SUCI
TI PITAKA
Pengertian Ti Pitaka
Ti : tiga
Pitaka: Keranjang
Sejarah terbentuknya
Ti Pitaka
Konsili I
1. Tempat: diadakan di Gua Sattapanni
(lereng gunung Vebhara) Rajagaha
2. Waktu: pada tahun 543 SM, tiga bulan
setelah Sang Buddha parinibbana
3. Pemimpin sidang: YA Maha Kassapa
dihadiri 500 bhikhu semuanya arahat
4. Sponsor sidang: Raja Ajatasatu
5. Tujuan sidang:
a. Menghimpun ajaran Sang Buddha
agar sistematis
b. Mengulang dhamma dan vinaya, YA
Upali mengulang vinaya dan YA
Ananda mengulang Dhamma
5. Hasil sidang:
a. Sangha menetapkan tidak akan
merubah vinaya
b. Mengadili YA Ananda
c. Mengucilkan Chana
Konsili II
1. Tempat: Vesali
2. Waktu: Tahun 443 SM berlangsung
selama 4 bulan
3. Pemimpin sidang: YA Revata di
bantu oleh YA Yasa dan dihadiri oleh
700 bhikhu arahat
4. Sponsor sidang: Raja Kalasoka
5. Tujuan sidang:
a. Membahas sekelompok bhikhu yang
menghendaki memperlunak vinaya
6. Hasil sidang:
a. Kesalahan dari bhikhu vajji yang
melanggar
pacitiya
diputuskan
melangar
vinaya (bhikhu negeri
Vajji biasa melakukan Dasavatthuni)
b. Pengulanagn kembali dhamma dan
vinaya yang dikenal dengan Satta
sati atau Yasathera Sanghiti karena
bhikhu Yasa dianggap berjasa dalm
Dasavatthuni
(yang dilakukan oleh bhikhu
Negeri Vajji)
6. Menggunakan
kebiasaan
sebagai yang bisa dijadikan
patokan. Dalam hal ini
termasuk
sejumlah
peraturan keviharaan
7. Meminum dadih , hal ini
bertebtangan dg pacitiya
35
tentang
makan
berlebihan
8. Meminum minuman keras
berbumbu (semacam tuak),
hal ini bertentangan dg
oacitiya 51
9. Memakai permadani alas
dudk yang tidak dijahit
pinggirnya,
hal
ini
bertentangan dg pacitiya
Konsili III
1. Tempat: di Pataliputta
2. Waktu: 313 SM
3. Pemimpn
sidang:
YA
Tissa
Mogaliputta berlangsung selama 9
bulan
4. Sponsor sidang: Raja Asoka dari suku
Mauriya
5. Tujuan sidang:
a. Menertibkan perbedaan pendapat
yang
dapat
mengakibatkan
perpecahan
b. Memeriksa dan menyempurnakan
kitab suci
7. Hasil sidang:
a. Abhidhamma diulang oleh YM Maha
Kassapa
sehingga
lengkap
pengertian TI Pitaka
b. YM Tissa Mogaliputta menghimpun
para arahat untuk menyusun Ti
Konsili IV
1. Tempat: di Alu Vihara (Aloka Vihara)
Matale, Sri Lanka
2. Waktu: Pada masa pemerintahan
Raja Vattagamani Abhaya (101 77
SM)
3. Pemimpin Sidang: YA Rakkhita
Mahathera dihadiri oleh 500 bhikhu
4. Tujuan
Sidang:
mencari
penyelesaian
karena
melihat
terjadinya kemungkinan
yang
mengancam ajaran dan kebudayaan
agama Buddha
5. Hasil Sidang:
a. Mengulang Ti Pitaka
b. Menyempurnakan
komentar
Ti
Pitaka
c. Menuliskan Ti Pitaka di atas daun
lontar
Konsili V
1. Tempat: Mandalay (Burma)
pada permulaan abad ke 25
sesudah Sang Buddha wafat
(th 1871) dengan bantuan
Raja Mindon
2. Kejadian penting kitab suci Ti
Pitaka diprasastikan pada
727 buah lempengan marmer
(batu pualam) yang diletakan
di bukit Mandalay.
