Anda di halaman 1dari 23

METODE PAK ANAK YANG BAIK

DAN EFEKTIF
16 APRIL 2015 MARLIANAPADANG 1 KOMENTAR

KATA PENGANTAR
Setiap anak lahir dengan temperamen, kebutuhan, dan bakatnya
masing-masing. Tidak ada yang salah dengan segala perbedaan
tersebut karena sejatinya setiap anak mempunyai potensi untuk
mengembangkan karakter yang baik dan mempunyai kontributor
positif untuk masyarakat, kelak setelah dia dewasa.
Salam sejahtera, puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan
yang Maha Esa, hingga pada saat ini saya masih diberi kempatan
untuk menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
Model-Model dan Fungsi Komunikasi.
Saya atas nama Marliana padang, mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Dosen kami yang terhormat yang telah
membimbing saya, selaku yang telah mengajari kami tentang PAK
ANAK dan memberikan kesempatan kepada saya untuk saya
boleh membuat paper/makalah tentang METODE PAK ANAK YANG
EFEKTIF DAN BERHASIL. Dan semoga saya bisa mengaplikasikan
sebagaimana saya telah berusaha untuk mengerjakan/
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dan saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh para
pembaca, baik teman-teman semua yang telah membaca
makalah yang telah saya buat buat dan secara terkhusus buat
bapak dosen . saya menyadari akan ketidak sempurnaan makalah
yang telah saya buat. Oleh karena itu saya minta maaf sebesarbesarnya. Dengan rendah hati, saya sangat mengharagi apabila
ada saran atau Kritik dari teman-teman semua, untuk
memperbaiki makalah yang akan saya buat diwaktu berikutnya.

BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang masalah
Sebelum masuk ke Metode PAK Anak yang efektif dan berhasil,
saya akan terlebih dahulu menjelaskan tentang PAK.
PAK (Pendidikan Agama Kristen) merupakan pendidikan yang
berporos pada pribadi Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab (Firman
Allah) sebagai dasar atau sumber acuannya. Menurut Marthin
Luther, PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat
untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa
mereka serta sukacita di dalam Firman Yesus Krisrus yang
memerdekakan.
Disamping itu, PAK memperlengkapi mereka dengan pengalaman
berdoa, Firman Tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan
sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk
masyarakat dan Negara serta mengambil bagian dengan
bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen. Paulus Lilik
Kristianto mengatakan bahwa yang menjadi tugas PAK adalah
mengajar sesuai dengan perintah-perintah Tuhan Yesus Kristus
kepada murid-Nya sebelum kenaikan-Nya kesurga, yaitu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, babtislah
dan ajarlah.
Dengan kata lain ada tiga hal yang harus dilakukan para murid
Kristus, yaitu memberitakan Injil, membabtis dan mengajar. PAK
berhubungan dengan mengajar, sasarannya menginjil,
membabtis, dan mengajar adalah adanya suatu proses
pemuridan yang menjadikan mereka sebagai murid Kristus yang
dilihat dari tujuan PAK itu sendiri yakni mendewasakan para murid
Kristus. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun
nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembalagembala dan pengajar-pengajar,untuk memperlengkapi orang-

orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh


Kristus,sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh,
dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus, (Ef. 4:11-13). Ayat tersebut menunjukkan bahwa tujuan
mengajar adalah menjadikan murid dewasa dan bertumbuh
sesuai dengan kepenuhan Kristus. Tujuan ini harus dicapai selama
murid-murid Kristus masih hidup di dunia ini.
Secara khusus, penulis lebih menekankan PAK di gereja yang
ditujukan kepada sistem pengajaran guru sekolah minggu. Anak
adalah masa yang paling baik untuk mempersiapkan suatu
generasi pengganti baik dalam keluarga, Negara (pemerintahan)
maupun dalam kehidupan gereja. Dalam hal ini tidak heran bila
pengorbanan kepada anak baik dalam pikiran, tenaga, dan uang
dilakukan untuk perkembangan pendidikan anak sebagai generasi
yang berkualitas. Pendidikan yang bagaimanakah dilakukan oleh
gereja? Gereja melalui sekolah minggu berusaha untuk membina
anak-anak untuk bertumbuh dalam kehidupan Kristen.
Gereja harus menyediakan lingkungan yang baik bagi anak
sekolah minggu dan Alkitab harus menjadi bahan utama dalam
mengajar anak sekolah minggu. Tuhan Yesus tidak pernah
menganggap rendah anak-anak dan bahkan mengatakan bahwa
orang yang empunya kerajaan Allah adalah jika mereka memiliki
gambaran hati seorang anak (Mat. 19:14, Mark. 10:14, Luk.
18:16). Homrighausen dan Enklaar mengatakan:
bahwa anak-anak yang masih muda perlu dididik sampai mereka
menjadi orang Kristen yang dewasa. Kita yakin bahwa Tuhan oleh
anugerah-Nya mau menghisabkan mereka pada jemaat Kristus
yang agung dan besar itu. Tuhan telah menerima mereka sebagai
anak-anak-Nya sendiri dan sebagai ahli waris kerajaan Sorga.

Melalui pendapat di atas penulis dapat melihat bahwa gereja


harus melakukan yang terbaik kepada anak-anak jemaat sekolah
minggu. Disamping itu gereja juga harus memperhatikan tenaga
pengajar sekolah minggu, sebab selain memiliki kewajiban untuk
mengajar seorang guru sekolah minggu juga harus
memperhatikan pribadinya yang juga dapat menentukan
keberhasilan dalam kedewasaan iman anak-anak sekolah minggu.
Perlu diperhatikan siapa sebenarnya pengajar/guru sekolah
minggu di hadapan anak-anak. Apakah mereka menganggap
orang besar yang selalu menyuruh anak duduk diam dan
mendengarkan? Apakah anak-anak merasa bahwa guru sekolah
minggu sebagai pengajar yang selalu tidak ,memperbolehkan
mereka berbuat hal-hal yang menarik? Apakah anak-anak
menganggap guru sekolah minggu sebagai sahabat yang baik
yang mencintai dan mengasihi mereka?. Dalam hal ini guru
sekolah minggu harus penuh dengan kasih, sebab sangat erat
hubungannya dengan usaha membangun citra diri yang baik.
Guru sekolah minggu perlu memiliki citra diri yang baik dalam arti
bahwa mereka dipandang oleh anak-anak sekolah minggu
sebagai orang yang pantas untuk dihargai dan diterima sebagai
guru yang menyayangi mereka. Andar ismail mengatakan :
penghargaaan terhadap diri sendiri dapat diperoleh dari
penghargaan yang ia terima dari orang yang sungguh-sungguh
mencintai dirinya. Dalam suasana seperti ini, harapan seorang
guru dapat membuka diri kepada anak-anak sekolah minggu
dengan penuh kepercayaan dan kasih sayang secara Kristiani .
Pendidik bagi sekolah minggu disebut guru sekolah minggu. Guru
sekolah minggu di panggil Allah untuk mendidik anak secara
religius. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

pembangunan. Pendidik bagi guru sekolah minggu disebut guru


sekolah minggu. Guru dalam kamus besar bahasa Indonesia
disebut sebagai orang yang kerjanya mengajar. Seorang guru
sekolah minggu lebih sering disebut sebagai pengajar atau
pendidik daripada seorang pengkotbah. Seorang guru sekolah
minggu bertujuan untuk membantu anak-anak menjadi dewasa
dalam iman sedangkan pengkotbah bertujuan mengajarkan
petunjuk Tuhan kepada umat-Nya. Dalam kitab injil Tuhan Yesus
memberi khotbah kepada massa yang belum menjadi murid-Nya,
dan mengajar murid-murid-Nya (Mat.13:3,36;Kis.2:42).
Guru sekolah minggu adalah seorang pelayan, yang menyalurkan
air hidup bagi anak-anak. Panggilan sebagai pelayan itu
merupakan karunia dari Allah dan mengajar adalah tugas yang
paling mulia. Seorang guru sekolah minggu membawa anak-anak
dari yang tidak tahu mejadi tahu, dari yang tidak mengerti
menjadi mengerti, dari tidak bisa melakukan menjadi bisa
melakukan. Dari ketiga tugas diatas, dapat kita katakan bahwa
seorang guru sekolah minggu perlu memiliki sumber daya yang
baik , misalnya mempunyai pengetahuan tentang anak,
pemahaman tentang firman Tuhan dan karakter yang sesuai
dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian guru sekolah minggu
mampu meletakkan dasar iman dalam kehidupan anak-anak.
Tetapi yang menjadi pokok permasalahan banyak guru sekolah
minggu di suatu gereja ialah anak SMA yang belum mengerti
akan pengetahuan tentang anak dari segi psikologinya, Maka dari
itu dibutuhkan peranan PAK terhadap sistem pengajaran Guru
Sekolah Minggu serta pucuk pemimpin gereja haruslah
memperhatikan usaha yang dilakukan bagi guru sekolah minggu
sebagai pendidik religius yakni :
1.

Mempersiapkan dan menyediakan tenaga guru sekolah


minggu yang terampil untuk memimpin kebaktian dan
membina anak-anak sekolah minggu.

2.

Melaksanakan usaha-usaha peningkatan


pendidikan/keterampilan guru sekolah minggu.
3.
Mengadakan sarana pendukung untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan sekolah minggu
Penulis sangat setuju dengan pendapat diatas, sebab jika guru
sekolah minggu telah diperlengkapi dan dibina maka akan
meningkatkan kualitas pelayanan yang berdampak meningkatkan
iman spiritual anak sekolah minggu.
Sehubungan dengan pentingnya perhatian serius kepada anakanak Sekolah Minggu, maka Sekolah Minggu merupakan wadah
yang tepat dalam membina anak-anak, sehingga anak-anak
tumbuh dibawah naungan gereja disamping tanggung jawab
orang tua, karena telah menjadi tanggung jawab gereja
mengarahkan pertumbuhan, perkembangan dan pendidikan
kerohanian mereka. Sikap gereja yang yang memberikan
pendidikan yang benar sejak dini akan banyak mempengaruhi
kehidupan anak-anak dalam segala segi, sebab pendidikan yang
telah diberikan itu dapat membentuk watak, kepribadian, tingkah
laku dan juga kerohaniannya kearah yang benar hingga pada
masa mudanya kelak. Para pendidik anak Sekolah Minggu dewasa
ini perlu menyadari, bahwa pengetahuan dan pengalaman
manusia adalah dasar untuk mengasuh anak Sekolah Minggu.
Melihat profesi guru sebagai pendidik, seorang guru Sekolah
Minggu harus mengerti faktor-faktor yang berlaku dalam
hubungan antar pribadi, antar anak-anak dan pendidik. Guru
Sekolah Minggu selaku pemberi didikan kepada anak Sekolah
Minggu betul-betul mengajarkan firman Tuhan, sehingga iman
anak Sekolah Minggu itu dapat bertumbuh dengan baik. Tuhan
Yesus berkata: pergilah, jadikanlah semua bangsa menjadi
murid-Ku dan babtislah mereka didalam nama bapa dan Anak,
Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah aku menyertaimu
sampai akhir zaman (Mat 28:19-20, Ul 6:6-7). Dari nats diatas

kita ketahui bahwa, mengajar adalah salah satu tugas guru


Sekolah Minggu. Guru Sekolah Minggu bertugas untuk
mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak Sekolah Minggu.
Disamping pengajaran tentang Tuhan Yesus yang disampaikan
oleh guru-guru Sekolah Minggu, menjadikan anak-anak Sekolah
Minggu menjadi murid Yesus.[1]
1.
TUJUAN
Makalah ini dapat membantu setiap orang tua dalam
menumbuhkan anak, percaya diri, cerdas, dan berkarakter. Dalam
makalah ini kita akan menemukan beragam ide penting yang
bertujuan untuk:
1.
Membangun rasa percaya diri pada anak
2.
Memahami dan mengembangkan kecerdasan anak
3.
Menumbuhkan karakter positif pada anak.
Dikemas dengan bahasa yang praktis dan dilengkapi tip untuk
membantu kita sukses dan bahagia menjalankan tugas sebagai
orang tua.[2]
Semoga bermanfaat!
1.
PENGERTIAN PAK ANAK
PAK Anak adalah:
1.

Proses belajar mengajar yang alkitabiah, dengan kuasa Roh


Kudus dan berpusatkan pada Kristus.
2.
Suatu usaha untuk membimbing setiap pribadi bertumbuh
sesuai dengan tarafnya melalui cara-cara mengajar yang cocok
agar mengetahui dan mengalami maksud dan rencana Allah
melalui Yesus Kristus dalam setiap segi kehidupan dan
melengkapi mereka untuk pelayanan yang efektif, menjadi
serupa dengan Kristus (Roma 8:29).
3.
Pendidikan yang tidak terikat dengan fasilitas gedung/ruang
kelas namun merupakan proses belajar mengajar, seperti yang

dilakukan oleh Allah kepada Musa (Ulangan 4:10) dan Paulus


kepada Timotius (II Timotius 3:10-15).[3]
4.
Pola Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK)
Pola pembelajaran PAK SD, SMP dan SMA adalah contoh-contoh
model yang dapat dipakai oleh guru agama Kristen di sekolah
namun perlu diingat bahwa pendidikan di sekolah merupakan
kesatuan yang utuh dengan pendidikan yang diterima oleh
keluarga dirumah, gereja atau masyarakat.
Pola pembelajaran nilai-nilai yang cocok adalah pembelajaran
aktif yang mengacu pada strategi pembelajaran yang berfokus
pada siswa (life center) sehingga seluruh pembelajaran berpusat
pada siswa artinya bahwa perkembangan, keberadaan,
pergumulan,, kebutuhan, kondisi kongkrit siswa yang sering kali
berfariasi haruslah menjadi pertimbangan utama guru dalam
merancang pembelajaran sehingga PAK benar-benar menyentuh
eksistensi siswa dan siswa mengalami perubahan baik
pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai dalam dirinya
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang diwujudkan dalam diri Yesus
Kristus Tuhan yang mendasari pembelajaran PAK.
Dalam modul strategi pembelajaran PAK, pola pembelajaran aktif
merupakan keterkaitan dari komponen-komponen seperti
pengalaman, komunikasi, interaksi dan refleksi. Sehingga
langkah-langkah secara bertahap dalam pembelajaran aktif yang
dipilih tentunya mengacu pada keempat komponen tersebut.
Idelanya PAK yang sarat dengan nilai-nilai kristiani ini
dilaksanakan secara berkesinambungan, tahap demi tahap, mulai
dari TK, SD, SMP dan SMA baik di sekolah, gereja, Keluarga
maupun di masyarakat. Bentuk atau system pendidikan adalah
terbuka (open ended system ) artinya PAK tidak selesai hanya di
sekolah tetapi merupakan pembelajarn yang utuh dan
berkesinambungan dengan gereja, keluarga, mulai dari

kandungan sampai liang lahat. Proses pembelajaran PAK tidak


hanya berhenti di skolah saja tetapi belajar terus menerus
disepanjang kehidupan manusia. Itu berarti nilai-nilai agama itu
dipelajari kapan saja, dimana saja, sepanjang waktu siswa belajar
tentang Allah dan karyanya secara nyata dalam kehidupannya.
1.
Dasar-Dasar Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
(PAK)
Beberapa kutipan ayat alkitab dibawah ini menolong guru untuk
memahami intinya pembelajaran PAK adalah :
Ulangan, 6 : 4 9 ( haruslah engkau mengajarkannya berulangulang kepada anak-anak mu)
Efesus 6 : 4 (didiklah mereka dalam ajaran dan nasehat Tuhan)
Amsal 22 : 6 ( didklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
daripada jalan itu )
2 Timotius 3 : 16 ( segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan untuk
memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran)
1.
Implikasinya
Imperative mendidik / membesarkan ( bandingkan Amsal 13 : 13).
Mendasarkan pengajaran/asuhan pada kitab suci.
Pendidikan Kristiani bersifat terus menerus (life long education)
Pendidik : orang tua, guru, fungsionaris pendidikan
Pendekatan multi metode

Isi nesehat atau ajaran Tuhan (bandingkan Amsal 2 : 6 ; 3 : 13


15)
1.

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen


(PAK)
Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah pola
strategi yang berisi langkah-langkah prosedur dalam merancang
program pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sesuai tuntutan
kurikulum untuk memperoleh hasil belajar siswa. Dengan
demikian sebelum merancang strategi pembelajaran, guru perlu
mempertimbangkan keberadaan siswa yang beranekaragam latar
belakang kehidupannya. Siswa beraneka ragam dalam hal
perkembangan fisik, psikis, moral, kognitif dan kepribadiannya.
Pertimbangan tersebut berdasarkan tujuan yang sama bagi
semua siswa yaitu agar mereka mengalami pertumbuhan
pengetahuan, siikap keterampilan, mental rohani dan mmoralitas.
Dalam kurikulum, tujuan ini disebut kompetensi yang didasari
oleh nilai-nilai kristiani melalui Pendidikan agama Kristen di
sekolah. Perlu juga diipahami bahwa pendidikan agam Kristen
adalah mata pelajaran yang bermuatan ranah afektif dan
psikomotorik lebih besar daripada kognitif sehingga melalui
pembelajaran pendidikan agama Kristen diharapkan siswa
mengalami perjumpaan dengan Allah di dalam Tuhan Yesus, sang
sumber nilai-nilai yang membawa perubahan pada diri siswa
khususnya perkembangan iman serta mental moralnya disamping
perkembangan pengetahuan dan psikomotoriknya.
Keutuhan perkembangan ranah afektif, kognitif dan psikomotorik
yang didasarkan pada nilai-nilai kritiani menjadi hal yang sentral
dalam kurikulum Pendidikan Agama Kristen. Keutuhan dari ketiga
unsur pelaksana pendidikan yakni keluarga, gereja/ masyarakat
dan sekolah juga menjadi pemikiran strategis yang dikoordinir

dalam kurikulum Pendidikan Agama Krisen tahun 2004 dilakukan


tiga pendekatan masing-masing.[4]
BAB II
METODE PAK ANAK YANG EFEKTIF DAN BERHASIL
1.

CONFIDENT CHILD
Membangun Pe-De Sejak Dini

Tidak harus menunggu sampai anak kita mencapai usia tertentu


untuk mencoba membuatnya lebih percaya diri. Proses ini dapat
kita mulai bahkan sejak anak masih bayi!
>Bayi (0-18 Bulan)
Langkah pertama untuk membuat bayi lebih percaya diri adalah
dengan memberinya rasa aman. Sering-seringlah memeluknya
dan mengajaknya bercakap-cakap karena bayi itu sangat mudah
dihinggapi beragam perasaan takut dan cemas.
Dapat mencoba mengatasi ketakutannya dengan selalu berada
didekatnya pada saat dia menangis, tentu tidak selalu harus
memangku dan memeluknya, kita cukup membelai dan mencium
sambil mengajaknya bercakap-cakap.
Tetapi jika tindakan itu tidak dapat menenangkannya, kitapun
harus segera menggendong dan mencari tau apa yang
sebenarnya dia inginkan. Jika seperi ini yang terjadi, mungkin dia
juga bukan Cuma merasa takut atau cemas, tetapi ada sesuatu
yang diinginkannya.
>Toddlers (18 bulan-3 Tahun)
Di masa ini otak ana sedang berkembang dengan pesat, dan dia
sudah memperoleh pengetahuan lebih dari yang kita sadari. Saat
ini dia sudah dapat mengikuti suasana hati orang tuanya. Bahkan,

diapun dapat mengetahui saat kita sedang suntuk, marah-marah,


atau sedang bersenang hati.
Disisi lain, anak yang hanya sedikit mendapatkan kontak fisik
dengan orang tuanya cenderung merasa tidak nyaman saat
mendapatkan kontak fisik dengan orang lain dalam bentuk normal
dan wajar sekalipun. Misalkan, saat ada kawan lama yang
mengajak berangkulan. Menepuk-menepuk bahu saat member
selamat dan lain-lain.
Kitapun harus ikut nahwa foddler mudah sekali mendapatkan
frustasi karena ada banyak hal yang ingin mereka lakukan, tetapi
tidak/belum dapat mereka lakukan. Foddler sudah dapat
merasakan saat dia sedang diperhatikan, dan ketika dia sedang
diabaikan.
>Prasekolah
Dapat memulai dengan mendorong anak untuk melakukan tugastugas yang mungkin untuk dilakukannya sendiri, meskipun suatu
saat tidak berhasil melakukan tugastersebut, harus tetap
memujinya karena sudah berani mencoba.
Anak-anak sering ingin mendorong anak untuk melakukan banyak
hal disekitar rumah, tetapi seringkli orang tua tidak
membiarkannya. Kebanyakan orang tua lebih memilih untuk
membiarkan anak-anak mereka berkonsentrasi untuk bermain
dengan mainan mereka sendiri.

7 Langkah Untuk Membangun Percaya Diri

Percaya diri adalah sebuah kekuatan yang luar biasa.


Dilaksanakan reactor yang membangkitkan segala enegi yang
ada pada diri untuk mencapai sukses. Jadi bantulah anak untuk
mengembangkan kekuatan ini.

Berikut 7 langkah yang dapat dilakukan untik membangun


percaya diri:
>Menyimak
>Jangan menyepelekan
>JAngan member kritik bernada negative
>Segera bertanya setiap kali terjadi perubahan waktu
>Tidak pelit memeri pujian
>Mendorong anak untuk turut berpikir
>Berfokus pada hal-hal positif
1.3. Tool untuk Membangun Pe-De
Berikut langkah-lamngkah yang dapat kita lakukan saat anak
merasa ragu dan saat berupaya untuk meningkatkan rasa
percaya diri.
> Memberi Perhatian
> Feel Good
> perhatian pada anggaran
> Pentingnya tokoh idola
1.4.

Apakah Anak Kita Pemalu?

Beberapa anak ada memang berbakat lebih pemalu dari anakanak lain. Mereka mungkin malu untuk berbicara dengan orang
lain, tampil didepan kelas, berkenalan, dan lain-lain. Berikut
langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk anak yang
tergolong malu:
> Menumbuhkan keberaniannya
> Memberi perhatian
> Tidak member Label
> Melatih berbicara didepan umum (public speaking)
> Menanamkan pentingnya arti percaya diri pada anak
1.5. Ketakutan dan kecemasan Umum pada Anak-Anak
Berikut ketekunan dan kecemasan yang paling umum anak-anak
sesuai dengan level usianya:
> Infant (0-18 Bulan)
> Toddeler (18 Bulan-3 Tahun)
> Usia 3-6 Tahun
> Usia 6-12 tahun
> Remaja Usia 13-17 tahun
2.
INTELLIGENT CHILD
2.1. Langkah Awal meningkatkan intelligensi Anak

Semua orang tua ingin anaknya menjadi pintar dan do very well
baik disekolah maupun di kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler
lainnya. Yang menjadi pertanyaan semua orang tua adalah:
Apakah kecerdasan itu bersifat diturunkan atau dapat
ditumbuhkan lebih awal ?
Temuan terkini menyimpulkan bahwa: Intelligensi adalah sesuatu
yang, meskipun sifatnya diturunkan, tetapi factor lingkungan pun
memegang peranan yang besar dalam memperkuat dan
memperkayanya.
Kemudian, beberapa presentase bakat keerdasan ini dapat
ditingkatkan? Apakah 20 % atau 50 %? Sampai saat ini belum ada
jawaban yang pasti. Para ahli percaya, jika orang tua memberikan
stimulasi yang tepat, bahkan seorang anak yang rata-rata pun
dapat menjadi unggul. Disisi jika terjadi kekurangan stimulasi,
anak yang berbakat cerdas pun tidak akan berhasil mencapai
potensi penuh mereka.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam
upaya meningkatkan intelligensi anak:

Langkah awal stimulasi: Memilih mainan yang paling tepat

Jenis stimulasi apa yang paling tepat? Sejatinya, orang tua harus
meluapkan cukup waktu dengan anak-anak mereka. Orang tua
seharusnya tidak hanya memberikan anak mereka mainan, tetapi
mereka juga turut bermain bersama

Peran orang tua tidak tergantikan

Sejatinya, anak-anak memang tidak cukup hanya sekedar


dibelikan mainan. Orang tua perlu meluangkan waktunya untuk
bermain dengan anak-anak.

Tidak perlu berlebihan

Anak-anak tidak akan mampu mempelajari segala hal!


Anak harus mengambil kegiatan sesuai denganminat dan
bakatnya sendiri.

Menumbuhkan hobi membaca

Klebiasaan membaca dapat menjadi hadiah yang bermanfaat


seumur hidup! Pikiran manusia dapat dipengaruhi dan diperkuat
dengan beragam cara, tetapi buku-buku dan kata-kata dalam
berkarya cetak adalah tool terbaik yang dapat kita gunakan untuk
mencerahkan pikiran dan memperluas cakrawala anak.
2.2. Mendongkrak IQ Anak (1)
Berikut langkah-langkah yang dapat kita lakukan dalam upaya
mendongkrak IQ anak:

Catur dan Games lainnya

Kita dapat mengajari anak untuk meningkatkan IQ anak.


Permainan catur berbeda dari jenis permainan lain. Dia
mengajarkan anak untuk melihat mesalah dari berbagai sudut,
dan untuk belajar bahwa ada banyak pendekatan terhadap
masalah yang sedang dihadapi.

Cukup TIdur

sangat penting bagi anak untuk mendapatkan minimal delapan


jam tidur sehari untuk meningkatkan daya otaknya. Setelah
seharian study anak perlu tidur malam yang baik ubtuk
memastikan pelajaran yang telah ia serap anak berakar kuat pada
otaknya.

Revisi

Demikian pula, sepulang sekolah anak harus melakukan revisi


untul semua yang telah dia pelajari.

Mengurangi asupan garam

Mengurangi asupan garam pada makanan yang dimakan anak


dapat meningkatkan kemampiuan anak dalam mengingat.

Aluminium

Pastikan air yang biasa kita minum sehari-hari adalah air yang
bersih dan terbebas dari logam berat. Minum air yang
mengandung jejak aluminium selama bertahun-tahun, dapat
menimbulkan kinerja otank yang buruk.

Yoga

Yoga, terutama latihan pernapasannya dapat membuka sebuah


dunia yang berbeda untuk mental dan kesejahteraan fisik anak

Mendongkrak IQ Anak (2)

Ada banyak cara untuk meningkatkan kecerdasan anak. Kita


harus rajin-rajin mencari tahu tentang bagaimana membantu
anak untuk berkembang menjadi pribadi yang cerdas dan pintar.
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakuka, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
3.

Kembali ke Alam
Sejarah
Tanaman
Hewan
Ruang Angkasa
MEMBANGUN DISIPLIN
Mendisiplinkan anak

Ketika anak lahir, merekaadalah papan tulis yang kosong dimana


orang tua lah yang akan membantu mereka untuk mulai menulis
script awal cerita hidup mereka. Setiap anak akan tumbuh dan
membawa grafik nasibnya seniri, tetapi otang tualah yang
meletakkan dasar-dasarnya.

Pentingnya Disiplin

Mendisipilkan anak ibarat berupaya berjalan diatas tali. Orang


tuaharus menjaga keseimbangan antara member kebebasan dab
bersikap otoriter. Jika seorang anak sering dikritik oleh orang yang
opininya dia perhitungkan, dia kemungkinan akan kehilangan
kepercayaan kepada orang tuanya sendiri. Orang tua harus
mengajari anak-anak mereka apa yang baik dan apa yang buruk.
Orang tua harus menjadikan anak mampu memahami
konsekuensi dari segala tindakan yang mereka lakukan dan
bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang mereka lakukan.

Jebakan Disiplin yang Harus Dihindari

Berikut ada lima jebakan dalam penerapan disiplin yang sedapat


mungkin yang harus kita hindari.
1.
2.
3.
4.
5.

Merasa bahwa satu gaya saja sudah cukup


Bertindak berlebihan
Terlalu lembek
Tidak konsisten
Selalu berfokus pada hal-hal negative
Alasan tidak boleh menggunakan bahasa kasar di

depan Anak
Sebagai orang tua harus berusaha menampilkan perilaku sopan
saat berada didepan anak-anak. Berikut ada empat alasan
mengapa kita harus menghindari penggunaan kata-kata kasar
didepan anak-anak.
1.
2.
3.
4.

Bahasa adalah anugrah


Kata yang buruk mengindikasikan budaya rumah yang buruk
Perhatian pada kingkungan
Kata kasar mencerminkan managemen emosi yang buruk
9 Alasan Untuk Tidak memukul Anak

Apakah kita bisa member hubungan fisik pada anak setiap kali dia
melakukan kesalahan? Berikut Sembilan alasan mengapa tidak
boleh memukul anak atau hukuman fisik lainnya:
>Memukul anak, sama dengan mengajari anak untuk
dirinya sendiri

memukul

>Pada banyak kasus yang disebut perilaku buruk itu hanyalah


respons anak terhadap apa yang TIDAK dia peroleh dari
lingkungannya
>Pemberian hukuman fisik akan mengecoh anak dari belajar
bagaimana menyelesaikan konflik secara efektif dan manusiawi
>Hukuman fisik akan merusak ikatan antara orang tua dan anak
>Hukuman fisik berisiko berbahaya
>Berpotensi menciptakan: Api salam sekam!
>Dapat berisiko menimbulkan perilaku seksual menyimpang
>Hukuman fisik dapat memicu timbulnya perilaku suka menyakiti
orang lain
>Setelah dewasa, enderung akan menafikan padaadanya model
disiplin lain, selain hukuman fisik
4.

MEMBANGUN KARAKTER
Membangun karakter Anak

Apa itu karakter?


Karakter adalah keyakinan dalam suatu sistem mutlak: benar
atau salah, yang dikombinasikan dengan keinginan untuk

melakukan apa yang benar terlepas dari masalah biaya atau


untung rugi dari tindakan tersebut.

Langkah awal membangun Karakter

1.
Akuntabilitas
Pastikan anak kita akuntabel (Dapat bertanggung Jawab) atas
tindakan-tindakan mereka. Orang tua harus menanamkan rasa
bertanggung jawab atas perilaku dan mengajarkan pada anak
mana yang benar dan mana yang salah.
1.
Karakter
Orang tua harus membangun anak untuk menjadi orang yang
berkarakter, untuk dapat mengetahui mana yang benar, mana
yang salah, dan memiliki kemauan untuk terus
mempraktikkannya. Dan masyarakat kita saat ini sangat
membutuhkan laki-laki dan perempuan yang berkarakter.
1.
Memaafkan
Kita harus mengajari anak untuk bersedia memaafkan orang lain.
Memaafkan adalah cara terbaik untuk mencapai ketenangan
pikiran dan mendapatkan kehidupan yang bebas stress.
1.
Humor
Sering-seringlah bercanda dan tertawa dengan anak. Tidak hanya
menyenangkan, melainkan juga menyehatkan bagi fisik dan
mental kita.
1.
Berani berkata Tidak
Kadang-kadang kita sulit untuk mengatakan tidak kepada anakanak, tetapi mengatakan tidak ketika kita yakin bahwa ituah
tindakan yang baik, adalah suatu keharusan bagi semua orang.
1.

