Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN OBSERVASI

SEKOLAH MINGGU BUDDHA


VIHARA DHARMA RATNA
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Model, Strategi, dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha
Dosen Pengampu: Sugianto, S.Ag.

Oleh:
YULIAN DWI ANGGORO
NIM 0250111020462

JURUSAN DHARMADUTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2015

KATA PENGANTAR
Namo Buddhaya,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang
Tiratana, para Buddha, Bodhisatva, Mahasatva yang telah melimpahkan berkah
dan lindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini.
Laporan ini disusun sebagai bukti pertanggungjawaban kepada dosen
mata kuliah Model, Strategi, dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha. Laporan
Observasi juga merupakan tugas untuk mengisi Ujian Akhir Semester (UAS).
Penulis menyadari bahwa laporan ini tersusun berkat bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa saran maupun bantuan material. Oleh karena itu, penulis
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Sapardi, S. Ag., M. Hum., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha
Negeri Sriwijaya Tangerang Banten;

2.

Bapak Sugianto, S. Ag., selaku dosen pengampu mata kuliah Model,


Strategi, dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha;

3.

Bapak Tinageren, selaku pembina Sekolah Minggu Buddha Vihara Dharma


Ratna;

4.

Seluruh umat Buddha Vihara Dharma Ratna;

5.

Serta kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu. Sehingga observasi yang dilakukan
dapat terlaksana dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini sebagai suatu

bentuk pertanggungjawaban masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena


itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan yang lebih baik pada penulisan laporan yang selanjutnya.
Tangerang, Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................

1.2 Maksud dan Tujuan ...............................................................

BAB II HASIL OBSERVASI .......................................................................

2.1 Profil Sekolah Minggu .............................................................

2.2 Peran Guru dan Pengurus dalam Sekolah Minggu .....................

2.3 Model Pembelajaran Sekolah Minggu .......................................

2.4 Hambatan dalam Sekolah Minggu dan Cara Mengatasi ..............

2.5 Strategi Pengembangan Sekolah Minggu ..................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................

11

3.1 Simpulan ..............................................................................

11

3.2 Saran ...................................................................................

11

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sekolah Minggu Buddhis (SMB) merupakan pembelajaran tambahan yang
khusus diberikan kepada anak-anak Buddhis. SMB dilaksanakan pada hari Minggu
dan pembelajarannya lebih banyak menyangkut tentang Agama Buddha. Setiap
anak Buddhis pasti sudah pernah mengikuti SMB. SMB memberikan pemahaman
yang lebih mendalam terhadap ajaran Buddha yang dimulai sejak dini. Proses
kegiatan belajar mengajar yang terjadi dalam SMB tidak lepas dari strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran berarti suatu perencaan supaya kegiatan
belajar mengajar dapat tercapai.
Kegiatan SMB dibuat lebih menyenangkan dibandingkan pembelajaran di
sekolah. SMB di vihara tidak menuntut siswa untuk tunduk pada perturan, akan
tetapi masih dalam batasan sopan santun. Dalam kegiatan pembelajaran SMB,
awalnya siswa menerima materi yang diberikan dengan semangat dan senang,
tetapi beberapa menit berlangsung siswa mulai merasakan bosan, ada yang
bermain sendiri dan ketika ditanya mereka lebih bersikap pasif. Metode yang
sering dilakukan oleh pendidik ialah metode ceramah, sehingga anak cenderung
tidak berminat untuk mendengarkan materi yang diberikan. Anak-anak tidak
menyukai cerita yang panjang lebar, mereka lebih suka bermain karena itu
merupakan tugas dari anak-anak.
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima
materi pembelajaran, ada yang cepat dan ada yang lambat. Seorang pendidik
memerlukan pendekatan-pendekatan terhadap anak didik. Ada beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan pendidik yang meliputi: Pendekatan individual
yang sangat penting dilakukan seorang pendidik mengenai kesulitan belajar
anak.

Pendekatan kelompok yang diperlukan untuk mengembangkan sikap

sosial anak. Pendekatan bervariasi yang dibutuhkan karena setiap individu juga
bervariasi. Pendekatan pengalaman yang didapat siswa dalam belajarnya yang
dapat diterapkan dalam kehidupannya. Pendekatan emosional agar siswa dapat

terbebtuk dengan emosi atau rasa ingin tahunya. Pendekatan fungsional yang
dapat difungsikan siswa dalam kehidupannya. Pendekatan-pendekatan tersebut
bertujuan supaya pendidik dapat mengetahui permasalahan yang membuat anak
didik mengalami permasalahan dalam menerima pembelajaran.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. Maksud
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dapat dijadikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk lebih mendalami peran dari kegiatan Sekolah Minggu
Buddha (SMB) dalam pengembangan Buddha Dhamma. Penelitian yang
dilakukan oleh penulis dilaksanakan dalam wujud observasi lapangan. Penulis
bermaksud untuk memberikan gambaran tentang kegiatan Sekolah Minggu
Buddha dari berbagai aspek seperti peran dari seorang guru dan pengurus dalam
kegiatan SMB, model pengajaran yang digunakan dalam SMB, hambatan yang
dihadi oleh guru dalam pembelajaran SMB dan cara untuk mengatasi hambatan
yang dialami, serta strategi yang digunakan oleh vihara untuk mengembangkan
Sekolah Minggu Buddha (SMB).
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui profil dari SMB yang diteliti
b. Untuk mengetahui peran guru dan pengurus vihara dalam kegiatan SMB
c. Untuk mengetahui model pengajaran yang digunakan dalam kegiatan SMB
d. Untuk mengetahui hambatan yang dialami guru dan cara mengatasi
hambatan tersebut
e. Untuk mengetahui strategi yang digunakan vihara dalam pengembangan
SMB.

BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Profil Sekolah Minggu Buddha


Vihara Dharma Ratna berdiri di atas tanah yang memiliki luas 1141 meter
persegi. Vihara Dharma Ratna terletak di Jl. Husein Sastranegara no.77 Rt 04 Rw
04 Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang. Vihara didirikan
pada tanggal 24 Maret 1992 yang diprakarsai oleh Bapak Suryadi Mansyur.
Vihara Dharma Ratna terdiri dari 2 bangunan terpisah yang saling terhubung.
Bangunan pertama yang memiliki luas total 220 meter persegi, terdiri dari 2
lantai yang digunakan sebagai tempat puja bakti muda-mudi, manula, dan kantor
sekretariat di lantai dasar. Bangunan kedua memiliki luas total 2200 meter
persegi, terdiri dari 3 lantai dan 2 lantai tambahan yang merupakan gedung
utama dari Vihara Dharma Ratna. 3 lantai pertama gedung Vihara digunakan
sebagai tempat untuk kegiatan sekolah minggu, kuti, poliklinik, ruang rapat,
perpustakaan, kantor warta, dan Dhammasala utama di lantai 3 yang digunakan
sebagai tempat puja bakti umum.
Tanggal 24 Maret 1992 merupakan puja bakti pertama bagi umat Vihara
Dharma Ratna. Puja bakti bertempat di rumah milik Bapak Suryadi Mansyur.
Dahulu nama Dharma Ratna masih berupa cetiya yang diberikan oleh Romo O.
Wangulimala yang artinya adalah Permata Dharma. Seiring perkembangan dan
perjalanan waktu, Cetiya Dharma Ratna berpindah dari rumah Bapak Suryadi ke
rumah Bapak Tan Cin Wie. Pada tahun 1994, ruang Dhammasala dibangun.
Walaupun ruang Dhammasala yang dibangun sangat sederhana, tetapi sudah
sangat membanggakan bagi umat Buddha di Jurumudi, Tangerang.
Cetiya Dharma Ratna dibangun di atas lahan milik salah satu umat.
Pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Y.M. Bhikkhu
Subhapanno. Peletakan batu pertama menandai perubahan Cetiya Dharma Ratna
menjadi Vihara Dharma Ratna. Pembangunan Vihara Dharma Ratna tidak
berhenti sampai disitu. Pembangunan terus berlanjut sampai sekarang. Pada
tanggal 24 Maret 2002, Vihara Dharma Ratna dihibahkan kepada Sangha

