Antiokhia, Ia mendapat julukan “CHRYSOSTOMUS” Χρυσόστομος, dari bahasa Yunani, yang artinya “Mulut emas” dan “Maha seorang pengkhotbah” atau “mulut kencana”.
Ayahnya adalah seorang perwira militer yang tewas tak
lama setelah Yohanes lahir. Ibunya bernama Anthusa. Yohanes mempunyai kakak perempuan. Dia berasal dari keluarga yang berada dan mampu memberikan pendidikan yang sangat bagus bagi Yohanes. Tahun 381 Ia ditabiskan menjadi diaken. Yohanes dikenali karena kemampuannya berkhotbah. Dalam kemampuannya itu, ia mendapat julukan “Chrysostomus”.
Tahun 397, keuskupan Konstantinopel kosong. Kaisar
Arcadius memilih Yohanes Chrysostomus sebagai uskup di Konstantinopel. Ia ditabiskan dan dikukuhkan sebagai Uskup Agung kota Konstantinopel pada tahun 398. PENDIDIKAN YOHANES CHRYSOSTOMUS • Yohanes mempelajari ilmu Retorika (keterampilan berbahasa, berpidato) dari seorang guru kafir terkenal yang bernama Libanius. Setelah kematian ibunya, Ia masuk biara yang dikhususkan untuk ajaran agama. • Yohanes juga mengikuti Sekolah Theologi Antiokhia dan melakukan pendekatan harfiah terhadap Alkitab. • Yohanes mengkhotbahkan tentang pesan-pesan kitab Kejadian, injil Matius, Yohanes dan Surat Roma. Ia juga menulis tafsiran-tafsiran. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan menurut Yohanes
Chrysostomus adalah melayani lingkungan dengan berani dan setia. Keberanian dan kesetian dia pelajari dari seorang Ibunya. SIAPA GURU Guru menurut Yohanes Chrysostomus adalah guru yang mampu mendidik dengan baik dan mampu menegur atau menentang segala perbuatan dosa. Salah satu Guru Yohanes Chrysostomus adalah Libanius, yang mengajarkan tentang ilmu Retorika. SIAPA PELAJAR/MURID
Murid menurut Yohanes Chrysostomus
adalah murid yang memiliki keterampilan berbahasa dan melakukan pendekatan terhadap Alkitab. KURIKULUM Menghasilkan seorang olahragawan bagi Kristus. Seorang olahragawan yang mampu menganut pola hidup yang sederhana dibawah bimbingan yang tegas dan disiplin. bukan pola hidup yang menggairahkan hasrat akan kemewahan. SUMBANGAN PEMIKIRAN Sebagai seorang Uskup Agung Konstantinopel, Yohanes Chrysostomus sangat berani dalam usaha menerapkan peraturan Gerejawi. Sumbangan pemikiran dari Yohanes Chrysostomus adalah buah pikirannya yang ditulis dalam buku “jalan yang layak bagi para orangtua untuk mendidik anaknya”