Anda di halaman 1dari 10

Nama :melda andriani

Nim :po.71.20.2.19.018

Tingtk :3A

LAPORAN PENDAHULUAN TENTAMEN SUICIDE

KONSEP TEORI PEMBAHASAN

TENTAMEN SUICIDE

Definisi Tentamen Suicide

Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja

(Harold I, Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998).

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan (Budi

Anna Kelihat, 1991)

Perlaku destruktif diri yaitu setiap aktifitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada

kematian (Gail Wiscara Stuart, dan Sandra, J. Sundeen, 1998).

Ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan depresif à sering terjadi

pada remaja ( Harold Kaplan, Sinopsis Psikiatri,1997).

Bunuh diri adalah, perbuatan menghentikan hidup sendiri, yang dilakukan oleh individu itu

sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan pula oleh tangan orang lain. Misal : bila si korban

meminta seseorang untuk membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah menghabisi nyawanya

sendiri. Dimana, Menghilangkan nyawa, menghabisi hidup atau membuat diri menjadi mati oleh

sebab tangan kita atau tangan suruhan, adalah perbuatan-perbuatan yang termasuk dengan bunuh

diri. Singkat kata, Bunuh diri adalah tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan

segala macam cara.

2.2 Etiologi

Menurut mustika slide.com bunuh diri dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain :

a. Kegagalan untuk beradaptasi sehingga tidak dapat untuk menghadapi stress

b. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal untuk

melakukan hubungan yang berarti.

c. Perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman bagi diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

e. Tangisan minta tolong.

f. Dipermalukan didepan umum.

g. Kehilangan pekerjaan.

1. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala dari bunuh diri dapat dilihat dari perilaku di bawah ini, antara lain :

a) Keputusasaan

b) Celaan terhadap diri sendiri

c) Perasaan gagal dan tidak berharga

d) Alam perasaan depresi

e) Agitasi dan gelisah

f) Insomnia yang menetap

g) Penurunan berat badan

h) Berbicara lamban

i) Keletihan

j) Menarik diri dari lingkungan social.

k) Pernah melakukan percobaan bunuh diri.

l) Memberikan pernyataan ingin mati.

m) Perubahan perilaku secara mendadak, mudah marah, sifat tidak menentu.

n) Tidak memerdulikan penampilan.

Perilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi tiga kategori :ϖ

a. Ancaman bunuh diri

Peringatan verbal dan non verbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.

Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan lama lagi berada disekitar

kita atau mungkin akan mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi

wasiatnya, dan sebagainya. Pesan – pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa

kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian. Kurangnya

respons positif dapat ditafsir sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.

b. Upaya bunuh diri

Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada

kematian jika tidak dicegah.


c. Bunuh diri

Mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau terabaikan atau diabaikan. Orang yang

melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar – benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda

– tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

a. Penyebab bunuh diri pada anak:

1) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan

2) Situasi keluarga yang kacau

3) Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik

4) Gagal sekolah

5) Takut atau dihina di sekolah

6) Kehilangan orang yang dicintai

7) Dihukum orang lain

b. Penyebab bunuh diri pada remaja:

1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna

2) Sulit mempertahankan hubungan interpersonal

3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan

4) Perasaan tidak dimengerti orang lain

c. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa:

1) Self ideal terlalu tinggi

2) Cemas akan tugas akademik yang banyak

3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua.

4) Kompetisis untuk sukses

d. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut:

1) Perubahan status dari mandiri ke tergantung

2) Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi

3) Perasaan tidak berarti di masyarakat.

4) Kesepian dan isolasi sosial

5) Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)


6) Sumber hidup berkurang.

