Oleh:
YULIAN DWI ANGGORO
NIM 0250111020462
JURUSAN DHARMADUTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2015
KATA PENGANTAR
Namo Buddhaya,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang
Tiratana, para Buddha, Bodhisatva, Mahasatva yang telah melimpahkan berkah
dan lindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini.
Laporan ini disusun sebagai bukti pertanggungjawaban kepada dosen
mata kuliah Model, Strategi, dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha. Laporan
Observasi juga merupakan tugas untuk mengisi Ujian Akhir Semester (UAS).
Penulis menyadari bahwa laporan ini tersusun berkat bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa saran maupun bantuan material. Oleh karena itu, penulis
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Sapardi, S. Ag., M. Hum., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha
Negeri Sriwijaya Tangerang Banten;
2.
3.
4.
5.
Serta kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu. Sehingga observasi yang dilakukan
dapat terlaksana dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini sebagai suatu
Penulis
DAFTAR ISI
11
11
11
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
sosial anak. Pendekatan bervariasi yang dibutuhkan karena setiap individu juga
bervariasi. Pendekatan pengalaman yang didapat siswa dalam belajarnya yang
dapat diterapkan dalam kehidupannya. Pendekatan emosional agar siswa dapat
terbebtuk dengan emosi atau rasa ingin tahunya. Pendekatan fungsional yang
dapat difungsikan siswa dalam kehidupannya. Pendekatan-pendekatan tersebut
bertujuan supaya pendidik dapat mengetahui permasalahan yang membuat anak
didik mengalami permasalahan dalam menerima pembelajaran.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. Maksud
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dapat dijadikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk lebih mendalami peran dari kegiatan Sekolah Minggu
Buddha (SMB) dalam pengembangan Buddha Dhamma. Penelitian yang
dilakukan oleh penulis dilaksanakan dalam wujud observasi lapangan. Penulis
bermaksud untuk memberikan gambaran tentang kegiatan Sekolah Minggu
Buddha dari berbagai aspek seperti peran dari seorang guru dan pengurus dalam
kegiatan SMB, model pengajaran yang digunakan dalam SMB, hambatan yang
dihadi oleh guru dalam pembelajaran SMB dan cara untuk mengatasi hambatan
yang dialami, serta strategi yang digunakan oleh vihara untuk mengembangkan
Sekolah Minggu Buddha (SMB).
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui profil dari SMB yang diteliti
b. Untuk mengetahui peran guru dan pengurus vihara dalam kegiatan SMB
c. Untuk mengetahui model pengajaran yang digunakan dalam kegiatan SMB
d. Untuk mengetahui hambatan yang dialami guru dan cara mengatasi
hambatan tersebut
e. Untuk mengetahui strategi yang digunakan vihara dalam pengembangan
SMB.
BAB II
HASIL OBSERVASI
awal
perkembangan
bangunan
yang
permanen
adalah
merupakan
salah
satu
komponen
penting
dalam
suatu
minggu
di
Vihara
Dharma
Ratna.
Setiap
minggu,
pengurus
disampaikan menjadi sulit untuk dipahami oleh pesrta SMB. Hambatan lain yang
dialami oleh guru dalam kegiatan SMB berupa karakter anak yang masih sangat
labil. Proses pembelajaran SMB yang seharusnya berlangsung kondusif menjadi
berantakan dan ramai karena ada banyak anak yang bersikap hiperaktif. Anakanak lebih suka bermain sendiri dan mengganggu teman yang lain dibandingkan
mendengarkan uraian materi yang diberikan oleh guru. Sikap anak yang
hiperaktif membuat guru harus bekerja ekstra untuk dapat mengembalikan
kondisi kelas supaya kembali kondusif. Kondisi ruangan yang ramai akan
membuat pembelajaran tidak berhasil.
Cara yang digunakan untuk mengatasi hambatan yang terjadi adalah
dengan membuat sekolah minggu sebagai wadah yang menyenangkan untuk
belajar Dhamma, mempersiapkan guru atau pembina sekolah minggu yang
berkualitas sehingga dalam mendidik anak bisa lebih siap dan terprogram dengan
baik. Selain itu, untuk mengatasi hambtan yang dialami oleh guru, setiap bulan
pengurus mengadakan breefing pembina sekolah minggu untuk mengakomodir
segala permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh guru atau pengurus
dalam kegiatan SMB. Kegiatan breefing yang dilakukan akan ada masukanmasukan dan ide-ide dari para pembina sekolah minggu untuk mengatasi
hambatan yang dialami. Apabila hambatan yang dialami tidak dapat diatasi maka
pengurus sekolah minggu akan meminta pendapat dari pimpinan dayakasabha
Vhiara Dharma Ratna.
2.5 Strategi Vihara dalam Pengembangan SMB
Strategi yang digunakan vihara untuk pengembangan SMB dengan
meningkatkan kualitas pembina sekolah minggu dengan mengadakan pelatihan.
Peltihan dilakukan supaya pembina sekolah minggu memiliki skill
atau
10
Permainan akan membuat anak belajar dengan hati yang gembira tanpa ada
tekanan karena rasa takut pada guru atau pembina sekolah minggu.
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Sekolah minggu merupakan sebuah sarana yang sangat penting bagi
perkembangan Buddha Dhamma. Sekolah minggu memberikan pendidikan
ajaran Buddha sejak dini. Anak-anak lebih bersemangat dalam belajar Dhamma
dengan adanya sekolah minggu karena sistim pembelajaran yang menarik dan
tidak monoton. Sekolah minggu lebih menarik karena ada guru yang memiliki
kualitas dalam menerapkan kreativitas yang dimiliki dalam proses pembelajaran.
Guru memiliki strategi untuk membuat sekolah minggu menjadi pembelajaran
Buddha Dhamma yang bervariasi.
Vihara pasti memiliki hambatan dalam proses sekolah minggu baik itu
berupa kekurangan guru yang berkualitas maupun karakter dari anak yang masih
sangat labil. Semua hambatan yang ada diselesaikan dengan cara musyawarah
bersama untuk menemukan solusi yang paling tepat. Sekolah minngu yang
berkualitas akan berkembang dengan baik dalam masyarakat. Perkembangan
sekolah minggu yang semakin membaik akan membuat ajaran Buddha tetap
lestari karena generasi muda Buddhis sudah memiliki bekal yang baik dari
pengajaran sekolah minggu.
3.2 SARAN
Dalam Pelaksanaan observasi yang telah dilakukan, penulis mempunyai
saran yang ditujukan untuk berbagai pihak, yaitu:
3.2.1
3.2.2
pembelajaran
sekolah
menyenangkan.
11
minggu
tidak
harus
tegang
tetapi
12
3.2.3
12
13
13
14
PANDUAN OBSERVASI
SEKOLAH MINGGU BUDDHA
VIHARA DHARMA RATNA
No
1
Aspek
Ada
c. Profil SMB
d. Dokumentasi SMB
j. Ruang Perpustakaan
Keterangan
Tidak Ada
Kegiatan SMB
a. Kelengkapan Altar
14
15
PEDOMAN WAWANCARA
PEMBINA SEKOLAH MINGGU
VIHARA DHARMA RATNA
15
16
16
17
Transkip Wawancara
Narasumber : M.D. Tinageren
Tanggal Wawancara : 08 November 2014
18
18
19
Transkip Wawancara
Narasumber : M.D. Tinageren
Tanggal Wawancara : Minggu, 11 Januari 2015
19
20
Penanya: bagaimana cara untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru,
pak?
Informan: kita setiap bulan selalu adakan breefing pembina sekolah minggu
untuk
Dari breefing akan ada masukan-masukan dan ide-ide dari para pembina
dan pengurus sekolah minggu untuk mengatasi hambatan tersebut, apabila
tidak bisa diatasi pengurus sekolah minggu akan meminta advice dari
pimpinan dayaka Vihara Dharma Ratna.
Penanya: iya pak, metode yang digunakan dalam mengajar SMB bagaiamana,
pak?
Informan: ceramah, tanya jawab, diskusi, bermain sambil belajar Dhamma,
menumbuhkan rasa kepedulian atau rasa sosial dengan berkunjung ke panti
asuhan, panti jompo, dan sekolah jalanan, kreativitas, mengembangkan
bakat siswa dengan berbagai kegiatan kesenian.
Penanya: bagaimanakah strategi yang vihara gunakan untuk pengembangan
SMB?
Informan: membuat sekolah minggu sebagai wadah yang menyenangkan buat
siswa untuk belajar Buddha Dhamma, mempersiapkan guru atau pembina
sekolah minggu yang berkualitas sehingga dalam mendidik anak bisa lebih
siap dan terprogram dengan baik.
Penanya: oh iya pak, terima kasih atas bantuannya. Jika saya butuh bantuan lagi
saya bisa menghubungi bapak kembali.
Informan: ya
Penanya: Namo Buddhaya Pak
Informan: Namo Buddhaya
20
21
Nama
Tingkat Kelas
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
Avera
Clara
Cleopatra
Darren
Farrean
Jasmine
Jave
Jovan
Kallita
Keisha
Kennard
Kenzo
Kim Houw
Leshia Aura
Melani
Ryo Viriya
Tatan
Aiycasan Javal
Andrew Hung
Aviana
Calista
Daeshandra
Deldney
Excell
Hassel
Inez
Inge
Jannetta
Jocelyn Gazali
Kennard Pratama Ependi
Levia
Meishia
Metta
Michel
Natha
Rio
Riri Jessiya
Sherleen
Sihan Kacana
Sila
Valensia Tandri
Valerie
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
22
Analaya
Arya
Callesta Kangetty
Clark
Darren
Delen
Hanzel
Justin C H
Keizha Paramitta
Keysia Hang Lin
Licen
Luping
Manju
Manjushri
Masase Putra Sunata
Metta
Nadia
Nicya F C
Ploseline
Ravela
Regine
Widgi
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
Albert
Angel
Angel Lina Karlin
Angeline A J
Arien
Celin
Fania
Fayola
Henry
Indivaro
Jansan
Jansen
Jovan
Kenzie
Khoisila N A
Nabila
Phyol
Rendy
Sila
Tappey
Vigo
Vincent
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
Charlotte
4 SD
22
23
Edwin
Ellina Dewi
Gabriel
Ijinong K Chon
Jannyacitta
Keishya
Marsel Cornelius
Raselyn Isabella
Ryan Hangralim
Tommy
Vimala
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
Albert V J
Christiana
Dhita
Dicky
Dipa Setiawan
Griselda
Henzen
Irene
Jason
Jennifer Hung
Jessica A
Raveline
Ryan
Sandra
Vingki
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
Adit
Ananda
Ananda Saputra
Carissa
Catherine
Citta
Danantha
Delisa
Dhamma
Dhira
Felia Yahjudi
Henry
Louis
Rayner
Syasya
Vincent Dava S
Yonathan
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
23
24
Foto-Foto Observasi
24
25
25