Anda di halaman 1dari 14

Pandangan tentang

Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis

(Roma, I, II Korintus dan Galatia)

MAKALAH

Diserahkan sebagai bagian Tugas Matakuliah:

Teologi Perjanjian Baru

Dengan Dosen Pengampu

Rudy Roberto Wallean, M. Th

Dibuat oleh

Alfred Tupu

20198604

Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung

Menggala

September 2021
Kata Pengantar

Shalom,

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena dengan tuntunan-Nya, sehingga saya
dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan baik, ini semua karena tuntunan dan
penyertaan Tuhan.
Makalah ini saya buat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami, mengerti
dan menambah ilmu pengetahuan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis
(Roma, I, II Korintus dan Galatia) yang saya sajikan dari Alkitab, sumber buku,
internet dan pemikiran saya sendiri.
Dengan demikian makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun pendengar,
serta dapat memberikan atau menambah wawasan yang lebih lagi. Meskipun makalah ini
mempunyai kekurangan namun sebelumnya saya minta maaf dan saya juga memohon kritik
dan saran dari para pembaca ataupun pendengarnya. Terima Kasih Tuhan Yesus Memberkati.
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN

A. Surat Roma .........................................................................................................5


B. Surat I Korintus ..................................................................................................6
C. Surat II Korintus ................................................................................................11
D. Surat Galatia .......................................................................................................12

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................................13
Saran....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang Kristen biasa menyebut Juruselamat kita dengan “Kristus” tetapi
kebanyakan dari kita sama sekali tidak menyadari bahwa kebiasaan tersebut kita warisi
dari Paulus. Berbeda dengan para penulis PB lainnya, Paulus sering menggunakan nama
“Kristus.” Dari 529 kali penggunaan itu dalam PB, 379 kali terdapat pada surat-surat
Paulus; jadi proporsi Paulus itu luar biasa, yakni sedikit di bawah 72%. Jumlah tertinggi
dalam suatu kitab PB di luar tulisan Paulus adalah 25 kali dalam Kisah Para Rasul
(sedangkan Paulus menggunakannya 65 kali dalam surat Roma, yang jauh lebih singkat).
Jelas Paulus sangat berbeda dengan para penulis PB lainnya dalam penggunaan nama
itu.1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya merumuskan permasalahan yaitu:
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Korintus dan
Galatia).

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui dan memiliki pandangan yang benar tentang Yesus Kristus
dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Korintus dan Galatia).

1
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Jawa Timur: Gandum Mas, 2014), 49
BAB II PEMBAHASAN

A. Surat Roma
Rasul Paulus disebut sebagai penulis di dalam Roma 1:1, dan banyak hal yang
dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus
di dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat lain. Menurut Roma 1:10-15; 15:22-32; dan
Kisah Para Rasul 19:21 Rasul Paulus rindu mengunjungi orang-orang percaya di Roma.
Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat terhadap apa yang telah dinyatakan
oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini.2
Kitab Roma mendapat tempat yang agak utama diantara surat-surat Paulus, bukan
ditulis lebih dulu dari yang lain, tetapi karena apa yang dicatat di dalamya memuat uraian
yang lengkap mengenai kabar kesukaan yang telah diberitakan oleh Paulus dan rasul-
rasul yang lain. Surat Roma merupakan suatu yang bermanfaat bagi jemaat-jemaat
Tuhan.

Penulisan:
Ditulis ± th 57 waktu ia ada di Yunani (Kis 20:2), antara lain juga di Korintus.
Pada akhir perjalanan misinya yang ketiga. Dalam suratnya ini ia menyatakan ingin
mengunjungi gereja di Roma, sebab rencananya ia membawa Injil ke pusat-pusat
kebudayaan. Mungkin mengingat pentingnya adanya jemaat di pusat kerajaan ini, maka
ia mempengaruhi bentuk tulisannya, sehingga surat ini menjadi surat yang penting sekali
bagi gereja.

2
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), 4
Pandangan Surat Roma tentang Yesus:

 Yesus adalah Anak Allah yang menjadi manusia dan berasal dari keturunan
Daud (Roma 1:3).
Jadi Yesus sebagai manusia, Ia berasal dari keturunan Daud, dapat dilihat
silsilah Yesus Kristus dalam Matius 1:1-16. Dengan demikian Paulus juga setujuh
bahwa Yesus adalah Anak Allah yang turun ke dunia dan menjadi manusia yang
berasal dari keturunan Daud, sesuai dengan nubuat-nubuat para nabi dalam
Perjanjian Lama.

