme sedang berkembang. Tidak jarang iden titas negeri
mereka lebih dihargai daripada keanggotaannya dalam gereja.
Penemuan dua macam teknologi cenderung mengakhiri monopoli
pengetahuan yang sudah lama dinikmati gereja dan kelas atas, yaitu
pe- nemuan rahasia membuat kertas dan mesin cetak yang
mempergunakan huruf lepas. Yang terakhir ini diolah oleh Gutenberg
dan memungkinkan- nya mencetak Alkitab dengan ongkos yang lebih
murah, cepat dan jumlah- nya banyak.
Kopernikus membuktikan bahwa matahari adalah pusat alam
semes ta dan bukan lagi bumi seperti pikiran dulu. Demikianlah
bumi berputar pada porosnya dan serentak berputar mengelilingi
matahari. Sekali lagi salah satu pengajaran gereja dibuktikan
salah.Gerakan humanisme membuka mata orang-orang terhadap
penting nya memperoleh naskah Perjanjian Lama paling kuno
dalam bahasa Ibrani. Begitu pula naskah Perjanjian Baru dalam
bahasa Yunani. Demikianlah kekuasaan Alkitab mulai dianggap
lebih berwibawa ketimbang kekuasaan terejaPenyakit parah dalam
tubuh gereja diakui banyak orang, tetapi mereka tidak sepaham
tentang jalan keluarnya. Salah satu siasat penting dipelopori orang
yang mendirika ordo biarawan/warti baru.

Anda mungkin juga menyukai