Anda di halaman 1dari 50

MODUL SILABUS MATA PELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN 1
A. Rasional 1
B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama 2
Kristen dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran 4
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas dan
Sekolah Menengah Kejuruan
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen 5
dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan
E. Pembelajaran dan Penilaian 9
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa 18
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN PEMBELAJARAN
21
A. Kelas X 21
B. Kelas XI 26
C. Kelas XII 29
III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN 33
A. Kelas X 33
B. Kelas XI 34
C. Kelas XII 35
IV. MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 40
A. Kelas XI 40

-i-
I. PENDAHULUAN

A. Rasional
Pada hakikatnya pengembangan Kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan melalui
salah satu elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas hidup dan
kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi, pengembangan kurikulum 2013
tidak hanya berkaitan dengan persoalan kualitas pendidikan saja, melainkan kualitas
kehidupan bangsa Indonesia secara umum.

Di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK), perubahan ini sejalan dengan arah
perubahan PAK yang bersifat dogmatis indoktrinatif menjadi PAK yang membebaskan
siswa untuk mengembangkan kreativitas berpikir, kemerdekaan dalam bersikap dan
bertindak sesuai dengan isi ajaran iman kristiani. Dengan demikian, mengasah
kecerdasan siswa, antara lain dalam memperteguh iman kepada Tuhan Allah, mempunyai
kedamaian batin, memiliki budi pekerti luhur, menghormati serta menghargai semua
manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya termasuk sikap setuju untuk tidak
setuju.

Perubahan mencolok yang terjadi dalam isi kurikulum Pendidikan Agama Kristen adalah
isi kurikulum yang bersifat holistik dari KI-1 sampai dengan KI-4 dimana membentuk
siswa sebagai manusia utuh yang tidak terpilah-pilah dalam tiap ranah (kognitif, sikap
dan ketrampilan). Perubahan lainnya adalah isi kurikulum dan pembelajaran yang bersifat
dogmatis indoktrinatif berubah menjadi “life center” dan membebaskan atau
memerdekakan siswa untuk mengembangkan kemerdekaan berpikir serta bereksplorasi.
Pada kurikulum ini rumusan KI-1 dan KI-2 membentuk siswa secara utuh sebagai
manusia terdidik bukan hanya dari segi pengetahuan namun nampak melalui sikap
terhadap sesame dan Tuhan.

Perubahan tersebut dipandang dapat membantu siswa menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan hidup masa kini sebagaimana tercantum di bawah ini:
a. globalisasi yang menawarkan dimensi baru pengetahuan dan otoritas yang kemudian
turut mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup anak dan remaja. Hal itu nampak
dalam bentuk konsumerisme, materialisme, dan hedonisme dan cara berpikir instan
yang kian mengemuka dalam kehidupan keseharian;
b. pergeseran pemahaman dan penerapan nilai-nilai dan moral kehidupan, antara lain
semakin menipisnya kejujuran, semakin maraknya penyalahgunaan kekuasaan,
melemahnya penghargaan terhadap sesama;
c. perubahan pemahaman dan sikap seksualitas: pelecehan seksual, ketidakadilan
jender, seksisme, komodifikasi seks dan tubuh;
d. penyimpangan perilaku sosial di dalam masyarakat dan sekolah seperti diwarnai oleh
antara lain: tawuran remaja, pertikaian antara kelompok yang berakhir dengan
kekerasan, tayangan media yang mengeksploitasi kekerasan;
e. meningkatnya fanatisme dan radikalisme agama, golongan dan kelompok yang
berwawasan sempit; dan
f. pemanfaatan media sosial dan alat-alat teknologi komunikasi dan informasi yang
tidak benar/menyimpang.

Berbagai permasalahan yang disebutkan di atas turut mempengaruhi kehidupan anak dan
remaja. Oleh karena itu, penyusunan Kurikulum PAK sedapat mungkin mampu
menolong siswa untuk bersikap sebagai manusia makluk mulia ciptaan Allah yang:
 tidak bersikap fanatik sempit, sebaliknya membangun solidaritas dan toleransi dalam
pergaulan sehari-hari serta menjauhi kekerasan dan radikalisme;

 tidak bersikap konsumtif, materialistik, dan hedonistik

-1-
 memiliki kesadaran dan proaktif dalam turut serta mewujudkan keadilan, kebenaran,
demokrasi, HAM dan perdamaian;
 memiliki kesadaran untuk turut serta memelihara serta menjaga kelestarian alam;
 memiliki kesadaran akan keadilan gender serta mewujudkannya dalam kehidupan;
 memiliki kesadaran dalam mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak;
 mampu menggunakan media sosial secara benar demikian pula pemanfaatan alat-
alat teknologi komunikasi dan informasi; dan
 tidak kehilangan ciri khas sebagai anak-anak dan remaja Kristen Indonesia ketika
diperhadapkan dengan berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bukan sekadar proses menyampaikan pesan
moral apalagi hanya sekadar mengetahui tata cara hubungan antara manusia dengan
Tuhan, melainkan menyajikan isi kurikulum yang transformatif dan terinternalisasi
dalam diri siswa. Artinya, isi kurikulum PAK dapat mengubah serta membarui cara
pandang dan sikap siswa serta mengarahkan siswa untuk memahami panggilan Tuhan
untuk menjadi berkat bagi sesama dan dunia.
Fungsi Pendidikan Agama Kristen
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan, disebutkan bahwa: pendidikan agama berfungsi membentuk
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar
umat beragama (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan agama
bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).
Mata pelajaran PAK berfungsi untuk:
a. Memperkenalkan Allah Tritunggal dan karya-karya-Nya agar siswa bertumbuh
iman percayanya dan meneladani Allah dalam hidupnya.
b. menanamkan pengertian tentang Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus serta Karya
Allah dalam hidup manusia. Pemahaman akan karya Allah diharapkan dapat
menjadi landasan kehidupan beriman dan dengannya siswa mampu memahami,
menghayati, dan mengamalkann dalam kehidupan.

c. Menanamkan pengertian tentang Allah Tritunggal dan karya-Nya kepada siswa,


sehingga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkannya.

Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar siswa
mampu bertumbuh dalam iman dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari
sebagai pribadi, anggota gereja dan warga negara yang cinta bangsa dan tanah air. Dalam
rangka mewujudkan iman Kristen dalam perbuatan hidup sehari-hari maka peserta
melakukan aktivitas belajar yang .kreatif dan inovatif dengan dipandu oleh guru. Melalui
proses tersebut, siswa mengalami transformasi kehidupan.

B. Kompetensi Yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Kristen dan Budi Pekerti Di Pendidikan Dasar dan Menengah

Perumusan Kompetensi tidak hanya terpaku pada kemampuan kognitif siswa yang
mempelajari PAK sebatas knowledge atau pengetahuan belaka. Melainkan dirumuskan
sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemampuan siswa secaran utuh, baik
pengetahuan sikap dan ketrampilan terutama pada penghayatan nilai-nilai iman Kristen
dan pembentukan karakter kristiani.

Pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, diharapkan setelah mempelajari


Pendidikan Agama Kristen siswa mampu memahami kasih Allah di dalam Yesus
Kristus dan mengasihi Allah dan sesama tanpa memandang perbedaan agama, suku,

-2-
bangsa, budaya maupun kelas sosial. Menghayati imannya secara bertanggung jawab serta
berakhlak mulia dalam masyarakat majemuk.

Kompetensi PAK di Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu:

TINGKATAN KOMPETENSI LINGKUP MATERI

I Memahami kasih Allah melalui Lingkup materi pada Tingkatan I


keberadaan dirinya serta berterima merupakan wahana pembelajaran yang
(Kelas II)
kasih pada Allah dengan cara memfasilitasi siswa untuk mengenal Allah
menjaga kebersihan tubuh serta melalui ciptaan-Nya. Sebagai ucap syukur
menjaga kerukunan di rumah dan karena telah diciptakan, dikasihi dan
sekolah dipelihara oleh Allah, maka siswa
memelihara kebersihan dirinya, mengasihi
keluarga, mengasihi sesama tanpa
memandang perbedaan suku bangsa, agama
dan kelas sosial. Ucap syukur juga
diwujudkan melalui sikap memelihara
alam.

II Memahami kehadiran Allah melalui Pemahaman konsep mengenai Allah yang


berbagai peristiwa alam serta hadir melalui berbagai peristiwa alam hal
(Kelas IV)
mengakui kemahakuasaan Allah. itu menjadi tanda bahwa Allah maha kuasa
karena itu manusia beriman takluk pada
kekuasaan-Nya.

III Menjalankan ibadah dalam segala Refleksi ibadah sebagai ungkapan syukur
aspek kehidupan sebagai wujud dan diwujudkan dalam seluruh aspek
(Kelas VI)
syukur atas anugerah keselamatan kehidupan. Ibadah bukan hanya dalam
yang diterimanya. bentuk penyembahan dan legitimasi
melainkan mencakup seluruh aspek hidup,
termasuk pikiran, perkataan dan perbuatan.

IV Memahami bahwa Allah Pemahaman konsep, refleksi dan aksi


menyelamatkan manusia dalam Yesus menyangkut keselamatan dan
(Kelas VIII)
Kristus dan bersikap sebagai manusia tanggungjawab hidup sebagai manusia yang
yang telah diselamatkan. telah menikmati anugerah keselamatan dari
Allah didalam Yesus Kristus.

IV-A Mempraktikkan hidup sebagai orang Pemahaman dan praktik kehidupan dalam
beriman dan berpengharapan. iman dan pengharapan.
(Kelas X)

V Bertumbuh sebagai manusia dewasa Pemahaman konsep, eksplorasi, refleksi dan


dalam iman, antara lain bersikap kritis aksi mengenai bagaimana menjadi manusia
(Kelas XI)
menghadapi berbagai persoalan hidup. dewasa dalam iman yang terus bertumbuh
serta bersikap kritis menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan kehidupan.

VI Menjadi pembawa damai sejahtera di Pemahaman konsep, penalaran, eksplorasi,


sekolah, di tengah keluarga, gereja dan refleksi dan aksi mengenai turut serta
(Kelas XII)
masyarakat. memperjuangkan keadilan, kebenaran,
kesetaraan, demokrasi dan HAM. Dalam
rangka perjuangan itu, maka siswa proaktif
menjadi pembawa damai sejahtera dalam
kehidupan. pribadi, sekolah di tengah
keluarga, gereja dan masyarakat.

-3-
C. Kompetensi Yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMA
Siswa mampu:

SMA
 memahami makna menjadi manusia dewasa dalam
segala aspek dengan cara memiliki kedewasaan
berpikir, berkata-kata dan bertindak sehingga
menampakkan karakter Kristiani
 mewujudkan perannya sebagai remaja Kristen di
tengah keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat
Indonesia yang majemuk
 Mempraktikkan keadilan, demokrasi dan HAM
 pro aktif sebagai pembawa damai sejahtera

SMP
 menjelaskan Allah sebagai penyelamat di
dalam Yesus Kristus
 mempraktikkan kehidupan beriman dan
berpengharapan dalam. kaitannya dengan
Allah Tritunggal
 mendemonstrasikan perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai kristiani
 menjelaskan karya Allah Tritunggal melalui
gereja di tengah-tengah dunia
 mempraktikkan peran sebagai anggota gereja
dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai
kristiani

SD
 menerima Allah sebagai pencipta, pemelihara,
penyelamat dan pembaharu
 memahami dan menghayati kasih Allah melalui
keberadaan dirinya, teman, keluarga, sesama
manusia melewati batas-batas suku, bangsa,
budaya, agama, kelas sosial dan ciptaan lainnya
 mewujudkan pemahaman dan percaya kepada Allah
melalui sikap hidup sihari-hari dimana siswa
memahami ibadah tidak hanya dalam bentuk formal
namun mencakup seluruh sikap hidup

-4-
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan

Pendidikan Agama Kristen di SMA secara keseluruhan ingin memotivasi serta


mencerahkan visi dan iman siswa untuk bertumbuh menjadi remaja yang memiliki
karakter kristiani. Dalam pertumbuhan itu, mereka mampu menjalankan perannya di
tengah keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat. Hal ini penting karena iman Kristen
adalah iman yang hidup yang menggerakkan orang beriman untuk mampu
mengaktualisasi diri secara sehat sebagai pribadi, sebagai bagian dari keluarga, gereja dan
masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk.

Pendidikan agama merupakan rumpun mata pelajaran yang bersumber dari Alkitab yang
dapat mengembangkan berbagai kemampuan dan kecerdasan siswa. Antara lain dalam
memperteguh iman kepada Tuhan Allah, memiliki budi pekerti luhur, menghormati serta
menghargai semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya (termasuk agree
in disagreement/setuju untuk tidak setuju). Dalam rangka mencapai Kompetensi Dasar,
guru membimbing siswa untuk melakukan berbagai kegiatan yang bersifat kreatif dan
inovatif yang benar-benar mengaktifkan siswa.

Kerangka Pengembangan Kurikulum PAK SMA Kelas X-XII mengikuti elemen


pengorganisasi Kompetensdi Dasar yaitu Kompetensi Inti.

KOMPETENSI INTI

Kelas X Kelas XI Kelas XII

KI-1.Menghayati dan KI-1Menghayati dan KI-1.Menghayati dan


mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya agama yang dianutnya

KI-2.Menghayati dan KI-2.Menghayati dan KI-2. Menghayati dan


mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan aktif dan menunjukkan aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari sikap sebagai bagian dari sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai
permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dengan lingkungan sosial dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam dan alam serta dalam dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. pergaulan dunia pergaulan dunia

KI-3. Memahami, KI-3.Memahami, KI-3.Memahami,


menerapkan dan menerapkan, dan menerapkan, menganalisis
menganalisis pengetahuan menganalisis pengetahuan dan mengevaluasi
faktual, konseptual, faktual, konseptual, pengetahuan faktual,
prosedural dan meta prosedural, dan konseptual, prosedural,
kognitif berdasarkan rasa metakognitif berdasarkan dan metakognitif
ingintahunya tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, teknologi, ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu

-5-
seni, budaya, dan teknologi, seni, budaya, pengetahuan, teknologi,
humaniora dengan dan humaniora dalam seni, budaya, dan
wawasan kemanusiaan, wawasan kemanusiaan, humaniora dengan
kebangsaan, kenegaraan, kebangsaan, kenegaraan, wawasan kemanusiaan,
dan peradaban terkait dan peradaban terkait kebangsaan, kenegaraan,
penyebab fenomena dan penyebab fenomena dan dan peradaban terkait
kejadian, serta menerapkan kejadianserta menerapkan penyebab fenomena dan
pengetahuan prosedural pengetahuan prosedural kejadian, serta menerapkan
pada bidang kajian yang pada bidang kajian yang pengetahuan prosedural
spesifik sesuai dengan spesifik sesuai dengan pada bidang kajian yang
bakat dan minatnya untuk bakat dan minatnya untuk spesifik sesuai dengan
memecahkan masalah. memecahkan masalah. bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KI-4.Mengolah, menalar, KI-4.Mengolah, menalar, KI-4.Mengolah, menalar,


dan menyaji dalam ranah dan menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak dalam ranah konkret dan
terkait dengan terkait dengan ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang pengembangan dari yang dengan pengembangan
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dari yang dipelajarinya di
secara mandiri, bertindak secara mandiri, bertindak sekolah secara mandiri
secara efektif dan kreatif, secara efektif dan kreatif, serta bertindak secara
serta mamapu serta mampu efektif dan kreatif, dan
menggunakan metoda menggunakan metoda mampu menggunakan
sesuai kaidah keilmuan. sesuai kaidah keilmuan metoda sesuai kaidah
keilmuan

Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti
(KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup
materi, dan psiko-pedagogi.

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Dasar dan Menengah

Pendidikan Dasar dan Menengah


SD SMP SMA

- Memahami Allah adalah - Menjelaskan Allah sebagai - Menjelaskan Allah sebagai


pencipta manusia, alam dan penyelamat di dalam Yesus pembaharu melalui Roh
segala isinya. Kristus Kudus.
- Membiasakan diri - Mempraktikkan kehidupan - Memahami peran Alah dalam
menghormati orang yang beriman dan berpengharapan kehidupan keluarga dan
lebih tua serta menjaga dalam. kaitannya dengan Allah pernikahan.
kerukunan dalam kaitannya Tritunggal
- Menerapkan nilai-nilai
dengan nilai-nilai kristiani.
- Mendemonstrasikan perilaku yang kristiani dalam kehidupan
- Meyakini kehadiran Allah menunjukkan nilai-nilai kristiani. modern.
dan kekuasaan-Nya dalam
- Menjelaskan karya Allah - Menganalisis nilai
berbagai fenomena
Tritunggal melalui gereja di demokrasi, HAM,
kehidupan.
tengah-tengah dunia. multikultur sebagai anugerah
- Menunjukkan berbagai Allah.
- Mempraktikkan peran sebagai
perilaku yang menunjukkan
anggota gereja dan masyarakat - Mewujudkan demokrasi,
nilai-nilai kristiani dalam
sesuai dengan nilai-nilai kristiani. HAM dan keadilan serta
kaitannya dengan kehadiran
perdamaian.
dan kekuasaan Allah.
- Menjelaskan manusia
berdosa diselamatkan Allah
melalui Yesus Kristus.

-6-
- Membiasakan diri
menyembah Allah baik dalam
ibadah formal maupun dalam
sikap hidup yang berdasarkan
nilai-nilai kristiani.

PAK di sekolah disajikan dalam dua ruang lingkup, yaitu Allah Tritunggal dan karya-Nya,
dan Nilai-nilai kristiani. Pengertian Allah Tri Tunggal adalah Allah sebagai Pencipta,
pemelihara, pembebas melalui Yesus Kristus dan Pembaharu melalui Roh Kudus.
Pemahaman terhadap Allah dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-nilai kristiani yang dapat
dilihat dalam kehidupan keseharian siswa. Inilah dua ruang lingkup yang ada dalam seluruh
materi pembelajaran PAK dari SD sampai SMA/SMK. Bagan ruang lingkup PAK nampak
sebagai berikut:
SD
I II III IV V VI
Allah Allah Allah Allah Tritunggal Allah Allah
Tritunggal Tritunggal dan Tritunggal dan Karya-Nya: Tritunggal Tritunggal dan
dan Karya- Karya-Nya: dan karya- - Menggantungkan dan karya- karya-Nya:
Nya: - Allah Nya: hidup pada Nya: - Allah adalah
- Allah memeliharak - Allah Maha kekuasaan Allah - Allah Tuhan yang
pencipta u melalui Kuasa - Manusia penyelamat patut
manusia keluarga. - Kehadiran makhluk terbatas. manusia disembah.
dan alam - Keluarga Allah - Kehadiran Allah dalam - Membina
- Allah sebagai melalui dalam berbagai Yesus hubungan
mengasihi pemberian iklim dan peristiwa Kristus yang akrab
ku Allah. gejala alam kehidupan - Peran Roh dengan
- Kegunaan - Kehadiran Kudus Allah.
Nilai-nilai anggota Allah Nilai-nilai dalam
Kristiani: tubuh melalui Kristiani: pertobatan Nilai-nilai
- Aku ciptaan keberagama - Jujur mengakui Kristiani:
merawat Allah. n flora dan keterbatasannya Nilai-nilai - Ibadah
tubuhku(1) fauna sebagai manusia. kristiani: sebagai
Nilai-nilai - Kehadiran - Disiplin dan - Makna bentuk
Kristiani: Allah bertanggung hidup baru ketaatan
- Hidup rukun melalui jawab. bagi orang pada Allah.
di sekolah kepelbagaia - Allah memelihara yang telah - Setia berdoa,
dan rumah n: budaya, manusia. diselamatka beribadah
- Menghormat suku,agama n dan
i orangtua dan bangsa membaca
dan orang - Keutuhan Alkitab.
yang lebih ciptaan - Melayani
tua sesama
- Mengasihi Nilai-nilai sebagai
keluarga dan kristiani wujud
teman - Mengasihi ibadah.
- Melakukan dan toleran - Menghormat
tanggung terhadap i sesama
jawab di sesama sebagai
rumah dan di tanpa wujud
sekolah memandang ibadah.
perbedaan
- Menolong
orang yang
menderita
- Tanggung
jawab
memelihara

-7-
flora dan
fauna yang
ada di
sekitarnya
- Perilaku
bersyukur
dalam
berbagai
peristiwa
kehidupan

SMP
VII VIII IX
Allah Tritunggal dan Karya- Allah Tritunggal dan Karya- Allah Tritunggal dan Karya-
Nya: Nya: Nya:
- Allah terus berkarya - Beriman dan berpengharapan - Gereja dan masyarakat
- Allah mengampuni dan - Peran Roh Kudus dalam hidup - Gereja yang bertumbuh
menyelamatkan manusia orang beriman - Gereja membawa perubahan
melalui Yesus Kristus baru
- Pemeliharaan dan keselamatan - Karya Allah dalam
dari Allah berlaku untuk Nilai-nilai Kristiani: pertumbuhan gereja
seluruh ciptaan - Berperilaku sesuai dengan - Karya melalui gereja
nilai-nilai kristiani: rendah
Nilai-Nilai Kristiani: hati, peduli, disiplin dan Nilai-Nilai Kristiani:
- Solidaritas sosial. solider - Membangun toleransi
- Memelihara alam dan - Hidup bersyukur mengacu pada teladan Yesus
lingkungan hidup sebagai - Hidup sebagai orang beriman - Meneladani Yesus kristus
wujud jawaban terhadap - Iman dan pengharapan. dalam berkarya
pemeliharaan dan keselamatan - Hidup beriman sesuai dengan - Pelayanan gereja di tengah
teladan Yesus masyarakat pada masa kini
- Setia beribadah, berdoa dan - Berperan sebagai anggota
membaca Alkitab gereja di tengah masyarakat
- Gereja yang melayani
- Gereja yang membawa
perubahan di tengah
masyarakat dan dunia
- Tanggung jawab sosial umat
Kristen

SMA
X XI XII
Allah Tritunggal dan karya- Allah Tritunggal dan Karya- Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
Nya: Nya: - Demokrasi sebagai anugerah
- Allah sebagai pembaharu - Peran Allah dalam kehidupan Allah
kehidupan melalui Roh keluarga. - Hak asasi manusia (HAM)
Kudus. - Kebudayaan dan IPTEK dalam perspektif iman Kristen
- Allah pembaharu kehidupan sebagai anugerah Tuhan - Multikultur adalah pemberian
manusia dan alam Allah

Nilai-nilai Kristiani:
Nilai-nilai Kristiani - Nilai nilai kristiani dalam Nilai-nilai Kristiani:
- Menjadi manusia dewasa kehidupan pernikahan dan - Keadilan jender
dalam iman keluarga dan sekolah sebagai - Multikulturalisme
- Makna kesetiaan,kasih dan lembaga pendidikan utama - Proaktif dalam mewujudkan
keadilan dalam kehidupan - Bersikap kritis terhadap demokrasi dan HAM
social perkembangan kebudayaan, - Turut memperjuangkan keadilan
- Ras, Etnis dan gender ilmu pengetahuan, seni dan - Menjadi pembawa damai
- Kebersamaan dengan orang teknologi sejahtera

-8-
lain tanpa kehilangan - Pertemanan, persahabatan,
identitas dan berpacaran
- Nilai kristiani dalam keluarga
dan masyarakat
- Pernikahan Kristen
- Keluarga dan modernisasi
- Keluarga dan sekolah sebagai
lembaga pendidikan utama

E. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen


Ada persepsi yang perlu diluruskan dalam pemahaman sebagian orang seolah-olah
pembelajaran pendidikan agama cenderung menghafal sejumlah doktrin atau ajaran
(dogma) yang bersifat kognitif dimana implementasinya mewujud didalam kesetiaan
beribadah secara formal. Pelajaran pendidikan agama seperti itu hanya akan
menghasilkan manusia yang pandai menghafal ajaran agama namun tidak pandai
mewujudkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, pelajaran
pendidikan agama malahan menyebabkan siswa terasing dari kehidupan. Oleh karena itu,
dalam kurikulum Pendidikan Agama Kristen 2013, rumusan Kompetensi Dasar
diupayakan menghantar siswa untuk memahami nilai-nilai agama yang bersentuhan
dengan realitas kehidupan. Berbagai isu kontemporer yang dihadapi oleh masyarakat
masa kini, maupun oleh anak-anak dan remaja dibahas dari sisi ajaran Alkitab. Nilai-nilai
agama yang lahir dari ajaran iman Kristen berperan sebagai cahaya yang menerangi
setiap sudut kehidupan. Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka pembelajaran PAK di
sekolah diharapkan mampu menghasilkan sebuah proses transformasi pengetahuan, nilai
dan sikap.

Ada dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher centered) dimana guru cenderung mendominasi proses pembelajaran sedangkan
siswa lebih pasif. Pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered) cenderung
memberi ruang yang seluas-luasnya pada siswa untuk mengembangkan kemerdekaan
berpikir dan kreativitasnya. Dalam Kurikulum 2013 pendekatan yang dianjurkan adalah
pendekatan yang berpusat pada siswa. Namun, itu tidak berarti guru pasif dan
membiarkan proses pembelajaran berlangsung tanpa arahan dan dampingan. Dalam
banyak kasus terjadi kesalahpahaman terhadap pendekatan yang berpusat pada siswa
karena guru meninggalkan kelas atau membiarkan siswa belajar sendiri tanpa arahan dan
bimbingan. Pendekatan yang berpusat pada siswa justru menuntut guru untuk bekerja
keras serta mampu memaksimalkan seluruh potensi siswa.

Proses pembelajaran PAK adalah proses pembelajaran yang mengupayakan siswa


mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh guru.
Proses dan hasil pembelajaran PAK memiliki bentuk-bentuk pengetahuan, ketrampilan
dan sikap yang dapat diukur melalui penilaian (assessment) sesuai kriteria pencapaian.
Penilaian sikap amat penting dalam mata pelajaran PAK justru yang menjadi tolok ukur
utama bagi keberhasilan proses belajar mengajar PAK adalah sikap kepada Tuhan Allah
dan kepada sesama. Pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang dapat
menghantar siswa mengalami pembelajaran kreatif sehingga mereka mengalami
pengalaman “berjumpa dengan Allah” melalui pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
memungkinkan mereka mengembangkan penghayatan serta kemampuan reflektif dalam
menghayati serta menjalankan ajaran imannya.

-9-
Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhasan PAK membuat PAK berbeda dengan mata
pelajaran lain, yaitu PAK menjadi sarana atau media dalam membantu siswa berjumpa
dengan Allah. Pertemuan itu bersifat personal, sekaligus tampak dalam sikap hidup
sehari-hari yang dapat disaksikan serta dapat dirasakan oleh orang lain, baik guru, teman,
keluarga maupun masyarakat. Meskipun demikian, kekhasan ini bukanlah alasan untuk
membelenggu pembelajaran PAK dalam model pendekatan yang terbatas. Sebagai
disiplin ilmu, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dapat menerapkan berbagai
model pembelajaran yang sesuai dengan esensi dan substansi mata pelajaran. Untuk itu,
pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat diterapkan sebagai salah satu pendekatan
pembelajaran yang mengantar siswa mengalami transformasi kehidupan.

Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan


informasi, menalar/mengasosiasi dan mengomunikasikan atau yang dikenal dengan
pendekatan 5M. Proses pembelajaran dengan pendekatanan saintifik mencakup tiga ranah
yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada mengamati dan menanya timbul ranah
afektif (sikap) pada siswa yaitu memiliki atensi terhadap pembelajaran tersebut. Pada
bagian mengumpulkan informasi pada ranah psikomotorik (keterampilan) siswa ikut
serta secara aktif dalam permasalahan. Sedangkan dalam menalar dan
mengomunikasikan siswa menggunakan pemikirannya untuk memecahkan masalah.
Dengan pembelajaran 5M tersebut, siswa dapat lebih aktif memahami masalah yang ada
sehingga muncul rasa ingin tahu lebih dalam lagi dimana siswa lebih kritis, analitis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran. Selain itu, Mendorong dan menginspirasi siswa memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran. Apabila siswa sudah terbiasa berpikir kritis, mereka akan
termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya kemudian
mengkaitkan dengan ajaran imannya. Pendidikan Agama baru berfungsi ketika
bersentuhan atau diterapkan dalam realitas kehidupan untuk itu dibutuhkan pendekatan
pembelajaran saintifik. Umat bergama membutuhkan akal sehat dalam mengolah serta
menerapkan ajaran imannya supaya tidak menjadi manusia fatalistik.

Dalam pembelajaran PAK tidak semua model pembelajaran cocok untuk diterapkan. Hal
ini berkaitan dengan kompetensi yang ingin dicapai, juga perlu dipertimbangkan usia dan
jenjang pendidikan. Berbagai model pembelajaran yang dipersiapkan hendaknya tidak
hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja ataupun menghafal aturan maupun
ajaran agama, melainkan tercapainya transformasi atau perubahan hidup. Untuk itu model
paradigma pedagogi reflektif juga dapat dipakai dalam pembelajaran PAK. Pendekatan
ini meliputi tiga unsur utama sebagai satu kesatuan dalam pembelajaran yaitu
pengalaman, refleksi dan aksi. Dalam pembelajaran PAK Sikap Spiritual dan sikap sosial
tidak terpisahkan dari pengetahuan dan ketrampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial
bukanlah sekadar sebagai dampak pembelajaran pengetahuan dan keterampilan
melainkan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran. Sikap spiritual dan sosial
diajarkan dalam materi dan diperkuat oleh pemahaman teks dan konteks dalam Alkitab.
Aspek penghayatan dan refleksi menjadi penopang pembelajaran. Pe ngembangan
kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.

Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAK selain pembelajaran
saintifik dan pedagogi reflektif adalah sbb:

1. Model inkuiri. Model ini menekankan pada pengembangan kognitif atau cara berpikir
siswa. Penekanan kepada siswa yang mencari, menggali dan menjelajahi sendiri,
akhirnya menemukan sendiri jawabnya. Di sini siswa dilatih untuk menggunakan dan
mengembangkan kemampuan berpikir, dimana guru lebih berperan sebagai fasilitator
yang kreatif. Misalnya dengan menebak pemikiran pendidik, memberikan dua teka-teki
dan memberikan clue sampai siswa menemukan jawabanya, juga bisa melalui teknik
“kata bergambar” yang bisa dianalisis. Hal ini penting karena banyak aspek dan konsep-
konsep kepercayaan dan ajaran Kristen yang perlu dipikirkan, dipahami, dan dihayati

- 10 -
melalui pengembangan ranah berpikir. Model pembelajaran ini dapat diterapkan terutama
ketika membahas berbagai persoalan yang dihadapi pada masa kini menyangkut keadilan,
kesetaraan, demokrasi dan HAM.
2. Model perjumpaan dengan Tuhan Allah. Hal ini sangat penting bagi PAK, terutama
untuk pengembangan iman dan spiritualitas siswa. Pada model ini, guru perlu berperan
sebagai seorang seniman yang mampu mendesain model pembelajaran dengan
komprehensif. Model ini perlu beberapa tahapan, yakni: (a) mendesain proses belajar-
mengajar yang menekankan aspek afektif, (b) menyiapkan bahan/materi yang
dibutuhkan, (c) membuat pedoman pengalaman, (d) memimpin refleksi atas pengalaman,
sehingga siswa bisa bertemu dengan Tuhan Allah. Untuk itu guru perlu mendesain
suasana atau lingkungan yang diharapkan (gelap, terang, gembira); membuat pedoman
pengalaman dengan alur dan media yang sesuai misalnya gambar, alam, lagu, obyek
tertentu (lilin, salib, roti, buah anggur); memberi waktu yang memadai kepada siswa
untuk berefleksi, kontemplasi, meditasi atau perenungan. Acara ini juga bisa
dikembangkan misalnya dalam acara refleksi, retreat, rekoleksi, meditasi, dan saat teduh.
3. Model pengembangan lingkungan. Di sini guru perlu mengajarkan bagaimana siswa
dapat mendesain lingkungan agar tujuan yang baik dapat diterapkan dan dicapai.
Misalnya supaya mampu menerapkan kasih, belajar dengan baik, membuat lingkungan
kondusif yang sehat, bersih dan kristiani. Model ini dapat diterapkan dan dilakukan
secara sendiri atau mandiri, namun tidak jarang sering harus melibatkan dan
menyadarkan orang lain di sekitarnya dalam pengelolaannya.
4. Model aksi-refleksi dan aksi baru. Ini adalah usaha untuk menerapkan iman dalam situasi
konkret. Iman dapat dihayati apabila seseorang betul-betul telah menerapkan dan melaku-
kan apa yang diimani. Untuk model ini perlu ditentukan masalahnya lebih dahulu,
misalnya masalah pribadi/personal, masalah bersama, atau masalah lingkungan hidup.
Selanjutnya secara berturut-turut perlu konsisten diikuti tahapan sbb: (1) pengungkapan
data atau fakta yang diketahui, (2) analisis data, bisa dilakukan dengan perspektif
personal, sosial, budaya, agama, ekonomi, ideologi, dll., (3) mencari dan menemukan
pengalaman kristiani yang pernah dialamai berhubungan dengan masalah yang dibahas,
misalnya dari pengalaman umat Kristen selama ini, dari kisah Perjanjian Lama,
Perjanjian Baru, etika Kisten, dan sejarah gereja. (4) merumuskan masalah, atau rumusan
keprihatinan, (5) rencana aksi baru, yaitu rencana kegiatan nyata untuk memecahkan
masalah berdasarkan rumusan masalah atau keprihatinan iman. Di sini kadang-kadang
diperlukan kepemimpinan dan manajemen/pengelolaan. (6) pelaksanaan aksi baru. Model
aksi-refleksi-aksi baru tersebut sesungguhnya merupakan model sebagaimana suatu
siklus atau spiral, yang dapat diulangi dalam tenggang waktu tertentu.
5. Ilustratif dan naratif. Mengajar dengan ilustrasi naratif sangat efektif . Ilustrasi dapat
diambil dari cerita dongeng. Dongeng bisa dipakai dalam proses pembelajaran, khotbah,
mengajar berbagai usia, atau sebagai ilustrasi. Beberapa tahap untuk bercerita atau
mendongeng dengan menarik dapat memakai tahap-tahap: (1) tentukan topik
cerita/dongeng, (2) mencari maksud utama atau nilai kristiani yang akan dikembangkan,
misalnya kasih, kesabaran, pengampunan, (3) mendesain cerita (pembukaan, isi,
penutup), misalnya dengan membuat dua hal atau tokoh yang saling bertentangan (4)
merencanakan pemecahan masalah atau klimaks cerita dengan dramatis (5)
menyimpulkan, (6) membuat evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhana pada
pendengar/siswa. (7) berterimakasih pada pendengar untuk perhatiannya. Beberapa tips
mendongeng perlu diadopsi, misalnya: (a) perkenalkan cerita melalui nyanyian atau
gambar, (b) gunakan suara sesuai tokoh yang diungkapkan misalnya suara tokoh laki-
laki, perempuan, suara orang yang sedang sedih, marah, gembira, (c) bukalah Alkitab bila
memakai referensi Alkitab, (d) pakailah diri anda sebagai media/alat peraga, (e) jangan
layani interupsi sampai dongeng selesai agar konsentrasi pendengar tidak terpecah,
sesudah selesai mendongeng baru layani pertanyaan.
6. Bermain peran (role-play). Role-play bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang
sedang dihadapi kelompok/komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, memahami,
berempati, mengambil sikap. Masalah bisa diambil dari hal-hal yang dihadapi
kelompok/komunitas, misalnya kenakalan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, sulit
memahami peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, perkelahian, bullying di sekolah, dll.

- 11 -
Untuk itu tahapan-tahapan tertentu perlu dilakukan: (a) pemilihan tokoh-tokoh yang akan
melakukan pemeranan; (b) mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus
diperankan; (c) pemanasan bermain peran (d) bermain peran yang sesungguhnya; (e)
analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan, emosi, para tokoh; (f) bermain
peran perlu diulang jika para tokoh tidak bermain peran dengan baik dan sulit dilakukan
analisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh
tidak dapat disimpulkan dengan baik; (g) membandingkan masalah sesungguhnya yang
sedang dihadapi dengan permainan peran yang dilakukan (persamaan dan perbedaan); (h)
memecahkan dan mendiskusikan masalah aktual yang sedang dihadapi komunitas.
7. Model pelatihan. Tujuannya melatih siswa agar memiliki kemampuan, keterampilan,
wawasan baru dengan dasar iman. Misalnya, wawasan tentang kesadaran jender, sadar
lingkungan, peduli pada sesama, memiliki keterampilan untuk membaca dan menerapkan
Alkitab dalam kehidupan, menolong orang lain, menjadi aktivis Kristen, mengenali dan
membuat simbol-simbol kristiani secara kreatif. Untuk itu guru perlu melakukan tahap-
tahap sebagai berikut: (a) tentukan pelatihan yang akan dilaksanakan; (b) demonstrasikan
di depan siswa cara, atau pelaksanaan, atau membuat obyek tertentu; (c) buatlah langkah-
langkah atau pedoman supaya siswa dapat melaksanakan kemampuan atau keterampilan
yang baru; (d) dampingi siswa untuk melaksanakan hal yang ditetapkan sebagaimana
yang sudah guru lakukan atau demonstrasikan sebelumnya; (e) membuat tugas pekerjaan
rumah atau tugas mandiri bagi siswa di luar kelas.
8. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan
baru. Proses pembelajaran dimulai dilakukan berdasarkan masalah dalam kehidupan
nyata. Siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman telah mereka miliki sebelumnya untuk membentuk pengetahuan dan
pengalaman baru. Pada Model pembelajaran berdasarkan masalah pembelajaran dimulai
dengan memperkenalkan siswa tehadap masalah yang diakhiri dengan tahap penyajian
dan analisis hasil kerja siswa. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagai
berikut:( Nurhadi, 2004:111)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan,
pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya. Siswa melakukan orientasi masalah.
b. Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah. Siswa melakukan
peelitian atau observasi individual maupun kelompok
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan
kelompoknya. Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya

9. Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Model pembelajaran ini menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang
untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya. Dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan
terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi

- 12 -
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Penentuan proyek Pada langkah ini, siswa menentukan tema/topik proyek


berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok
ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek Siswa merancang langkah-


langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta
pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam
pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek,
pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan
sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja
sama antar anggota kelompok.

c. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek Siswa di bawah pendampingan guru


melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama
proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.

d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru Langkah ini merupakan
langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat.

2. Penilaian PAK
Pendidikan agama memiliki kekhususan yang membedakannya dari mata pelajaran lain
yaitu aspek transendatal dimana pemahaman serta sikap hidup manusia mengacu pada
Sang Ilahi. Dalam Pendidikan Agama Kristen penghayatan terhadap Allah yang maha
agung yang diimani haruslah tampak dalam sikap hidup sehari-hari. Untuk itu, tiap
lingkup penilaian baik pengetahuan, sikap dan ketrampilan tidak terpisahkan. Penilaian
yang lebih banyak terfokus pada lingkup pengetahuan tidak akan berdampak pada esensi
belajar mengajar PAK, yaitu terjadinya tarnsformasi kehidupan. Transformasi kehidupan
nampak nyata melalui sikap hidup, artinya penilaian sikap sama pentingnya dengan
penilaian pengetahuan dan ketrampilan. Pembelajaran agama bertumpu pada dua hal
penting yaitu penalaran konsep yang benar dan implementasi dalam sikap hidup. Maka
penilaianpun dilakukan untuk menguji konsep dan implementasi dalam sikap dan
ketrampilan. Jika penilaian lebih dominan pada aspek kognitif (melalui soal pilihan ganda
yang ada dalam kisisi-kisi sebagaimana praktik yang terjadi selama ini), maka tidak akan
berdampak pada sikap hidup siswa.
Ruang lingkup yang berhubungan dengan penilaian proses dan hasil adalah:
 Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, danpelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

- 13 -
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi siswa dan guru.
Sementara itu, pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria.
Penilaian Acuan Kriteria merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kriteria ketuntasan minimal.

 Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian


1. Ruang Lingkup
Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan.
Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi
matapelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
2. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
1) Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui (observasi),
penilaian diri, penilaian “teman sejawat” oleh siswa dan jurnal. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa
adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
2) Pengamatan merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi perilaku di sekolah dapat
dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-
kejadian berkaitan dengan siswa selama di sekolah.Pembiasaan dapat
merupakan bagian dari observasi sikap siswa di rumah yang melibatkan
orangtua terutama bagi sekolah dasar.
3) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
4) Penilaian antar siswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa
untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa.
5) Pertanyaan langsung. Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang
sikap siswa berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan
siswa tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai
“Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil
dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa itu terhadap obyek
sikap. Dalam penilaian sikap siswa di sekolah, guru juga dapat menggunakan
teknik ini dalam menilai sikap dan membina siswa.
6) Laporan pribadi. Teknik ini meminta siswa membuat ulasan yang berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang
menjadi obyek sikap. Misalnya, siswa diminta menulis pandangannya tentang
“kerusuhan antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan
yang dibuat siswa dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang
dimilikinya.
7) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Tujuan jurnal adalah memberikan
informasi tentang perkembangan belajar siswa.

