Anda di halaman 1dari 11

Bahan Kuliah Praktek PAK untuk Prodi TKP.

Liesje A. Sumampouw
===================

LANDASAN ALKITAB,
MEDIA, MODEL, STRATEGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Pengantar
Perekayasaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen didukung landasan
Teologis, oleh pemahaman sekitar teori-teori dalam Pendidikan Agama Kristen seperti,
Behavioristik, Humenistik, Konstruksivisme, Kognitif, dan Belajar Tuntas. Teori-teori ini
menjadi rujukan untuk mengelola secara kritis berbasis realitas dan konteks
perkembangan nara didik. Karena itu, pengenalan terhadap perkembangan moral,
spiritual nara didik perlu menjadi pengetahuan dan pertimbangan dalam merekayasa
pembelajaran agar materi belajar dapat dipahami dan di implimentasikan dalam
kehidupan nara didik. Media PAK menjadi salah satu penunjang untuk mengembangkan
model dan metode pembelajaran dalam PAK.

Media:
Berbagai pengertian dari beberapa tokoh tentang media dapat disajikan di bawah
ini. Kata media berasal dari Bahasa Latin, medius, medium, yang berarti “antara”, alat
(sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk; yang
terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya); Perantara; penghubung.
Media dalam Pendidikan adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pengajaran atau pembelajaran. Media adalah segala bentuk dan saluran untuk proses
transmisi informasi (pesan/pengajaran). Media (medium) adalah tehnologi untuk
menyajikan, merekam, membagi, dan mendistribusikan symbol dengan melalui
rangsangan indra tertentu, disertai penstrukturan informasi. Media (dalam lingkup
pendidikan) adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca,
atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Media
pendidikan diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang
dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis,
gambar, audiovisual, model. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa/mahasiswa untuk belajar, dan sebagainya (Gagne). Juga
Smaldino, Lowther, dan Russel mengatakan bahwa media merujuk pada instrument-
instrumen yang dapat membawa sebuah informasi yang disampaikan oleh pengajar dari
sumber belajar kepada pembelajar. Media pembelajaran merupakan sebuah alat atau
perantara agar dapat memahami materi yang disampaikan oleh pendidik baik berupa
media cetak maupun elektronik. Media pembelajaran dapat memperlancar proses
pembelajaran sehingga dapat berlangsung lama dan efektif, serta dapat membuat
suasana lebih menyenangkan. Oleh karena setiap materi pembelajaran memiliki tingkat
kesukaran yang beragam. Dengan adanya media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran akan memudahkan untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Kemudian Daryanto, media visual adalah semua alat peraga yang digunakan
dalam proses belajar yang dinikmati melalui panca indera mata. Media visual dapat
meningkatkan daya ingat karena informasi yang berkenaan dengan pengalaman yang
lalu dapat di sajikan kembali melalui materi. dan pesan visual, selain itu media visual
juga dapat memberikan kepuasan dalam belajar karena dapat disaksikan secara
langsung sesuatu yang dipelajari.
Arief S. Sadiman, media pembelajaran berbasis visual merupakan media
pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera penglihatan. Di era disrupsi
teknologi pada saat ini, guru di tuntut untuk dapat merancang suatu pembelajaran dengan
berbagai model, metode serta media yang dapat membuat pembelajaran di kelas lebih
bermakna dan menyenangkan serta dapat menarik minat anak-anak. Mengingat bahwa
anak-anak generasi Alfa merupakan generasi yang hidup di dunia dengan
perkembangan teknologi yang pesat, maka kecanggihan teknologi menjadi sarana dan
sumber belajarnya. Karena itu Guru sekolah minggu, Guru di sekolah harus bisa melihat
peluang yang ada untuk menyampaikan firman Tuhan secara kreatif. Banyak metode
pembelajaran yang menggunakan media dapat di gunakan oleh guru sekolah minggu
dan Guru di sekolah, salah satunya media visual seperti film animasi. Film animasi yang
dapat digunakan dalam membelajarkan firman Tuhan kepada anak-anak sekolah minggu
generasi alfa salah satunya yaitu Film Animasi Superbook. Film animasi superbook
menceritakan petualangan-petualangan ketika bertemu dengan tokoh-tokoh Alkitab
dalam bentuk animasi. Dengan adanya cerita petualangan yang dibuat dalam bentuk
animasi ini yang dapat mengkomunikasikan firman Tuhan kepada anak-anak sekolah
minggu di era disrupsi. Film animasi sangat di gemari kalangan anak-anak karena film
lucu dan juga ceritanya mudah dipahami sehingga dapat menarik perhatian anak-anak.
Oleh karena itu, Film animasi superbook dapat digunakan oleh guru-guru sekolah minggu
dan sekolah pada masa sekarang agar anak tertarik mengikuti sekolah minggu dan
Pendidikan agama Kristen di sekolah, dan firman Tuhan dapat disampaikan dengan
maksimal.

