Anda di halaman 1dari 9

KARYA TULIS

MANFAAT HERMENEUTIK DALAM MENAFSIR ALKITAB

Nama : Yuyun Setiawan Lawolo

NIM : 540/XXVII-18

Semester : 1 (Satu)

M. Kuliah : Hermeneutik

Dosen : Pdt Dr. David Sarjo Sucipto M.Th

STTIN
(Sekolah Tinggi Teologi Immanuel Nusantara)
Jakarta,2019
Sejarah Hermeneutik

Para penafsir Alkitab harus mempelajari hermeneutik, karena pada dasarnya seorang
penafsir tidak terlepas dari para pendahulunya. Survei sejarah penafsiran Alkitab memiliki
beberapa manfaat yaitu :

 Memperkenalkan persoalan pokok yang berhubungan dengan penafsiran Alkitab,


yang mempersiapkan para mahasiswa untuk memahami pendekatan kepada isu-isu
yang ditampilkan
 Para pembaca menjadi peka terhadap tantangan dan kesukaran dalam
mengontektualisasikan pengajaran Alkitab pada masa kini
 Pengetahuan tentang sejarah penafsiran memupuk sikap kerendahhatian atas proses
penafsiran Alkitab

Dengan demikian, kita berusaha untuk menghindari kesalahan penafsiran yang terjadi dalam
sejarah.

Penafsiran Yahudi

Penafsir Alkitab yang pertama adalah mereka yang pertama-tama memiliki kitab-kitab
tersebut, yakni orang-orang Israel Kuno. Mereka mempelajari dan meredaksinya dan
kemudian disebut kitab suci orang Ibrani. Menurut tradisi rabinik, inilah permulaan lembaga
Yahudi baru, yakni Targum, yang merupakan terjemahan dan tafsiran kitab-kitab tersebut.
Pada zaman intertesmental, orang-orang Yahudi mengakui tradisi Targum. Pada masa itu,
para nabi dan ahli taurat mengembangkan penafsiran hukum untuk menyelesaikan berbagai
persoalan hidup yang mengemuka. Pada zaman perjanjian baru, pekerjaan penafsiran yang
lebih luas itu bersatu dalam tiga pendekatan yang berbeda terhadap Alkitab. Setiap penafsiran
dikaitkan dengan pusat geografis kehidupan agama Yahudi dan sekolah tentang pemikiran
yang berbeda.

Yudaisme Rabinik

Pendekatan interpretatif Yudaisme rabinik ini terdiri dari dua bagian yaitu, halakah dan
haggadah. Yudaisme rabinik menghasilkan tiga karya sastra penting.misnah menjelaskan
pengajaran lisan para nabi tersohor, khususnya Hillel dan Shammai. Tahun 200 AD, Misnah
menghadirkan beberapa hukum individu yang disusun dalam enam pokok. Sekitar 50 tahun
kemudian, dokumen yang lain disebut Abot.
Abot ini mengajarkan hukum lisan yang diterima oleh Musa di gunung sinai. Kebanyakan
isinya adalah halakah. Berikutnya, Talmud Palestina dan Babilonia berisi penjabaran para
nabi yang kemudian. Bagian-bagian talmud ini penafsiran dari Misnah. Penafsiran Alkitab
pada masa tradisi penafsiran rabinik. Misnah mengandung dua hal dalam pengajaran hukum
PL. misalnya, taurat mengharuskan orang-orang Israel supaya tidak bekerja pada hari sabat,
Misnah memecahkan konflik dengan mengacu pada tradisi rabinik.