Respect

Tunjukkan rasa hormat kita kepada anak-anak. Ketika berbicara


dengan anak-anak berbicaralah dengan baik untuk menunjukkan
kepada mereka bahwa mereka pun berharga.

Mengajarkan kesopanan sejak Dini

Mengajar anak bagaimana berperilaku sopan harus dimulai sejak


anak dapat berbicara. Berikut dasar-dasar kesopanan yang perlu
kita ajarkan sejak dini.

Menunggu giliran

Jika kita sedang sibuk berbicara dengan oranglaindan anak pun


ingin menyampaikan sesuatu pada kita, maka dia harus mau
menunggu, sampai kita selesai dengan percakapan.

Memberi Salam

Kita dapat mengajarkan anak dengan menyapa tamu yang


datang kerumah. Jika masih kecil, tentu tidak perlu berjabat
tangan dengan tamu mungkin lebih tepatnya dengan melakukan
cium tangan.

Mempersilahkan Dan Meminta

Kita pun harus menjelaskan etika saat kita meminta dan


menyuruh orang lain. Anak selalu mengucapkan terima kasih
ketika dia menerima hadiah dari seseorang.

Anak Sopan

Sering kali orang tua menghabiskan lebih banyak waktu terfokus


pada pendidikan anak-anak mereka. Kita harus menyadari, bahwa
kelak saat anak tumbuh dewasa dan mulai melamar pekerjaan,
kesopanan dan percaya diri mendapat hitungan yang cukup besar
dari pewawancara.

Mengajar anak melalui situasi sehari-hari adalah cara terbaik


untuk mengajarkan kesopanan dan percaya diri anak sejak dini.
Berikut langkah-langkah yang dapat kita lakukan:

Ber telepon

Sering kali ketika anak-anak menerima panggilan telepon, mereka


hanya meminta orang tersebut, menunggu dan dia akan segera
menyerahkan gagang telepon ke orang tuanya. Padahal kita
dapat mengajari anak untuk menayakan dengan siapa ini
berbicara.

Saat ada Tamu

Sering kali orang tua cenderung segera mengirim anak-anak


mereka keruang lain saat, ada tamu yang datang kerumah
mereka. Dan beberapa tahun kemudian, saat anak mereka
berhadapan dengan orang yang masih asing, orang tua pun
menjadi heran atas tingkah polah anaknya yang kikuk dan malumalu.

Memperkenalkan Diri

Ajarlah anak untuk berjabat tangan dan memperkenalkan dirinua


sendiri ketika dia bertemu dengan orang lain. Praktikkan samapi
dia merasa nyaman melakukan hal ini.

Mengucamkan terima kasih dan tolong

Ajarlah anak pentingnya selalu bersikap sopan. Tekankan ini


dirumahdengan mempraktikkannya sendiri. Biasakan untuk
mewakili ucapan perintah dengan kata tolong dan selalu
ucapkan teima kasih! untuk segala sesuatu yang telah kita
terima baik itu berupa benda atau pun bantuan dari orang lain.[5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:

Disiplin itu adalah tentang menjaga anak tetap aman dan


membantu mereka untuk tumbuh menjadi: orang yang lebih
dewasa, sukses dan bahagia. Saat anak melakukan kesalahan,
meskipun sudah lebih dari satu kali kita ingatkan bersabarlah.
Anak masih perlu belajar. Dan terkadang belajar dari kesalahan
adalah cara belajar yang paling efektif dan akan teringat akan di
sepanjang masa.
DAFTAR PUSTAKA
http://nelsonjoetiras.blogspot.com/2013/02/peranan-pakterhadap-pengajaran-sekolah.html
Andri Priyatna, Parenting for Character Building. Jakarta: Penerbit
Alex Media Komputindo, 2011
http://sabdaabadi.blogspot.com/2012/02/teologi-paulus-tentanggereja.html
http://umbugoda.blogspot.com/2014/06/strategi-kurikulumpendidikan-agama.html
Andri Priyatna. Parenting for character building. Jakarta: penerbit
Flex Media Komputindo,2011
[1] http://nelsonjoetiras.blogspot.com/2013/02/peranan-pakterhadap-pengajaran-sekolah.html
[2] Andri Priyatna, Parenting for Character Building. Jakarta:
Penerbit Alex Media Komputindo, 2011
[3] http://sabdaabadi.blogspot.com/2012/02/teologi-paulustentang-gereja.html
[4] http://umbugoda.blogspot.com/2014/06/strategi-kurikulumpendidikan-agama.html
[5] Andri Priyatna. Parenting for character building. Jakarta:
penerbit Flex Media Komputindo,2011

Anda mungkin juga menyukai