Penggunaan Media dalam Alkitab.


Perjanjian Lama memberi indikasi kepada kita bahwa Allah yang adalah Roh dan
Yesus Kristus dalam pengajarannya banyak menggunakan media. Allah yang adalah
Roh berkumunikasi dengan manusia melalui umat Israel dengan menggunakan media
sepert, Tabut Perjanjian, Tiang Awan dan Tiang Api dll. Dimaksudkan agar berita yang
disampaikan dapat dipahami oleh umat. Allah menggunakan alat peraga walau
sederhana, Bejana (Yeremia 18:1-17) Ibrani, wunishot, dalam masyarakat Timur Tengah,
bukan hal baru, sejak abad 6 SM. Bahkan sejak di Palestina Kuno Bokor, Zakariah 4:2,
sejenis mangkuk bulat tempat minyak dan lampu. Kel. 16:33, buli-buli, sebuah tabung
yang menyimpan cairan.
Perjanjian Baru, Allah yang telah menyatakan diri dalam Yesus Kristus, melakukan
pengajaran dengan banyak menggunakan media. Sebagai contoh, dalam Mat. 6:25-31
burung, bunga, rumput, menggambarkan perhatian Allah kepada umat-Nya. Mat. 18:1-6
dengan penggambaran seorang anak kecil untuk menunjuk pada siapa yang terbesar di
dalam kerajaan Sorga. Karena Anak kecil disimbolkan dengan kerendahan hati. Karena
Tuhan sudah berkomunikasi dengan manusia melalui media, maka manusia juga
berkomunikasi dengan sesama melalui media. Banyak bagian-bagian Alkitab yang dapat
menunjang bahwa media itu efektif untuk menyampaikan pesan. Seperti Garam, Terang
dunia, Anak Domba, singa dari suku Yahuda yang melambangkan kekuasaan dan
kekuatan yang luar biasa. Karena itu dalam merekayasa pembelajaran dalam Pendidikan
agama Kristen maka MEDIA sangat memegang peranan penting, apalagi di era digital
4.0 ke 5.0 dan seterusnya terjadi pergerakan dan kemajuan teknologi yang luar biasa,
proses pembelajaran kini, kalau tidak menggunakan media pasti akan menghadapi
kemunduran.
Yesus Sang Guru Agung memberikan perhatian penting pada pengajaran, Matius
28:18, Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa
di sorga dan di bumi.28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,28:20 dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”Tuhan menggunakan media
benih Mat 13:1-23, kata menabur benih – spei, rein, speirein. 52 kali dalam PB. Mat 17
kali, Marl 12 kali 14 kali dala tulisan Paulus. Lalang di antara gandum, Mat 13:3,4,18-23,
Markus 4:3. Lalang dan gandum, Mat 13:24, 27, 37, 39), Biji Sesawi (mat 13:31.)
Media pembelajaran Yesus dimaksudkan untuk menguragi verbalism
memperbesar perhatian, memberikan pengalaman nyata dapat menumbuhkan kemandi
rian, menumbuhkan pemikiran mudah diingat, Yesus menggunkan dirinya sebagai
media, seperti jalan salib, Air Baptisan, Perjamuan Kudus, perjanlanan ke Emaus dll.