 Yesus adalah Anak Allah yang sulung (Roma 8:29)


Paulus mengatakan bahwa orang percaya harus menjadi serupa dengan
Yesus dan menjadi saudaranya di mana Yesus menjadi yang sulung di antara
banyak saudara. Ini berarti bahwa orang percaya yang hidup menurut Roh Allah
dapat menerima penderitaan sebagai alat yang dipakai Allah supaya mereka juga
akan memperoleh bagian “Warisan” yang lebih mulia dalam kerajaan-Nya, sesuai
dengan Roma 8:17. Yang berada di pusat rencana Allah bukanlah kita, tetapi
Tuhan Yesus Kristus.
Maksud dan tujuan Allah adalah supaya Yesus Kristus menjadi yang
sulung di antara banyak saudara. Tuhan Allah mau supaya waktu Mesias, Kristus
Yesus, naik takhta-Nya dalam Kerajaan Seribu tahun, Ia tidak sendiri, tetapi Ia
disertai orang-orang pilihan yang akan ikut memerintah dengan Dia, sesuai
dengan janji-Nya yang dicatat dalam Wahyu 2:26-27 dan 3:21.3

B. Surat I Korintus
3
Ibid, 164-165.
Ditulis ± paskah tahun 55. Korintus adalah kota dagang terkemuka di Yunani,
pusat perdagangan antara Itali dan Asia Barat. Sebelah menyebelah terdapat pelabuhan
yang baik yaitu: Kengrea di sebelah timur dan Likaonia di sebelah Barat. Bukan
perdagangan saja yang maju, tetapi juga kesenian, olah ra-ga dan ilmu pengetahuan.
Mereka bangga atas pengetahuan dan kebijaksanaannya (1Kor 1:18-2:5), kota ini juga
jadi pusat pemerintahan ibukota daerah Akhaya. Penduduknya sangat kaya.
Tetapi dimana ada gula di situ ada semut, ada penipu, pemalas, orang-orang
malang dll datang mencari untung di kota ini. Jadi disini ada hidup mewah, tetapi juga
ada kemiskinan. Kehidupan susila mereka terkenal buruk. Dikota ini ada kuil Afrodite
yaitu dewi Cinta. Kuil ini jadi pusat amoralitas. Ada imam-imam wanita yang dalam
tugas “sucinya” melayani pengunjung-pengunjung, terutama pelaut-pelaut yang banyak
di sana. Jadi rumah-rumah sembahyang mereka sudah biasa di jadikan tempat segala
kejahatan dan kemesuman.

Maksud Penulisan:

Mengoreksi rupa-rupa kesalah-pahaman dan dosa-dosa yang merajarela dalam


jemaat. Ini berarti bahwa surat I Korintus ini menjadi suatu surat pedoman yang baik
untuk disiplin dalam gereja, juga untuk jemaat-jemaat masa kini.

Pandangan surat I Korintus tentang Yesus:

 Yesus adalah sumber pengetahuan (1 Kor. 1:5).


Artinya bahwa Dia akan menjadikan kita kaya dalam pengetahuan yang
berasal dari-Nya. Kata “Kaya” dalam bahasa Yunani “Ploutizo”, kata yang sama
dalam 2 Kor. 9:11, berarti menjadikan/membuat kaya. Arti lebih lanjut adalah
berlimpah-limpah di dalam Dia (Rm. 2:4; 2 Kor. 6:10; 8:9). Kata kunci dalam
ayat ini adalah: “Kita percaya di dalam Dia”, Ia memberikan segala sesuatu yang
kita perlukan dan Allah mempunyai kesanggupan untuk memberikannya kepada
kita (Flp. 4:19).
Kekayaan disini juga mengacu pada kelimpahan karunia-karunia rohani
yang menjadikan gereja ini terkenal. Diantara banyak hal yang penting yang kita
miliki dalam Yesus Kristus adalah kekayaan dalam perkataan dan pengetahuan.
Kekayaan ini memberikan kesanggupan kepada kita untuk berkata tentang segala
hal yang Allah kehendaki kita katakan dan mengetahui segala hal yang Allah
ingin kita ketahui.4

 Yesus adalah satu-satunya hakim (I Kor. 4:4)


