1
kemungkinan sebagaimana Gereja harus mewujudkan diri di tengah situasi yg
ditunjukkan.
Ini juga disebut Teologi Praktis, karena apa yg direfleksikannya berkaitan dgpraksis
Gereja (praktek konkret Gereja).
2
teologis dlm pelaksanaan dlm kehidupan Gereja, yg merupakan prioritas utama setiap
cabang teologi untuk memberi sumbangan nyata bagi kehidupan Gereja.
=> OT (Optatam Totius) 4: Seluruh pembinaan (calon imam) harus berhubungan erat
dgtujuan pastoral.
3
Teologi Kitab Suci: pernyataan hub. Allah-man. Yg tertulis & menyejarah
=>TEOLOGI PASTORAL: berefleksi tentang keselamatan & penghayatannya dlm
kehidupan Gereja. (hidup org2 yg telah mengimani X’tus)
4
merefleksi data-data dari kehidupan masyarakatyang berpengaruh terhadap
kehidupan Gereja (faktor sosiologis-antropologis).
Objek Formal TEOLOGI PASTORAL: Yakni realisasi hidup Gereja dlm situasi
aktual. Maka: Teologi Pastoral harus memperhatikan tanda-tanda jaman &
menafsirkan dlm terang Injil (GS 4) Maka Gereja harus menyampaikan keselamatan
Kristus dlm bentuk yangdapat dimengerti & diterima oleh manusia.
PASTORAL (pelayanan keselamatan dlm Gereja) Gereja sendiri dilihat sbg tempat
keselamatan yg tampak & hadir dlm hidup manusia. Hidup Gereja tampak dlm
aktivitasnya. (pastoral; 5 tugas pokok Gereja). Sbg praksis Gereja, karya pastoral
5
mengungkapkan dinamika kehidupan Gereja, yg setiap kali berusaha
mempertemukan manusia dg Tuhan yg memanggilnya kepada keselamatan.
Pandangan tentang arti & isi pastoral sangat sempit, terbatas pada hal-hal yg
merupakan pelaksanaan praktis dari ajaran2 agama. Ini dilatarbelakangi oleh
pandangan teologis bahwa Gereja itu suatu lembaga spiritual-religius saja. Dg kata
lain pastoral terpusat pada kehidupan & kegiatan pastor paroki, sbg pelaku utama
karya pastoral & umat menjadi penerima. Pada masa lampau teologi pastoral hanya
6
menyampaikan apa yang merupakan hasil refleksi teologi lainnya, seperti dogmatik,
moral, & hukum Gereja. Sehingga membuatnya bersifat aplikatif atau praksis saja.
Tujuannya: kebutuhan & pengorganisasian paroki untuk memajukan kehidupan
rohani umat.
Ajaran resmi Gereja yg didaftar dlm buku pegangan yg mengacu pada referensi
Biblis; Katekismus & buku-buku instruksi untuk pertobatan, Ritus-ritus sakramental
& rubrik2 liturgis, Hukum Gereja, Buku-buku pegangan teologi moral, Buku
pegangan resmi untuk mengatur paroki (manuale-manuale).
Struktur & tujuan Teologi Pastoral sudah secara jelas ditetapkan dlm buku-buku
sumber itu untuk dijalankan oleh pastor. Aktivitas & inisiatif umat tergantung pastor.
Juga kegiatan pastoral lebih bersifat ke dlm (paroki). Kegiatan keluar terutama terdiri
7
atas karya-karya karitatif untuk kepentingan yg terbatas sbg daya tarik untuk
pertobatan (kristenisasi?).
pembaharuan dlm titik perhatian dari klerus kepada Gereja secara keseluruhan;
perubahan sikap terhadap dunia modern, dari sikap curiga menjadi sikap ramah &
saling menghormati (sikap dialog).
8
Refleksi teologis: Refleksi teologis berhubungan erat dgpengalaman iman dlm situasi
konkret, & praksis
Refleksi teologis biasanya terjadi di dlm suatu kelompokagar lebih kontekstual, tetapi
mendorong kreativitas Gereja.
9
Refleksi teologis bersifat multidisipliner, yaitu dgmenggabungkan seluruh dimensi
kehidupan manusia dgmengolah ilmu pengetahuan yg ada
Jadi Teologi Pastoral dipahami sbg refleksi teolgis & bukan terbatas hanya sbg
aktivitas Pastor.