Landasan Filosofis Media dalam Pembelajaran PAK


Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil
teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat adanya proses pembelajaran yang kurang
manusiawi. Apakah dengan adanya penerapan teknologi dalam pembelajaran akan
terjadi dehumanisasi? Dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat
mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik
pribadinya, siswa/mahasiswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk
menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Guru
harus menganggap siswa/mahasiswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian,
harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,
maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran
yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

Landasan Edukatif
Belajar adalah perubahan pengalaman si peserta didik yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Tidak semua pengalaman belajar didapat peserta didik
melalui pengalaman langsung. Ada pengalaman belajar secara langsung tetapi ada pula
secara tidak langsung. Dalam konteks inilah media dibutuhkan dalam pembelajaran sehingga
peserta didik mengalami pengalaman belajar.

Landasan Psikologis
Secara psikologis, media mampu memberi rangsangan yang bervariasi kepada otak
manusia, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. Rangsangan ini disebabkan karena
menurut teori belahan otak, manusia memiliki dua belahan otak, yaitu belahan otak kiri dan
belahan otak kanan.
Teori Belahan Otak
1. Belahan otak kanan dengan fungsi:
a. Menjadi tempat kedudukan pikiran visual, emosional, holistic, fisikal, spatial,
dan kreatif.
b. Belahan otak kanan mengontrol tindakan.
c. Kemampuan intuisi
d. Kemampuan daya tanggap
e. Kemampuan daya imajinasi
f. Kemampuan kesadaran luas/mendalam
g. Kemampuan bawah sadar berpikir subjektif dengan suara batin

2. Belahan otak kiri dengan fungsi:


a. Menjadi tempat kedudukan pikiran yang bersifat verbal, rasional, analitikal, dan
konseptual
b. Belahan otak kiri berfungsi mengontrol wicara
c. Kemampuan dalam proses logis deduktif
d. Kemampuan dalam intelektual
e. Kemampuan akan kesadaran yang berhubungan dengan pancaindera
berpikir objektif dalam pengelolaan situasi kondisi luar.
Kedua belahan otak (kiri dan kanan) tidak dapat dominan secara serentak pada saat
yang bersamaan. Ransangan pada salah satu belahan otak saja secara berkepanjangan
akan menyebabkan ketegangan. Karena itu, dalam proses pembelajaran kedua belahan otak
perlu dirangsang bergantian dengan rangsangan audio-visual.
Jadi Dasar Psikologis menggunakan media yaitu manusia yang belajar melakukan
kegiatan sbb: membaca, mendengar, melihat, berbicara, menulis, melakukan dll. Bila potensi
ini diberdayakan secara baik maka akan terjadi pengalaman belajar yang tingkat
prosentasinya digambarkan sbb:
1. Membaca 10 %
2. Mendengar 20 %
3. Melihat 30 %
4. Melihat dan Mende 50 %
5. Berbicara dan menulis 70 %
6. Melakukan/Mempraktekkan 90 % .

Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan,
penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar.

Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa/mahasiswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan
bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa/mahasiswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video,
atau film. Sementara siswa/mahasiswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka
belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih
tepat dan menguntungkan siswa/mahasiswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual.

Media Pembelajaran
Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul
mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran. Kita harus mengetahui
dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar
hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima.
Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal
(kata-kata & tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran
simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa/mahasiswa dinamakan decoding. Ada
kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan/ketidakberhasilan dalam
memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan
atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau
noise (Kegagalan). Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang
diterima. Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone of
learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya
media dalam pendidikan:
.
MODEL MENGAJAR
Berdasarkan Teori:
1. Model mengajar yang bervariasi oleh guru PAK merupakan bentuk dan cara
mengajar seorang guru Pendidikan Agama Kristen yang menggunakan beragam
variasi model mengajar sehingga terjalin interaksi positif antar guru dan anak didik
dalam mencapai minat yang baik. Model mengajar yang bervariasi ada dalam
beberapa bentuk yaitu model mengajar Guru PAK yang bervariasi yaitu: variasi
suara, variasi penekanan, pemberian waktu, kontak pandang, gerakan anggota
badan dan pindah posisi dalam menerangkan pelajaran di depan kelas.
2. Minat belajar PAK siswa adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja
dan terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungan
untuk mempelajari PAK di sekolah. Seorang siswa yang berminat belajar PAK
dapat dilihat dari adanya perhatian siswa untuk mempelajari PAK, adanya
keinginan untuk belajar, penuh rasa senang untuk belajar PAK, adanya kemauan
untuk mempelajari PAK dan tertarik untuk belajar PAK.
3. Model mengajar akan sangat ditentukan oleh ketrampilan seorang Guru dalam
mengelola materi dan mengelola kelas didukung dengan Teknik mengajar yang
handal.

Strategi Pembelajaran, Pendekatan, metode, Teknik dan model pembelajaran.

Penjelasan secara singkat hal-hal diatas berkaitan dengan pengertian-pengertian dari


strategi pembelajaran, pendekatan, metode, teknik, dan model pembelajaran agar dalam
pembuatan RPP tidak salah kaprah dalam menggunakan istilah tersebut. Dengan kata
lain, menggunakan istilah-istilah itu sesuai makna dan tujuannya.
STRATEG PEMBELAJARAN

Strategi Pembelajaran adalah suatu pola umum pembelajaran siswa yang tersusun
secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan
komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (urutan langkah pembelajaran)
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan
kelas, evaluasi, dan waktu yang diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pemeblajaran secara efektif dan efisien. Strategi terkait dengan kebijaksanaan guru
dalam memilih pendekatan, metode, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN

Model adalah suatu bentuk tiruan (replika) dari suatu benda yang sesungguhnya
Suatu contoh konseptual atau prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang
dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam mencapai tujuan. Model Pembelajaran
adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan, dan
dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
pengertian lain Model Pembelajaran adalah suatu contoh bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan adalah suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir


berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang
terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan
pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip
dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu.

METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang


digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.Metode adalah jabaran dari
pendekatan. Satu pendekakatan bisa dijabarkan ke dalam berbagai metode
pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan prosedur pembelajaran yang
difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran

TEKNIK PEMBELAJARAN

Teknik Pembelajaran adalah cara-cara konkrit yang dipakai saat proses


pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun
dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai
teknik pembelajaran

Contoh Penerapan

Pendekatan : Contextual Teaching and Learning


Metode : Cooperative Learning
Teknik : Diskusi Kelompok, Inquiry Kepustakaan, Tanya Jawab
Model : Jigsaw

Pendekatan : PAKEM
Metode : Tanya Jawab
Teknik : Siswa membuat dan menjawab pertanyaan sendiri
Model : Snowball Throwing

Secara Istilah pengertian dari pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran


yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Langkah-langkah pada Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan


saintik sering dikenal dengan pendekatan 5M terdiri atas lima pengalaman belajar
pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.

Kegiatan belajar dalam mengamati antara lain :


Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
Kegiatan belajar dalam menanya antara lain :
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Kegiatan belajar dalam mengumpulkan informasi antara lain:
melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/ aktivitas, dan wawancara dengan nara sumber.
Kegiatan belajar dalam mengasosiasi antara lain :
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan antar fakta,
fakta dengan konsep, konsep dengan konsep.
Kegiatan belajar dalam menyimpulkan antara lain:
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya.

Sekali lagi diingatkan bahwa pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya dalam Pendidikan Agama Katolik, selain
pendekatan saintifik, guru bisa menggunakan pendekatan pergumulan (Pola PAK), pendekatan
kateketis, pendekatan pedagogi dan reflektif,dan lainnya.

JENIS-JENIS MEDIA VISUAL


Ada Media visual diam, yakni Media visual diam bisa berupa foto, ilustrasi, flashcard,
film bingkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-lain. Ada Media visual gerak
Media visual gerak bisa berupa gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan lain
sebagainya. Jenis media pembelajaran audio visual merupakan media yang mampu
menampilkan suara beserta gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan
menjadi 2 yaitu media audio visual diam, seperti TV diam atau film rangkai bersuara, dan media
audio visual gerak, seperti film TV atau gambar bersuara. Jenis media pembelajaran serbaneka
merupakan media pengajaran yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar
sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat. Contoh jenis media pembelajaran serbaneka
antara lain adalah: Papan (board) yang termasuk dalam media ini di antaranya papan tulis,
papan buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku. Kemudian Media
tiga dimensi di antaranya model, mock up, dan diorama. Realita adalah benda-benda nyata
seperti apa adanya atau aslinya. Contoh pemanfaatan realita misalnya guru membawa kelinci,
burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan
sekolah. Sumber belajar pada masyarakat di antaranya dengan karya wisata dan berkemah .
Gambar Fotografi, Jenis media pembelajaran ini berasal dari beberapa sumber, misalnya
dari surat kabar, lukisan, kartun, ilustrasi. Foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut
dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan
tertentu. Terdapat lima macam gambar fotografi yang harus diperhatikan antara lain:
1. Gambar fotografi harus cukup memadai.
2. Gambar-gambar harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu.
3. Gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
4. Validitas gambar, yaitu apakah gambar itu benar atau tidak.
5. Memikat perhatian anak, ini cenderung kepada hal-hal yang diamatinya, misalnya,
binatang, kereta api, kapal terbang dan sebagainya.

Jenis media pembelajaran berikutnya adalah peta dan globe. Media pembelajaran ini
berfungsi untuk menyajikan gambaran dan data suatu lokasi. Seperti keadaan permukaan (bumi,
daratan, sungai sungai, gunung-gunung), dan tempat- tempat serta arah dan jarak. Kelebihan
lain dari peta dan globe, dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1. Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain
lain.
2. Merangsang minat siswa terhadap pengaruh-pengaruh geografis.
3. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk,
tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.
Media pembelajaran merupakan salah satu cara atau alat bantu yang digunakan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk merangsang pola pembelajaran agar dapat
menunjang keberhasilan dari proses belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seiring berkembangnya zaman yang ditunjang
dengan hadirnya teknologi dan informasi, menyebabkan dunia pendidikan juga mengalami
perubahan. Telah banyak ditemukan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar. Sehingga hal ini juga berpengaruh dalam metode yang digunakan para pengajar.
Berbagai macam media pembelajaran tersebut juga berfungsi untuk menarik minat siswa agar
dapat mengikuti proses belajar dengan baik. Akan tetapi, banyaknya media pembelajaran
tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam hal,
salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan dari para fasilitator untuk memanfaatkan berbagai
media pembelajaran tersebut. Kini telah banyak ditemukan media pembelajaran yang efektif
untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Lalu apa saja jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan? Simak penjelasannya jenis media pembelajaran yang
merdeka.com kutip dari berbagai sumber berikut ini. Jenis media pembelajaran yang pertama
ialah media visual. Media pembelajaran ini memfokuskan indra penglihatan saat proses belajar
mengajar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan berbagai macam teknologi, salah
satunya menggunakan alat proyeksi atau proyektor. Keunggulan dari media pembelajaran
menggunakan alat bantu visual ini ialah dapat menarik perhatian, memperjelas sajian, ide serta
menggambarkan ide pokok yang mudah diingat. Selain itu, proses belajar mengajar
menggunakan media visual ini juga dapat dicerna dengan baik oleh siswa siswi. Sehingga hal ini
menjadi salah satu jenis media pembelajaran yang menyenangkan. Jenis media pembelajaran
berikutnya ialah menggunakan media audio. Proses belajar mengajar dengan menggunakan
media ini difokuskan pada indra pendengaran. Alat bantu yang dapat digunakan untuk
menunjang proses belajar menggunakan media audio ini

Daniel B. Kotan
Sumber : Dokumen Pengembangan Kurikulum 2013 dan dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai