PEMBELAJARAN PAK pL
Blog ini dirancang khusus untuk Bahan Ajar MK. Teknologi dan Media PAK atau Teknologi
dan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Sebuah Bahan Ajar Online Mata Kuliah
MK. Teknologi dan Media Pendidikan Agama Kristen. Kiranya Bermanfaat. Blog dikelola
oleh: Dr. Yonas Muanley, M.Th.
Beranda
Daftar Isi
Kompetensi Dasar 1
KD 4: Sumber Belajar
KD 5: Media PAK
Teknologi Online
Memperindah Blog
Penayangan
Teknologi Media
Blogger
Perjanjian Lama
Tuhan adalah Roh adanya. Tidak dapat dilihat oleh manusia. Walaupun Tuhan itu Roh adanya
tetapi selalu berkomunikasi kepada manusia pilihan-Nya (umat Israel).
Agar supaya maksud Tuhan dapat dimengerti oleh manusia maka Tuhan sering memakai
media ketika menyampaikan maksudNya kepada manusia
Perjanjian Baru
Mat. 18:1-6 = Siapa yang terbesar di dalam kerajaan Sorga = Anak kecil :kerendahan hati
Mahluk komunikasi yang rasional
Tuhan berkomunikasi dengan manusia melalui media
Manusia berkomunikasi dengan sesame memakai media
Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan akal untuk memanfaatkan segala yang ada
di dalam alam semesta ini dapat dipakai untuk menolong sesama memahami pesan melalui
berbagai media
Alkitab mengemukakan banyak bukti ttg penggunaan media.
Allah berfirman kepada manusia dengan memakai media.
Contoh: Kamu adalah garam (fungsi)dunia
Kamu adalah terang dunia
Yesus anak domba Allah
Singa dari suku Yehuda (Kekuatan/kekuasaan)
dll
Manusia memberi informasi kepada sesamanya dengan memakai media
Lihatlah anak domba Allah
Dasar/landasan Filosofis
Logi yang berbuah: ke-benar-an berpikir dari penggunaan media pembelajaran atau
pemikiran yang mendalam mengapa digunakan media dalam pembelajaran kita namakan
sebagai dasar filosofis. Dengan demikian lndasan Penggunaan Media Pembelajaran
Landasan filosofis. Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media
hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang
manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang
lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar
sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana
pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa
sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki
kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil
teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan
pendekatan humanis.
Dasar Edukatif
Belajar adalah perubahan pengalaman si peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Tidak semua pengalaman belajar didapat peserta didik melalui pengalaman langsung. Ada
pengalaman belajar secara langsung tetapi ada pula secara tidak langsung. Dalam konteks
inilah media dibutuhkan dalam pembelajaran sehingga peserta didik mengalami pengalaman
belajar. Misalnya pengalaman belajar tentang suatu objek yang tidak dapat dilihat/dialami
secara langsung tetapi dapat dihadirkan di kelas melalui media sehingga peserta didik
mengalami pengalaman belajar tentang objek tersebut.
Kuda tidak dapat didatangkan di kelas tetapi cukup gambar, Ikan yang menelan Yunus tidak
dapat dihadirkan di kelas tetapi gambar tentang ikan besar dapat dihadirkan di kelas. Akan
tetapi ketika dibawa ke Ancol dan melihat Ikan Paus maka anak akan memiliki pengalaman
belajar yang bagus tentang ikan besar.
Dasar/landasan psikologis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di
samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam
pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi
hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara
efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan
pembelajaran
yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan
penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner,
mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari
belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar
dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal
ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F.
Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya
dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak.
Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian
nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media,
dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol.