Theravada Indonesia. Pada tanggal 7 Juni 2003, Y.M. Bhikkhu Abhayanando


dipercaya oleh Sangha Theravada Indonesia menjadi Kepala Vihara Dharma
Ratna sampai sekarang. Sejak saat itu, perkembangan Vihara Dharma Ratna
sangat pesat, baik dari segi jumlah umat maupun pembangunan fisik vihara.
Perkembangan umat yang semakin banyak dan aktivitas yang semakin beragam
menumbuhkan ide untuk menambah bangunan semi permanen. Bangunan semi
permanen akan digunakan untuk menunjang kegiatan sekolah minggu dan puja
bhakti umum.
Tahap

awal

perkembangan

bangunan

yang

permanen

adalah

pembangunan gedung sekolah minggu yang kemudian menjadi gedung Ratana


Phala. Gedung Ratana Phala saat ini digunakan sebagai temapat kegiatan
sekolah minggu kelas PG (Play Group) dan TK (Taman Kanak-kanak). Tahap
kedua pembangunan gedua dimulai dengan melakukan penggalangan dana.
Penggalangan dana dilaksanakan melalui penempatan 1250 rupang Arahat di
gedung sekolah minggu, malam dana di Sun City, dan pengajuan proposal
kepada para donatur dan simpatisan. Akhirnya peletakan batu pertama dilakukan
pada bulan Juni 2010. Proses pembangunan terus berlanjut sampai pada bulan
Mei, tepat pada saat detik-detik Waisak 2554, gedung baru dapat digunakan
sampai saat ini.
Sekolah Minggu Vihara Dharma Ratna memiliki beberapa ruangan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Ruang pembelajaran SMB terbagi
berdasarkan tingkatan kelas. Kelompok anak dari kelas TK B-kelas 1 SD
menempati ruang Karuna, kelas 2-3 SD menempati ruang Mudita, kelas 4-5 SD
menempati ruang Upekkha, kelas 6 SD-SMP menempati ruang di bagian paling
tengah. Semua ruangan tersebut terletak di lantai 2 gedung utama. Anak-anak
yang termasuk dalam kelompok PG-TK A menempati ruang Rahula yang berada
di lantai 1 gedung Ratana Phala. Jumlah anak Sekolah Minggu Vihara Dharma
Ratna sebanyak 200 siswa. Jumlah guru dan pengurus Sekolah Minggu Vihara
Dharma Ratna sebanyak 20 orang dengan kualifikasi pendidikan, yaitu SMA,
Mahasiswa, dan sarjana atau lulusan S1, serta Sarjana Agama Buddha. Sekolah
Minggu Buddha Vihara Dharma Ratna telah terdaftar di Kementerian Bimbingan
Masyarakat Buddha Provinsi banten dan tidak mendapat kesulitan dalam proses
pendaftaran di Kementerian Agama.

2.2 Peran Guru dan Pengurus di SMB


Guru

merupakan

salah

satu

komponen

penting

dalam

suatu

pembelajaran. Pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bimbingan dan