Yudaisme Helenistik

Pada tahun 333, Aleksander Agung menaklukan kekairan Persia, termasuk Palestina. Ia dan
para suksesornya menyebarluarkan kebudayaan Yunani atas semua jajahannya. Kebudayaan
Yunani sangat mempengaruhi kehidupan komunis Yahudi, sehingga menciptakan nuansa
Yudaisme Hellenistik. Filsafat-filsafat Yunani mempengaruhi perkembangan iman Yahudi.
Pada tahun 200 SM, para ahli kitab Yahudi menghasilkan terjemahan Alkitab dalam bahasa
Yunani, yang disebut Septuaginta. Intelektualitas Yunani mempengaruhi penerjemahan dan
penafsiran Alkitab. Salah satu yang menonjol adalah pemikiran Plato. Para ahli kitab Yahudi
mengggunakan filsafat Plato untuk menjelaskan penafsiran Alkitab. Salah seorang yang
paling tersohor adalah Filo. Filo meyakini bahwa ada makna lain dibelakang tanda-tanda,
angka-angka, dan lambang-lambang yang ada di Alkitab. Ia menguatkan arti rohani atau
sesuatu yang dirohanikan maknanya. Dengan demikian, Alkitab ditafsirkan dengan
pendekatan alegoris.

Periode Rasuli (30-100)

Para ahli kitab Kristen PB menafsiran Alkitab dalam prespektif yang baru secara radikal
yakni dalam terang kemesiasan Yesus dan zaman baru akan kedatangannya kembali. Mereka
menafsirkan PL dalam pengaharapan mesianis yang telah digenapi dalam Yesus Kristus.
Penggenapan pengharapan Mesias dalam PB menjadi kunci penafsiran Alkitab, dimana
Yesus dipandang sebagai pemberi hukum baru. Pada periode para bapak Gereja, penafsiran
Alkitab berpusat pada Kristus.

Sejarah hermeneutik dimulai oleh orang-orang Israel Kuno. Bahkan sejak awal
perkembangan penafsiran Biblikal sudah dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, budaya,
masyarakat dan semangat mengabarkan injil. Hermeneutik berkembang dari zaman ke zaman
sampai kepada hermeneutik abad Modren yaitu setelah perang dunia II.
Pengertian Hermeneutik

Hermeneutik didefenesikan sebagai studi tentang prinsip-prinsip penafsiran, terutama


dalam memahami naskah-naskah purba. Istilah hermeneutik berasal dari bahasa Yunani
“Hermeneuein” yang berarti “menafsirkan” atau “menerjemahkan”. Hermeneutik juga
diartikan sebagai “ilmu tafsir”. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa hermeneutik adalah
ilmu yang menetapkan prinsip-prinsip, aturan dan patokan, yang menolong kita untuk
mengerti atau mengartikan suatu karya atau dokumen, terutama dokumen purba. Penerapan
prinsip-prinsip hermeneutk untuk memahami teks-teks purba, termasuk Alkitab, disebut
“Eksegese”, yang berasal dari bahasa Yunani “eks-egesthai” yang berarti “mengeluarkan”
atau Menerangkan”. Hermeneutik Alkitabiah dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
prinsip-prinsip, aturan, dan patokan yang menolong kita untuk mengerti pesan dan maksud
sesungguhnya yang hendak disampaikan oleh teks-teks Alkitab.

Defenisi hermeneutik menurut pengertian non-Kristen dengan pengertian Kristen,


yaitu :

 Pengertian non-Kristen, hermeneutik dimengerti sebagai ilmu umum tentang


linguistik atau peraturan-peraturan yang dipergunakan untuk mencari arti
sesungguhnya atau menafsir atau menjelaskan suatu pengertian yang tidak jelas
artinya.
 Pengertian secara Kristen, hermeneutik adalah bagian dari ilmu Teologi Biblika yang
dalam perkembangannya memiliki tiga pengertian :
 Ilmu yang mempelajari teori-teori, prinsip-prinsip dan metode-metode penafsiran
Alkitab
 Seni yang menguji kemampuan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip penafsiran
Alkitab
 Ilmu yang mempelajari keseluruhan proses penafsiran, terutama dalam dimensi
spiritual bagi kepentingan pertumbuhan rohani penafsir

Sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam menafsir


Alkitab. Hermeneutik biasanya dibedakan menjadi dua :

 Hermeneutik umum yaitu prinsip-prinsip menafsir yang digunakan secara umum


untuk menafsir segala macam bentuk karya sastra umum
 Hermeneutik khusus yaitu prinsip-prinsip menafsir yang dikembangkan secara khusus
sehubungan dengan jenis gaya sastra tertentu. Misalnya puisi dan perumpamaan

Pentingnya Hermeneutik

Pentingnya hermeneutik sangat ditentukan oleh pandangan dasar terhadap Alkitab.