Konsili VI
1. Tempat: Yangoon, Myanmar
(1956 MASEHI)
Tahun ini dipandang sebagai
kebangkitan agama Buddha,
mulai saat itu mulai digiatkan
penterjemahan kitab suci Ti
Pitaka ke dalam berbagai
bahasa.
lnjtn
Vinaya Pitaka
Sutta Vibhanga
Khandhaka
Mahavagga
Parivara
Culavagga
Digha Nikaya
Kuddhakapatha
Dhammapada
Majjhima Nikaya
Udana
Ittivutaka
Ti Pitaka
Sutta Nipata
Sutta Pitaka
Samyutta Nikaya
Vimanavathu
Anguttara Nikaya
Petavathu
Theragatha
Kuddhaka Nikya
Therigatha
Patisambida
Upadana
Jataka
Buddhavamsa
Niddesa
Abhidhamma
Dhammasangani
Vinaya Pitaka
Merupakan tiang penyangga
utamaa
kehidupan
suci,
berkenaan dengan peraturan
peraturan bagi para bhikhu/ni
yang ditetapkan
oleh Sang
Buddha
1. Sutta Vibhanga
Terdiri dari Maha vibhanga dan Cula
Vibhanga
1. Maha Vibhanga (bhikhu vibhanga) berisis
227 peraturan ltihan yang menjadi
sumber patimokha, terdiri dari:
a. Parajika 4 (jika dilanggar meyebabkan
seoran bhikhu kehilangan status
kebhikhuannya
b. Sanghadisesa (13 disiplin), jika dilanggar
hars diselesaikan oleh Sangha minimal 20
bhikhu
c. Aniyata (2 disiplin)
d. Nissgiya pacitiya (30 dsiplin) u mengatasi
keserakahan materi
e. Pacittiya (92 disiplin) bila dilanggar
menyebabkan kemerosotan moral
f. Patidesaniya (4 disiplin) berkenaann
dengan penerimaan makanan
g. Sekhiyadhamma (75disiplin) tatakrama
h. Adhikaranasamtha (7 disiplin) berkenana
proses hukum untuk penyelesaian
2. Khanddhaka
Terdiri dari:
1. Maha Vagga: mengandung
catatan rangkaian peristiwa
sesaat setelah pencapaian
penerangan sempurna
sampai terbentuknya Sangha
dan berbagai cara
pentasbisan bhikhu serta
peristiwa yang menyebabkan
timbulnya suat peraturan
2. Culla Vagga: mengandung
catatan sejarah peraturan
pengelolaan Sangha sampai
pada Sanghayana ke II.
3. Parivara
Merupakan rangkuman dan
pengelompokan aturan latihan
dalam vinaya yang disusun
dalam bentuk tanya jawab
untuk tujuan memeberikan
petunjuk dan pemeriksaan
Sutta Pitaka
Kumpula kotbah Sang
Buddha secara keseluruhan
yang diberikan pada
berbagai kesempatan
(beberapa kotbah dibeika
oleh siswa seperti
Sariputta, Mogalana,
Ananda dll)
l
n
j
t
n
Abhidhamma Pitaka
1. Dhammasangani: menguraikan
perincian paramatha dhamma, yaitu
etika sari batin
2. Vibhanga: menguraikan pembagian
paramatha dhamma yang terdapat
dalam buku Dhammasangani
3. Dhatukatha: menguraikan unsur batin
dari paramatha dhamma
4. Puggalapannati: menguraikan tentang
pannati, pugala dan paramatha
(penjelasan tentang tipe individu
menurut tingkat pencapaian pada sang
jalan)
5. Kathavathu, menguraikan paramatha
Dhamma dalam bentuk tanya jawab
6. Yamaka: menguraiakn paramatha
dhamaa secara berpasangan (logika
terapan)
7. Patthana: menguraiakn 24 pacaya
(hubungan antara batin dan jasmani)
Pert II
Khuddaka Nikaya