TENTAMEN SUICIDE
Oleh :
NIM : 219012789
DENPASAR
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
TENTAMEN SUICIDE
B. Rentang respon
Adaptif maladaptive
C. Etiologi
1. Penyebab bunuh diri pada anak
a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan
b. Situasi keluarga yang kacau
c. Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik
d. Gagal sekolah
e. Takut atau dihina di sekolah
f. Kehilangan orang yang dicintai
g. Dihukum orang lain
2. Penyebab bunuh diri pada remaja
a. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal
c. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan
d. Perasaan tidak dimengerti orang lain
e. Kehilangan orang yang dicintai
f. Keadaan fisik
g. Masalah orang tua
h. Masalah seksual
i. Depresi
3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
a. Self ideal terlalu tinggi
b. Cemas akan tugas akademik yang banyak
c. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang
tua.
d. Kompetisis untuk sukses
4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
a. Perubahan status dari mandiri ke tergantung
b. Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi
c. Perasaan tidak berarti di masyarakat.
d. Kesepian dan isolasi sosial
e. Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)
f. Sumber hidup berkurang.
5. Pernyataan yang salah tentang bunuh diri (mitos)
Banyak pernyataan yang salah tentang bunuh diri yang harus diketahui perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tingkah laku bunuh diri.
1. Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik perhatian dan tidak perlu
dianggap serius. Semua perilaku bunuh diri harus dianggap serius.
2. Bunuh diri tidak memberi tanda, delapan dari 10 individu memberi tanda secara
verbal atau perilaku sebelum melakukan percobaan bunuh diri.
3. Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien hal yang paling penting
dalam perencanaan keperawatan adalah pengkajian yang akurat tentang rencana
bunuh diri klien.
4. Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan tidak ada data dan hasil riset yang
membantu pendapat ini karena pola perilaku bunuh diri bersifat individual.
SIRS (Suicidal Intention Rating Scale)
Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang
Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam
bunuh diri.
Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri.
Skor 3 : Mengancam bunuh diri, misalnya “Tinggalkan saya sendiri atau saya
bunuh diri”.
Kesehatan
Fisik, Mental Penyakit kronis Kesehatan baik merasa
hipokondriak sehat
Pemakaian obat yang Penggunaan zat rendah
berlebihan
Depresi ringan
Depresi berat
Kepribadian ringan
Psikosis
Peminum sosial
Gangguan kepribadian berat
Optimisme
Penyalahgunaan zat
Putus asa
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga
c. Alam perasaan depresi
d. Agitasi dan gelisah
e. Insomnia yang menetap
f. Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan.
G. Faktor Resiko
a. Psikososial dan klinik
- Keputusasaan
- Ras kulit putih
- Jenis kelamin laki-laki
- Usia lebih tua
- Hidup sendiri
- Pernah mencoba bunuh diri
- Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri
- Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat
b. Diagnostik
- Penyakit medik umum
- Psikosis
- Penyalahgunaan zat
H. Patofisiologi
Dalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah atau stressor, respon
individu terhadap stressor, tergantung pada kemampuan menghadapi masalah serta
tingkat stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah seseorang dapat menggunakan
respon yang adaptif maupun respon yang maladaptive, respon seseorang yang adaptif
membuat seseorang mempunyai harapan dalam menghadapi masalah, dimana harapan
tersebut menimbulkan rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam menghadapi masalah
dan dapat menimbulkan ispirasi. Respon maladaptive seseorang membuat seseorang
merasa putus harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak percaya diri
dalam menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa rendah diri. Jika seseorang
tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan besar seseorang akan menjadi depresi,
mengalami perasaan gagal, putus asa, dan merasa tidak mampu dalam mengatasi
masalah yang menimbulkan koping tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan
seseorang merasa kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi.
Rendah diri dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri, salah satu
percobaan bunuh diri dilakukan dengan penyalahgunaan obat, dimana obat-obatan yang
dosisnya besar dapat bersifat toksin bagi tubuh terutama lambung. Intoksikasi dapat
memacu atau meningkatkan sekresi asam lambung, dimana asam lambung ini
mengiritasi/ membuat trauma jaringan mukosa lambung, merusak mukosa lambung,
merangsang saraf. Saraf pada lambung membuka gate kontrol menuju rangsang saraf
aferen ke cortex cerebri yang meningkatkan sensitifitas saraf nyeri, kemudian kembali
ke saraf eferen dan menimbulkan rasa nyeri, rasa nyeri ini menstimulasi nervus vagus
dan meningkatkan respon mual dan gangguan rasa nyaman, gangguan saluran makanan
pada lambung, duodenum, usus halus, usus besar, hati, empedu dan salurannya sering
memberikan keluhan di perut atas atau di daerah epigastrium yang sering disebut
dengan istilah nyeri epigastrik.
I. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat
tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko
paling besar dari klien dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam
melakukan tindakan bunuh diri, serta jika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien
untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau
intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi
cahaya negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi,
koma, blokade jantung akhirnya meninggal.
Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan
menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan terutama
jaringan otak. Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang
jika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik
syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.
J. Pemeriksaan Penunjang
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi
resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide.
Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok
yang dialami klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika
dicurigai adanya perubahan jantung dan perdarahan cerebral.
A. Pengkajian
Pengkajian pasien destruktif diri
Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang
menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana,
membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan
untuk bunuh diri.
Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan pemahaman
letalitas dari metode yang dipilih.
Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui.
Petunjuk gejala
Keputusasaan
Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan
depresi.
Agitasi dan gelisah
Insomnia yang menetap
Penurunan berat badan
Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial
Penyakit psikratrik
Upaya bunuh diri sebelumnya
Kelainan afektif
Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat
Kelainan tindakan dan depresi pada remaja
Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia
Kombinasi dari kondisi diatas.
Riwayat Psikososial
Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
Hidup sendiri
Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami stress
kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah
sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).
Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis
perilakubunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh
diri
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko
bunuh diri
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga
2. Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan perubahan peran sosial
No Tujuan Kriteria Intervensi
1 TUM: Setelah …x Bina hubungan saling
Klien memiliki konsep
diri yang positif interaksi, klien percaya dengan
menunjukkan : menggunakan prinsip
TUK:
klien dapat membina - Ekspresi wajah komunikasi terapeutik:
hubungan saling bersahabat
1. Sapa klien dengan ramah
percaya dengan - Menunjukkan rasa
baik verbal maupun
perawat senang
nonverbal
- Ada kontak mata
2. Perkenalkan diri
- Mau berjabat tangan
dengan Sopan
- Mau menyebutkan nama
- Mau menjawab salam 3. Tanyakan nama
lengkap dan yang disukai
- Klien mau duduk
klien
berdampingan dengan
4. Jelaskan tujuan
perawat
pertemuan
- Mau
5. Jujur dan menepati janji
mengutarakan masalah
6. Beri perhatian pada klien.
yang dihadapi.
2 TUK :
klien dapat Setelah… x berinteraksi Diskusikan dengan klien tentang
mengidentifikasi klien menyebutkan: :
aspek positif dan - Aspek positifdan 1. Aspek positif yang
- kemampuan yang 2. dimiliki klien,
dimiliki klien. keluarga dan
- Aspek positif keluarga lingkungan.
- Aspek positif 3. Kemampuan yang
lingkungan klien. dimiliki
4. Bersama klien buat daftar
tentang:
5. Aspek positif klien,
keluarga, dan
lingkungan.
6. Kemampuan yang
dimiliki
7. Berikan pujian yang
realistis, hindarkan
memberikan penilaian
negatif.
4 TUK :
Klien dapat Setelah….. x interaksi klien Diskusikan kemampuan yang
merencanakan membuat rencana kegiatan dapat dilanjutkan
kegiatan sesuai harian. pelaksanaannya.
dengan kemampuan
yang dimiliki.
5 TUK :
Klien dapat Setelah…. X interaksi klien Rencanakan bersama klien
melakukan kegiatan melakukan kegiatan sesuai aktivitas yang dapat dilakukan
sesuai rencana yang jadwal yang dibuat. setiap hari sesuai kemampuan
dibuat. klien:
1. Kegiatan mandiri
2. Kegiatan dengan bantuan
3. Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat klien
lakukan.
- Anjurkan klien
- untuk melaksanakan
kegiatan yang telah
dilaksanakan
- Pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien.
- Beri pujian atas usaha
yang dilakukan klien.
6 TUK :
Klien dapat Setelah… X interaksi klien 1. Diskusikan kemungkinan
memanfaatkan sistem memanfaatkan sistem pelaksanaan kegiatan
pendukung yang pendukung yang ada di setelah pulang.
ada. keluarga. 2. Berikan pendidikan
kesehatan pada kelurga
tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah.
3. Bantu keluarga
memberikan dukungan
selama klien dirawat.
4. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
C. EVALUASI
Evaluasi pada tingkah laku bunuh diri memerlukan pemantauan yang teliti tentang
tingkah laku klien setiap hari. Perubahan dapat segera terjadi yang memerlukan
modifikasi perencanaan. Peran serta klien pada perencanaan, evaluasi dan modifikasi
rencana sangat membantu pencampuran tujuan asuhan keperawatan. Tujuan utama asuhan
keperawatan adalah melindungi klien sampai klien dapat melindungi diri sendiri. Melalui
intervensi yang aktif dan efektif diharapkan klien dapat mengembangkan alternatif
pemecahan masalah bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Keliat, Budi Anna. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC:Jakarta
http://meidina.blog.com/2013/03/askep-jiwa-bunuh-diri dan html