Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

RESIKO BUNUH DIRI

Kelompok 4

1. Mutmainna Awalia Putri


2. Andi Azifa Adillah Amhar
3. Irfandi
4. Bibi Sahira
5. Nur Ifani
6. Rifka Khaerani Putri

Kasus
Seorang laki-laki berusia 38 tahun dibawah ke Rumah sakit karena
mencoba gantung diri di kamar mandi rumah pasien. Pasien memiliki pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, klien mengatakan di tinggal cerai sama istri
karena kehilangan pekerjaan dan istri lebih memilih selingkuh dengan orang lain,
klien merasa sudah tidak ada yang berarti di dalam dirinya, klien frustasi karena
kehilangan pekerjaan nya, klien nampak sedih, klien jarang mandi, klien tidak
dapat merawat dirinya sendiri, nampak kotor dan bau. Terdapat bekas percobaan
bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan, klien agresif, bermusuhan,
impulsif, depresi.
1. Tentukan masalah utama dari kasus di atas
2. Dari kasus utama di atas buatkan konsep dasar medis nya (LP)
3. Buat pohon masalah dari kasus di atas
4. Tentukan diagnosa keperawatan yang bisa muncul dari kasus diatas
5. Buatkan strategi pelaksanaan pasien / SP (roleplay)

1) Masalah Utama
Resiko Bunuh diri
2) Laporan Pendahuluan
A. Definisi
Bunuh diri merupakan suatu sindrome yang merupakan manifestasi dari
trauma psikologis yang sangat dalam , tidak mempunyai harapan , dan harapan
yang rendah untuk mendapatkan pertolongan terhadap penderitaan yang di alami.
( Brendel  et  al dalam Varcolish  & Heatler , 2008 ) .
 Bunuh diri adalah tindakan sengaja membunuh diri sendiri . Menyakiti diri
adalah istilah lebih luas mengacu pada disengaja keracunan diri sendiri secara
sengaja atau cidera , yang mungkin tidak memiliki niat fatal atau  hasil.
( WHO 2014 ) .
B.  Kategori Bunuh Diri , ( Stuard ,2007 )
a. Bunuh diri langsung
Adalah tindakan yg di sadari dn di sengaja untk mengakhiri hidup seperti
pengorbanan diri membakar diri , menggantung diri , melompat dari ketinggian .
dll.
c. Bunuh diri tidak langsung
Adalah keinginan tersediri yang tersembunyi yang tidak di sadari untuk mati,
yang di tandai dengan prilaku kronis beresiko seperti penyalah gunaan zat,
makannan berlebihan, aktivitas sex bebas, ketidak patuhan terhadap program
medis , atau olah raga dan pekerjaan yang membahayakan .
C. Prilaku Resiko Bunuh Diri
Menurut (stuard ,2013 ) prilaku bunuh diri di bagi kedalam ide bunuh diri ,
ancaman bunuh diri , percobaan bunuh diri , dan bunuh diri .
a. Ide bunuh diri
Adalah pemikiran untuk melakukan bunuh diri .
b. Ancaman bunuh diri
Adalah peringatan langsung atau tidak langsung verbal ataw nn verbal bahwa
seseorang berencana mengakhiri hidupnya .
c. Percobaan bunuh diri
Semua tindakan terhadap diri sendiri yang dapat menyebabkan kematian , jika
tidak di cegah .
d. Bunuh diri
Upaya tindakan bunuh diri yang akan menyebabkan kematian jika tidak di
temukan tepat waktunya .
D. Jenis Bunuh Diri
a. Bunuh diri egoisti adalah karna kekecewaan terhadap masyarakat , maka ia
meninggalkan masyarakat itu .
b. Bunuh diri altruistik adalah bunuh diri demi orang lain atau membersihkan
kesalahannya .
c. Bunuh diri anomik adalah bunuh diri dalam keadaaan masyarakat yng kacau
(tidak ada hukuman , pegangan agama menurun , dukungan sosial tidak ada).
E. Faktor Predisposisi Resiko Bunuh Diri
Adapun faktor-faktor yang mempegaruhi terjadi resiko bunuh diri ada d=2 faktor,
yaitu:
Faktor predisposisi (faktor resiko)
Menurut Stuart (2005), faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko bunuh
diri antara lain:
1. Diagnostik Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa.Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, impulsif dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Seseorang dengan pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-
kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan atau perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor  resiko
penting untuk prilaku destruktif.
5. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri.
F. Faktor Presipitasi
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang
memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,
kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Faktor pencetus seseorang
melakukan percobaan bunuh diri adalah:
a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusan.
G. Penilaian Stresor
Upaya bunuh diritidak mungkin di prediksi di setiap tingkat yang bermakna . oleh
krna itu perawat harus mengkaji faktor resiko bunuh diri yanng di ketahui pada
setiap indifidu dan menen tukan makana setiap elemen ini terhadap potensi bunuh
diri ( stuard , 2006 ) .
H. Mekanisme Koping
Seorang pasien dapat mengunakan berbagai mekanisme kopi yang untung
mengatasi prilaku yang merusak diri sendiri termasuk penyangkalan, rasionalisasi,
regresi dan pemikiran magis (stuard, 2013 )
I. Sumber Koping
Struktur sosial dan kehidupan bersosial dapat menolong seseorang yang aktif
dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan
angka kebutuhan diri. [ CITATION fit10 \l 1057 ]
J. Tanda Dan Gejala Klien Dengan Respon Bunuh Diri
1) Mempunyai ide untuk bunuh diri.
2) Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3) Mengungkapkan rasa bersalah atau keputusasaan.
4) Impulsif
5) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
6) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7) Kesehatan fisik (biasanya pada penyakit kronis dan terminal). [ CITATION
fit10 \l 1057 ]
K. Rentan Respon

