Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI

DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh :

Yessy Dwi Anggara

2211515015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2022-2023
A. Masalah utama : Resiko Bunuh diri
1. Pengertian bunuh diri
a. Bunuh diri di definisikan oleh Herdman (2015 ) sebagai tin dakan yang
secara adar dilakukan oleh klien untuk mengakhiri kehidupannya .
b. Bunuh diri merupakan suatu sindrome yang merupakan manifestasi dari
trauma psikologis yang sangat dalam , tidak mempunyai harapan , dan
harapan yang rendah untuk mendapatkan pertolongan terhadappenderitaan
yang di alami ( Brendel et al dalam Varcolish & Heatler , 2008 ) .
c. Bunuh diri adalah tindakan sengaja membunuh diri sendiri . Menyakiti diri
adalah istilah lebih luas mengacu pada disengaja keracunan diri sendiri
secara sengaja atau cidera , yang mungkin tidak memiliki niat fatal atau
hasil ( WHO 2014 ) .
d. Bunuh diri adalah penyebab ke empat kematian untuk usia 25 -24 , dan
penyebab utama kematian bagi individu usia 45-46 ( Tousend 2004 ) .
e. Bunuh diri adalah penyebeb ke 10 kematian , jumlah lebih banya dari
pembunuh , yang merupakan 15 penyebab utama kematian di America
serikat ( American Asociation of psikologi ) ( dalam stuard , 2013 )

2. Kategori bunuh diri , ( Stuard ,2007 )


a. Bunuh diri langsung
b. Adalah tindakan yg di sadari dn di sengaja untk mengakhiri hidup seperti
pengorbanan diri membakar diri , menggantung diri , melompat dari
ketinggian . dll
c. Bunuh diri tidak langsung
d. Adalah keinginan tersediri yang tersembunyi yang tidak di sadari untuk
mati , yang di tandai dengan prilaku kronis beresiko seperti penyalah
gunaan zat , makannan berlebihan , aktivitas sex bebas , ketidak patuhan
terhadap program medis , atau olah raga dan pekerjaan yang
membahayakan .
3. Prilaku resiko bunuh diri
Menurut (stuard ,2013 ) prilaku bunuh diri di bagi kedalam ide bunuh diri ,
ancaman bunuh diri , percobaan bunuh diri , dan bunuh diri .
a. Ide bunuh diri
Adalah pemikiran untuk melakukan bunuh diri .
b. Ancaman bunuh diri
Adalah peringatan langsung atau tidak langsung verbal ataw nn verbal
bahwa seseorang berencana mengakhiri hidupnya .
c. Percobaan bunuh diri
Semua tindakan terhadap diri sendiri yang dapat menyebabkan
kematian , jika tidak di cegah .
d. Bunuh diri
Upaya tindakan bunuh diri yang akan menyebabkan kematian jika
tidak di temukan tepat waktunya .
4. Jenis bunuh diri
a. Bunuh diri egoisti adalah karna kekecewaan terhadap masyarakat ,
maka ia meninggalkan masyarakat itu .
b. Bunuh diri altruistik adalah bunuh diri demi orang lain ataw
membersihkan kesalahannya .
c. Bunuh diri anomik adalah bunuh diri dalam keadaaan masyarakat yng
kacau ( tidak ada hukuman , pegangan agama menurun , dukungan
sosial tidak ada ).
5. Skala
a. SKALA INTENSITAS BUNUH DIRI ( S I R S )
1. Skore 0 .
Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dn sekarang .
2. Skor 1 :
Adaide bunuh diri , tidak ada percobaan bunuh diri , tidak mengancam
bnuh diri
3. Skor 2 :
Memikirkan bunuh diri dengan aktiv , tidak ada percobaan bunh diri .
4. Skor 3
Misal tinggalkan saya ataw saya bunuh diri .
5. Skor 4
Aktiv mencoba bunuh diri .
b. SAD PERSONES SCALE
a. Sex ( laki –laki )
b. Usia lebih muda dari 19 atu usi lebih tua dari 45 tahun .
c. Depresi ( cukup parah untuk di anggap sifnifikan secara klinis
d. Mencoba bunuh diri sebelumnya ataw menerima layanan kesehatan .
e. Alkohol Berlebihan atau penggunaan narkoba .
f. Berpikir rasional hilng terpisah , bercerai ataw janda ( atau orang lain
akhir dari hubungan yang signifikan .
g. Renncana bunuh diri terorganisir atau ATTEMP SERIUS tidak ada atau
sedikit dukungan sosial penyakit kronis ataw penyakit medis .

