Anda di halaman 1dari 4

Hendra Erwan Tambunan

18.04.11.7110
PAK/V/C
HOMILETIKA
Dr. Andar Gunawan Pasaribu, M.Th

1. Pengertian Homiletika menurut Saudara?


Homiletika adalah cabang ilmu Theologi yang didalamnya adalah menguraikan (menafsir)
Firman Tuhan, kemudian disampaikan kepada orang-orang atau Jemaat (berkhotbah)..
Dengan kata lain Homiletika adalah Ilmu berkhotbah.

2. Fungsi dan Manfaat Homiletika

 Fungsi Homiletika
Homiletika berfungsi sebagai sumber pengetahuan jemaat, disebut demikian karena
gereja merupakan agen pembaharuan. Oleh sebab itu, khotbah juga harus menyangkut ilmu
pengetahuan terutama tentang lingkungan hidup yang perlu dipelihara dengan baik.
Homiletika berfungsi sebagai media pengajaran, dari khotbah yang disampaikan pendengar
khotbah menemukan pengajaran tentang pendekatan dengan Tuhan, arti iman, nilai-nilai
kristiani, pengharapan dan peran orang Kristen di masyarakat.1 
Maka fungsi homiletika dalam ibadah yaitu menyampaikan firman Allah dalam
bentuk dan model yang sesuai dengan konteks tertentu. Dengan kata lain, mendidik jemaat,
memberitakan bahwa keselamatan dari Allah dalam Yesus Kristus, serta meneguhkan iman
kepercayaan Jemaat. 2

 Manfaat Homiletika
 Bagi si pengKhotbah
- Bisa tumbuh didalam iman atau menumbuhkan iman (Roma 10:17).
- Mudah untuk mengerti dan menguraikan isi firman Tuhan.
- Dapat semangat baru bagi kedidupan si pengkhotbah (Yesaya 40:31).
- Pendewasaan iman, dan semakin mengerti dengan firman Tuhan (
 Bagi Jemaat
- Dapat pengajaran lewat firman Tuhan (2 Timotius 3:16)
- Bisa tumbuh didalam iman atau menumbuhkan iman (Roma 10:17)
- Bertobat

Secara umum manfaat Homiletika adalah untuk membangun jiwa si Pengkhotbah dn


juga si pendengar lewat penyampaian firman Tuhan yang disampaikan.

3. Perkembangan Homelitika

 Sejarah Homiletika pada Zaman Gereja Mula-Mula

1
Charles W. Koller, Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2011), 14-15
2
Jahenos Saragih, Ini Aku Utuslah Aku, 104
Dalam jemaat mula-mula, naskah Khotbah didasarkan pada tindakan Allah dalam diri
Yesus Kristus. Artinya, pada gereja mula-mula itu naskah khotbahnya belum menjadi naskah
yg tertulis. Karena itu apa yang dilihat dan dialami para murid di sekitar Yesus, itulah yang
mereka kabarkan. Dalam sejarah selanjutnyalah apa yang dilihat dan dialami serta dikabarkan
itu dituliskan atau dibuat secara tertulis; sebelumnya teks khotbah itu selain naskah-naskah
PL adalah berdasarkan tradisi lisan. Yang dikhotbahkan dalam PL adalah tindakan Yahwe
melalui hukuman menuju keselamatan ; sedangkan dalam PB yang dikhotbahkan adalah
tindakan penyelamatan Allah pada akhir zaman melalui Yesus Kristus. Selanjutnya yang
dilakukan dalam Jemaat Mula-Mula adalah membuat bahan-bahan lama dan memakainya
menjadi bahan baru untuk jemaat dalam situasinya yang baru. Oleh sebab itu, ada beraneka
macam khotbah dalam jemaat mula-mula.3 Lambat Laun kebaktian dilangsungkan dengan
memakai tatacara atau liturgia yang lengkap. Bagian yang pertama terdiri atas doa, nyanyia,
pembacaan Firman Tuhan dan Khotbah ; sesudah itu jemaat duduk makan bersama.

 Homiletika Zaman Bapa-Bapa Gereja


1.      Origenes (185-254)
Origenes ialah ahli Theologia, yang banyak meninggalkan Khotbah bagi kita. Khotbah-
Khotbah itu ditulisnya pada tahun-tahun akhir hidupnya.[10] Ia adalah seorang tokoh aliran
Alexandria (Mesir) dalam hermeneutik penafsiran alegoris. Menurut Origenes, homiletika
adalah ilmu yang menerangkan atau menjelaskan arti, isi, maksud , dan tujuan Firman Tuhan.
Ia mempelopori munculnya metode menerangkan dan mengkhotbahkan Firman Tuhan secara
Somatis, Psikis, dan Penumatik. Somatis berarti menerangkan Firman Tuhan sesuai tujuan,
maksud dan arti yang tertulis...4
2.      Agustinus (354-430)
Agustinus adalah teolog Kristen yang terbesar setelah Rasul Paulus. Ia adalah sang Bapa
Gereja Barat. Agustinus mengatakan bahwa khotbah mencakup unsur mengajar (docere) dan
menyenangkan hati (delectere). Tujuan Khotbah adalah kebenaran semakin luas diketahui
supaya kebenaran diterima dengan gembira dan kebenaran tersebut menggerakkan orang
yang mendengarkan Firman Allah untuk melak ukannya dalam kehidupan sehari-hari.5
3.      Yohannes Krisostomus (354-407)
Krisostomus adalah seorang pengkhotbah yang sangat terkenal sehingga dijuluki
Bermulut Emas. Ia lahir di Antiokhia pada tahun 374. Ia belajar iman Kristen selama tiga
tahun kepada Uskup Miletus di Antiokhia dan kemudian dibaptiskan. Bagi orang itu
menafsirkan Firman Tuhan sama dengan berkhotbah dan juga membangkitkan roh
pembangun di jemaat (bnd. 1 Korintus 3:10 dan 1 Korintus 14:26; oikodome yang artinya
membangun), membangun segala aktivitas jemaat yang membangun iman, tukang untuk
pembangunan jemaat Tuhan.6

 Sejarah Perkembangan Diakuinya Homiletika sebagai Cabang Ilmu  Teologia


Perkembangan Homiletika mempunyai hubungan erat dengan perkembangan gereja.
Pertumbuhan Gereja secara kualitas dan kuantitas sangat ditentukan oleh pelayanan diatas
mimbar. Dengan mengamati homiletika orang mengenal seberapa serius gereja melakukan
pelayanan misi. Sejarah menunjukkan bahwa homiletika merefleksikan interaksi dengan
masyarakat yang ada disekitarnya.[16] Dalam Sejarah Gereja, sampai abad ke 5 kata
3
E.P.GIntings, Homilitika dari Teks sampai Khotbah, (Bandung : Bina Media Informasi, 2012), 105
4
 Rasid Rachman, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi, (Jakarta:Gunung Mulia,2010), 14-18
5
E.P.Gintings, Homiletika Pengkhotbah dan Khotbahnya, (Yogyakarta : ANDI, 2013), 121-123
6
E.P.Gintings, Homiletika Pengkhotbah dan Khotbahnya, (Yogyakarta : ANDI, 2013), 123-124
“homilein” diterjemahkan ke dalam Alkitab bahasa Latin (Vulgata) dengan istilah “sermo”
(sermon) adalah suatu pekerjaan menafsirkan teks Alkitab untuk dikhotbahkan. Lalu pada
akhir abad ke 17 istilah homiletika telah dipakai sebagai ilmu berkhotbah.7

 Homiletika Sebagai alat Propaganda Doktrin Gereja pada Reformasi.


Reformasi adalah gerakan untuk mengadakan suatu pembaruan dalam kekristenan
barat yang dimulai sejak abad ke 14 hingga abad ke 17. Mereka menyerang struktur gereja
yang hierarkis dan legalistic serta keburukan-keburukan yang terdapat dalam gereja.
Meskipun dalam tubuh Gereja Barat diadakan berbagai pembaharuan gereja yang lebih
berarti tetap berjalan.8
Abad ke 2 kalender gerejawi sudah mulai disusun. Namun hanya masih berfokus pada
perayaan paskah dan pentakosta setelah kristen diakui sebagaimana agama kekaisaran
romawi (313) dalam penandatanganan Edict of milano maka gereja semakin mempercepat
penyusunan kalender gereja itu diikuti sampai kalender gereja abad pertengahan fase 1 lalu di
abad pertengahan fase ke II. Disinilah abad kegelapan gereja karena disinilah kita temukan
ajaran gereja tidak bertolak dari Alkitab tapi bertolak belakang dari Alkitab tapi bertolak dari
tuntutan-tuntutan moral dan etika sehingga khotbah lebih banyak menyampaikan aturan-
aturan moralis.pada abad pertengahan terjadi reformasi karena fungsi dan pengejaran gereja
sudah banyak menyimpang.

1) Diawali, Luther mulai berkhotbah dan mengajar tentang pemahaman barunya . Luther


menulis 95 dalil melawan surat-surat penghapusan siksa. Bagi Luther yang terpenting
dalam ibadah adalah bagaimana agar jemaat mengalami dengan nyata tindakan
penyelamatan Allah di dalam Kristus. Alkitab mempunyai otoritas tertinggi, lebih
tinggi dari gereja. Alkitab dapat dimengerti dan bersikap konsekuen. Kesulitan
manusia dalam mengerti Alkitab adalah ketidaktahuannya tentang arti dan tata bahasa
dari Alkitab. Alkitab harus ditafsir dalam pengertian sederhana dan mempertahankan
tata bahasanya. Luther mengartikan Firman Tuhan adalah Kristus .Tuhan Allah
menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Firman itu telah menjadi daging dan
kenyataan itulah yang menjadi Kitab Suci (Alkitab). Dalam visi ini khotbah gereja
menjadi firman Tuhan. Karena firman yang telah menjadi nyata dalam Alkitab maka
khotbah gereja menjadi pemberitaan firman Tuhan. Di Bait Allah tidak boleh ada
sesuatu pun yang menggambarkan atau mengimajinasikan gambar Baal dan dewa-
dewa. Secara bertahap dan dengan penuh toleransi ia hanya mengizinkan tiga meja di
dalam gereja, yaitu meja untuk pembacaan Alkitab, meja untuk pembacaan Injil dan
pemberitaan firman, dan meja untuk perjamuan kudus.9
2) Zwingly berpendapat bahwa suatu doktrin tidak boleh berlawanan dengan akal.
[26] Zwingly melalui pembaharuan gereja melalui seminar Perjanjian Lama di Zurich
pada 1525. Hal ini tentu berhubungan dengan Homiletika. Zwingly bersama teman-
temannya berusaha menafsirkan kitab-kitab Perjanjian Lama. Setelah selai, mereka
mengadakan satu seminar dan khotbah untuk rakyat (penduduk kota). Menurut
Zwingly, Khotbah adalah eksplicatio (menggali isi firman Tuhan)

7
E.P.Gintings, Khotbah dan Pengkhotbah, (Jakarta : BPK-GM, 2012) 2
8
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta : Gunung Mulia 2006), 391-392
9
Rasid Racman, Pembimbing ke Dalam Sejarah Liturgi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010), 138
dan aplicatio (menghubungkannya dengan kehidupan konkrit). Dari seminar dan
khotbah tersebut muncullah “Kebaktian Khotbah”. Kebaktian Khotbah merupakan
unsur pembaharuan gereja dan inilah sumbangan Zwingly untuk Homiletika. Menurut
Zwingly, Khotbah harus didasarkan pada Alkitab yang sudah dituliskan dalam kanon
Alkitab, bukan atas yang lain seperti tradisi atau yang lain. Firman Allah dalam
Alkitab ada karena kuasa Roh Kudus. Ia juga berpendapat bahwa Khotbah merupakan
pengantara keselamatan dan alat utama untuk pendidikan orang Kristen.10
3) Calvin   menekankan 3 hal mengenai Khotbah , yaitu : hubungan Alkitab dengan Roh
Kudus, Alkitab dengan Kepercayaan, dan Alkitab dengan Khotbah. Bagi Calvin tata
ibadah bukan hanya merupakan soal praktis dan incidental, yang bisa disusun dan
diselenggarakan menurut selera dan suasana sesaat. Baginya Ibadah dan tata ibadah
berkait erat, bahkan merupakan satu kesatuan, dengan pokok-pokok ajaran mendasar,
sebab gereja mengungkapkan imannya melalui ibadah. Dengan kata lain, apa yang
diyakini gereja terungkap secara nyata dalam ibadahnya. Justru karena hubungan erat
antara keyakinan atau ajaran dengan ibadah, Calvin bersama para reformator lainnya
tidak hanya melakukan pembaruan dalam hal ajaran, melainkan juga dalam hal
ibadah-ibadah di dalam gereja-gereja Calvinis . Lutheran berpusat pada pemberitaan
Firman atau Khotbah .Calvin memberi perhatian yang lebih jauh besar atas penataan
ibadah, sejalan dengan perhatian besarnya atas tata gereja.11
 Homiletika Sebagai alat Propaganda Doktrin Gereja pada masa Kontra     
      Reformasi
            Kontra Reformasi bukanlah berarti bahwa Gereja Katolik telah berpaling pada
pemikiran protestan. Melainkan ia berupaya merubah beberapa penyimpangan yang
merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima oleh gereja Katolik.[30]GKR juga
mengembangkan cara untuk memerangi reformasi Protestan dengan maksud membatasi
pengaruhnya, dengan melakukan pembaharuan atas dirinya sendiri untuk menyingkirkan
alasan-alasan kritikan Protestan. Dalam rangka gerakan kontra reformasi, didirikan inkuisisi
pada tahun 1542 dan GKR juga menetapkan Index Lidrorum Prohibitoru, dan bersamaan itu
pula Serikat Yesuit didirikan oleh Ignatius dari Loyola untuk mempertahankan GKR dari
penggerogotan gerakan reformasi, sehingga hal ini mengakibatkan gerakan reformasi
dibatasi.12

10
E.P.Gintings, Homiletika Pengkhotbah dan Khotbahnya, 134-135
11
Jan S.Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Disekitar Gereja, 75
12
 F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 249

Anda mungkin juga menyukai