1. Pasien dengan Tentamine Suicide (Keinginan bunuh diri)

Pasien dengan bunuh diri dibagi dua:

1. Egoailen: keinginan bunuh diri terasa aneh dan kurang pada tempatnya.

2. Egosintonik: keinginan tersebut sudah sesuai dengan dirinya

2. Adapun Beberapa Factor Lain Penyebab Perilaku Bunuh Diri Dapat Dikategorikan Sebagai

Berikut :

a. Factor genetic

Ada yang berpikir bahwa bawaan genetik seseorang dapat menjadi faktor yang tersembunyi dalam

banyak tindakan bunuh diri. Memang gen memainkan peranan dalam menentukan temperamen

seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih

banyak insiden bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga lainya

Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Dalam otak. miliaran neuron

berkomunikasi secara elektrokimiawi. Di ujung-ujung cabang serat syaraf, ada celah kecil yang

disebut sinapsis yang diseberangi oleh neurotransmiter yang membawa informasi secara kimiawi.
Kadar sebuah neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan biologis seseorang

b. Factor keperibadian

Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya potensi untuk melakukan

tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah

menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum

mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang

mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga

dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang

berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat keputusan dan

melaksanakannya untuknya (Doman Lum).

c. Factor psikologis

Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya dukungan sosial dari masyarakat

sekitar, kehilangan pekerjaan, kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan

konflik berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis seseorang sangat menentukan dalam

persepsi akan bunuh diri sebagai jalan akhir/keluar. Dan psikologis seseorang tersebut juga sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor tertentu juga.

d. Factor ekonomi

Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang bisa menjadi faktor seseorang melakukan

tindakan bunuh diri. Ekonomi sangat berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang.

Menurut riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/ bunuh diri adalah
karena

masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan bahwa dengan mengakhiri hidup, mereka tidak

harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi. Contohnya, ada seorang ibu yang membakar

dirinya beserta ananknya karena tidak memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut,

para pelaku ini biasanya lebih memikirkan menghindari permasalahan duniawi dan mengakhir hidup.

e. Gangguan mental dan kecanduan

Gangguan mental merupakan penyakit jiwa yang bisa membuat seseorang melakukan tindakan

bunuh diri. Mereka tidak memikirkan akan apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup

mereka, karena sistem mental sudah tidak bisa bekerja dengan baik.
Selain itu ada juga gangguan yang bersifat mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar, scizoprenia

dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperlihatkan

bahwa lebih dari 90 persen bunuh diri yang dilakukan berkaitan dengan gangguan-gangguan

demikian. Bahkan, para peneliti asal Swedia mendapati bahwa di antara pria-pria yang tidak

didiagnosis menderita gangguan apapun yang sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per 100.000

orang, tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya melonjak menjadi 650 per 100.000 orang!

Dan, para pakar mengatakan bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh diri ternyata serupa

dengan yang di negeri-negeri timur. Namun, sekalipun ada kombinasi antara depresi dan peristiwa

-peristiwa pemicu, itu bukan berarti bunuh diri tidak bisa diela

2.3. Jenis-jenis tentamen Suicide

Jenis tentamen suicide antara lain:

a. Ancaman Bunuh Diri

Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Orang

tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama

lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi

wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa

kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian. Kurangnya

respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.

b. Upaya bunuh diri

Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah

kematian jika tidak dicegah.

c. Bunuh diri

Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang

melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-

tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

Klasifikasi/Penilaian Bunuh Diri

Tanda dan Gejala


1. Tak langsung

a. Merokok

b. Mengebut

c. Berjudi

d. Tindakan kriminal

e. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi

f. Penyalahgunaan zat

g. Perilaku yang menyimpang secara sosial

h. Perilaku yang menimbulkan stress

i. Gangguan makan

j. Ketidakpatuhan pada tindakan medik

2. Langsung

a. Keputusasaan

b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga

c. Alam perasaan depresi

d. Agitasi dan gelisah

. Faktor-faktor yang resiko bunuh diri

a. Psikososial dan klinik

- Keputusasaan

- Ras kulit putih

- Jenis kelamin laki-laki

- Usia lebih tua

- Hidup sendiri

- Riwayat

- Pernah mencoba bunuh diri

- Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri

- Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat

b. Diagnostik

- Penyakit medik umum

- Psikosis
- Penyalahgunaan zat

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat tergantung

pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien

dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika

gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide.

Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau intoksikasi zat

komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif , sesak nafas,

sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya

meninggal. Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan menyebabkan syok

yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan terutama jaringan otak.

Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak dilakukan

resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya

gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.

2.8 Penatalaksanaan

1. Pasien yang masih ingin hidup dan minta tolong , harus ditanggapi

2. Keinginan bunuh diri yang ringan dan terasa lucu harus ditanggapi karena banyak yang

ternyata berhasil

3. Eksplorasi motivasinya, bunuh diri dapat berkaitan denagn berbagai macam patologi

4. Atasi dulu keadaan kegawatan fisik

5. Lanjutkan dengan menggeledah pasien untuk mencegah peluang berulangnya kejadian

tersebut dan lakukan wawancara dengan pihak keluarga

6. Setelah kegawatan fisik teratasi , perlu ditinjau:

a. Beratnya risiko bunuh diri dalam waktu dekat menggunakan kriteria dari Tuckman

dan Youngman yang di modofikasi (kriteria MAS SALAD):

1. (M) Mental status: gangguan afektif berat atau psikosis


2. 2. (A) Attempt: niat percobaan bunuh diri (PBD)yang kuat PBD ini bukan pertama
3. kali
4. 3. (S) Support system : tidak ada seseorang yang penting dan dekat dengan pasien
5. 4. (S) Sex : wanita di atas 25 tahun dan pria di atas 45 tahun
6. 5. (A) Age: usia lanjut
7. 6. (L) Loss: kehilangan (status atau pasangan ) dalam 6 bulan terakhir
8. 7. (A) Alcoholism: peminum minuman keras
9. 8. (D) Drug: penyalahgunaan dan ketergantungan zat
10. b. Kondisi klinis pasien keseluruhannya
11. c. Sumber-sumber intraspsikik/sosial untuk mengatasi masalah tersebut
12. 7. Bila keadaan di atas kurang baik , dirawat psikiatri
13. 8. Bila keadaan di atas menyokong , berobat jalan
14. 9. Berobat jalan di lakukakan tiga kali untuk menggali dan mengatasi keadaan pasien . jangan
15. membuat janji atau kontrak dengan pasien. Obat hanya diberikan untuk 24-48 jam dan
16. antidepresan tidak ada manfaat (efek 7-14 hari). Berikan pesan pada pasien untuk kembali
17. dalam 24-48 jam , bila perlu sebelumnya . pencegahan dapat dilakukan di rumah dengan
18. bekerja sama dengan keluarga.
19. 1. Resusitasi
20. Setelah jalan napas dibebaskan dan dibersihkan, periksa pernapasan dan nadi. Infus
dextrose
21. 5 % kecepatan 15 – 20 tts/mnt, napas buatan + oksigen, hisap lendir dalam saluran napas,
22. hindari obat – obat depresan saluran napas, kalau perlu respirator pada kegagalan napas
berat.
23. Hindar pernapasan buatan dari mulut ke mulut sebab racun organofosfat akan meracuni
lewat
24. mulut penolong. Pernapasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau
25. menggunakan alat bag – valve – mask.
26. 2. Eliminasi

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemberian sirup ipecac 15 –30 ml. Dapat diulan setelah 20 menit bila tidak berhasil.
Katarsis (intestinal lavage), dengan pemberian laksans bila diduga racun telah sampai di usus
halus dan tebal.
Kumbah lambung (KL atau gastric lavage), pada penderita yang kesadaran yang menurun,
atau pada mereka yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila KL dikerjakan dalam 4 jam
setelah keracunan.
Keramas rambut dan mandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis, katarsis dan KL sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang daari 4 – 6
jam. Pada koma derajat sedang hingga berat tindakan KL sebaiknya dikerjakan dengan
bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon, untuk mencegah aspirasi pneumonia.

3. Antidotum
Atropin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek akumulasi AKh pada tempat
penumpukan.
a. Mula –mula diberikan bolus iv 1 – 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 – 10 – 15 menit sampai timbul gejala – gejala
atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi, midriasis, febris, dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 – 60 menit, selanjutnya setiap 2 – 4 – 6 – 8
dan 12 jam
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 X 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat
menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernapasan akut yang
sering
fatal.
Setelah kondisi pasien stabil lakukan pemerikasaan anamnesis dan pemeriksaan fisik
lanjutan
dan bila perlu lakukan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan Penunjang
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan
terapi
lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide.
Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang
dialami
klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan
jantung dan perdarahan cerebral.

Anda mungkin juga menyukai