pemberian materi dari seorang guru. Efektivitas dan efisiensi belajar individu
dalam pembelajaran sangat bergantung pada peran guru. Guru memberikan
semua pengetahuan yang dimiliki kepada peserta didik supaya mendapatkan
pengetahuan yang baru. Guru memberikan pengajaran yang bermacam-macam
supaya peserta didik mudah memahami materi yang diberikan.
Peran dari seorang guru tidak pernah terlepas dari kondisi peserta didik
itu sendiri. Guru berperan dalam menciptakan situasi yang kondusif dalam proses
pembelajaran SMB. Guru juga berperan sebagai pemimpin yang mengatur segala
kondisi yang ada dalam ruang kegiatan pembelajaran SMB. Seorang guru
berperan untuk menggerakkan peserta didik untuk bersikap aktif dan kreatif
dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga berperan sebagai pembimbing.
Pembimbing di sini berarti bahwa guru harus mengetahui kesulitan yang dialami
oleh peserta SMB. Setelah guru mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik,
guru memberikan sebuah solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam kegiatan
SMB. Setelah kegiatan pembelajaran SMB selesai dilaksanakan, guru melakukan
sebuah evaluasi terhadap proses dari kegiatan SMB yang telah dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan kegiatan sekolah minggu, guru dibantu oleh pengurus
vihara. Pengurus vihara bertugas untuk menyusun jadwal pengajar dan
menentukan tema untuk materi yang akan disampaikan setiap minggu. Pengurus
juga berperan sebagai fasilitator dalam penginputan data anak yang mengkuti
sekolah

minggu

di

Vihara

Dharma

Ratna.

Setiap

minggu,

pengurus

mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan


SMB. Jadi, Guru dan pengurus berperan penting dalam kegiatan sekolah minggu
sebagai operaional kegiatan selama sekolah minggu berlangsung.
2.3 Model Pengajaran SMB
Kegiatan sekolah minggu di Vhara Dharma Ratna menggunakan berbagai
macam model pembelajaran untuk mengajarkan Dhamma kepada pesrta didik.
7

Model pembelajaran tersebut meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, bermain


sambil belajar Dhamma, menumbuhkan rasa kepedulian atau ras sosial dengan
berkunjung ke panti asuhan, panti jompo, dan sekolah jalanan, kreativitas,
mengembangkan bakat dengan berbagai kegiatan kesenian.
Ceramah adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru
memberikan uraian materi secara panjang lebar dan siswa bertindak sebagai
pendengar. Model ceramah akan menjadi kegiatan pembelajaran yang aktif
apabila dalam ceramah diselingi dengan tanya jawab yang dapat membangkitkan
imajinasi pesrta didik untuk berpikir mengenai materi yang dijelaskan. Ceramah
akan membosankan apabila guru tidak melihat kebutuhan peserta didik dan
hanya terpaku pada uraian materi yang dijelaskan.
Diskusi adalah model pembelajaran dengan membentuk kelompokkelompok dalam sebuah kelas. Dalam pembelajaran SMB, diskusi dilakukan untuk
membahas materi Dhamma yang telah dijelaskan oleh guru. Peserta didik
mencari informasi penting yang terkandung dalam uraian materi yang telah
dijelaskan oleh guru. Setelah materi telah terkumpul, setiap kelompok mengutus
satu atau dua anggota kelompoknya untuk memaparkan informasi yang telah
dikumpulkan.
Bermain sambil belajar Dhamma dilaksanakan dengan melakukan
permainan seperti permainan konsentrasi. Permainan konsentrasi bertujuan
untuk melatih tingkat konsentrasi dari peserta didik dalam SMB. Peserta didik
yang konsentrasinya kurang dapat terlihat ketika anak tersebut mengalami
kesalahan dalam permainan.
Sikap sosial harus ditumbuhkan kepada anak-anak mulai sejak dini.
Pengajaran sekolah minggu yang mengajarkan anak untuk berkunjung ke panti
asuhan dan panti jompo akan memupuk rasa sosial anak. Sikap sosial yang
ditumbuhkan sejak dini akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan
hidup kemasyarakatan anak pada saat anak tersebut mulai terjun di masyarakat.
2.4 Hambatan yang Dihadapi Guru dan Cara Mengatasinya
Hambatan yang dialami oleh guru dalam kegiatan SMB berupa kesiapan
guru dalam proses pembelajaran. Guru yang belum siap untuk mengajar sekolah
minggu akan membuat proses pembelajaran kurang efektif. Materi yang

