Anda di halaman 1dari 52

TEOLOGI PASTORAL & PROBLEMATIKANYA

Gambaran Umum - “Pastor” = gembala (Mzm 23; Joh 10) - “Pastoral”: *


berhubungan dgtugas kegembalaan; berkaitan dg tugas perutusan Gereja.

* pelayanan keselamatan yg dijalankan oleh Gereja bagi manusia. pada mulanya


tugas pelayanan itu terbatas pada pemeliharaan jiwa-jiwa: cura animarum. gagasan
cura animarum kurang sesuai dgarti kehadiran Gereja & tugas perutusannya.

perkembangan: pelayanan kehidupan manusia secara menyeluruh di hadapan Allah.

- Teologi: refleksi atas (praksis) iman Gereja

=>Teologi Pastoral: refleksi teologis tentang tugas kegembalaan Gereja; cabang


pengetahuan & penyelidikan teologis yg mengarahkan kepada semua kegiatan &
kehidupan Gereja dari situasi & keadaan aktualnya dg tujuan untuk melihat

1
kemungkinan sebagaimana Gereja harus mewujudkan diri di tengah situasi yg
ditunjukkan.

Ini juga disebut Teologi Praktis, karena apa yg direfleksikannya berkaitan dgpraksis
Gereja (praktek konkret Gereja).

Jadi TEOLOGI PASTORAL mengacu kepada dua hal:

1. Merefleksikan praksis pelayanan: apa, mengapa, & bagaimana pelayanan itu


dilakukan, harapan apa yg ingin dicapai, siapa yg melaksanakan;

2. Merefleksikan dirinya sendiri dgmengevaluasi ketepatan sasaran atas hal-hal


yg dilaksanakan & menguji apakah pelaksanaannya sesuai dgpokok bahasan pastoral
atau tidak.

TEOLOGI PASTORAL sbg titik pemersatu. Cabang2 Teologi:(Biblis, sistematis,


Historis, pastoral) Teologi Pastoral merupakan titik temu karena membawa refleksi

2
teologis dlm pelaksanaan dlm kehidupan Gereja, yg merupakan prioritas utama setiap
cabang teologi untuk memberi sumbangan nyata bagi kehidupan Gereja.

=> OT (Optatam Totius) 4: Seluruh pembinaan (calon imam) harus berhubungan erat
dgtujuan pastoral.

Isi TEOLOGI PASTORAL:

Merangkum keseluruhan teologi, secara khusus bidang teologi praktis yg mempunyai


fungsi mendasar bagi pembangunan kehidupan Gereja: Liturgi, Katekese, Moral,
Hukum Gereja, Homiletik, Misiologi, Eklesiologi, Spiritualitas,

Hubungan Dogma & Kitab Suci:

Teologi Dokmatik: pokok2 ajaran Gereja ttg keselamatan.

3
Teologi Kitab Suci: pernyataan hub. Allah-man. Yg tertulis & menyejarah
=>TEOLOGI PASTORAL: berefleksi tentang keselamatan & penghayatannya dlm
kehidupan Gereja. (hidup org2 yg telah mengimani X’tus)

Objek Material TEOLOGI PASTORAL: yaitu kehidupan Gereja yg berhubungan


dgkepentingan konkret yg dihadapinya di tengah dunia. Tugasnya khas:
merefleksikan & menentukan dasar serta prinsip yg berhubungan dg kepentingan
hidup Gereja yang sedang terjadi maupun berkaitan dg cita-citanya di dunia.
merefleksi apa yg menjadi tugas & kepentingan Gereja di dunia, termasuk
menunjukkan hakikat & fungsi pelbagai jabatan gerejani: paus, uskup, imam, diakon,
petugas pastoral, menyelidiki & merefleksikan hal-hal yg berhubungan dg fungsi
fundamental Gereja: apakah fungsi-fungsi itu ada & berjalan sesuai dg mandat dari
Tuhan (perutusan Gereja), misalnya terkait dg pewartaan, katekese, liturgi,
pelayanan, dsb. sbg manifestasi penghayatan hidup Gereja.

4
merefleksi data-data dari kehidupan masyarakatyang berpengaruh terhadap
kehidupan Gereja (faktor sosiologis-antropologis).

Objek Formal TEOLOGI PASTORAL: Yakni realisasi hidup Gereja dlm situasi
aktual. Maka: Teologi Pastoral harus memperhatikan tanda-tanda jaman &
menafsirkan dlm terang Injil (GS 4) Maka Gereja harus menyampaikan keselamatan
Kristus dlm bentuk yangdapat dimengerti & diterima oleh manusia.

Tujuan TEOLOGI PASTORAL

untuk mengarahkan & merencanakan pembangunan & pengembangan hidup Gereja.


Tujuan utamanya: agar Gereja sampai pada kesadaran akan hakikat & misinya di
dunia, yaitu menghadirkan Kerajaan Allah.

PASTORAL (pelayanan keselamatan dlm Gereja) Gereja sendiri dilihat sbg tempat
keselamatan yg tampak & hadir dlm hidup manusia. Hidup Gereja tampak dlm
aktivitasnya. (pastoral; 5 tugas pokok Gereja). Sbg praksis Gereja, karya pastoral

5
mengungkapkan dinamika kehidupan Gereja, yg setiap kali berusaha
mempertemukan manusia dg Tuhan yg memanggilnya kepada keselamatan.

Pastoral berhubungan dg tugas kegembalaan untuk kepentingan manusia &


keselamatannya yg meliputi pelbagai bidang kehidupan & terorientasi kepada
pertemuan dg Tuhan dlm situasi aktual. Karenanya pastoral sering juga diberi
pengertian sbg aktivitas Gereja yang lahir dari karya Roh Kudus & tampak dlm
aneka bentuk serta cara dgtujuan keselamatan manusia.