Dalam ayat ini menjelaskan bahwa semua penghakiman hanya pada
Tuhan, karena itu harus menanti kedatangan-Nya yang kedua. Karena itu
penghakiman harus menantikan Dia.
“Tetapi bukan karena itu aku dibenarkan” suara hatinya tidak menuduh
tetapi Paulus tidak menghakimi dirinya sendiri, sebab penghakiman manusia
bukan penghakiman yang benar dan yang terakhir, Allah yang layak
melakukannya sebab Allah dapat melihat apa yang manusia tidak dapat lihat
dalam ketidak sempurnaannya.
“Dia yang menghakimi aku ialah Tuhan” ini menunjukkan bahwa pada
masa yang akan datang Pauluspun akan dihakimi oleh Tuhan.5
Menghakimi: Kata ini diterjemahkan dari kata, yang mungkin masih
berkaitan dengan jalannya pemeriksaan perkara, yang kali ini dilakukan oleh
Allah. Berdasarkan bentuk bahasa Yunaninya, kalimat terakhir ayat ini dapat
diterjemahkan sebagai “Hanya Tuhanlah yang punya hak untuk memeriksa
perkara saya”6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan


sumber segalanya dan hakim atas segalanya, Dialah Tuhan yang akan datang untuk
menghakimi dunia.

4
David Ibrahim, Pelajaran Surat 1 Korintus (Jakarta Barat: Mimery Press, 1999), 6
5
Ibid, 62.
6
Paul Ellingworth dan Howard Hatton, Pedoman penafsiran Alkitab surat Paulus yang pertama kepada
jemaat di Korintus (Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2010), 99
C. Surat II Korintus
Di tulis ± tahun 57, setelah Paulus bertemu dengan Titus di salah satu tempat di
Makedonia, Titus membawa surat ini di iringi beberapa wakil jemaat Makedonia (8:17-
24; 12:18).
Kitab 2 Korintus ditulis kepada anggota Gereja di Korintus. Sementara Paulus
berada di Makedonia selama perjalanan misionaris ketiganya, Titus membawa berita
kepadanya dari Korintus bahwa surat sebelumnya telah dia kirim telah diterima dengan
baik oleh para Orang Suci di sana (lihat 2 Korintus 7:6–13). Cabang Korintus sedang
mengalami kemajuan, tetapi Paulus juga mendengar mengenai para guru palsu di sana
yang sedang merusak ajaran-ajaran murni Kristus.
Suatu saat setelah kunjungan awal Paulus ke Korintus dan kemungkinan
kunjungan kedua (2 Korintus 1:15–16), ketika Paulus tampaknya telah mendera sebagian
Orang Suci (lihat 2 Korintus 2:1; 12:21), para pengkhotbah dari area Yerusalem telah
datang ke Korintus dan mulai mengajari Orang Suci bahwa mereka harus mengadopsi
praktik orang Yahudi, bertentangan dengan ajaran-ajaran Paulus. Kebanyakan dari Kitab
2 Korintus membahas masalah-masalah yang disebabkan oleh para guru palsu ini.7

Pandangan II Korintus tentang Yesus:

 Yesus Kristus adalah Tuhan (2 Kor. 4:5)


Paulus berkhotbah bukan supaya dirinya dipuji, ditinggikan dan dipuja,
melainkan supaya Kristus dipermuliakan dan ditinggikan. Paulus berkhotbah
bahwa Yesus Kristus, Mesias dan Anak Allah, Juruselamat dunia ini, adalah
Tuhan. Hal ini dilakukannya supaya orang-orang menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat dan Tuhan mereka secara pribadi.
Paulus telah menobatkan Kristus sebagai Tuhan atas seluruh kehidupannya
dan atas setiap kelakuannya. Karena itulah ia memperhambakan dirinya kepada
semua orang. Itulah hasil kasihnya kepada Kristus. Hamba Kristus dan hamba

7
https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/new-testament-seminary-teacher-manual/introduction-
to-the-second-epistle-of-paul-to-the-corinthians?lang=ind
semua orang menjadi kemuliaan tertinggi bagi setiap pemberita Injil (1 Kor.
9:19).8
Ada juga artinya bahwa, Mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan berarti
menyatakan bahwa Dia berdaulat atau berkuasa dan memerintah atas segala
sesuatu. Dalam terjemahan, kita harus menekankan pada ketuhanan Yesus yang
berdaulat dan bukan pada siapa yang telah menerima Dia sebagai penguasa.
Karena itu kita perlu mengatakan seperti: Yesus Kristus adalah Tuhan atas semua
orang, atau Yesus Kristus adalah Tuhan yang menguasai semua orang.9

 Yesus adalah Anak Allah (2 Kor. 11:31; 2. Kor 1:19)


