Anda di halaman 1dari 31

PENGERTIAN DAN SEJARAH KITAB

SUCI
TI PITAKA

Pengertian kitab suci


1. Wahyu Tuhan yang dibukukan
(KBBI, 2008)
2. Pedoman hidup bagi umat
beragama (KBBI, 2008)

Banyak umat Buddha


belum pernah membaca
kitab suci tapi sudah yakin

Pengertian Ti Pitaka
Ti : tiga
Pitaka: Keranjang

Mengapa kita yakin terhadap Ti


Pitaka ?

Sejarah terbentuknya
Ti Pitaka

Diawali dengan diadakannya


sidang agung (konsili) Sangha
/Sangha Samaya)

Konsili I
1. Tempat: diadakan di Gua Sattapanni
(lereng gunung Vebhara) Rajagaha
2. Waktu: pada tahun 543 SM, tiga bulan
setelah Sang Buddha parinibbana
3. Pemimpin sidang: YA Maha Kassapa
dihadiri 500 bhikhu semuanya arahat
4. Sponsor sidang: Raja Ajatasatu
5. Tujuan sidang:
a. Menghimpun ajaran Sang Buddha
agar sistematis
b. Mengulang dhamma dan vinaya, YA
Upali mengulang vinaya dan YA
Ananda mengulang Dhamma
5. Hasil sidang:
a. Sangha menetapkan tidak akan
merubah vinaya
b. Mengadili YA Ananda
c. Mengucilkan Chana

Konsili II

1. Tempat: Vesali
2. Waktu: Tahun 443 SM berlangsung
selama 4 bulan
3. Pemimpin sidang: YA Revata di
bantu oleh YA Yasa dan dihadiri oleh
700 bhikhu arahat
4. Sponsor sidang: Raja Kalasoka
5. Tujuan sidang:
a. Membahas sekelompok bhikhu yang
menghendaki memperlunak vinaya
6. Hasil sidang:
a. Kesalahan dari bhikhu vajji yang
melanggar
pacitiya
diputuskan
melangar
vinaya (bhikhu negeri
Vajji biasa melakukan Dasavatthuni)
b. Pengulanagn kembali dhamma dan
vinaya yang dikenal dengan Satta
sati atau Yasathera Sanghiti karena
bhikhu Yasa dianggap berjasa dalm

Dasavatthuni
(yang dilakukan oleh bhikhu
Negeri Vajji)

1. Menyimpan garam dalam kotak


tanduk (Singiloma kappa),
perbuatan ini bertentangan dg
pacitiya 38
2. Makan setelah bayangan tongkat
yg tegak lurus pindah selebar dua
jari, bertentangan dg pacitiya 37
3. Pergi ke desa lainnya dalam hari
yang sama, bertentangan dg
pacitiya 35
4. Mengikuti upacara uposatha
dalam sima yang sama
bertentangan dg Mahavagga
5. Mendapat persetujuan setelah
perbuatan itu dilakukan. Dalam
hal ini termasuk sejumlah
peraturan keviharaan

6. Menggunakan
kebiasaan
sebagai yang bisa dijadikan
patokan. Dalam hal ini
termasuk
sejumlah
peraturan keviharaan
7. Meminum dadih , hal ini
bertebtangan dg pacitiya
35
tentang
makan
berlebihan
8. Meminum minuman keras
berbumbu (semacam tuak),
hal ini bertentangan dg
oacitiya 51
9. Memakai permadani alas
dudk yang tidak dijahit
pinggirnya,
hal
ini
bertentangan dg pacitiya

Konsili III
1. Tempat: di Pataliputta
2. Waktu: 313 SM
3. Pemimpn
sidang:
YA
Tissa
Mogaliputta berlangsung selama 9
bulan
4. Sponsor sidang: Raja Asoka dari suku
Mauriya
5. Tujuan sidang:
a. Menertibkan perbedaan pendapat
yang
dapat
mengakibatkan
perpecahan
b. Memeriksa dan menyempurnakan
kitab suci
7. Hasil sidang:
a. Abhidhamma diulang oleh YM Maha
Kassapa
sehingga
lengkap
pengertian TI Pitaka
b. YM Tissa Mogaliputta menghimpun
para arahat untuk menyusun Ti

Konsili IV
1. Tempat: di Alu Vihara (Aloka Vihara)
Matale, Sri Lanka
2. Waktu: Pada masa pemerintahan
Raja Vattagamani Abhaya (101 77
SM)
3. Pemimpin Sidang: YA Rakkhita
Mahathera dihadiri oleh 500 bhikhu
4. Tujuan
Sidang:
mencari
penyelesaian
karena
melihat
terjadinya kemungkinan
yang
mengancam ajaran dan kebudayaan
agama Buddha
5. Hasil Sidang:
a. Mengulang Ti Pitaka
b. Menyempurnakan
komentar
Ti
Pitaka
c. Menuliskan Ti Pitaka di atas daun
lontar

Konsili V
1. Tempat: Mandalay (Burma)
pada permulaan abad ke 25
sesudah Sang Buddha wafat
(th 1871) dengan bantuan
Raja Mindon
2. Kejadian penting kitab suci Ti
Pitaka diprasastikan pada
727 buah lempengan marmer
(batu pualam) yang diletakan
di bukit Mandalay.

Mandalay tempat penyimpanan


Tipitaka di atas batu marmer

Mandalay tempat penyimpanan


Tipitaka di atas batu marmer

Tipitaka di atas batu marmer

Konsili VI
1. Tempat: Yangoon, Myanmar
(1956 MASEHI)
Tahun ini dipandang sebagai
kebangkitan agama Buddha,
mulai saat itu mulai digiatkan
penterjemahan kitab suci Ti
Pitaka ke dalam berbagai
bahasa.

Skema Kitab Suci


Ti Pitaka

lnjtn

Vinaya Pitaka

Sutta Vibhanga
Khandhaka

Mahavagga
Parivara
Culavagga
Digha Nikaya
Kuddhakapatha
Dhammapada
Majjhima Nikaya
Udana
Ittivutaka
Ti Pitaka
Sutta Nipata

Sutta Pitaka

Samyutta Nikaya

Vimanavathu
Anguttara Nikaya
Petavathu
Theragatha
Kuddhaka Nikya
Therigatha
Patisambida
Upadana
Jataka
Buddhavamsa
Niddesa
Abhidhamma

Dhammasangani

Vinaya Pitaka
Merupakan tiang penyangga
utamaa
kehidupan
suci,
berkenaan dengan peraturan
peraturan bagi para bhikhu/ni
yang ditetapkan
oleh Sang
Buddha

1. Sutta Vibhanga
Terdiri dari Maha vibhanga dan Cula
Vibhanga
1. Maha Vibhanga (bhikhu vibhanga) berisis
227 peraturan ltihan yang menjadi
sumber patimokha, terdiri dari:
a. Parajika 4 (jika dilanggar meyebabkan
seoran bhikhu kehilangan status
kebhikhuannya
b. Sanghadisesa (13 disiplin), jika dilanggar
hars diselesaikan oleh Sangha minimal 20
bhikhu
c. Aniyata (2 disiplin)
d. Nissgiya pacitiya (30 dsiplin) u mengatasi
keserakahan materi
e. Pacittiya (92 disiplin) bila dilanggar
menyebabkan kemerosotan moral
f. Patidesaniya (4 disiplin) berkenaann
dengan penerimaan makanan
g. Sekhiyadhamma (75disiplin) tatakrama
h. Adhikaranasamtha (7 disiplin) berkenana
proses hukum untuk penyelesaian

Lanjutan Sutta Vibhanga

2. Cula Vibhanga (bhikhuni


Vibhanga) terdiri 311
peraturan latihan sumber
patimokha sila untuk
bhikhuni, terdiri dari:
a. Parajika (8)
b. Sanghadisesa (17)
c. Nisagiya Pacitiya (30)
d. Pacitiya (116)
e. Patidesaniya (8)
f. Sekhiyadhamma (8)
g. Adhikaranasamatha (7)

2. Khanddhaka
Terdiri dari:
1. Maha Vagga: mengandung
catatan rangkaian peristiwa
sesaat setelah pencapaian
penerangan sempurna
sampai terbentuknya Sangha
dan berbagai cara
pentasbisan bhikhu serta
peristiwa yang menyebabkan
timbulnya suat peraturan
2. Culla Vagga: mengandung
catatan sejarah peraturan
pengelolaan Sangha sampai
pada Sanghayana ke II.

3. Parivara
Merupakan rangkuman dan
pengelompokan aturan latihan
dalam vinaya yang disusun
dalam bentuk tanya jawab
untuk tujuan memeberikan
petunjuk dan pemeriksaan

Sutta Pitaka
Kumpula kotbah Sang
Buddha secara keseluruhan
yang diberikan pada
berbagai kesempatan
(beberapa kotbah dibeika
oleh siswa seperti
Sariputta, Mogalana,
Ananda dll)

Pembagian Sutta Pitaka


1. Digha Nikaya: kumpulan
kotbah panjang terdiri dari 34
sutta yang dikelompokan
dalam 3 bagian:
(1)Silakhanda Vagga (moralitas),
(2)(2) Maha Vagga, menjelaskan
aspek historis dan biografis
serta aspek doktrin
(3)(3) Pathika Vagga, bagian
yang diawali dengan kotbah
tentang petapa telanjang
2. Majjhima Nikaya: kotbah
menengah terdiri dari 152
sutta yang dikelompokan
menjadi tiga bagian besar:
(1) Mullapannasa, (2)

l
n
j
t
n

3. Samyutta Nikaya: kumpulan kotbaha


yang memiliki panjang berneka
ragam terdiri dari 7762 sutta, dibagi
dalam 5 bagian: (1) Sagatha Vagga,
(2) Nidana Vagga, (3) Khanda Vagga,
(4) Salayatana Vagga, (5) Maha
Vagga)
4. Anguttara Nikaya: kumpulan kotbah
pendek yang terdiri dari 9557
suttayang terbagi dalam sebelas
Nipata (bagian) . Anguttara diartikan
meningkat karena suatu faktor.
Ekuttara Nikaya koleksi yang
meningkat satu per satu.
5. Khuddaka Nikaya: berisi tentang
risalah . Khuddka secara harfiah
bererti minor, berisi kotbaha Sang
Buddha dan catan doktrin singkat
dalam bentuk syair, terdiri dari 18
kitab/buku.

Abhidhamma Pitaka
1. Dhammasangani: menguraikan
perincian paramatha dhamma, yaitu
etika sari batin
2. Vibhanga: menguraikan pembagian
paramatha dhamma yang terdapat
dalam buku Dhammasangani
3. Dhatukatha: menguraikan unsur batin
dari paramatha dhamma
4. Puggalapannati: menguraikan tentang
pannati, pugala dan paramatha
(penjelasan tentang tipe individu
menurut tingkat pencapaian pada sang
jalan)
5. Kathavathu, menguraikan paramatha
Dhamma dalam bentuk tanya jawab
6. Yamaka: menguraiakn paramatha
dhamaa secara berpasangan (logika
terapan)
7. Patthana: menguraiakn 24 pacaya
(hubungan antara batin dan jasmani)

Pert II
Khuddaka Nikaya

Sistematika Khuddaka Nikaya


1. Khuddakapatha: berisi 4 rumusan
(saranataya, dasasikhapada,
dvatimsakara, kumarapanha) dan 5 sutta
(meta, mangala, tirokudha, ratana, dan
nidhikanda sutta) merupakan panduan
bagi calon bhikhu yang sedang berlatih
2. Dhammapada: Kumpulan kata-kata Sang
Buddha atau prinsip ajaran Buddha dalam
bentuk syair terdiri dari 423 syair yang
terbagi dalm 26 vagga
3. Udana: Kumpulan dari 80 udana dalam
delapan vagga, pekik kemenangan Sang
Buddha sebagian besar dalam bentuk
syair dan disertai cerita prosa mengenai
keadaan-keadaan yang menyebabkan
timbulnya vagga-vagga.
4. Ittivutaka: kumpulan 112 sutta pendek
dalam 4 nipata yang masing-masing
disertai syair. Syair-syair ini biasanya
dimulai dengan kata iti vuccati, "demikian
dikatakan". Karya ini terdiri atas ajaranajaran etika dari Sang Buddha

5. Sutta Nipata: Kumpulan ini terdiri


atas lima vagga yang memuat 71
sutta. Sutta-sutta, yang masingmasing memuat dari delapan
sampai lima puluh syair,
berbentuk syair dengan
pendahuluan dalam bentuk sajak
maupun prosa
6. Vimanavatthu.: Cerita-cerita
mengenai rumah di surga" yang
merupakan 85 syair dalam tujuh
vagga mengenai pahala dan
tumimbal lahir di alam-alam surga
7. Petavatthu. Terdiri atas 51 syair
dalam empat vagga mengenai
tumimbal lahir sebagai setan
pengembara (peta) karena
perbuatan-perbuatan tercela.
8. Theragatha. "Syair tentang para
bhikkhu senior" (thera), yang
berisi 107 syair (1.279 gatha).
lnjtn

9. Therigatha. "Syair tentang para


bhikkhuni senior" (theri), yang
berisi 73 syair (522 gatha).
10. Jataka Cerita Kelahiran
merupakan kumpulan yang
memuat 547 kisah yang dianggap
sebagai cerita tentang kehidupankehidupan lampau Sang Buddha
11.Niddesa. Terbagi dalam (i)
Mahaniddesa. sebuah ulasan
mengenai Atthakavagga dari
Sutta-Nipata, dan (ii) Culaniddesa,
sebuah ulasan mengenai
Parayanavagga dan Khaggavisana
Sutta yang juga dari Sutta Nipata.
Niddesa ini sendiri diulas dalam
Saddhammapajjotika dari Upasena
dan di situ dihubungkan dengan
Sariputta.
lnjtn

12. Patisambhidamagga. Suatu analisa


"Abhidhamma" tentang konsep dan
latihan yang sudah disebutkan dalam
Vinaya Pitaka dan Digha, Samyutta dan
Anguttara Nikaya. Ini dibagi dalam tiga
bagian: Maha-vagga, Yuganaddha-vagga,
dan Paa-vagga; tiap-tiap vagga
memuat sepuluh topik (Katha).
13. Apadana. Kisah dalam syair tentang
kehidupan lampau dari 550 orang
bhikkhu dan 40 orang bhikkhuni
14. Buddhavamsa. "Riwayat Para Buddha"
yang di dalamnya Sang Buddha
menuturkan cerita tentang kebulatan
hatinya untuk menjadi Buddha, dan
mengungkapkan riwayat dua puluh
empat Buddha yang mendahuluinya.
15. Cariyapitaka. 35 kisah dari Jataka
dalam syair yang melukiskan tujuh dari
Sepuluh Kesempurnaan (Dasa Parami) kemurahan hati, moralitas penglepasan,
kebijaksanaan, daya usaha, kesabaran,
kebenaran, keteguhan hati, cinta kasih
dan keseimbangan batin.
lnjt
n

Anda mungkin juga menyukai