disampaikan menjadi sulit untuk dipahami oleh pesrta SMB. Hambatan lain yang
dialami oleh guru dalam kegiatan SMB berupa karakter anak yang masih sangat
labil. Proses pembelajaran SMB yang seharusnya berlangsung kondusif menjadi
berantakan dan ramai karena ada banyak anak yang bersikap hiperaktif. Anakanak lebih suka bermain sendiri dan mengganggu teman yang lain dibandingkan
mendengarkan uraian materi yang diberikan oleh guru. Sikap anak yang
hiperaktif membuat guru harus bekerja ekstra untuk dapat mengembalikan
kondisi kelas supaya kembali kondusif. Kondisi ruangan yang ramai akan
membuat pembelajaran tidak berhasil.
Cara yang digunakan untuk mengatasi hambatan yang terjadi adalah
dengan membuat sekolah minggu sebagai wadah yang menyenangkan untuk
belajar Dhamma, mempersiapkan guru atau pembina sekolah minggu yang
berkualitas sehingga dalam mendidik anak bisa lebih siap dan terprogram dengan
baik. Selain itu, untuk mengatasi hambtan yang dialami oleh guru, setiap bulan
pengurus mengadakan breefing pembina sekolah minggu untuk mengakomodir
segala permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh guru atau pengurus
dalam kegiatan SMB. Kegiatan breefing yang dilakukan akan ada masukanmasukan dan ide-ide dari para pembina sekolah minggu untuk mengatasi
hambatan yang dialami. Apabila hambatan yang dialami tidak dapat diatasi maka
pengurus sekolah minggu akan meminta pendapat dari pimpinan dayakasabha
Vhiara Dharma Ratna.
2.5 Strategi Vihara dalam Pengembangan SMB
Strategi yang digunakan vihara untuk pengembangan SMB dengan
meningkatkan kualitas pembina sekolah minggu dengan mengadakan pelatihan.
Peltihan dilakukan supaya pembina sekolah minggu memiliki skill

atau

keterampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak SMB.


Pembina sekolah minggu yang sudah terlatih akan membuat pembelajaran lebih
baik dan menarik. Vihara juga menjadikan SMB sebagai wadah yang
menyenangkan untuk belajar Dhamma. Anak-anak akan merasa nyaman,
semangat, dan bergembira dalam belajar jika pembelajaran Dhamma dikemas
dalam bentuk yang tidak monoton. Sekolah minggu dijadikan sebagai tempat
untuk menumbuhkan berbagai sifat dan keterampilan yang positif seperti sifat

10

kepemimpinan dan berbagai bentuk kreativitas. Pembelajaran Dhamma di vihara


juga tidak hanya bersifat ceramah akan tetapi melalui berbagai media yang ada
seperti

sebuah permainan yang mendidik pengetahuan Dhamma anak.

Permainan akan membuat anak belajar dengan hati yang gembira tanpa ada
tekanan karena rasa takut pada guru atau pembina sekolah minggu.

10

11

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Sekolah minggu merupakan sebuah sarana yang sangat penting bagi
perkembangan Buddha Dhamma. Sekolah minggu memberikan pendidikan
ajaran Buddha sejak dini. Anak-anak lebih bersemangat dalam belajar Dhamma
dengan adanya sekolah minggu karena sistim pembelajaran yang menarik dan
tidak monoton. Sekolah minggu lebih menarik karena ada guru yang memiliki
kualitas dalam menerapkan kreativitas yang dimiliki dalam proses pembelajaran.
Guru memiliki strategi untuk membuat sekolah minggu menjadi pembelajaran
Buddha Dhamma yang bervariasi.
Vihara pasti memiliki hambatan dalam proses sekolah minggu baik itu
berupa kekurangan guru yang berkualitas maupun karakter dari anak yang masih
sangat labil. Semua hambatan yang ada diselesaikan dengan cara musyawarah
bersama untuk menemukan solusi yang paling tepat. Sekolah minngu yang
berkualitas akan berkembang dengan baik dalam masyarakat. Perkembangan
sekolah minggu yang semakin membaik akan membuat ajaran Buddha tetap
lestari karena generasi muda Buddhis sudah memiliki bekal yang baik dari
pengajaran sekolah minggu.
3.2 SARAN
Dalam Pelaksanaan observasi yang telah dilakukan, penulis mempunyai
saran yang ditujukan untuk berbagai pihak, yaitu:
3.2.1