Jika kita memahami atau mempercayai bahwa setiap kata dalam Alkitab merupakan wahyu
yang secara langsung datang dari Allah, maka kemungkinan besar kita tidak membutuhkan
adanya penafsiran. Alkitab adalah Firman Allah, namun Firman itu disampaikan kepada
manusia juga melalui manusia, yaitu para penulis Alkitab, yang memiliki latar belakang
tempat dan situasi kehidupan sendiri, yang menulis pada waktu tertentu dengan gaya dan
bahasa serta bentuk sastranya sendiri, dengan segala watak kemanusiannya sendiri, dan
dengan maksud dan tujuan praktisnya sendiri. Agar Firman Allah itu menjadi jelas bagi
manusia, maka Firman tersebut perlu ditafsirkan.

Setelah melihat pentingnya peranan Hermeneutik bagi kebutuhan kita untuk mengerti Firman
Tuhan maka dapat dijelaskan tujuan mempelajari hermeneutik adalah :

 Sebagai Ilmu. Tujuannya adalah mempelajari seperangkat prinsip-prinsip (aturan-


aturan) untuk memungkinkan kita mengerti apa yang dikatakan Alkitab sesuai dengan
apa yang dimaksudkan oleh para penulisnya
 Untuk Tujuan Aplikasi. Namun tujuan mempelajari Hermeneutik tidak berhenti
sebagai ilmu. Setelah memahami Alkitab dengan benar sesuai dengan maksud
penulisnya, maka perlu kita menempatkannya pada konteks dimana kita sekarang
berada sehingga kita tahu apa artinya bagi kita sekarang dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam konteks kita sekarang
 Untuk Pertumbuhan Rohani. Setelah mengerti Alkitab dengan benar dan
mengaplikasikan kebenarannya dalam hidup kita sehari-hari maka kehidupan iman
kita akan bertumbuh menjadi dewasa. Dan inilah yang menjadi tujuan utama kita
mempelajari Hermeneutik
 Sebagai Tindakan Preventif. Apabila tujuan di atas tercapai maka kita akan sekaligus
terhindar dari pengajaran-pengajaran sesat yang mencoba menafsirkan Alkitab secara
salah dan tidak bertanggung jawab
 Untuk Tujuan Eksposisi. Bagian utama dari tugas hamba Tuhan adalah memberi
makan makanan rohani kepada orang-orang yang dilayani, oleh karena itu
menguasai Hermeneutik adalah kebutuhan utama yang harus diusahakan

Tempat Hermeneutik

Hermeneutik berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain yang tergabung dalam teologi
Biblika. Teologi Biblika berkaitan dengan penelaahan isi naskah Alkitab dan alat-alat bantu.
Mengaplikasikan prinsip-prinsip hermeneutik adalah bagaimana menyampaikan kebenaran
yang kita dapatkan dari hasil penafsiran itu kepada orang lain dengan cara yang benar dan
menarik. Oleh karena itu Homolitik(ilmu berkhotbah) adalah ilmu yang juga tidak dapat
dilepaskan dari hermeneutik. Selain dengan teologi Biblika, hermeneutik juga berkaitan
dengan teologi Sistematika, yaitu pengajaran Alkitab yang sudah di formulasikan secara
sistematis dalam doktrin-dotrin. Hermeneutik akan menjadi dasar yang kuat bagi doktrin-
dotrin yang dipelajari.

Keterbatasan Hermeneutik

Hermeneutik didefenesikan sebagai Ilmu karena uraiannya bisa dirangkumkan secara


ilmuah dan secara sistematik dalam hukum-hukum, prinsip-prinsip dan dalam seperangkat
rumusan-rumusan. Selain itu, hermeneutik juga disebut Seni karena pengaprikasiannya dalam
rumusan atau prinsip-prinsip itu sangat membutuhkan keterampilan dan penafsirnya. Itu
sebabnya seorang yang menguasai rumusan atau prinsip-prinsip hermeneutik belum tentu
bisa menjadi seorang penafsir yang handal(baik).

Hermeneutik juga berkaitan erat dengan Eksegese dan Eksposisi, namun banyak pula
perbedaannya. Hermeneutik adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip atau
metode-metode penafsiran Alkitab. Eksegese adalah penerapan prinsip-prinsip atau metode-
metode tersebut terhadap teks dalam Alkitab. Sedangkan Eksposisi adalah penguraian hasil
eksegesis yang telah dilakukan, pada umumnya berupa khotbah.

Manfaat Hermeneutik dalam Menafsirkan Alkitab

Tujuan utama dari Alkitab adalah untuk mengubah dan memperbarui kehidupan kita,
bukan untuk tambah pengetahuan saja. Orang-orang oleh dorongan Roh Kudus, menulis
Kitab-kitab Suci untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan untuk
mendidik dalam kebenaran, supaya anak-anak Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik Yakobus memberi tantangan kepada kita untuk "menjadi pelaku firman dan bukan hanya
pendengar saja". Untuk menjadi pelaku firman dan menerapkanNya, kita harus ingat dua hal
yang penting :

 tidak semua bagian Alkitab dapat diterapkan dengan cara yang sama seperti
diterapkan ketika bagian itu ditulis.
 ketika menerapkan suatu ayat atau bagian Alkitab, harus selaras dengan penafsiran
yang benar.

Hermeneutik menjadi jembatan antara dari Alkitab sebagai sumber kebenaran tentang
Allah dengan tindakan mengaktualisasikan kebenaran. Manfaat hermeneutik dalam
menafsirakan Alkitab adalah untuk mengetahui dan menganalisa setiap arti dalam Alitab serta
mengetahui sejarah, latar belakang dari setiap kitab yang akan ditafsirkan. Dalam
menafsirkan Alkitab, ada banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk menafsirkan
dari teks Alkitab atau isi Alkitab dan salah satunya metode yang digunakan yaitu metode
Historis Kritis. Inilah salah satu metode penafsiran yang dipakai seorang penafsir untuk dapat
menafsirkan Alkitab, terutama dalam penafsiran Perjanjian Baru.

Dalam peraturan-peraturan atau hukum-hukum untuk menafsirakan Alkitab, kita harus


memahami Alkitab :

1. Alkitab mempunyai otoritas yang mutlak.


2. Alkitab mempunyai hukumnya tersendiri untuk menafsirkannya.
3. Tujuan pertama Hermeneutik adalah untuk menemukan atau mengerti maksud
penulis.

Hermeneutik mempunyai dua fungsi yang penting sekali dalam penafsiran Alkitabiah, Yaitu :

 Menjadi Jembatan di antara pikiran penulis dan pengertian kita.


 Melindungi Artinya yang sebenarnya.

Teks-teks Alkitab perlu ditafsirkan, karena pesan sebenarnya dari teks tersebut tidak
selalu jelas bagi para pendengar atau pembaca yang baik lagi hidup sezaman dengan teks-teks
tersebut. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang secara
langsung dan harafiah didiktekan kepada manusia. Para penulis kitab-kitab dalam Alkitab
(yang adalah manusia) menulis karangan-karangannya berdasarkan alam pikiran, kebudayaan
dan konteks historis tertentu, yang bukan alam pikiran, kebudayaan dan konteks para
pembaca atau pendengar pada zaman kemudian dan pada zaman sekarang. Maksudnya, teks-
teks Alkitab harus digali, lalu diterjemahkan kedalam alam pikiran kita disini dan saat ini,
jadi, Alkitab membutuhkan penafsiran. Untuk itu perlu adanya sejumlah prinsip dan metode
atau patokan untuk menafsirkan pesan Alkitab yang sebenarnya. Dengan langkah itu,
diharapkan kekeliruan dan kesalahpahaman dapat dicegah dan diminimalisasi. Teks Alkitab
ditulis sekian ratus tahun yang lalu dan ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani. Oleh
karena itu, Alkitab perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang masih hidup. Setiap
terjemahan mengandung unsur tafsiran dan setiap bahasa pasti ada rasa bahasa yang tidak
dapat diterjemahkan, karena itu, setiap terjemahan tentu mengandung kelemahan.
Penerjemah hanya dapat menerjemahkan apa yang dimengerti dan sejauh yang dapat
dimengerti.

Dalam penafsiran Alkitab, ada dua metode dan prinsip dalam menafsirkan Alkitab yaitu :

 Prinsip dan Metode penafsiran Alkitab secara umum :


 Analisa teks : Mencari naskah Alkitab yang paling baik atau paling tepat sesuai
dengan kata naskah aslinya. (Yunani, Ibrani)
 Analisa Isi Alkitab
 Analisa Sejarah dan Latar belakang
 Analisa konteks. Kata Konteks di sini dipakai untuk menunjukkan hubungan yang
menyatukan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan keadaan atau peristiwa yang
terjadi
 Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab secara Khusus :
 Bahasa kiasan adalah suatu cara komunikasi (lisan atau tertulis) yang
menyampaikan suatu berita dengan cara memperbandingkan, atau mengasosiasikan
dengan hal lain
 Perumpamaan adalah cerita-cerita yang dipakai dengan maksud untuk menjelaskan
suatu ajaran moral atau kebenaran rohani. Tujuannya supaya para pembaca lebih
mudah mengerti kebenaran rohani atau kerajaan Allah
 Allegori, Perumpamaan yang bersifat dongeng, legenda yang ditafsirkan menjadi
pesan rohani.
Kesimpulan

Para penafsir Alkitab harus mempelajari hermeneutik, karena pada dasarnya seorang
penafsir tidak terlepas dari para pendahulunya. Sejarah hermeneutik dimulai oleh orang-
orang Israel Kuno. Bahkan sejak awal perkembangan penafsiran Biblikal sudah dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, politik, budaya, masyarakat dan semangat mengabarkan injil.
Hermeneutik berkembang dari zaman ke zaman sampai kepada hermeneutik abad Modren
yaitu setelah perang dunia II.

Hermeneutik Alkitabiah dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-


prinsip, aturan, dan patokan yang menolong kita untuk mengerti pesan dan maksud
sesungguhnya yang hendak disampaikan oleh teks-teks Alkitab. Alkitab adalah Firman Allah,
namun Firman itu disampaikan kepada manusia juga melalui manusia, yaitu para penulis
Alkitab, yang memiliki latar belakang tempat dan situasi kehidupan sendiri, yang menulis
pada waktu tertentu dengan gaya dan bahasa serta bentuk sastranya sendiri, dengan segala
watak kemanusiannya sendiri, dan dengan maksud dan tujuan praktisnya sendiri. Agar
Firman Allah itu menjadi jelas bagi manusia, maka Firman tersebut perlu ditafsirkan.

Hermeneutik menjadi jembatan antara dari Alkitab sebagai sumber kebenaran tentang
Allah dengan tindakan mengaktualisasikan kebenaran. Manfaat hermeneutik dalam
menafsirakan Alkitab adalah untuk mengetahui dan menganalisa setiap arti dalam Alitab serta
mengetahui sejarah, latar belakang dari setiap kitab yang akan ditafsirkan. Alkitab
membutuhkan penafsiran. Untuk itu perlu adanya sejumlah prinsip dan metode atau patokan
untuk menafsirkan pesan Alkitab yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai