Nim : 20.01.1878
(Suatu Tinjauan Etis Teologis Terhadap Perilaku Bunuh Diri Serta Relevansinya
Bagi Spiritualitas Jemaat Masa Kini)
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Bunuh diri adalah masalah umum yang terjadi di masyarakat. Bunuh diri
dilakukan seseorang ketika merasa depresi, tidak adanya kesempatan untuk
membenahi diri, menurunnya kemampuan diri, atau dalam masa penyembuhan
penyakit yang parah Bunuh diri tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu atau
status sosial tertentu, tetapi bisa dilakukan siapa saja. Beragamnya latar belakang
kehidupan pelaku bunuh diri saja sudah menunjukkan bahwa penjelasannyapun akan
berbeda Setiap orang pasti mempunyai masalah dalam kehidupannya mulai dari
masalah pribadi maupun masalah dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.
Namun, dalam urusan pemecahan masalahnya setiap orang mempunyai caranya
masing-masing. Tetapi tidak semua orang mampu untuk memecahkan masalahnya
dengan fikiran dan hati yang tenang. Terkadang apabila seseorang mengalami
permasalahan yang sangat berat jalan pintas dipakai untuk menyelesaikannya yaitu
dengan cara bunuh diri tanpa memikirkan dampak apa yang mereka lakukan bagi
dirinya sendiri serta orang lain.
Bunuh diri dimulai karena kasus ekonomi, masalah dalam keluarga dan teman,
sampai masalah hubungan percintaan, padahal seperti yang kita ketahui bahwa Tuhan
selalu beserta kita dalam kondisi apapun. Dalam kasus bunuh diri ini bukan hanya
muncul pada diri remaja melainkan juga pada orang tua, guru, dan masyarakat. Dalam
perkembangan psikologi, remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang
penuh kesukaran dan persoalan. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka
lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan
ketergantungan kepada orangtuanya dan sering menunjukkan sikap menantang
otoritas orangtuanya.
Bunuh diri sangat lah bertentangan dengan ajaran gereja, bunuh diri adalah
sikap yang tidak layak dihadapan Tuhan dan bagi orang yang telah mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri, adalah orang yang kurang berserah kepada Tuhan, dan
kurangnya spiritualitas seseorang dalam berserah kepada Tuhan terhadap masalah
yang mereka alami padahal seperti yang kita ketahui bahwa Tuhan selalu ada pada
kita apapun masalah yang kita hadapi. Pandangan jemaat terhadap perilaku bunuh diri
sangat lah negative karna dianggap tidak layak untuk memiliki kerajaan Allah,
melainkan orang yang tidak memiliki Tuhan.
1
https://daerah.sindonews.com/read/895393/720/depresi-stroke-menahun-pria-60-tahun-di-lahat-nekat-
minum-racun-rumput-1664161752 diakses pada tanggal 27 september 2022, puku 21.53 WIB
2
https://video.sindonews.com/play/59257/heboh-warga-temukan-pria-bersarung-hitam-tergantung-di-
kabupaten-tangerang diakses pada tanggal 27 september 2022, puku 21.58 WIB.
II. Pembahasan
2.1. Bunuh Diri
2.1.2. Pengertian Bunuh Diri Secara Umum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia denisi bunuh diri adalah
dengan sengaja mematikan diri sendiri.3Bunuh diri atau dalam Bahasa Inggris
Suicide berasal dari kata latin Suicidium. Sui yang berarti diri sendiri (Self),
dan kata Cidium yang mempunyai arti membunuh atau pembunuhan (to kill).
Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai suatu pemusnahan secara sadar
yang ditunjukkan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang
bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Dia berpandangan bahwa
keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah
mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama
sehingga individu memandang bunuh diri adalah salah satu solusi untuk
penyelesaian masalah yang dihadapi yang dapat menghentikan rasa sakit yang
dirasakan. Sedangkan menurut beberapa ahli lain seperti Maris, Berman,
Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki empat pengertian lain
antara lain:
1. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
2. Bunuh diri dilakukan dengan intensi.
3. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
4. Bunuh diri bisa juga terjadi secara tidak langsung (Pasif),
misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan
kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta
api.
Pengertian bunuh diri juga dalam literature kartono yang diambil dari
beberapa kamus dan ensiklopedia bisa diartikan, bunuh diri adalah
pembunuhan secara simbolis, karena ada peristiwa identifikasi dengan
seseorang yang dibenci, dan dengan membunuh diri sendiri orang yang
bersangkutan, dengan membunuh orang yang dibencinya. Bunuh diri juga
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Versi Online", https://kbbi.web.id/bunuh. Diakses pada 25
4
Titi Keke & all, Seluk-Beluk Bunuh Diri, (Jakarta Selatan: RUMAH MEDIA, 2021), 7-9.
5
Elliot Dorff, Matters of Life and Death: A Jewish Approach to Modern Medical Ethics (Chesnut
Society: Jewish Publication Society, 1996) 181.
kejahatan. Setelah itu, mereka bukannya datang kepada Allah sebagai sumber
pengampunan, kekuatan, dan pemulihan, tetapi justru mengandalkan kekuatan
mereka sendiri. Akhirnya mereka mengambil keputusan dari suatu masalah
yang mereka hadapi yaitu dengan cara bunuh diri. Memang di Alkitab tidak
ada ayat yang secara spesifik menjabarkan bahwa bunuh diri adalah dosa.
Namun Alkitab mencatat sebuah larangan hukum Taurat perihal pembunuhan,
yakni hukum keenam: “Jangan membunuh.” Melalui hukum tersebut Allah
menyatakan hukum-Nya kepada bangsa Israel agar mereka dapat menjaga
kehidupan dan menghargai nyawa manusia. Karena itu, penghukuman akan
diberikan kepada siapa saja yang secara sengaja melakukan pembunuhan
terhadap orang lain dan bukan kepada mereka yang secara tidak sengaja
melakukannya (Kel. 21:13, 15, 17; Ul. 4:42; 19:3, 4, 6; Yos. 20:3, 5, 6).
Berdasarkan larangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bunuh diri
adalah suatu perbuatan yang disengaja untuk mengakhiri hidup seseorang
terhadap orang itu sendiri. Karena itu, seharusnya ada suatu penghukuman bagi
mereka yang melakukan bunuh diri.6
Manusia abad kontemporer adalah manusia yang selalu sibuk dan tidak
tenang. Manusia selalu berusaha dan bekerja bukan saja demi kepentingan dan
kebutuhan ekonomisnya tetapi sudah memandangnya sebagai bagian dari
keberadaannya. Manusia selalu merasa bersalah jika tidak mengisi waktunya dengan
bekerja. Dengan demikian bekerja dipandang sebagai entitas dirinya sebagai manusia.
Efek langsung dari kecenderungan yang demikian adalah tidak hanya waktu untuk
masuk kedalaman diri. Dengan kata lain ia tidak memiliki waktu untuk memandang
Tuhan. Manusia post modern justru menemukan dirinya terasing dari dirinya sendiri
dan menemukan adanya kekosongan didalam dirinya. Maka tak mengherankan jika
terjadi tindakan bunuh diri pada manusia. Tidak mengherankan jika kita mendengar
bahwa ada orang yang mengatakan bahwa dirinya telah memiliki segala hal tetapi
11
John P. Newport, Life's ultimate Questions (Waco, TX: Word, 1989), 324.
12
R.M. Drie S. Brotosudarmo, Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: ANDI, 2010), 59.
13
Darmaputera, Perkenalan Pertama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), 13.
14
Herman Ridderbos, Paulus: Pemikiran Utama Theologinya, Terjemahan Hengky Ongkowidjojo
(Surabaya: Momentum, 2008), 126-127.
masih merasa ada yang kurang didalam dirinya, bahkan merasa kosong pada dirinya.
Beberapa orang kristiani masa kini mengaburkan arti toleransi sebagai sikap untuk
menerima begitu saja hal-hal yang benar dari agama lain dan mempercainya juga
sehingga melihat bahwa kekristenan adalah salah satu jalan saja dari sekian jalan
keselamatan. Sikap seperti ini dapat saja berkembang menjadi sebuah sikap
sinkritisme yakni mencampuradukkan kebenaran iman tiap agama. Perilaku bunuh
diri terjadi karena keberadaan iman Kristen yang tidak ditekankan dan diimani oleh
anggota gereja sendiri.15 Hakekat spiritualitas dari semua ciptaan adalah menunaikan
misi Allah baik bagi manusia dan semua ciptaan. Mzm. 15:6 berbunyi “Pujilah
Tuhan, hai seluruh ciptaan di bumi! Biarlah semua yang bernafas memuji Tuhan!”
(lihat juga Yes. 44:23). Dengan demikian manusia bisa belajar dua hal dari hakekat
ciptaan yang memiliki spiritualitas misional. Pertama, kita selalu mempunyai
tanggung jawab misional untuk memberitakan keagungan dan kasih Allah;
memberitakan kasih Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan penebusan,
pendamaian dan penyelamatan semua ciptaan. Kedua, sebagaimana ciptaan adalah
gambaran dan refleksi dari kebesaran, kemuliaan, keagungan dan kekuasaan sang
Pencipta, demikian juga kita manusia. Karena itu segala existensi kita manusia harus
selalu dikuduskan, dilestarikan dan dipulihkan, sehingga gambar Allah selalu bersinar
melalui diri kita.16
3.1. Kesimpulan
Bunuh diri adalah tindakan manusia yang dilakukan dengan cara untuk
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Bunuh diri dapat terjadi karena manusia itu
depresi karena masalah yang dihadapi. Tindakan bunuh diri ini menjadi salah satu jalan
yang dilakukan manusia untuk menghadapi masalah. Dalam etika Kristen dikatakan
Tuhan telah memanggil kita supaya kita secara positif menerima dan menghargai hidup
yang diberikan Tuhan kepada sesama manusia kita dan kepada kita sendiri. Dalam firman
Tuhan keenam melarang “Pembunuhan”. Tuhan memanggil kita supaya kita mau
menerima anugerah yang berupa hidup kita sendiri, dan Tuhan melarang kita menolak
hidup kita sendiri, artinya membunuh diri, sebab hidup kita bukanlah milik kita sendiri
15
,121-124
16
Jurnal-Pambelum-Vol.-3-No.-1-Maret-2011-Seimbang-Spiritualitas-dan-Intelektualitas.pdf diakses
pada tanggal 27 September 2022, pukul 21.41 WIB, 4-6.
melaikkan milik Tuhan. Kekuasaan atas hidup dan mati bukanlah terletak dalam tangan
kita, melainkan dalam tangan Tuhan. Tuhan telah memberikan kepada manusia
tanggungjawab atas setiap hidupnya sendiri. Manusia mempunyai kebebasan atas
hidupnya sendiri tapi disertai tanggungjawab. Alkitab juga menegaskan bahwa hidup
manusia adalah milik Allah dan oleh karena itu hidup adalah kudus (1 Ptr 1:16) dan mesti
dipersembahkan kepada Allah. Tidak ada pembenaran apapun dari diri manusia yang
membuat ia boleh menghilangkan nyawanya atau hidupnya sendiri, termasuk atas dasar
(hak) kebebasan. Kebebasan yang sejati menurut Alkitab selalu ditempatkan di dalam
koridor kasih Allah. Tindakan bunuh diri adalah dosa dihadapan Tuhan. Dalam
spritualitas jemaat yang melakukan bunuh diri adalah manusia yang kurang dalam
menegakkan iman dan kurang dalam menempatkan dirinya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Selalu menganggap diri nya tidak ada yang menolong tanpa menyerahkan kehidupan nya
kepada Tuhan.
3.2. Saran
Penulis menyarankan tindakan bunuh diri ini tidak baik untuk dilakukan dalam
menyelesaikan masalah. Jika kita memiliki masalah baik dalam pribadi, baik dari luar,
masalah dapat diselesaikan dengan cara kita mencari jalan keluar dan berserah kepada
Tuhan. Kita harus lebih berpegangan teguh kepada iman kepercayaan kita terhadap
Tuhan. Tidak semua permasalahan yang kita hadapi dengan cara bunuh diri. Jadi kita
haruslah lebih berpengharapan teguh kepada Tuhan, karena hanya pada Tuhan lah kita
dapat bercerita dan menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Keke Titi & all, Seluk-Beluk Bunuh Diri, Jakarta Selatan, RUMAH MEDIA, 2021.
Dorff Elliot, Matters of Life and Death: A Jewish Approach to Modern Medical Ethics,
Chesnut Society: Jewish Publication Society, 1996
Lubis Namora Lumongga, Depresi Tinjauan Psikologis, Jakarta: KENCANA, 2016.
Brownlee Nalcolm, Pengambilan keputusan Etis dan Faktor-faktoryang Ada di Dalamnya
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987.
Verkuly J., Etika Kristen, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1986.
Newport John P. , Life's ultimate Questions Waco, TX: Word, 1989.
Brotosudarmo R.M. Drie S., Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta: ANDI,
2010.
Darmaputera, Perkenalan Pertama, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1987.
Ridderbos Herman, Paulus: Pemikiran Utama Theologinya, Terjemahan Hengky
Ongkowidjojo Surabaya: Momentum, 2008.
Sumber Lain
https://daerah.sindonews.com/read/895393/720/depresi-stroke-menahun-pria-60-tahun-di-
lahat-nekat-minum-racun-rumput-1664161752 diakses pada tanggal 27 September 2022,
pukul 21.53 WIB
https://video.sindonews.com/play/59257/heboh-warga-temukan-pria-bersarung-hitam-
tergantung-di-kabupaten-tangerang diakses pada tanggal 27 September 2022, puku 21.58
WIB.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Versi Online", https://kbbi.web.id/bunuh. Diakses
pada 25 September 2022, pukul 17.10 WIB
Rangkuman dari Clemons, “Interpreting” 20 dan Pranoto, “Bunuh Diri”
Paul D. Meier, Introduction to Psychology and Counseling: Christian Perspective and
Applications, dikutip dari Pranoto, “Bunuh Diri”