Untuk pengurus Sekolah Minggu Buddha Vihara Dharma Ratna supaya


lebih meningkatkan kinerja dari guru yang mengajar supaya kondisi
dalam proses sekolah minggu lebih kondusif dan menarik.

3.2.2

Untuk pengajar Sekolah Minggu Buddha Vihara Dharma Ratna supaya


lebih memperhatikan kebutuhan anak-anak seperti belajar sambil bermain
karena

pembelajaran

sekolah

menyenangkan.
11

minggu

tidak

harus

tegang

tetapi

12

3.2.3

Untuk umat Buddha supaya mengembangkan setiap sekolah minggu yang


ada di vihara masing-masing sehingga ajaran Buddha terus berkembang
dan tumbuh dalam diri generasi muda Buddhis sebagai penerus dari
pembabaran Buddha Dhamma.

12

13

13

14

PANDUAN OBSERVASI
SEKOLAH MINGGU BUDDHA
VIHARA DHARMA RATNA

No
1

Aspek

Ada

Sarana dan Prasarana


a. Data SMB

b. Data Presensi SMB

c. Profil SMB

d. Dokumentasi SMB

e. Media Pembelajaran SMB

f. Ruang Kelas SMB

g. White Board + Spidol

h. Ruang Puja Bakti SMB

i. Ruang Guru/ pembina SMB

j. Ruang Perpustakaan

k. Ruang Layanan Bimbingan Siswa SMB


2

Keterangan
Tidak Ada

Kegiatan SMB
a. Kelengkapan Altar

b. Buku Panduan Puja Bakti

c. Jadwal pengajar SMB

d. Jadwal pemimpin puja bakti SMB

14

15

PEDOMAN WAWANCARA
PEMBINA SEKOLAH MINGGU
VIHARA DHARMA RATNA

1. Bagaimanakah profil sekolah minggu Anda?


Jawab: ............................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
2. Bagaimanakah peran guru dan pengurus dalam kegiatan sekolah minggu?
Jawab: ............................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
3. Bagaimanakah model pengajaran yang Anda gunakan dalam sekolah
minggu?
Jawab: ............................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
4. Apakah hambatan yang Anda hadapi dalam kegiatan sekolah minggu?
Jawab: ............................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................

15

16

5. Bagaimanakah cara Anda mengatasi hambatan yang dihadapi dalam


kegiatan sekolah minggu?
Jawab: ............................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
6. Bagaimanakah strategi yang digunakan vihara untuk mengembangkan
sekolah minggu Anda?
Jawab: ............................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................

16

17

Transkip Wawancara
Narasumber : M.D. Tinageren
Tanggal Wawancara : 08 November 2014

Penanya : Namo Buddhaya Pak


Informan : Namo Buddhaya
Penanya : Maaf mengganggu waktu bapak sebentar, kami mau menagjukan
beberapa pertanyaan berkenaan dengan sekolah minggu Vihara Dharma
Ratna
Informan : Iya Silahkan
Penanya : Apakah bapak mengetahui tentang keputusan Dirjen Bimas Buddha
tentang Syarat Pendirian SMB ?
Informan: Ya, kami mengetahuinya
Penanya : Apakah nama vihara atau yayasan yang menaungi SMB bapak?
Informan: Vihara Dharma Ratna dan langsung di bawah bimbingan Sangha
Theravada Indonesia
Penanya: Apakah pembelajaran di SMB Dharma Ratna memiliki kurikulum yang
terstruktur?
Informan: Pembelajaran SMB sudah memiliki kurukulum yang terstruktur
Penanya : Apakah pembelajaran SMB Dharma Ratna diberikan muatan tentang
tema-tema seperti Sejarah Agama Buddha, sila, dan Tipitaka?
Informan : SMB VDR sudah menggunakan muatan isi pembelajaran dengan
tema-tema seperti Sejarah Agama Buddha, Sila, Samadhi, dan Panna yang
bersumber pada Tipitaka
Penanya : Apakah muatan tersebut dikembangkan sendiri atau mengambil dari
sumber lain seperti internet misalnya?
17

18

Informan : Muatan isi pembelajaran SMB VDR di samping kita kembangkan


sendiri berdasarkan situasi dan kondisi pembelajaran sekarang dan tetap
mengacu pada sumber-sumber buku Pelajaran Agama Buddha
Penanya : Berapakah jumlah tenaga pengajar dan pengurus SMB dan apa
kualifikasinya?
Informan: Jumlah tenaga pengajar dan pengurus SMB ada 20 orang, dan
kualifikasi pendidikannya SMA, S1, dan S.Ag.
Penanya : Sumber dana SMB itu dari mana saja ya pak, terus dipakai buat apa
saja?
Informan : Dari Vihara Dharma Ratna dan Dana Paramita dari para siswa serta
para donatur, dan tersebut digunakan untuk operasional SMB VDR
Penanya : Apakah SMB Dharma Ratna telah terdaftar di Kementerian Agama
Bimas Buddha, Pak?
Informan : SMB VDR telah terdaftar di Kementerian Agama Bimas Buddha
Provinsi Banten
Penanya : Terus, ada kesulitan ngga pak waktu pendaftaran tersebut?
Informan : Tidak ada kesulitan, Bimas Buddha sangat mendukung program
seperti ini.
Penanya : Berapa jumlah peserta didik di SMB Dharma Ratna dan sebarannya?
Informan : Jumlah peserta didik ada 200 siswa, terbagi menjadi kelompok 1.
Kelas TK B-1 SD, kelompok 2. Kelas 2-3 SD, kelompok 3. Kelas 4-5 SD,
kelompok 4. Kelas 6 SD-SMP.
Penanya : Terima kasih atas informasi yang bapak berikan, selamat siang, Namo
Buddhaya
Informan : Namo Buddhaya

18

19

Transkip Wawancara
Narasumber : M.D. Tinageren
Tanggal Wawancara : Minggu, 11 Januari 2015

Penanya: Namo Buddhaya Pak


Informan: Namo Buddhaya
Penanya: Maaf sebelumnya mengganggu waktu bapak, saya ingin mengajukan
beberapa pertanyaan tentang sekolah minggu Vihara Dharma Ratna?
Informan: iya tidak apa-apa, silahkan mau tanya apa?
Penanya: begini pak, bagaimanakah sejarah dari berdirinya Sekolah Minggu
Buddha Vihara Dharma Ratna?
Informan: sebelumnya saya sudah pernah memberi saudara majalah Dharma
Ratna, di situ terdapat sejarah dari sekolah minggu kita
Penanya: iya pak, tapi saya sudah baca dan isinya hanya sejarah dari Vihara
Dharma Ratna saja pak?
Informan: iya, sejarah sekolah minggu berbarengan dengan berdirinya Vihara
Dharma Ratna purna pugar pada tahun 2010 yang lalu
Penanya: iya pak, lalu bagaimanakah peran dari seorang guru dan pengurus
dalam kegiatan SMB itu sendiri?
Informan: guru dan pengurus sangat berperan dalam menjalankan operasional
sekolah minggu
Penanya: begitu ya pak, lalu apakah hambatan yang dihadapi guru dalam proses
pembelajaran sekolah minggu?
Informan: hambatan pasti ada, seperti bagaiamana kesiapan dari seorang guru
dan karakter dari anak yang kadang labil.