Abad 20 (sblm. KONSILI VATIKAN II)

Pandangan tentang arti & isi pastoral sangat sempit, terbatas pada hal-hal yg
merupakan pelaksanaan praktis dari ajaran2 agama. Ini dilatarbelakangi oleh
pandangan teologis bahwa Gereja itu suatu lembaga spiritual-religius saja. Dg kata
lain pastoral terpusat pada kehidupan & kegiatan pastor paroki, sbg pelaku utama
karya pastoral & umat menjadi penerima. Pada masa lampau teologi pastoral hanya

6
menyampaikan apa yang merupakan hasil refleksi teologi lainnya, seperti dogmatik,
moral, & hukum Gereja. Sehingga membuatnya bersifat aplikatif atau praksis saja.
Tujuannya: kebutuhan & pengorganisasian paroki untuk memajukan kehidupan
rohani umat.

Sumber teologis utama Teologi Pastoral masa lampau:

Ajaran resmi Gereja yg didaftar dlm buku pegangan yg mengacu pada referensi
Biblis; Katekismus & buku-buku instruksi untuk pertobatan, Ritus-ritus sakramental
& rubrik2 liturgis, Hukum Gereja, Buku-buku pegangan teologi moral, Buku
pegangan resmi untuk mengatur paroki (manuale-manuale).

Struktur & tujuan Teologi Pastoral sudah secara jelas ditetapkan dlm buku-buku
sumber itu untuk dijalankan oleh pastor. Aktivitas & inisiatif umat tergantung pastor.
Juga kegiatan pastoral lebih bersifat ke dlm (paroki). Kegiatan keluar terutama terdiri

7
atas karya-karya karitatif untuk kepentingan yg terbatas sbg daya tarik untuk
pertobatan (kristenisasi?).

TEOLOGI PASTORAL KONSILI VATIKAN II:

Teologi pastoral banyak mengalami pembaharuan :

pembaharuan dlm titik perhatian dari klerus kepada Gereja secara keseluruhan;
perubahan sikap terhadap dunia modern, dari sikap curiga menjadi sikap ramah &
saling menghormati (sikap dialog).

TEOLOGI PASTORAL SESUDAH KONSILI VATIKAN II:

8
Refleksi teologis: Refleksi teologis berhubungan erat dgpengalaman iman dlm situasi
konkret, & praksis

Bedanya dgproses refleksi teologis Teologi Pastoral pra-Konsili Vatikan II:

Lebih induktif daripada deduktif:

Refleksi teologis mulai dengankegiatan pastoral atas situasi tertentu.

Maka kegiatan pastoral berfungsi sebagaipenentu kriteria, teologi mana yg relevan


dgsituasi yg ada.

Akibatnya: kegiatan pastoraldapat memacu teologi untuk mereformasi diri kearah


suatu reformasi teologi.

Refleksi teologis biasanya terjadi di dlm suatu kelompokagar lebih kontekstual, tetapi
mendorong kreativitas Gereja.

9
Refleksi teologis bersifat multidisipliner, yaitu dgmenggabungkan seluruh dimensi
kehidupan manusia dgmengolah ilmu pengetahuan yg ada

Jadi Teologi Pastoral dipahami sbg refleksi teolgis & bukan terbatas hanya sbg
aktivitas Pastor.

Sumbangan Ilmu Teologi:

Bagaimanapun, teologi dapat dianggap memberi sumbangan atas praksis pastoral,


sekurangnya dalam3 cara:

Pertama, Analisa Situasi:

Teologi membantu menganalisa situasi pastoral denganmembedakan kategori & tema


yg sesuai dgnsituasi pastoral & ilmu2 sosial mana yg akan digunakan.

10
Tujuan dari teologi ini adalah membuat discermentapakah Tuhan hadir dlm situasi
kehidupan itu, bagaimana kehadiranNya dialami, arah hidup mana yg boleh dituju &
perubahan apa yg diakibatkannya.

Kedua, Interpretasi Naratif: (menafsirkan artinya)

Teologi membantu menafsirkan arti & nilai dari situasi pastoral dgcarasharing
yg akhirnya mengarah pada perayaan.

Ketiga, Koreksi kritis:

Menghadirkan pengalaman tradisi, yg secara kritis direfleksikan & menjadi saksi


sejarah.

Teologi menjadi pelayan yg baik bagi tujuan pastoral yg menyangkut hidup Gereja
secara praktis.

11
Teologi membawa misi untuk mengartikan situasi konkret berhubungan
dgpengalaman hidup Gereja yg lebih luas

Teologi Praktis

T. Pastoral itu istilah yg lebih tua dibanding Teologi Praktis (Ingat ingat istilah
“pastor”).

Teologi Praktis lebih populer di kalangan Gereja Protestant German sejak akhir abad
18, sbg bagian dari kurikulum studi teologi.

12
Dewasa ini keduanya dianggap memiliki banyak dasar kesamaan: keduanya
berhubungan dgbagaimana aktivitas teologis dapat memberi & diberi informasi oleh
aktivitas praktis.

DIMENSI-DIMENSI (KARYA) PASTORAL:

Yakni aspek-2 karya pastoral yg memberi ciri & bentuk kepada karya pastoral Gereja.

Gagasan dasarnya: panggilan kepada keselamatan itu ditujukan kepada seluruh umat
manusia

Dimensi personal:Dimensi ini menekankan perlunya perhatian pada pribadi manusia


yg konkret (personal): terkait dglingkungan persekutuannya, adat-istidatnya, hal2 yg
mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

13
Dimensi Eklesial: karya pastoral Gereja merupakan kekhasan kehadiran Gereja yaitu
karya keselamatan Kristus secara terpadu, konkret, historis.

