Nim :po.71.20.2.19.018
Tingtk :3A
TENTAMEN SUICIDE
Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan (Budi
Perlaku destruktif diri yaitu setiap aktifitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada
Ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan depresif à sering terjadi
Bunuh diri adalah, perbuatan menghentikan hidup sendiri, yang dilakukan oleh individu itu
sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan pula oleh tangan orang lain. Misal : bila si korban
meminta seseorang untuk membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah menghabisi nyawanya
sendiri. Dimana, Menghilangkan nyawa, menghabisi hidup atau membuat diri menjadi mati oleh
sebab tangan kita atau tangan suruhan, adalah perbuatan-perbuatan yang termasuk dengan bunuh
diri. Singkat kata, Bunuh diri adalah tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan
2.2 Etiologi
Menurut mustika slide.com bunuh diri dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain :
b. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal untuk
c. Perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman bagi diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
g. Kehilangan pekerjaan.
1. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dari bunuh diri dapat dilihat dari perilaku di bawah ini, antara lain :
a) Keputusasaan
h) Berbicara lamban
i) Keletihan
Peringatan verbal dan non verbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan lama lagi berada disekitar
kita atau mungkin akan mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi
wasiatnya, dan sebagainya. Pesan – pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa
respons positif dapat ditafsir sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada
Mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau terabaikan atau diabaikan. Orang yang
melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar – benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda
4) Gagal sekolah
3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua.
1. Egoailen: keinginan bunuh diri terasa aneh dan kurang pada tempatnya.
2. Adapun Beberapa Factor Lain Penyebab Perilaku Bunuh Diri Dapat Dikategorikan Sebagai
Berikut :
a. Factor genetic
Ada yang berpikir bahwa bawaan genetik seseorang dapat menjadi faktor yang tersembunyi dalam
banyak tindakan bunuh diri. Memang gen memainkan peranan dalam menentukan temperamen
seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih
Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Dalam otak. miliaran neuron
berkomunikasi secara elektrokimiawi. Di ujung-ujung cabang serat syaraf, ada celah kecil yang
disebut sinapsis yang diseberangi oleh neurotransmiter yang membawa informasi secara kimiawi.
Kadar sebuah neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan biologis seseorang
b. Factor keperibadian
Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya potensi untuk melakukan
tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah
menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum
mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang
mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga
dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang
c. Factor psikologis
Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya dukungan sosial dari masyarakat
sekitar, kehilangan pekerjaan, kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan
konflik berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis seseorang sangat menentukan dalam
persepsi akan bunuh diri sebagai jalan akhir/keluar. Dan psikologis seseorang tersebut juga sangat
d. Factor ekonomi
Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang bisa menjadi faktor seseorang melakukan
tindakan bunuh diri. Ekonomi sangat berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang.
Menurut riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/ bunuh diri adalah
karena
masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan bahwa dengan mengakhiri hidup, mereka tidak
harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi. Contohnya, ada seorang ibu yang membakar
dirinya beserta ananknya karena tidak memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut,
para pelaku ini biasanya lebih memikirkan menghindari permasalahan duniawi dan mengakhir hidup.
Gangguan mental merupakan penyakit jiwa yang bisa membuat seseorang melakukan tindakan
bunuh diri. Mereka tidak memikirkan akan apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup
mereka, karena sistem mental sudah tidak bisa bekerja dengan baik.
Selain itu ada juga gangguan yang bersifat mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar, scizoprenia
dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperlihatkan
bahwa lebih dari 90 persen bunuh diri yang dilakukan berkaitan dengan gangguan-gangguan
demikian. Bahkan, para peneliti asal Swedia mendapati bahwa di antara pria-pria yang tidak
didiagnosis menderita gangguan apapun yang sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per 100.000
orang, tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya melonjak menjadi 650 per 100.000 orang!
Dan, para pakar mengatakan bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh diri ternyata serupa
dengan yang di negeri-negeri timur. Namun, sekalipun ada kombinasi antara depresi dan peristiwa
-peristiwa pemicu, itu bukan berarti bunuh diri tidak bisa diela
Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Orang
tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama
lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi
wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa
respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah
c. Bunuh diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang
melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-
a. Merokok
b. Mengebut
c. Berjudi
d. Tindakan kriminal
f. Penyalahgunaan zat
i. Gangguan makan
2. Langsung
a. Keputusasaan
- Keputusasaan
- Hidup sendiri
- Riwayat
b. Diagnostik
- Psikosis
- Penyalahgunaan zat
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat tergantung
pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien
dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika
gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau intoksikasi zat
komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif , sesak nafas,
sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya
meninggal. Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan menyebabkan syok
Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak dilakukan
resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya
2.8 Penatalaksanaan
1. Pasien yang masih ingin hidup dan minta tolong , harus ditanggapi
2. Keinginan bunuh diri yang ringan dan terasa lucu harus ditanggapi karena banyak yang
ternyata berhasil
3. Eksplorasi motivasinya, bunuh diri dapat berkaitan denagn berbagai macam patologi
a. Beratnya risiko bunuh diri dalam waktu dekat menggunakan kriteria dari Tuckman
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemberian sirup ipecac 15 –30 ml. Dapat diulan setelah 20 menit bila tidak berhasil.
Katarsis (intestinal lavage), dengan pemberian laksans bila diduga racun telah sampai di usus
halus dan tebal.
Kumbah lambung (KL atau gastric lavage), pada penderita yang kesadaran yang menurun,
atau pada mereka yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila KL dikerjakan dalam 4 jam
setelah keracunan.
Keramas rambut dan mandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis, katarsis dan KL sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang daari 4 – 6
jam. Pada koma derajat sedang hingga berat tindakan KL sebaiknya dikerjakan dengan
bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon, untuk mencegah aspirasi pneumonia.
3. Antidotum
Atropin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek akumulasi AKh pada tempat
penumpukan.
a. Mula –mula diberikan bolus iv 1 – 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 – 10 – 15 menit sampai timbul gejala – gejala
atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi, midriasis, febris, dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 – 60 menit, selanjutnya setiap 2 – 4 – 6 – 8
dan 12 jam
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 X 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat
menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernapasan akut yang
sering
fatal.
Setelah kondisi pasien stabil lakukan pemerikasaan anamnesis dan pemeriksaan fisik
lanjutan
dan bila perlu lakukan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan Penunjang
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan
terapi
lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide.
Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang
dialami
klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan
jantung dan perdarahan cerebral.