1. Rentan Respon
CONTINEW OF SELF-PROTECTIVE RESPONSEN

Adaptif respon mal adaptif respon

Self enchancemen growth promoting indirect self self-injuri


suicide

1. Peningkatan diri
Seorang dapat meningkatkan proteksi ataw pertahanan diri secara
wajar terhadap situasional yng membutuhkan pertahanan diri . ex ;
seorang mempertahankan diri dari pendapatannya yang berbeda
mengenai loyalitas terhadap pimpinan di tempat kerjanya.
2. Pengambilan resiko yang meningkatkan pertumbuhan
Seorang memiliki kecenderungan ataw beresiko mengalami prilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang
seharusnya dapt mempertahankan diri , seperti seseorang patah
sengangat bekerja ketika dirinya di anggap didak loysl teradap
pimpinan padahal ia sudah melakukan pekerjaan secara optimal .
3. Destruktif diri secara tidak langsung .
Seseorang telah mengambil sikap yang tidak tepat ( maladaptif )
terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan
diri . misal karna pandangan pimpinan terhadap dirinya yang tidak
loyal , maka seorang karyawan menjadi tiak masuk kantor ataw
bekerja senaknya dan tidk optimal .
4. Pencederaan diri
Seorang melakukan penederaan diri atw percobaan bunuh diri
akibatnya hilangnya harapan terhadap situasi yang ada .
5. Bunuh diri
Seorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang .

2. MITOS dan FAKTA Resiko bunuh diri .


Mitos
a. Orang orang yang bicara bunuh diri mereka tidak bunuh diri , bunuh
diri terjadi tanpa peringatan .
b. Bunuh diri tidak dapan ti hentikan dia sepenuhnya berniat berniat
mati .
c. Semua orang bunuh diri adalah gangguan jiwa , dan bunuh diri adalh
tindakan orang psikotik .
d. Ancaman bunuh diri merupakan upaya untuk mengambil perhatian dan
tidak perlu di ambil serius .
e. Orang 2 biasanya melakukan bunuh diri dengan overdosis obat .
f. Jika orang telah melakukan percobaan bunuhdiri dia tidak akan
melakukannya lagi .

FAKTA

a. Delapan dari sepuluh orang yang bunuh diri mereka telah


memberikan petunjuk yang pasti dari peringatan tentang niat buruk
mereka .
b. Orsng ysng ingin bunuh diri hanya ingin bunuh diri dalam waktu yang
terbatas .
c. Bunuh diri tidak di wariskan .
d. Orng ynag ingin bunuh diri mereka tidak selal psikotik , mereka hanya
tidak Mendapatkan solusi dari masalahnya .
e. Luka tembak adalah penyebab utama dari kematian korban bunuh
diri .
f. Antara 50 dan 80 dari semua orang yang bunuh diri memiliki sejarah
sebelumnya .

Fakta menurut WHO , 2014


a. Lebih dari 800.000 meninggal akibat bunuh diri setiap tahun .
b. Bunuh diri adalah penyebab utama dari kematian ke 2 di antarar usia 15-29
tahun .
c. Untuk setiap bunuh diri adda lebih banyak mencoba bunuh diri setiap tahun
.
d. Minuman pesstisida menggantung dan senjata api metode yg paling umum
dari bunuh diri secara global .