Dimensi Kosmis/mondial: Dimensi ini memberi bentuk kepada pelaksanaan


rencana keselamtan yg bersifat universal. Dikatakan juga sebagaiDimensi Misioner,
yg menekankan bahwa dunia profan ini sbg tempat karya pastoral. Konsekuensinya:
semua orang Kristiani menjadi pelaksana/petugas pastoral untuk mengubah dunia ini!

Dimensi Eskatologis: Karya pastoral Gereja merupakan ungkapan dr apa yg


diharapkan oleh iman kristiani, yakni keyakinan bahwa manusia dipanggil kepada
masa depan/akhir jaman.

UNSUR-UNSUR DASAR KARYA PASTORAL

14
Kehidupan Gereja:Kehidupan Gereja menunjukkan hubungan yangmendasar antara
Gereja & keselamatan. Maka Gereja harus mengaktualkannya,tidak hanya secara
fungsional tapi juga secara efektif keselamatan yg ada dlm dirinya.

Keselamatan:Keselamatan terjadi karena perjumpaan pribadi antara Allah & manusia.


Keselamatan itu telah hadir dlm & melalui Kristus.Keselamatan itu diteruskan
oleh Gereja kepada dunia.

Perlu dibedakan dua konsep ini: peran kepengantaraan Gereja (mediasi) & proses
keselamatan itu sendiri.

Proses keselamatan adalah fakta yg berhubungan dgpribadi, sedangkan mediasi


keselamatan merupakan hakikat peran Gereja.

Proses keselamatan merupakan keputusan bebas pribadi terhadap tawaran dari Allah,
terjadi secara langsung antara Allah-manusia; tak dapat diambil alih Gereja;
sedangkan peran Gereja: menciptakan situasi & kondisi.

15
Keduanya merupakan momen yg berbeda: yang pertama (mediasi) fungsional untuk
yang kedua (proses); sedangkan yg kedua adalah normatif untukyang pertama.

Situasi Hidup:Pengalaman keselamatan secara konkret terjadi dlm kehidupan sehari-


hari. Di situ terjadilah dialog manusia dgAllah tentang keselamatannya.Gereja adalah
Sakramen keselamatan yang terwujud dlm situasi konkret hidup manusia.

SABDA-KOMUNIO-SAKRAMEN: PERAN NORMATIF DLM PASTORAL

Membangun kehidupan Gereja tidak boleh lepas dari tiga (3) hal yangmerupakan
pusat & tanda kehadiran Gereja,yakni: SABDA-KOMUNIO-SAKRAMEN.

Hanya dlm persekutuan/komunio yg hidup dari & oleh Sabda, manusia dapat terbuka
kepada rahmat sakramental, yg setiap kali memanggil manusia untuk memberikan
jawaban terhadap panggilan keselamatan (pertobatan).

16
Maka segala kegiatan Gereja harus selalu membawa ke penghayatan Sabda-
Komunio-Sakramen sbg pusat referensi & norma segala macam karya pastoral.

ARAH & METODE

Arah

OT 4 : (tentang pendidikan imam): pendidikan imam harus berhubungan erat


dgtujuan pastoral: gembala jiwa-jiwa.

OT 19 : perhatian pastoral harus meresap ke dlm seluruh pendidikan.

OT 21 : para mahasiswa harus belajar bagaimana menjalankan karya


kerasulan.

17
Teologi selalu merupakan refleksi atas iman dlm konteks tradisi, artinya dlm
hubungan dgpenghayatan & pengakuan iman seluruh umat.

Orientasi pada umat termasuk intisari teologi.

Yg direfleksikan bukan hanya ungkapan iman dlm bentuk rumusan & kalimat,
melainkan seluruh hidup sbg ekspresi iman, malahan denganmenekankan segi
kehidupan & kelakuan dlm umat, hidup manusia sbg teks.

Refleksi itu bersifat ilmiah & teoretis. Yg membuat teologi menjadi ilmu bukan
objeknya melainkan metodenya. Objeknya adalah pengungkapan iman; iman tidak
perlu diungkapkan secara ilmiah.

Yg perlu dijalankan secara ilmiah ialah refleksi atas pengungkapan iman itu. Segi
ilmiahnya terdapat dlm metode refleksi itu. Dlm merefleksikan praksis, teologi mau
memahami praksis itu sbg ungkapan iman: memperhatikan iman dalam unsur praksis
itu.

18
Metode

Istilah metode dipergunakan untuk mengindikasi suatu cara dlm melakukan suatu
hal..

Metode yg umum untuk teologi juga berlaku untuk teologi praktis ini, yakni refleksi
atas iman dlm konteks tradisi.

maksudnya pengalaman-iman dihubungkan dgsejarah iman kristiani & sejarah


pewahyuan yg berpusat pada Kristus. Maka ada hubungan dengankebudayaan atau
pengalaman kemasyarakatan. Karenanya, tradisi & kebudayaan itu menentukan
refleksi teologis juga.

Pastoral memerlukan metode untuk merefleksikan iman itu untuk selanjutnya


diarahkan kepada suatu aksi/tindakan pastoral.

19
Bernard Lonergan (Method in Theology, 1971): suatu metode adalah pola normatif
dari operasi-operasi yg berulang-ulang & berkaitan, yg menghasilkan hasil-hasil yg
yg komulative & progresif.

Seperangkat operasi-operasi diulang-ulang dlm suatu pola sehingga menghasilkan


pelaksanaan tugas itu dlm cara yg tepat.

Suatu metode tidaklah menggatikan keahlian & inpirasi dari orang yg


mempergunakan metode tersebut(tidak otomatis).Namun perhatian pada metode
dapat menolong seseorang untuk melaksanakan tugasnya dgbaik.

