Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KONSEP MENGHORMATI ORANG TUA BERDASARKAN EFESUS 6:1-3

Oleh: Arif Wicaksono, M.Th.1

Abstraksi
Menghormati ayah dan ibu merupakan sikap yang harus ditunjukkan oleh anak-anak
kepada orang tuanya. Perintah ini telah diberikan sejak manusia berada pada zaman Perjanjian
Lama dan dikutip kembali oleh Paulus dalam Perjanjian Baru. Allah memberikan perintah agar
anak-anak menghormati ayah dan ibu.Perintah ini merupakan bentuk penghargaan Allah kepada
orang tua karena orang tua adalah wakil Allah di bumi.
Konsep menghormati ayah dan ibu terdapat dalam Efesus 6:1-3. Paulus mengajarkan
kepada anak-anak agar menghormati ayah dan ibunya.Sikap menghormati dapat diartikan
sebagai sikap segan, memuliakan, dan menghargai.Sikap menghormati orang tua berarti sikap
yang memberi penghargaan, memuliakan dan segan terhadap ayah dan ibu.
Sikap menghormati ayah dan ibu yang dilakukan oleh anak-anak menyebabkan anak-
anak mendapat janji dari Allah.Janji yang Allah berikan ialah kesejahteraan, kebahagiaan dan
umur panjang di tempat anak-anak tinggal.Menghormati ayah dan ibu merupakan sikap yang
masih berlaku sampai saat ini dan merupakan perintah yang harus dilakukan.

Kata Kunci : Konsep, Menghormati, Orang Tua danEfesus 6:1-3

Pendahuluan
Keluarga adalah struktur sosial pertama yang dibentuk oleh Allah (Kej 1:26-28). 2Struktur
sosial terjadi karena adanya hubungan timbal balik diantara anggota keluarga.Di dalam keluarga
inilah terdapat ayah, ibu, anak-anak yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing.Allah ingin agar setiap anggota berfungsi dengan baik.
Anak-anak wajib menghormati orang tua karena hal itu merupakan perintah Tuhan (Ul
5:16; Kel 20:12). Pada masa bangsa Israel, menghormati orang tua merupakan salah satu
perintah selain menghormati Allah. Perintah menghormati orang tua ini terdapat dalam perintah
kelima dari sepuluh perintah Tuhan. Allah ingin menjelaskan bahwa menghormati orang tua
sama halnya dengan menghormati Allah, karena orang tua adalah wakil Allah di bumi ini. Lain
halnya dengan anak-anak yang tidak mau menghormati orang tua mereka, mereka akan
mendapat kutuk. Imamat 20:9 menyebutkan siapa yang mengutuki ayah atau ibunya akan
dihukum mati.
Sikap tidak menghormati orang tua sudah terjadi pada zaman Perjanjian Lama. Kisah Ham,
anak Nuh, ketika ia melihat aurat ayahnya juga merupakan salah satu bentuk dari sikap tidak
menghormati orang tuanya (Kej 9:18-22), dan pada akhirnya ia mendapat kutukan dari Nuh (ayat

1
Arif Wicaksono, M.Th adalah Kaprodi STT Tawangmangu
2
J. I Parker, Merill C Tenney, William. White, Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab Bible Almanac 1 (Malang: Gandum Mas,
2001), hlm.847.
24-27). Contoh lain ialah anak-anak perempuan Lot yang membuat mabuk Lot, sehingga mereka
menyambung keturunan dari Lot (Kej 19:30-38)
Perintah untuk menghormati orang tua juga terdapat di dalam Perjanjian Baru seperti
dalam :Mat 15:4; 19:19; Mrk 7:10; 10:19; Luk 18:20; Ef 6:2. Rasul Paulus di dalam surat Efesus,
mengulang kembali tentang perintah untuk menghormati orang tua. Efesus 6:1-3 menjelaskan
bahwa perintah untuk menghormati ayah dan ibu merupakan perintah yang penting. Ayat ini
tidak hanya menulis tentang perintah saja, tetapi juga terdapat janji ketika ayat ini dilakukan.
Wijanarko dalam bukunya “Pemulihan Orang Tua-Anak” menyebutkan bahwa keadaan
anak-anak yang tidak beruntung, gagal dalam rumah tangga dan pekerjaan, merupakan dampak
dari ketidakhormatan mereka terhadap orang tua mereka.3Menurutnya, sikap tidak menghormati
merupakan pemberontakan yang adalah dosa terhadap orang tua. 4Ia menambahkan bahwa sikap
anak-anak yang tidak menghormati orang tuanya akan berdampak dalam kehidupan mereka.

A. Pengertian Menghormati Ayah Dan Ibu

Menurut Perjanjian Lama


Di dalam Perjanjian Lama, kata yang digunakan untuk menunjukkan hal menghormati
ialah ‫(ּכבד‬kabed) yang menurut akar kata, berarti “menjadi berat, membebani, kehormatan”.
Akar kata ini dengan kata terjadinya terdapat 376 kali dalam Alkitab orang Ibrani. 5Akar kata ini
merupakan sebuah kata Semitik yang umum, berlaku untuk semua kecuali bahasa Aram, di mana
yaqar terlihat seperti mengambil alih tempat.Arti dasarnya ialah “untuk menjadi berat atau
penting” sebuah arti yang jarang hanya secara literal, sebagai perlambangan (“berat dengan
dosa”), menjadi lebih umum. Dari perlambangan ini pemakaian kata ini merupakan langkah yang
mudah untuk mengkonsep dari seseorang yang “penting” dalam masyarakat, beberapa orang
terhormat, mengesankan, atau kehormatan yang berharga.6
Menurut Tenney, ‫(כבד‬kabed) telah mengalami perkembangan, yaitu dari bahasa Ibrani
yang berarti “menjadi berat” hingga “menjadi makmur” dan akhirnya “menjadi kehormatan”.
Kehormatan adalah penghargaan yang patut ditiru, merupakan sebuah hadiah berharga untuk
lingkungan yang baik, karakter dari pelayanan.7 Jadi kata menghormati ini dapat diartikan
sebagai penghargaan atau memberikan hadiah yang berharga bagi orang lain.
Di dalam hukum Taurat, tertera perintah yang mengharuskan orang Israel untuk
menjatuhkan sanksi berat dan bahkan kematian kepada anak yang mengutuki orang tuanya (Im
20:9).8 Allah memerintahkan Musa untuk menulis perintah ini karena Allah sangat menghargai

3
Jarot Wijanarko, Pemulihan Orang Tua-Anak (Jakarta: Suara Pemulihan, 2000), hlm.15.
4
Ibid., hlm 23.
5
R Laird Harris, Gleason L Archer, Jr., Bruce K Waltke, Theological Wordbook of The Old Testament (Chicago:
Moody Publisher, 1980),p.426.
6
Ibid.
7
Merrill C. Tenney, The Zondervan Pictorial Encyclopaedia Of The Bible Volume Three H-L (Michigan: Zondervan
Publishing House, 1982), p.197.
8
http://www. Telaga.org/audio/tanggung-jawab-anak-kepada-orang-tua
keberadaan orang tua. Orang tua merupakan perwakilan Allah di bumi, karena anak lahir dari
perkenanan Tuhan melalui orang tua.9
Dalam Perjanjian Lama, semua peraturan dan perintah bagi bangsa Israel tertulis dalam
sepuluh hukum Tuhan (dasa titah). Dalam sepuluh hukum ini, mengatur tentang hubungan
manusia dengan Allah dan menusia dengan sesamanya. Dalam hubungan dengan sesama,
perintah pertama ialah menghormati orang tua. Menghormati orang tua merupakan perintah yang
penting setelah manusia menghormati Tuhan, bahkan tertulis ada janji bagi mereka yang
menghormati orang tuanya (Kel 20:12; Ul 5:16).
Dalam Imamat 20:9 menuliskan “Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau
ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya
tertimpa kepadanya sendiri”. Ayat ini menjelaskan bahwa pada masa Israel kuno, kutuk akan
dianggap sebagai sesuatu yang berkuasa merugikan, bahkan membinasakan orang yang dikutuk
tersebut.10Ayat ini menekankan untuk setiap anak dapat menghormati orang tuanya. Seorang
anak yang tidak mau menuruti dan mendengarkan perkataan orang tuanya akan dibawa ke
hadapan para tua-tua dan dilempari batu hingga mati (Ul 21:18-21). Hal ini dilakukan untuk
menghapuskan yang jahat dan bangsa Israel tidak mengikuti apa yang jahat yang dilakukan oleh
anak itu (Ul 21:21).
Maka dapat disimpulkan dalam Perjanjian Lama kata menghormati berarti bentuk
pengagungan, kemuliaan, penghormatan, kebesaran yang diberikan pada seseorang ataupun
kepada Tuhan.

Menurut Perjajian Baru.


Di dalam Perjanjian Baru, kata hormat dan menghormati terdapat sebanyak lima puluh
kali. Kata ini menunjuk kepada sebuah penghargaan yang berasal dari seseorang, sebuah harga
dari sesuatu.11 Paulus juga memberi pengajaran kepada orang Kristen untuk memberikan rasa
hormat kepada yang lain. Seperti halnya budak kepada tuannya agar nama Tuhan tidak dihujat (1
Tim 6:1), seorang suami harus menghormati istri sebagai kaum yang lebih lemah (1 Pet 3:7).
Dalam tradisi orang Yahudi, kewajiban menghormati orang tua disejajarkan dengan
kewajiban menyembah Allah.12Sebagaimana perintah yang mengikat orang Yahudi untuk
menyembah Allah, menghormati orang tua ialah kewajiban yang juga mengikat anak-anak
Yahudi.Yesus sendiri mengecam ajaran pemimpin agama Yahudi yang hanya mementingkan
kewajibannya terhadap Tuhan dan melupakan kewajibannya terhadap orang tua (Mat 15:1-9).
Seorang anak wajib menghormati orang tuanya atau secara khusus ayah, karena ayah
mempunyai kedudukan sebagai kepala keluarga, dan ia sebagai pengajar di dalam rumah
tangga.13 Kata yang digunakan untuk “menghormati” ialah :

9
TA Tatag Utomo, Mencegah dan Mengatasi Krisis Anak Melalui Pengembangan Sikap Mental Orang Tua (Jakarta:
Grasindo, t.th), hlm.173.
10
Robert M Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Imamat (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), hlm.276.
11
Gerhard Kittel, Gerhard Friedrich, Geoffrey Bromiley, Theological Of The New Testament Volume VIII
(Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing Company, [n.d]), p.169.
12
http://msfmusafir.files.wordpress.com/2008/11/12-relasi-orang-tua-anak-dalam-keluarga.pdf
13
Kittel, Friedrich, Bromiley, Op.Cit., p.949.
 δόξα (doxa / dox'-ah) :kemuliaan, dalam penggunaan yang luas, secara literal,
perlambangan, obyektif ataupun subyektif : martabat, mulia, kehormatan, pujian,
menyembah. (Yoh 5:41, 44; 8:54; 2 Kor 6:8; Why 19:7).
 Δοξάζω (doxazo / dox-ad'-zo) :untuk memberikan penghargaan, mulia, dalam perluasan
penggunaan terdapat dalam : membuat mulia, penuh dengan kemuliaan, kehormatan,
membesar-besarkan. (Yoh 8:54; Kol 2:23).
Jadi, dalam Perjanjian Baru kata menghormati mempunyai arti bentuk pengagungan,
penyembahan dan memberikan kehormatan kepada seseorang.

