Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan Tania

NIM : 12. 1. 3. 006


Mata Kuliah : PEMBIMBING PAK 2
Tugas : Ringkasan Bahan PowerPoint
Penulis : Boehike, Robert R
Kota Terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2009
Penerbir : PT BPK GUNUNG MULIA
Judul buku : Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen

George Albert Coe (1862-1951)

Coe dapat dianggap murid Dewey, karena pandangan Dewey amat berpengaruh
dalam teori pendidikan agama dan minatnya terhadap pendidikan secara umum. Coe
setuju dengan Dewey tentang pentingnya nilai-nilai demokratis, penggunaan metode
ilmiah dalam pendidikan dan perlunya mendidik kaum muda agar mereka semakin
prihatin terhadap keadaan sosial.

A. Riwayat hidup

Coe lahir pada tanggal 26 maret 1862. Masuk sebagai mahasiswa di Universitas
Rochester, New York dan tamat pada tahun 1884. Kuliah kembali di Fakultas Teologi
Universitas Baston. Setelah lulus ia yang awalnya bermaksud menjadi tenaga
misionaris di China, tetapi ia justru menerima undangan untuk menjadi dosen bidang
filsafat di Universitas Southern California dan mulai mengajar pada bulan September
1888.
Ia menikah dengan Sarah Knowland. Pada tahun 1890 Universitas Baston
menawarkan beasiswa studi lanjutan kepada Coe. Dan ia ditawarkan kembali untuk
menjadi dosen filsafat moral dan intelektual di Universitas di Evabton.
Pada 24 Agustus 1905 Ny. Coe meninggal dunia karena menderita penyakit

1
kangker.
Pada tahun 1909 Coe meletaka jabatan sebagai dosen di bidang filsafat moral dan
menerima panggilan menjadi dosen dibidang pendidikan agama di Sekolah Teologi
Union di kota New York. Pada tahun 1922 ia meletakan jabatanya di Union dan
pindah ke Sekolah Guru Universitas Columbia.
Dan akhirnya George Albert Coe meninggal dunia dengan damai dalam rumahnya
di kota Claremont, California, pada tanggal 9 November 1951.

B. Dasar Teologi

Iman Kristen masih tetap berlaku,asal saja iman itu diucapkan ulang sesuai dengan
gaya berpikir ilmiah atau modern tersebut.
Gereja tidak perlu merasa terancam atau khawatir tentang setiap penemuan baru
tentang sains, tetapi harus rela menghadapi tga tantangan yang timbul dari
kebudayaan modern cara kreatif
Pertama, pertumbuhan sains dan penyebaran pengetahuan mengubah cara orang
memandang dunia sekitarnya. Kedua, penemuan modern menolong manusia untuk
semakin mengendalikan kekuatan alam demi maksud dan pelayanan manusia. Ketiga,
pertumbuhan pemerintahan yang demokratis dan kesadaran sosial turut mempertinggi
kepercayaan akan kekuatan setiap indiidu dan pentingnya bekerja sama guna
mencapai suatu tujuan sosial.

C. Rumusan Agama Kristen

Coe tidak begitu memberi pandangannya tentang pendidikan agama Kristen. Ia


memberikan beberapa keluhan kepada para teolog yang tidak menghiraukan tentang
pendidikan di kalangan gereja,kaum gereja yang dengan cepat menentang hasil
penemuan di bidang sains, gereja tidak mempunyai pandangan kritis terhadap praktek
pendidikan dalam sekolah negeri dan mereka tidak tahu apa yang terjadi di sana. Dan
akhirnya Coe beranggapan bahwa para pemimpin gereja tugasnya dibidang

2
Pendidikan Agama Kristen semata-mata hanya menyampaikan isi iman Kristen.
Adalah lebih baik mengtakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah semacam
percobaan dalam mana arti jati diri “Kristen” dibuka secara berangsur-angsur kepada
kita. Coe berpendapat bahwa kita perlu menyoroti keadaan kita sekarang yang hidup
dalam dunia modern, yang sunggh berbeda dengan keadaan Yesus dan murid-
muridNya saat itu. Namun kita harus menemukan gaya hidupNya, tujuan dan cara Dia
memecahkan masalah-masalah. Sehinggai dari semuanya itu kita akan melibatkkan
diri dalam pelayanan Kristen yang kreatif.

D. Asas Penuntun

Setiap pelajar senantiasa mempunyai jati diri yang merdeka, sehingga tidak boleh
diperlakukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain. Seperti halnya Yesus yang
memberikan kasih dan kesetiaanNya dalam hidup kita. Yang menemukan dalam diri
kita suatu mata air roh yang aktif, kreatif dan yang tidak kunjung habis.