19

20

Penanya: bagaimana cara untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru,
pak?
Informan: kita setiap bulan selalu adakan breefing pembina sekolah minggu
untuk

mengakonodir segala permasalahan dan hambatan yang dihadapi.

Dari breefing akan ada masukan-masukan dan ide-ide dari para pembina
dan pengurus sekolah minggu untuk mengatasi hambatan tersebut, apabila
tidak bisa diatasi pengurus sekolah minggu akan meminta advice dari
pimpinan dayaka Vihara Dharma Ratna.
Penanya: iya pak, metode yang digunakan dalam mengajar SMB bagaiamana,
pak?
Informan: ceramah, tanya jawab, diskusi, bermain sambil belajar Dhamma,
menumbuhkan rasa kepedulian atau rasa sosial dengan berkunjung ke panti
asuhan, panti jompo, dan sekolah jalanan, kreativitas, mengembangkan
bakat siswa dengan berbagai kegiatan kesenian.
Penanya: bagaimanakah strategi yang vihara gunakan untuk pengembangan
SMB?
Informan: membuat sekolah minggu sebagai wadah yang menyenangkan buat
siswa untuk belajar Buddha Dhamma, mempersiapkan guru atau pembina
sekolah minggu yang berkualitas sehingga dalam mendidik anak bisa lebih
siap dan terprogram dengan baik.
Penanya: oh iya pak, terima kasih atas bantuannya. Jika saya butuh bantuan lagi
saya bisa menghubungi bapak kembali.
Informan: ya
Penanya: Namo Buddhaya Pak
Informan: Namo Buddhaya

20

21

Daftar Anak Sekolah Minggu


Vihara Dharma Ratna

Nama

Tingkat Kelas
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B
TK B

Avera
Clara
Cleopatra
Darren
Farrean
Jasmine
Jave
Jovan
Kallita
Keisha
Kennard
Kenzo
Kim Houw
Leshia Aura
Melani
Ryo Viriya
Tatan
Aiycasan Javal
Andrew Hung
Aviana
Calista
Daeshandra
Deldney
Excell
Hassel
Inez
Inge
Jannetta
Jocelyn Gazali
Kennard Pratama Ependi
Levia
Meishia
Metta
Michel
Natha
Rio
Riri Jessiya
Sherleen
Sihan Kacana
Sila
Valensia Tandri
Valerie

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD

22

Analaya
Arya
Callesta Kangetty
Clark
Darren
Delen
Hanzel
Justin C H
Keizha Paramitta
Keysia Hang Lin
Licen
Luping
Manju
Manjushri
Masase Putra Sunata
Metta
Nadia
Nicya F C
Ploseline
Ravela
Regine
Widgi

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD

Albert
Angel
Angel Lina Karlin
Angeline A J
Arien
Celin
Fania
Fayola
Henry
Indivaro
Jansan
Jansen
Jovan
Kenzie
Khoisila N A
Nabila
Phyol
Rendy
Sila
Tappey
Vigo
Vincent

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD

Charlotte

4 SD

22

23

Edwin
Ellina Dewi
Gabriel
Ijinong K Chon
Jannyacitta
Keishya
Marsel Cornelius
Raselyn Isabella
Ryan Hangralim
Tommy
Vimala

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD

Albert V J
Christiana
Dhita
Dicky
Dipa Setiawan
Griselda
Henzen
Irene
Jason
Jennifer Hung
Jessica A
Raveline
Ryan
Sandra
Vingki

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD

Adit
Ananda
Ananda Saputra
Carissa
Catherine
Citta
Danantha
Delisa
Dhamma
Dhira
Felia Yahjudi
Henry
Louis
Rayner
Syasya
Vincent Dava S
Yonathan

6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD

23

24

Foto-Foto Observasi

24

25

25

Anda mungkin juga menyukai