Menurut Kitab Efesus 6:1-3


Di dalam Efesus 6:2, bahasa Yunani yang digunakan untuk kata “menghormati” ialah
τιμάω(timao) yang berarti “menetapkan harga; menghormati; menghormati dengan dukungan
keuangan; memberi penghargaan.”14τίμη (time) berarti sebuah nilai, pembayaran uang, berharga,
persamaan dari penghargaan (khususnya dari tingkatan tertinggi), martabat : kehormatan,
berharga, harga. Kata menghormati ini juga dapat diartikan sebagai “menetapkan sebuah nilai di
atas, sebuah maksud dari suatu nilai, atau penghormatan, untuk menunjuk sebuah nilai dari
sesuatu yang dimiliki diri sendiri.Kata menghormati dapat berarti “menghadiahkan, menghargai,
memuja, merasa segan terhadap”.15Kata ini menunjuk pada suatu keadaan untuk menghormati
seseorang, memberi penghargaan, menyatakan sebuah nilai kepada seseorang, atau sikap segan
terhadap seseorang.
Menurut Zodhiates, kata menghormati mempunyai beberapa pengertian. Pengertian
secara umum, kata ini untuk memberikan penghargaan, hormat, penghormatan yang telah
diterima (1 Tim 5:3), pengertian secara khusus (Mat 15:4, 6; 19:19; Mrk 7:10; Luk 18:20; Ef
6:2); setiap orang, raja-raja (1 Pet 2:17; Tuhan dan Kristus (Yoh 5:23; 8:49); menunjukkan
kemunafikan yang dilakukan kepada Tuhan dan Kristus (Mat 15:8; Mrk 7:6). Perbuatan
menyenangkan dengan menghormati, untuk menganugerahi nilai dari penghormatan dan
kesayangan bagi seseorang (Yoh 12:26; Kis 28:10).Untuk memberikan hadiah, untuk
menetapkan sebuah nilai atau harga di atas sesuatu (Mat 27:9; Im 27:8, 12, 14).16
Menurut Efesus 6:2, kata menghormati ini merupakan kata kerja yang merupakan kata
perintah yang harus dilakukan terus menerus.Kata menghormati merupakan perintah yang masih
berlaku hingga saat ini. Menghormati berarti suatu perintah yang masih terus dapat dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain yang mempunyai nilai atau patut untuk mendapat penghargaan
ataupun kehormatan.
Jadi, kata menghormati mempunyai pengertian menetapkan harga, menghormati dengan
dukungan keuangan dan memberi penghargaan.Kata menghormati menunjukkan sebuah nilai
yang merupakan persamaan dari penghargaan.Kata menghormati menunjuk kepada suatu
keadaan untuk menghargai, menghormati, memberi nilai kepada seseorang.Menghormati juga
dapat diartikan sebagai sikap segan terhadap seseorang.
14
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Kordansi Perjanjian Baru Jilid II
(Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia, 2006),hlm.756.
15
Program Komputer: www.e-Sword.net.“honor”
16
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary New Testamnent (Lowa: World Bible
Publishers, 1992), p.1383.
Subyek penghormatan dalam Efesus 6:1-3 adalah ayah dan ibu. Obyek penghormatan
kepada ayah dan ibu dilakukan oleh anak-anak. Di dalam Efesus 6:1, anak-anak yang dimaksud
adalah anak-anak yang berada di dalam rumah tangga. Anak-anak yang dimaksud adalah setiap
anak laki-laki maupun anak perempuan.17

B. Analisa Menghormati Orang Tua Berdasarkan Efesus 6:1-3


Di dalam Efesus 6:1-3 Paulus berbicara tentang bagaimana seharusnya sikap anak
terhadap orang tua mereka ataupun orang yang lebih tua dari mereka (Ef 6:1-3) setelah Paulus
berbicara tentang kehidupan suami dan istri (Ef 5:22-33).Paulus tidak menyampaikan perintah
ini melalui orang tua, tetapi Paulus secara langsung berbicara kepada anak-anak.Paulus pada
waktu itu menganggap bahwa jemaat setempat adalah “jemaat keluarga” sehingga Paulus juga
berbicara untuk anak-anak setelah berbicara kepada para suami dan istri. 18 Sikap yang
dimaksudkan oleh Paulus ialah sikap menghormati orang tua, ayah dan ibu, orang yang lebih tua
dan bahkan nenek moyang mereka.
Sikap menghormati ayah dan ibu merupakan perintah yang telah Allah perintahkan pada
masa Perjanjian Lama. Paulus mengulang kembali perintah ini dalam kutipannya di dalam
Efesus 6:2. Paulus menekankan bahwa menghormati Tuhan dan orang tua adalah hal yang
penting.19Penulis Trisfant menyebut bahwa menghormati orang tua sejajar dengan menghormati
hari Sabat (Im 19:3).20Menghormati ayah dan ibu merupakan pernyataan tidak langsung dari
penghormatan, kataatan atau kepatuhan, pertolongan dan pemeliharaan terhadap orang tua,
ataupun orang yang lebih tua.Menghormati ayah dan ibu merupakan kewajaran yang alami,
perintah bahwa orang tua memerintah dan anak-anak mentaati dan menghormati mereka.
Efesus 6:1-3 merupakan ayat gabungan dari Keluaran 20:12 dan Ulangan 5:16. Perintah
kelima dari Sepuluh Hukum Tuhan (Dasa Titah ) ini membicarakan kewajiban seorang terhadap
yang lain, yang dianggap sebagai perintah pertama dari bagian kedua Dasa Titah. Perintah
pertama terhadap sesama ini ialah agar menghormati ayah dan ibu. Paulus dalam ayat ini
menambahkan bahwa anak yang menghormati ayah dan ibunya akan mendapat janji, yaitu
bahagia di bumi.
Di dalam tradisi orang Yahudi, kewajiban menghormati orang tua disejajarkan dengan
kewajiban menyembah Allah.21Sebagaimana perintah yang mengikat orang Yahudi untuk
menyembah Allah, menghormati orang tua ialah kewajiban yang juga mengikat anak-anak
Yahudi.Darmaputera menjelaskan dalam bukunya bahwa kewajiban terhadap orang tua dan
Tuhan merupakan kewajiban yang rangkap.22 Hal ini dapat berarti seseorang tidak dapat
17
Program Komputer: www.e-Sword.net.”children”.
18
Stott, Op.Cit., hlm.226.
19
Merrill C Tenney, The Zondervan Pictorial Encyclopedia of The Bible Volume Three H-L (Michigan:
Zondervan Publishing House, 1982), p.197.