B . Proses terjadinya masalah


1. Faktor predisposisi
a. Teori genetik dan biologis
1 . Genetik
Prilaku bunuhdiri menurut shadock dan shadock (2011) serta Varcarolis dan
Hitler ( 2010 ) merupakan sesuatu yang di turunkan dalam keluarga kembar
monozigot memiliki reriko dalam melakukan bunuh diri stuard ( 2011 ) :
videback , 2011.
2 . Hubungan neurokimia
Nourotransmiter adalah zat kimia dalam otak dari sel ke saraf , peningkatan
dan penurunan neuro transmiter mengakibatkan perubahan pada prilaku .
Neurotrasmiter yg yang di kaitkan dengan prilaku bunuh diri adalah dopamine
, neuroepineprin , asetil koln dan asam amino , dan gaba stuard 2011,
videback , 2011 .
3 . Diagnosis psikiatri
Lebih dari 90 % orang dewasa yg mengahiri hidupnya dengan bunuh diri
mengalami gangguan jiwa . 4 gangguan jiwa yang beriko menimbulkan
individu untuk bunuh diri adalah gangguan modd , penyalah gunaan zat ,
skizofrenia , dan gangguan kecemasan ( stuard , 2013 ) .
b . Faktor psikologi
1) Kebencian terhadap diri sendiri
Bunuh diri merupakan hasil dari bentuk penyerangan ataw kemarahan
terhaapp orang lain yang tidsk di trima dan di mannifestasikan atau di
tunjuksn pada diri sendiri ( stuard 2011 dan videbeck 2011 &
varcholis & hitler , 2010 . )
2) Ciri kepribadian
Keempat aspek kepribadian yg terkait dengan peningkatan resiko
bunuh diri adalah permusuhan , impulsif depresi dn putus asa ( stuard
2013 ) .

3) Teori psikodinamika
Menyatakan bahwa depresi kaarna kehilangan suatu yang di cintai ,
raka keputus asaan , kesepian , dan kehilangan harga diri ( shadock
2011 ) . Bunuh diri merupakan suatu cara mengakhiri satu rasa sakit
ynag di rasakan . ( Fortinash&worret , 2004 ) .
C . Faktor soaial budaya
1) Beberapa faktor yang mengarah kepada bunuh diri adalah kemisknan dan
ketikmampuan memenuhi kebutuhan ,dasar , pernikahan yang hancur ,
keluarga dengan orang tua tunggal ( Towsend , 2009 ) .
2) Faktor budaya yang di dalmanya adalh faktor spiritual , nilai yang di anut
olehkeluarga , pandangsn teerhadap prilaku yang menyebabkan
kematian , berdampak pada angka jejadian bunuh diri ( Krch et al ( 2008
dalam Varcorolish & hitler , 2010 ) .
3) Kehilangan , kurangnya dukungan sosIal dan peristiwa keidupan yang
negativ , dan penyakit fisik kronish . Baru baru ini perpisahan perceraian
dan penurunan dukungan sosial merupakan faktor penting dengan
berhubungan dengan resiko bunuh diri .( stuard 2013 )

2. Faktor prepitasi ( stuard , 2009 )


a) Akibat stres berlebihan yang di alami individu
b) Masalah interpresonal
c) Kehilangan pekerjaan
d) Ancaman pengurungan
e) Dipermalukan di depan umum

3. Penilaian stresor
Upaya bunuh diritidak mungkin di prediksi di setiap tingkat yang bermakna .
oleh krna itu perawat harus mengkaji faktor resiko bunuh diri yanng di ketahui
pada setiap indifidu dan menen tukan makana setiap elemen ini terhadap
potensi bunuh diri ( stuard , 2006 ) .
4. Mekanism koping
Seorang pasien dapat mengunakan berbagai mekanisme kopi yang untung
mengatasi prilaku yang merusak diri sendiri . ermasuk penyangkalan ,
rasionalisasi , regresi dan pemikiran magis (stuard, 2013 )

5. Sumber koping
a) seorang dapat mengatasi resiko bunuh diri dengan menggunakan
sumber koping nternal dan external yang tersedia ( stuard , 2011 ) .
sumberkoping terdiri dari kemempun personal dan dukungan sosial ,
aset mtrial dan keyakinan ( stuard , 2011, videbeck 2011 ) .

b) Kemampuan scara fisik teridentifikasi dari kondisi fisik yang sehat .


meliputi kemampuan kognitif afektif dan , perilaku sosisal . seluruh
emampuan ini di gunakan dalam rangka mengontrol kondisi resiko
bunuh diri yang di rasakan oleh klien ( stuard , 2011)
Summber dukungan sosial pada klien dengan resiko bunuh diri
meliputi dukungan dlam membantu klien mengontrol perasaan sedih
yang berkepanjangan . Dukungan yang di berikan dapat berupa
dukungan fisik dan psikologis . dukungan fisik diporoleh dari
keterlibatan aktiv keluarga , dalam mengontrol perasaan klen .