1.      Peningkatan diri


Seorang dapat meningkatkan proteksi ataw pertahanan diri secara wajar terhadap
situasional yng membutuhkan pertahanan diri .  ex ; seorang mempertahankan diri
dari pendapatannya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan di tempat
kerjanya.
2.      Pengambilan resiko yang meningkatkan pertumbuhan
Seorang memiliki kecenderungan ataw beresiko mengalami prilaku destruktif atau
menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapt mempertahankan
diri , seperti seseorang patah sengangat bekerja ketika dirinya
dianggap didak loysl teradap pimpinan padahal ia sudah melakukan pekerjaan
secara optimal .
3.      Destruktif diri secara tidak  langsung .
Seseorang telah mengambil sikap yang tidak tepat ( maladaptif ) terhadap situasi
yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri . misal karna pandangan
pimpinan terhadap dirinya yang tidak loyal , maka seorang karyawan menjadi tiak
masuk kantor ataw bekerja senaknya dan tidk optimal .
4.      Pencederaan diri
Seorang melakukan penederaan diri atw percobaan bunuh diri akibatnya
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada .
5.      Bunuh diri
Seorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang .
[ CITATION Yus15 \l 1057 ]
K. Mitos Dan Fakta Resiko Bunuh Diri
Mitos Resiko Bunuh Diri
a. Orang orang yang bicara bunuh diri mereka tidak bunuh diri , bunuh diri terjadi

tanpa peringatan .
b. Bunuh diri tidak dapan ti hentikan dia sepenuhnya berniat berniat mati .
c. Semua orang bunuh diri adalah gangguan jiwa , dan bunuh diri adalh tindakan
orang psikotik .
d. Ancaman bunuh diri merupakan upaya untuk mengambil perhatian dan tidak
perlu di ambil serius .
e. Orang 2 biasanya melakukan bunuh diri dengan overdosis obat .
f.  Jika orang telah melakukan percobaan bunuhdiri dia tidak akan melakukannya
lagi.
Fakta Resiko Bunuh Diri
a.  Delapan dari sepuluh orang yang bunuh diri mereka telah  memberikan
petunjuk yang pasti dari peringatan tentang niat buruk mereka .
b.  Orsng ysng ingin bunuh diri hanya ingin bunuh diri dalam waktu yang terbatas
c.  Bunuh diri tidak di wariskan .
d. Orng ynag ingin bunuh diri mereka tidak selal psikotik , mereka hanya tidak
Mendapatkan solusi dari masalahnya .
e. Luka tembak adalah penyebab utama dari kematian korban bunuh diri .
f.  Antara 50 dan 80 dari semua orang yang bunuh diri memiliki sejarah
sebelumnya .
Fakta menurut WHO , 2014
a.    Lebih dari 800.000 meninggal akibat bunuh diri setiap tahun .
b.   Bunuh diri adalah penyebab utama dari kematian ke 2 di antarar usia 15-29
tahun .
c.    Untuk setiap bunuh diri adda lebih banyak mencoba bunuh diri setiap tahun .
d.   Minuman pesstisida menggantung dan senjata api metode yg paling umum dari

bunuh diri secara global .