Allah, yaitu Bapa Yesus, Tuhan kita: kata-kata ini diulangi dari kata-kata
pembukaan pada awal surat ini (1:3). Kata-kata ini juga dipakai di ayat-ayat lain
dalam PB. Dengan kata ini, Paulus menekankan bahwa apa yang dia katakan itu
sungguh-sungguh benar. Dimana artinya “Kami selalu memuji/menghormati
Allah, Bapa Tuhan kita Yesus selama-lamanya!”10 ini menjelaskan dengan jelas
bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dalam ayat ini Paulus menyebut nama Allah
untuk menyaksikan kebenaran dari semua yang telah dikatakannya tentang
pekerjaan dan penderitaannya dalam pasal 11 dan pasal 12 yakni tentang Yesus
Anak Allah.11

8
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Kedua (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003), 59.
9
Roger L. Omanson dan John Ellington, Pedoman Penafsiran Alkitab Surat Paulus yang Kedua Kepada
Jemaat di Korintus (Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2013), 86.
10
Ibid, 257-258.
11
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Kedua, 164.
D. Surat Galatia
Surat Galatia di tulis oleh Rasul Paulus tahun ±53-56 M. Ketika perjalanan Paulus
yang ketiga, selama ia tinggal di Efesus. Surat Galatia di tulis Paulus karena alasan
tertentu. Tidak terlalu lama, sejak ia meninggalkan jemaat-jemaat di Galatia yang baru
didirikannya itu, Paulus diberitahu bahwa jemaat-jemaat itu dikacaukan oleh pengajaran
yang justru merupakan kebalikan dari Injil.
Untuk mengerti sedikit-sedikit perkembangan-perkembangan yang terjadi, kita
harus ingat akan kenyataan bahwa Rasul Paulus mulai mengabarkan Injil pada suatu
waktu, di mana telah tumbuh tradisi-tradisi tertentu dalam golongan jemaat-jemaat
Kristen. tetapi Paulus tidak menyesuaikan diri kepada semua tradisi itu dan akibatnya
ialah bahwa ia menggelisahkan gereja.
Petrus diombang-ambingkan antara pendapat Yakobus dan pendapat Paulus
(2:11). Namun kesulitan yang nyata di mulai oleh penganut-penganut Yakobus (2:12),
bukan oleh Paulus, yang tidak turun tangan dalam jemaat-jemaat yang tidak didirikannya.
Orang-orang Yudais ingin meyahudikan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat
yang didirikan Paulus. Maka Paulus menentang mereka dengan sekuat tenaganya. Surat
Galatia di tulis justru di tengah hangat-hangatnya pergumulan ini.12
Pokok utama kitab Galatia ialah: Memelihara Injil kasih karunia. Kita harus ingat
bahwa Rasul Paulus menulis surat itu kepada orang Galatia dan ditujukan kepada kita
juga. Allah menolong dia supaya ia menulis tentang hal-hal yang kita perlukan. Kita serta
orang Galatia sudah diberi sesuatu yang sangat berharga. Kita sudah beroleh
pengampunan dosa melalui iman kita kepada Kristus. Kita tidak berusaha untuk
membayar harga keselamatan kita, sebab tidak dapat. Kita harus memelihara kabar baik
yang agung itu. Kita harus memberitakannya kepada orang lain juga.13

J.J.W. Gunning, Surat Galatia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), xiii-xiv
12

Ephraim Moalusi, Stewart Snook, dan Richard Jordahl, Penyelidikan Perjanjian Baru 2 (Bandung:
13

Kalam Hidup, 1977), 118.


Pandangan Surat Galatia tentang Yesus:

- Galatia 1:4 yaitu, Yesus adalah korban penebus dosa manusia


Paulus menulis Yesus adalah korban penebus dosa manusia ini dalam bentuk
salam kepada jemaat di Galatia, ia meyakinkan iman orang-orang percaya dan terus
mengimani karya penyelamatan Kristus di kayu salib, dimana Ia telah mati dan menebus
dosa kita supaya kita memperoleh hidup yang kekal di dalam nama-Nya.

- Galatia 2:16 yaitu, hanya beriman kepada Yesus seseorang dibenarkan.