Kita telah mengenal metode umum dlm memahami suatu situasi pastoral/sosial:
metode melihat-menilai bertindak. Metode itu dewasa ini juga telah mengalami
pengembangan & variasi yg semakin memberi daya gerak untuk suatu aksi/tindakan
pastoral.

20
Eugene King OMI, teolog pastoral Kanada, memanfaatkan gagasan Lonergan ketika
berbicara tentang keahlian yg perlu dimiliki oleh seorang teolog pastoral, yakni
metode memperhatikan-memahami-menilai-memutuskan.

Untuk memecahkan kasus-kasus pastoral, rumusan umum & formal dari King itu
dapat dirinci sbg metode: Deskripsi, Analisa, Tafsiran, Aksi/Tindakan Pastoral.

Istilah lain: Lingkaran Pastoral: merupakan metode yg menyediakan sarana bantuan


demi pemahaman suatu situasi pastoral, perancanaan, & tindakan/aksi pastoral.
Disebut juga lingkaran praksis karena tekanannya pada inter-relasi terus menerus
antara reflesi & aksi.

Juga dekat dg istilah lingkaran hermeneutis atau metode penafsiran yg sekaligus


mengajukan pertanyaan baru terhadap teori-teori lama dlm terang situasi yg baru.

Metode 4 langkah: Deskripsi-Analisis-Penilaian/Refleksi-Tanggapan/Aksi:

21
Deskripsi: merupakan langkah untuk melihat situasi tentang apa yg sedang terjadi.
(Mengumpulkan data, gambaran situasi)

Analisa: langkah untuk memahami mengapa situasi itu terjadi dgmengolah &
menganalisa data-data yg diperoleh.

Aksi: langkah u/ membuat usulan ttg pembaharuan dari situasi yg diamati pada tiga
tahap sebelumnya; yaitu perencanaan aksi/strategi pastoral.

Refleksi: langkah untuk memberikan penilaian terhadap situasi yg diamati; Ini adalah
refleksi teologis, yaitu melihat hubungan kritis antara situasi yg nyata & tradisi
kristiani, Sabda Allah, perspektif historis.

Dampak Tindakan Pastoral: 6 Tipe Perubahan

(Paul Balard and John Pitchard: Praktical Theology in Action, 2005)

22
Perubahan kognitif: perubahan terjadi pada level intelektual/ berfikir

Perubahan afektif: perubahan yg meliputi segala emosi & sikap yg timbul pada
pengalaman.

Perubahan tingkah laku: meliputi segala tingkah laku positif

Perubahan interpersonal: berhubungan dg relasi dg orang lain, baik pribadi maupun


dlm kelompok.

Perubahan sosial & politik: perubahan yg terkait dgdiri sendiri sbg individu yg
bereaksi terhadap individu yg lain maupun kel. masyarakat dg tanggung jawab politik
Kristiani

Perubahan rohani: perubahan pada visi & praksis yg memberdayakan umat beriman;
dlm menanggapi perutusan Allah.

23
SUBJEK TEOLOGI PASTORAL (TEOLOG PASTORAL): Siapa pelaku Teologi
Pastoral

Permasalahannya:

Teologi Pastoral itu sekaligus TEOLOGI & PASTORAL.

TEOLOGI: berciri kritis-ilmiah (seperti pada umumnya semua cabang teologi)

PASTORAL: wawasan & perhatian pada hal-hal praktis kegembalaan-pastoral.

Jadi TEOLOGI PASTORAL harus mempertahankan keduanya: setia pada standar


ilmiah teologis & setia pada wawasan pastoralnya.

Persoalanyg muncul berkaitan dgsiapa pelaku Teologi Pastoral: siapakah teolog

24
Teolog: orang yg memiliki keahlian-keahlian khusus untuk berefleksi mengenai
Allah. Mereka berbicara & berefleksi mengenai Allah & keterlibatanNya di dunia
secara ilmiah.

Tjaard G. Hommes: teolog adalah org yg terlibat scr historis & sistematis dlm
permasalahan yg berkaitan dgAllah & kehadirannya di dunia.

Para petugas/pelayan pastoral: mereka juga berteologi dgcara khusus yg sesuai


dgkonteks pelayanan pastoral mereka.

Spesialisasi Teologi Pastoral: study teologi pastoral.

********

25
Bab II

Bagaimana gambaran Teologi Pastoral dlm PB?

Bentuk teologi pastoral yg elementer sudah ada dlm Perjanjian Baru.

Kisah Para Rasul: merupakan kelanjutan karya Roh Kudus dlm tindak tanduk
manusia.

Manusia memperoleh karunia (karismata) untuk mewartakan Injil (kerygma), untuk


saling membangun menjadi persekutuan yg kokoh (koinonia), & untuk melayani
Kerajaan Allah di dunia ini (diakonia).

Wujudnya berupa patokan-patokan tertentu dlm surat-surat Paulus. Misalnya: Jemaat


sbg ‘tubuh Kristus” (1 Kor 12-14), persekutuan karismatis.

26
Dlm surat-surat pastoral (Timotius & Titus) terdapat gambaran lain: majelis tua-tua &
pengawas-pengawas sbg pihak yg berwibawa terhadap jemaat.

Penatua disebut presbyteros.Dlm Gereja Katolik istilah ini berkembang menjadi


imam.

Pengawas istilahnya episkopos yg mirip dgUskup.Pada abad ke-2 episkopos (uskup)


menjadi kepala para presbyteroi (imam).

Bagaimana gambaran Teologi Pastoral pada zaman Bapa Gereja?

Gagasan Perjanjian Baru diteruskan dlm tulisan awal pastoral-teologis dari para Bapa
Gereja, yg berkisar pada refleksi atas tindakan jabatan.