Dalam menentukan jenjang konkrit ke abstrak antara Edgar Dale dan Bruner pada
diagram jika disejajarkan ada persamaannya, namun antara keduanya sebenarnya terdapat
perbedaan konsep. Dale menekankan siswa sebagai pengamat kejadian sehingga
menekankan stimulus yang dapat diamati, Bruner menekankan pada proses operasi
mental siswa pada saat mengamati obyek
Secara psikologis, media mampu memberi rangsangan yang bervariasi kepada otak manusia,
sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. Rangsangan ini disebabkan karena menurut
teori belahan otak1[1], manusia memiliki dua belahan otak, yaitu belahan otak kiri dan
belahan otak kanan.
a. Menjadi tempat kedudukan pikiran visual, emosional, holistic, fisikal, spatial, dan kreatif.
b. Belahan otak kanan mengontrol tindakan.
c. Kemampuan intuisi
d. Kemampuan daya tanggap
e. Kemampuan daya imajinasi
f. Kemampuan kesadaran luas/mendalam
g. Kemampuan bawah sadar berpikir subjektif dengan suara batin
a. Menjadi tempat kedudukan pikiran yang bersifat verbal, rasional, analitikal, dan konseptual
b. Belahan otak kiri berfungsi mengontrol wicara
c. Kemampuan dalam proses logis deduktif
d. Kemampuan dalam intelektual
1
e. Kemampuan akan kesadaran yang berhubungan dengan pancaindera berpikir objektif dalam
pengelolaan situasi kondisi luar.
Kedua belahan otak (kiri dan kanan) tidak dapat dominan secara serentak pada saat yang
bersamaan. Ransangan pada salah satu belahan otak saja secara berkepanjangan akan
menyebabkan ketegangan. Karena itu, dalam proses pembelajaran kedua belahan otak perlu
dirangsang bergantian dengan rangsangan audio-visual2[2].
Jadi Dasar Psikologis menggunakan media yaitu manusia yang belajar melakukan kegiatan
sbb: membaca, mendengar, melihat, berbicara, menulis, melakukan dll. Bila potensi ini
diberdayakan secara baik maka akan terjadi pengalaman belajar yang tingkat prosentasinya
digambarkan sbb:
1. Membaca 10 %
2. Mendengar 20 %
3. Melihat 30 %
4. Melihat dan Mendengar 50 %
5. Berbicara dan menulis 70 %
6. Melakukan/Mempraktekkan 90 %
Landasan teknologis.
Landasan empiris.
Pengertian Media
Beberapa definisi:
1. Kata media berasal dari bahasa Latin. Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari
medius/medium secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Pengertiannya sangat luas,
maka kita batasi saja pada media yang digunakan sebagai alat dan bahan bahan kegiatan
pembelajaran.
2. Media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi
3. Media adalah segala sesuatu yang dapat meyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.
4. Media adalah segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi (pesan/pengajaran)
5. Media (medium) adalah tehnologi untuk menyajikan, merekam, membagi, dan
mendistribusikan symbol dengan melalui rangsangan indra tertentu, disertai penstrukturan
informasi.
6. Media (dalam lingkup pendidikan) adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut.
7. Media pendidikan diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi
yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis.
8. Media pendidikan (Gagne 1970) adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
mahasiswa yang dapat merangsang/mempengaruhi mahasiswa untuk belajar.
9. Media adalah saluran atau kendaraan yang membawa isi pelajaran kepada murid. Alat bantu
tidak sepenuhnya menyalurkan pelajaran hanya bersifat pelengkap bagi media pengajaran,
misalnya papan tulis, gambar, audiovisual, model, dan sebagainya.
10. Media pembelajaran (Briggs 1970) adalah sarana untuk memberikan perangsangan bagi si
belajar supaya proses belajar terjadi.
11. Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi
12. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
untuk belajar
13. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar
14. Media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya
15. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi
16. Gagne dalam Sadiman et al (2008) menyatakan bahwa: Media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya dalam belajar.
17. Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga
terjadi suatu proses pembelajaran.
Kesimpulan definisi media pembelajaran
1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
(pelajaran) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta
didik/si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali.
2. Media pembelajaran adalah alat komunikasi pembelajaran yang digunakan untuk
meyampaikan pesan/materi pelajaran (definisi Tim AA: Applied Aproach)
Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertanyakan
pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.
Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses
belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke
penerima.
Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal
(kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-
simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan dalam
memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan atau
penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise (Kegagalan).
Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone of learning dari Edgar
Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan:
Secara umum media mempunyai kegunaan:
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori & kinestetiknya.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak
kita dapat berfungsi secara optimal (belahan otak: kiri dan kanan) lihat teori belahan otak.
2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik.
Pengalaman peserta didik itu berbeda-beda.
3. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara
langsung di dalam kelas oleh para peserta didik karena berbagai factor, misalnya: Objek
terlalu besar (Candi, Stasiun, dan lain-lain), objek terlalu kecil untuk diamati, gerakan-
gerakan yang terlalu cepat dan sulit ditangkap mata biasa (kepakan sayap burung dll)
4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya
5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8. Media memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat
dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
9. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkannya kesadaran
akan dunia sekitar.
10. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri pendidik dan peserta didik.
3[3] Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Kreatif
(Bandung: MLC, 2006), h1m.53.
(emosional) dan belahan otak kiri (logika). 4[4]
Berdasarkan teori belahan otak, setiap manusia diperintah oleh cara kerja
belahan otak kiri dan kanan. Kecerdasan emosional berhubungan dengan belahan
otak kanan, itu berarti kepandaian bergaul, perilaku yang baik, mudah bergaul,
sopan santun, kesukaan pada music, seni, olahraga dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan emosional selalu berkait dengan cara kerja otak kanan,
sedangkan kemampuan IQ seperti kemampuan logika berhubungan dengan belahan
otak kiri. Hal ini berarti bahwa pengembangan kecerdasan anak harus juga
dihubungkan dengan pemahaman akan belahan otak kiri dan kanan.
4. Memberikan persepsi dan pengalaman yang sama pada siswa, dengan latar belakang
lingkungan dan kecepatan penyerapan konsep yang beraneka ragam
Sedangkan Rahadi (2008) menuliskan beberapa keuntungan dari media pembelajaran berupa
lingkungan sekitar (ruang terbuka), yaitu :
2. Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.
3. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit,
tidak verbalistik.
5. Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui
media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena
siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya
sehari-hari.
7. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya
mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).
4[4] Bobbi De Porter dan Mike Hemacki, Quantum Learning (Bandung: Kaifa,
2005), hlm.179.
Pola/pedoman Umum Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran
Pedoman umum penggunaan media menurut Miarso sbb:
1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masing-
masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Disarankan menggunakan media
secara kombinasi dua atau lebih media akan mampu membantu tercapainya tujuan
pembelajaran.
2. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan cirri media dengan karakteristik
materi pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan seperti belajar secara klasikal, belajar dalam kelompok kecil, belajar secara
individual, atau belajar mandiri.
5. Penggunaan media harus disertai dengan persiapan yang cukup seperti mempreview media
yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas
sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk.
6. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat
mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian berlangsung.
7. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta.
1. Media Penyaji
2. Media Objek
3. Media Interaktif
Ketiga media di atas dikelompokkan menjadi satu karena ketiga-tiganya memakai bentuk
penyajian yang sama, yaitu visual diam, dan kesemuanya memperagakan pesan yang
disampaikan secara langsung. Ketiga-tiganya sering digunakan bersama-sama dalam bentuk
cetakan maupun alat peraga seperti poster-poster sampai buku-buku teks.
Implikasi dalam proses pembelajaran PAK (penyampaian isi PAK) melalui media:
Melalui media ini, informasi yang disampaikan dalam 3 dari lima bentuk informasi dasar,
yaitu: gambar, cetakan, dan grafik garis.
Implikasi dalam proses pembelajaran PAK. Media di atas dapat dipakai jika tersedia di
tempat pelaksanaan proses pembelajaran PAK dan atau dapat diusahakan sendiri bila sudah
melewati nyanyian umar Bakrie (alias ada uang yang cukup)
Media presentasi yang paling canggih adalah media yang dapat menyampaikan lima macam
bentuk informasi: gambar, garis, symbol, suara dan gerakan. Media itu ialah gambar hidup
(film) dan telivisi/video.
Televisi
Televisi memberikan penyajian yang serupa dengan film tetapi menggunakan proses
elektronis dalam merekam, menyalurkan, dan memperagakan gambar.
Macam-macam TV siaran:
1. TV untuk siaran
2. TV untuk siaran terbatas
3. papan tulis jarak jauh (telewriting) yang kurang dikenal
1.5. Multimedia
Multi Media adalah penggunaan lebih dari satu media/menggunakan berbagai media di dalam
menyampaikan pesan/isi pelajaran.