10
Tujuan dari teologi ini adalah membuat discermentapakah Tuhan hadir dlm situasi
kehidupan itu, bagaimana kehadiranNya dialami, arah hidup mana yg boleh dituju &
perubahan apa yg diakibatkannya.
Teologi membantu menafsirkan arti & nilai dari situasi pastoral dgcarasharing
yg akhirnya mengarah pada perayaan.
Teologi menjadi pelayan yg baik bagi tujuan pastoral yg menyangkut hidup Gereja
secara praktis.
11
Teologi membawa misi untuk mengartikan situasi konkret berhubungan
dgpengalaman hidup Gereja yg lebih luas
Teologi Praktis
T. Pastoral itu istilah yg lebih tua dibanding Teologi Praktis (Ingat ingat istilah
“pastor”).
Teologi Praktis lebih populer di kalangan Gereja Protestant German sejak akhir abad
18, sbg bagian dari kurikulum studi teologi.
12
Dewasa ini keduanya dianggap memiliki banyak dasar kesamaan: keduanya
berhubungan dgbagaimana aktivitas teologis dapat memberi & diberi informasi oleh
aktivitas praktis.
Yakni aspek-2 karya pastoral yg memberi ciri & bentuk kepada karya pastoral Gereja.
Gagasan dasarnya: panggilan kepada keselamatan itu ditujukan kepada seluruh umat
manusia
13
Dimensi Eklesial: karya pastoral Gereja merupakan kekhasan kehadiran Gereja yaitu
karya keselamatan Kristus secara terpadu, konkret, historis.
14
Kehidupan Gereja:Kehidupan Gereja menunjukkan hubungan yangmendasar antara
Gereja & keselamatan. Maka Gereja harus mengaktualkannya,tidak hanya secara
fungsional tapi juga secara efektif keselamatan yg ada dlm dirinya.
Perlu dibedakan dua konsep ini: peran kepengantaraan Gereja (mediasi) & proses
keselamatan itu sendiri.
Proses keselamatan merupakan keputusan bebas pribadi terhadap tawaran dari Allah,
terjadi secara langsung antara Allah-manusia; tak dapat diambil alih Gereja;
sedangkan peran Gereja: menciptakan situasi & kondisi.
15
Keduanya merupakan momen yg berbeda: yang pertama (mediasi) fungsional untuk
yang kedua (proses); sedangkan yg kedua adalah normatif untukyang pertama.
Membangun kehidupan Gereja tidak boleh lepas dari tiga (3) hal yangmerupakan
pusat & tanda kehadiran Gereja,yakni: SABDA-KOMUNIO-SAKRAMEN.
Hanya dlm persekutuan/komunio yg hidup dari & oleh Sabda, manusia dapat terbuka
kepada rahmat sakramental, yg setiap kali memanggil manusia untuk memberikan
jawaban terhadap panggilan keselamatan (pertobatan).
16
Maka segala kegiatan Gereja harus selalu membawa ke penghayatan Sabda-
Komunio-Sakramen sbg pusat referensi & norma segala macam karya pastoral.
Arah
17
Teologi selalu merupakan refleksi atas iman dlm konteks tradisi, artinya dlm
hubungan dgpenghayatan & pengakuan iman seluruh umat.
Yg direfleksikan bukan hanya ungkapan iman dlm bentuk rumusan & kalimat,
melainkan seluruh hidup sbg ekspresi iman, malahan denganmenekankan segi
kehidupan & kelakuan dlm umat, hidup manusia sbg teks.
Refleksi itu bersifat ilmiah & teoretis. Yg membuat teologi menjadi ilmu bukan
objeknya melainkan metodenya. Objeknya adalah pengungkapan iman; iman tidak
perlu diungkapkan secara ilmiah.
Yg perlu dijalankan secara ilmiah ialah refleksi atas pengungkapan iman itu. Segi
ilmiahnya terdapat dlm metode refleksi itu. Dlm merefleksikan praksis, teologi mau
memahami praksis itu sbg ungkapan iman: memperhatikan iman dalam unsur praksis
itu.
18
Metode
Istilah metode dipergunakan untuk mengindikasi suatu cara dlm melakukan suatu
hal..
Metode yg umum untuk teologi juga berlaku untuk teologi praktis ini, yakni refleksi
atas iman dlm konteks tradisi.
19
Bernard Lonergan (Method in Theology, 1971): suatu metode adalah pola normatif
dari operasi-operasi yg berulang-ulang & berkaitan, yg menghasilkan hasil-hasil yg
yg komulative & progresif.
Kita telah mengenal metode umum dlm memahami suatu situasi pastoral/sosial:
metode melihat-menilai bertindak. Metode itu dewasa ini juga telah mengalami
pengembangan & variasi yg semakin memberi daya gerak untuk suatu aksi/tindakan
pastoral.
20
Eugene King OMI, teolog pastoral Kanada, memanfaatkan gagasan Lonergan ketika
berbicara tentang keahlian yg perlu dimiliki oleh seorang teolog pastoral, yakni
metode memperhatikan-memahami-menilai-memutuskan.
Untuk memecahkan kasus-kasus pastoral, rumusan umum & formal dari King itu
dapat dirinci sbg metode: Deskripsi, Analisa, Tafsiran, Aksi/Tindakan Pastoral.
21
Deskripsi: merupakan langkah untuk melihat situasi tentang apa yg sedang terjadi.
(Mengumpulkan data, gambaran situasi)
Analisa: langkah untuk memahami mengapa situasi itu terjadi dgmengolah &
menganalisa data-data yg diperoleh.
Aksi: langkah u/ membuat usulan ttg pembaharuan dari situasi yg diamati pada tiga
tahap sebelumnya; yaitu perencanaan aksi/strategi pastoral.
Refleksi: langkah untuk memberikan penilaian terhadap situasi yg diamati; Ini adalah
refleksi teologis, yaitu melihat hubungan kritis antara situasi yg nyata & tradisi
kristiani, Sabda Allah, perspektif historis.
22
Perubahan kognitif: perubahan terjadi pada level intelektual/ berfikir
Perubahan afektif: perubahan yg meliputi segala emosi & sikap yg timbul pada
pengalaman.
Perubahan sosial & politik: perubahan yg terkait dgdiri sendiri sbg individu yg
bereaksi terhadap individu yg lain maupun kel. masyarakat dg tanggung jawab politik
Kristiani
Perubahan rohani: perubahan pada visi & praksis yg memberdayakan umat beriman;
dlm menanggapi perutusan Allah.
23
SUBJEK TEOLOGI PASTORAL (TEOLOG PASTORAL): Siapa pelaku Teologi
Pastoral
Permasalahannya:
24
Teolog: orang yg memiliki keahlian-keahlian khusus untuk berefleksi mengenai
Allah. Mereka berbicara & berefleksi mengenai Allah & keterlibatanNya di dunia
secara ilmiah.
Tjaard G. Hommes: teolog adalah org yg terlibat scr historis & sistematis dlm
permasalahan yg berkaitan dgAllah & kehadirannya di dunia.
********
25
Bab II
Kisah Para Rasul: merupakan kelanjutan karya Roh Kudus dlm tindak tanduk
manusia.
26
Dlm surat-surat pastoral (Timotius & Titus) terdapat gambaran lain: majelis tua-tua &
pengawas-pengawas sbg pihak yg berwibawa terhadap jemaat.
Gagasan Perjanjian Baru diteruskan dlm tulisan awal pastoral-teologis dari para Bapa
Gereja, yg berkisar pada refleksi atas tindakan jabatan.
Dlm konsep Gereja yg hierarkis, refleksi atas jabatan mengambil tempat sentral dlm
teologi-pastoral kuno, terutama untuk jabatan uskup.
27
Contoh:
Cyprianus (abad ke-3) menyebut ecclesia est in epics opo (Gereja berada dlm uskup);
orang yg bergantung pada Gereja berarti bergantung pada uskup. Menurutnya pula
berlaku extra ecclesiam nulla salus (di luar Gereja tdk ada keselamatan).
Gregorius dari Nazianze (± 365) menulis tentang peri phuges (mengenai pelarian:
mereka yg dipanggil melarikan diri seperti nabi2 PL – Musa, Yunus, Yehezkiel).
28
Paus Gregorius Agung (540-604) menulis Liber regulae pastoralis (buku tentang tata
pastoral) yg sangat terkenal & menandai peralihan Gereja ke abad pertengahan.
Perlu dicatat, sejak semula jabatan itu dihubungkan dgaskese, pengingkaran terhadap
dunia, & selibat. Mereka adalah manusia yg penuh Roh Kudus. Para pemangku
jabatan itu dipisahkan dari kaum awam. & fokus pelaksanaan jabatan itu adalah
kegembalaan.
Abad 9 Karel Agung memberi pengaruh atas terjadinya model dasar pastoral yg
menyebar (desentralisasi) - menjadi jaringan jemaat-jemaat yg meliputi Eropa Barat.
Tujuannya: agar dimana-mana umat dapat mencapai gereja & imam. Model ini
disebut: “satu orang, satu gedung, satu wilayah”. Rumusan ini ternyata kuat sekali,
29
shg sampai hari ini pelayanan yg sentral dikhususkan bagi para pemangku jabatan.
Jarak klerus & awam makin lebar.
Konsili Lateran IV (1215) mewajibkan: pada Gereja induk di ibukota propinsi harus
diangkat seorang magister dg tugas mendidik para presbiter & kaum awam dlm cura
animarum (reksa pastoral), & dihubungkan dg pengakuan dosa lisan.
Di kemudian hari juga ada vak asketik (khusus untuk pembentukan rohani calon
imam), meliputi meditasi, orasi, & tentasi (menangani percobaan).
30
Gambaran pastor masih terikat pada figur seorang uskup/pemimpin. Karenanya
mempengaruhi dasar teologis pemikirannya, konsep tentang pelayanan & prakteknya.
Teologi Pastoral merupakan pemikiran/refleksi tentang kemampuan kerja yg layak
dari seorang pastor/uskup. Juga ada pembaharuan dari Trente: misalnya dlm
pemilihan uskup: tanggung jawab, tingkah laku ideal, tugas-tugas parokial, tempat
tinggal uskup/pastor paroki.
31
Ia mencoba mengonfrontasikan Teologi Pastoral (Katolik) dg Teologi Pratikal
(Protestan). Ia menolak anggapan bahwa Telogi Pastoral tidak ilmiah. Dianjurkannya
studi bersama (ekumenis) untuk menentukan karakter praktis, ilmiah, & teologis dari
Teologi Praktika.
Visi eklesiologis: titik tolaknya hubungan antara teologi-Gereja. Gereja: suatu relitas
spiritual/rohani; merupakan suatu kesatuan organis yg berorientasi pada kehadiran
karya keselamatan serta pewartaannya.
Konsep utama: Gereja membangun dirinya sendiri; kesadaran Gereja akan dirinya
sbg tokoh utama yg bertugas menanam, mengembangkan, mewujudkan, &
menyempurnakan iman dlm hidup kristiani.
realitas historis: dimensi historis Gereja yg dipelajari dlm KS & Sejarah Grj.
32
realitas esensial: dimensi hakiki ilahi yg dipelajari dlm dogma & moral.
Graf memakai istilah Teologi Praktika & bukan Teologi Pastoral karena alasan
praktis menghindari situasi klerikal (manuale katolik), yg mengidentikkan Gereja
dgpastor. Subjek pembangunan Gereja adalah seluruh Gereja!
Dia berusaha membangun dasar teologis untuk menjelaskan hakikat pastoral &
refleksi teologis mengenai pastoral itu sendiri. Dia berusaha untuk membuat
formulasi baru TP.
33
untuk kehidupan Gereja dibutuhkan suatu pastoral (praksis & teori) yg berpangkal
pada Wahyu.
praksis & refleksinya selalu berorientasi pada pokok keselamatan: proses keselamatan
& sarana keselamatan.
dlm karya penyelamatan prinsip utama adalah intervensi Allah (rahmat), sedangkan
Gereja & karyanya bersifat instrumental.
Prinsip inkarnasi (Allah menjadi manusia) adalah prinsip utama baik sarana maupun
proses keselamatan. Hal itu menjadi dasar penjelasan Arnold tentang struktur &
model pastoral Gereja:
34
sbg yg menyelamatkan & manusia sbg tujuan keselamatan. Terdapatlah karya
pastoral yg merupakan pengantara.
pastoral: menjaga ketataan & kesetiaan kpd Allah & kpd manusia.
& tujuan pastoral tercapai bila membawa kpd terjadinya relasi itu, yaitu proses
keselamatan.
Konsep TP: mrpk refleksi ilmiah ttg pertemuan Allah & manusia lewat kehidupan &
karya Gereja (cura animarum, liturgi, predicatio,…)
Refleksi teologis: bertolak dari karya/ intervensi Allah yg berpusat pada Kristus, &
memperhatikan kondisi manusia yg historis, yg hidup dlm waktu & tempat.
35
Jelaskan Teologi Pastoral menurut Michael Banger(1822-1870)!
Ia menolak Graf, & memberi definisi Teologi Pastoral sbg pengantar ilmiah bagi para
pastor utk melaksanakan tugas jabatannya. Pastor adalah tokoh utama, kawanan umat
bersandar padanya & menerima aneka pelayannanya.
36
membawa kesatuan dg Allah. Berdasarkan pengalaman ilahi itu manusia dibawa kpd
pelayanan lahiriah & sosial.
Tugas pastoral hanya menyangkut 3 tugas utama Gereja: imam, nabi, raja.
Metode: TP sbg ilmu yg menerapkan prinsip, hukum kebenaran, & praksis dlm
kehidupan manusia.
Sumber-sumber TP: KS, akta konsili/sinode, hukum Gereja, tulisan para tokoh
Gereja. Utk pelaksanaannya jg memanfaatkan ilmu-2 lain: psikologi, pedagogi,
medis,…
37
Hubungan dg teologi lain: Kitab Suci & sejarah Gereja sbg dasar utk merefleksi,
dogmatik sbg pengetahuan dasar utk aplikasi, Hukum Gereja sbg pengetahuan tata
hidup Gereja, moral utk petunjuk pastoral praksis.
Timbul pertama kali di Perancis (1943), dipelopori oleh H. Godin & Y. Daniel.
Adalah suatu gerakan yg menanggapi situasi sosio-religius yg aktual waktu itu, yaitu:
Usaha untuk menciptakan suatu semangat pastoral (intern) dlm wilayah paroki dlm
bentuk kebersamaan antara imam &umat)
38
Tujuan: mengintegrasikan kekuatan-2 karya kerasulan yg ada dg memperluas
pandangan pastoral serta mengkonfrontasikan paroki sbg zona ilahi (societas
perfecta) dgkenyataan hidup manusia (zona humana) serta mengkoordinasi tenaga-
tenaga pastoral.
Problemnya:
39
akibat lebih jauh, yaitu timbulnya pengelompokan umat yg cenderung membentuk
strata sosial baru & saling menjauhi satu dg yag lain.
Perlu restrukturisasi karya pastoral sedemikian rupa shg sesuai dg kenyataan hidup
real manusia (zona humana); pastoral juga menjawabi problem-2 aktual yg dihadapi
manusia.
pada tempat pertama adalah pastor, tapi peran umat awam tak boleh diabaikan.
Subjek utama pastoral adalah suatu bentuk kebersamaan sbg kelompok yg aktif
(team, aktivis).
40
Tekanan pastoralnya: terarah kepada pelayanan lingkungan setempat.
Kita telah menemukan perkembangan gagasan baik mengenai refleksi pastoral (TP)
(Katolik & Protestan) maupun pelaksanaannya sendiri. Juga beberapa tokoh &
pemikirannya.
41
Bagaimana pandangan KV II tentang Teologi Pastoral?
TP masih berpola pada manuale2 sebelumnya, walau ada usaha untuk memberi
pandangan baru. Pastoral masih dilihat dlm hubungannya dgtriplex munus yg
dilaksanakan oleh petugas tertahbis. Teologi pastoral berarti disiplin studi mengenai
aktivitas pastoral.
42
Triplex munus dijabarkan dlm:
Gereja & keseluruhan umat Allah sbg subjek pastoral. Gereja adalah komunio umat
Allah sbg sakramen keselamatan.
43
Jelaskan bahwa TP punya arah dasar pada pembangunan jemaat!
Pembangunan jemaat menjadi disiplin dasar bagi TP, bukan sekunder atau tambahan.
Itu menyangkut fungsi jemaat & bukannya salah satu fungsi saja, seperti:
penggembalaan atau diakonia. Pembangunan jemaat menyangkut semua anggota
jemaat, & itu tidak hanya berkenaan dg fungsi 2 intern (ad intra), melainkan dg
masyarakat luas, konteks & lingkungan setempat (ad extra). Jemaat merupakan
sistem terbuka.
Terkait dg pengamatan dekat & konkret thd identitas, isi, & arah jemaat kristiani.
Jetidiri selalu dlm konteks, misinya dlm situasi konkret.
Ada banyak perhatian utk cara kerja yg efektif dlm situasi tertentu.
44
Pespektif pembangunan umat terutama berkaitan dg perubahan tindakan manusiawi
dg ispirasi spiritual.
45
Pertumbuhan ini meliputi intensif-kwalitatif: adanya kesimambungan & pendalaman.
Realitas dunia sekarang: suatu pastoral yg efektif hrs berakar dlm kenyataan
Gereja, yg hidup dg pengalaman iman & perjuangannya yg konkret. Dlm kerangka
karya pastoral di tengah manusia jaman ini, Greja hrs mengenal dunia &
kebutuhannya. Hal itu berarti Gereja hrs menganalisa kenyataan historis dunia
sekarang (new age, globalisasi, sekularisasi, dsb) & memberikan tanggapan yg tepat
46
thd kebutuhan penyelamatannya, yakni menemukan hub antara kebutuhan manusia
jman ini dg jawaban yg diberikan oleh Injil keselamatan yg dibawa oleh Kristus.
Jaman baru & dunia baru: perkembangan menyusup ke pelbagai bidang &
wilayah itu memunculkan dunia uang berwawasan universal; realitas lokal memiliki
dimensi & makna mundial, & sebaliknya. (selengkapnya lih.diktat)
47
agama atau kehidupan religius/yg suci utk menunjukkan kebebasan & kepenuhan
kedewasaan manusia. (selengkapnya lih.diktat)
Gereja sbg minoritas: gereja adalah minirotas, baik secara numerik maupun
kultural, khususnya di Indonesia.
Tantangan pastoral: bagaimana Gereja hadir sbg sakramen keselamatan, garam &
terang dunia.
48
Jelaskan mengenai konsep keselamatan sebelum & sesudah KV II.
49
- Pastoral sbg tanggapan thd situasi konkret man: karya pastoral harus menjawabi
kebutuhan & harapan2 konkret manusia integral.
50
Sejak Konsili Trente s.d. KV II, TP mendpt warna baru. Perhatian utamanya ada pada
struktur dan tugas pastoral, yakni liturgi dan pelayanan sakramen, tugas mengajar dan
pembangunan hidup Gereja. Tugas tersebut dikaitkan dengan tri-tugas Kristus
sendiri, yakni imam, raja dan nabi.
TP juga dijabarkan dalam manuale2 yg dirintis pertama kali oleh Petrus Kanisius. Thn
1591, Peter Binsfeld meluncurkan buku Enchiridion Theologie Pastorale untuk
pastor Paroki, yang dianjurkan Kons. Trente, yg berisi doktrin cura animarum para
imam. Dlm kerangka yang sama, terbit pula manuale Parochorum oleh Ludwig Engel
(1661) sbg manuale resmi abad XVIII. Juga manuale yg muncul kemudian Pastor
Bonus oleh Yohanes Opstreat (1698). Dalam manuale2 tsb, imam mjd pelaku utama
atau subjek aksi pastoral, sedangkan umat hanya pasih (objek).
Peristiwa penting terjadi tahun 1773 yakni reorganisasi studi-studi perguruan tinggi di
Austria dan untuk pertama kalinya, TP mjd mata kuliah yg berdiri sendiri. Dlm
proses pengajarannya, TP dibagi mjd 3 bagian yaitu: 1) kewajiban pastor untuk
51
mengajar (katekese, khotbah dan pastoral); 2) pengurusan dan pelayanan sakramen;
3) kewajiban membangun dan memberi kesaksian, teladan yang baik ttg hidup
Kristiani, scr pribadi dlm paroki dan masyarakat.
Gagasan baru studi TP sbg disiplin universiter ini dipelopori Stefan Rautenstrauch
(1734-1785). Dasar pandangannya adalah mau menunjukkan segi ilmiah dan teologis
TP. Hal ini sbg reaksi atas praktik pastoral zamannya yg dilihat hanya sebatas praktis
pragmatis dan kurang teologis.
52