c) Aset material yang dapat diperleh kien dengan resiko bunuh diri
meliputi dukungan finansial yang membantu perawatan klien di rumah
sakit . tidk terpenuhi aset matrial seperti penghsilan kurang sulit
memperoleh layanan kesehatan , tidak memiliki pekerjaan akan
berpoensi menimbulkan resiko bunuh diri , akibat tidak optimalnay
sumberkoping yang di miliki oleh klien .
d) Keyakinan positif pada klien dengan resiko bunuh diri diperoleh dari
keyakinan klien terhadap kondisi kesehatan dan kemempuan diri dalam
mengontrol perasan sedih berkepanjangan yang di rasakan . Adanya
keyakinan yg positif akan berpotensi meningkatkan motivasi klien
untuk menggunakan mekanisme koping yang adaptif . Sebaliknya
keyakinan yang negatif akan meningkatkan resiko bunuh diri yang di
alami oleh klien dan jelas akan menimbulkan prilaku maladaptifpada
klien . pada klien dengan resiko bunuhn diri umumnya tidak memiliki
kemampuan untuk membuat keputusan secara rsional . orang dengan
resiko bunuh diri cenderung menghindar . ( stuard , 2011,
videbeck ,2011 , sadoc & sadock , 2010 ).

C. Daftar Masalah dan Data yang perlu di kaji

Daftar Masalah , Stuart , ( 2009 )

a) Resiko prilaku kekerasan terhadap diri


b) Resiko bunuh diri
c) Ketidak patuhan
d) Mutilasi diri
e) Ketidak berdayaan
f) Keputusasaan
g) Kecemasan
h) Koping individu in efektik
i) Haarga diri kronik

3. Data yang perlu dikaji


Tanda dan gejala resiko bunuh diri dapa di nilai dari ungkapan pasien yang
menunjukan keinginan atw ppikiran untuk mengakhiri hidup dan didukung
dengan data hasil wawancara dan observasi .
a. Data subjektif
Pasien mengungkapkan tantangan :
1) Merassa hidup tak berguna lagi
2) Ingin mati
3) Pernah mencoba bunuh diri
4) Mengancam bunuh diri
5) Merasa bersalah / sedih , marah , putus asa , tidak berdaya .
b. Data objectiv
1) Expresi murung
2) Tak bergairah banyak diam
3) Ada bekas percobaan bunuh diri , ( kemenkes , 2012 ) .

D. Pohon Masalah

RESIKO BUNUH DIRI

KETIDAK BERDAYAAN

KEPUTUS ASAAN

HARGADIRI RENDAH KRONIS

E. Diagnosa Keperawatan : Resiko Bunuh Diri

Diagnosis Medis : Depresi

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan SP/ kemempuan klien SP / KELUARGA

Resiko bunuh diri SP 1 : SP 1 :