E. Tujuan Pendidikan Agama Kristen

Coe tidak menyukai akan pembatasan pengalama belajar pada umur dan waktu
tertentu. Coe berpendapat bahwa selama orang tersebut masih hidup, selama itu pula
ia mampu belajar bahkan untuk pengalaman yang baru. Sering kali para pendidik
Kristen malas untuk melibatkan pelajar dalam masalah yang hendak dipecahkan.
Seharusnya para pelajar harus dilibatkan dalam memecahkan masalah tersebut
walaupun mengambil banyak kesulitan, resiko dan sebagainya. Hendaknya mereka
menyelidiki keadaan dalam gereja dan tatanan susilayang belumdiperhatikan.
Tujuan Pendidikan Agama Kristen menurut Coe, ialah usaha gereja melalui para
pendidik untuk melibatkan orang-orang dari segala golongan umur dalam pengalaman
belajar yang mendorong mereka untuk terus belajar dengan memamfaatkan
pendekatan sains agar memperoleh fakta-fakta yang dapat dapat di percayai dalam
memecahkan masalah-masalah pribadi, masalah gereja dan masalah dalam

3
masyarakat. Dengan demikian, mereka sedang mempersembahkanyang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah, sebagai ibadah yang sejati.

F. Asas sains bagi pengalaman belajar-mengajar

Coe mendaftarkan enam sikap atau pendekatan yang menyifatkan gaya berpikir
ilmiah :
1) Metode ilmiah mencakup kerja sama secara intelektual. Setiap ahli bidang sains
melaporkan hasil percobaan dan metode yang dipakainya kepada kawan sekerja
yang lain, dan ini membantu mereka menemukan sesuatu yang baru dan dapt
membuang sesuatu yang tidak penting. Inilah juga seharusnya diterapkan dalam
pendidikan Agama Kristen adanya persekutuan antara guru dan murid sehingga
dapat membantu akan apa yang bear dalam iman dalam diri mereka pribadi dan
dalam masyarakat.
2) Semua orang adalah sama seperti yang kita pahami dalam firman Tuhan dalam
Galatia 3: 28 semua adalah satu dalam tubuh Kristus.
3) Belajar dengan hal-hal yang baru dari pada mengulangi gagasan yang diturunkan
oleh orang yang hidupnya dimasa lampau.
4) Memakai metode penelitian. Lebih terbuka menerima sesuatu yang baru, tetapi
tetap menjaga diri untuk tidak langsung menarik kesimpulan terlalu cepat.
5) Metode ilmiah. Yang memamfaatkan daya imajinasi dalam rangka merumuskan
pokok persoalan,menyususn hipotesis dan merencanakan percobaan. Ini diangkat
kepada Pendidikan Agama Kristen untuk mengatasi masalah-masalah yang rumit
yang mengganggu ketentraman jiwa dan masyarakat.
6) Tidak ada pokok ajaran yang harus selalu diterima oleh semua orang. Harus ada
rasa untuk bekerja sama dengan orang lain dalam diri si pelajar, disamping
bertanya, bereksperimen dan mengajurkan jawaban. Berdasarkan data-data yang
sudah dikenal tanpa merasa khawatir akan anggapan terhadapnya dari siapa pun.

G. Kurikulum

4
Umumnya menurut Coe, kurikulum hendaknya menolong orang belajar apa itu
kasih terhadap sesama dan peranannya membangun masyarakat yang adil dan
makmur.

H. Pendeta sebagai pendidik jemaat

Khotbah yang paling berhasil sebagai sarana mendidik jaemaat adalah membuka
seluruhan isu duniawi kepada seluruh umat. Dan mempercayakan hasilnya kepada
warga yang memamfaatkan kecerdasan dalam kombinasi dengan perasaan yang etis.
Pemberitaan berupa khotbah akan menjadi faktor yang dikoordinasikan agar
terlaksanakan pelbagai projek dalam nama kegiatan sukarela atau terpimpin turut
membangun kerajaan Allah, dalam prosesnya pula, para pembangun itu membangun
kembali dirinya sendiri.

Kesimpulan

Tujuan pendidikan adalah membawa seseorang memasuki pengalaman belajar.


Dalam asosianya dengan pengalaman belajar itulah seseorang harus terbuka dengan
pemamfaatan sains agar memperbolehkan fakta-fakta yang dapat dipercai
dalammemecahkan masalah-maslah pribadi, masalah gereja dan masalah masyarakat.
Dan dalam hal ini Coe tidak membuang hal-hal Pendidikan Agama Kristen.
Dalam pemikiranya Coe, melihat pentingnya pemikiran-pemikiran modern/ sains
terlibat dalam usaha memajukan Pendidikan Agama Kristen. Gereja dalam hal ini
tidak boleh kolot terhadap pemikiran-pemikiran modern kerena justru pemamfaatan
terhadap dapat memajukan Pendidikan dan sebagai usaha memecahamkan segala
masalah dalam pelayanan.
Coe merumuskan hakekat dari Pendidikan Agama Kristen yakni, pemeriksaan
hubungan antara pribadi secara sistematis bahkan kritis dan pembentukan ulang
hubungan tersebut sebagaimana usaha itu sibimbing dan disoroti oleh tanggapan

5
Yesus bahwa setiap pribadi tidak terhingga nilainya, dan hipotesis bahwa Allah ada,
yakni yang maha besar, yang menjunjung tinggi pentingnya orang-orang. Dari
pemikiran ini terihat bahwa sebenarnya Coe memiliki keprihatinan mendalam agar
pemamfaatan pemikiran ilmiah harus dilakukan dalam bidang Pendidikan Agama
Kristen. Dalam pemikiranya juga Coe lebih terbuka/menerima pemamfaatan terhadap
sains.

Anda mungkin juga menyukai