NAMA NIM
Agung Benu
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pembinaan Warga Gereja. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana seorang pembina memiliki
pengetahuan yang baik tentang filsafat pembinaan jemaat dalam mebina warga gereja bagi
para pembaca dan juga bagi kelompok.
Kelompok mengucapkan terima kasih kepada Ms. Novi Kristiani Tahalele, S.Pd.K., M.Pd.
selaku dosen pengampuh mata kuliah PEMBINAAN WARGA GEREJA.
Kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
Kata pengantar.......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................................4
B. Pembatasan Masalah..................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Filsafat Pembinaan Warga Gereja............................................................................6
B. Konsep Filsafat Pembinaan Warga Gereja.................................................................................6
C. Aspek Filsafat Pembinaan Warga Gereja...................................................................................7
D. Prinsip Dasar Filsafat Pembinaan Warga Gereja.......................................................................8
E. Kerengka Filsafat Pembinaan Warga Gereja.............................................................................9
BAB 3..................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filsafat pembinaan warga gereja berasal dari pemahaman bahwa
gereja tidak hanya sekadar sebuah institusi atau tempat ibadah, tetapi juga
komunitas orang percaya yang bertumbuh dan berkembang dalam iman dan
kepercayaan kepada Tuhan. Pembinaan warga gereja bertujuan untuk
memperkuat dan memperdalam iman serta meningkatkan kemampuan dan
keaktifan dalam pelayanan gereja.
Filsafat pembinaan warga gereja juga dipengaruhi oleh pandangan
bahwa keberhasilan gereja tidak hanya tergantung pada kualitas pelayanan
para pemimpin gereja, tetapi juga pada partisipasi dan kontribusi dari seluruh
anggota jemaat. Oleh karena itu, pembinaan warga gereja perlu dilakukan
secara holistik dan berkelanjutan, meliputi aspek-aspek spiritual, moral,
sosial, dan intelektual.
Menurut Purim Marbun dalam bukunya yang berjudul Filsafat
Pendidikan (2014:16) mengatakan bahwa Pembinaan jemaat di Gereja lokal
sangat ditentukan oleh filsafat yang digunakan sebagai landasannya.
Landasan filsafat harus dimaknai sebagai hal yang fundemental dalam
pembinaan Jemaat. Marbun (2014) berpendapat bahwa, filsafat pembinaan
jemaat adalah pemahaman bahwa gereja harus menjadi tempat di mana
orang-orang dapat bertumbuh dan berkembang secara rohani, moral, dan
sosial1.
B. Pembatasan Masalah
Batasan-batasan masalah pada penyusunan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Filsafat Pembinaan Warga Gereja
2. Konsep Filsafat Pembinaan Warga Gereja
3. Aspek Filsafat Pembinaan Warga Gereja
4. Prinsip Dasar Filsafat Pembinaan Warga Gereja
5. Kerengka Filsafat Pembinaan Warga Gereja
1
Marbun, Purim. Pembinaan Jemaat. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2015), hlm 16.
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan filsafat pembinaan warga Gereja
2. Salah satu tugas atau syarat yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Pwmbinaan Warga Gereja
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Marbun, Purim. Pembinaan Jemaat. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2015)
yang berada di dalam struktur gereja maupun pemimpin yang berada di luar
struktur gereja.
5. Pembinaan warga gereja harus mengembangkan persekutuan antar warga gereja
yang sehat dan erat, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang aman, hangat,
dan terbuka bagi semua warga gereja, serta mengupayakan hubungan yang erat
antar warga gereja.
6. Pembinaan warga gereja harus dilakukan secara personal dan terencana, yaitu
dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik unik dari setiap individu
warga gereja, serta merancang program-program pembinaan yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan gereja.34
4
Warren Bird, dkk., Building Leaders (Grand Rapids: Baker Books.)
5
Kristiani, E. Filsafat Pelayanan Gereja: Pendekatan Holistik dan Kontekstual. (Jakarta: BPK Gunung
Mulia.)
keagamaan. Ini dapat dilakukan melalui pembelajaran dan pengembangan
keterampilan seperti disiplin, kejujuran, dan kesabaran.
5. Komunitas: Komunitas adalah salah satu aspek yang penting dalam Filsafat
Pembinaan Warga Gereja. Ini karena melalui komunitas, individu dapat
mendapatkan dukungan dan bimbingan dalam menjalani hidup sebagai
anggota Gereja. Komunitas ini dapat dibangun melalui kegiatan seperti
kelompok kecil, seminar, dan retret.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Membangun keterampilan kepemimpinan yang baik di antara anggota gereja agar
dapat membantu dalam pengembangan rohaniah dan sosial anggota gereja yang
lainnya.
2. Menjalin hubungan yang erat antara anggota gereja dengan Tuhan melalui doa dan
pemahaman Alkitab yang benar, sehingga dapat meningkatkan kesadaran spiritual dan
moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan program-program pendidikan agama yang efektif, seperti seminar
atau kelas belajar Alkitab, untuk membantu anggota gereja memahami ajaran gereja
dan mengembangkan kesadaran akan tanggung jawab sosial mereka.
4. Mempromosikan penggunaan teknologi modern dalam pelayanan gereja, seperti
pembuatan website gereja atau media sosial, untuk mencapai lebih banyak orang dan
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota gereja.
5. Mendorong anggota gereja untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan di
komunitas mereka, seperti bakti sosial atau program sukarelawan, untuk membantu
meningkatkan pengabdian sosial dan kepedulian kepada sesama.
Daftar Pustaka
Bird, W, dkk., Building Leaders Grand Rapids: Baker Books.E. Kristiani., Filsafat
Pelayanan Gereja: Pendekatan Holistik dan Kontekstual. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Nainggolan, R. A., 2012. Pembinaan Rohani Kristen: Prinsip dan Aplikasi. (Jakarta: BPK
Gunung Mulia,
Tobing, J. S., 2010. Pendidikan Agama Kristen: Teori dan Praktik. Jakarta: BPK Gunung
Mulia,