- 14 -
8) Penilaian Kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B),
Cukup (C), dan Kurang (K). Ketuntasan Kompetensi Sikap setiap mata
pelajaran minimal B.
9) Ketuntasan belajar Kompetensi Sikap adalah B, dan berbeda untuk setiap
mata pelajaran.

Penilaian terhadap sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan, dan
pembiasaan serta penilaian diri sendiri. Akan nampak lebih objektif ketika siswa
melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Pendidikan Agama Kristen dibelajarkan
sebagai “ilmu dan keyakinan”. Sebagai ilmu, penilaian mutlak dilakukan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan, sebagai keyakinan
tiap orang dapat menilai dirinya sendiri layakkah ia disebut sebagai orang beriman? Hal
itu nampak melalui sikap terhadap Tuhan Allah yang diimani dan terhadap sesamanya
dan tidak terlepas dari materi yang dibelajarkan. Dalam teologi Kristen sikap terhadap
Tuhan Allah dan terhadap sesama tidak terpisahkan. Seseorang tidak dapat mengatakan
ia mengasihi Tuhan Allah jika ia membenci sesamanya 1Yohanes 4:20; “ Jikalau
seorang berkata: aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah
pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya”. Makna kata saudaranya bukan hanya
saudara dalam pengertian hubungan darah/kekeluargaan melainkan juga sesama
manusia dalam kepelbagaian suku, bangsa, budaya, agama maupun kelas sosial.
Sejalan dengan itu, Matius 5:23-24 menulis: “ Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan kau teringat akan sesuatu yang
ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkan persembahanmu di mezbah itu
dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu”. Dua buah teks Alkitab tersebut memperkuat
rasional bahwa sikap spiritual dan sosial tak terpisahkan dan menjadi bagian integral
dalam materi yang dibelajarkan.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
Tes tertulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia (selected-
response), misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan;
ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supply-response),
misalnya melengkapi, uraian obyektif, dan uraian non-obyektif.
Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) materi, misalnya kesesuaian soal dengan Kompetensi Dasar dan indikator
pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;
2) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
4) kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari
berbagai bentuk soal penilaian.
Tes lisan dilakukan dengan instrumen berupa daftar pertanyaan.
Penugasan dengan instrumen berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan angka 0-100 sedangkan


ketuntasan belajar kompetensi pengetahuan setiap mata pelajaran adalah minimal
60. Satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajar di atas ketuntasan
minimal.

- 15 -
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja (unjuk kerja
= performance assessment), penilaian projek, dan portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.
1) Penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
2) Penilaian projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas
siswa dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.

Penilaian kompetensi ketrampilan menggunakan angka 0-100 sedangkan


ketuntasan belajar kompetensi ketrampilan setiap mata pelajaran adalah
minimal 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajar di atas
ketuntasan minimal.

d. Penilaian Otentik (Authentic assessment)


Penilaian (assessment) merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa
yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Cakupan penilaian meliputi aspek
spiritual, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam Kurikulum 2013, tiga
aspek cakupan penilaian dirumuskan dan dipilah dalam Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), maupun Kompetensi Dasar (KD). SKL
telah dirumuskan menurut aspek sikap (attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowledge). Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan
KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD
secara koheren dan linier.
1) KD pada KI-I: aspek sikap spiritual terhadap Tuhan
2) KD pada KI-II: aspek sikap sosial terhadap diri sendiri dan lingkungannya
3) KD pada KI-III: aspek pengetahuan
4) KD pada KI-IV: aspek keterampilan sebagai ekspresi dari pengetahuan yang
sudah diperoleh
Penilaian dilakukan dengan penekanan pada penilaian otentik berkelanjutan
(continuous authentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan
kompetensi. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan
(kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai yang dilakukan dengan
berbagai metode cara (di atas).

- 16 -
Beberapa prinsip-prinsip penilaian otentik yaitu:
1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran,bukan bagian terpisah.
2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems),
bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Cara penilaian yang ada dalam Kurikulum 2013, yaitu proses belajar dan
penilaian berlangsung secara bersama-sama. Jadi, proses penilaian bukan hanya
dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi sejak pembelajaran dimulai.
Penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil belajar namun mencakup proses
belajar. Memang, biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi
praktik ini bertentangan dengan jiwa Kurikulum 2013, khususnya Kurikulum
PAK yang memang terfokus pada perubahan perilaku siswa. Pendidikan agama
yang mengajarkan nilai-nilai iman barulah berguna ketika apa yang diajarkan itu
membawa transformasi atau perubahan dalam diri anak karena iman baru nyata di
dalam perbuatan, sebab iman tanpa pebuatan pada hakikatnya adalah mati
(Yakobus 2:26). Untuk itu berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda dan soal-
soal yang bersifat kognitif tidak banyak membantu siswa untuk mengalami
transformasi.

BEBERAPA CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN


AGAMA KRISTEN

a. Penilaian Sikap
1) Penilaian Jurnal (buku catatan harian tentang siswa oleh guru)
Nama sekolah : ___________________
Mata pelajaran : ___________________
Kelas : ___________________
Tahun Pelajaran : ___________________
Nama Guru : ___________________

Contoh isi Buku Catatan Harian :


No. Hari/Tanggal Nama Siswa Kejadian
1.
2.
3.
dst.
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran
buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku siswa sangat
bermanfaat pula untuk menilai sikap siswa serta dapat menjadi bahan dalam penilaian
perkembangan siswa secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga
digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul
dari siswa pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

2) Penilaian Diri

- 17 -
Berdasarkan buah Roh yang tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23, nilailah dirimu
sendiri. Apakah kamu telah mengalami pembaharuan hidup sebagai hasil pekerjaan
Roh Kudus sebagaimana tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23? Tuliskan secara jujur.

Diri Saya
No Buah Roh tidak
jarang seringkali selalu
pernah
1. Kasih
2. Sukacita
3. Damai sejahtera
4. Kesabaran
5. Kemurahan
6. Kebaikan
7. Kesetiaan
8. Lemah lembut
9. Penguasaan diri

b. Penilaian Pengetahuan
Contoh Tes Tertulis
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen
Kelas/Semester : XI/1
Mensuplai jawaban singkat atau pendek:
1. Sebutkan cara siswa SMP Kelas VII memelihara alam sebagai tanggapan atas
pemeliharaan Tuhan Allah pada dirinya.
2. ..................................

Cara Penskoran:
Skor diberikan kepada siswa tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang
diberikan/ditetapkan guru. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan
skor.

c. Penilaian Keterampilan, contoh Check list

Format Penilaian Praktik: bermain peran tokoh/cerita Alkitab


Nama siswa: ________ Kelas: _____

Skala Penilaian
No Aspek Yang Dinilai
4 3 2 1
1. Penghayatan
2. Atribut pendukung yang digunakan
3. Kerja sama
4. Ketepatan isi cerita

Keterangan:
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:

4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

- 18 -
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa

Kontekstualisasi pembelajaran PAK adalah upaya menyampaikan pembelajaran dalam


konteks kehidupan siswa yang aktual, mencakup lingkungan sosial dan budaya setempat.
Kontekstualisasi pembelajaran berarti guru menggunakan simbol-simbol setempat dalam
menjelaskan materi atau bahan ajar kepada siswa. Tujuannya ialah supaya siswa dapat
mengerti dan menangkap penjelasan guru karena sesuai dengan apa yang secara konkrit
dapat dilihat dan dirasakan oleh siswa. Misalnya tokoh-tokoh dunia bisa diganti dengan
tokoh setempat. Contoh dan ilustrasi pembelajaran hendaknya tidak hanya mengacu pada
realitas di tempat tertentu tetapi dibuka ruang supaya guru dan siswa dapat
menyesuaikannya dengan kebutuhan setempat. Misalnya, ketika belajar tentang tokoh-
tokoh Alkitab yang menjadi teladan dalam kebaikan dan kebenaran, guru dan siswa dapat
mengambil contoh dari folklore atau cerita rakyat setempat. Ketika dalam pembelajaran
ada aktivitas membuat slogan ataupun menonton film/video, guru dan siswa dapat
mengganti dengan bentuk aktivitas lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan sekolah, wilayah. Ketika belajar mengenai nilai-nilai kristiani, guru dan siswa
dapat mengambil contoh dari nilai dan norma yang sesuai dengan kearifan lokal asalkan
tidak melenceng dari isi Alkitab, topik dan KD. Teologi Kristen masa kini telah
mengembangkan apa yang disebut sebagai inkulturasi dimana budaya-budaya positif yang
tumbuh dan berakar dalam masyarakat suku diangkat dan dimodifikasi kedalam liturgy
ibadah.

Kontekstualisasi pembelajaran juga berarti bahwa guru harus mampu menyampaikan


bahan ajar dalam cara berfikir atau pola berfikir atau cara pandang masyarakat setempat.
Dengan demikian siswa dapat mengembangkan secara kreatif bahan ajar yang mereka
terima dari guru sesuai nalar dan wawasan serta konteks kehidupan siswa. Melalui
kontekstualisasi seperti itu, maka pembelajaran PAK yang dipandu oleh isi Alkitab
mampu diterima sebagai pandangan hidup kemudian dijadikan nilai-nilai kehidupan yang
melembaga dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini kemudian berlanjut dimana nilai-nilai
yang dibelajarkan menjadi baku dalam diri siswa yang diwujudkan dalam praktik
kehidupan serta menjadi pembiasaan hidup atau habit. Proses tersebut nampak dalam
diagram di bawah ini:

- 19 -
DIAGRAM KONTEKSTUALISASI PAK

ALKITAB

Pandangan Hidup

(WORLD VIEW)

Nilai Hidup

Pelembagaan Pandangan
Hidup (Institution)

Pembakuan Pandangan
Hidup Menjadi Sifat Dasar
(Nature)

Praktik Hidup Hidup dan


pembiasaan hidup

Diagram kontekstualisasi tersebut di atas menunjukkan bahwa kontekstualisasi pembelajaran


akan menghasilkan mutu pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada kualitas hidup
siswa. Pendidikan Agama Kristen adalah proses dimana nilai-nilai iman tidak hanya
dipelajari sebagai pengetahuan namun sebagai nilai-nilai yang mempengaruhi dan mengubah
pola pikir dan perbuatan siswa dimana nilai-nilai tersebut dijadikan pembiasaan hidup.
Dengan demikian, siswa berproses sebagai manusia makluk mulia ciptaan Allah yang
menghormati dan mengasihi sesama tanpa kecuali. Pada akhirnya nilai-nilai yang dipelajari,
dihayati serta di jalankan merupakan penangkal terhadap kekerasan dan radikalisme.

- 20 -
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK DAN PEMBELAJARAN

Kelas : X
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok

Siswa mampu:
1.1 mensyukuri karunia Menjadi manusia  Mengamati perbedaan yang dialami ketika
Allah bagi dirinya yang dewasa dalam iman sudah duduk di kelas X, dibandingkan
terus bertumbuh sebagai dengan di kelas IX
 Bertumbuh
pribadi dewasa
menjadi dewasa  Mendiskusikan Perbedaan antara orang
2.1 mengembangkan yang dewasa dengan yang belum dewasa
perilaku sebagai pribadi
yang terus bertumbuh  Merumuskan, apa saja ciri-ciri orang yang
menjadi dewasa sudah dewasa dalam iman dan aspek
perkembangan lainnya
3.1 menganalisis ciri-ciri
pribadi yang terus  Mewawancarai dua orang dewasa yang
bertumbuh menjadi dijadikan panutan, tentang pengalaman
dewasa yang menolong mereka untuk tumbuh
menjadi orang dewasa yang bertanggung
4.1 membuat karya yang jawab
berkaitan dengan ciri-ciri
pribadi yang terus  Membayangkan, apa jadinya bila orang
bertumbuh menjadi bertambah usia, tetapi tidak menunjukkan
dewasa ciri-ciri sebagai orang dewasa
 Melakukan kajian tentang perilaku seorang
yang berkepribadian matang dalam diri
Tuhan Yesus, tokoh-tokoh Alkitab lainnya,
dan melalui Mazmur 90, menyimpulkan,
apa saja hal-hal yang harus dilakukan
untuk menjadi dewasa dan bertanggung
jawab
 Memberikan contoh-contoh pribadi yang
dewasa dari kisah-kisah yang diambil dari
media massa/internet
 Melaporkan hasil wawancaranya terhadap
dua orang yang jadi panutan
 Membuat komitmen untuk mengembangkan
kepribadian yang matang berdasarkan tanda-
tanda manusia yang bertumbuh sebagai
pribadi dewasa. Teks Alkitab acuan:
- 1 Korintus 13:11
- 1 Timotius 4:12
- Yakobus 5: 12
 Membagikan apa yang dipelajari tentang
ciri-ciri orang dewasa, kepada orang-orang
lain di sekitarnya (rumah, lingkungan)

Siswa mampu:
1.2 menghayati nilai-nilai - Makna kesetiaan,  Mengamati (atau melakukan studi kasus)

- 21 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
Kristiani: Kesetiaan, keadilan, dan dari pengalaman, dan dari berbagai sumber
kasih dan keadilan dalam kasih belajar lainnya, seberapa jauh ada wujud
kehidupan sosial kesetiaan, kasih, dan keadilan di
masyarakat
2.2 meneladani Yesus dalam
mewujudkan nilai-nilai  Melakukan kunjungan ke kantor
Kristiani: Kesetiaan, pemerintah/Lembaga Hukum, untuk
kasih dan keadilan mendapatkan informasi, bagaimana kantor-
dalam kehidupan soial kantor tersebut mempraktekkan kesetiaan,
3.2 memahami makna nilai- kasih dan keadilan. Kegiatan ini bisa
nilai Kristiani: dipakai sebagai konfirmasi terhadap apa
Kesetiaan, kasih dan yang sudah ditemukan dari tugas
keadilan dalam mengamati sebelumnya
kehidupan  Menggali dari Alkitab, tentang makna
4.2 menerapkan nilai-nilai kesetiaan, kasih dan keadilan seperti yang
Kristiani: Kesetiaan, diajarkan para nabi dan Tuhan Yesus
kasih dan keadilan  Mendalami kembali nilai-nilai Kristiani,
melalui berbagai seperti buah-buah roh (kasih, sukacita,
aktivitas damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri) yang sudah pernah
diekplorasi pada kelas VII. (Teks.Alkitab
yang dipakai: Ul. 16:19-20 ; Maz. 106 : 3 ;
Ams. 21:15, 29:4 ; Yes 56 :1 ; Yer 22:3;
Mat. 23:23 ; Roma 3:25-26.; Yoh 15:11-14
; Filipi 2:5-8. Gal. 5: 22.)
 Melakukan kajian dengan menggunakan
berbagai sumber, apa dilandasi oleh kasih
dan kerelaan untuk berkorban
 Menjelaskan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam 3 bulan mendatang:
bagaimana mewujudkan nilai kesetiaan,
kasih, dan keadilan seperti yang telah
diteladaninya dari para nabi dan Tuhan
Yesus
 Membuat kesimpulan, mengapa nilai-nilai
kesetiaan, kasih dan keadilan perlu
diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, dalam berbagai unjuk kerja
(puisi, tulisan di majalah, dsb.)

Siswa mampu:
1.3 mengakui peran Roh - Peran Roh  Mengamati seberapa jauh kotbah di
Kudusdalam Kudus bagi gerejanya membahas tentang peran Roh
membaharui kehidupan orang percaya Kudus
orang beriman
 Mendiskusikan peran Roh Kudus dalam
2.3 bersedia hidup baru kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat
sebagai wujud percaya
pada peran Roh Kudus  Mengkaji peran Roh Kudus berdasarkan
sebagai pembaharu ayat-ayat Alkitab sebagai berikut:

3.3 memahami peran Roh - Roma 15:1-5


Kudus dalam - Markus 13: 11
membaharui kehidupan
orang beriman - Yohanes 14:16-17, 26; 16:13

4.3 menyajikan presentasi - Roma 5:5; 8:14

- 22 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
berkaitan dengan peran - 1 Korintus 12: 7-11
Roh Kudus sebagai
- Efesus 1: 14
pembaharu mengacu
pada Alkitab - Galatia 5: 18
 Membuat daftar beberapa bagian Alkitab
yang menulis tentang pembaruan hidup
oleh Roh Kudus. Pada tiap bagian Alkitab
yang dipilih, siswa membuat komentar dan
dikaitkan dengan sikap hidup sehari-hari.
Misalnya Roma 8:1-17: Hidup oleh Roh
 Menuliskan doa yang menunjukkan
keyakinannya pada Roh Kudus yang
mengarahkan hidupnya ke arah yang benar
 Mennyimpulkan pentingnya menyerahkan
diri dalam pimpinan Roh Kudus dan
membiarkan Roh Kudus membimbing ke
arah hidup yang benar (menyelesaikan
konflik, tidak mementingkan diri sendiri,
hidup berkenan di hadapan Allah dan
sesama)

Siswa ampu:
1.4 mensyukuri karunia Allah - Karunia Allah  Mengamati kemajemukan yang ditemukan
melalui kebersamaan dalam di lingkungan dan di masyarakat: dari segi
dengan orang lain tanpa kepelbagaian suku/adat istiadat, makanan, bahasa/
kehilangan identitas dialek, agama, dsb. Melaporkan hasil
- Persahabatan
2.4 bersedia hidup bersama yang sejati. pengamatannya melalui berbagai
dengan orang lain tanpa penampilan seperti: pakaian adat, makanan
- Pacaran yang khas, nyanyian daerah, logat bahasa
kehilangan identitas
sehat menurut daerah, gambar-gambar rumah ibadah dan
3.4 menganalisis makna iman Kristiani ritual agama dari masing-masing agama
kebersamaan dengan
orang lain tanpa
- Diriku bersama  Membagikan suka-duka dalam
dengan orang lain pengalamannya menjalin hubungan
kehilangan identitas
pertemanan dan persahabatan
4.4 membuat proyek
mengenai kebersamaan  Melakukan curah pendapat tentang pacaran
dengan orang lain tanpa yang sehat dalam kehidupan mereka
kehilangan identitas sebagai remaja. Dapat dimulai dengan
berbagi cerita tentang alasan menyukai
seseorang/alasan jatuh cinta
 Mendiskusikan tentang pacaran dalam
Iman Kristen (teks pembanding: I Korintus
3:16-17 ; 6: 18-20 ; Roma 1:24-29). Cerita
Alkitab pembanding adalah Kisah Simson
dan Delila
 Mendiskusikan bagaimana caranya
membangun hubungan pacaran yang baik
dan bertanggungjawab
 Mengkaji prinsip-prinsip persahabatan
yang Yesus teladankan, yang membuat
identitas diri-Nya makin nampak, antara
lain:
- melayani dengan merendahkan diri
(Yohanes 13:15).

- 23 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
- saling mengasihi (Yohanes 15:12-17).
- mempercayai seseorang dengan
memberikan kesempatan (Yohanes
18:12-27).
 Mengaji tentang pentingnya memelihara
identitas diri sebagai pribadi dan remaja
Kristen di tengah keberagaman berdasar
pada kehidupan Nuh ( Kejadian 6:9, 11,12)
dan Salomo (I Raja-raja 11:38) ;
(Bandingkan beberapa bagian Firman
Tuhan Roma 1:17, Yehemia 18:19-20,
Galatia 2 :14, II Petrus 2:4-10, I Yohanes 1
: 6, I Yohanes 5:20, III Yohanes 1:3)
 Membuat sebuah poster dan
mensosialisasikan di kalgan remaja
mengenai pacaran yang sehat sesuai iman
Kristen
 Menulis cerita dengan tema “Remaja
Kristen di Tengah Keberagaman” sebagai
bentuk ungkapan pemahaman akan iman
Kristen yang dewasa

Siswa mampu:
1.5 mensyukuri keberadaan - Keberadaan  Mengamati lingkungan sekitar sambil
Allah sebagai pembaharu Allah sebagai merenungkan, apakah semua yang terjadi
kehidupan manusia dan pembaharu di alam adalah karena kebetulan, atau
alam kehidupan karena Allah yang Mahakuasa mengambil
2.5 merespon keberadaan - Karya Allah peranan penting?
Allah sebagai pembaharu dalam  Melakukan refleksi bagaimana Allah
dalam relasi dengan membaharui membaharui kehidupan alam dan manusia
sesama manusia dan alam kehidupan
 Mengaji cerita inspiratif dan menarik
3.5 memahami keberadaan - Peran remaja hubungannya dengan pengalaman pribadi
Allah sebagai pembaharu Kristen dalam mereka. Cerita inspiratif bisa diambil dari
kehidupan manusia dan pembaharuan Alkitab ataupun cerita lainnya tentang
alam hidup manusia Tokoh Humanis atau para pekabar Injil.
dan alam Inti cerita tentang Pembaharuan Hidup
4.5 Membuat karya yang
berkaitan dengan peran  Membahas bagian Alkitab mengenai Allah
Allah sebagai pembaharu yang membaharui hidup manusia dan alam.
kehidupan manusia dan (Jika memungkinkan, siswa dapat
alam menonton bersama film tentang Kisah
Nuh). Diambil dari teks Yeremia 1: 4-10
tentang Yeremia yang diangkat oleh Allah
untuk mencabut dan merubuhkan,
membinasakan dan meruntuhkan,
membangun dan menanam, atau dengan
kata lain membuang yang rusak dan
menghasilkan pembaharuan
 Dalam kelompok, membahas bagian
Alkitab yang menulis tentang Allah yang
membaharui hidup manusia dan alam
 Membuat tulisan pendek atau karya kreatif
lainnya tentang peran remaja Kristen dalam
turut serta mendukung pembaharuan hidup
manusia dan alam. Tulisan atau karya

- 24 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
tersebut dibahas dalam 1 kali pertemuan
(dibacakan atau dipresentasikan) (Contoh
karya kreatif: tulisan, lukisan, puisi, doa,
karya seni lainnya)

- 25 -
Kelas : XI (Sebelas)
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok

Siswa mampu:
1.1 mengakui peran Allah Keluarga dan  Melakukan pemetaan pikiran (mind
dalam kehidupan Modernisasi mapping) tentang kehidupan manusia
keluarga berdasarkan sumber belajar yang
- Peran Allah
2.1 mengembangkan perilaku dalam dimilikinya (buku, artikel majalah/koran,
tanggung jawab sebagai kehidupan internet, dsb.)
wujud dari pengakuan keluarga  Menanyakan apa yang diinginkan remaja
terhadap peran Allah sebaya dari orangtua dan keluarga dan apa
- Hakikat
dalam kehidupan yang diinginkan orangtua dan keluarga dari
keluarga
keluarga remaja
- Makna keluarga
yang bertumbuh  Merancang dan melakukan
3.1 memahami peran Allah kajian/penelitian tentang hal apa yang
dalam kehidupan diinginkan remaja sebaya dari orangtua dan
keluarga keluarga
 Menggali dari alkitab tentang apa yang
Allah inginkan dari keluarga. (Guru
4.1. bersaksi tentang peran membahas peranan keluarga besar dalam
Allah dalam keluarganya proses sosialisasi dan pendidikannya
 Menganalisis hasil penelitian dan
mempresentasikan tentang apa yang
diinginkan remaja sebaya dari orangtua dan
keluarga Hasil penelitian dibandingkan
dengan apa yang Allah inginkan dari
keluarga
 Melakukan simulasi tentang peranan
orangtua dalam pendidikannya
 Menjelaskan pengertian keluarga dan apa
peran Allah untuk keluarga

Siswa mampu:
1.2 menghayati nilai-nilai Pernikahan  Mengamati ciri-ciri kehidupan keluarga
Kristiani dalam Kristen Kristen
kehidupan keluarga dan
pernikahan  Megamati kehidupan keluarga Kristen
yang menerapkan nilai-nilai Kristiani
2.2 mewujudkan nilai-nilai
Kristiani dalam  Mengaitkan hubungan antara nilai-nilai
kehidupan keluarga dan Kristiani dengan pernikahan
pernikahan  Mengidentifikasi nilai-nilai kristiani dalam
3.2 menganalisis pentingnya kaitannya dengan pernikahan , khususnya
nilai-nilai Kristiani dalam persiapan pernikahan
kehidupan keluarga dan  Melakukan percakapan/wawancara dengan
pernikahan orang yang sudah menikah dan yang akan
4.2 membuat karya yang menikah mengenai makna pernikahan serta
berkaitan dengan nilai- nilai-nilai yang harus dibangun dalam
nilai kristiani dalam pernikahan kristen
kehidupan keluarga dan  Mengkritisi konteks keluarga masa kini
pernikahan terutama hubuagan antara anak dengan
orang tua, suami dengan isteri, hubungan
antara sesama saudara

- 26 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
 Mengkaitkan hubungan antara teks Alkitab
dengan tanggung jawab suami-isteri
 Membuat klasifikasi bentuk tantangan
yang dialami oleh suami-isteri dalam
membangun kehidupan bersama
 Membuat tulisan/ refleksi pendek
mengenai makna keluarga bagi dirinya
 Membuat kliping mengenai kehidupan
perkawinan dan berbagai masalah yang
timbul kemudian memberikan penilaian
dalam bentuk analisis

Siswa mampu:
1.3 menghayati nilai-nilai  Nilai-nilai  Mengamati ciri-cirinya kehidupan modern
iman Kristen dalam Kristiani dalam dan kehidupan orang Kristen dalam
menghadapi gaya hidup kehidupan masa menghadapi gaya hidup masa kini
masa kini kini
 Mengkaitkan hubungan antara nilai-nilai
2.3 menjadikan nilai-nilai  Gaya hidup masa Kristiani dan sikap menghadapi gaya hidup
kristiani sebagai filter kini masa kini (Bisa dalam definisi tentang gaya
dalam menghadapi gaya masa kini, contoh penerapan nilai-nilai
hidup masa kini  Menghadapi gaya
Kristiani dalam menghadapi gaya hidup
hidup masa kini
3.3 menganalisis nilai-nilai masa kini, dan dampaknya terhadap
(dampak gaya
kristiani dalam kehidupan keluarga dan orang Kristen pada
hidup masa kini)
menghadapi gaya hidup umumnya)
masa kini  Mengidentifikasi ciri-ciri gaya hidup masa
4.3 memporesentasikan kini di kalangan orang Kristen
berbagai aktivitas yang  Melakukan percakapan/wawancara dengan
menggambarkan nilai- kakek-nenek (atau orang lanjut usia yang
nilai kristiani dalam bisa ditemui) dan menanyakan apa kesannya
menghadapi gaya hidup tentang kehidupan modern saat ini, apa
masa kini bedanya dengan kehidupannya di puluhan
tahun yang lalu
 Mengkritisi dampak positif dan negatif
modernisasi yang mempengaruhi kehidupan
keluarga dan orang kristen
 Mengkritisi gaya hidup masa kini yang
bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani
dalam kelompok-kelompok kecil. Bisa
menggunakan ayat-ayat Alkitab di bawah
ini:
- 1 Timotius 4:12
- 1 Timotius 4:8
- Galatia 5 : 18-26
- Roma 12: 2;
- 1 Korintus 15:33
- 1 Timotius 4: 12
- Roma 12 : 1-2
- 1 Korintus 15 : 3
 Menyimpulkan apa saja yang harus
dilakukan sebagai anggota keluarga di

- 27 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
tengah gaya hidup masa kini agar tetap
mencerminkan nilai-nilai Kristiani
 Menjelaskan peran orang Kristen dalam
kaitannya dengan pengaruh gaya hidup masa
kini
 Membuat karya yang berkaitan dengan
pengaruh serta gaya hidup masa kini
 Guru memberikan evaluasi dan penegasan/
komentar terhadap hasil analisis kritis yang
dilakukan siswa dalam membuat karya
berkaitan dengan
 pengaruh gaya hidup masa kini , misalnya,
dampak teknologi elektronik dan digital
mengurangi frekuensi pertemuan secara fisik
antar manusia, antar anggota keluarga, dan
contoh lainnya

Siswa mampu:
1.4 mengakui peran keluarga - keluarga dan  Mengamati peran keluarga dan sekolah,
dan sekolah sebagai Sekolah sebagai dan pentingnya mengomunikasikan antara
lembaga pendidikan lembaga keluarga dan sekolah sebagai lembaga
utama dalam kehidupan pendidikan pendidikan utama
masa kini. utama
 mengaitkan peran keluarga dan sekolah
2.4 bersikap kritis dalam bagi seorang remaja
menyikapi peran keluarga
dan sekolah sebagai  membuat observasi sederhana mengenai
lembaga pendidikan faktor penyebab putus sekolah dan apa
dalam kehidupan masa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya
kini  menggali pesan Alkitab tentang pendidikan
3.4. memahami peran anak (bisa diambil dari Ulangan 6 dan
keluarga dan sekolah Amsal)
sebagai lembaga  merumuskan hakekat dan peran keluarga
pendidikan dalam dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
kehidupan modern utama
4.4 membuat proyek yang  mengajak orangtua membuat janji
berkaitan dengan peran komitmen partisipasi orangtua dalam
keluarga dan sekolah proses pendidikannya
sebagai lembaga
pendidikan utama.  Menyampaikan hasil refleksi tentang peran
keluarga dan sekolah sebagai lembaga
pendidikan dalam kehidupan modern

Siswa mampu:
1.5 mengakui bahwa - Kebudayaan, ilmu  Mengamati dan melakukan studi kasus
perkembangan pengetahuan dan dari pengalaman dan berbagai sumber
kebudayaan, ilmu teknologi adalah belajar lainnya tentang kebudayaan, ilmu
pengetahuan seni dan anugerah Tuhan pengetahuan dan teknologi sebagai
teknologi adalah anugerah Tuhan.
anugerah Allah
 Mengumpulkan dari berbagai sumber apa
2.5.bersikap kritis dalam saja wujud kebudayaan, ilmu pengetahuan
menghadapi dan teknologi yang merugikan kehidupan

- 28 -
Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok
perkembangan manusia
kebudayaan, ilmu
 Mendiskusikan kearifan lokal yang dapat
pengetahuan, seni dan
dianggap sebagai kebudayaan yang mampu
teknologi dengan
menjadi filter kebudayaan, ilmu
mengacu pada Alkitab
pengetahuan dan teknologi yang telah
3.5.menilai perkembangan dirusak oleh dosa. Misalnya, filosofi Jawa
kebudayaan, ilmu “alon-alon asal kelakon” yang bermaksud
pengetahuan, seni dan menekankan kehati-hatian dapat dipakai
teknologi dengan mengatasi budaya serba instan. Gotong
mengacu pada Alkitab royong yang dapat dipakai mengatasi
3.5 membuat karya yang individualisme, dsb.
mengkritisi  Membandingkan dengan ayat Alkitab
perkembangan
kebudayaan, ilmu - Matius 5:13-16
pengetahuan, seni dan - 1 Korintus 10: 23
teknologi dengan
mengacu pada Alkitab - 1 Yohanes 2:15-16
- Kejadian 11:1-9
 Menyikapi perkembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mengacu pada Alkitab
 Membuat poster, puisi, artikel di majalah
dinding, lirik lagu, dsb. yang isinya
membuat masyarakat menyadari bahaya
larut dalam kebudayaan populer padahal
belum tentu hal itu sesuai dengan nilai-nilai
Kristiani

Kelas : XII (Dua Belas)


Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Materi
Pembelajaran
Dasar Pokok

Siswa Mampu:
1.1 menerima Demokrasi dan Pembawa damai  Mengamati sedikitnya 5 peristiwa di
HAM sebagai anugerah sejahtera masyarakat yang menunjukkan kualitas
Allah. Demokrasi dan HAM di Indonesia. Boleh
- Hak Asasi
2.1 Mengembangkan perilaku Manusia sebagai memakai artikel yang disediakan guru,
yang mencerminkan nilai- anugerah Tuhan misalnya, tentang tabrak lari, atau artikel
nilai Demokrasi dan HAM lain yang menggambar-kan kesewenang-
wenangan pihak yang berkuasa, dan dari
3.1 Memahami arti Demokrasi hasil pengamatan ini membuat penilaian,
dan HAM serta mengenali seberapa jauh masyarakat Indonesia sudah
berbagai bentuk pelanggaran menerapkan Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAM yang
merusak kehidupan dan  Menceritakan pengalaman berdemokrasi:
kesejahteraan manusia ikut serta dalam pemilihan ketua Osis,
musyawarah dan mufakat di tingkat
4.1 Membuat karya yang keluarga, RT/RW, sekolah, gereja,
berkaitan dengan mengikuti Pilkada dan Pemilu
Menerapkan sikap dan
- 29 -
perilaku yang menghargai  Membuat analisis: Mengapa pembahasan
Demokrasi dan HAM tentang Demokrasi dan HAM relevan
untuk orang Kristen. ( dibantu dengan
ayat Alkitab yang dianggap tepat untuk
mendukung ide ini.)
 Membaca tentang pemilihan Matias dan
Stefanus dalam Kisah Para Rasul (bahwa
demi kesejahteraan orang banyak, ada
orang-orang yang dipilih dengan
persetujuan orang banyak juga, dan
Matias serta Stefanus bekerja dengan baik
karena sangat bertanggung jawab untuk
tugas dan pelayanannya) dan menemukan
prinsip demokrasi
 Menjelaskan makna Demokrasi dan
HAM
 Mengkritisi praktik demokrasi DAN ham
di daerahnya dan di Indonesia serta
membandingkannnya dengan ayat Alkitab
 Membuat pernyataan tekad: akan berperan
serta dalam penegakan Demokrasi dan
HAM dalam lingkungan sehari-hari,
termasuk lingkungan keluarga dan sekolah
 Bersikap kritis dalam mewujudkan nilai-
nilai Demokrasi dan HAM dalam
masyarakat dengan mengacu pada teks
Alkitab
 Membuat dua proyek untuk menerapkan
nilai-nilai Demokrasi dan HAM dalam
kehidupan keluarganya dan/atau
lingkungannya
 Mengumpulkan gambar-gambar tokoh
ham dan demokrasi baik lokal maupun
dunia dan menuliskan kesan mereka
terhadap tokoh tersebut, apa yang mereka
sukai dan pembelajaran demokrasi apa
yang mereka dapat. (Minimal 4 tokoh).
Dari semua tokoh itu, jika diminta
memilih, dia ingin menjadi seperti siapa
dan mengapa? (Contoh: Misalnya ia
memilih Soekarno, (Minimal 4 tokoh).
Dari semua tokoh itu, jika diminta
memilih, dia ingin menjadi seperti siapa
dan mengapa? (Contoh: Misalnya ia
memilih Soekarno, mengapa ia
memilihnya)

Siswa Mampu:
1.2 mensyukuri pemberian Allah - Multikultur  Mempelajari artikel tentang penyerangan
dalam kehidupan multikultur adalah pemberian terhadap kelompok tertentu oleh
di Indonesia Allah kelompok lainnya, dan menjawab
2.2 mengembangkan sikap dan pertanyaan tentang artikel tersebut
perilaku yang menghargai  Membangun pertanyaan kritis mengenai
multikultur motivasi orang Samaria berbuat baik
3.2 menganalisis nilai-nilai mengacu pada Injil Lukas 10: 25-37

- 30 -
multikultur  Membaca “Bahaya Eksklusivisme dalam
4.2 membuat proyek yang masyarakat multikultural,” lalu membuat
berkaitan dengan kehidupan rumusan/ usulan, bagaimana membangun
multikultur sikap inklusif
 Menelaah pluralisme dari perspektif
Alkitab misalnya orang Samaria yang
murah hati, seperti tercantum dalam Injil
Lukas 10: 25-37
 Merumuskan tentang pengertian
pluralisme, dan pentingnya hal ini
dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia.
 Menelaah keberadaan atau hakikat ras,
etnis, dan gender dari perspektif Alkitab.
 Menjelaskan tentang multikulturalisme.
 Mempraktikkan dan memperjuangkan
keadilan ras, etnis, dan gender di
lingkungan sekolah/gereja/ masyarakat

Siswa Mampu:
1.3 menghayati pentingnya - Demokrasi dan  Meneliti teks Alkitab yang menulis
keadilan sebagai dasar HAM mengenai keadilan, terutama perintah
mewujudkan Demokrasi dan Allah dalam kaitannya dengan keadilan
HAM mengacu pada teks serta akibat yang ditanggung jika
Alkitab mengabaikan perintah itu
2.3 mengembangkan rasa  Mengamati praktik keadilan di rumah dan
keadilan sebagai dasar di sekolah, apakah keadilan diterapkan di
mewujudkan Demokrasi dan rumah dalam pola asuh orang tua,
HAM mengacu pada teks hubungan antar saudara dan di sekolah
Alkitab dalam kaitannya antara sikap guru dan
3.3 menilai pentingnya keadilan siswa dan sikap antar sesam siswa
sebagai dasar mewujudkan  Menjelaskan arti keadilan khususnya
Demokrasi dan HAM pada dikaitkan dengan Demokrasi dan HAM.
konteks global dan lokal Apakah siswa telah memparktikkan
mengacu pada teks Alkitab keadilan dalam dirinya?
4.3 mempresentasikan karya  Mencari dari berbagai sumber mengenai
yang berkaitan dengan praktik keadilan secara global maupun
pentingnya keadilan sebagai pada aras lokal, dalam gereja maupun
dasar mewujudkan pemerintahan
Demokrasi dan HAM
mengacu pada teks Alkitab  Kerja kelompok, Mempelajari berbagai
informasi tersebut serta membuat catatan
kritis mengenai praktik keadilan, jadikan
teks Alkitab sebagai acuan apakah praktik
keadilan itu menyimpang atau tidak
 Meng kaitkan antara keadilan, Demokrasi
dan HAM
 Mempresentasikan catatan kritis yang
dibuat ketika mempelajari praktik
keadilan pada aras global maupun lokal
 Menulis refleksi makna keadilan bagi
dirinya, terutama dikaitkan dengan praktik
keadilan di rumah maupun di sekolah

Siswa Mampu:
1.4 menghayati dan enjalankan - Menjadi  Mengamati dari berbagai sumber belajar,

- 31 -
perannya sebagai pembawa pembawa damai apakah kehidupan dalam kondisi damai
damai sejahtera dalam sejahtera sejahtera dirasakan di masyarakat
kehidupan sehari-hari
 Mengkritisi: Apa yang akan terjadi bila
2.4 bersikap proaktif sebagai setiap orang Kristen dibiarkan hidup
pembawa damai sejahtera semau-maunya, tanpa mengindahkan
dalam kehidupan sehari-hari perintah Tuhan Yesus untuk saling
3.4 menganalisis peran remaja mengasihi?
sebagai pembawa damai  Menjelaskan dengan kata-kata sendiri
sejahtera dalam kehidupan makna damai sejahtera dari perspektif
sehari-hari selaku murid Alkitab
Kristus
 Merancang program yang menunjukkan
4.4 membuat proyek yang sikap menghargai sesama
berkaitan dengan peran
remaja sebagai pembawa  Membuat program untuk 3 bulan ke
damai sejahtera depan: mempraktikkan damai sejahtera
dalam kehidupan sehari-hari

- 32 -
III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas : X (Sepuluh)
Kompetensi Inti :
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1
KI : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
2 royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
3 berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
4 dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kelas : X
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu x12

Materi Pokok Penilaian


Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran
Sikap
Siswa mampu:
 Penilaian diri (self
1.1 mensyukuri Menjadi  Mengamati perbedaan assessment) dalam
karunia Allah bagi manusia yang dialami ketika kehidupan yang
dirinya yang terus dewasa dalam sudah duduk di kelas bertumbuh menjadi
bertumbuh sebagai iman X, dibandingkan dewasa
pribadi dewasa
 Bertumbuh
dengan di kelas IX  Observasi sikap
2.1 mengembangkan menjadi  Mendiskusikan perilaku yang
perilaku sebagai dewasa Perbedaan antara orang bertumbuh menjadi
pribadi yang terus yang dewasa dengan dewasa
bertumbuh menjadi yang belum dewasa
dewasa Pengetahuan
 Merumuskan, apa saja  Tes tertulis tentang
3.1 menganalisis ciri- ciri-ciri orang yang ciri-ciri pribadi yang
ciri pribadi yang sudah dewasa dalam dewasa.
terus bertumbuh iman dan aspek  Tes tertulis tentang
menjadi dewasa perkembangan lainnya pesan Alkitab
4.1 membuat karya  Mewawancarai dua mengenai tugas
yang berkaitan orang dewasa yang sebagai orang dewasa
dengan ciri-ciri dijadikan panutan, yang bertanggung
pribadi yang terus tentang pengalaman jawab.
bertumbuh menjadi yang menolong mereka  Menuliskan isu-isu
dewasa untuk tumbuh menjadi yang dihadapi dirinya
orang dewasa yang sebagai orang yang

- 33 -
Materi Pokok Penilaian
Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran
bertanggung jawab bertumbuh menjadi
dewasa.
 Membayangkan, apa
jadinya bila orang
bertambah usia, tetapi
Keterampilan
tidak menunjukkan
 Membuat laporan
ciri-ciri sebagai orang
wawancara dua orang
dewasa
dewasa, untuk
 Melakukan kajian mengetahui apa saja
tentang perilaku faktor-faktor yang
seorang yang membuat mereka
berkepribadian matang bertumbuh menjadi
dalam diri Tuhan orang yang
Yesus, tokoh-tokoh bertanggung jawab.
Alkitab lainnya, dan  Membuat sebuah
melalui Mazmur 90, komitmen untuk
menyimpulkan, apa mengembangkan
saja hal-hal yang harus kepribadian yang
dilakukan untuk matang dalam hal:
menjadi dewasa dan moral/spiritual,
bertanggung jawab jasmani, intelektual,
emosi, dan sosial
 Memberikan contoh-
dalam bentuk:
contoh pribadi yang
penilaian diri, karya
dewasa dari kisah-kisah
seni, karya tulis
yang diambil dari media
massa/internet  Melaporkan hasil
observasinya dalam
 Melaporkan hasil bentuk tabel yang
wawancaranya terhadap berisi perbedaan antara
dua orang yang jadi orang dewasa dengan
panutan yang belum dewasa.
 Membuat komitmen  Membuat doa syukur
untuk mengembangkan untuk pemeliharaan
kepribadian yang matang Allah yang membuat
berdasarkan tanda-tanda dirinya terus
manusia yang bertumbuh bertumbuh menjadi
sebagai pribadi dewasa. dewasa.
Teks Alkitab acuan:
- 1 Korintus 13:11
- 1 Timotius 4:12
- Yakobus 5: 12
 Membagikan apa yang
dipelajari tentang ciri-
ciri orang dewasa,
kepada orang-orang lain
di sekitarnya (rumah,
lingkungan)

- 34 -
Satuan Pendidikan SMA Kelas : XI (Sebelas)
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Materi Pokok Penilaian


Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran

Siswa mampu:  kebudayaan, ilmu


pengetahuan dan
1.2 mengakui peran Keluarga dan  Melakukan pemetaan teknologi dengan yang
Allah dalam Modernisasi pikiran (mind mapping) mengacu pada Alkitab
kehidupan tentang kehidupan
- Peran Allah
keluarga manusia berdasarkan Pengetahuan
dalam
2.1 mengembangkan kehidupan sumber belajar yang  Tes tertulis tentang
perilaku tanggung keluarga dimilikinya (buku, makna kebudayaan
jawab sebagai artikel majalah/koran, sebagai anugerah
- Hakikat internet, dsb.) Allah.
wujud dari
pengakuan
keluarga
 Menanyakan apa yang  Tes tertulis tentang
terhadap peran - Makna diinginkan remaja mengkritisi
Allah dalam keluarga sebaya dari orangtua perkembangan
kehidupan yang dan keluarga dan apa kebudayaan, ilmu
keluarga bertumbuh yang diinginkan pengetahuan dan
orangtua dan keluarga teknologi dengan
dari remaja mengacu pada Alkitab.
3.2 memahami peran
Allah dalam  Merancang dan Keterampilan
kehidupan melakukan  Membuat kliping dari
keluarga kajian/penelitian gambar-gambar dan
tentang hal apa yang artikel yang berkaitan
diinginkan remaja dengan kebudayaan,
4.1. bersaksi tentang sebaya dari orangtua ilmu pengetahuan dan
peran Allah dalam dan keluarga teknologi serta
keluarganya  Menggali dari alkitab mengkritisinya dengan
tentang apa yang Allah mengacu pada Alkitab
inginkan dari keluarga. (sumber data dari
(Guru membahas artikel, majalah, koran)
peranan keluarga besar
dalam proses sosialisasi
dan pendidikannya
 Menganalisis hasil
penelitian dan
mempresentasikan
tentang apa yang
diinginkan remaja
sebaya dari orangtua
dan keluarga Hasil
penelitian dibandingkan
dengan apa yang Allah
inginkan dari keluarga
 Melakukan simulasi
tentang peranan
orangtua dalam
pendidikannya
 Menjelaskan
pengertian keluarga
dan apa peran Allah
untuk keluarga

- 35 -
Satuan Pendidikan SMA Kelas : XII (Dua Belas)
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Inti :
KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1
KI : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
2 royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
3 konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
4 dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Materi Pokok Penilaian


Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran
Sikap
Siswa Mampu:
 Penilaian diri (Self-
1.1 menerima Demokrasi Pembawa damai  Mengamati assessment): dalam
dan HAM sebagai sejahtera sedikitnya 5 melaksanakan HAM
anugerah Allah. peristiwa di
- Hak Asasi
2.1 Mengembangkan Manusia masyarakat yang Pengetahuan
perilaku yang sebagai menunjukkan  Tes tertulis tentang
mencerminkan nilai- anugerah kualitas Demokrasi penjelasan mengapa
nilai Demokrasi dan Tuhan dan HAM di HAM dianggap
HAM Indonesia. Boleh sebagai anugerah
memakai artikel Allah.
3.1 Memahami arti yang disediakan  Tes tertulis tentang
Demokrasi dan HAM guru, misalnya, contoh-contoh
serta mengenali tentang tabrak lari, perilaku yang
berbagai bentuk atau artikel lain yang mencerminkan nilai-
pelanggaran menggambar-kan nilai HAM.
Demokrasi dan HAM kesewenang-
yang merusak wenangan pihak Keterampilan
kehidupan dan yang berkuasa, dan  Seminggu setelah
kesejahteraan manusia dari hasil pembahasan materi
4.1 Membuat karya yang pengamatan ini ini, siswa membuat
berkaitan dengan membuat penilaian, laporan, apa saja
Menerapkan sikap dan seberapa jauh tindakan penegakan
perilaku yang masyarakat HAM yang sudah
menghargai Indonesia sudah dilakukannya.
Demokrasi dan HAM menerapkan  Membuat kliping
Demokrasi dan mengkritisi
HAM pelanggaran HAM
 Menceritakan yang merusak
pengalaman kehidupan dan
berdemokrasi: ikut kesejahteraan
serta dalam manusia (sumber

- 36 -
Materi Pokok Penilaian
Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran
pemilihan ketua Osis, data /gambar-gambar
musyawarah dan dapat diambil
mufakat di tingkat melalui artikel,
keluarga, RT/RW, majalah, internet)
sekolah, gereja,  Membuat proyek
mengikuti Pilkada tentang penerapan
dan Pemilu nilai-nilai HAM
dalam kehidupan
 Membuat analisis:
keluarganya dan/atau
Mengapa
lingkungannya.
pembahasan tentang
Demokrasi dan HAM
relevan untuk orang
Kristen. ( dibantu
dengan ayat Alkitab
yang dianggap tepat
untuk mendukung ide
ini.)
 Membaca tentang
pemilihan Matias dan
Stefanus dalam Kisah
Para Rasul (bahwa
demi kesejahteraan
orang banyak, ada
orang-orang yang
dipilih dengan
persetujuan orang
banyak juga, dan
Matias serta Stefanus
bekerja dengan baik
karena sangat
bertanggung jawab
untuk tugas dan
pelayanannya) dan
menemukan prinsip
demokrasi
 Menjelaskan makna
Demokrasi dan HAM
 Mengkritisi praktik
demokrasi DAN
ham di daerahnya
dan di Indonesia
serta
membandingkannnya
dengan ayat Alkitab
 Membuat pernyataan
tekad: akan berperan
serta dalam
penegakan
Demokrasi dan HAM
dalam lingkungan
sehari-hari, termasuk
lingkungan keluarga
dan sekolah
 Bersikap kritis dalam
mewujudkan nilai-

- 37 -
Materi Pokok Penilaian
Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran
nilai Demokrasi dan
HAM dalam
masyarakat dengan
mengacu pada teks
Alkitab
 Membuat dua proyek
untuk menerapkan
nilai-nilai Demokrasi
dan HAM dalam
kehidupan
keluarganya dan/atau
lingkungannya
 Mengumpulkan
gambar-gambar
tokoh ham dan
demokrasi baik lokal
maupun dunia dan
menuliskan kesan
mereka terhadap
tokoh tersebut, apa
yang mereka sukai
dan pembelajaran
demokrasi apa yang
mereka dapat.
(Minimal 4 tokoh).
Dari semua tokoh itu,
jika diminta memilih,
dia ingin menjadi
seperti siapa dan
mengapa? (Contoh:
Misalnya ia memilih
Soekarno, (Minimal
4 tokoh). Dari semua
tokoh itu, jika
diminta memilih, dia
ingin menjadi seperti
siapa dan mengapa?
(Contoh: Misalnya ia
memilih Soekarno,
mengapa ia
memilihnya)

Sikap
 Penilaian diri (Self-
asessment): membuat
refleksi dalam bentuk
tulisan, seberapa jauh
ayat Alkitab dan
materi ini
menolongnya untuk
menjadi murid
Kristus yang lebih
baik

Pengetahuan
 Tes tertulis tentang

- 38 -
Materi Pokok Penilaian
Kompetensi Kegiatan
dan Materi
Dasar Pembelajaran
Pembelajaran
artinya multikultur
sebagai pemberian
Allah.
 Tes tertulis tentang
bentuk-bentuk
perilaku yang
menghargai
multikultur.

Keterampilan
 Membuat
rangkuman, seberapa
jauh masyarakat
Indonesia dan dunia,
sudah menerapkan
sikap inklusif dalam
kehidupan bersama.
Rangkuman harus
diakhiri dengan
pernyataan sikap
secara pribadi, apa
yang ia akan lakukan
untuk
memomulerkan sikap
inklusif sesuai
dengan apa yang
Yesus teladani.

- 39 -
IV. MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 3 JP

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran Agama yang di anutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro aktif, dan menunjukan
sikap sebagai bagian, dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis, pengetahuan factual, konseptual,
procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.4 Mengakui bahwa perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah anugerah Tuhan.
2.4 Bersikap kritis dalam menghadapi perkembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan mengacu pada Alkitab.
3.4 Mengidentifikasi perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
tekonologi dengan mengacu pada Alkitab.
4.4 Membuat karya untuk mengkritisi perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan tekonologi dengan mengacu pada Alkitab.

C. Indikator
 Meyakini bahwa kebudayaan merupakan anugerah Tuhan dengan cara menerima
hasil kebudayaan.
 Mengklasifikasikan nilai-nilai kristiani yang dapat digunakan sebagai filter dalam
menghadapi perkembangan kebudayaan.
 Menyebutkan pengertian budaya.
 Menjelaskan contoh-contoh kebudayaan lokal.
 Merumuskan pengertian kebudayaan dari sudut pandang Alkitab.
 Menjelaskan tujuan kebudayaan sebagai karya Allah bagi manusia.
 Menulis cerita budaya pela gandong sesuai tempat tinggal peserta
 didik.
 Menentukan nilai-nilai kristiani dari cerita pela gandong.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Menerima hasil kebudayaan
 Memahami bahwa kebudayaan dan hasilnya merupakan Anugerahi Allah
 Menerima kebudayaan dan hasilnya yang bermanfaat bagi kehidupan.

- 40 -
 Menyebutkan pengertian budaya dan contoh-contohnya.
 Membuat klasifikasi nilai kebudayaan yang sesuai dengan nilai kristiani dan yang
tidak.
 Membuat komitmen untuk memfilter atau menyaring hasil-hasil kebudayaan.
 Merumuskan pengertian kebudayaan dari sudut pandang Alkitab.
 Menjelaskan tujuan kebudayaan sebagai karya Allah bagi manusia.
 Menulis cerita budaya mengenai pela gandong atau cerita lainnya yang ada di
tempat tinggal siswa.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian budaya
2. Contoh-contoh kebudayaan lokal
3. Pengertian kebudayaan dari sudut pandang Alkitab
4. Tujuan kebudayaan sebagai karya Allah bagi manusia.
5. Tugas dan tanggujawab manusia terhadap kebudayaan.
6. Klasifikasi nilai-nilai kristiani yang dapat digunakan sebagai filter dalam menghadapi
perkembangan kebudayaan.

E. SUMBER BELAJAR
1. Buku siswa/buku guru
2. Alkitab
3. Buku Pujian
4. Situs internet
5. Lingkungan sekitar
6. Sumber lain yang mendukug

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (15 menit )


1. Berdoa dan bernyanyi bersama dari KJ. 337 “Betapa Kita Tidak Bersyukur”
dipimpin oleh siswa.
2. Guru membagikan materi “Kebudayaan sebagai Anugerah Tuhan” kepada siswa.
3. Siswa diberitahu tentang tujuan, indikator dan topik pembelajaran.
4. Siswa membentuk kelompok dengan anggota 4 orang.
5. Apersepsi: Guru menanyakan kepada siswa tentang hubungan pela gandong dari
masing-masing siswa.
2. Kegiatan inti (100 menit )
- Siswa diminta menyimak narasi kerusuhan Maluku 1999 yang merusak
hubungan Pela Gandong dan mengaitkannya dengan kebudayaan manusia.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa dan bagaimana
kebudayaan dalam kehidupan manusia.
- Dalam kelompok masing-masing siswa diminta menemukan dan mengumpulkan
informasi tentang pengertian budaya, contoh-contoh kebudayaan lokal,
pengertian kebudayaan dari sudut pandang Alkitab, tujuan kebudayaan sebagai
karya Allah bagi manusia, dan tugas serta tanggungjawab manusia terhadap
kebudayaan.
- Siswa menghubungkan nilai-nilai kristiani yang ditemukan dalam Alkitab
dengan kebudayaan manusia yang ada di sekitarnya dan menilai atau
menyimpulkan relasi kebudayaan dengan kebutuhan manusia untuk hidup
bersama sebagai sebuah komunitas sosial sekaligus religius.
- Perserta didik diberikan kesempatan secara berkelompok menemukan nilai
positif Pela Gandong dalam padangan Kristen dalam menghadirkan komunitas
sosial-religius yang saling menghargai dan bersaudara satu sama lain. Siswa
diminta karakter kristiani apa yang dapat ditemukan dalam Pela Gandong dan
- 41 -
apa yang dapat dilakukan untuk menjaga dan mengembangkannya, lalu
mengemukakan hasil diskusi tersebut di hadapan siswa lainnya.

3. Penutup (20 menit)


a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis cerita Pela Pandong
sesuai asal siswa, menuliskan nilai-nilai kristiani yang terkandung didalamnya
serta membuat refleksi dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
b. Menyanyi bersama sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
c. Berdoa bersama dipimpin siswa sebagai ucapan terimakasih kepada Allah.

G. PENILAIAN
1. Aspek Sosial dan Spiritual

ASPEK YANG DINILAI

Nama Kerj Keses


Nama Kemam
Kelompo No a uaian Nilai Ket
Siswa Disip Ju puan
k denga
lin Sam jur menang
n
a gapi
materi

Damai 2
sejahtera 3

Anugera 2
h 3

Keterangan :
Masing-masing Aspek diberi penilaian Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat Kurang

2. Pengetahuan

NO INDIKATOR BUTIR INSTRUMEN

1 Menyebutkan Jelaskan Pengertian budaya Sebutkan Pengertian budaya

2 Menyebutkan Contoh-contoh kekayaan Sebutkan Contoh-contoh kekayaan


kebudayaan lokal kebudayaan lokal

3 Merumuskan Pengertian kebudayaan dari Rumuskanlah pengertian kebudayaan dari


sudut pandang Alkitab sudut pandang Alkitab

4 Menjelaskan Tujuan kebudayaan Jelaskan tujuan kebudayaan

- 42 -
5 Menjelaskan tugas dan tanggujawab manusia Jelaskan tugas dan tanggujawab manusia
terhadap kebudayaan. terhadap kebudayaan.

6 Mengklasifikasi nilai-nilai kristiani yang Klasifikasikanlah nilai-nilai kristiani yang


dapat digunakan sebagai filter dalam dapat digunakan sebagai filter dalam
menghadapi perkembangan kebudayaan. menghadapi perkembangan kebudayaan.

NO INDIKATOR BUTIR INSTRUMEN

1 Sebutkan Pengertian budaya  Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal budi).
 Dalam bahasa Inggris culture yang berasal dari kata Latin,
colore yaitu mengolah dan mengerjakan.
 defenisi budaya.
 Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah sekelompok orang yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
2 Rumuskanlah pengertian Upaya manusia mengusahakan, mengolah segala sesuatu
kebudayaan dari sudut dalam alam ciptaan Tuhan untuk menghadirkan kedamaian
pandang Alkitab dan kasih sehingga Allah Sang Pencipta dimuliakan.

3 Jelaskan tujuan kebudayaan Untuk menyatakan kemuliaan Allah penciptanya dengan cara
menggunakan hasil-hasil kebudayaan seperti kata Pemazmur
dalam Mazmur 150.

4 Jelaskan tugas dan menjaga, mengelola, mengusahakan segala kemungkinan


tanggungjawab manusia dalam kehidupan manusia bagi kesejahteraan dan kedamaian
terhadap kebudayaan. manusia dan alam ciptaan Tuhan.

5 Klasifikasikanlah nilai-nilai (Galatia 5:22-23) Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,


kristiani yang dapat digunakan kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
sebagai filter dalam penguasaan diri.
menghadapi perkembangan
kebudayaan.

3. Keetrampilan

NO KETERAMPILAN BUTIR INSTRUMEN

1 Tuliskanlah cerita budaya pela gandong


Menulis cerita budaya pela gandong sesuai tempat tinggal siswa.
sesuai tempat tinggal siswa.

2 Menentukan nilai-nilai kristiani dari Tentukanlah nilai-nilai kristiani dari cerita


cerita pela gandong yang disajikan. pela gandong yang disajikan.

3 Membuat refleksi dari cerita budaya Buatlah refleksi dari cerita budaya pela
pela gandong. gandong.

- 43 -
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XII / 2
Materi Pokok : Demokrasi Sebagai Anugerah Allah
Alokasi Waktu : 3 JP

A. Kompeensi Inti (KI)


(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menerima Demokrasi dan HAM sebagai anugerah Allah.
2.1 Mengembangkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Demokrasi dan
HAM.
3.1 Memahami arti Demokrasi dan HAM serta mengenali berbagai bentuk
pelanggaran Demokrasi dan HAM yang merusak kehidupan dan kesejahteraan
manusia.
4.1 Membuat karya yang berkaitan dengan Menerapkan sikap dan perilaku yang
menghargai Demokrasi dan HAM.

C. Indikator
 Menjelaskan kaitan antara makna demokrasi dengan harkat manusia sebagi
makhluk Allah yang mulia dan bermartabat.
 Mengembangkan perilaku tanggung jawab, ketekunan, saling menghargai dalam
kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok.
 Mengkaji arti dan nilai-nilai demokrasi menurut beberapa teori dan
membandingkannya dengan demokrasi yang diajarkan Alkitab.
 Menunjukkan perilaku responsive dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
 Mendeskripsikan tokoh-tokoh dunia (maupun lokal) yang dijadikan panutan
untuk penerapan demokrasi yang membawa kesejahteraan bagi orang banyak.
 Memberikan penilaian kritis terhadap kasus pelanggaran
 demokrasi berdasarkan pemahaman terhadap teks Alkitab.
D.Tujuan Pembelajaran :
- Memahami bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat yang
sama sebagai makluk mulia ciptaan Allah. Oleh karena itu tiap orang
wajib saling menghargai dan menerima keberadaan masing-masing.
- Menerima Perbedaan pendapat dan tata cara kehidupan merupakan
kenyataan hidup yang harus diterima oleh tiap orang.
- Memahami demokrasi dan tuntutan hidup berdemokrasi .

- 44 -
E. Materi Pembelajaran
Demokrasi Sebagai Anugerah Allah

- Manusia diciptakan sebagai makluk mulia yang memiliki harkat dan martabat
yang sama
- Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia diwujudkan antara lain melalui
Demokrasi
- Teori-teori yang berkaitan dengan Demokrasi
- Alkitab menulis mengenai Demokrasi
F.Metode

Menggunakan pendekatan scientific dan discovery learning. Metode yang di gunakan


adalah diskusi dan tanya jawab.

Guru memberikan artikel mengenai kerusuhan Mei 1998 kepada siswa untuk dikaitkan
dengan demokrasi. Siswa secara berkelompok memberikan tanggapan mengenai artikel
yang diberikan, menyatukan pendapat sehingga menjadi satu kesimpulan.

Kemudian siswa diberi kesempatan bercerita pengalaman berdemokrasi, misalnya di gereja,


di sekolah dan di lingkungan rumah dengan teman kelompoknya. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai demokrasi dan nilai-nilai yang
terkandung dalam demokrasi, guru menjawab atau siswa yang lain pun dapat menjawab. Guru
dapat juga melempar pertanyaan kepada siswa, dalam proses tanya jawab, terjadilah interaksi
dua arah atau lebih. Kemudian siswa diminta mengumpulkan informasi tentang demokrasi
menurut beberapa tokoh dan membandingkan dengan demokrasi dalam Alkitab. Siswa secara
berkelompok menyampaikan hasil kajian mengenai arti dan nilai demokrasi menurut beberapa
tokoh yang telah dibandingkan dengan demokrasi yang diajarkan dalam Alkitab. Guru
memberi apresiasi pada kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik.

G.Media, alat dan sumber belajar


- Alkitab
- Buku Pegangan Guru/Siswa
- Media Internet
- Artikel
- Sumber lain yang mendukung

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Alokasi


Kegiatan Waktu

Salam, sapa
- Ibadah singkat yang dilakukan oleh guru dan siswa
- Mempersiapkan kelas untuk pembelajaran (absensi,
kebersihan kelas, dan lain-lain).
Kegiatan - Kilas balik materi pada pertemuan sebelumnya.
Guru menyampaikan judul materi yang akan diajarkan
Awal 15’
dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan - Siswa diminta menyimak narasi kerusuhan Mei 1998
Inti dan mengaitkannya dengan demokrasi.
- Siswa diberi kesempatan bercerita pengalaman
berdemokrasi; misalnya; dalam organisasi di gereja,

- 45 -
lingkungan rumah dan sekolah.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai arti demokrasi dan nilai yang terkandung dalam
demokrasi.

Dalam kelompok masing-masing siswa diminta


menemukan dan mengumpulkan informasi tentang
demokrasi, menurut beberapa teori dan membandingkan
dengan demokrasi yang diajarkan dalam Alkitab.

100’

Siswa menghubungkan nilai kristiani yang ditemukan


dalam Alkitab dengan demokrasi atau menyimpulkan arti
dan nilai-nilai demokrasi menurut beberapa ahli dan
menurut Alkitab.
Perserta didik diberikan kesempatan secara berkelompok
menyampaikan hasil kajian tentang arti dan nilai
demokrasi menurut beberapa teori yang dibandingkan
dengan demokrasi yang diajarkan dalam Alkitab.

Siswa diminta menuliskan karakter kristiani apa yang


dapat menjadi dasar menciptakan demokrasi.
- Guru menyampaikan tugas individu dan tugas
kelompok;
Kegiatan  Pengamatan tentang demokrasi di yang telah
dilakukan selama ini.
Akhir 20’
 Portopolio; kliping
- Guru memberi penghargaan, misalnya: pujian atau
bentuk penghargaan yang lain kepada kelompok yang
berkinerja baik
- Bernyanyi bersama
- Berdoa yang di pimpin oleh siswa sebagai komitmen
menjadi pembawa damai bagi lingkungan

I. Penilaian

1. Aspek Sosial dan Spiritual

Kelomp ASPEK YANG DINILAI


ok
Nama Kemam
Kerja Kesesuaian Keterangan
Siswa Disipl puan
Jujur dengan
in Sama menangg
materi
api

Masing-masing aspek pada penilaian Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat kurang

- 46 -
2. Pengetahuan

NO INDIKATOR BUTIR INSTRUMEN

1 Menyebutkan arti demokrasi Sebutkan pengertian demokrasi!

2 Merumuskan pengertian demokrasi dari sudut Rumuskanlah pengertian demokrasi dari


pandang Alkitab sudut pandang Alkitab!

3 Menjelaskan tujuan demokrasi Jelaskan tujuan demokrasi!

4 Menjelaskan pengalaman pribadimu mengenai Jelaskan penglaaman pribadimu dalam hal


berdemokrasi berdemokrasi!

5 Mengklasifikasi nilai-nilai Kristiani yang dapat Klasifikasikanlah nilai-nilai Kristiani yang


digunakan sebagai pegangan dalam menciptakan dapat digunakan sebagai dasar menciptakan
demokrasi demokrasi!

NO INDIKATOR BUTIR INSTRUMEN

1 Sebutkan Pengertian Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga


demokrasi negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan
yang dapat mengubah hidup mereka.

2 Rumuskanlah pengertian Demokrasi adalah suatu pemahaman bahwa manusia sungguh


demokrasi dari sudut berharga dihadapan Allah, semua manusia adalah sama.
pandang Alkitab
3 Jelaskan tujuan demokrasi Menciptakan kedaulatan negara kepada rakyat yang bertujuan
menciptakan peerintahan yang sah dan dikehendaki rakyat.

4 Jelaskan pengalaman Disesuaikan dengan penilaian guru pada cerita siswa/i


pribadimu mengenai
demokrasi dilingkunganmu

5 Klasifikasikanlah nilai-nilai (Matus 22 : 39b) kasihilah sesamamu manusia seperti diri


kristiani yang dapat menjadi sendiri
pegangan dalam (Galatia 5:22-23) Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
menciptakan demokrasi kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri.

3. Keterampilan

NO KETERAMPILAN BUTIR INSTRUMEN

1 Tuliskan satu tokoh demokrasi yang ada


Menulis satu tokoh demokrasi di di dunia serta tuliskan apa yang telah di
dunia maupun Indoneia perbuatnya!

2 Menentukan nilai-nilai kristiani Tentukanlah nilai-nilai kristiani dari

- 47 -
yang ada dalam tokoh tokoh demokrasi yang telah kamu pilih!

3 Menuliskan hal positif dari tokoh Tuliskan hal-hal positif yang akan kamu
demokrasi yang dapa kamu terapkan dari kisah tokoh yang telah
terapkan kamu pilih!

Lampiran 3 : Penilaian Praktik

(Menggunakan Daftar Tanda Cek)


Nama siswa: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Baik Cukup Kurang Sangat


kurang
1. Tulisan
2. Isi
3. Pemahaman tokoh
4. Tanggapan
5. Komitmen
Skor yang dicapai
Skor maksimum

Keterangan
Baik mendapat skor 4
Cukup mendapat skor 3
Kurang mendapat skor 2
Sangat Kurang mendapat skor 1

- 48 -

Anda mungkin juga menyukai