Buddhaya
Kelompok 4:
Dina Maya Sari
Prayogo Pangestu
AMBALAHIKKRHULOVDA SUTTA
NIDANA
Kepada siapa
Khotbah ini dibabarkan kepada Y.M.
Rahula.
Oleh siapa
Khotbah ini dibabarkan oleh Sang
Buddha.
Di mana
Khotbah ini dibabarkan di Ambalatthika.
Latar Belakang
Pada waktu itu, Y.M. Rahula sdeang berdiam di Ambalatthika.
Kemudian, ketika petang menjelang, Yang Terberkahi bangkit dari
meditasinya dan pergi ke Y.M. Rahula di Ambalatthika. Y.M.
Rahula melihat Yang Terberkahi datang dari kejauhan dan
menyediakan tempat duduk serta menyiapkan air untuk
membasuh kaki. Yang Terberkahi duduk di tempat yang telah
disediakan dan mencuci kaki beliau. Y.M. Rahula memberi hormat
dan duduk di satu sisi. Kemudian Yang Terberkahi memberikan
nasihat dengan tiga perumpamaan.
ISI
Ambalatthikarahulovada Sutta berisi tentang
tiga perumpamaan yang ditujukan untuk
menasehati Y.M. Rahula. Tiga perumpamaan
tersebut adalah tentang:
1. tempayan air
2. gajah jantan kerajaan
Perumpamaan cermin
Untuk apakah cermin itu? untuk melihat diri sendiri
Setelah memeriksa, setelah merenungkan, barulah perbuatan itu dilakukan, perbuatan melalui
pikiran ucapan maupun badan jasmanipun harus diperiksa dan direnungkan dahulu. Tindakan
diperiksa dan direnungkan ketikan sebelum, sedang, dan setelah melakukan perbuatan.
Suatu tindakan dilakukan dengan konsekuensi tidak menyebabkan malapetaka, bajik, tidak
menyakitkan bagi diri sendiri dan orang lain.
Tetapi, suatu tindakan tidak boleh dilakukan apabila menyebabkan malapetaka, tidak bajik,
menyakitkan bagi diri sendiri dan orang lain.
anumodana
Kalian Luar
Biasa
Kesimpulan
Ambalatthikarahulovada sutta merupakan kotbah yang
diberikan di Rajagaha. Khotbah ini bercerita tentang Sang Buddha
yang mendesak putranya, Rahula, samanera berusia tujuh tahun,
tentang perlunya menjalankan peraturan moral mendasar
tentang ketulusan, dan mempraktekkan kewaspadaan. Sang
Buddha memberikan tiga perumpamaan, yaitu; pot air yang
menengadah, gajah kerajaan dan cermin.