Rasul Pauluslah yang memulai jemaat-jemaat di Galatia. Orang-orang Galatia
sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Mereka sudah menerima Injil kasih
karunia, tetapi setelah itu datanglah guru-guru palsu. Guru-guru palsu itu mengajarkan
bahwa orang Galatia harus melakukan hukum Taurat. Guru-guru palsu itu membawa
orang Galatia menyimpang dari Kristus. Rasul Paulus mengetahui bahwa kita tidak
dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat.14
Tetapi bagi Paulus, iman bukanlah suatu perbuatan, melainkan sebaliknya
penerimaan anugerah Allah dalam Yesus Kristus (1:6-7) dan dengan demikian justru
iman itulah merupakan inti dan sumber dari kehidupan rohani, termasuk perbuatan-
perbuatan (Rm. 9:31-10:3). Kalau sumber itu tidak ada pada kita, maka niat untuk
melakukan hukum Taurat itu sudah salah, karena dengan demikian perbuatan-perbuatan
kita tidak terarah kepada Allah dan sesama kita, tetapi kita melakukannya untuk
dibenarkan, yaitu guna diri kita sendiri (ayat 13; 5:6)! Kemungkinan satu-satunya bahwa
Allah sendiri membenarkan kita, menerima kita, dan itulah yang terjadi dalam Yesus
Kristus (2 Kor. 5:21). Seperti dalam kalimat ini iman berhadapan dengan perbuatan-
perbuatan, begitu juga Kristus Yesus berhadapan dengan hukum Taurat.15
Dengan demikian hanya beriman kepada Yesus kita dibenarkan, di dalam Dia ada
keselamatan bagi yang percaya kepada-Nya. Jika kita mengakui Dia, Dia pun mengakui
kita di hadapan Bapa. Oleh karena itu hanya kepada Yesus kita beriman supaya kita
diselamatkan.

14
Ibid, 119.
15
J.J.W. Gunning, Surat Galatia, 36.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan Pembahasan tentang Yesus dalam surat-surat Dogmatis, maka dapat


disimpulkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang adalah satu pribadi yang mengambil rupa
menjadi manusia dan menjadi korban penebus dosa manusia. Dengan demikian kita percaya
kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal dengan menyerahkan diri kita untuk hidup
seturut dengan-Nya dan Dia menjadi yang Sulung diantara semuanya, sehingga kita dapat
memerintah bersama-sama dengan-Nya di masa Kerajaan Seribu tahun.

Yesus Kristus adalah sumber segala pengetahuan, yang daripada-Nya kita memperoleh
ajaran untuk dapat mengajarkan kebenaran kepada orang yang belum percaya. Dan pada akhir
hidup kita Dia akan datang sebagai hakim yang adil yang mengadili semua orang, Dia satu-
satunya hakim yang adil dan benar, karena Dialah Tuhan diatas segalanya. Allah yang berkuasa,
Allah yang termulia dalam nama Bapa kita Tuhan Yesus Kristus yang layak dipuji, ditinggikan
diatas segalanya.

Demikian Yesus adalah korban penebus dosa, maka hanya beriman kepada Yesus kita
diselamatkan. Ia yang telah menyelamatkan kita dari maut telah kepada terang-Nya yang ajaib
agar kita memperoleh bagian dalam Kerajaan Sorga. Semua orang dibenarkan bukan karena
melakukan hukum Taurat, melainkan beriman kepada Yesus Kristus. Tidak ada nama lain yang
menyelamatkan selain Yesus Kristus yang disalibkan, yang menjadi penebus, Juruselamat dunia.

Saran:

Biarlah makalah ini menjadi pedoman dan bacaan serta dapat menambah pengetahuan
kita tentang Yesus Kristus yang satu-satunya penolong kita, penyelamat kita. Peliharalah iman
kita dan terus berjuang di dalam Tuhan supaya dengan perjuangan kita juga semua orang dapat
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru Jawa Timur: Gandum Mas, 2014.

Hagelberg, Dave. Tafsiran Roma Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.

Ibid, 164-165.

Ibrahim, David. Pelajaran Surat 1 Korintus Jakarta Barat: Mimery Press, 1999.

Ibid, 62.

Ellingworth, Paul dan Hatton, Howard. Pedoman penafsiran Alkitab surat Paulus yang pertama
kepada jemaat di Korintus Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2010.

https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/new-testament-seminary-teacher-
manual/introduction-to-the-second-epistle-of-paul-to-the-corinthians?lang=ind diakses 15
November 2021.

Brill, J. Wesley. Tafsiran Surat Korintus Kedua Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003.

L. Omanson, Roger dan Ellington, John. Pedoman Penafsiran Alkitab Surat Paulus yang Kedua
Kepada Jemaat di Korintus Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2013.

Ibid, 257-258.

Brill, J. Wesley. Tafsiran Surat Korintus Kedua, 164.

Gunning, J.J.W. Surat Galatia Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014.

Moalusi, Ephraim, Snook, Stewart dan Jordahl, Richard. Penyelidikan Perjanjian Baru 2
Bandung: Kalam Hidup, 1977.

Ibid, 119.

Gunning, J.J.W. Surat Galatia, 36.

Anda mungkin juga menyukai