MAKALAH
Dibuat oleh
Alfred Tupu
20198604
Menggala
September 2021
Kata Pengantar
Shalom,
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena dengan tuntunan-Nya, sehingga saya
dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan baik, ini semua karena tuntunan dan
penyertaan Tuhan.
Makalah ini saya buat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami, mengerti
dan menambah ilmu pengetahuan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis
(Roma, I, II Korintus dan Galatia) yang saya sajikan dari Alkitab, sumber buku,
internet dan pemikiran saya sendiri.
Dengan demikian makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun pendengar,
serta dapat memberikan atau menambah wawasan yang lebih lagi. Meskipun makalah ini
mempunyai kekurangan namun sebelumnya saya minta maaf dan saya juga memohon kritik
dan saran dari para pembaca ataupun pendengarnya. Terima Kasih Tuhan Yesus Memberkati.
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................4
Kesimpulan.........................................................................................................13
Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang Kristen biasa menyebut Juruselamat kita dengan “Kristus” tetapi
kebanyakan dari kita sama sekali tidak menyadari bahwa kebiasaan tersebut kita warisi
dari Paulus. Berbeda dengan para penulis PB lainnya, Paulus sering menggunakan nama
“Kristus.” Dari 529 kali penggunaan itu dalam PB, 379 kali terdapat pada surat-surat
Paulus; jadi proporsi Paulus itu luar biasa, yakni sedikit di bawah 72%. Jumlah tertinggi
dalam suatu kitab PB di luar tulisan Paulus adalah 25 kali dalam Kisah Para Rasul
(sedangkan Paulus menggunakannya 65 kali dalam surat Roma, yang jauh lebih singkat).
Jelas Paulus sangat berbeda dengan para penulis PB lainnya dalam penggunaan nama
itu.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya merumuskan permasalahan yaitu:
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Korintus dan
Galatia).
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui dan memiliki pandangan yang benar tentang Yesus Kristus
dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Korintus dan Galatia).
1
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Jawa Timur: Gandum Mas, 2014), 49
BAB II PEMBAHASAN
A. Surat Roma
Rasul Paulus disebut sebagai penulis di dalam Roma 1:1, dan banyak hal yang
dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus
di dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat lain. Menurut Roma 1:10-15; 15:22-32; dan
Kisah Para Rasul 19:21 Rasul Paulus rindu mengunjungi orang-orang percaya di Roma.
Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat terhadap apa yang telah dinyatakan
oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini.2
Kitab Roma mendapat tempat yang agak utama diantara surat-surat Paulus, bukan
ditulis lebih dulu dari yang lain, tetapi karena apa yang dicatat di dalamya memuat uraian
yang lengkap mengenai kabar kesukaan yang telah diberitakan oleh Paulus dan rasul-
rasul yang lain. Surat Roma merupakan suatu yang bermanfaat bagi jemaat-jemaat
Tuhan.
Penulisan:
Ditulis ± th 57 waktu ia ada di Yunani (Kis 20:2), antara lain juga di Korintus.
Pada akhir perjalanan misinya yang ketiga. Dalam suratnya ini ia menyatakan ingin
mengunjungi gereja di Roma, sebab rencananya ia membawa Injil ke pusat-pusat
kebudayaan. Mungkin mengingat pentingnya adanya jemaat di pusat kerajaan ini, maka
ia mempengaruhi bentuk tulisannya, sehingga surat ini menjadi surat yang penting sekali
bagi gereja.
2
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), 4
Pandangan Surat Roma tentang Yesus:
Yesus adalah Anak Allah yang menjadi manusia dan berasal dari keturunan
Daud (Roma 1:3).
Jadi Yesus sebagai manusia, Ia berasal dari keturunan Daud, dapat dilihat
silsilah Yesus Kristus dalam Matius 1:1-16. Dengan demikian Paulus juga setujuh
bahwa Yesus adalah Anak Allah yang turun ke dunia dan menjadi manusia yang
berasal dari keturunan Daud, sesuai dengan nubuat-nubuat para nabi dalam
Perjanjian Lama.
B. Surat I Korintus
3
Ibid, 164-165.
Ditulis ± paskah tahun 55. Korintus adalah kota dagang terkemuka di Yunani,
pusat perdagangan antara Itali dan Asia Barat. Sebelah menyebelah terdapat pelabuhan
yang baik yaitu: Kengrea di sebelah timur dan Likaonia di sebelah Barat. Bukan
perdagangan saja yang maju, tetapi juga kesenian, olah ra-ga dan ilmu pengetahuan.
Mereka bangga atas pengetahuan dan kebijaksanaannya (1Kor 1:18-2:5), kota ini juga
jadi pusat pemerintahan ibukota daerah Akhaya. Penduduknya sangat kaya.
Tetapi dimana ada gula di situ ada semut, ada penipu, pemalas, orang-orang
malang dll datang mencari untung di kota ini. Jadi disini ada hidup mewah, tetapi juga
ada kemiskinan. Kehidupan susila mereka terkenal buruk. Dikota ini ada kuil Afrodite
yaitu dewi Cinta. Kuil ini jadi pusat amoralitas. Ada imam-imam wanita yang dalam
tugas “sucinya” melayani pengunjung-pengunjung, terutama pelaut-pelaut yang banyak
di sana. Jadi rumah-rumah sembahyang mereka sudah biasa di jadikan tempat segala
kejahatan dan kemesuman.
Maksud Penulisan:
4
David Ibrahim, Pelajaran Surat 1 Korintus (Jakarta Barat: Mimery Press, 1999), 6
5
Ibid, 62.
6
Paul Ellingworth dan Howard Hatton, Pedoman penafsiran Alkitab surat Paulus yang pertama kepada
jemaat di Korintus (Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2010), 99
C. Surat II Korintus
Di tulis ± tahun 57, setelah Paulus bertemu dengan Titus di salah satu tempat di
Makedonia, Titus membawa surat ini di iringi beberapa wakil jemaat Makedonia (8:17-
24; 12:18).
Kitab 2 Korintus ditulis kepada anggota Gereja di Korintus. Sementara Paulus
berada di Makedonia selama perjalanan misionaris ketiganya, Titus membawa berita
kepadanya dari Korintus bahwa surat sebelumnya telah dia kirim telah diterima dengan
baik oleh para Orang Suci di sana (lihat 2 Korintus 7:6–13). Cabang Korintus sedang
mengalami kemajuan, tetapi Paulus juga mendengar mengenai para guru palsu di sana
yang sedang merusak ajaran-ajaran murni Kristus.
Suatu saat setelah kunjungan awal Paulus ke Korintus dan kemungkinan
kunjungan kedua (2 Korintus 1:15–16), ketika Paulus tampaknya telah mendera sebagian
Orang Suci (lihat 2 Korintus 2:1; 12:21), para pengkhotbah dari area Yerusalem telah
datang ke Korintus dan mulai mengajari Orang Suci bahwa mereka harus mengadopsi
praktik orang Yahudi, bertentangan dengan ajaran-ajaran Paulus. Kebanyakan dari Kitab
2 Korintus membahas masalah-masalah yang disebabkan oleh para guru palsu ini.7
7
https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/new-testament-seminary-teacher-manual/introduction-
to-the-second-epistle-of-paul-to-the-corinthians?lang=ind
semua orang menjadi kemuliaan tertinggi bagi setiap pemberita Injil (1 Kor.
9:19).8
Ada juga artinya bahwa, Mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan berarti
menyatakan bahwa Dia berdaulat atau berkuasa dan memerintah atas segala
sesuatu. Dalam terjemahan, kita harus menekankan pada ketuhanan Yesus yang
berdaulat dan bukan pada siapa yang telah menerima Dia sebagai penguasa.
Karena itu kita perlu mengatakan seperti: Yesus Kristus adalah Tuhan atas semua
orang, atau Yesus Kristus adalah Tuhan yang menguasai semua orang.9
8
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Kedua (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003), 59.
9
Roger L. Omanson dan John Ellington, Pedoman Penafsiran Alkitab Surat Paulus yang Kedua Kepada
Jemaat di Korintus (Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2013), 86.
10
Ibid, 257-258.
11
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Kedua, 164.
D. Surat Galatia
Surat Galatia di tulis oleh Rasul Paulus tahun ±53-56 M. Ketika perjalanan Paulus
yang ketiga, selama ia tinggal di Efesus. Surat Galatia di tulis Paulus karena alasan
tertentu. Tidak terlalu lama, sejak ia meninggalkan jemaat-jemaat di Galatia yang baru
didirikannya itu, Paulus diberitahu bahwa jemaat-jemaat itu dikacaukan oleh pengajaran
yang justru merupakan kebalikan dari Injil.
Untuk mengerti sedikit-sedikit perkembangan-perkembangan yang terjadi, kita
harus ingat akan kenyataan bahwa Rasul Paulus mulai mengabarkan Injil pada suatu
waktu, di mana telah tumbuh tradisi-tradisi tertentu dalam golongan jemaat-jemaat
Kristen. tetapi Paulus tidak menyesuaikan diri kepada semua tradisi itu dan akibatnya
ialah bahwa ia menggelisahkan gereja.
Petrus diombang-ambingkan antara pendapat Yakobus dan pendapat Paulus
(2:11). Namun kesulitan yang nyata di mulai oleh penganut-penganut Yakobus (2:12),
bukan oleh Paulus, yang tidak turun tangan dalam jemaat-jemaat yang tidak didirikannya.
Orang-orang Yudais ingin meyahudikan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat
yang didirikan Paulus. Maka Paulus menentang mereka dengan sekuat tenaganya. Surat
Galatia di tulis justru di tengah hangat-hangatnya pergumulan ini.12
Pokok utama kitab Galatia ialah: Memelihara Injil kasih karunia. Kita harus ingat
bahwa Rasul Paulus menulis surat itu kepada orang Galatia dan ditujukan kepada kita
juga. Allah menolong dia supaya ia menulis tentang hal-hal yang kita perlukan. Kita serta
orang Galatia sudah diberi sesuatu yang sangat berharga. Kita sudah beroleh
pengampunan dosa melalui iman kita kepada Kristus. Kita tidak berusaha untuk
membayar harga keselamatan kita, sebab tidak dapat. Kita harus memelihara kabar baik
yang agung itu. Kita harus memberitakannya kepada orang lain juga.13
J.J.W. Gunning, Surat Galatia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), xiii-xiv
12
Ephraim Moalusi, Stewart Snook, dan Richard Jordahl, Penyelidikan Perjanjian Baru 2 (Bandung:
13
14
Ibid, 119.
15
J.J.W. Gunning, Surat Galatia, 36.
BAB III
KESIMPULAN
Yesus Kristus adalah sumber segala pengetahuan, yang daripada-Nya kita memperoleh
ajaran untuk dapat mengajarkan kebenaran kepada orang yang belum percaya. Dan pada akhir
hidup kita Dia akan datang sebagai hakim yang adil yang mengadili semua orang, Dia satu-
satunya hakim yang adil dan benar, karena Dialah Tuhan diatas segalanya. Allah yang berkuasa,
Allah yang termulia dalam nama Bapa kita Tuhan Yesus Kristus yang layak dipuji, ditinggikan
diatas segalanya.
Demikian Yesus adalah korban penebus dosa, maka hanya beriman kepada Yesus kita
diselamatkan. Ia yang telah menyelamatkan kita dari maut telah kepada terang-Nya yang ajaib
agar kita memperoleh bagian dalam Kerajaan Sorga. Semua orang dibenarkan bukan karena
melakukan hukum Taurat, melainkan beriman kepada Yesus Kristus. Tidak ada nama lain yang
menyelamatkan selain Yesus Kristus yang disalibkan, yang menjadi penebus, Juruselamat dunia.
Saran:
Biarlah makalah ini menjadi pedoman dan bacaan serta dapat menambah pengetahuan
kita tentang Yesus Kristus yang satu-satunya penolong kita, penyelamat kita. Peliharalah iman
kita dan terus berjuang di dalam Tuhan supaya dengan perjuangan kita juga semua orang dapat
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru Jawa Timur: Gandum Mas, 2014.
Ibid, 164-165.
Ibrahim, David. Pelajaran Surat 1 Korintus Jakarta Barat: Mimery Press, 1999.
Ibid, 62.
Ellingworth, Paul dan Hatton, Howard. Pedoman penafsiran Alkitab surat Paulus yang pertama
kepada jemaat di Korintus Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2010.
https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/new-testament-seminary-teacher-
manual/introduction-to-the-second-epistle-of-paul-to-the-corinthians?lang=ind diakses 15
November 2021.
Brill, J. Wesley. Tafsiran Surat Korintus Kedua Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003.
L. Omanson, Roger dan Ellington, John. Pedoman Penafsiran Alkitab Surat Paulus yang Kedua
Kepada Jemaat di Korintus Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2013.
Ibid, 257-258.
Moalusi, Ephraim, Snook, Stewart dan Jordahl, Richard. Penyelidikan Perjanjian Baru 2
Bandung: Kalam Hidup, 1977.
Ibid, 119.