2. Media Objek
Media objek meliputi dua kelompok, yaitu:
Objek yang sebenarnya dan objek pengganti
2.1. Objek yang sebenarnya
Objek yang sebenarnya dapat dibagi menjadi
1. Objek alami dan
Objek alami terdiri atas objek yang hidup dan yang tidak hidup. Objek alami adalah segala
sesuatu yang terdapat di alam dan mengandung informasi bagi kehidupan, termasuk misalnya
batuan dari bulan yang berhasil dalam ekspedisi ke bulan.
Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
2. Objek-objek bauatan.
Objek-objek buatan manusia, misalnya gedung-gedung dan bangunan-bangunan lain, mesin-
mesin, alat-alat, mainan, alat-alat komunikasi, jaringan transportasi, dan semua benda yang
dibuat manusia untuk keperluannya.
2.2. Media objek pengganti
Media objek pengganti adalah benda-benda yang dibuat untuk mewakili atau menggantikan
benda-benda sebenarnya. Karena itu jenis media ini juga disebut objek pengganti.
Objek pengganti banyak dikenal dengan nama:
Replica. Replika adalah suatu reproduksi statis suatu objek dengan ukuran yang sebenarnay.
Model. Model adalah sebuah reproduksi yang kelihatannya sama tetapi biasanya diperkecil
atau diperbesar dalam skala tertentu dan seringkali mempunyai bagian-bagian yang bergerak
menurut pola benda yang sesungguhnya. Atau model adalah benda tiga dimensi yang
merupakan representasi dari benda
sesungguhnya
3. Media Interaktif.
Media Interaktif adalah perpaduan media penyaji dan media objek yang berlangsung secara
interaktif. Dalam hal ini karakteristik terpenting kelompok adalah peserta kelompok tidak
hanya memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama
mengikuti pelajaran
Tim Appllied Aproach (AA) dari Universitas Negeri Solo merumuskan klasifikasi media
pembelajaran sbb:
1. Media yang tidak diproyeksikan
2. Media yang diproyeksikan
3. Media Audio
Media Video
Format media yang memanfaatkan tabung katoda/LCD untuk menayangkan pesan dalam
bentuk animasi dan film.
1. Media Multimedia berbasis computer
2. Multimedia kit.
Media tidak diproyeksikan:
1. Realia: benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
2. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya
3. Bahan grafis: gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan
4. Display: bahan pameran/display yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu
Media yang diproyeksikan:
OHP (Over Head Projector): alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada
transparansi film
Slide Projector: alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada film positif
Media Audio:
Berbagai cara untuk merekam dan menyampaikan suara untuk suatu kompetensi/tujuan
pembelajaran (media dengar)
Media Berbasis Komputer:
Media yang dioperasikan melalui computer, yang biasa dikenal sebagai perangkat lunak
(software)
Kelebihan:
1. Memungkinkan terjadinya interaksi mahasiswa dan materi pelajaran
2. Proses belajar secara individual sesuai kemampuan mahasiswa
3. Menampilkan unsure audio visual
4. Langsung memberikan umpan balik
5. Menciptakan proses belajar yang berkeisinambungan
Kekurangan:
1. Alatnya masih mahal
2. Perlu ketrampilan khusus untuk mengoperasikan
Multi Media Berbasis Komputer
Media yang mengintegrasikan berbagai bentuk materi seperti: teks, gambar, grafis, dan suara
yang dioperasikan dengan computer.
Bentuk:
Video Interaktif
CD Room
Digital video interaktif
Multi Media Kit
Paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan
materi tertentu, yang biasanya dilengkapi dengan buku panduan (stud guide, lembar kerja
yang moduler atau koleksi materi-materi yang melibatkan lebih dari suatu jenis media.
Portofolio
Kumpulan karya pebelajar yang menggambarkan perkembangannya selama periode waktu
tertentu
Portofolio dapat berupa/berisi:
1. Dokumen tertulis
2. Makalah penelitian
3. Puisi
4. Penyajian Media
5. Slide
6. Potret
7. Rekaman audio tentang diskusi
8. Presentasi lisan
9. dll
Bisa dibaca di mana saja dan kapan saja, tidak terikat tempat dan waktu
Kelemahannya
Apabila penyajiannya (font, warna, ilustrasi) tidak menarik, akan cepat membosankan
TRANSPARANSI
Kelebihan:
penggunaannya praktis
tidak memerlukan ruang gelap. Karena itu siswa atau peserta didik dapat melihatnya
sambil mencatat
Kelemahan:
menuntut cara kerja yang sistematis karena susunan urutannya mudah kacau.
Audio
Kelebihan:
Imajinatif
Individual
Relatif lebih murah
Mobile
Radio: aktual, dapat menjangkau khalayak luas, siaran langsung, tidak dapat diulang
Kelemahannya:
Radio: tidak bisa diulang, kontrol ada pada stasiun radio, rentan cuaca, kalau tidak
menarik pendengar beralih stasiun lain
Slide Suara
Kelebihannya:
Penyimpanannya mudah
Kelemahannya:
Multi Media
Kelebihannya:
Interaktif
Individual
Fleksibel
Cost effectiveness
Motivasi
Umpan balik
Record keeping
Kelemahannya:
1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli
saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping
guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul
pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.
1. Kesesuaian, yaitu antara fungsi media dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang ingin dicapai.
3. Ekonomis dan praktis, yaitu media tidak memerlukan biaya yang mahal serta mudah
dalam penggunaan.
Beberapa prinsip pembuatan media pembelajaran yang perlu diperhatikan (Rahadi : 2008),
adalah yaitu :
1. Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.
7. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa
9. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran
didik
5[1] Yusufhadi Miarso dalam buku Menyemai Benih Teknologi Pendidikan ((Jakarta
: Pustekomdiknas,20040, hlm. 458. Mengemukakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Roger W. Sperry, pemenang hadiah Nobel tahun 1984 yang
dimuat dalam buku yang ditulis oleh B.R. Hergenhahn, An Introduction to
Theories of Learning, Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall Inc, 1988
meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika
proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan
memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Dalam konteks inilah maka
diperlukan pengembangan media pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran haruslah
didasarkan atas prinsip-prinsip pengembangan media yang menolong peserta didik untuk
terlaksananya belajar. Belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah
merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber
belajar yang disebut orang.
AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam
jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan
pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder,
dan sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam
membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup
ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
1. Mudah dilihat
2. Menarik
3. Sederhana
4. Isinya berguna/bermanfaat
5. Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
6. Masuk akal/sah
7. Terstruktur/tersusun dengan baik
[1] Yusufhadi Miarso dalam buku Menyemai Benih Teknologi Pendidikan ((Jakarta :
Pustekomdiknas,20040, hlm. 458. Mengemukakan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Roger W. Sperry, pemenang hadiah Nobel tahun 1984 yang dimuat dalam buku yang ditulis
oleh B.R. Hergenhahn, An Introduction to Theories of Learning, Englewood Cliffs, NJ :
Prentice Hall Inc, 1988
[2] Yusufhadi Miarso, Ibid. hlm. 458
[3] Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Kreatif (Bandung:
MLC, 2006), h1m.53.
[4] Bobbi De Porter dan Mike Hemacki, Quantum Learning (Bandung: Kaifa, 2005),
hlm.179.
mengajar umatNya sekalipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Allah
dalam Alkitab. Namun dia sebenarnya melakukan lebih banyak lagi selain
berbicara. Dia juga menggunakan berbagai alat visual untuk menguatkan pesan-
Nya. Di dalam Alkitab ada beberapa media yang digunakan Allah sebagai alat
hatinya kepada bangsa Israel. Dalam Yeremia 18, kata bejana dalam bahasa
bejana dari tanah liat yang dikeraskan oleh api sudah dikenal sejak milenium ke
6 SM. Bahkan hasil survey para arkeolog menunjukkan bahwa pada zaman
Palestina kuno sudah terdapat produksi bejana yang sangat menjamur di
sangat digemari oleh masyarakat Israel untuk dipakai sebagai sebuah wadah /
tempat. Hal ini dapat dimengerti karena sebuah bejana pada umumnya memiliki
daya tahan (durabilitas) yang sangat tinggi, dimana setelah objek tanah liat
dipanaskan pada suhu tingkat tinggi dan mengeras serta membentuk sebuah
bejana padat, maka meskipun bejana itu akan pecah, namun pecahannya tidak
akan pernah membusuk atau menghilang. Oleh sebab itu tidak heran, dalam
bejana yang dibuat oleh tukang periuk hal ini untuk menjelaskan perbuatan Allah
kepada bangsa Israel, agar Yeremia memberi tahukan kejahatan dan dosa
bangsa Yehuda, Allah berharap melalui Nabi Yeremia mereka mau bertobat. 9[4]
Tuhan sedang mengajar atau mendidik bangsa Israel dengan memberi gambaran
tentang bejana di tangan tukang periuk. Dalam Yeremia 18:6 Tuhan berkata
"Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai
kaum Israel, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan
pengajarannya, salah satunya adalah Tuhan memakai benih. Dalam Matius 13:1-
berasal dari kata benda spei,rw(speiro).Kata ini muncul sebanyak 52 kali dalam
seluruh Perjanjian baru, dimana paling sering muncul dalam Matius (17 kali) dan
22, 23; Mrk 4:3, 4, 14, 15, 16, 18, 20; Luk 8:5), lalang di antara gandum ( Mat
burung di udara yang tidak menabur benih (Mat 6:26; Luk 12:24). Sedangkan
dalam penafsiran tentang kata benih dari perumpamaan tentang penabur (Mat
tentang Kerajaan Surga dan, dimana menuntut respon dan perilaku orang
percaya dalam menyambut benih Firman yang telah ditabur oleh Allah. 10[5]
Sebuah benih pada dasarnya adalah sebuah investasi kecil dengan potensi
nilai yang besar, dan merupakan langkah yang penting dalam sebuah
reproduksi. Meskipun jumlah benih hanya satu, namun itu dapat menjadi berlipat
banyaknya melalui sebuah kematian dari benih itu sendiri. Konsep inilah yang
Nya (bdk. Yoh 12:24), dan juga Paulus ketika memberikan penjelasan kepada
lingkungannya tidak baik, maka benih tersebut akan mati dan tidak
dengan baik.
di responi. Penabur dan biji adalah hal yang umum, sesuatu yang dimengerti
Yesus saat Dia mengajar para murid-Nya telah mengunakan seluruh media
yang ada. Nilai nilai dari media pembelajaran yang Yesus lakukan adalah :
verbalisme.
dimana sesuatu yang verbal dapat menjadi lebih konkrit dan nyata, sehingga
media pembelajaran ini sendiri akan menumbuhkan perhatian yang lebih dari
orang-orang atau dari para muridnya, sehingga para murid lebih dapat
dan membuat pelajaran lebih mantap. Yesus dalam mengajar tidak dengan
pembelajaran, tetapi Yesus memberikan suatu dasar yang penting agar murid
dapat belajar lebih lagi dan diajak untuk berpikir lagi ketika diberikan
pembelelajaran.
Keempat, memberikan pengalaman yang nyata yang dapat
saat Dia memberikan contoh pohon ara yang dikutuk, sebagai suatu
kepercayaan yang penuh kepada Allah dan tidak goyah dalam doa.
menerima pada saat itu dan hilang kemudian, tetapi terus menerus diingat dan
di aplikasikan.
berbahasa.
sendiri sebagai contoh yang sulit dilupakan dengan menjalani jalan salib yang
kedalam kematian dan kebangkitan dan kenaikan kesorga dan memberikan Roh
Kudus sehingga sangat efektif mengajar para murid sehingga para murid mampu
yang secara kreatif mengunakan segala hal yang ada di dalam kehidupanNya
kita kreatif dan mampu mengunakan media yang ada di sekitar kita agar
amanatNya terlaksana maka kehadiran Roh Kudus dan proses belajar terus
sini dapat dilihat bagaimana Yesus sebenarnya ingin mengajarkan kepada murid-
jawaban-nya pada Yakobus dan Yohanes, yang memohon agar mereka boleh
dirayakan pada malam sebelum Yesus disalibkan, dimana Dia diserahkan kepada
akan terjadi, dan yang kedua adalah ketika perjalanan bersama kedua muridnya
tealh disiapkan untuk menggenapi apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepada
manusia.
dapat kita tiru, bukan saja harus kita memberikan materi tanpa media
mengertia apa yang Dia sampaikan kepada mereka semua, maka dari itu dalam
dimana media pembelajarn itu sangat penting dalam dunai pendidikan pada saat