20
http://www.sumberkristen.com/Kotbah/homatilah%20ayah%20dan%20ibumu.htm

21
http://msfmusafir.files.wordpress.com/2008/11/12-relasi-orang-tua-anak-dalam-keluarga.pdf
22
Eka Darmaputera, Sepuluh Perintah Allah-Museumkan Saja? (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2005),
hlm.108.
memenuhi kewajibannya kepada Tuhan, sementara ia menelantarkan orang tuanya. Seorang anak
tidak mungkin dapat menghormati Tuhan yang tidak dilihatnya apabila ia tidak menghormati
orang tua yang dapat dilihatnya. Kedua kewajiban ini harus berjalan bersama dan seimbang,
yaitu hubungan kepada orang tua dan kepada Tuhan.
Efesus 6:1-3 hampir sama dengan Kolose 3:20. Paulus menulis ayat ini dengan maksud
agar suratnya dapat dibacakan dalam ibadah yang juga dihadiri oleh-oleh anak-anak. Sekalipun
kedua surat ini mempunyai kemiripan isi, salah satu surat bukan merupakan tiruan dari surat
lainnya, melainkan keduanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama.23Paulus ingin
mengajarkan kepada anak-anak sebagi anggota jemaat agar dapat melakukan tugas dalam
kehidupan keluarga dengan baik.Nasihat-nasihat Paulus ini ditujukan kepada setiap jemaat, baik
yang berada di Efesus ataupun di Kolose.
1. Menghormati Ayah dan Ibu Merupakan Perintah yang Penting
Menurut Sutanto, kata Yunani yang digunakan untuk “perintah” ialah έντολή(entole)
yang berarti perintah, hukum, hukum (agama Yahudi), pesan.24Kata ini dapat berarti
“memberi tugas, perintah, baik dari oleh Tuhan ataupun manusia.Kata ini juga dapat berarti
sebagai perintah, petunjuk dan pimpinan.25 Sedangkan kata “penting” menggunakan πρώτή
(prote), yang berarti pertama-tama, awal, terlebih dahulu, utama, depan, sebelumnya, yang
terutama, yang paling baik, yang terkemuka, pejabat utama. 26Gaebelin menuliskan perintah
penting merupakan kepentingan pertama dari hanya sebuah akibat.27Menurutnya, perintah
untuk menghormati orang tua ini ialah perintah terpenting yang berhubungan dengan
sesama.
Dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari, kalimat “merupakan
perintah yang penting” menggunakan kalimat “perintah pertama dengan janji”.Perintah
pertama yang dimaksud ialah dalam bagian Dasa Titah yang kedua, perintah pertama yang
mengandung janji ini diberikan kepada anak-anak untuk menghormati orang tuanya.Pada
saat anak-anak melakukan perintah untuk menghormati orang tuanya, hal ini juga berarti
bahwa anak-anak mengindahkan otoritas yang diberikan Allah kepada orang tuanya.28
New International Version menulis “which is the first commandment with a
promise” yang berarti “yang merupakan perintah pertama yang disertai suatu janji”. Perintah
pertama ini mengacu kepada hubungan dengan sesama.Perintah pertama kepada sesama
ialah perintah untuk menghormati orang tua. Dalam Dasa Titah, hanya dua perintah yang
merupakan perintah, yaitu perintah untuk menghormati orang tua dan perintah untuk
menguduskan hari sabat.

23
J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), hlm.219.
24
Sutanto, Op.Cit., hlm.282.
25
Zodhiates, Op.Cit., p.593.
26
Sutanto, Op.Cit., hlm.685.
27
Frank E. Gaebelin, The Expositor’s Bible Commentary Volume XI, (Michigan: Zondervan Publishing
House, 1978), p.81.
28
Ibid.
Darmaputera menambahkan bahwa perintah ini merupakan perintah yang penting
karena perintah ini merupakan urat nadi peradaban manusia. 29 Maksudnya bahwa ketika
seseorang tidak menghormati orang lain, peradaban tersebut akan mengalami kehancuran.
Hal ini berarti tidak adanya rasa hormat terhadap orang lain sehingga manusia cenderung
untuk hidup sendiri.
Jadi, perintah yang penting ini berarti hukum, perintah pertama.Perintah yang harus
dilakukan oleh orang-orang yang mendengarnya.Perintah ini ialah perintah awal bagi anak-
anak yang berhubungan dengan orang tuanya.Perintah ini merupakan petunjuk yang harus
diikuti oleh anak-anak.
2. Menghormati Ayah dan Ibu Merupakan Tanda Hidup Baru di dalam Kristus
Sesuai dengan tema di dalam surat Efesus, sikap menghormati orang tua merupakan
perbuatan praktis yang dapat dilakukan oleh pendengar surat Efesus. Bagi anak-anak,
menghormati ayah dan ibu merupakan tanda hidup baru di dalam Kristus setelah mereka
mengetahui kebenaran Firman-Nya.
Hidup baru di dalam Kristus menunjukkan sifat-sifat, karakter-karakter seperti
Kristus. Seorang anak yang telah mendengar Firman Tuhan dan perintah untuk menghormati
ayah dan ibunya, akan melakukan perintah ini karena mereka adalah pengikut Kristus.
Efesus 4:21-24 menjelaskan bahwa ketika seseorang telah menerima Kristus harus
meninggalkan kehidupan lama dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan-Nya.
Ladd menambahkan bahwa hidup di dalam Kristus merupakan hidup yang tidak lagi
berkompromi dengan kehidupan yang lama.30 Menurutnya hal ini sesuai dengan Roma 12:2.
Di dalam Kristus juga menunjukkan adanya persekutuan dengan-Nya. Hal ini dapat berarti
bahwa seorang anak yang telah hidup baru di dalam Kristus tidak akan melakukan perbuatan
yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan ia akan melakukan perintah yang tertulis di
dalam Firman-Nya. Salah satu perintah bagi anak-anak ialah menghormati ayah dan ibu
mereka.
Gintings menambahkan bahwa hidup baru merupakan anugerah Allah yang diterima
oleh orang-orang percaya.31Menurutnya, di dalam Kristus merupakan identitas bagi orang
percaya untuk hidup bersama Kristus.2 Korintus 5:17 menjelaskan bahwa semua yang ada di
dalam Kristus adalah ciptaan yang baru, hal ini juga merupakan hasil yang dicapai dengan
perjuangan dengan benar.
Guthrie menulis bahwa hidup baru mencakup asas-asas hidup yang baru, gagasan
moral yang baru dan cara berpikir yang baru. 32 Hal ini berdampak pada diri sendiri dan juga
berdampak dalam hal kebersamaan.Hidup di dalam Kristus dapat mengubah diri sendiri dan
juga dalam hal hidup bersama-sama dengan sesama. Dengan dasar inilah Paulus ingin
menyampaikan bahwa hidup di dalam Kristus akan tampak dalam kehidupan bersama.

29
Darmaputera, Op.Cit., hlm.111.
30
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid II (Bandung: Kalam Hiudp, 1993), hlm.247.
31
E P. Gintings, Firman Hidup 62 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, t.th), hlm.97.
32
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hlm.304.
Seorana anak yang telah mengalami hidup baru di dalam Kristus dapat melakukan salah satu
perintah, yaitu untuk menghormati ayah dan ibunya.
Jadi menghormati ayah dan ibu sebagai tanda seorang anak hidup baru ialah seorang
anak yang telah menjadi pengikut Kristus akan melakukan perintah-Nya. Seorang anak yang
telah hidup baru akan menghormati ayah dan ibunya seperti ia menghormati Tuhan yang
telah menciptakannya.
3. Menghormati Ayah dan Ibu Merupakan Bentuk Ketaatan Anak-anak
Mematuhi atau mentaati orang tua berarti taat dan patuh kepada Bapa di Surga. 33
Orang tua adalah wakil Allah di bumi ini. Ketaatan kepada Tuhan adalah hal yang utama di
atas semuanya. Mentaati orang tua berarti melakukan hal-hal yang berhubungan dengan
Tuhan, yaitu mematuhi perintah orang tua yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kejadian
18:19 menulis bahwa orang tua memerintahkan anak-anak untuk menemukan jalan ketaatan
mereka kepada Tuhan.
Ketaatan merupakan bentuk tanggung jawab anak-anak terhadap orang tua. 34Orang
tua bertanggung jawab untuk mendidik dan memperlakukan anak-anak dengan baik, adil dan
benar.Kolose 3:20 menulis “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena
itulah yang indah di dalam Tuhan”.Ayat ini ingin menunjukkan bahwa penghormatan yang
diberikan kepada orang tua bukan hanya kepada orang tua yang percaya, tetapi ketaatan
seorang anak kepada orang tuanya adalah menyenangkan hati Tuhan.35
Kata Yunani yang digunakan untuk menunjukkan kata mentaati ini ialah ΰπάκούέτέ
(hypakouete)36.Kata ini mempunyai arti taatilah, menaati, membuka pintu. 37Gaebelein
menulis bahwa menaati orang tua berarti mendengarkan nasihat yang diberikan oleh orang
tua.38Kata taatilah merupakan kata kerja yang masih berlaku sampai saat ini.Penggunaan
kata ini dilakukan sebagai tindakan karena perintah.
Menurut Zodhiates, kata mentaati mempunyai arti mendengar, mendengarkan, patuh,
taat, mematuhi. Ia juga menambahkan beberapa pengertian. Kata ini dapat berarti untuk
mendengarkan sesuatu, mendengarkan dengan sikap, ketenangan, atau perhatian di dalam
perintah untuk menjawab (Kis 12:13).Tunduk terhadap perintah atasan atau kekuatan [tanpa
memaksakan kehendak] (Mat 8:27; Mrk 1:27; Luk 17:6). Percaya (Kis 6:7; Rm 10:16; 2 Tes
1:8). Tunduk kepada keinginan dan berserah kepada orang lain (Rm 6:12, 16). Kata ini juga
dapat berarti sebagai ketaatan kepada Tuhan (Ibr 5:9), atau menempatkan seseorang di

33
Matthew’s Henry Commentary On The Whole Bible Volume VI Act to Revelation, (USA: Fleming H
Revell Company, [n.d]), p.716.
34
Larry Christenson, Keluarga Kristen (Malang: Warta Anugerah Offset, 1994), hlm.53.
35
John F. Walvoord., Roy B. Zuck, The Bible Knowledge Commentary (USA: SP. Publication, Inc, 1983),
p.641.

36
Kurt Aland., Matthew Black., Carlo M Martini, The Greek New Testament Bible Gesells Chaft ([n.p],
United Bible Society, 1994), p. 669.
37
Sutanto, Op.Cit., hlm.776.
38
Gaebelin, Op.Cit., p.80.
bawah orang lain, menempatkan bawahan di posisinya.Pengertian ini tampak dalam
hubungan ketaatan hamba kepada tuannya dan ketaatan anak kepada orang tuanya.39
Strong mengartikan kata ΰπάκούέτέ (hypakouete) berasal dari kata ύπό (hupo) yang
berarti sebagai sebuah ketaatan; mendengar di bawah (sebagai bawahan); mendengarkan
dengan penuh perhatian; suatu pelaksanaan dalam hal memperhatikan atau yang sesuai
dengan sebuah perintah atau otoritas; mendengarkan.40
Banyak bagian di dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang
mendukung kewajiban anak-anak untuk taat terhadap orang tuanya. Kolose 3:20
menambahkan dan meneguhkan bahwa ketaatan anak-anak meliputi banyak hal.Ketaatan
anak-anak bukan hanya kepada orang tua yang sudah percaya, tetapi juga kepada orang tua
yang belum percaya, ketaatan anak-anak ini menyenangkan hati Tuhan. 41Kesediaan Ishak
sebagai persembahan untuk dipersembahkan merupakan sebuah contoh penundukan atau
kepatuhan anak terhadap orang tuanya (Kej 22:2).Kadangkala ketaatan seorang anak berarti
mengesampingkan keinginan diri sendiri untuk mematuhi permintaan orang tuanya.Ketaatan
anak kepada orang tuanya tetap dilakukan asal tidak bertentangan dengan kehendak Allah.
Ketidaktaatan atau pemberontakan anak terhadap orang tua merupakan gejala disintegrasi
struktur sosial.
Firman Allah yang Hidup menulis ayat ini dengan “Anak-anak, taatilah orang tuamu,
karena Allah telah memberi mereka wewenang atas kamu”.Ayat ini sangat jelas menyatakan
bahwa anak-anak memang harus menaati orang tua karena orang tua mempunyai wewenang
atas mereka.Orang tua mempunyai kuasa atas anak-anak sehingga anak-anak layak untuk
menaati mereka.Orang tua dapat memberikan perintah, didikan, dan orang tua mempunyai
otoritas atas anak-anaknya.
Christenson menulis bahwa seorang anak yang taat adalah anak yang bahagia. 42
Dengan ketaatan, anak-anak akan mendapatkan berkat dari Tuhan. Menurutnya, anak-anak
dapat mengetahui dengan tepat batas-batas kebebasannya terlepas dari beban untuk
memutuskan mana yang baik dan yang salah.Tugas dan tanggung jawab anak hanyalah
taat.43 Ia menambahkan juga bahwa apabila anak-anak tidak belajar taat dalam hal-hal kecil,
mereka akan kehilangan kesanggupan untuk taat dalam hal-hal yang besar.
Ketaatan merupakan tugas besar yang harus dilakukan oleh anak-anak. Anak-anak
menaati orang tua karena anak-anak berada di bawah pengawasan dan perintah orang tua
sehingga anak-anak harus menaatinya.Kesejahteraan anak-anak juga tergantung dengan
ketaatannya kepada orang tua. Anak-anak yang taat membentuk kepribadiannya untuk taat
dimanapun ia berada. Dengan ketaatan anak-anak, Allah ingin menunjukkan tentang
pemerintahan Allah dalam sebuah keluarga. Anak-anak yang taat kepada orang tuanya
berarti mereka juga akan menaati perintah Tuhan.

39
Zodhiates, Op.Cit., p.1408.
40
James Strong, A Concise Of The Words In The Greek Testament (New York: Thomas Nelson Publishers,
1890), p.73.
41
Ibid.
42
Christenson, Op.Cit., hlm.51.
43
Ibid., hlm.53.
Menurut Matthew Henry, kewajiban besar dan utama bagi anak-anak ialah mentaati
orang tuanya. Tuhan dan alam telah memberikan sebuah otoritas untuk memerintah dalam
sikap tunduk terhadap Allah. Anak-anak yang mematuhi kesalehan orang tua mereka
berarati anak-anak akan berada di jalan yang benar untuk menjadi saleh seperti orang tua
mereka.44Ketaatan yang diminta dari anak-anak ialah untuk kepentingan anak-anak.
Ketaatan anak-anak akan membentuk karakter anak-anak menjadi baik.
Menurut Wiersbe, ketaatan kepada orang tua ialah perintah yang benar dan
membawa berkat.45Kataatan ini merupakan perintah Tuhan yang benar karena Allah yang
memberikannya. Perintah untuk taat kepada orang tua akan mendapatkan berkat sesuai
dengan Firman Tuhan (Ef 6:3). Ketaatan kepada orang tua diberikan kepada anak-anak
karena orang tua telah ada sebelum anak-anak ada.Ketaatan anak diberikan kepada orang tua
karena mereka mempunyai pengetahuan melebihi anak-anak.
Ketaatan di dalam Tuhan ialah ketaatan anak-anak kepada orang tua dengan perintah
yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kata Yunani yang digunakan ialahέν κύρίώ (en kurio)
yang berarti di dalam Tuhan, pemilik, tuan.46 Anak-anak menaati orang tua di dalam Tuhan
atau kepada siapapun yang memiliki mereka.Kata di dalam Tuhan ditambahkan untuk
menegaskan bahwa perintah taat itu untuk anggota jemaat yang adalah anak-anak kudus (Ef
1:1) dan bukan anak-anak cemar (I Kor 7:14).47 Paulus menujukan perintah ini untuk anak-
anak yang merupakan anggota dalam jemaat. Kata di dalam Tuhan juga menunjuk kepada
suatu kondisi yang berarti satu di dalam Tuhan, menyatu dengan Tuhan, pengikut-Nya,
seorang Kristen.48
Dalam beberapa naskah tulisan tangan, kata έν κύρίώ (en kurio) ini tidak
ada. Banyak penafsir menganggapnya tidak asli.Menurut aparatus tekstual, terdapat keragu-
49

raguan yang cukup besar dalam kata ini, apakah merupakan teks asli atau tidak.Kata ini
terdapat dalam tulisan Paulus yang telah digunakan pada abad II.Sekalipun beberapa orang
meragukan apakah teks ini asli atau tidak, pada abad IV teks ini digunakan di London oleh
Sinaiticus dan beberapa tokoh gereja pada abad sekitar itu.Keterangan menambahkan bahwa
kata ini dipilih karena mempunyai nilai dalam penentuan teks dan telah diperiksa terhadap
adanya keragu-raguan tersebut.50
Pada waktu Paulus menulis ayat ini, ia berada di bawah pemerintahan Romawi.
Paulus menghimbau kepada anak-anak untuk menaati pemerintah Romawi.Sekalipun
pemerintah Romawi mengeluarkan peraturan yang keras terhadap anak-anak, anak-anak
tetap harus menghormati dan menaati mereka.Walaupun ayah memperlakukan anak-anak
dengan semaunya saja, anak-anak tetap harus menaatinya.

44
Henry, Op.Cit., p.716
45
Warren W. Wiersbe, Kaya Di Dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 1976), hlm.142-143.
46
Sutanto, Op.Cit., hlm.468.
47
Abineno, Op.Cit., hlm.220.
48
Zodhiates, Op.Cit., p.901
49
Abineno, Loc.Cit.
50
Perjanjian Baru Yunani-Indonesia (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1989), hlm.10-15.
Ketaatan terhadap orang tua merupakan gambaran ketaatan anak-anak kepada Tuhan.
Ketaatan ini diberikan kepada orang tua di dalam Tuhan atau diberikan kepada pemilik atau
tuan dari anak-anak. Mentaati orang tua merupakan suatu perintah yang masih berlaku
sampai saat ini dan mentaati orang tua adalah perintah yang harus dilakukan oleh anak-anak.
Ketaatan yang diberikan ialah ketaatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketaatan ini
diberikan oleh anak-anak Kristen sebagai pengikut Kristus yang ditujukan kepada orang
tuanya.
Jadi, menaati orang tua di dalam Tuhan ialah kesediaan anak untuk mentaati,
menuruti dan bersedia mendengarkan nasihat dari orang tuanya. Kataatan ini bukanlah suatu
paksaan, tetapi merupakan kesediaan hati untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh orang
tunya. Mentaati orang tua berarti bersedia untuk tunduk terhadap perintah ataupun otorits
yang berada di atasnya.
4. Menghormati Ayah dan Ibu Merupakan Kesinambungan Perintah Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru
Perjanjian Lama merupakan suatu waktu bagi bangsa Israel untuk mentaati hukum
Taurat. Hukum ini diberikan ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir untuk mengatur
kehidupan mereka sehingga memiliki hidup benar di hadapan Allah. Kitab Keluaran juga
mencatatat tentang bagaimana bangsa Israel menerima hukum-hukum Allah melalui Musa di
Gunung Sinai, yang disebut sebagai Sepuluh Perintah Allah.Hukum ini mengatur tentang
perintah yang berhubungan dengan Allah dan dengan sesama. Inti dari hukum ini ialah kasih
kepada Allah dan kasih kepada sesama.
Perintah untuk menghormati ayah dan ibu telah diberikan sejak bangsa Israel keluar
dari tanah Mesir.Perintah ini terdapat dalam Sepuluh Perintah Allah (Kel 20:12; Ul 5:16).
Perjanjian Lama meletakkan dasar untuk pengajaran-pengajaran dan peristiwa-peristiwa
dalam Perjanjian Baru.51 Hal ini berarti bahwa apa yang tertulis di dalam Perjanjian Baru
merupakan bagian dari apa yang pernah terjadi di dalam Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Lama, menghormati ayah dan ibu disejajarkan dengan
menghormati hari Sabat (Im 19:3).Hal ini berarti Allah menempatkan kedudukan yang
penting bagi orang tua.Allah ingin menunjukkan bahwa setelah anak-anak menghormati
Allah, anak-anak wajib untuk menghormati orang tua mereka.Perintah untuk menghormati
ayah dan ibu merupakan perintah pertama dalam hubungan dengan sesama.
Fletcher menulis bahwa kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
tidak dapat diragukan lagi.52 Penggenapan yang terjadi di dalam Perjanjian Baru terjadi
karena apa yang pernah dijanjikan pada masa Perjanjian Lama. Bangsa Israel merupakan
bangsa yang taat dalam melakukan hukum Taurat. Bangsa Israel mendapatkan berkat-berkat
dari Allah karena ketaatan yang dilakukan.
Paulus ialah seorang yang taat akan hukum Taurat (Flp 3:6). Paulus dalam
pelayanannya mengajarkan tentang hukum Taurat berdasarkan sudut pandang historis,
51
http://www.gotquestions.org/indonesia/perbedaan-Perjanjian-Lama-Baru.html
52
Verne H. Fletcher, Lihatlah Sang Manusia! Suatu Pendekatan Pada Etika Kristen Dasar (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2007), hlm.170.
karena ia sebagai rabi dan orang Yahudi yang hidup di bawah Taurat. 53 Paulus mengutip
hukum Taurat karena pada waktu itu terdapat dua pandangan tentang memperoleh
kebenaran, yaitu dengan legalisme dan iman. Bangsa Yahudi ingin menunjukkan imannya
kepada Allah tetapi mereka gagal karena mereka melakukan hukum Taurat untuk mencapai
kebenaran melalui perbuatan dan bukan melalui iman (Rm 9:32).
Paulus ingin merefleksikan perintah-perintah khusus di dalam Taurat sebagai
ketetapan bagi perilaku hidup Kristen.54 Paulus mengutip perintah untuk menghormati ayah
dan ibu di dalam Efesus 6:2. Paulus mempunyai maksud agar anak-anak yang datang di
dalam ibadah dapat melakukan perintah ini, yaitu menghormati ayah dan ibunya. Paulus
juga menambahkan janji yang akan diterima oleh anak-anak yang menghormati orang tua
mereka. Maksud Paulus ialah untuk menjelaskan bahwa hukum Taurat terus berfungsi
sebagai pernyataan kehendak Allah bagi perilaku kehidupan manusia, bahkan bagi mereka
yang tidak berada di bawah hukum Taurat.
5. Menghormati Ayah dan Ibu Mendapat Janji Tuhan
Perintah untuk menghormati ayah dan ibu merupakan hukum perjanjian. Perjanjian
ini terjadi antara Allah dan manusia.Allah sebagai pemberi perintah dan manusia sebagai
pelaksana perintah ini. Perintah untuk menghormati orang tua mengandung janji yang akan
diberikan bagi mereka yang melakukannya.
Di dalam Efesus 6:3 menulis tentang janji yang diberikan Tuhan kepada anak yang
menghormati dan mentaati orang tuanya. Janji itu ialah “supaya kamu berbahagia dan
panjang umurmu di bumi”.Janji ini diberikan kepada anak-anak yang melakukan hukum
kelima dari perintah Tuhan.Sebagaiman hukum kelima dalam sepuluh hukum Tuhan,
menghormati orang tua adalah perintah yang harus dilakukan.Hukum ini mengandung janji
bagi mereka yang mau melakukannya. Hukum yang lain merupakan hukum bebentuk
“negatif” karena semuanya diawali dengan kata “jangan”, dan hanya dua hukum yang
merupakan perintah, yaitu hukum kedua dan keempat.
Darmaputera dalam bukunya menulis bahwa perintah yang positif jauh lebih mudah
dimengerti daripada perintah yang negatif.55Perintah untuk menghormati orang tua lebih
mudah dilakukan daripada perintah untuk tidak boleh bersikap yang tidak baik kepada orang
tua.Kebahagiaan dan umur panjang merupakan janji bagi anak-anak yang taat menghormati
orang tuanya.
Kata janji dalam Efesus 6:2 dalam bahasa Yunaninya ialah έπαγγελία (epaggelia)
yang mempunyai pengertian merupakan istilah yang sah untuk menunjuk kepada sebuah
undangan atau janji untuk melakukan atau memberikan sesuatu. Kata ini digunakan hanya
untuk janji-janji Tuhan, kecuali Kisah Para Rasul 23:21, yang mempunyai maksud sebagai
perintah. Kata ini juga mempunyai maksud sebagai salah satu janji (II Kor 1:20; Ef 1:13;
6:2); benih secara roh (Rm 9:8; Gal 4:28); digunakan untuk menunjukkan kepada sesuatu
yang dijanjikan (Ibr 11:13, 33, 39).56
53
Ladd, Op.Cit., hlm.269.
54
Ibid., hlm.289.
55
Ibid., hlm.101.

56
Zodhiates, Op.Cit., p.609-610.
Wiersbe menulis, janji dalam perintah kelima adalah janji bagi orang-orang Yahudi
pada waktu memasuki tanah Kanaan.57 Paulus ketika mengutip ayat dalam Perjanjian Lama,
ia menyesuaikan dengan keadaan jemaat yang ia layani. Ia mengganti kata “tanah” menjadi
“di bumi”. Menurutnya, anak-anak yang menghormati orang tuanya akan mendapat dua
berkat, yaitu berbahagia dan umur panjang di bumi. Maksudnya ialah anak-anak yang
mentaati orang tuanya akan terhindar dari dosa dan segala bahaya yang dapat mengancam
atau memperpendek kehidupan mereka.

Penutup
Melalui uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menghormati orang tua adalah perintah Tuhan
yang tetap relevansi bagi anak-anak di masa kini. Menghormati orang tua sebagai bentuk
penghormatan dan ketaatan pada Tuhan. Dengan demikian, ketaatan anak pada orangtua
didasarkan pada kasih dan bukan sebagai belenggu yang merampas kebebasan anak. Bentuk
menghormati orangtua seperti mendengarkan nasihat orangtua, melakukan tugas-tugas praktis di
keluarga dan melalukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Ketaatan itu mendatangkan
berkat Tuhan seperti damai sejahtera, dan panjang umur di bumi.

57
Wiersbe, Loc.Cit.

Anda mungkin juga menyukai