Dlm konsep Gereja yg hierarkis, refleksi atas jabatan mengambil tempat sentral dlm
teologi-pastoral kuno, terutama untuk jabatan uskup.

27
Contoh:

Cyprianus (abad ke-3) menyebut ecclesia est in epics opo (Gereja berada dlm uskup);
orang yg bergantung pada Gereja berarti bergantung pada uskup. Menurutnya pula
berlaku extra ecclesiam nulla salus (di luar Gereja tdk ada keselamatan).

Gregorius dari Nazianze (± 365) menulis tentang peri phuges (mengenai pelarian:
mereka yg dipanggil melarikan diri seperti nabi2 PL – Musa, Yunus, Yehezkiel).

Yohanes Chrysostomus (± 385) menulis peri hierosunes (tentang imam).

Agustinus (354-430) menulis Confessiones yg sangat terkenal, & De Catechizandis


Rudibus (utk pengajaran bagi calon baptis) serta Katekese Mistagogis (Cyrillus dari
Yerusalem). Keduanya merupakan buku pegangan katekese yg sangat penting dlm
Gereja kuno.

28
Paus Gregorius Agung (540-604) menulis Liber regulae pastoralis (buku tentang tata
pastoral) yg sangat terkenal & menandai peralihan Gereja ke abad pertengahan.

Perlu dicatat, sejak semula jabatan itu dihubungkan dgaskese, pengingkaran terhadap
dunia, & selibat. Mereka adalah manusia yg penuh Roh Kudus. Para pemangku
jabatan itu dipisahkan dari kaum awam. & fokus pelaksanaan jabatan itu adalah
kegembalaan.

Gereja mengalami situasi baru dgbertobatnya Kaisar Konstantinus (284-337). Pada


tahun 380 Gereja menjadi Gereja-negara, & dgdemikian tugas & tanggungjwab
pejabat bertambah banyak.

Abad 9 Karel Agung memberi pengaruh atas terjadinya model dasar pastoral yg
menyebar (desentralisasi) - menjadi jaringan jemaat-jemaat yg meliputi Eropa Barat.
Tujuannya: agar dimana-mana umat dapat mencapai gereja & imam. Model ini
disebut: “satu orang, satu gedung, satu wilayah”. Rumusan ini ternyata kuat sekali,

29
shg sampai hari ini pelayanan yg sentral dikhususkan bagi para pemangku jabatan.
Jarak klerus & awam makin lebar.

Bagaimana gambaran Teologi Pastoral pada zaman Abad Pertengahan?

Teologi-pastoral semakin menjadi bagian dari pendidikan teologi.

Konsili Lateran IV (1215) mewajibkan: pada Gereja induk di ibukota propinsi harus
diangkat seorang magister dg tugas mendidik para presbiter & kaum awam dlm cura
animarum (reksa pastoral), & dihubungkan dg pengakuan dosa lisan.

Di kemudian hari juga ada vak asketik (khusus untuk pembentukan rohani calon
imam), meliputi meditasi, orasi, & tentasi (menangani percobaan).

Konsili Trente (1545-1563) – periode kontra reformasi – teologi pastoral memulai


babak baru: “teologi-pastoral” dipahami sebagi pekerjaan jabatan dlm Gereja.

30
Gambaran pastor masih terikat pada figur seorang uskup/pemimpin. Karenanya
mempengaruhi dasar teologis pemikirannya, konsep tentang pelayanan & prakteknya.
Teologi Pastoral merupakan pemikiran/refleksi tentang kemampuan kerja yg layak
dari seorang pastor/uskup. Juga ada pembaharuan dari Trente: misalnya dlm
pemilihan uskup: tanggung jawab, tingkah laku ideal, tugas-tugas parokial, tempat
tinggal uskup/pastor paroki.

Kemudian hal-hal tentang teritorial, pembinaan, pengenalan & pelayanan umat:


uskup: visitatio pastoralis; pastor: perayaan ekaristi yg pantas. Karena itu perlu
pembinaan-pendidikan khusus & memadai bagi para calon imam/uskup di seminari.

Jelaskan Teologi Pastoral menurut Anton Graf (1814-1867)!

31
Ia mencoba mengonfrontasikan Teologi Pastoral (Katolik) dg Teologi Pratikal
(Protestan). Ia menolak anggapan bahwa Telogi Pastoral tidak ilmiah. Dianjurkannya
studi bersama (ekumenis) untuk menentukan karakter praktis, ilmiah, & teologis dari
Teologi Praktika.

Visi eklesiologis: titik tolaknya hubungan antara teologi-Gereja. Gereja: suatu relitas
spiritual/rohani; merupakan suatu kesatuan organis yg berorientasi pada kehadiran
karya keselamatan serta pewartaannya.

Konsep utama: Gereja membangun dirinya sendiri; kesadaran Gereja akan dirinya
sbg tokoh utama yg bertugas menanam, mengembangkan, mewujudkan, &
menyempurnakan iman dlm hidup kristiani.

Objeknya: Gereja yg mengandung 3 aspek:

realitas historis: dimensi historis Gereja yg dipelajari dlm KS & Sejarah Grj.

32
realitas esensial: dimensi hakiki ilahi yg dipelajari dlm dogma & moral.

realitas dinamis: menyoal apa yg dipelajari dlm Teologi Praktika.

Graf memakai istilah Teologi Praktika & bukan Teologi Pastoral karena alasan
praktis menghindari situasi klerikal (manuale katolik), yg mengidentikkan Gereja
dgpastor. Subjek pembangunan Gereja adalah seluruh Gereja!

Jelaskan Teologi Pastoral menurut Franz Xavier Arnold!

Dia berusaha membangun dasar teologis untuk menjelaskan hakikat pastoral &
refleksi teologis mengenai pastoral itu sendiri. Dia berusaha untuk membuat
formulasi baru TP.

Hakikat “perantara” karya pastoral:

33
untuk kehidupan Gereja dibutuhkan suatu pastoral (praksis & teori) yg berpangkal
pada Wahyu.

praksis & refleksinya selalu berorientasi pada pokok keselamatan: proses keselamatan
& sarana keselamatan.

dlm karya penyelamatan prinsip utama adalah intervensi Allah (rahmat), sedangkan
Gereja & karyanya bersifat instrumental.

TP teologi ttg aktivitas pastoral.

Prinsip inkarnasi (Allah menjadi manusia) adalah prinsip utama baik sarana maupun
proses keselamatan. Hal itu menjadi dasar penjelasan Arnold tentang struktur &
model pastoral Gereja:

antara dua realitas yg menjadi subjek (Allah & manusia)

34
sbg yg menyelamatkan & manusia sbg tujuan keselamatan. Terdapatlah karya
pastoral yg merupakan pengantara.

pastoral: menjaga ketataan & kesetiaan kpd Allah & kpd manusia.

& tujuan pastoral tercapai bila membawa kpd terjadinya relasi itu, yaitu proses
keselamatan.

Konsep TP: mrpk refleksi ilmiah ttg pertemuan Allah & manusia lewat kehidupan &
karya Gereja (cura animarum, liturgi, predicatio,…)

Bagi Arnold, Gereja adalah kumpulan orang-orang yg dibaptis. Mereka bersama-


sama melaksanakan mediasi keselamatan bagi dunia melalui doa, iman, harapan,
kasih… Mereka adalah subjek pastoraldan bertanggung jawab atas tindakan Gereja.

Refleksi teologis: bertolak dari karya/ intervensi Allah yg berpusat pada Kristus, &
memperhatikan kondisi manusia yg historis, yg hidup dlm waktu & tempat.

35
Jelaskan Teologi Pastoral menurut Michael Banger(1822-1870)!

Ia menolak Graf, & memberi definisi Teologi Pastoral sbg pengantar ilmiah bagi para
pastor utk melaksanakan tugas jabatannya. Pastor adalah tokoh utama, kawanan umat
bersandar padanya & menerima aneka pelayannanya.

Problem pastoral adalah problem gembala-kawanan. Hirarki memiliki previlegi


rahmat Roh Kudus yg menghasilkan formulasi hukum & harus ditaati. Teologi
Pastoral mrpk petunjuk utk melaksanakan & memelihara hukum ini, dimana pastor
dilihat sbg petugas hukum. Ini ide dasar manuale-2 itu.

Hakikat jabatan pastoral: cura animarum, berkisar pd pelayanan spiritual yg terkait dg


kondisi jiwa. Tujuannya: pelayanan perorangan agar terjadi perkembangan yg
seimbang. Pelayanan jiwa-2 dilihat sbg penyampaian kemampuan supranatural yg

36
membawa kesatuan dg Allah. Berdasarkan pengalaman ilahi itu manusia dibawa kpd
pelayanan lahiriah & sosial.

Ruang Lingkup Refleksi Teologis: berkisar pd figur petugas pastoral, menyangkut


karakteristik ilahinya (panggilan, tahbisan, ..) maupun kondisi-2 utk efektifitas
pelayanannya (ketaatan, pengetahuan, kesucian, kebijaksanaan,..).

Tugas pastoral hanya menyangkut 3 tugas utama Gereja: imam, nabi, raja.

Metode: TP sbg ilmu yg menerapkan prinsip, hukum kebenaran, & praksis dlm
kehidupan manusia.

Sumber-sumber TP: KS, akta konsili/sinode, hukum Gereja, tulisan para tokoh
Gereja. Utk pelaksanaannya jg memanfaatkan ilmu-2 lain: psikologi, pedagogi,
medis,…

37
Hubungan dg teologi lain: Kitab Suci & sejarah Gereja sbg dasar utk merefleksi,
dogmatik sbg pengetahuan dasar utk aplikasi, Hukum Gereja sbg pengetahuan tata
hidup Gereja, moral utk petunjuk pastoral praksis.

Jelaskan tentang Pastoral Bersama (pastoral umat)!

Timbul pd masa sekitar PD II.

Timbul pertama kali di Perancis (1943), dipelopori oleh H. Godin & Y. Daniel.

Adalah suatu gerakan yg menanggapi situasi sosio-religius yg aktual waktu itu, yaitu:

Gejala retaknya (disintegrasi) antara iman & kehidupan;

Usaha untuk menciptakan suatu semangat pastoral (intern) dlm wilayah paroki dlm
bentuk kebersamaan antara imam &umat)

38
Tujuan: mengintegrasikan kekuatan-2 karya kerasulan yg ada dg memperluas
pandangan pastoral serta mengkonfrontasikan paroki sbg zona ilahi (societas
perfecta) dgkenyataan hidup manusia (zona humana) serta mengkoordinasi tenaga-
tenaga pastoral.

Bentuknya: karya pastoral bersama dg pembagian aneka tugas di dalamnya.

Problemnya:

Gejala disintegrasi hidup kristiani sehari-hari dg hidup kultis tidak menimbulkan


banyak persoalan pd level formal, namun dari segi sosio-kultural menimbulkan
kesulitan-2, khususnya berhubungan dg proses sosialisasi individu dlm hidup
kristiani.

Kunci persoalan pastoralnya tedapat dlm hubungan antara Gereja dg lingkungan


hidup sosial dgmenegaskan pengaruh thd pribadi & penghayatan kristianitas, ada

39
akibat lebih jauh, yaitu timbulnya pengelompokan umat yg cenderung membentuk
strata sosial baru & saling menjauhi satu dg yag lain.

solusi: tuntutan utk meninggalkan model pastoral parokial (teritorial) dg menciptakan


image paroki sbg suatu komunitas misioner, yg bertugas memberi warna kristiani &
misi keselamatan kpd dunia sekitarnya. =>Ditumbuhkan kepekaan thd lingkungan
sekitarnya.

Perlu restrukturisasi karya pastoral sedemikian rupa shg sesuai dg kenyataan hidup
real manusia (zona humana); pastoral juga menjawabi problem-2 aktual yg dihadapi
manusia.

Subjek pastoral dlm pastoral bersama/umat:

pada tempat pertama adalah pastor, tapi peran umat awam tak boleh diabaikan.
Subjek utama pastoral adalah suatu bentuk kebersamaan sbg kelompok yg aktif
(team, aktivis).

40
Tekanan pastoralnya: terarah kepada pelayanan lingkungan setempat.

Terkait dg gagasan misioner Gereja, pandangan pastoral ini berusaha menghidupkan


semangat kristiani lewat para pelaksana pastoral dg tujuan efektifitas pewartaan
kristiani.

Kita telah menemukan perkembangan gagasan baik mengenai refleksi pastoral (TP)

(Katolik & Protestan) maupun pelaksanaannya sendiri. Juga beberapa tokoh &
pemikirannya.

Gagassan-gagasan itu selanjutnya diperkembangkan dlm refleksi teologis (TP)


maupun praksis pastoral Gereja, baik bersifat pribadi maupun sbg kesatuan Gereja.

Konsep-konsep ttg pastoral & TP itu nampak dlm dokumen-dokumen KV II &


praktek sesudahnya.

41
Bagaimana pandangan KV II tentang Teologi Pastoral?

TP masih berpola pada manuale2 sebelumnya, walau ada usaha untuk memberi
pandangan baru. Pastoral masih dilihat dlm hubungannya dgtriplex munus yg
dilaksanakan oleh petugas tertahbis. Teologi pastoral berarti disiplin studi mengenai
aktivitas pastoral.

Pola & fungsi aktivitas pastoral:

Pastoral dilihat dlm hubungan dgfungsi pastor dlm komunitas kristiani.

Pastor adalah petuas khusus berdasar tahbisan & misio canonica.

Pada tempat pertama adalah uskup sbg gembala/pemimpin utama.

42
Triplex munus dijabarkan dlm:

Aktivitas ad intra: katekese, liturgi, pelayanan sakramen, bimbingan umat,


pendidikan, dll.

Pelayanan pastoral kategorial

Komunikasi & kerja sama: imam-awam, imam-imam, imam-religius.

Dialog & karya misioner

Memajukan keikutsertaan umat

Gereja & keseluruhan umat Allah sbg subjek pastoral. Gereja adalah komunio umat
Allah sbg sakramen keselamatan.

Fungsi imam: menyadarkan, mendorong, meneguhkan umat, namun terlebih


pelayanan kesejahteraan rohani & jasmani umat.

43
Jelaskan bahwa TP punya arah dasar pada pembangunan jemaat!

Pembangunan jemaat menjadi disiplin dasar bagi TP, bukan sekunder atau tambahan.
Itu menyangkut fungsi jemaat & bukannya salah satu fungsi saja, seperti:
penggembalaan atau diakonia. Pembangunan jemaat menyangkut semua anggota
jemaat, & itu tidak hanya berkenaan dg fungsi 2 intern (ad intra), melainkan dg
masyarakat luas, konteks & lingkungan setempat (ad extra). Jemaat merupakan
sistem terbuka.

Fokus pembangunan jemaat ada 2:

Terkait dg pengamatan dekat & konkret thd identitas, isi, & arah jemaat kristiani.
Jetidiri selalu dlm konteks, misinya dlm situasi konkret.

Ada banyak perhatian utk cara kerja yg efektif dlm situasi tertentu.

44
Pespektif pembangunan umat terutama berkaitan dg perubahan tindakan manusiawi
dg ispirasi spiritual.

Jelaskan bahwa tujuan pembangunan jemaat adalah kedatangan Kerajaan Allah!

Pembangunan jemaat mengantarai terjadinya keadilan Allah sbg peristiwa eskatologis


dlm & lewat sejarah umat manusia yg aktual, & mengarahkan diri pd perwujudan
karya penyelamatan Allah. Tujuan pembangunan jemaat ini ditentukan secara historis
& kulturan. Hal itu berarti memperhatian beraneka wujud jemaat setempat secara
spesifik, misal: karena kedewasaan orang beriman, pendapat2 mereka tg apa saja dpt
membawa keselamatan dunia: mengantarai keadilan & kasih Allah (Kerajaan Allah),
mealui karya Allah (perahmatan, anugerah, pemberian) & karya manusia (secr
sistematis, motodologis, empiris/pengalaman).

Tujuan pembangunan jemaat adalah juga menumbuhkan jemaat lokal (paroki).

45
Pertumbuhan ini meliputi intensif-kwalitatif: adanya kesimambungan & pendalaman.

Makna pertumbuhan terarah pd kesempurnaan (KA): ada pertumbuhan &


perkembangan, pendalaman (spiritual), pembaruan, cita2.

Berkaitan dg Pastoral Sekarang, terangkan tentang situasi jaman ini!

Realitas dunia sekarang: suatu pastoral yg efektif hrs berakar dlm kenyataan
Gereja, yg hidup dg pengalaman iman & perjuangannya yg konkret. Dlm kerangka
karya pastoral di tengah manusia jaman ini, Greja hrs mengenal dunia &
kebutuhannya. Hal itu berarti Gereja hrs menganalisa kenyataan historis dunia
sekarang (new age, globalisasi, sekularisasi, dsb) & memberikan tanggapan yg tepat

46
thd kebutuhan penyelamatannya, yakni menemukan hub antara kebutuhan manusia
jman ini dg jawaban yg diberikan oleh Injil keselamatan yg dibawa oleh Kristus.

Jaman baru & dunia baru: perkembangan menyusup ke pelbagai bidang &
wilayah itu memunculkan dunia uang berwawasan universal; realitas lokal memiliki
dimensi & makna mundial, & sebaliknya. (selengkapnya lih.diktat)

Pluralisme dlm hidup: realitaspluralisme menyusup ke dlm semua aspek


kehidupan manusia (sos, pol, kultural, agama/religius-spiritual). (selengkapnya
lih.diktat)

Sekularisme: manusia & dunia bbas menentukan otonominya sendiri.


Sekularimsme adalah kecenderungan melepaskan diri dari ikata & hubungan dg

47
agama atau kehidupan religius/yg suci utk menunjukkan kebebasan & kepenuhan
kedewasaan manusia. (selengkapnya lih.diktat)

Primat manusia: nilai luhur pribadi manusia: martabat pribadi manusia


diberikan Allah sendiri, penciptanya. Lebih dari pada masa lalu, jaman sekarang
ditandai dg gerakan untuk memperjuangkan & mempertahankan serta
mempromosikan nilai2 & martabat pribadi manusia (human promotion).
(selengkapnya lih.diktat)

Gereja sbg minoritas: gereja adalah minirotas, baik secara numerik maupun
kultural, khususnya di Indonesia.

Tantangan pastoral: bagaimana Gereja hadir sbg sakramen keselamatan, garam &
terang dunia.

48
Jelaskan mengenai konsep keselamatan sebelum & sesudah KV II.

Sebelum KV II: terpengaruh oelh mentalitas dualisti-anthropologis menghasilkan


konsep keselamatan yg berat sebelah, yakni menekankan keselamatan spiritualistis &
menekankan keselamatan pribadi.

Sesudah KV II: memandang keselamatan manusia secara lebih integral, yakni


keselamatan manusia yg meliputi aspek jasmani & rohaninya. Juga diutamakan segi
komuniter & historisitas keselamatan itu. Dg dmikian karya oastoral merupakan
karya keselamatan & mempunyau tugas untuk mewartakan & mengungkapakan
secara nyata dlm wujud konkret hidup manusia.

Jelasakan mengenai pelaksanaan pastoral!

49
- Pastoral sbg tanggapan thd situasi konkret man: karya pastoral harus menjawabi
kebutuhan & harapan2 konkret manusia integral.

- Dibutuhkan adanya perencanaan pastoral yg terarah: pastoral yg baik dilaksanakan


menurut perencanaan/program yg terarah & teratur. Mentalitas imprivasi dlm
pastorak tak sesuai untuk jaman sekarang. Selain itu diperlukan pengamatan situasi &
kebutuhan, perencanaan, cara kerja teratur, pemiiran yg sistematis & mengikuti
perkembangan dg langkah2 yg terarah kpd tujuan (prinsp2 menejemen)

- Konsep pastoral (tujuan & dasar) yg jelas: tidak mencampur-adukkan, tidak


sembarangan memberi cap pastoral pada suatu aktivitas, yakni harus jelas
membedakan mana karya pastoral & mana yg bukan.

Teologi Pastoral yg berdiri sendiri. Apa artinya?

50
Sejak Konsili Trente s.d. KV II, TP mendpt warna baru. Perhatian utamanya ada pada
struktur dan tugas pastoral, yakni liturgi dan pelayanan sakramen, tugas mengajar dan
pembangunan hidup Gereja. Tugas tersebut dikaitkan dengan tri-tugas Kristus
sendiri, yakni imam, raja dan nabi.

TP juga dijabarkan dalam manuale2 yg dirintis pertama kali oleh Petrus Kanisius. Thn
1591, Peter Binsfeld meluncurkan buku Enchiridion Theologie Pastorale untuk
pastor Paroki, yang dianjurkan Kons. Trente, yg berisi doktrin cura animarum para
imam. Dlm kerangka yang sama, terbit pula manuale Parochorum oleh Ludwig Engel
(1661) sbg manuale resmi abad XVIII. Juga manuale yg muncul kemudian Pastor
Bonus oleh Yohanes Opstreat (1698). Dalam manuale2 tsb, imam mjd pelaku utama
atau subjek aksi pastoral, sedangkan umat hanya pasih (objek).

Peristiwa penting terjadi tahun 1773 yakni reorganisasi studi-studi perguruan tinggi di
Austria dan untuk pertama kalinya, TP mjd mata kuliah yg berdiri sendiri. Dlm
proses pengajarannya, TP dibagi mjd 3 bagian yaitu: 1) kewajiban pastor untuk

51
mengajar (katekese, khotbah dan pastoral); 2) pengurusan dan pelayanan sakramen;
3) kewajiban membangun dan memberi kesaksian, teladan yang baik ttg hidup
Kristiani, scr pribadi dlm paroki dan masyarakat.

Gagasan baru studi TP sbg disiplin universiter ini dipelopori Stefan Rautenstrauch
(1734-1785). Dasar pandangannya adalah mau menunjukkan segi ilmiah dan teologis
TP. Hal ini sbg reaksi atas praktik pastoral zamannya yg dilihat hanya sebatas praktis
pragmatis dan kurang teologis.

Sesudahnya, ada tendensi baru yg lebih berorientasi biblis-teologis dg tokoh Johan


Michael Sailer (1751-1832). Ciri pandangan ini berusaha memberikan dasar biblis
pada praktik kegiatan pastoral dan dari padanya mencoba menunjukkan karakter
teologis dari studi pastoral (lebih dari sekadar sintesis ttg pelayanan jiwa-jiwa).

52

Anda mungkin juga menyukai