1. Idententifikasi beratnya 1. Diskusikan m
masalah resiko bunuh diri , yang di rasakan
isyarat , ancaman , merawat pasien .
percobaan ( jika percobaan 2. Jelaskan penge
segera di rujuk ) tanda dan gejala
2. Identifikasi benda benda terjadinya bunuh d
berbhay dan 3. Jelaskan cara m
mengamankannya resiko bunuh diri .
( lingkungan aman untuk 4. Latih
pasien ) . memberikan hal
3. Latih cara mengendalikan pasien , m
diri dari dorongan bunuh diri dukungan penc
: buat daftar aspek positif dukungan di
diri sendiri , latian afirmasi / depan .
berfikir positif yang demiliki SP 2 :
4. Masukan pada jadwal positif 1. Evaluasi ke
5 kali /perhari . keluarga
5. SP 2 : memberikan pjia
6. Evaluasi kegiatan berfikir penghargaan
positif tentang diri sendiri , keberhasilan dan
beri pujian kaji ulang resiko positif pasien
bunuh diri . keluarga . beri piji
7. Latih cara mengendalikan 2. Latih
diri dari dorongan bunuh diri memberikan
: buat aspek daftar keluarga penghargaan pada
dan ling kungan , latih dan menci
afirmasi positif kelurga dan suasana positf
lingkungan . keluarga
8. Masukan jadwal berfikir membicarakan a
positif tentang diri , keluarga .
keluaarga dan lngkungan . 3. Anjurkan mem
SP 3 : pasien sesui jadw
1. Evaluasi kegiatan berfkir memberi pujian .
positif tentang , keluarga dan
lingkngan . beri pujian dan kaji SP 3 :
resiko bunuh diri . 1. Evaluasi ke
2. Diskusikan harapan dan keluarga
masa depan . memberikan pujia
3. Diskisikan caara mencapai penghargaaan
harapan dan masadepan pasien serta menci
4. Latih cara mencapai suasana positif
haarapan dan masa depan secara keluarga . beri puj
bertahap . 2. Bersama ke
5. Masukan pada jadwal latihan pasien mendisk
berfikir positif , tentang diri , tentang h
keluarga dan lingkungan masadepan sera la
kegiatan yang di pilih . langkah mencapai
SP 4 : 3. Anjurkan
1. Evaluasi kegiatan berfikir membantu pasien
positif tentang diri , keluarga jadual dan b
dan lingkungan serta kegiatan pujian .
yang di pilih beri pujian .
2. Latih tahap kedua kegiatan
mencapai masa depan .
3. Masukan jadwal pada latihn
berfikir positif , pada diri
keluarga serta kegiatan yang di
pilih untuk persiapan masadepan
.

SP 5 s.d 12 :
1. Evaluasi kegiatan latihan
peningkatan positif diri keluarga
dan lingkungan beri pujiana .
2. Evaluasi tahap kegiatan
dalam mencapai massadepan
3. Latihan kegiatan harian
4. Nilai kemampuan yang telah
mandiri .
5. Nilai apakah resiko bnuh diri
teratasi .

G . Intervensi Spesialis

a. Terapi individu terapi CBT


b. Terapikelompok : logoterapi terapi suportif
c. Terapi keluarga : Terapi komunikasi
d. Terapi komunitas : Asertive comunitive therapy (SAK FIK-UI, 2014 ) .
BAHAN BACAAN

American Phicitry Acociation (2012 ) . DEFINITIN OFMENTAL


DISORDER .www diakses tanggal 24 mei 2012
Depkes ( 2011 ) Program kesehatan jiwa www. Depkes go.id akses pada
tanggal 23 mei 2013 .
Fortaine , Kl ( 2009 ) . mental health nursing (jersey : person Education , inc .
Frisch , N.C & Frinsch , LE (2006) . Psychiatric maeteal healt nurse (3 ed ) .
canada : thomson .
NANDA International ( 2012 ) DIAGNOSA Keperawatan definisi dan
klasifikasi 2012-2014, jakarta : egc .
Sadock, B.J & Sadock V.A 2010 Kaplan & Sadock : buku ajar psikiatri klinis
(edisi 2 jakart )
Shives R.L(2005). Basic concepts of psychiatric-mental health nursing. (6th
ed.). philadelphia.lippinocott williams dan wilkins.
Stuart, G.W. princles and practice of psychiatric nursing, 10 th edition, elsevier
mosby, st.louis
Towsend, M.C. (2014). Psychiatric mental nursing concepts of care in
evidence-based practice, 6th ed. Philadelphia; F.A. davis company
Towsend,C.M.(2009).psychiatric mental health nursing. (6th ed.) philadelphia;
F.A. davis company
Varcarolis, E.M. dan halter, M.J (2010). Foundation of psychiatric mental
health nursing : a clinical approach. St. Louis : saunders Elsevier.
Varcarolis, E.M. et al.(2006). Foundation of psychiatric mental health nursing
. 4th ed St Louis. Elseiver inc.
Videbeck, S.L..(2011). Buku ajar keperawatan jiwa. (renata komalasari,
dkk,penerjemah). Jakarta :EGC.
WHO (2014 ) . Fact Sheet
WHO. (2014). Fact sheet suicide.diakses pada September 2014.

Anda mungkin juga menyukai