L. Daftar Masalah Dan Data Yang Perlu Di Kaji
Daftar Masalah , Stuart , ( 2009 )
a)   Resiko prilaku kekerasan terhadap diri
b)   Resiko bunuh diri
c)   Ketidak patuhan
d)   Mutilasi diri
e)   Ketidak berdayaan
f)    Keputusasaan
g)   Kecemasan
h)   Koping individu in efektik
i)    Haarga diri kronik
Data yang perlu dikaji
Tanda dan gejala resiko bunuh diri dapa di nilai dari ungkapan pasien yang
menunjukan keinginan atw ppikiran untuk mengakhiri hidup dan didukung
dengan data hasil wawancara dan observasi .
a.    Data subjektif
Pasien mengungkapkan tantangan :
1)   Merassa hidup tak berguna lagi
2)   Ingin mati
3)   Pernah mencoba bunuh diri
4)   Mengancam bunuh diri
5)   Merasa bersalah / sedih , marah , putus asa , tidak berdaya .
b.   Data objectiv
1) Expresi murung
2) Tak bergairah banyak diam
3) Ada bekas percobaan bunuh diri , ( kemenkes , 2012 ) .
3) Pohon Masalah
Bunuh Diri

Resiko Mencederai Diri Sendiri

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah


[ CITATION fit10 \l 1057 ]
4) Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri Berhubungan Dengan Harga Diri Rendah. [ CITATION
fit10 \l 1057 ]
5) Strategi Pelaksanaan
Tujuan untuk klien
Klien tetap aman dan selamat
Tindakan keperawatan untuk klien
a. Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.
b. Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri.
c. Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri.
Tujuan untuk keluarga
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencobah bunuh diri serta keluarga mampu merawat klien dengan resiko
bunuh diri.
Tindakan keperawatan untuk keluarga
b. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klie serta jangan pernah
meninggalkan klien sendirian.
c. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhkan barang-barang
berbahaya di sekitar klien.
d. Mendiskusikan dengan keluarga untuk menjaga klien agar tidak melamun
sendiri.
e. Menjelaskan pada keluarga pentingnya klien minum secara teratur.
f. Mengajarkan pada keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri.
g. Mengajarkan keluarga cara melindungi klien dari perilaku bunuh diri.
[ CITATION fit10 \l 1057 ].
SP Tindakan Keperawatan Tindakan Keluarga
1. 1. Menciptakan hubungan 1. Menciptakan hubungan
saling percaya yang saling percaya terapeutik.
terapeutik. 2. Mengidentifikasi masalah
2. Memberikan lingkungan klien.
yang aman berdasarkan 3. Melibatkan keluarga untuk
tingkatan resiko, mendorong klien untuk
managemen untuk klien mengungkapkan perasaan
yang memiliki resiko klien.
tinggi. 4. Melibatkan keluarga untuk
3. Membantu klien untuk mendiskusikan cara
menurunkan resiko mengatasi masalah klien.
perilaku destruktif yang di 5. Melibatkan keluarga dalam
arahkan pada diri sendiri. memberikan dukungan.
4. Mendorong klien untuk 6. Initiate health teaching
mengungkapkan
perasaannya.
5. Membantu klien
mengembangkan
mekanisme koping yang
positif.
6. Membantu klien untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan dukungan
sosial.
7. Membantu meningkatkan
harga diri.
8. Membantu jadwal
kegiatan harian
9. Initiate health teaching.
2. 1. Melakukan evaluasi untuk 1. Melakukan evaluasi pada
tindakan yang telah tindakan yang telah dilakukan
dilakukan pada SP 1. pada SP 1.
2. Mendorong klien untuk 2. Melibatkan keluarga untuk
mengungkapkan mendorong klien untuk
perasaannya. mengungkapkan perasaan
3. Membantu klien untuk klien.
mengidentifikasi dan 3. Melibatkan keluarga untuk
mendapatkan dukungan mendiskusikan cara
sosial dari segala mengatasi masalah klien.
permassalahannya. 4. Meelibatkan keluarga untuk
4. Membuat jadwal kegiatan mengidentifikasi
harian. permasalahan klien.
3. 1. Melakukan evaluasi untuk 1. Melakukan evaluasi untuk
tindakan yang telah tindakan yang telah
dilakukan pada SP 2. dilakukan SP 2.
2. Membantu klien 2. Melibatkan keluarga dalam
mengembangkan memberikan dukungan
mekanisme koping yang mekanisme koping yang
positif berhubungan positif.
dengan permasalahannya, 3. Melibatkan keluarga
contoh membantu klien melakukan kegiatan yang
menggunakan koping berhubungan dengan
yang baik untuk mengatasi peningkatan harga diri klien.
kehilangan, ritual berduka. 4. Memberikan penguatan
3. Membantu meningkatkan positif terhadap setiap usaha
harga diri rendah. keluarga yang telah
4. Meminta klien untuk mendukung selama
mengungkapkan diberikannya proses
perasaannya saat ini. keperawatan kepada klien.
5. Memberikan penguatan
positif terhadap setiap
usaha klien yang telah
dilakukan untuk
mengubah perilaku hidup
maladaptif.
Daftar Pustaka

Fittia, N. (2010). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tidnakan Keperawatan (Lp Dan Asp) Untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jawa Barat Program S1 Keperawatan. Jakarta :
Refika Aditama.

Yusuf, A., Pk, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai